makalah orto bab 2
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
1/16
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DIAGNOSIS
Diagnosis berasal dari bahasa Yunani : Dia berarti melalui Gnosis berarti Ilmu
pengetahuan,jadi diagnosis berarti : Penetapan suatu keadaan yang menyimpang
atau keadaan normal melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu
pengetuahuan. Setiap penyimpangan dari keadaan normal ini dikatakan sebagai
suatu keadaan abnormal / anomali / kelainan. Untuk dapat menetapkan suatu
diagnosis seara tepat diperlukan ilmu pengetahuan / pengalaman empirik yangluas mengenai :
! "eadaan normal / standar normal, beserta #ariasi$#ariasinya yang masih
ditetapkan
sebagai keadaan normal.
! %ermaam$maam bentuk penyimpangan dari keadaan normal yang dikatakan
sebagai keadaan abnormal.atas dasar ilmu pengetahuan tersebut di atas kemudian
in&ormasi dikumpulkan melalui prosedur pemeriksaan seara teliti dan sistematis
agar didapatkan seperangkat data yang lengkap dan tepat. 'elalui data yang telah
dikumpulkan ini kemudian diagnosis ditetapkan. 'akin lengkap dan akurat data
yang dikumpulkan akan makin mudah dan tepat diagnosis ditetapkan, kemudian
penyusunan renana pera(atan dan tindakan pera(atan selanjutnya diharapkandapat dilakukan seara benar.
'enurut Sal)mann *+- 0 diagnosis dibedakan atas :
+. Diagnosis Medis ( Medical diagnosis): Yaitu suatu diagnosis yang menetapkan
keadaan normal atau keadaan menyimpang yang disebabkan oleh suatu penyakit
yang membutuhkan tindakan medis / pengobatan.
1. Diagnosis Ortodonti (Orthodontic diagnosis): Yaitu diagnosis yang
menetapkan suatu keadaan normal atau kelainan / anomali oklusi gigi$gigi *bukan
penyakit yang membutuhkan tindakan rehabilitasi.
'enurut Sh(ar), membagi diagnosis ortodontik menjadi :
2. Diagnosis Biogeneti ( Biogenetic diagnosis) :
Yaitu diagnosis terhadap kelainan oklusi gigi$geligi *maloklusi berdasarkan atas
&aktor$&aktor genetik atau si&at$si&at yang diturunkan *herediter dari orang tua
terhadap anak$anaknya. 'isalnya : 3rang tua yang mempunyai dagu maju /
prognatik dengan maloklusi "las III 4ngle tipe skeletal *oleh karena &aktor
keturunan enderung akan mempunyai anak$anak prognatik dengan iri$iri yang
khas atau dengan kemiripan yang sangat tinggi dengan keadaan orang tuanya.
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
2/16
5. Diagnosis Se!a"o#etri (cephalometric diagnosis):
Yaitu diagnosis mengenai oklusi gigi$geligi yang ditetapkan berdasarkan atas
data$data pemeriksaan dan pengukuran pada se&alogram *6ontgen kepala'isalnya : 'aloklusi klas II 4ngle tipe skeletal . ditandaai oleh : 6elasi gigi
molar pertama atas dan ba(ah klas II *distoklusi rang disebabkan oleh karena
posisi rahang atas lebih ke anteorior atau rahang ba(ah lebih ke posterior dalam
hubungannya terhadap basis kranium. Pada se&alogram dengan analisis
Se&alometrik Steiner *+-2 hasil pengukuran sudut 47% 8 19 *standar normal 1
itik 4. : titik sub spinale yaitu titik terdepan basis al#eolaris maksila 7/7a. : titik
7asion yaitu titik terdepan sutura &rontonasalis
itik % : titik supra mentale yaitu titik terdepan basis al#eolaris mandibularis.
-. Diagnosis Gigi ge"igi ( Dental diagnosis ):
Diagnosis yang ditetapkan berdasarkan atas hubungan gigi$geligi hasil pemeriksaan seara klinis/intra oral atau pemeriksaan pada model studi.
