hubungan umur dan paritas dengan kejadian pre- eklamsi...
TRANSCRIPT
444
ii
HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PRE-
EKLAMSI PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA KENDARI
PERIODE 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH :
MIRANDA
P00324015017
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN DIII KEBIDANAN
TAHUN 2018
iii
444
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN
PREEKLAMSI DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA KENDARI
PERIODE 2017
Disusun dan diajuakan oleh :
MIRANDA
POO324015017
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan telah disahkan oleh Tim penguji
Politeknik Kesehatan Kementrian kesehatan Kendari jurusan Kebidanan
yang dilaksanakn pada tanggal Bulan agustus tahun 2018
TIM PENGUJI
1 Dr. Kartini, S.Si.T, M. Kes (.......................................)
2. Dr. Nurmiati, S.Si. T, MPH (.......................................)
3. Hj Syarianti, S.Si.T, M. Kes (....... ...............................)
4. Hj. Nurnasari, SKM, M.Kes (......................................)
5. Arsulfa, S.Si.T, M.Keb (......................................)
Mengetahui
Ketua Jurusan kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
Sultina Sarita,SkM, M. Kes
Nip. 19680602199203200
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama : MIRANDA
2. Tempat/Tanggal Lahir : Ereke,10 Agustus 1997
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton / Indonesia
6. Alamat : Desa loji, kabupaten buton utara
B. PENDIDIKAN
1. SD Negeri 1 kulisusu Tamat Tahun 2009
2. SMP Negeri 1 kulisusu Tahun 2012
3. SMA Negeri 1 kulisusu Tamat Tahun 2015
4. Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan Tahun
2015 sampai sekarang
v
INTISARI
HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMSIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
PERIODE 2017
Miranda, Hj Nurnasari, Arsulfa Latar Belakang : penyebab kematian ibu, yaitu perdarahan, eklamsia, komplikasi, partus macet, dan sepsis. Preeklasmsia dan eklamsia merupakan penyebab kematian no 2 yaitu sebanyak 13% kematian. Survey awal di ruaang bersalin RSUD Kota Kendari dari 939 persalinan terdapat 33 orang yang mengalami preeklamsia dalam periode 2017. (rekam medik dan SIRS RSUD Kota kendari). Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur dan paritas dengan kejadian preeklamsia di RSUD kota kendari periode 2017. Metode Penelitian : jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil di ruang teratai dan tercatat dibuku regster di ruang bersalin RSUD Kota Kendari periode 2017 yang bejumlah 939 orang dan memilih sampel kasus dengan simple rendom sampling yang berjumlah 33 orang. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data retrospektif yaitu dengan melihat catatan medik pasien periode 2017, pengelolaan data dilakukan secara ststistik menggunakan analisis univariat dan analisis biavariat dangan uji OR. Hasil penelitian : berdasarkan hasil penelitian disimpulkan ada hubungan antara umur dan parietas dengan kejadian preeklamsia dengan OR 6,250 Kali resiko umur dengan terjadinya preeklamsia. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian preeklamsia dengan OR 4,025 Kali dengan kejadian preeklamsia. Kata Kunci : Umur, paritas, preeklamsia Daftar Pustaka : 16 (2002-2017)
vi
ABSTRACT
RELATINSHIP BETWEEN AGE AND PARITY WITH THE INCIDENCE
OF PREECLAMSIA IN THE CITY GENERAL HOSPITAL IN THE
2017 PERIOD
Miranda, Hj Nurnasari, Arsulfa
Beckgroun : cause of maternal death namely bleeding, preecmapsia, eclamsia, complications, congestion, and sepsis. Preeclamsia and eclamsia are the second leading cause of death, 13 % of deaths the. Initial survey in the maternity room of the RSUD kendari City out of 939 deliveries there were 33 people who experienced preeklamsia in the 2017 period (medical records and SIRS RSUD Kendari City). Objective : This study aims to determine the relationship of age and parity with the incidence of preeclampsia in the RSUD city of Kendari 2017 period. Research Methods: This type of research is an analytical survey with a case control research design. The population in this study were all pregnant women in the lotus room and recorded in regster in the delivery room of the Kendari City Hospital for the period of 939 people and selected a sample of cases with a simple rendom sampling totaling 33 people. Data collection was done using retrospective data, namely by looking at the medical records of patients in the 2017 period, data management was performed ststistically using univariate analysis and biavariate analysis with OR test. The results of the study : based on the results of the study concluded that there was a relationship between age and variety with the incidence of preeclampsia with OR 6,250 times the age risk with the occurrence of preeclampsia. There is a relationship between parity and the incidence of preeclampsia with OR 4.025 times with the incidence of preeclampsia. Keywords : Age, parity, preeclampsia
Bibliography : 16 (2002-2017)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah dengan
judul “hubungan umur dan paritas dengan kejadian preeklamsi di RSUD
Kota Kendari periode 2017” dapat terselesaikan tepat waktu.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak, terutama kepada Ibu selaku Pembimbing I Hj.
NurnaSari, SKM. M.Kes dan Arsulfa, S.Si.T, M.Kes selaku Pembimbing II
yang telah meluangkan waktu dan pikiran memberikan bimbingan dan
petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah. Terima
kasih yang mendalam juga tidak lupa penulis sampaikan kepada :
1. Askrening, SKM, M.Kes., selaku direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
2. Sultina Sarita, SKM, M. Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kendari.
3. Dr.Hj Asrida Mukkadin,M.Kes. selaku Direktur RSUD Kota Kendari ijin
yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Kepala ruangan dan staf bidan Kamar Bersalin RSUD Kota atas
kerjasama yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.
5. Dr. Kartini, S.Si.T, M. Kes, Dr. Nurmiati, S.Si. T, MPH, Hj Syarianti,
S.Si.T, M. Kes, sebagai penguji karya tulis ilmiah atas saran dan kritik
untuk kelengkapan penulisan karya tulis ilmiah.
viii
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari yang telah memotivasi dan memberikan ilmu pengetahuan
selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Ayahanda La Ure dan Ibunda tercinta Ariani dan saudara-saudara
tercinta saya Miliardi, Nina Astarina, Puji suci damayanti, dan Ali syaid
Terima kasih atas doa, cinta kasih dan dukungan kepada penulis hingga
saat ini.
8. Teman-teman Mahasiswa D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Kendari angkatan 2015 dan terkhusus untuk Alisa Muhlisa lisa, Ratih
Mawardani, Sitti Zunaidah pubungchu, Yustina Damayadin, Lala, Azhar
dan teman-temanku tercinta lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu atas dukungan dan kerja sama kepada penulis selama penulis
menempuh pendidikan dibangku kuliah dan sampai pada penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih
banyak kekurangan, untuk itu diharapkan saran dan kritik dari
pembaca. Untuk kesempurnaan penulisan. Akhir kata penulis berharap
semoga membawa manfaat bagi pembaca.
Kendari, agustus 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................
RIWAYAT HIDUP ..................................................................
INTISARI ...............................................................................
ABSTRACT .............................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................
DAFTAR ISI .........................................................................
DAFTAR TABEL ..................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................
B. Rumusan Masalah .................................................
C. Tujuan Penelitian...................................................
D. Manfaat Penelitian .................................................
E. Keaslian Penelitian ................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka.......................................................
1. kehamilan ...........................................................
2. usia.....................................................................
3. paritas.................................................................
4. preeklamsi ..........................................................
B. Dasar pemikiran yang di teliti ...................................
i
ii
iv
v
vi
vii
vii
ix
xi
xii
1
4
4
5
6
7
7
7
10
12
20
x
C. Kerangka Konsep ...................................................
D. Hipotesis Penelitian...............................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................
C. Subjec penelitian....................................................
D. Jenis dan Sumber Data...........................................
E. Identifikasi variabel penelitian .................................
F. Alur penelitian .................................... ....................
G. Definisi Operasional ...............................................
H. Jenis dan cara pengumpulan data...........................
I. Instrumen Penelitian...............................................
J. Pengelolaan dan penyajian data..............................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi Tempat Penelitian .............
B. Hasil Penelitian......................................................
C. Pembahasan .........................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .........................................................
