makalah msdm dian an dan induksi tenaga pendidik

38
 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terj adi at au berlangs ung suatu pr os es pendidikan. Karen a it ulah seri ng di ny at akan pendidikan telah ad a sepanjang peradaban umat manusi a. Pend idika n menj adika n sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam mengh adap i peru bahan di ling kung an kerja . Oleh karena itu tidaklah heran apabila Negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Menurut Tim Dosen FIP-IKIP Malang bahwa .Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadi anny a deng an jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (Pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani (Pa nca ind era ser ta ket erampilan-k eterampil an ( Tim Dosen FKIP Mal ang : 198 1:7 ). Pen did ika n merup aka n sek tor penti ng dar i pro ses pemban gun an nasional yang turut meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia suatu Negara. Sumber daya terpenting suatu negara adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi. Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan sema ta-mata diten tukan oleh Sumber Daya Alam (SDA ) yang tersedia , akan tet api banya k dit ent uka n ole h kua lit as Sumber Day a Manusi a (SDM) yan g berp eran meren canak an, mela ksan akan serta meng enda likan organ isas i yang bersangkutan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang menye lengga rak an keg iatan bel aja r men gaj ar memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk keberhasilan se kolah tersebut. Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan oleh peningkatan kualitas mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga kepend idikan, sarana dan pr asarana, bi ay a, anak di di k, ma sy ar ak at dan lingkungan pendukungnya. Sub sistem tenaga kependidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dalam 1  1

Upload: sandy709

Post on 18-Jul-2015

552 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 1/37

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya

terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering

dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.

Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap

dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu tidaklahheran apabila Negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang

tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Menurut Tim

Dosen FIP-IKIP Malang bahwa .Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia

untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu rohani (Pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani

(Pancaindera serta keterampilan-keterampilan ( Tim Dosen FKIP Malang:

1981:7). Pendidikan merupakan sektor penting dari proses pembangunan

nasional yang turut meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia suatu Negara.

Sumber daya terpenting suatu negara adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu

orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka

kepada organisasi. Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan

semata-mata ditentukan oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, akan

tetapi banyak ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang

berperan merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan organisasi yang

bersangkutan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar memerlukan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas untuk keberhasilan sekolah tersebut.

Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan

oleh peningkatan kualitas mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan

lingkungan pendukungnya. Sub sistem tenaga kependidikan merupakan salah

satu hal yang sangat penting untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dalam

1

 

1

Page 2: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 2/37

 

Undang-undang SISDIKNAS Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat

yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

pendidikan (UU No: 20 Tentang Sisdiknas 2003: 3). Menurut UU RI No. 20 TH.

2003 SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 40 Ayat 2, Guru sebagai

tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai berikut: 1. Menciptakan

suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan

dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu

pendidikan;dan 3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,

dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (UU.No:

20 Tentang Sisdiknas, 2003:21). Dengan memiliki kewajiban yang telah

dirumuskan di atas, ketika guru memasuki ruang kelas, guru dapat menciptakan

suasana pendidikan yang menyenangkan dan kreatif sehingga anak didiknya pun

menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan proses belajar

mengajar. Selain itu, seorang guru juga memiliki kewajiban untuk dapat

meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan memiliki kemampuan baik secara

 jasmani dan rohani agar pengajaran yang akan diberikan kepada anak didiknya

dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar serta memiliki implikasi yang positif terhadap hasil pembelajaran, dan dapat menjaga nama baik lembaga, serta

profesi yang ia geluti sehingga guru tersebut dapat menjalankan kewajibannya

dengan penuh rasa tanggung jawab. Guru harus peka dan tanggap terhadap

perubahan-perubahan pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan

perkembangan zaman. Disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan

wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa

yang diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan perkembangan

kemajuan zaman (Moh.Uzer Usman, 1995: 3).. Dalam meningkatkan kualitas

anak didiknya guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan

pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu ketika proses

kegiatan pembelajaran berlangsung seorang guru dapat menciptakan

pembelajaran yang menarik dan memiliki jiwa semangat yang tinggi sehingga

siswanya termotivasi dengan baik dan lebih berfikir kreatif dan inovatif guna

menunjang kehidupannya dimasa datang dan dalam menghadapi tantangan-

2

Page 3: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 3/37

 

