makalah lab orto ekspansi (revisi)

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang memiliki tujuan untuk memperbaiki susunan gigi dan oklusinya, baik dengan alat ortodonti cekat maupun alat ortodonti lepasan, sehingga didapatkan susunan gigi dan oklusi yang dapat berfungsi secara optimal serta memiliki tingkat estetika yang baik. Perawatan ini membutuhkan waktu yang panjang dan dibutuhkan sifat kooperatif dari pasien. Dengan adanya kerjasama yang baik antara operator dengan pasiennya, maka akan diperoleh hasil yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Alat-alat yang dipakai dalam perawatan ortodonti ini secara umum dibagimenjadi dua macam, yaitu alat cekat dan alat lepasan. Alat ortodonti lepasan lebih banyak dipakai di Indonesia karena konstruksinya yang sederhana, mudah dibuat, harganya terjangkau dan hasilnya cukup memuaskan 1

Upload: ahmad-riswan

Post on 15-Jan-2016

4.198 views

Category:

Documents


792 download

DESCRIPTION

eks

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang memiliki tujuan untuk

memperbaiki susunan gigi dan oklusinya, baik dengan alat ortodonti cekat maupun

alat ortodonti lepasan, sehingga didapatkan susunan gigi dan oklusi yang dapat

berfungsi secara optimal serta memiliki tingkat estetika yang baik. Perawatan ini

membutuhkan waktu yang panjang dan dibutuhkan sifat kooperatif dari pasien.

Dengan adanya kerjasama yang baik antara operator dengan pasiennya, maka akan

diperoleh hasil yang diinginkan oleh kedua belah pihak.

Alat-alat yang dipakai dalam perawatan ortodonti ini secara umum

dibagimenjadi dua macam, yaitu alat cekat dan alat lepasan. Alat ortodonti lepasan

lebih banyak dipakai di Indonesia karena konstruksinya yang sederhana, mudah

dibuat, harganya terjangkau dan hasilnya cukup memuaskan khususnya pada

perawatan yang sederhana. Selain itu, waktu bekerja dalam mulut pasien lebih

singkat, hanya dilakukan pencetakan rahang atas dan bawah. Proses selanjutnya

dikerjakan dalam laboratorium sampai alat ortodonti tersebut siap diinsersikan dalam

mulut pasien. Alat ortodonti lepasan terdiri dari tiga komponen, yaitu plat dasar,

komponen retensi dan komponen aktif. Salah satu alat yang termasuk dalam

komponen aktif adalah sekrup ekspansi. Sekrup ekspansi ini dapat dipakai untuk

memperlebar jarak dalam arah transversal, sehingga tersedia 3 ruang yang cukup

untuk memperbaiki malposisi gigi. Ekspansi lengkung gigi ini hanya dapat dilakukan

1

jika ukuran lebar lengkung rahang lebih besar dari lebar lengkung gigi yang

diukur pada analisis Howes.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Jelaskan definisi alat ekspansi!

2. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi dari alat ekspansi!

3. Jelaskan bagian-bagian, sifat-sifat dan macam-macam plat ekspansi!

4. Bagaimana manajemen alat ekspansi?

5. Bagaimana cara membuat alat ekspansi?

6. Jelaskan ekspansi berdasarkan pergerakan!

7. Jelaskan macam-macam sekrup ekspansi!

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Memahami definisi alat ekspansi.

2. Memahami indikasi dan kontraindikasi alat ekspansi.

3. Memahami bagian-bagian, sifat-sifat dan macam-macam plat ekspansi

4. Memahami manajemen alat ekspansi.

5. Memahami cara membuat alat ekspansi.

6. Memahami ekspansi berdasarkan pergerakan.

7. Memahami macam-macam sekrup ekspansi.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alat Ekspansi

Kata ekspansi merujuk pada pelebaran daerah lateral pada lengkung

gigi oleh tekanan ortodonsi. Salah satu tujuan utama perawatan ortodonsi

adalah mengoreksi ketidaksesuaian skeletal/dental dalam arah transversal.