B. Saran ...................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
22
22
23
23
23
24
25
26
27
28
28
28
31
37
42
47
48
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
1. Tabel 2x2 uji OR
2. Data pegawai RSUD Kota kendari
3. Distribusi ibu bersalin preeklamsia diruang teratai periode 2017
4. Distribusi ibu bersalin dengan preeklamsia menurut Umur di RSUD Kota Kendari periode 2017
5. Distribusi ibu bersalin dengan preeklamsia
menurut paritas di RSUD Kota Kendari periode 2017
6. Analisis Hubungan Umur dengan kejadian preeklamsi di RSUD Kota Kendari periode 2017 40
7. Analisis Hubungan Paritas dengan
kejadian preeklamsi di RSUD Kota Kendari periode 2017
29
34
38
38
39
40
41
444
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Surat pengambilan data awal
2. Surat izin penelitian
3. surat pengantar penelitian
4. surat keterangan telah meneliti
5. Surat izin penelitian dari litbang
6. Surat Keterangan Bebas Pustaka
7. Master tabel
8. Output SPSS
9. Dokumentasi Penelitian
xii
444
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak banyak berubah,
yaitu perdarahan, eklamsia, komplikasi aborsi, partus macet, dan
sepsis, perdarahan yang bertangung jawab atas sekitar 28%
kematian ibu, sering tidak dapat diperkirakan dan terjadi tiba-tiba.
Preeklamsia dan eklamsia merupakan penyebab no 2, yaitu
sebanyak 13% kematian (prawirohardjo, 2008).
Badan Kesehatan dunia atau WHO memperkirakan bahwa di
seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun
diperkirakan karena perdarahan (25%), penyebab tidak langsung
(20%), infeksi (15%), aborsi yang tidak aman (13%), pre-
eklampsia/eklampsia (12%), persalinan yang kurang baik (8%) dan
penyebab langsung lainnya (8%). Pada sisi lain insiden dari
eklampsia pada negara berkembang sekitar 1 kasus per 100
kehamilan sampai 1 kasus per 1700 kehamilan. Pada negara Afrika
seperti Afrika Selatan, Mesir, Tanzania dan Etiopia berkisar sekitar
1,8% sampai dengan 7,1% di Nigeria prevalensinya sekitar 2%
sampai dengan 16,7% (Osungbade, 2011). Di Negara maju angka
kejadian pre-eklamsi berkisar 6,7% dan Eklamsi 0,1% sedangkan
angka kematian ibu diakibatkan pre-Eklamsia di Negara berkembang
masih tinggi. WHO mengevaluasi kematian ibu di sebabkan oleh
1
2
penyakit hipertensi. Presentasase ini lebih besar dari tiga penyebab
utama lain: perdarahan 13%, Aborsi 8%,sepsis 2% (chunigham,
2012).
Berdasarkan hasil penelitian world health organization
(WHO) pada tahun 2013, diperkirakan sebanyak 289.000 perempuan
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kelahiran, angka ini
menurun dari 523.000 pada tahun 1990. Sayangnya, berdasarkan
hasil survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2012, angka
kematian ibu (AKI) di indonesia sangat tinggi, yaitu mencapai 359.000
per 100.000 kelahiran hidup atau tertinggi di Asia. Sulawesi Tenggara
Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2013 sebanyak 166 per
100.000 kelahiran hidup dan di kota Kendari Angka kematian ibu
(AKI) adalah sebanyak 99 per 100.000 kelahiran hidup (DinKes sultra,
2013). Penyebab kematian ibu, yaitu perdarahan, eklamsia, Pre-
eklamsia, komplikasi, Abortus, Partus macet, dan sepsis. Per-
eklamsia dan Eklamsia merupakan penyebab no 2, yaitu sebanyak
13% kematian. Survey awal di ruang bersalin RSUD Kota kendari dari
1194 persalinan terdapat 33 orang yang mengalami pre-eklamsia
dalam periode 2017.
Pre-eklamsia yang berat bisa menimbulkan eklamsia. Pre-
eklamasia dan eklamsia merupakan penyebab kematian ibu dan
perinatal yang tinggi terutama di Negara berkembang kematian
karena eklamsia meningkat dengan tajam dibandingkan dengan
3
tingkat pre-eklamsia berat. oleh karena itu menegaskan diagnosa dini
pre-eklmasia dan pencegahan agar jangan melanjut menjadi
eklamsia merupakan tujuan pengobatan.
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria
akibat kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila
terjadi penyakit trofoblastik (Langelo, 2012).
Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian pada
ibu hamil disamping infeksi, dan pendarahan . di provinsi sulawesi
tenggara AKI Meningkat tiap tahunnya. Selama tahun 2016 sebnayak
74 kasus ditemukan ibu mati melahirkan. Sedangkan kematian ibu
melahirkan tahun 2015 sebanyak 57 kasus. Dari 74 kasus kematian
ibu yang dilaporkan tersebut dua kasus kematian diklinik dokter, 42
kasus meninggal di rumah sakit, 17 kasus meninggal di rumah, 5
kasus meninggal di puskesmas dan 8 kasus meninggal dalam
perjalanan penyebab utama karena pendarahan . kasus terbanyak di
konawe selatan sebanyak 10 kasus, buton tengah 7 kasus, konawe
dan kolaka utara masing-masing 6 kasus, bau-bau, bombana dan
kolaka masing-masing 5 kasus, dan selanjutnya konawe utara 4
kasus, muna, wakatobi, buton selatan, buton utara, kolaka timur,
kendari dan muna masing-masing 3 kasus. Angka kematian ibu
maternal (dilaporkan) tersebut belum bisa menggambarkan AKI Yang
4
sebenarnaya di populasi, menurut profil Dinkes provinsi sulawesi
tenggara 2016.
Berdasarkan dari uraian diatas bahwa penulis tertarik untuk
meneliti tentang “hubungan umur dan paritas dengan kejadian
preeklamsi di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
periode 2017”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “apakah ada hubungan
antara umur dan paritas ibu dengan kejadian Pre-eklampsia pada ibu
hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari periode 2017”.
C. Tujuan Penelitian
1..Tujuan Umum
Untuk Mengetahui ada tidaknya hubungan umur dan paritas ibu
dengan kejadian Pre-eklampsia pada ibu hamil di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota kendari periode 2017.
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahuai proporsi kejadian pre-eklamsia
b...untuk mengetahui proporsi umur ibu dengan kejadian
preeklamsia
c...untuk mengetahui proporsi paritas ibu dengan kejadian
preeklamsia
d...untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian
..Preeklamsia
5
e. untuk mengetahui hubungan paritas ibu dengan kejadian
Preeklamsia
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Memberikan informasi bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
kendari mengenai kejadian pre-eklamsi dan Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan tambahan informasi mengenai
hubungan paritas dengan angka kejadian Pre-eklampsia pada
ibu hamil
b. Sebagai bahan masukan dan informasi tentang pentingnya
pelayanan antenatal, intranatal, dan postnatal sebagai deteksi
dini preeklampsia.
c. Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan
kepada pihak pengampu kesehatan dalam penanggulangan
masalah pre-eklampsia pada ibu hami
2. Manfaat Khusus
a. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
.pada Akademi Kebidanan Politeknik kesehatan kendari.
b...Bagi Peneliti merupakan pengalaman berharga dalam
.memperluas wawasan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan
.yang diperoleh selama Penulis menempuh pendidikan
.dibangku kuliah.
6
c. Sebagai salah satu sumber pengembangan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan pre-eklamsia
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh wahyuni lagelo dengan judul “faktor
resiko pre-eklamsia di RSKD ibu dan anak sitti fatimah makasar tahun
2011-2012 dengan hasil penelitian : umur ibu, paritas dan
pemeriksaan kehamilan (Antenatal care) mempengaruhi kejadian
pre-eklamsia. Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti ini ingin
melihat ada tidaknya hubungan umur dan paritas dengan kejadian
pre-eklamsia pada iu hamil.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kehamilan
a. Definisi
kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba 2010).
kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada
saat sel telur perempuan lepas dan masuk ke dalam saluran sel
telur (Astuti Maya 2010).
b. Periode Antepartum
Menurut Asrinah dkk 2010, periode antepartum dibagi menjadi
tiga trimester yaitu:
1. Trimester I berlangsung pada 0 minggu hingga ke-12
2. Trimester II minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-17
3. Trimester III minggu ke-28 sampai dengan minggu ke-40
2. Usia
a. Definisi
Umur adalah usia yang dimiliki oleh seseorang yang
dihitung berdasrkan ulang tahun terakhir. pada umumnya usia
reproduksi yang baik adalah usia 20-35 tahun persiapan
7
8
kehamilan dan persalinan sehingga kejadian pre-eklamsi dicegah
sedini mungkin karena umur ubu merupakan salah satu
predisposisi insiden pre-eklamsi (Winjosasro, 2010).Usia ibu saat
melahirkan merupakan salah satu faktor risiko kematian perinatal,
dalam kurun waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia aman
untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. (Depkes RI,
2009).
tinggi rendahnya umur seseorang mempengaruhi
terjadinya preeklamsia. Umur seseorang ibu berkaitan dengan
alat-alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat dan
aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan
> 35 tahun dapat menyebabkan pre-eklamsi karena pada
kehamilan diusia ≤ 20 tahun secara biologis belum optimal
emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga
mudah mengalami kecenderungan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi
selama kehamilannya. sedangkan pada usia ≥ 35 tahun terkait
dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta
berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini (manuaba,
2012).