tantangan pada era globalisasi saat ini. Sehingga dapat menghasilkan Sumber

Daya Manusia yang berkualitas dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di

sebuah lembaga pendidikan (sekolah). Menjelaskan bahwa reorganisasi lembaga

pengelola pendidikan di daerah pun masih diwarnai oleh tarik menarik kekuatan

yang bernuansa kecurigaan. Budiyana (Kompas, 31 Mei 2002) menilai bahwa

dari hal itu muncul kesan kuat aparat pemerintah daerah ingin menjadi super

power dalam birokrasi di daerah dengan cara menempatkan orang-orang yang

kurang kapabel dan profesional pada jabatan-jabatan strategis dilingkungan

Dinas Pendidikan dari pada menempatkan orang-orang eks Kanwil Depdiknas,

yang sebenarnya lebih paham mengenai pendidikan (Hadiyanto, tth:4). Pada era

otonomi pendidikan, pemerintah daerah (pemda) memiliki kewenangan yang

sangat besar bagi penentuan kualitas sumber daya manusia (guru) yang

diperlukan di daerah masing-masing. Dengan melalui otonomi daerah (Pemda)

dapat memperhatikan lebih terhadap profesi guru dan diharapkan menjadi lebih

dekat pada sasaran dalam peningkatan kulitas pendidikan bangsa. Oleh karena

itu, dimasa yang akan datang aparat pemerintah daerah benar-benar harus

memiliki pola rekrutmen guru yang lebih bermutu lagi, sehingga terwujud guruyang berkompeten dan efektif. Dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat

berkaitan erat dengan masalah Sumber Daya Manusia. SDM dalam dunia

pendidikan tiadalah lain adalah tenaga pendidik yaitu guru.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1).

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,

atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. (UU no 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 4).

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1)

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2)

meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai

tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional

3

Page 4: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 4/37

 

dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

 Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta

menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No 20

tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan

kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di bidang

pendidikan.

Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan

pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan

tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di

perguruan tinggi, pendidikan profesi guru, di Lembaga Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan

pendidikan.

Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal

lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain:

pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dan

berkomunikasi dengan warga sekolah. Padahal pengenalan guru pemulaterhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru

selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah

program induksi. Dan sebelum program induksi itu dilaksanakan, tentu saja ada

hal yang tidak kalah penting yaitu penempatan guru itu sendiri ke satuan

pendidikannya.

Penempatan Tenaga Pendidik dilakukan haruslah sesuai dengan

kebutuhan sekolah, dan persyaratan yang ditentukan oleh sekolah, agar

rekrutmen yang dilakukan tidak hanya sekedar mengisi kekosongan pegawai

atau sekedar mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang biasa saja, tetapi

sumber daya manusia (SDM) yang berdedikasi dan profesional di bidangnya

sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut. Semua orang

boleh saja menjadi guru, namun untuk menjadi guru professional dan berkualitas

tentunya tidak semua orang boleh. Karena ada aturan dan kriteria yang harus

dimiliki oleh setiap orang apabila ia ingin menjadi guru yang memiliki integritas,

4

Page 5: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 5/37

 

loyalitas, dedikasi, dan responsibility untuk mewujudkan guru professional. Guru

adalah salah-satunya komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang

ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di

bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah-satu unsur di

bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan

kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat

yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada

setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada

suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak 

semata-mata sebagai "pengajar" yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai

"pendidik" yang transfer of values dan sekaligus sebagai "pelatih " yang transfers

of skill, dan pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa

dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan

yang unik dan sangat kompleks di dalam proses pembelajaran, dalam usahanya

untuk mengantarkan siswa/anak didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena

itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan

semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung  jawabnya. Namun, untuk menjadi guru professional tentunya juga sangat

berkaitan erat dengan rekrutmen tenaga guru, dan berbagai persyaratan untuk 

menjadi guru, demikian pula halnya untuk menjadi kepala sekolah yang

professional dan memiliki visioner, dan juga jiwa kepemimpinan sehingga

mampu membawa perubahan satuan pendidikan kearah yang lebih baik.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas serta

  judul makalah ini, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan.