Tekanan pada alat ini bertindak sebagai kekuatan ortopedik yang membuka

sutura midpalatal. Alat ini menekan ligamen periodontal, menekuk prosessus

alveolar, memiringkan/membalikkan penjangkaran gigi dan berangsur-angsur

membuka sutura midpalatal.1

Ekspansi melewati sutura melalui dua cara 1) Rapid expansion dan 2)

Slow expansion. Objek dari ekspansi maksila adalah untuk melebarkan

maksila, tidak hanya meluaskan lengkung gigi dengan menggerakkan gigi-

gigi relatif ke tulang.1

2.1.1 Indikasi dan Kontraindikasi Ekspansi

Indikasi ekspansi :1

1. Kekurangan pertumbuhan maksila.

2. Penyempitan bilateral maksila.

3

3. Palatum yang tinggi dan sempit.

4. Kelainan bentuk dari septum.

5. Maksila yang kolaps (cleft palatal).

6. Retrusi maksila.

Kontraindikasi ekspansi :1

1. Crossbite unilateral.

2. Orang yang mengalami kelainan patologis jaringan lunak.

3. Jika maksilanya sempit dan panjang serta berhubungan dengan retrognati

mandibular.1

2.1.2 Bagian – bagian Plat Ekspansi2

Plat ekspansi terdiri dari :

1. Plat dasar akrilik

2. Klamer yang mempunyai daya retensi tinggi, misalnya Adam’s clasp atau

Arrowhead clasp.

3. Elemen ekspansif, dapat berupa sekrup ekspansi maupun coffin spring

4. Busur labial (labial arch)

5. Kadang dilengkapi juga dengan spur atau taji, tie-bar dan pir-pir penolong

(auxilliary spring).

2.1.3 Sifat plat ekspansi2

1. Lepasan atau removable : alat bisa dipasang dan dilepas oleh pasien.

2. Aktif : mempunyai sumber kekuatan untuk menngerakkan gigi, yaitu sekrup

ekspansi atau coffin spring, atau pir-pir penolong (auxilliary spring).

3 Mekanis : merubah posisi gigi secara mekanis.

4

4 Stabilitas tinggi : alat tidak mudah lepas, karena retensi yang diperoleh dari

Adam’s clasp atau Arrowhead clasp serta verkeilung dari plat dasar yang

menempel pada permukaan lingual atau palatinal gigi.2

Plat dasar akrilik tidak boleh terlalu tebal dan harus dipoles licin supaya enak dipakai

dan mudah dibersihkan. Bagian verkeilung plat harus menempel pada permukaan

lingual/ palatinal gigi-gigi, karena dapat menambah daya penjangkar Antara plat

yang menempel pada gigi penjangkar (anchorage) dan attachment gigi terdapat

belahan atau separasi.2

Klamer Plat ekspansi memerlukan retensi dan stabilitas yang tinggi

sehingga maksud pelebaran lengkung gigi dapat tercapai. Stabilitas diperoleh

dengan menggunakan klamer yang mempunyai daya retensi tinggi misalnya

Adam’s clasp atau Arrowhead clasp yang dibuat dari kawat stainless steel

diameter 0,7 mm.

Elemen ekspansi dapat berupa sekrup ekspansi (expansion screw) yang

dibuat oleh pabrik atau berupa coffin spring yang dibuat sendiri dari kawat

stainless steel diameter 0,9 – 1,25 mm.2

2.1.4 Macam-macam Plat Ekspansi

1. Ekspansi arah lateral

1. Paralel

(1) Simetris

Plat ekspansi ini paling banyak digunakan, mempunyai bentuk

sederhana tapi kuat dan hasil memuaskan. Fungsi pokok adalah melebarkan

lengkung gigi kearah lateral secara paralel, jadi disini gerakannya secara

5

resiprokal. Gerakan prosessus alveolaris dalam mengikuti gerakan plat dapat

dicapai dengan cepat tapi penguatan jaringan sekitar gigi berjalan lebih

lambat. Selain berfungsi untuk melebarkan lengkung gigi, alat ini dapat

digunakan untuk meretrusi atau meretraksi gigi-gigi insisivi yang protrusif.