⇒ Dengan mengamati posisi gigi terhadap masing$masing rahangnya kita akan
dapat menetapkan malposisi gigi yang ada yaitu setiap gigi yang menyimpang /
keluar dari lengkung normalnya.
! 'isalnya : $ 'esio#ersi 2 ; $ Supra#ersi 5 ;
$ Palato#ersi ; - $ orsi#ersi + ; +
$ 'esioaksi#ersi < ; $ Dan lain$lain.
⇒ Dengan mengamati hubungan gigi$gigi rahang atas terhadap gigi$gigi rahang
ba(ah kita akan dapat menetapkan malrelasi dari gigi$gigi tersebut.
! 'isalnya :
$ 6elasi gigi molar pertama : "las I, II, III 4ngle *kanan / kiri
$ 6elasi gigi lainnya : $ 3pen bite : . 2 ; , ; + .
5 2 ;
$ =ross bite: ; 5 . , ; . >
; . - ; ? .
$ Deep o#er bite: 21+ ; +12 : *< mm
21+ ; +12
$ Dan lain$lain.
2.2 DASAR PENETAPAN DIAGNOSIS :
Dignosis ditetapkan berdasarkan atas pertimbangan data hasil pemeriksaan
seara sistematis, Data diagnostik yang paling utama harus dipunyai untuk dapat
menetapkan diagnosisis adalah data pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan
subyekti& dan obyekti& serta data pemeriksaan dan pengukuran pada model studi,
sedangkan Graber *+?1 mengelompokkan menjadi :
1. $riteria Diagnosti Esensia" ( Essential Diagnostic Criteria)
a. 4namnesis dan 6i(ayat kasus *case history
b. Pemeriksaan / 4nalisis klinis :
$ Umum / general : @asmani, 'ental
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
3/16
$ "husus / lokal : Intra oral, ABtra oral
. 4nalisis model studi : Pemeriksaan dan pengukuran pada model studi:
$ Cebar mesiodistal gigi$gigi
$ Cebar lengkung gigi
$ Panjang / inggi lengkung gigi$ Panjang perimeter lengkung gigi
d. 4nalisis otometri * Photometric Analysis:
Pemeriksaan dan pengukuran pada &oto pro&il dan &oto &asial pasien, meliputi :
$ ipe pro&il
$ %entuk muka
$ %entuk kepala
e. 4nalisis oto 6ontgen * Radiographic Analysis):
$ oto periapikal
$ Panoramik
$ %ite (ing
$ Dll.%ila dianggap perlu bisa dilengkapi dengan data hasil pemeriksaan tambahan yang
disebut sebagai :
2. $riteria Diagnosti Ta#%a&an ( Supplement Diagnostic Criteria)
a. 4nalisis Se&alometrik *Cephalometric Analysis:
$ oto lateral * Lateral projection untuk anlisis pro&il
$ oto &rontal * Antero-posierior projection untuk anlisis &asial
$ Dll.
b. 4nalisis Alektromyogra&i *A'G : Untuk mengetahaui abnormalitas tonus dan
akti#itas otot$otot muka dan mastikasi.
. 6adiogra&i pergelangan tangan * Hand-wrist Radiografi: Untuk menetapkan
indeks karpal yaitu untuk menentukan umur penulangan.
d. Pemeriksaan Caboratorium: Untuk menetapkan basal metabolic rate *%'6,
es indokrinologi, dll
2.' $APAN MAI MENDIAGNOSIS :
Diagnosis sudah bisa mulai ditetapkan saat pasien masuk diruang
pemeriksaan. 'isalnya: Dengan melihat muka pasien kita sudah bisa menetapkan
tipe pro&il, bentuk muka, keadaan bibir pasien, dll. "emudian tahap demi tahap
pemeriksaan dilalui kita akan langsung dapat menetapkan diagnosis sementara
*Tentatie !iagnosis. 'isalnya dari :
1. Identitas *asien :
a. Umur :
$ Diastema gigi anterior pada umur < tahun, anak masih dalam masa pertumbuhan,
maloklusi ini masih dapat berkembang kearah normal dengan erupsinya gigi
permanent dengan ukuran mesiodistal yamg lebih besar dari gigi susu, pera(atan
yang bisa dilakukan adalah obser#asi.