Kesiapan fisik wanita untuk hamil ditentukan oleh 3 hal
yaitu: fisik, kesiapan mental, dan kesiapan sosial ekonomi.
Secara fisik dikatakan siap hamil apabila telah menyelesaikan
9
pertumbuhan terutama organ reproduksi. Kematangan ini baru
dapat dicapai pada usia sekitar 20 tahun. Umur >35 tahun
dianggap sudah bahaya, sebab secara fisik sudah mulai menurun
apalagi kalau jumlah kelahiran sebelumnya sudah cukup banyak.
usia >35 tahun dianggap sudah bahaya untuk hamil dan
melahirkan karena alat reproduksi maupun fisik ibu sudah jauh
menurun. dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk
mengalami komplikasi kehamilan dan perslinanan (Winkjosastro,
2009).
Usia terlalu tua dan terlalu muda merupakan faktor resiko
terjadinya pre-eklamsia berat ,dan hal ini akan meningkatkan
kejadian pre-eklamsia berat.usia muda belum siap secara psikis
karena adanya faktor imunologis, sedangkan pada usia lanjut
terdapat adanya hubungan dengan hipertensi essensial. Dimana
usia ini juga berhuungan dengan teori iskemia iplantasi plasenta,
bahwa tropoblast diserap ke sirkulasi, lalu sensitivitas terhadap
angiotensin II, renin, aldosteron meningkat, lalu terjadi spasme
pembuluh darah, dan tahan terhadap garam dan air (Dly, 2011).
b. faktor risiko
Faktor risiko Umur pada ibu hamil meliputi:
1) Terlalu muda yaitu < 20 tahun
10
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang
dengan baik sehingga perlu diwaspadai kemungkinan
mengalami persalinan yang sulit.
2) Terlalu tua yaitu > 35 tahun
Pada umur ini kesehatan dan rahim ibu sudah tidak baik
seperti pada umur 20-35 tahun sebelumnya sehingga perlu
diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama,
perdarahan dan resiko cacat bawaan Faktor paritas memiliki
pengaruh terhadap persalinan dikarenakan Ibu hamil
memiliki lebih tinggi untuk mengalami gangguan selama
masa kehamilannya terlebih pada ibu yang pertama kali
mengalami masa kehamilan (Langelo, 2012).
3. Paritas
a. Definisi
Paritas dapat dibedakan menjadi primipara, multipara dan
(Prawiroharjo,2009). Paritas adalah keadaan wanita berkaitan
dengan jumlah anak yang dilahirkan. Wanita dengan paritas tinggi
yaitu wanita yang memiliki >2 anak dan paritas rendah yakni ≤2
anak. Paritas 2 sampai 3 merupakan paritas yang aman ditinjau
dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritinggi (lebih dari
3) mempunyai angka kematian maternal (Walyani, 2015).
11
b.Klasifikasi Paritas
1) Primipara
Primipara adalah perempuan yang telah pernah melahirkan
sebanyak satu kali (Manuaba, 2009).
2) Multipara
Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua
hingga empat kali (Manuaba, 2009).Multipara adalah wanita
yang telah melahirkan seorang anak lebih dari satu kali
(Prawirohardjo, 2009).Multipara adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi viabel (hidup) beberapa kali (Manuaba, 2014).
3) Grandemultipara
Grande multipara adalah perempuan yang telah
melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya mengalami
penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2009).
Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5
orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam
kehamilan dan persalinan (Manuaba, 2014).
4) Nulipara
Nullipara adalah perempuan yang belum pernah
melahirkan anak sama sekali (Manuaba, 2009).
12
4. Pre-Eklamsi
a. Definisi
Pre-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola
hidatidosa. (Rukiyah, 2010).
Pre-Eklamsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda
khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan
(edema), dan ditemukannya proteindalam urin (proteimuria) yang
timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam
trimester ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester
kedua kehamilan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Preeklamsia merupakan penyakit dengan tanda timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan oedema. Pre-eklamsia pada
umumnya terjadi pada primigravida, kehamilan di usia remaja,
kehamilan pada wanita yang berusia diatas 40 tahun,
mengandung lebih dari satu janin, riwayat tekanan darah tinggi
yang kronis sebelum kehamilan, kegemukan, riwayat kencing
manis dan riwayat preeklamsia (Yeyeh, 2010).
b. Klasifikasi Preeklamsia
Menurut (Mochtar, 2011). Pre-eklamsia ringan dan pre-eklamsia
berat dengan tanda dan gejala sebagai berikut :
13
1) Pre-eklamsia Ringan
Preeklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai
proteimuria dan edema setelah umur kehamilan 20 minggu
atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat timbul
sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit
trofoblas.Penyebab preeklamsia ringan belum diketahui
secara jelas, penyakit ini dianggap sebagai “maladaptation
syndrome”akibat vasospasmegeneral dengan segala
akibatnya (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Gejala klinis preeklamia ringan meliputi :
a) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang
b) Oedema umum, kaki, jari tangan dan muka atau kenaikan
berat badan 1 kg atau lebih perminggu.
c) Proteiuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+ atau
2+ pada urin kateter atau midstream.
2) Pre-eklamsia Berat
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan
yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg
atau lebih disertai proteinuria dan edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
a) Tekanan darah 160/110mmHg atau lebih.
b) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
14
c) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.
d) Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, mual-
muntah, dan rasa nyeri di epigastrium.
e) Terdapat edema paru dan sianosis
c. Etiologi Pre-eklamsia
Faktor yang dapat meningkatkan kejadian preeklamsi
adalah hamil pertama kali (primigravida), kejadiannya akan makin
tinggi pada adanya penyakit ibu yang menyertai kehamilan
(penyakit ginjal, penyakit tekanan darah tinggi), kehamilan
dengan regangan rahim makin tinggi seperti hamil dengan
kebanyakan air ketuban, kehamilan ganda dan hamil dengan
janin besar (Manuaba, 2011).
Penyebab pre-eklamsi saat ini belum diketahui dengan
pasti, walaupun penelitian dilakukan terhadap penyakit ini sudah
sedemikian maju. Semuanya baru berdasarkan pada teori yang
dihubungkan dengan kejadian.itulah sebab pre-Eklamsi disebut
juga “disease of theory”( Rukiyah,2010). gangguan kesehatan
yang berasumsi pada teori, adapun teori-teori tersebut antara
lain:
1) Peran Prostasiklin
Pada pre-eklamsia dan eklamsia didapatkan kerusakan pada
endotel vascular, sehingga terjadi penurunan produksi
prostasiklin (PGI 2) yang pada kehamilan normal meningkat,
15
aktivitas pengumpulan dan fibrinolis, yang kemudian akan
diganti thrombin dan plasmin. Rhrombin akan mengonsumsi
antitrombin III, sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivasi
trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan
serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan
endotel (Rukiyah,2010).
2) Peran faktor imunologis
Pre-eklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak
timbul lagi pada kehamilan berikutnya. Hal ini dapat
diterangkan bahwa pada kehamilan pertama pembentukan
blocking antibodies terhdap antigen plasenta tidak sempurna,
yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya. Fierlie
FM (1992) mendapatkan beberapa data pendukung adanya
sistem imun pada penderita pre-eklamsia/eklamsia, beberapa
wanita dengan pre-eklamsia/eklamsia, mempunyai kompleks
imun dalam serum, beberapa srudy juga mendapatkan adanya
aktivitas sistem komlemen pada pre-eklamsia/eklamsia diikuti
proteinuria (Rukiyah, 2010).