Untuk keperluan ini plat ekspansi dilengkapi dengan busur labial.

Gambar 2.1.4.1

Plat ekspansi lateral paralel simetris (Graber, 1084)

(2) Asimetris

Alat ini digunakan untuk mengoreksi kelainan gigitan silang pada gigi posterior satu

sisi(unilateral-posterior crossbite). Hambatan akibat tonjol gigi antagonis

dihindarkan dengan memberi dataran peninggi gigitan (bite raiser) posterior.

Peningkatan anchorage dilakukan dengan menambah plat akrilik yang menutup

permukaan lingual gigi antagonis pada sisi yang normal. Spu (taji) dipasang pada

anchorage gigi maupun attachment gigi untuk menambah retensi dan stabilitas alat.

Retensi diperoleh dengan pemasangan Adam’s clasp (klamer Adam) pada gigi-gigi 6

4 / 4 6, sedang spur dibuat dari kawat 0,6 mm. Sekrup dipasang paralel dengan

bidang oklusal.2

6

Gambar 2.1.4.2

Plat ekspansi arah lateral, paralel, asismetris (Dickson, 1977)

2. Non-paralel (radial) :

(1) Simetris

Alat ekspansi ini sering disebut ekspansi secara radial, biasanya

digunakan untuk ekspansi lengkung bagian anterior ( C – C ) dan sedikit di

daerah premolar pertama, sedangkan gigi-gigi posterior lainnya

dipertahankan kedudukannya. Alat ini modifikasi antara sekrup ekspansi dan

tie-bar yang terletak pada bagian terdistal plat di garis tengah. Sering juga

dilengkapi dengan box-in safety pin spring (spring yang diletakkan dalam

rongga plat) untuk proklinasi gigi-gigi insisivus yang retrusi atau palatoversi.

Gerakan plat ekspansi direncanakan tidak paralel, sehingga apabila alat

diaktifkan bagian anterior akan melebar tapi bagian posterior tetap. Hal ini

dapat diperoleh apabila digunakan sekrup yang agak longgar, dibuat dari

logam yang lunak, misalnya sekrup tipe Badcock dengan guide arm atau

guide pin yang dipotong. Tie bar dibuat dari kawat stailess steel diameter 0,9

– 1,25 mm.2

7

Gambar 2.1.4.3 Plat ekspansi lateral non paralel, simetris

(2) Asimetris

Alat ini digunakan sebagai space regainer di daerah anterior, untuk

menyediakan ruangan bagi insisivus lateral yang mesio-labioversi. Sekrup :

soft metal, tipe Badcock Retensi : Adam’s clasp pada gigi 6 4 / 4 6 Tie-bar :

0,9 mm, stainless steel Spur : pada gigi 3 1/. Pengaktifan: 2 X ¼ putaran

sekali seminggu.2

Gambar 2.1.4.4 Plat ekspansi radial, asimetris (Dickson, 1977)

2. Ekspansi arah antero-posterior (Schwartz plate)2

1. Pergerakan ke distal gigi-gigi posterior

Plat ekspansi ini digunakan untuk menggeser satu atau beberapa gigi

posterior ke distal, misalnya pada kasus erupsinya gigi C yang ektopik.

Penggeseran gigi-gigi premolar dan molar ke distal dilakukan untuk

memberikan ruangan bagi gigi C tersebut. Sekrup yang digunakan adalah

8

hard metal dengan guide-pin paralel dengan bidang oklusal dan arah gerakan

gigi yang akan digeser. Alat ini sering ditambah dengan anterior inclined bite

plane guna menambah anchorage dan membebaskan tonjol-tonjol gigi yang

akan digerakkan terhadap gigi antagonisnya. Spur dipasang pada insisivus

lateral untuk mencegah bergeser ke distal. Retensi dengan Adam’s clasp yang

dipasang pada gigi-gigi 6 4 / 4 6 . Dapat juga dengan arrowhead clasp pada

gigi-gigi yang akan digeser. Sekrup diputar ¼ putaran sekali seminggu.2

Gambar 2.1.45

Shchwartz plate untuk menggeser segmen bukal ke distal (Dickson, 1977)