$ Protrusi& gigi$gigi rahang atas tipe dentoskeletal pada pasien berumur 12 tahun,
pertumbuhan dento&asial telah berhenti maloklusi bersi&at permanen, pera(atan
yang bisa dilakukan: pera(atan protuisi& rahang atas yang berlebihan adalah
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
4/16
bedah ortodontik *"rthodontic #$rgery, sedangkan pera(atan terhadap proklinasi
gigi anteriornya adalah pera(atan ortodontik *"rtodontic Treatment
b. Suku bangsa / ras :
$ Protrusi& merupakan keadaan abnormal bagi ras auasoid tetapi protrusi& pada
tingkat tertentu masih dianggap normal untuk ras negroid dan mongoloid.$ Suku @a(a dengan muka sedikit embung masih dianggap normal karena
merupakan kelompok mongoloid.
. @enis kelamin :
$ Proses pertumbuhan dento&asial lebih epat selesai pada (anita dari pada laki$
laki, seperti pende(asaan, proses penulangan, erupsi gigi terjadi lebih a(al pada
(anita dari pada laki$laki.
$ Ukuran rahang lebih besar pada laki$laki dari pada (anita.
d. Dan lain$lain.
2. Ana#nesis dan Ri+a,at as-s (ase Histor,) :
Pasien dengan protrusi& maksila *klas II di#isi + bisa ditetapkan sebagai kasusyang disebabkan oleh &aktor keturunan atau bukan, dengan melakukan anamnesis
untuk menelusuri ri(ayat kasusnya:
$ @ika keadaan orang tuan dan saudara$saudaranya mempunyai kemiripan dengan
pasien kasus ini disebabkan oleh &aktor keturunan.
$ @ika orang tua dan saudara$saudaranya tidak protrusi& tetapi dari ri(ayat kasus
didapatkan pasien mempunyai bad habit mengisap ibu jari pada masa keilnya
maka kasus ini disebabkan oleh &aktor kebiasaan buruk / bad habit .
'. Pe#erisaan "inis:
Dari hasil pemeriksaan klinis ini Dari hasil pemeriksaan klinis ini kita juga dapat
mendiagnosis keadaan pasien :
$ Pasien dengan ukuran badan yang besar akan didiagnosis tidak normal apabila
ukuran rahangnya keil
$ Ukuran rahang pasien yang tidak seimbang dengan ukuran mesiodistal gigi, gigi$
gigi akan tampak berdesakan atau renggang$renggang, didiagnose sebagai kasus
maloklusi : gigi berjejal *crowding atau diastemata * spacing
$ ipe pro&il pasien embung, lurus atau ekung, normal$tidaknya tergantung
kelompok ras pasien dan tingkat keparahannya.
$ Dari hasil pemeriksaan klinis dapat pula ditetapkan diagnosis mengenai :
Pe#erisaan estra ora" :
1. Ti*e M-a*a %erdasarkan analisis &rontal perbandingan panjang dan lebar dengan
menggunakan perhitungan
Indes Mor!o"ogi /asia" 0 Tinggi Mor!o"ogi aa&3 e%ar
Bi4igo#ati
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
5/16
inggi mor&ologi &asial adalah tinggi nasion sampai gnation
Cebar bi)igomatik adalah lebar antara kedua arkus )igomatikus
"lasi&ikasi tipe muka yaitu 0
i Eypereuryprosop : B F ?>,
ii Auryprosop : ? F >2,
iii 'esoprosop Se"eta" /asia" Nor#a" :>5 F >?,
i# Ceptoprosop : >> F 1,
# Eyperleptoprosop : 2 F B
*b %erdasarkan analisis &rontal arah #ertikal dan trans#ersal dengan
garis patokan:
i Garis #ertikal : &aial midsagital plane *nasion
sampai subnasal
ii Garis hori)ontal atas : bipupilary plane
iii Garis hori)ontal ba(ah : pada stomion, sejajar bipupilary
plane
"lasi&ikasi tipe muka :
Si#etris
Asi#etris
2. Pro!i" M-a
Pro&il muka ditentukan berdasarkan titik :
*a @aringan lunak : glabela, ujung terluar bibir atas, dan pogonion
*6akosi, atau*b @aringan keras : nasion, subnasion, dan pogonion *Pro&it
"lasi&ikasinya :
*a Datar : jika garis yang dibentuk titik auan relati&
lurus
*b e#%-ng/ kon#eks : jika garis yang dibentuk titik auan
membentuk sudut lebih ke belakang *posterior di#ergen, kelas II
hubungan rahang
Se"eta" /asia" e%ar
Se"eta" /asia" Se# it
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
6/16
* e-ng/ konka& : jika garis yang dibentuk titik auan
membentuk sudut lebih ke depan *anterior di#ergen, kelas III
hubungan rahang
Pemeriksaan pro&il (ajah didapatkan dari analisis gambaran radiogra&i
lateral sepalometri melalui titik glabela, sulkus nasolabial anterior dan pogonion.