3) Faktor Genetik
Beberapa bukti yang menunjukan peran Faktor genetik pada
kejadian pre-eklamsia antara lain:
16
a) erdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-
eklamsia/eklamsia pada anak-anak dari ibu yang menderita
pre-eklamsia/eklamsia
b) Kecenderungan meningkatnya frekuensi pre-
eklamsia/eklamsia pada anak dan cucu ibu hamil dengan
riwayat pre-eklasia/eklamsia dan bukan pada ipar mereka
c) Peran renin Angiotensin-aldosteron Sistem (RAAS)
(Rukiyah, 2010).
d.Tanda dan Gejala Preeklamsia
Preeklampsi ringan ditandai dengan gejala meningkatnya
tekanan darah yang mendadak (sebelum hamil tekanan darah
normal) ≥140/90 mmHg dan adanya protein urine (diketahui dari
pemeriksaan laboratorium urine) +1/+2 dan terjadi pada usia
kehamilan di atas 20 minggu (Wibisono dan Dewi, 2009).
Tanda dan gejala preeklampsi ringan dalam kehamilan,
antara lain edema (pembengkakan) terutama tampak pada
tungkai, muka disebabkan ada penumpukan cairan yang
berlebihan di sela-sela jaringan tubuh, tekanan darah tinggi dan
dalam air seni terdapat zat putih telur (pemeriksaan urine dari
laboratorium). Preeklampsi berat terjadi bila ibu dengan
preeklampsi ringan tidak dirawat,ditangani dan diobati dengan
benar. Preeklampsi berat bila tidak ditangani dengan benar akan
terjadi kejang-kejang menjadi eklampsi (Bandiyah, 2009).
17
Menurut Holmes (2011). gejala-gejala yang terjadi pada penderita
preeklamsia yaitu:
1. Sakit kepala
2. Gangguan penglihatan
3. Nyeri epigastrik dan nyeri abdomen
4. Oedema
5. Asimtomatik
Preeklampsi terjadinya karena adanya mekanisme
imunolog yang kompleks dan aliran darah ke plasenta berkurang.
Akibatnya suplai zatmakanan yang dibutuhkan janin berkurang.
Makanya, preeklampsi semakin parah atau berlangsung lama
bisa menghambat pertumbuhan janin. Preeklampsi dapat
menyebabkan bahaya pada ibu dan janin. Gejalanya adalah
pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, terutama muka dan
tangan. Lebih gawat lagi apabila disertai peningkatan tekanan
darah secara tiba-tiba serta kadar protein yang tinggi pada urin
(Indiarti, 2009).
Preeklampsi harus segera diatasi, bila tidak akan berlanjut
menjadi eklampsi yang ditandai dengan kejang, bahkan sampai
koma, karena dalam darah ibu hamil yang mengalami
preeklampsi ditemukan adanya zat yang bisa menghancurkan sel
endotel yang melapisi pembuluh darah. Kondisi ini sangat
berbahaya bagi ibu hamil dan janin, jika tidak segera ditangani
18
akan terjadi kerusakan menetap pada syaraf, pembuluh darah
atau ginjal ibu. Sementara itu, bayi akan mengalami
keterbelakangan mental sebab kurangnya aliran darah melalui
plasenta dan oksigen di otak (Indiarti, 2009).
e. Penanganan Pre-eklasia
1)....Pre-eklamsia ringanPenanganan pre-eklamsia ringan
dilakukan dengan dua cara tergantung gejala yang timbul
yakni:
Penatalaksanaan rawat jalan pasien pre-eklamsia ringan
dengan cara:
a) Ibu dianjurkan benyak beristirahat (baring tidur/miring )
b) Diet misalnya, cukup protein, rendah karbohidrat, lemak
dan garam
c) Pemberian sedative ringan seperti tablet phenobarbital 3x2
mg per oral selama 7 hari (atas intruksi dokter)
d) Kunjungan ulang setiap satu minggu
e).Pemeriksaan laboratorium seperti hemoglobin,
hemotrokrit, trombosit, urin lengkap, asam urat darah,
fungsi hati, dan fungsi ginjal. Penatalaksanan rawat inap
pasien pre-eklamsia ringan berdasarkan kriteria, setelah 2
minggupengobatan rawat jalan tidak menunjukan adanya
perbaikan dari gejala-gejala pre-eklamsia misalnya,
kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih perminggu
19
selama 2 kali berturut-turut (2 minggu), timbulnya salah
satu gejala atau lebih gejala atau tanda-tanda preeklamsia
berat (Rukiyah, 2010).
2) Pre-eklamsia berat
a) Perawatan aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan
aktif pada saat penderita dilakukan pemeriksaan fetal
assesment yakni pemeriksaan nonstres testn (NST) dan
ultrasonografi (USG), dengan indikasi salah satu atau
lebih
b) Ibu seperti usia kehamilan 37 minggu atau lebih ,
adanya tanda-tanda atau gejala eklamsia, kegagalan
terapi konservatif yaitu selama 6 jam pengobatan
meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau setelah 24
jam perawatan medicinal, ada gejala-gejala status qou
tidak ada perbaikan).
c) Janin misalnya hasil fetal assesment jelek (NST)
(nonstress testn) dan USG (ultrasonografi), adanya
tanda intra uterine growt retardation (IUGR).
d) Hasil laboratorium menunjukan adanya HELLP Sindrom
(hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia).
Pengobatan medicinal pasien pre-eklamsia berat (dilakukan
dirumah sakit dan atas instruksi dokter) yaitu:
20
1) Diberikan anti hipertensi
2) Bila dibutuhkan penurunan darah secepatnya
3) Bila tidak tersedia anti hipertensi perenatal dapa diberikan
tablet anti hopertensi secara subligual diulang selang 1 jam
4) Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-
tanda menjurus pada jantung (rukiyah, 2010).
B. Dasar pemikiran Variabel yang di Teliti
1.Kehamilan
kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Manuaba 2010).
Kehamilan adalah masa ketika seorang wanita membawa
embrio atau fetus di dalam tubuhnya. Awal kehamilan terjadi pada
saat sel telur perempuan lepas dan masuk ke dalam saluran sel telur
(Astuti Maya 2010).
2.Umur
Umur adalah usia yang dimiliki oleh seseorang yang dihitung
berdasrkan ulang tahun terakhir . pada umumnya usia reproduksi
yang baik adalah usia 20-35 tahun persiapan kehamilan dan
persalinan sehingga kejadian pre-eklamsi dicegah sedini mungkin
karena umur ubu merupakan salah satu predisposisi insiden pre-
eklamsi (Winjosasro,2010). Usia ibu saat melahirkan merupakan
salah satu faktor risiko kematian perinatal, dalam kurun waktu
21
reproduksi sehat diketahui bahwa usia aman untuk kehamilan dan
persalinan adalah 20-35 tahun. (Depkes RI, 2009). tinggi rendahnya
umur seseorang mempengaruhi terjadinya pre-eklamsia. Umur
seseorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita.
3. Paritas
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak
yang dilahirkan. Wanita dengan paritas tinggi yaitu wanita yang
memiliki >2 anak dan paritas rendah yakni ≤2 anak. Paritas 2 sampai
3 merupakan paritas yang aman ditinjau dari sudut kematian
maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
kematian maternal (Walyani, 2015). Paritas dapat dibedakan
menjadi primipara, multipara dan (Prawiroharjo, 2009).
4. Pre-eklamsia
Pre-eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini
umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi
dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Rukiyah,
2010).
Pre-Eklamsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda khas
tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema),
dan ditemukannya proteindalam urin (proteimuria) yang timbul
karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester ke-
22
3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua
kehamilan (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: variabel bebas
: variabel terikat
: garis yang menghubungkan variabel bebas
dan terikat
Gambar : skema kerangka konsep
F. Hipotesis
Ho : tidak ada hubungan antara Umur dan paritas dengan kejadian
pre-eklamsia pada ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari
Ha : ada hubungn antara umur dan paritas dengan kejadian pre-
eklamsia pada Ibu hamil di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Ke
UMUR
PARITAS
PRE-EKLAMSIA
444
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik yaitu suatu
penelitian yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari
menggunakan penedekatan retrospektif (Notoatmojo, 2002).
diagram study :
(kasus)
(Kontrol)
Gambar : Skema Dasar Penelitian Case Control
B. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan agustus 2018 di RSUD Kota
Kendari
C. Subjec Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
hamil di ruang teratai di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Faktor risiko (+)
Faktor risiko (-)
retrospektif
resrospektif
Pre-Eklamsia
EREeEklamsi
Normal
Faktor risiko (+)
Faktor risiko (-)
ibu
23
24
periode 2017. populasi dalam penelitian ini sebanyak 939 orang
ibu hamil.