2. Pergerakan ke labial atau proklinasi gigi-gigi anterior

Alat ini digunakan untuk merawat anterior crossbite, baik mengenai

satu atau keempat gigi insisivi atas. Agar plat akrilik tidak terlalu tebal,

sekrup dipasang sedekat mungkin dengan gigi-gigi anterior yang akan

digerakkan dan dengan palatum. Sumbu panjang sekrup terletak di garis

tengah dan paralel dengan bidang oklusal. Retensi dengan Adam’s clasp pada

gigi-gigi 6 4 / 4 6 , spurs dipasang di sebelah distal 2 / 2 dan sebelah mesial

3 / 3. Sekrup diputar ¼ atau 2 X ¼ putaran seminggu sekali.2

9

Gambar 2.1.4.6

Schwartz plate untuk proklinasi gigi insisivus maksila (Dickson, 1977).

2.1.5 Ekspansi berdasarkan Pergerakan

1) RME (Rapid Maxillary Expansion)

RME pertama kali dijelaskan oleh Emerson Angell tahun 1860 dan

kemudian kembali dipopulerkan oleh Haas. Tujuan dari teknik ini adalah

untuk meningkatkan rasio gerakan rahang dan gigi dengan menghasilkan

ekspansi sutura di rapid palatal. Hal ini dicapai dengan menggunakan alat

yang kaku , yang akan membatasi tipping dari molar, memperluas rapid

midpalatal menggunakan kekuatan tinggi untuk membatasi waktu yang

diizinkan untuk gerakan gigi dan melakukan perawatan selama atau sebelum

pubertas pada masa pertumbuhan.3

2.1.5.1.1 Indikasi RME (Rapid Maxillary Expansion)

Sebagai aturan umum, RME diindikasikan pada kasus dengan

perbedaan transversal sama dengan atau lebih besar dari 4 mm, dan dimana

molar rahang atas bagian bukal sudah cenderung untuk mengkompensasi

perbedaan. Baru-baru ini, RME telah digunakan untuk memfasilitasi rahang

atas dalam perawatan kelas III dengan menghubungkan rahang atas ke dasar

kranial.3

10

2.1.5.1.2 Kontraindikasi RME (Rapid Maxillary Expansion)

Kontraindikasi RME umumnya pada pasien yang telah melewati

percepatan pertumbuhan.3

2.1.5.1.3 Appliance dari RME

Terdapat banded dan bonded appliances. Banded appliances ini

melekat pada gigi dengan bands pada gigi molar satu dan premolar satu pada

maksila. Banded pada RME terdapat dua tipe (dalam hal ini pada penggunaan

fixed appliance) :

(1) Tooth and tissue borne. Terdiri dari skrup ekspansi dan akrilik yang

berbatasan dengan ridge alveolar. Kelebihan dari penggunaan dari alat ini

adalah memproduksi lebih ekspansi paralel, jarang terjadi relaps, rongga

hidung yang lebih besar dan keuntungan pada basis apikal. Kekurangannya

yaitu alat ini dapat mengiritasi jaringan lunak.3

Gambar 2.1.5.1 Tooth and Tissue Borne

Ada dua alat yang biasanya digunakan pada tipe ini :3

1. Derichsweiler

11

Gambar 2.1.5.2 Derichsweiler2. Haas

Gambar 2.1.5.3 Haas

(2) Toot borne. Hanya terdiri dari bands dan wires tanpa ada akrilik yang

menutupinya. Contohnya adalah HYRAX expander, menggunakan skrup

spesial yang disebut Hygienic Rapid Expander. Skrup ini mempunyai

ekstensi berat ukuran kawatnya yang teradaptasi untuk mengikuti kontur

palatal dan menghubungkan bands pada premolar dan molar. Manfaat utama

dari expander ini yaitu tidak mengiritasi mukosa palatal dan mudah untuk

dibersihkan. Mampu menyediakan 11 mm pemisahan sutura dalam janga

waktu pendek penggunaan dan maksimum 13 mm yang dapat tercapai.3

12

Gambar 2.1.5.4 Tooth borne

Ada dua alat yang biasanya digunakan pada tipe ini :

1) Isaacson

Gambar 2.1.5.5 Isaacson

2) Hyrax

Gambar 2.1.5.6 Hyrax

13

2.1.5.1.4 Kelebihan dari RME

1. Ekspansi akan selalu lebih besar di bagian anterior dari sutura.

2. Pelebaran palatal meningkatkan aliran udara melalui hidung

sebagai bantuan untuk bernapas lewat mulut.