erdapat tiga tujuan dalam analisis pro&il (ajah yang didapat melalui tahapan berikut :
*+ Pemeriksaan dilakukan pada arah sagital. egakkan rahang, posisi badan
dalam keadaan duduk tegak atau berdiri. Pada keadaan tersebut atat
hubungan antara dua garis, yaitu satu garis dari titik terluar dahi lalu
bagian terdalam hidung hingga batas bibir atas dan yang kedua
perpanjangan dari titik tadi ke ba(ah dagu. Sudut yang terbentuk
mengindikasikan pro&il kon#eks *rahang atas terletak lebih depan dari
dagu atau pro&il konka# * rahang atas terletak di belakang dagu . Pro&il
kon#eks mengindikasikan relasi kelas II skeletal, sedangkan pro&il konka#
mengindikasikan relasi kelas III skeletal. @ika pro&il hampir tegak, tidak
masalah jika terdapat keondongan lebih anterior *di#ergen anterior atau
ke posterior *di#ergen posterior. "eembungan muka dapat dipengaruhi
oleh latar belakang ras dan etnik pasien. 3rang Indian 4merika dan
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
7/16
oriental anterior di#ergen, sedangkan orang Aropa Utara posterior
di#ergen, dan orang Aropa imur pro&il muka sangat tegak.
*1 A#aluasi postur bibir dan keenderungan gigi inisi#e. Deteksi
peningkatan protusi& inisi#e *sering atau retrusi *jarang sangat penting
sebab berpengaruh terhadap lengkung gigi. @ika gigi inisi#e protusi&,
lengkung rahang akan menjadi lebih besar dan tempat yang tersedia ukup
luas. Sedangkan pada kasus retrusi tidak ada tempat yang ukup. Pada
kasus ekstrim, protusi inisi#e akan menyebabkan adanya ro(ding parah
inisi#e hingga ke bibir &ungsi berlebih protusi dentoal#eolar
bimaksiler. Protusi dentoal#eolar bimaksiler adalah suatu kondisi dimana
kedua rahang mengalami gigi protusi *di#ergen anterior. Protusi gigi akan
meningkat jika dua kondisi bertemu +. %ibir kedepan *lip prominene dan
gerakan bibir dari dalam ke luar, 1. %ibir terpisah saat istirahat 8 2$5 mm
*bibir inompetent.
A#aluasi postur bibir dan keembungan gigi inisi#e adalah dengan
melihat bibir pasien dalam keadaan istirahat. Dilakukan dengan menarik
garis #ertikal mele(ati dasar mulut dan dengan menghubungkan bibir
ba(ah ke dagu. @ika bibir lebih depan dari garis, maka dapat dipastikan
prominent, jika bibir dibelakang garis retrusi. @ika bibir prominent dan
inompetent protrusi#e berlebihan
*2 A#aluasi proporsi (ajah #ertikal dan sudut bidang mandibula. Proporsi
(ajah yang benar dapat dibagi menjadi 2 bagian #ertikal. Pada
pemeriksaan klinis, inklinasi bidang mandibula seara hori)ontal. Eal ini
penting karena tingginya sudut bidang mandibula berhubungan dengan
panjang dimensi #ertikal anterior (ajah dan maloklusi open bite anterior.
erkadang sudut bidang mandibula yang datar berhubungan dengan lebar
(ajah yang sempit dan maloklusi deep bite.