2. Sampel
sempel yang dipakai dalam penelitian ini adalah jumlah ibu
hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari periode 2017 yaitu sebanyak 33 orang
dengan control sebanyak 33 orang sehingga total sempel
sebanyak 66 orang. Kasus semua ibu yang mengalami
preeklamsia (33 orang). Teknik Pengambilan sempel
menggunakan sempel random sampling Kontrol semua ibu yang
bersalin hamil normal di ruang teratai RSUD Kota kendari .
D. jenis dan sumber data
1. Jenis data
Jenis Data dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif,
yaitu hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu
tulisan ilmiah yang berbentuk narasi dan tabel, kemudian dari
analisis yang telah dilakukan diambil suatu kesimpulan. Analisa
data menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan
menggunakan uji statistik OR.
2. Sumber Data
Sumber data adalah data sekunder yaitu data dikumpulkan
melalui Rekam Medis Dan Buku Register di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari periode 2017.
25
E. Identifikasi Variabel penelitian
Vriabel yang diteliti dalam penelitian ini terbegi dalam 2
kelompok, yaitu variabel bebes (independen) dan variabel terikat
(dependen).
1. Variabel bebas (independen) adalah kondisisi atau karakteristik
yang oleh peneliti di manipulasi dalam rangka untuk menerangkan
hubungan atau fenomena yang diobservasi yaitu:
a. Umur
b. Paritas
2. Variabel terikat (Dependent) adalah kondisi atau karakteristik yang
berubah atau muncul ketika peneliti mengintroduksi atau
mengganti variabel bebas, yaitu kejadian pre-eklamsia.
26
F. Alur penelitian
Alur penelitian diuraikan sebagai berikut:
Gambar : Alur Penelitian Penelitian Hubungan Umur dan Paritas dengan
kejadian Pre-eklasia pada ibu hamil di Rumah Sakit umum Daerah Kota
Kendari Tahun 2017
Mulai
Menentukan Objek Penelitian
Tujuan Penelitian
● untuk mengetahuai proporsi kejadian pre-eklamsia
● untuk mengetahui proporsi umur ibu dengan kejadian pre-eklamsia
● untuk mengetahui proporsi paritas ibu dengan kejadian pre-eklamsia
● untuk mengetahui hubungan umur ibu dengan kejadian Pre-eklamsia
Analisa dan Pembahasan
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Data Sekunder
● Rekam Medis
● Rincian Buku Register RSUD kota kendari periode 2017
Kesimpulan dan Saran
pengelolahan data menggunakan metode Survei
Anality
Selesai
27
G. Definisi Operasional
1. Pre-eklamsi
Pre-Eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda
hipertensi, edema ,dan protenuria yang timbul karena
kehamilan.
2. Umur
umur ibu adalah lamanya hudup ibu mulai dari lahir
sampai ketika terdiagnosa Preeklamsi.
a. kriteria objectif
1) Berisiko : Bila umur ibu <20 tahun dan > 35 tahun
2) Tidak Berisiko rendah : Bila umur ibu 20-35 tahun
3. Paritas
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah
anak yang dilahirkan. Wanita dengan paritas tinggi yaitu wanita
yang memiliki >2 anak dan paritas rendah yakni ≤2 anak. Paritas
2 sampai 3 merupakan paritas yang aman ditinjau dari sudut
kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3)
mempunyai angka kematian maternal (Walyani, 2015).
a. Kriteria Objectif
1) Berisiko : Lebih dari 4 kali melahirkan
2) Tidak Risiko : 1-3 kali melahirkan
28
H. Jenis cara pengumpulan data
1. jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah
yang berupa data sekunder yang diperoleh dari medical record
dan buku register pasien di ruang teratai Sumah Sakit Umum
Daerah Kota kendari meliputi gambaran umum lokasi penelitian
dan data yang berhubungan langsung dengan variable penelitian
(Pre-eklamsia, Umur, dan Paritas).
2.Cara Pengumpulan Data
Data dicatat langsung dari buku register pasien ruang
Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari dan menical
record Rumah Sakit Umur Daerah Kota Kendari
i. instrumen Penelitian
Insrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diambil dalam medical record dan buku reguster
pasien di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
periode 2017
J. Analisis dan penyajian data
Data hasil penelitian ini akan diolah kemudian dianalisis sebagai
berikut:
1. Analisis Univariat
Dilakukan untuk mendapatkn gambaran umum dengan
cara mendiskripsikan tiap-tiap variabel yang digunakan dalam
29
penelitian yaitu dengan cara menggambarkan disribusi frekuensi
baik variabel independen maupun variabel dependen.
2. Analisis bivariat
Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent
variabel dan dependent variabel. Analisis ini menggunakan uji
hipotesis terhadap nilai OR (Odd Ratio). Mengetahui besarnya
OR Menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut:
tabel 1 uji OR 2 X 2 Untuk uji OR
Faktor
Kejadian pre-eklamsia pada ibu
hamil
Total
Kasus
Kontrol
Positif (+)
A
B
a+b
Negatif (-)
C
D
c+b
Total
a + c
b + d
a + b + c + d
Keterangan:
A : Jumlah kasus dengan risiko positif
B : jumlah kontrol dengan risiko positif
C: jumlah kasus dengan risiko negatif
D : jumlah kasus dengan risiko negatif
30
Dimana:
Odds Ratio kelompok kasus = a/(b + c ) : c/(a + c) = a / c
Odds Ratio kelompok kontrol = a/(b + d ) :d /(b + d ) = b/ c
Odds Ratio (OR) = a / c : b /d = a d b c
interpretasi nilai OR:
a. Odds Ratio (OR) >,1, berarti merupakan faktor resiko, ada
hubungan positif antara faktor risiko dengan kejadia pre-
eklamsia
b. Odds Ratio (OR) < 1, berarti bukan merupakan faktor resiko ,
artinya tidak ada hubungan antara faktor risiko dengan
kejadian pre-eklamsia
c. Odds Ratio (OR) , 1, Berarti sebagai faktor protektif, artinya ada
hubungan negatif antara faktorresiko dengan kejadian
preeklamsia
d. jika nilai 1 berada diantara nilai lower dan upper limit OR Maka
hipotesis penelitian di totolak, tetapi sebaliknya jika nilai 1 tidak
berada di antara nilai lower dan upper limit OR Maka hiotesis
penelitian diterima.
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Dan Penelitian
1. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari
RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari,
tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas
lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2RSUD. Kota Kendari
merupakan bangunan atau gedung peninggalan pemerintah Hindia
Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami
beberapa kali perubahan antara lain :
a. Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942
– 1945
c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
d. Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
f. Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001
g. Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota
Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari
2003.
h. Pada Tahun 2008 , oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah
31
32
Sakit, yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan
dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD.
i. Pada tanggal 09 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang
terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec.
Kambu Kota Kendari.
j. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ), dan berhasil
terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi &
Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Medik dan IGD )
k. Berdasarkan SK Walikota Kendari no 16 Tahun 2015 tanggal
13 Mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota
Kendari sesuai PERDA Kota Kendari No. 17 Tahun 2001
2. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :
a. Gedung Anthurium ( Kantor )
b. Gedung Bougenville ( Poliklinik )
c. Gedung IGD
d. Gedung Matahari ( Radiologi )
e. Gedung Crysant ( Kamar Operasi )
f. Gedung Asoka ( ICU )
g. Gedung Teratai ( Obgyn - Ponek )
33
h. Gedung Lavender ( Rawat inap penyakit dalam)
i. Gedung Mawar ( Rawat Inap Anak )
j. Gedung Melati ( Rawat Inap Bedah )
k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf & THT)
l. Gedung Anggrek ( Rawat Inap VIP, Kls I dan Kls II )
m. Gedung Instalasi Gizi
n. Gedung Loundry
o. Gedung Laboratorium
p. Gedung Kamar Jenazah
q. Gedung VIP
r. Gedung ICU, Bedah Sentral, IGD, Apotek (Pembangunan Tahun
2016)
s. Gedung PMCC ( Private Medical Care Centre ) dalam proses
pembangunan menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD. Kota
Kendari dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil
direktur, 11 buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah
sepeda motor.
3. Fasilitas Tempat Tidur
Berdasarkan hasil sensus harian RSU Provinsi Sulawesi
Tenggara pada 09 September 2017 jumlah tempat tidur adalah 154
tempat tidur. Khusus ruang kebidanan terdapat 22 tempat tidur
yaitu:
a. Ruang kelas 1 : 1 tempat tidur
34
b. Ruang kelas II : 7 Tempat tidur
c. Ruang kelas III : 8 Tempat tidur
d. Ruang bersalin : 6 Tempat tidur
4. Tenaga kesehatan
Secara terperinci tenaga yang ada di RSUD.