3. Teknik ini paling cocok untuk periode gigi bercampur atau gigi

susu.3

2.1.5.1.5 Kekurangan dari RME

1. Besarnya kekuatan menyebabkan pemisahan dan membutuhkan

waktu lama tulang untuk mengisinya.

2. Memerlukan kontrol pasien.

3. Adanya gangguan saat berbicara.

4. Tidak higienis, sangat besar.

5. Tidak merotasi molar.1,4-5

2) SME (Slow maxillary expansion)

Slow ekspansi merupakan gagasan dari Pierre Fauchard. Slow

ekspansi melibatkan penggunaan kekuatan yang relatif lebih rendah (2

sampai 4 pound) atas waktu yang lebih lama (2 sampai 6 bulan) untuk

mencapai hasil yang diinginkan.3

2.1.5.2.1 Indikasi

(1) Mengoreksi crossbite unilateral.

(2) Mengoreksi bentuk lengkung rahang “v” seperti pada kebiasaan

buruk mengisap jari.

(3) Crowding yang minimal rahang atas ( 1-2 mm).

14

(4) Mempersiapkan bone grafts pada kasus celah.3

2.1.5.2.2 Kelebihan dari SME

(1) Rendahnya tingkat kekuatan.

(2) Tidak memerlukan kontrol pasien.

(3) Menggunakan kekuatan yang berselang-seling atau berlanjut

sampai dengan 2-4 pound.

(4) Molar yang rotasi.

2.1.5.2.3 Kekurangan dari SME

(1) Waktu perawatan lebih lama.

(2) Kebanyakan perubahan dento-alveolar.

(3) Perputaran molar yang tidak diinginkan.2

2.1.5.2.4 Alat alat yang digunakan pada slow ekspansi

(1) Sekrup. Berbagai sekrup yang digunakan dalam ekspansi maksila

dan mandibula. Sekrup ini memiliki lubang yang kecil dan

aktivasinya lebih jarang jika dibandingkan dengan RME

appliances.2,4

(2) Coffin spring. Alat ini mampu memproduksi slow expansion,

meskipun telah ditunjukkan dengan split palatal, tapi khusunya

digunakaan pada pasien mix dentition, dan sangat ideal digunakan

merawat crossbite unilateral. Bentuk alat ini berupa bentuk

omega dengan diamter kawat 1,2 mm, dengan base omega

ditempatkan di garis tengah posterior. Dipisahkan oleh 2 plat

akrilik yang membentuk frame work di slope palatal, dan juga

terdapat klamernya. Cukup menarik sayap terpisah akan

15

mengaktifkan alat. Hal ini di tempatkan pada premolar satu

kemudian molar. Dan juga dapat diaktivasi dengan menggunakan

tang 3 jari pada basis dari omega, tapi jarang digunakan karena

bisa mendistorsi pir pir nya. Idelanya untuk membuat lubang

maka harus di bur pada pertengahan base plate untuk mengukur

jumlah aktivasi yang diberikan.2,4

(3) Quad helix. Quad helix ini adalah evolusi dari coffin spring .