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
8/16
'. Bi%ir
"on&igurasi bibir dilihat melalui beberapa kriteria yaitu : lebar, panjang, dari
keadaan otot bibir. Dalam keadaan normal panjang bibir atas adalah +/2
*diukur dari subnasal sampai dengan stomion, bibir ba(ah dan dagu 1/2
panjang (ajah bagian ba(ah.
A B
A. Ton-s nor#a" : bibir menutup dengan mudah tidak ada kontraksi
berlebih.B. Hi*oton-s : keadaan bibir yang pendek sehingga harus
berkontraksi jika akan menutup bibir
. Hi*erton-s : keadaan bibir yang panjang dimana pada saat
menutup tonus otot berlebih
5. Re"asi Bi%ir
Pada pemeriksaan bibir, pasien harus dalam keadaan rileks
• =ompetent lips : bibir kontak saat otot dalam keadaan
istirahat
• Inompetent lips : bibir tidak dapat berkontak saat otot dalam
keadaan istirahat. %ibir akan bertemu jika otot orbikularis oris dan
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
9/16
mentalis kontraksi. Postur bibir saat biasa : seara anatomis bibir
pendek dengan adanya elah yang lebar antara bibir atas dan ba(ah
pada posisi istirahat.
• Potentially inompetent lips : keadaan bibir sebenarnya normal,
hanya penutupan bibir terhalang oleh gigi inisi#e yang protusi&.
Untuk menutup rongga mulut. Ujung lidah akan kontak dengan bibir
ba(ah. "ontak bibir akan terjadi tanpa adanya kontraksi otot
perioral.
• A#erted lips : bibir hipertro&i dengan jaringan yang
berlebih tetapi kekuatan ototnya lemah . otot lemah dapat terlihat
dengan ronsen epalometri. %iasanya terjadi pada pasien protrusi#e
bimaksiler *6akosi, +2.
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
10/16
6. TM7
Pemeriksaan klinis '@ dapat dilakukan dengan auskultasi dan palpasi.
Penemuan klinis dapat berupa :
*a sakit saat ditekan
*b liking pada joint :
i inisial
ii intermedia
iii terminal
i# resiprokal
* krepitasi
*d pergerakan kondilus yang tidak sama
Pemeriksaan '@ :*a 4uskultasi '@
Suara dapat didengar menggunakan stetoskop. Camanya kliking selama
membuka dan menutup mulut harus diatat apakah inisial, intermedia,
terminal, atau resiprokal.
*b Palpasi
i '@ lateral : gunakan tekanan pada prosesus kondiloid dengan jari
telunjuk. Palpasi kedua sisi seara bersamaan. =atat jika terdapat
rasa sakit saat '@ dipalpasi dan jika terdapat perbedaan
pergerakan kondilus selama gerakan membuka dan menutup mulut.
ii '@ posterior : posisikan jari kelingking di meatus auditorius
eksternus dan palpasi permukaan posterior kondilus selama
pergerakan membuka dan menutup mandibula. Palpasi harus
dilakukan hati$hati karena kondilus akan memindahkan posisi jari
kelingking saat menutup dengan oklusi penuh.
iii 3tot pterigoid lateral : proyeksi daerah sakit pada otot pterigoid
lateral adalah dengan palpasi daerah proksimal leher kondilus dan
kapsul joint dibelakang tuberositas maksilaris. Pemeriksaan
dilakukan dalam keadaan mulut terbuka dan mandibula dan
mandibula bergerak seara lateral. Pada tahapan inisial dis&ungsi
'@, otot akan terasa sakit saat dipalpasi hanya pada satu sisi.
Pada tahap selanjutnya, sakit biasanya bilateral.