 Adapun identifikasi masalahnya adalah :

1. Bagaimana Konsep dan implementasi penempatan tenaga Pendidik 

dan Kependidikan itu?

2. Bagaimana Konsep dan Program Induksi bagi guru itu?

5

Page 6: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 6/37

 

C. Tu juan

 Adapun Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Managemen Sumber

Daya Manusia Pendidikan.

2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan implementasi penempatan

guru

3. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan Induksi guru

6

Page 7: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 7/37

 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penempatan SDM Pendid ikan

Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk 

menempati suatu posisi atau jabatan. Meskipun tindakan penempatan ini

mengandung unsur uji coba yang menyebabkan adanya tindakan penempatan

kembali namun pada dasarnya penempatan tenaga pendidik dan kependidikan

ini merupakan tindakan yang menentukan keluaran dan komposisi ketenagaandilihat dari kepentingan keseimbangan struktur organisasi pendidikan nasional.

Juga tindakan penempatan ini merupakan tindakan terpadu antara apa yang

dapat tenaga baru perlihatkan (kerjakan) dengan tuntutan-tuntutan pekerjaan,

kewajiban-kewajiban dan hal-hal yang ditawarkan dari jabatan tersebut. Karena

itu suatu prinsip yang mengatakan “the right man on the right place”  (orang

yang tepat pada tempat yang tepat) haruslah dipenuhi. Dalam konteks

penempatan ini, adanya mutasi dari satu daerah ke daerah lain atau dari satu

bidang kerja ke bidang kerja yang lain dapat dilakukan dengan memperhatikan

kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat berkenaan dengan kebutuhan kuantitas

maupun kualitas. Mutasi atau perpindahan di kalangan tenaga kependidikan

dapat menjadi alternatif penting untuk pengembangan organisasi.

Penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah

melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana

mereka ditempatkan.

Penetapan atas calon-calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh

atasan langsung atau oleh bagian personalia/ kepegawaian. Keputusan ini

merupakan akhir dari kegiatan penyelenggaraan seleksi. Artinya tenaga-tenaga

kependidikan yang baru diterima itu, merupakan tenaga-tenaga yang paling baik 

menurut standar seleksi yang ditetapkan. Kecuali seleksi untuk maksud-maksud

promosi atau mutasi, berdasarkan standar, seleksi ini memungkinkan keputusan

penerimaan tidak memperlihatkan terpenuhinya kebutuhan tenaga kependidikan

walaupun dilihat dari jumlah pelamar sangat memungkinkan melebihi jumlah

7

 

7

Page 8: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 8/37

 

yang dibutuhkan. Biasanya hal ini terjadi karena sebagian pelamar tidak dapat

memenuhi standar seleksi yang ditentukan. Terhadap para pelamar yang tidak 

dapat diterima itu, sebaiknya diberitahu secara tertulis beserta alasan-alasannya.

Suatu proses seleksi yang telah diselenggarakan sebenarnya belum menjamin

bahwa produktivitas segera diperoleh karena memang tenaga baru yang belum

dipekerjakan. Namun demikian, seleksi seharusnya memperlihatkan bahwa

potensi organisasi menjadi lebih besar dan lebih kuat.

Penempatan Guru Indonesia memiliki 4 kategori guru;

1) guru pns, orang yang memiliki kualifikasi minimum sebagai guru

2) guru kontrak, guru yang dipekerjakan karena adanya proyek dari

lembaga donor dan memiliki kualifikasi yang sama dengan guru pns

3) guru tetap, diangkat oleh yayasan untuk mengajar di sekolah swasta

dengan kualifikasi bervariasi sesuai dengan kualitas sekolah

4) guru honorer, bekerja di sekolah negeri atau swasta yang dibayar oleh

yayasan.