Kota Kendari Tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 2 data pegawai RSUD Kota Kendari
NO
JENIS
KETENAGAAN
PNS
NON
PNS
PNS
MOU
JUMLAH
A. TENAGA
KESEHATAN
Dokter Spesialis 14 3 7 24
Dokter Umum 9 11 0 20
Dokter Gigi 3 0 1 4
S1.- Ners 4 20 0 24
S1- Perawat 22 14 0 36
D3 – Perawat 28 103 0 131
SPK 7 1 0 8
D3 – Perawat Gigi 1 3 0 4
SPRG 2 0 0 2
35
D4 – Kebidanan 8 0 0 8
D3 – Kebidanan 22 39 1 62
S2 – Kesmas 6 0 0 6
S1 – Kesmas 20 16 0 36
D3 – Kesling 3 0 0 3
Apoteker 7 1 0 8
S1 – Farmasi 2 0 0 2
D3 – Farmasi 4 4 0 8
S1 – Gizi 1 2 0 3
D3 – Gizi 4 3 0 7
D3 – Analis
Kesehatan 3 11 0 14
S1-Teknologi
Labkes 1 0 0 1
S1 – Fisioterapi 2 0 0 2
D3 – Fisioterapi 0 1 1 2
D3 – Rekam Medik 1 0 0 1
D3-Akupuntur 1 0 0 1
D3-Akupasi terapi 1 0 0 1
D3-Radiologi 1 3 0 4
D3-Teknik Gigi 1 0 0 1
S1-Psikologi 1 0 0 1
36
D IV-Perawat anastesis
1
0
0
1
D3 –Perawat Anastesi
1
1
0
2
B TENAGA NON KESEHATAN
S1 – Ekonomi 2 4 0 6
S-1 Akuntansi 0 1 0 1
D3 – Komputer 1 0 0 1
S1 – Komputer 1 1 0 2
S1 – Sosial Politik 2 1 0 3
S1 – Teknologi
Pangan 1 0 0 1
S2 – Manajemen 2 0 0 2
D3 – Manajemen 0 1 0 1
S1 – Informatika 0 1 0 1
SMA 7 26 0 33
SMP 0 3 0 3
SD 1 4 0 5
JUMLAH 198 278 10 486
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD. Kota Kendari pada tahun
2016 sebanyak 486 ( 198 PNS dan 288 Non PNS ), yang terdiri
dari dari :
37
a. Tenaga medis
b. Tenaga paramedis Perawatan
c. Tenaga paramedis non perawatan
d. Tenaga administrasi
B. Hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan diruang teratai RSUD Kota Kendari
Periode 2017. Desain penelitian yang digunakan adalas case kontrol
study untuk mengetahui risiko umur dan paritas dengan kejadian
preeklamsia pada ibu hamil (hidayat, 2007).
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam
bentuk tabel frekuensi dan disertai narasi sebagai penjelasan tabel.
Adapun hasil yang telah dilakukan diuraikan sebagai berikut:
1. Analisi univariat
tujuan analisis ini untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakterristik Variabel-variabel yang diteliti
menurut jenis datanya masing-masing dalam bentuk tabel disribusi
frekuensi dan presentasi, yang mana hanya memaparkan tanpa
menjelaskan hubungan sebab akibat seperti yang disajikan
sebagai berikut :
38
Tabel 3 Disribusi ibu bersalin preeklamsia diruang teratai
RSUD Kota Kendari periode 2017
Komplikasi
Frekuensi (n)
Persentase %
Pre-eklamsia
33
3,5
Tidak pre-eklamsia
906
96,5
Jumlah
939
100
Sumber: data sekunder dari rekam medik RSUD Kota Kendari periode 2017. Dari tabel 3 menunjukan bahwa 939 ibu bersalin diruang
teratai RSUD Kota Kendari periode 2017 terdapat 33 (3,5%) ibu
bersalin dengan kejadian preeklamsia dan 906 (96,5%) ibu
bersalin yang tidak preeklamsia.
Tabel 4 Disribusi ibu preeklamsia Menurut Umur diruang teratai
RSUD Kota Kendari periode 2017
Umur
Frekuensi
Persentase %
Berisiko
22
66,7%
Tidak Berisiko
11
33,3
Sumber: data sekunder dari rekam medik RSUD Kota Kendari
periode 2017.
39
Dari tabel 4 menunjukan bahwa dari 33 ibu bersalin
diruang teratai RSUD Kota Kendari periode 2017 terdapat 22
(66,7% ) ibu bersalin dengan umur yang berisiko dan 11 (33,3%)
ibu bersalin dengan umur yang tidak berisiko.
Tabel 5 Disribusi ibu bersalin preeklamsia Menurut paritas diruang
teratai RSUD Kota Kendari periode 2017
preeklamsia
Frekuensi (n)
Persentase %
Berisiko
20
60,6%
Tidak Berisiko
13
39,3
Sumber: data sekunder dari rekam medik RSUD Kota Kendari
periode 2017.
Dari tabel 5 menunjukan bahwa dari 33 ibu bersalin diruang
teratai RSUD Kota Kendari periode 2017 terdapat 20 ( 60,6%) ibu
bersalin dengan risiko paritas dan 13 (39,3%) ibu bersalin dengan
paritas yang tidak berisiko.
2. Analisisi biavariat
Analisisi ini dilakukan dengan maksud mempelajari proporsi
variabel independen yang dianggap mempunyai peran terhadap
variabel dependen yang termasuk dalam tujuan khusus penelitian
yaitu umur danparitas yang dapat dilihat sebagai berikut :
40
Tabel 6 Analisis hubungan umur dengan kejadian preeklamsia
diruang teratai RSUD Kota Kendari periode 2017
umur
Ibu
Preklamsia
Total
OR
Lower
Upper
kasus
kontrol
N
%
N
%
N
%
Berisiko
22
66,7
8
24,2
30
45,5
6,250
1,131
18,338
Tidak berisiko
11
33,3
25
75,8
36
54,5
jumlah
33
50
33
50
66
100
Sumber : data sekunder dari rekam medik RSUD Kota kendari
periode 2017
Tabel 6 menunjukan bahwa dari 33 orang ubu besalin
dengan preeklamsia di ruang Teratai RSUD Kota Kendari
terdapat 22 (66,7%) ibu bersalin dengan umur yang berisiko dan
11 (33,3%) ibu bersalin yang tidak berisiko. Sedangkan dari 906
ibu bersalin yang tidak mengalami preeklamsia terdapat 25
(75,8%) ibu bersalin dengan umur yang tidak berisiko dan 8
(24,2%) ibu bersalin dengan umur yang berisiko.
Berdasarkan hasil OR = 6,250 Ini berarti bahwa
kelompok umur risiko tinggi mempunyai risiko 6 kali lebih besar
untuk mengalami preeklamsia dibandingkan dengan kelompok
41
umur risiko rendah. Karema lower upper limit tidak mencangkup
nilai satu maka hipotesis penelitian diterima, yang berarti ibu <
20 tahun dan > 30 tahun berisiko dan bermakna terhadap
kejadian preeklamsia.
Tabel 7 Analisis hubungan paritas dengan kejadian preeklamsia
diruang teratai RSUD Kota Kendari periode 2017
Sumber : data sekunder dari rekam medik RSUD Kota kendari periode 2017
Tabel 7 menunjukan bahwa dari 33 orang ubu besalin
dengan preeklamsia di ruang Teratai RSUD Kota Kendari
terdapat 20 (60,7%) ibu bersalin dengan paritas yang berisiko
dan 13 (39,3%) ibu bersalin yang tidak berisiko. Sedangkan
dari 33 ibu bersalin yang tidak mengalami preeklamsia
terdapat 23 (69,9%) ibu bersalin dengan paritas yang tidak
Paritas
Ibu
Preklamsia
Total
OR
Lower
Upper
kasus kontrol
N
%
N
%
N
%
Berisiko
20
60,7
10
30,3
30
45,5
4,025
1,442
11,236
Tidak berisiko
13
39,3
23
69,9
36
54,5
jumlah
33
50
33
50
66
100
42
beresiko dan 10 (30,3% ) ibu bersalin dengan paritas yang
berisiko.