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
11/16
i# 3tot temporal : otot temporal dipalpasi seara ekstraoral dan
bilateral. 3tot anterior, media, dan posterior diperiksa seara
terpisah. Palpasi dilakukan ketika otot kontraksi seara bersamaan.
Perlekatan otot temporal pada prosesus koronoideus, yaitu pada
regio postolateral pada #estibulum atas, juga dipalpasi. Posisi
mulut saat diperiksa harus terbuka setengah.
# 3tot masseter 0 permukaan otot masseter dipalpasi diba(ah mata,in&erior sampai arkus )igomatikus. %agian dalam dipalpasi pada
tingkat yang sama, kira$kira lebar 1 jari di depan tragus. Selama
otot berkontraksi seara bersamaan, luas permukaan otot masseter
dan arah yang menonjol di sekitar sudut gonial diperiksa.
Perlekatan otot ini harus diperiksa untuk mengetahui adanya rasa
sakit atau tidak saat dipalpasi. Sesekali daerah tersebut terasa sakit.
* 'engukur jarak interinisal dalam keadaan mulut terbuka maksimum :
pada pembukaan maksimal rahang, jarak antara inisal edge atas dan
ba(ah gigi inisi#e sentral diukur dengan alat ukur %oley. Pada kasus
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
12/16
o#erbite, jumlah ini ditambah dengan nilai yang diperoleh pada saat
gigitan terbuka. %esarnya pembukaan maksimal mulut antar inisal edge
biasanya 5$5- mm. Pada kasus dis&ungsi '@, hipermobiliti biasanya
terjadi pada tahap inisial dan keterbatasan membuka mulut akan terjadi
pada tahap lanjut *6akosi, +2.
Pe#erisaan intra ora" :
$ 6elasi molar dinyatakan dengan klasi&ikasi 4ngle.
8 'alrelasi dan malposisi gigi
1. O9er%ite
3#er bite adalah jarak #ertikal antara ujung inisal gigi inisi#e rahang atas
dengan ujung inisal gigi inisi#e rahang ba(ah dalam keadaan oklusi
sentrik.(a) Nor#a"
3#erbite normal dimana permukaan gigi akan menutupi $ H
inisal gigi inisi#e rahang ba(ah.
(%) Da"a#
Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian
inisal inisi#us maksila terhadap inisal inisi#us mandibula dalam
arah #ertikal melibihi H. 4da dua jenis deep bite, yaitu :
*+ Inomplete deep bite : bila hubungan inisi#us mandibula
tidak beroklusi dengan inisi#us maksila
*1 =omplete deep bite : hubungan inisi#us mandibula
berkontak dengan permukaan palatal inisi#us maksila atau
jaringan palatal ketika gigi dalam oklusi sentrik.
() O*en%ite
3pen bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau inisal dari
gigi saat rahang atas dan rahang ba(ah dalam keadaan oklusi
sentrik. 3pen bite terbagi dua jenis, yaitu :
*+ 3penbite dental
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
13/16
• erjadi akibat in&raposisi anterior atau supra posisi
gigi molar
• Pada masa transisi gigi sulung ke gigi tetap akan
mengalami perbaikan spontan tanpa pera(atan*1 3penbite skeletal
• erdapat kelainan pertumbuhan dalam arah #ertikal
• 4ntero inklinasi basis maksila
• Pera(atan sulit dilakukan dengan alat lepasan
• Pada kasus yang parah diperlukan tindakan
pembedahan
@enis lain dari openbite adalah openbite anterior dan lateral.
(d) Edge to edge
Permukaan inisal inisi#e rahang atas berkontak dengan inisi#e
rahang ba(ah.
2. O9eret
3#erjet adalah jarak hori)ontal antara inisal edge gigi inisi#e sentral
rahang atas dengan permukaan labial gigi inisi#e sentral rahang ba(ah.
7ilai rata$rata o#erjet pada oklusi normal kurang lebih sebesar 1 mm atau +$
2 mm.
*a 7ormal
*b %esar
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
14/16
3#erjet lebih dari 2 mm.