Quad helix ini terdiri ats 4 helix yang terbuat dari diamter kawat

0,038 yang disoder pada molar band. Peningkatan panjang dari

kawat meningkatkan aksi dan fleksibilitas, dan mengurangi

tingkatan tekanan. Quad helix ini terdiri dari 2 anterior dan 2

posterior helix. Bagian kawat diantara 2 helix anterior disebut

sebagai anterior bridge yang dihubungkan dengan posterior helix

yang disebut palatal bridge. Sedangkan ujung kawat yang bebas

biasanya diadaptasikan dekat dengan gigi premolar yang disebut

sebagai lengan luar, dimana lengan ini didekatkan pada band

molar. Ketika palatal bridgenya diaktifkan maka daerah

premolar dan caninus mendapat ekspansi.2,4

Gambar 2.1.5.7 Quad Helix

16

(4) Ni-Ti expander. Nickel titanium expanders, terbuat dari nickel-

ttanium alloy yang flexibel. Digunakan secara simultan dengan

konvensional fixed appliance, hanya memerlukan penambahan

lingual sheath pada molar bands2,4

Gambar 2.1.5.8 Ni-Ti expanders

(5) Schwarz appliance. Adalah alat lepasan berbentuk tapal kuda

yang cocok di sepanjang perbatasan lingual dari gigi mandibula

dan mampu memperluas lengkungan mandibula.2,4

Gambar 2.1.5.9 Schwarz appliance

2.1.6 Manajemen Ekspansi6

1) Sebelum 15 tahun

(1) Aktivasi 2 kali dalam satu hari

(2) Aktivasi total 180 setiap hari⁰

(3) Review : Setelah 1 minggu

17

(4) Aktivasi 90 setiap waktu⁰

(5) 0,5 mm/hari

2) 15-20 tahun6

(1) Aktivasi 4 kali/hari

(2) Aktivasi total 180⁰

(3) Review setelah 1 minggu

(4) Aktivasi 45⁰

(5) Total 90⁰

3) Diatas 20 tahun6

(1) Aktivasi 2 kali/hari

(2) Lalu aktivasi 45⁰

(3) Review setelah 3-4 hari

(4) Aktivasi pertama 90⁰

(5) Total 90⁰

4) Nyeri dirasakan pada pasien yang berada di remaja akhir (diatas 15 tahun)

dan dewasa karena untuk membangun kekuatan.

5) Sedikit ketidaknyamanan mungkin dirasakan selama ekspansi.

6) Nyeri persisten Perlu dicatat pada pasien yang suture menyatu. Dalam kasus

tersebut, aktivasi harus dihentikan.

7) Pada pasien muda, orang tua harus diajarkan untuk mengaktifkan sekrup dan

jadwal aktivasi.6

18

2.1.7 Cara Membuat Ekspansi

1) Menggambar desain plat ekspansi dimana terdapat klamer labial bow,

klamer adam, letak sekrup dan garis median untuk membelah plat akrilik

2) Membuat 2 klamer adam pada gigi M1 dan 1 klamer labial bow

3) Mempersiapkan sekrup yang akan digunakan untuk ekspansi

4) Ulasi model kerja dengan CMS (usahakan lubang tempat sekrup tidak

terkena CMS).

5) Membuat cekungan letak skrup pada model dengan fissure diantara gigi

P1 kanan dan kiri.

6) Persiapan pengisian akrilik, setelah diisi rendam model kerja dalam air

agar gelembung-gelembung udara dapat keluar kemudian keringkan.

7) Pemasangan sekrup. Fiksasi lubang sekrup dengan malam terlebih

dahulu agar stabil.

8) Isi model kerja dengan monomer dan taburi polymer di daerah sekrup

terlebih dahulu sampai sekrup tertanam dalam akrilik.

9) Pengisian akrilik dilanjutkan pada satu sisi kesisi yang lain sampai

ketebalan dari keseluruhan plat terisi cukup.

10) Lepas pegangan sekrup pada plat yang telah setting dengan

menggunakan tang.

11) Finishing, ambil kelebihan akrilik yang bukan termasuk bagian dari plat

dan pada daerah yang tajam atau tebal dengan menggunakan freezer.

12) Polishing, haluskan dengan cone dan pumice, kemudian kilapkan dengan

brush.

13) Untuk melepas sisa pegangan sekrup dan diputar sesuai anak panah.