Guru-guru ini memiliki kualifikasi yang sangat bervariasi dan mereka bisa

dibayar kurang dari Rp. 100.000 per bulan. apapun kategorinya, jumlah guru diindonesia telah berjumlah lebih. persoalan utamanya adalah distribusi

penempatan yang timpang. tingkat kehadiran guru tidak merata, karena lebih

banyak terkonsentrasi di perkotaan. sedangkan daerah-daerah terpencil sangat

minim. hasil survey menyatakan bahwa rasio siswa guru di daerah terpencil 25:1

dibandingkan ratarata keseluruhan 20:1. ketimpangan juga terjadi di daerah

terpencil, sekitar 78% sekolah memiliki guru honorer. kualitas apa yang

diharapkan dari kondisi seperti ini ?

Penempatan merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan

pegawai suatu organisasi. Dimana pegawai yang lolos seleksi mendapat kuasa

atas nama organisasi untuk menempati suatu posisi tertentu yang menjadi

bidang garapannya dalam organisasi tersebut sesuai dengan kompetensi yang

dimiliki pegawai tersebut. Secara teoritis penempatan pegawai didasari atas  job 

specification yang telah ditentukan sebelumnya serta selalu berpedoman pada

prinsip " the right man in the right place and the right man behind the right job" 

( Hasibuan:2007) penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat

8

Page 9: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 9/37

 

serta penempatan orang-orang yang tepat pada jabatan/posisi yang tepat akan

membentuk kepuasan secara psikologis kepada pegawai, akhirnya akan

melahirkan motivasi dan kreatifitas kerja yang tinggi dan berdampak pada

meningkatnya produktivitas organisasi. dalam kontek penempatan Guru,

khususnya penempatan guru Bidang Studi ( Penjas, Pendidikan Agama) bagi

sekolah dasar. Manajer kepegawaian perlu juga mempertimbangkan kondisi

sekolah yang akan dihadapi oleh guru bidang studi tersebut sebelum

menempatkannya. Salah satu hal yang patut dipertimbangkan dalam

penempatan guru Bidang Studi adalah jumlah guru pada sekolah yang akan

dituju. Mengapa demikian, karena bila seorang Guru Bidang Studi ditempatkan

pada sekolah yang memiliki kekurangan guru (misalnya ada 1 atau 2 orang guru)

, maka ditempat kerjanya karena kekurangan guru kelas mau tidak mau dia akan

mengajar mata pelajaran lain atau menjadi guru kelas. Bila hal ini terjadi maka

akan menimbulkan masalah bagi kualitas lulusan siswa juga bagi perkembangan

kompetensi guru Bidang Studi tersebut, karena pada dasarnya guru Bidang studi

adalah guru yang berhak mengajar Mata Pelajaran tertentu saja, misalnya Guru

Penjas hanya berhak mengajar Mata pelajaran Penjas saja. Latar belakangakademis telah terkonsentrasikan pada bidang masing-masing, dengan kata lain

secara akademis tak diperuntukan untuk mengajar mata pelajaran lain diluar

bidangnya. Kasus seperti ini sering terjadi terutama untuk guru-guru yang

ditempatkan di sekolah dasar di daerah terpencil. Salah satu karakteristik sekolah

dasar daerah terpencil adalah kekurangan guru kelas, biasanya hanya memiliki 1

atau 2 0rang guru saja sehingga ketika seorang guru bidang studi di tempatkan

di SD terpencil akan otomatis menjadi guru kelas. Hal ini akan menimbulkan

dampak yang tidak baik, baik bagi mutu pembelajaran maupun bagi guru itu

sendiri. Untuk itu sebaiknya guru bidang studi hanya ditempatkan pada sekolah

dasar yang guru kelasnya telah lengkap.

 Ada beberapa dampak negatif yang akan terjadi baik pada guru maupun

pada proses belajar apabila guru bidang studi mengampu mata pelajaran yang

bukan bidangnya, yaitu:

1. Guru bidang studi kurang memiliki kepuasan kerja.

9

Page 10: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 10/37

 

Kepuasan kerja akan diperoleh apabila seorang pegawai merasa bahwa

pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya

yang sejak semula telah menjadi komitmennya. Apabila guru bidang studi

mengajar mata pelajaran diluar keahliannya maka dia akan memiliki rasa

ketidakpuasan karena apa yang diajarkannya merasa kurang optimal karena

diluar kemampuannya. walaupun mungkin saja ada sebagaian guru bidang studi

yang merasa tak ada masalah dengan hal itu dan merasa asik dengan bidang

baru, namun akibatnya akan melupakan bidang semula.