* Adge to edge
3#erjet nol atau permukaan inisal gigi inisi#e rahang atas
berkontak dengan permukaan inisi#e rahang ba(ah.
%esarnya o#erjet ditentukan oleh posisi gigi anterior maksila dan
mandibula. Iregularitas pada o#erjet dikaitkan dengan &ungsi lidah dan bibir
yang abnormal atau ada ketidaksesuaian ukuran gigi antara lengkung
anterior maksila dan mandibula.
'. ross%ite
=rossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik
terdapat kelainan$kelainan dalam arah trans#ersal dari gigi geligi maksilaterhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah
rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja.
%erdasarkan lokasinya rossbite dibagi menjadi dua, yaitu :
*a =rosbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik namun terdapat satu atau
beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak di sebelah
lingual dari gigi anterior mandibula.
*b =rosbite posterior
Eubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa gigi
posterior mandibula. bonjol bukal P/' rahang atas terletak lebih ke
palatal dari bonjol bukal P/' rahang ba(ah.
5. Diaste#a
Diastema adalah suatu keadaan adanya ruang di antara gigi geligi yang
seharusnya berkontak. Diastema ada dua maam :
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
15/16
*a Cokal, jika terdapat diantara 1 atau 2 gigi , dapat disebabkan karena
gigi supernumerer, &renelum labii yang abnormal, gigi yang tidak
ada, kebiasaan jelek, dan persistensi.
*b Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan oleh
&aktor keturunan, lidah yang besar, dan oklusi yang traumatis.
'esio#ersi : Cebih ke mesial dari posisi normal
Disto#ersi : Cebih ke distal dari posisi normal
Cingou#ersi : Cebih ke lingual dari posisi normal
Cabio#ersi : Cebih ke labial dari posisi normal
In&ra#ersi : Cebih rendah atau jauh dari garis oklusiSupra#ersi : Cebih tinggi atau panjang mele(ati garis oklusi
4Bi#ersi : Inklinasi aksial yang salah, tipped
orsi#ersi : 6otasi pada sumbunya yang panjang
rans#ersi : Perubahan pada urutan posis
5. Ana"isis st-di #ode" :
Dari hasil pemeriksaan, pengukuran dan perhitungan pada studi model dapat
ditetapkan diagnosis mengenai :
$ %entuk dan ukuran rahang
$ Ukuran mesiodistal gigi
$ %entuk dan ukuran lengkung gigi
$ Penentuan relasi molar, malrelasi gigi lainnya, malposisi gigi
$ 4danya kelaiann bentuk gigi *mal&ormasi, dll.
6. Ana"isis /oto #-a (Ana"isis !otogra!i) :
4nalisis terhadap muka dan pro&il pasien dapat dilakukan langsung pada pasien
dalam pemeriksaan klinis. etapi untuk tujuan dokumentasi mengenai keadaan(ajah pasien diperlukan juga &oto (ajah perlu disertakan pada laporan status
pasien. 4nalisis &oto muka pasien dilakukan untuk mendiagnosis adanya
abnormalitas mengenai bentuk pro&il dan tipe muka pasien:
$ ipe pro&il: embung, lurus, ekung.
$ %entuk muka: %rahi&asial, 'eso&asial, 3ligo&asial.
$ %entuk kepala: %rahise&ali, 'esose&ali, 3ligose&ali
;. Ana"isis /oto Rontgen :
4nalisis oto 6ontgen diperlukan apabila dibutuhkan diagnosis tentang keadaan
jaringan dentoskeletal pasien yang tidak dapat diamati langsung seara klinis,
seperti:
-
8/18/2019 Makalah Orto Bab 2
16/16
$ oto periapikal : Untuk menentukan gigi yang tidak ada, apakah karena telah
diabut, impaksi atau agenese. Untuk menentukan posisi gigi yang belum erupsi
terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan (aktu erupsi,
Untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi permanen
yang belum erupsi.$ Panoramik : Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya seara
keseluruhan dalam satu 6o &oto, Untuk menentukan urutan erupsi gigi, dll.
$ %ite (ing : Untuk menentukan posisi gigi dari proyeksi oklusal.