Berdasarkan hasil OR =4,025 Ini berarti bahwa
kelompok umur resiko tinggi mempunyai resiko 4 kali lebih
besar untuk mengalami preeklamsia dibandingkan dengan
kelompok umur risiko rendah. Karema lower upper limit tidak
mencangkup nilai satu maka hipotesis penelitian diterima,
yang berarti ibu < 20 tahun dan > 30 tahun berisiko dan
bermakna terhadap kejadian preeklamsia.
c. Pembahasan
Salah satu faktor terjadinya kematian ibu terhadap kejadian
preeklamsia yaitu berkaitan dengan keadaan ibu itu sendiri.
Berdasarkan hasil penyajian data yang telah dilakukan diatas dapat
diperoleh beberapa penyebab dan hal-hal yang dapat
mempengaruhi kejadian preeklamsia yang akan dibahas lebih lanjut
dibawah ini :
1. Umur ibu
Dari tabel 3 menunjukan bahwa dari 33 ibu bersalin
preeklamsia di ruang teratai RSUD Kota Kendari terdapat 22
(66,7%) ibu bersalin yang beresiko dan 11 (33,3%) ibu bersalin yang
tidak berisiko.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa
preeklamsia lebih bayak terjadi pada ibu bersan dengan umur yang
43
beresiko. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat
menyebabkan terjadinya preeklamsia seperti primigravida, riwayat
penyakit DM, dan ginjal sebelumnya, riwayat preeklamsia pada
kehamilan lalu, dan riwayat hipertensi esensial sebelum kehamilan.
Dalamkurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Pada umur < 20
tahun alat-alat reproduksi belum berfungsi dengan optimal dan pada
umur > 35 tahun terjadi penurunan fungsi alat-alat reproduksi yang
dapat menyebabkan preeklamsia (winkjosastro,2006).
2. Paritas ibu
Dari tabel 4 menunjukan bahwa dari 33 ibu bersalin
preeklamsia di ruang teratai RSUD Kota Kendari periode 2017
terdapat 10 (30,3%) ibu bersalin tdk beresiko 23 (69,6%) ibu
bersalin dengan umur yang berisiko.
Berdasarkan penjelasan diatas diketahui bahwa ibu dengan
risiko rendah yang mengalami preeklamsia. Karena faktor-faktor
yang dapat mengalami preeklamsia bukan hanya paritas 1 dan > 4
akan tetapi walaupun mempunya paritas 1 mengalami preeklamsia.
Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh karena umur ibu < 20 tahun
atau >35 thun, sosial ekonomi rendah atau faktor lain yang bisa
memperberat terjadinya preeklamsia.
44
3. Hubungan umur ibu dengan kejadian preeklamsia
Berdasrkan tabel 6 menunjukan bahwa dari 33 ibu bersalin
dengan preeklasmia diruang teratai RSUD Kota Kendari periode
2017 terdapat 22 (66,7%) ibu bersalin dengan umur yang berisiko
dan 11 (33,3%) ibu yang tidak berisiko . sedangkan 33 ibu bersalin
yang tidak mengalami preeklamsia terdapat 25 (75,8%) ibu bersalin
dengan umur yang tidak berisiko dan 13 (39,3%) ibu bersalin
dengan umur yang berisiko.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji
OR, diperoleh nilai OR = 6.250. InI Berarti bahwa kelompok umur
risiko tinggi mempunyai risiko 6 kali lebih besar untuk mengalami
preeklamsia dibandingkan kelompok dengan kelompok umur risiko
rendah. Karena lower upper limit tidak mancangkup nilai satu maka
hipotesispenelitian diterima, yang berarti umur ibu <20 tahun dan
>35 tHun berisiko dan bermakna terhadap kejadian preeklamsia.
Hal tersebut disesuaikan dengan teori yang dikemukakan
oleh manuaba (2007) bahwa < 20 tahun alat-alat reproduksi belum
berfungsi dengan optimal dan pada umur > 35 thun terjadi
penurunan fungsi alat-alat reproduksi yang dapat menyebabkan
terjadinya berbagai penyakit, salah satunya preeklamsia.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rozanna (2009) yang menyimpulkan bahwa ibu yang berusia <20
tahun dan > 35 tahun merupakan faktor risiko terhadap kejadian
45
preeklasia dengan nilai OR 6,250 hal ini dimungkinkan karena
kurangnya pengetahuan yang dimiliki ibu hamil sangat
mempengaruhi kehamilannya dalam hal ini pengetahuannya
mengenai tanda-tanda dan gejala terjadinya preeklamsia tidak
diketahui dengan cepat.
4. Hubungan paritas ibu dengan kejadian preeklamsia
Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa dari 33 ibu bersalin
dengan preeklamsia di ruang teratai RSUD Kota Kendari periode
2017 terdapat 20 (60,7%) ibu bersalin dengan paritas yang berisiko
dan 13 (39,3%) ibu bersalin dengan paritas yang tidak berisiko.
Sedangkan dari 33 ibu bersalin yang tidak mengalami preeklamsia
terdapat 10 (30,3%) ibu bersalin dengan paritas yang berisiko dan
23 (69,6%) ibu bersalin dengan paritas yang tidak berisiko.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji OR,
diperoleh nilai OR = 4,025. ini berarti bahwa paritas 1 dan >4 berisiko
4 kali lebih besar untuk mengalami preeklamsia dibandingkan
dengan paritas 2-3 karena OR dengan convidance interval 95%
lower upper limit tidak mencangkup nilai satu maka hipotesis
penelitian diterima, dengan demikian dapat disimpulakan bahwa
paritas 1 dan >4 berisiko dan bermakna terhadap kejadian
preeklamsia
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
winkjosastro (2000) bahwa Grandemultipara adalah seseorang
46
wanita yang pernah melahirkan bayi yang hidup 4 orang atau lebih.
Hal ini merupakan faktor risiko dalam kehamilan dan persalinan.
Batas paritas dalam persalinan fisiologis adalah 2-3, sedangkan
paritas> 4 sering terjadi komplikasisalah satunya preeklasmia.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Marviell (2008). Menunjukan bahwa paritasmerupakan faktor risiko
terhadap kejadian preeklamsia dengan nilai OR 4,025 . hal ini
dimugkinkan oleh wkarena Paritas memiliki risiko lebih tinggi untuk
mengalami Gangguan selama masa kehamilannya terlebih pada ibu
yang pertama kali mengalami masa kehamilan yang tidak diinginkan
dikarenakan ketidak patuhan terhadap pemeriksaan kehamilan .
pengetahuan yang kurang akan jarak kehamilan membuat para ibu
tidak menyadari akan behaya bagi kehamilan dan janinnya.
444
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasrkan penelitian yang telah dianalisis dan telah diuraikan dalam
pembahasan, maka dapat disimpulkan:
1. Proporsi preeklamsia yakni 33 ibu hamil dari 939 hamil diruang
teratai RSUD Kota kendari priode 2017
2. Proporsi umur ibu dengan kejadian preelamsi yakni 44 ibu hamil
dengan umur berisiko sebanyak 22 (66,7%) dan yang tidak
berisiko 11 ( 33,3%) ibu bersalin diruang teratai RSUD Kota
kendari
3. Proporsi paritas ibu dengan kejadian preelamsi yakni ibu hamil
dengan umur berisiko sebanyak 20 (60,7%) dan yang tidak
beresiko 10 ( 30,3%) ibu bersalin diruang teratai RSUD Kota
kendari
4. Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian preeklamsia di
RSUD Kota kendari periode 2017 dengan nilai OR= 6,250 Kali
risiko terjadinya preeklamsi
5. Ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian preeklamsia di
RSUD Kota kendari periode 2017 dengan nilai OR= 4,025 Kali
risiko terjadinya preeklamsi
47
48
B. saran
1. Untuk RSUD Kota Kendari agar lebih meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan kesehatan untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, misalnya mangadakan penyuluhan sebagai
pegenalan penyebab terjadinya preeklamsia serta gejala-gejala
yang timbul sehingga pencegahan dan penanganan dapat
dilakukan secara dini. Rumah sakit juga harus menyediakan
peralatan dan fasilitas yang lengkap dan menujang untuk
pemeriksaan ibu hamil
2. Untuk para petugas agar lebih meningkatkan pelayanan antenatal
care dengan memberikan pelayanan yang lengkap sehingga ibu
hamil yang beresiko dapat dideteksi sedini mungkin sehingga kita
bisa mencegah kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi terutama
petugas pada bagian poli KIA.