2. Motivasi kerja guru bidang studi menjadi rendah 

Ini diakibatkan dari tidak memiliki kepuasan dalam bekerja maka

motivasi untuk bekerja dan berprestasi pun menjadi rendah. Motivasi kerja yang

rendah akan dicirikan dengan tingkah laku seperti mangkir kerja, pindah kerja,

keluar dari pekerjaan dan produktipitas menurun.

3. Kompetensi bidang semula tidak berkembang 

Guru bidang studi yang mengajar mata pelajatan lain sedikit banyak 

akan menelantarkan bidang utamanya. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip

profesionalisme yang salah satu prinsipnya adalah konsistensi pada bidangnya.4. KBM tidak menarik 

Kegiatan Pembelajaran yang ditangani oleh orang yang bukan bidangnya

sudah pasti akan mempengaruhi kualitas KBM sehingga KBM kurang menarik 

bagi siswa dan akibatnya sudah pasti pembelajaran menjadi kurang berhasil.

5. Mutu lulusan menjadi rendah 

Bila kulaitas belajar mengajar rendah akibat kompetensi guru kurang

maka akan berdampak pada kemampuan siswa yang rendah. Meskipun secara

perencanaan kegiatan siswa mengikuti semua proses belajar tak berbeda dengan

sekolah lain namun secara kualitas kemampuan siswa berbeda. Untuk itu

pemerintah terutama yang memegang kebijakan kepegawaian untuk melakukan

analisis dahulu sekolah-sekolah yang akan ditempati oleh seorang guru terutama

guru bidang studi sebelum menempatkan mereka. Prinsip yang harus dipegang

agar terciptanya kepuasan pada Guru Bidang Studi di SD dan pengangkatan

pegawai yang efektif adalah dengan menempatkan guru Bidang Studi pada

10

Page 11: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 11/37

 

sekolah-sekolah yang guru kelasnya telah lengkap, dengan kata lain

menempatkan guru bidang studi agar mengajar pada bidang yang seharusnya.

B. Program Induksi SDM Pendidikan

1. Pengert ian dan Tujuan Program Induksi

Program induksi SDM pendidikan dalam hal ini adalah suatu program

induksi yang dipentukan bagi guru pemula.

Program Induksi Guru Pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan di

tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahandalam proses pembelajaran bagi guru pemula pada satuan pendidikan di tempat

tugasnya (draft Permendiknas tentang Induksi).

Tujuan Program Induksi bagi Guru Pemula adalah :

a. Membimbing guru pemula agar dapat

beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah.

b. Membantu guru pemula agar mampu

melaksanakan pekerjaanmya sebagai guru profesional di

sekolah/madrasah.

Dengan demikian program induksi bagi guru pemula merupakan proses

orientasi kegiatan proses pembelajaran dalam konteks satuan pendidikan

tertentu, dan menjadi pembelajaran keprofesionalan di tempat kerja selama

tahun pertama mengajar dan merupakan tahap awal dalam Pengembangan

Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) seorang guru. Program Induksi dirancang

secara sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama dan kesejawatan

antara guru pemula, guru pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas

sekolah/madrasah dengan pendekatan pembelajaran profesional. Program

induksi bagi guru pemula dilaksanakan dengan prinsip :

1) keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode

etik profesi, sesuai bidang tugas;

2) kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;

11

Page 12: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 12/37

 

3) akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik;

4) berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu

mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.