19

Key

Micro Expansion Screw

Standard Expansion Screw

2.2 Sekrup Ekspansi

2.2.1 Tipe-tipe Sekrup Ekspansi

Desain umum dari sekrup ekspansi:7

Gambar 2.2.1.1 Sekrup ekspansi

Gambar 2.2.1.2 Bagian-bagian sekrup ekspansi

Sekrup ekspansi dapat dibedakan menjadi tipe (1) slow dan (2) rapid :8

2.2.1.1 Tipe Slow8

1. Skeleton type,

Maksimum, ekspansi 7 mm

Minimum, ekspansi 3-4 mm

Medium, ekspansi 5 mm

2. Three dimension screw, untuk mengoreksi crossbite.

20

3. Fan type expansion screw, untuk pergerakan anterior maksila.

4. Mandibular bow screw, untuk ekspansi anterior mandibula ke arah lateral

dan sagital.

5. Telescopic screw, untuk mengerakkan satu gigi atau kelompok gigi.

6. Spring loaded screws

7. Norwegian plate screw, digunakan dalam kasus maloklusi klas III.

8. Standard expansion screws, untuk ekspansi maksila kearah lateral

9. Sectional screw, untuk pergerakan kearah distal.

Gambar 2.2.1.3 A. Appliance untuk arch expansion, B. Appliance untuk buccal movement dari kelompok gigi, C. Appliance untuk distal movement dari gigi.

10. Magnet expansion screw.

11. Traction screws.

Gambar 2.2.1.4 Plat dengan Heller

12. Fan type expansion screw.

21

Gambar 2.2.1.5 Eccentric screw

2.2.1.2 Tipe Rapid (Cepat)8

1. Hyrax : sekrup tipe ini bekerja dengan cepat dan dapat mengekspansi sebesar

7-11 mm.

2. Maximum: dapat mengekspansi sebesar 11 mm.

3. Glenross: ekspansi sebesar 11 mm dan memiliki lubang kunci sekrup yang

lebih besar dari rata-rata yang dapat mempermudah insersi kunci sekrup saat

aktivasi.

4. Perbedaan antara sekrup tipe slow dan tipe rapid

Tipe Slow Tipe Rapid

1. Bekerja secara lambat

dalam beberapa minggu

1. Bekerja dalam waktu yang singkat (sekitar 21

hari)

2. Perputaran sekrup ¼

putaran dapat menghasilkan

pergeseran 0.25 mm

2. Perputaran sekrup dilakukan pada pagi hari,

dan dilakukan lagi pada malam hari pada hari

pertama dan dilakukan aktivasi tiap hari.

3. Ekspansi sebesar 1 mm per

bulan3. Ekspansi 7-11 mm dalam 21 hari.

4. Tidak ada rasa sakit 4. Disertai rasa sakit

5. Orthodontic force 5. Orthopedic force

22

Tipe ekspansi berdasarkan penggunaanya :9

Tipe Sekrup Ekspansi Penggunaan

1. Sekrup ekspansi simetris bilateral

(Symmetrical bilateral expansion screw)Untuk ekspansi bilateral

2. Traction screw Menutup jarak (closing space)

3. Sekrup ekspansi disertai split

aktivator

Memisahkan ekspansi maksila atau

mandibula

4. Sekrup tiga dimensi (three

dimensional screw)Ekspansi anterior dan bilateral

Gambar 2.2.1.6 Tipe expansion screw

Sekrup ekspansi terdapat bermacam-macam, tapi dasar kerjanya sama. Tersedia

berbagai tipe, antara lain : 2

1. Tipe Badcock

2. Tipe Fisher

3. Tipe Glenross

4. Tipe Wipla, dll.

23

Gambar 2.2.1.7 Tipe Badcock

Gambar 2.2.1.8 Tipe Fisher

Gambar 2.2.1.9 Tipe Glenross

Gambar 2.2.1.10 Tipe Wipla

2.2.2 Aktivasi Sekrup Ekspansi

Sekrup diaktifkan oleh pasien ke arah panah yang ditunjukkan pada

baseplate. Prinsip sekrup ortodonti adalah bahwa akhir perawatan dalam arah

yang berlawanan ketika diputar pelat dan logam bergerak terpisah. Dasar dari

24

sekrup ortodonti kaku, oleh karena itu hanya dapat disesuaikan dengan hanya

sejumlah kecil pada satu waktu, dan sebaliknya alat tidak dapat diinsersi.