3. Perlunya pelatihan penanganan preeklamsia pada petugas
kesehatan terutama bidan dalam hal ini pelatihan keterampilan dan
penanganan pertama pada kasus preeklamsia, serta penegakan
dianosa dini mengenai preeklamsia.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Bahari, J. 2009. Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo (Hubunggan Usia dan Paritas Terhadap Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Bersalin). Diakses tanggal 07-30-2012 jam 07.43 wita.
Bandiyah 2009. Kehamilan persalian dan gangguan kehamilan. Jakarta EGC
Budiarto, Eko, 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta :EGC
Chandra, B. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC
Chunigham 2012. Obstetri Wiliams. jakarta : buku kedokteran EGC
Hidayat, 2009 Asuhan kebidanan persalinan. Yogyakarta : nuha medika.
Hidayat, A 2007. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: selemba medik
Indiarti, 2007. kehamilan, persalinan dan perawatan bayi. Yogyakarta : diglossia media
Langelo 2012. faktor resiko kejadian preeklamsia di RSKD Ibu dan anak sitifatimah makasar. Makasar: fakultas kesehatan makasar: fakultas kesehatan masyarakat univarsitas hasanudin
Manuaba 2012. Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan. Jakarta: EGC.
Mauaba, IBG. 2008. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC
Notoatmodjo, S. 2002 metodologi penelitian kesehata. Jakarta : Rinek Cipta
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Profil dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara, 2017
Rekam medik dan SIRS RSUD kota kendari periode 2017
Riyanto, A. 2011. Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Rukiyah, A. dan Yulianti, L. 2010. Asuhan kebidanan IV (Patologi kebidanan). Jakarta : Trans Info Media
Sastroasmoro, Sudigdo. 2008. Dasar-dasar metodologi prnrlitian klinis. Jakarta : Bina Aksara
Simkin, P, Whalley J, Keppler A. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan bayi. Jakarta : Arcans
Sugianto. 2008. Dasar-dasar penelitian keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta
Walyani 2015. Asuhan kebidana kehamilan. Yogyakarta : pustaka barupres
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yaysan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
LAMPIRAN
Lampiran 1
Master Tabel umur Dan Paritas Dengan Kejadian Preeklamsia di RSUD Kota Kendari
Periode 2017
No Nama Umur Paritas
Kejadian Beresiko Tidak Beresiko
Beresiko Tidak Beresiko
1. Ny. J 47 thn G VII Preeklamsia
2. Ny.L 47 Thn G V Preeklamsia
3. Ny.S 43 Thn G IV Preeklamsia
4. Ny.W 45 Thn G VII Preeklamsia
5. Ny.E 41 Thn G V Preeklamsia
6. Ny.S 41 Thn G VI Preeklamsia
7. Ny.D 40 Thn G V Preeklamsia
8. Ny.M 39 Thn G VII Preeklamsia
9. Ny.N 39 Thn G VII Preeklamsia
10. Ny.H 39 Thn G V Preeklamsia
11. Ny.N 38 Thn G VII Preeklamsia
12. Ny.C 38 Thn G V Preeklamsia
13. Ny.A 37 Thn G VI Preeklamsia
14. Ny.S 36 Thn G VII Preeklamsia
15. Ny.J 36 Thn G II Preeklamsia
16. Ny.K 19 Thn G III Preeklamsia
17. Ny.M 19 Thn G III Preeklamsia
18. Ny.O 18 Thn G I Preeklamsia
19. Ny.P 18 Thn G I Preeklamsia
20. Ny.E 16 Thn G I Preeklamsia
21. Ny.R 17 Thn G I Preeklamsia
22. Ny.W 19 Thn G I Preeklamsia
23. Ny.H 32 Thn G I Preeklamsia
24. Ny.J 24 Thn G II Preeklamsia
25. Ny.Z 35 Thn G II Preeklamsia
26. Ny.W 34 Thn G I Preeklamsia
27. Ny.Y 31 Thn G VII Preeklamsia
28. Ny.U 35 Thn G V Preeklamsia
29. Ny.W 26 Thn G VII Preeklamsia
30. Ny.P 30 Thn G IV Preeklamsia
31. Ny.M 27 Thn G V Preeklamsia
32. Ny.N 23 Thn G VI Preeklamsia
33. Ny.T 33 Thn G VII Preeklamsia
34. Ny.H 20 Thn G I Tidak preeklamsia
35. Ny.A 26 Thn G V Tidak preeklamsia
36. Ny.A 45 Thn G II Tidak preeklamsia
37. Ny.I 19 Thn G I Tidak preeklamsia
38. Ny.K 30 Thn G III Tidak preeklamsia
39. Ny.P 30 Thn G II Tidak preeklamsia
40. Ny.H 42 Thn G V Tidak preeklamsia
41. Ny.T 45 Thn G VII Tidak preeklamsia
42. Ny.A 31 Thn G V Tidak preeklamsia
43. Ny.A 33 Thn G I Tidak preeklamsia
44. Ny.N 30 Thn G II Tidak preeklamsia
45. Ny.L 29 Thn G I Tidak preeklamsia
46. Ny.B 25 Thn GII Tidak preeklamsia
47. Ny.W 26 Thn G II Tidak preeklamsia
48. Ny.T 24 Thn G III Tidak preeklamsia
49. Ny.G 30 Thn G I Tidak preeklamsia
50. Ny.Y 31 Thn G I Tidak preeklamsia
51. Ny.G 21 Thn G VI Tidak preeklamsia
52. Ny.Y 35 Thn G III Tidak preeklamsia
53. Ny.C 27 Thn G I Tidak preeklamsia
54. Ny.Y 30 Thn G V Tidak preeklamsia
55. Ny.R 33 Thn G I Tidak preeklamsia
56. Ny.F 22 Thn G III Tidak preeklamsia
57. Ny.A 42 Thn G III Tidak preeklamsia
58. Ny.I 27 Thn G II Tidak preeklamsia
59. Ny.K 33 Thn G I Tidak preeklamsia
60. Ny.A 32 Thn G I Tidak preeklamsia
61. Ny.N 22 Thn G VIII Tidak preeklamsia
62. Ny.A 27 Thn G V1 Tidak preeklamsia
63. Ny.F 25 Thn G V Tidak preeklamsia
64. Ny.M 45 Thn G I Tidak preeklamsia
65. Ny.N 33 Thn G I Tidak preeklamsia
66. Ny.N 40Thn G VII Tidak preeklamsia
Frequencies
Statistics
umur ibu paritas ibu kejadian paritas
N Valid 66 66 66
Missing 0 0 0
Frequency Table
umur ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
beresiko 30 45.5 45.5 45.5
tidak beresiko
36 54.5 54.5 100.0
Total 66 100.0 100.0
paritas ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
beresiko 31 47.0 47.0 47.0
tidak beresiko 35 53.0 53.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
kejadian preeklamsia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
preeklamsia 33 50.0 50.0 50.0
tidak preeklamsia
33 50.0 50.0 100.0
Total 66 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
umur * kejadian preeklamsia 66 100.0% 0 0.0% 66 100.0%
umur * kejadian preeklamsia Crosstabulation
kejadian preeklamsia Total
preeklamsia tidak
preeklamsia
umur
beresiko Count 22 8 30
% within umur 73.3% 26.7% 100.0%
tidak beresiko Count 11 25 36
% within umur 30.6% 69.4% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within umur 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 11.978a 1 .001
Continuity Correctionb 10.328 1 .001
Likelihood Ratio 12.385 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.796 1 .001
N of Valid Cases 66
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15,00.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .392 .001
N of Valid Cases 66
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for umur (beresiko / tidak beresiko) 6.250 2.131 18.330
For cohort kejadian preeklamsia = preeklamsia 2.400 1.402 4.109
For cohort kejadian preeklamsia = tidak
preeklamsia
.384 .204 .722
N of Valid Cases 66
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
paritas ibu * kejadian preeklamsia 66 100.0% 0 0.0% 66 100.0%
paritas ibu * kejadian preeklamsia Crosstabulation
kejadian preeklamsia Total
preeklamsia tidak
preeklamsia
paritas ibu
beresiko Count 21 10 31
% within paritas ibu 67.7% 32.3% 100.0%
tidak beresiko Count 12 23 35
% within paritas ibu 34.3% 65.7% 100.0%
Total Count 33 33 66
% within paritas ibu 50.0% 50.0% 100.0%
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .317 .007
N of Valid Cases 66
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for paritas ibu (beresiko / tidak
beresiko)
4.025 1.442 11.238
For cohort kejadian preeklamsia = preeklamsia 1.976 1.176 3.320
For cohort kejadian preeklamsia = tidak
preeklamsia
.491 .279 .862
N of Valid Cases 66