2. Peserta

Peserta program induksi adalah:

a. guru pemula berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yangditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh

Pemerintah atau pemerintah daerah;

b. guru pemula berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) mutasi dari

 jabatan lain.

c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah

yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Guru pemula bertanggungjawab:

1) mengamati situasi dan kondisi sekolah/madrasah serta lingkungannya,

termasuk mempelajari data-data sekolah/madrasah, tata tertib

sekolah/madrasah dan sarana serta sumber belajar di

sekolah/madrasah;

2) mempelajari latar belakang siswa;

3) mempelajari dokumen administrasi guru;

4) mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;

5) menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;

6) melaksanakan proses pembelajaran;

7) menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif 

dan psikomotorik);

8) melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;

9) melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,

seperti pembina ektra kurikuler, instruktur TIK.

10) melakukan observasi di kelas lain;

12

Page 13: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 13/37

 

11) melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan

pengawas sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam

pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan tugasnya

sebagai guru.

Guru pemula berhak:

1) memperoleh bimbingan dalam hal (1) Merencanakan pembelajaran

(menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan mempertimbangkan karakteristik dan potensi siswa), (2)

Melaksanakan pembelajaran (Kegiatan Pembuka, Kegiatan Inti,

Kegiatan Penutup dan Pengelolaan kelas dan siswa). (3) Menilai hasil

pembelajaran (merancang dan melaksanakan penilaian, menganalisis

hasil penilaian dan menindaklanjutinya serta pengolahan nilai untuk 

mengisi Laporan Hasil Belajar Siswa). (4) Membimbing dan melatih

peserta didik. (5) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada

pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru seperti

Pembina ekstra kurikuler dan instruktur TIK 

2) memperoleh Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula

3) memperoleh Sertif ikat yang menyatakan bahwa guru pemula yang

bersangkutan telah menyelesaikan Program Induksi dengan Baik,

berdasarkan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang

berhasil memperoleh Nilai kinerja sekurang-kurangnya kategori baik 

dan berhak diusulkan untuk pengangkatan jabatan fungsional guru.

4) mengajukan keberatan atas proses pembimbingan oleh pembimbing

dan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula ,

5) memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi

guru dan pengembangan profesi.

6) memperoleh salinan Lembar Observasi Pembelajaran yang telah

ditandatangani oleh guru pemula, pembimbing dan kepala sekolah.

Guru pemula berkewajiban:

1) Melaksanakan kegiatan pokok yang menjadi beban kerja guru yaitu

(1) merencanakan pembelajaran/ pembimbingan; (2) melaksanakan

pembelajaran/ pembimbngan; (3) menilai hasil pembelajaran; (4)

13

Page 14: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 14/37

 

membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas

tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai

dengan beban kerja Guru.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran berupa kegiatan Tatap Muka

(TM), Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak 

Terstruktur (KMTT).

3) Melaksanakan Kegiatan Tatap Muka sesuai dengan jadwal dan

beban jam mengajar yang diembannya.

3. Pembimbing

Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman yang diberi

tugas untuk membimbing dan menilai guru pemula dalam pelaksanaan

program induksi. Dalam pelaksanaan Program Induksi, pembimbing ditunjuk 

oleh kepala sekolah/madrasah dengan kriteria memiliki :

1. kompetensi sebagai guru profesional;

2. pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 8 tahun dan

memiliki jabatan sebagai Guru Madya;

3. pengalaman mengajar atau mengajar pada jenjang kelasyang sama dan pada mata pelajaran yang sama dengan guru

pemula;

4. kemampuan bekerja sama dengan  baik dengan guru

pemula;

5. kemampuan komunikasi yang baik;

6. kemampuan menganalisis teknik mengajar/proses

pembelajaran dan dapat memberikan saran-saran perbaikan;

7. kemampuan untuk membimbing dan membantu guru

pemula dalam melaksanakan pembelajaran profesional.

Jika pada satuan pendidikan penyelenggara program induksi tidak 

terdapat guru yang memenuhi kriteria nomor 2 (dua), maka guru lain yang

belum memiliki masa kerja 8 tahun dan memiliki jabatan guru madya dapat

ditunjuk sebagai pembimbing dengan memperhatikan kriteria lainnya.

14

Page 15: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 15/37

 

Jika pada satuan pendidikan penyelenggara program induksi tidak 

terdapat guru yang memenuhi kriteria seperti yang telah dijelaskan diatas,

maka kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing.