Aktivasi dilakukan seperempat putaran sekali seminggu yang memisahkan

akrilik sekitar 0,25 mm, menghasilkan kekuatan berkisar antara 3 sampai 10

pound. Alat ini menekan gigi dalam soket dengan 0.12 mm per sisi, yang

dalam lebar ligamen periodontal (0.25mm). Seperti pengurangan ringan

ruang ligamen periodontal tidak akan mengganggu sirkulasi darah dan

menciptakan kondisi ideal pergerakan gigi & transformasi tulang. Tambahan

penyesuaian, dapat dilakukan hingga seperempat putaran dua kali seminggu,

tetapi perlu untuk memperhatikan yang di lakukan agar tidak berlebih karena

hal ini akan menyebabkan alat menjadi tidak sesuai. 7,10

25

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kata ekspansi merujuk pada pelebaran daerah lateral pada lengkung gigi oleh

tekanan ortodonsi. Salah satu tujuan utama perawatan ortodonsi adalah mengoreksi

ketidaksesuaian skeletal/dental dalam arah transversal.

Ekspansi melewati sutura melalui dua cara 1) Rapid ekspansi dan 2)

Slow ekspansi. Objek dari ekspansi maksilaris adalah untuk melebarkan

maksilaris, tidak hanya meluaskan lengkung gigi dengan menggerakkan gigi-

gigi relatif ke tulang.

Kelebihan slow ekspansi: rendahnya tingkat kekuatan, tidak memerlukan

kontrol pasien, menggunakan kekuatan yang berselang-seling atau berlanjut

sampai dengan 2-4 pond, molar yang rotasi. Kekurangan Slow ekspansi :

waktu perawatan lebih lama, kebanyakan perubahan dento-alveolar,

perputaran molar yang tidak diinginkan. Kelebihan Rapid ekspansi :ekspansi

akan selalu lebih besar di bagian anterior dari sutura, pelebaran palatal

meningkatkan aliran udara melalui hidung sebagai bantuan untuk bernapas

lewat mulut, teknik ini paling cocok untuk periode gigi bercampur atau gigi

susu.Kekurangan rapid ekspansi:tingginya besar kekuatan menyebabkan

pemisahan dan membutuhkan waktu lama untuk tulang untuk mengisinya,

memerlukan kontrol pasien, adanya gangguan saat berbicara, tidak higienis,

sangat besar, tidak merotasi molar.

26

27

DAFTAR PUSTAKA

1. S.I Bhalajhi. Orthodontics the art and sciene 3rd ed. New Delhi : Arya

(medi);2003.p.251-253

2. Premkumar S. Orthodontics Prep Manual for Undergraduates. New Delhi :

Elsevier ; 2008. P; 399-401

3. D.gill, F.Naini et,al. The Management of Transverse Maxillary Deficiency.

Dental update (November 2004).p.518

4. Vijayalakshmi K. Removable orthodontic appliance. New Delhi: Jaypee Brother

Medical Publishers(P) Ltd, 2010. Pg. 77-80

5. G.J. Anbuselvan , M. Karthi. Judicial use of expansion screws in removable

appliances for anterior crossbite correction - case reports. JIADS.1(1): 41 (Jan-

March 2010)

6. Anirudh Agarwal, Rinku Mathur. Review article : Maxillary expansion.

International journal of clinical pediatric dentistry.3(3) : (Jaypee, september-

desember 2010) p.141-144

7. Phulari B S. Orthodontic principles and practice. New Delhi: Jaypee Brother

Medical Publisher(P) Ltd, 2010. Pg. 315

8. Buku ajar orto ugm dan Dickson G C, WheatlyA E. An atlas of removable

9. Dr. P.S Raju MDS et,al. Maxillary expansion appliances : review

10. Gukerat singh. Textbook of orthodontic 2nd ed. New Delhi :

Jaypee;2007.p.238.

28

29

30

31

32