Jika pada satuan pendidikan, kepala sekolah/madrasah tidak dapat

menjadi pembimbing, maka pembimbing dapat diajukan dari satuan

pendidikan lain oleh kepala sekolah/madrasah dengan persetujuan Kepala

Dinas Pendidikan terkait.

Pembimbing bertanggung jawab :

1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat,

terbuka dengan guru pemula;

2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran yang meliputi

penyusunan perencanaan pembelajaran (silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran), melaksanakan pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan

melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok 

sesuai dengan beban kerja guru.

3) melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula sertamemberikan saran perbaikan;

4) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;

5) memberikan dukungan terhadap rencana pengembangan profesi

guru pemula;

6) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi

pembelajaran guru lain;

7) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada

kepala sekolah/madrasah;

8) memberikan masukan dan saran atas hasil penilaian tahap kedua dan

isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

4. Kepala Sekolah/Madrasah

Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab atas pelaksanaan program

induksi, dengan demikian seorang kepala sekolah/madrasah wajib

membimbing dan memfasilitasi guru pemula agar berhasil mengikuti

program induksi dengan baik.

15

Page 16: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 16/37

 

Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab untuk:

1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;

2) menyiapkan Buku Pedoman Pelaksanaan Program Induksi

3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;

4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang

dipimpinnya tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai

pembimbing.

5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas

pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah

tidak dapat menjadi pembimbing.

6) memantau pelaksanaan pembimbingan dan penilaian oleh

pembimbing;

7) berkomunikasi dengan guru pemula dan pembimbing untuk 

mengetahui permasalahan dalam pembelajaran serta memberikan

masukan dan saran untuk keberhasilan guru pemula dalam

pembelajaran;

8) memfasilitasi guru pemula dalam upaya peningkatan kompetensidan pengembangan profesi baik yang diselenggarakan di satuan

pendidikan yang bersangkutan ataupun di luar satuan pendidikan

seperti organisasi profesi (KKG/MGMP, Asosiasi Guru Mata Pelajaran

dan lain-lain)

9) melakukan penilaian tahap ke dua terhadap guru pemula serta

memberikan saran perbaikan;

10) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula untuk 

disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan

mempertimbangkan masukan dan saran dari pembimbing dan

pengawas sekolah/madrasah, serta memberikan salinan laporan

tersebut kepada guru pemula.

11) mengajukan penerbitan Sertifikat kepada Kepala Dinas bagi guru

pemula yang telah memperoleh Nilai Kinerja paling kurang memiliki

kategori Baik pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.

5. Pengawas Sekolah/Madrasah

16

Page 17: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 17/37

 

Pengawas sekolah/madrasah bertanggungjawab dalam menjamin mutu

pelaksanaan program induksi, untuk itu seorang pengawas

sekolah/madrasah harus terlibat mulai saat persiapan hingga

berakhirnya program induksi.

Pengawas sekolah/madrasah bertanggungjawab untuk :

1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah/madrasah dan

pembimbing dan guru pemula tentang pelaksanaan program

induksi termasuk proses penilaian;

2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang

pelaksanaan pembimbingan dan penilaian dalam program induksi;

3) melakukan observasi pelaksanaan proses pembelajaran dan

berkomunikasi dengan guru pemula sebagai bagian dari proses

pembimbingan dan penilaian;

4) melakukan penilaian tahap ke dua terhadap guru pemula serta

memberikan saran perbaikan;

5) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Penilaian KInerja

Guru Pemula;6) melakukan fungsinya sebagai mitra, inovator, konselor, motivator,

kolaborator, konsultan dan evaluator bagi kepala sekolah,

pembimbing dan guru pemula.

7) memantau, membina, menilai, mengevaluasi dan menyusun

laporan serta memberikan rekomendasi program tindak lanjut pada

keseluruhan pelaksanaan program induksi di sekolah/madrasah

yang menjadi tanggungjawabnya.

C. Model Pelaksanaan Program Induksi

Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model. Berikut ini

diberikan salah satu model pelaksanaan Program Induksi melalui tahapan-

tahapan tertentu.

I. Persiapan Program Induksi

17

Page 18: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 18/37

 

Pada sekolah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula

akan bertugas di sekolah/madrasah tersebut perlu dilakukan hal-hal

berikut:

1. Pelatihan tentang pelaksanaan program induksi bagi guru yang diikuti

oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing dengan pelatih

seorang pengawas sekolah/madrasah.

2. Kepala sekolah/madrasah menyiapkan Buku Pedoman bagi guru

pemula yang memuat kebijakan, prosedur sekolah/madrasah, format

administrasi pembelajaran, dan informasi lain yang dapat membantuguru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekolah/madrasah.

3. Kepala sekolah/madrasah melakukan Analisis Kebutuhan dengan

mempertimbangkan ciri khas sekolah/madrasah, pengalaman

mengajar guru pemula, keberadaan/keterlibatan/kepedulian

kelompok/organisasi profesi, keberadaan guru yang dapat dijadikan

pembimbing atau calon pembimbing, pengalaman pembimbing,kesiapan menyediakan Buku Panduan dan faktor-faktor pendukung

lainnya.

4. Kepala sekolah/madrasah menunjuk seorang pembimbing yang

memiliki kriteria yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

II. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya

Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada

bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepalasekolah/madrasah tempat guru pemula melapor kepada kepala

sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini,

pembimbing memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah dan

memperkenalkan guru pemula kepada siswa, serta selanjutnya melakukan

bimbingan dalam menyusunan perencanaan dan pelaksanaan proses

pembelajaran dan tugas terkait lainnya. Guru Pemula dapat mengamati

situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, mempelajari Buku Pedoman

dan Panduan Kerja bagi guru pemula, data-data sekolah/madrasah, tata

18

Page 19: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 19/37

 

tertib sekolah/madrasah, kode etik guru, dan menemukan serta mempelajari

sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah, mempelajari Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan.

III. Pelaksanaan dan Observasi Pembelajaran

Pada bulan ke dua, guru pemula bersama pembimbing menyusun:

(1) Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama masa

induksi, (2) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama.

Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi prosespembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya

sebagai guru, seperti pembina ekstra kurikuler.

Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran; membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan

tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai

dengan beban kerja guru. Proses pembimbingan ini bertujuan untuk 

mengembangkan kompetensi pedagogis dan kompetensi professional.

Pembimbingan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara (1)

memberi motivasi dan arahan tentang penyusunan perencanaan

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar

siswa (2) memberi kesempatan kepada guru pemula untuk melakukan

observasi pembelajaran guru lain, (3) melakukan observasi untuk 

mengembangkan kompetensi pedagogis dan professional dengan

menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.

Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan

tugasnya sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi

kepribadian dan sosial. Pembimbingan ini dilakukan dengan cara (1)

melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, (2) memberi

motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan program

pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru pemula,

19

Page 20: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 20/37

 

(3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi kepribadian

dan sosial dengan menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.

Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan

observasi pembelajaran oleh pembimbing sekuarang-kurangnya 1 kali setiap

bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan ke 2 sampai

dengan bulan ke 9.

IV. Metode Peni laian

Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan

elemen kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut

dapat dinilai melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan

tugas tambahan.

Observasi pembelajaran ini diawali dengan pertemuan praobservasi

yang dilaksanakan untuk menentukan fokus elemen kompetensi guru yang

akan diobservasi (maksimal 5 elemen), kemudian pelaksanaan observasi

yang dilakukan terhadap fokus elemen kompetensi yang telah disepakati,dan diakhiri pertemuan pasca observasi untuk membahas hasil observasi dan

memberikan umpan balik berdasarkan fokus elemen kompetensi yang telah

disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal yang sudah baik dan hal

yang perlu dikembangkan.

Setiap komponen penilaian dituliskan hasil penilaian berdasarkan

observasi kemudian juga dituliskan deskripsi hasil penilaian tersebut.

Dengan adanya deskripsi maka akan dapat diberikan masukan atau umpan

balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu (1) Penilaian tahap

pertama yang dilakukan oleh pembimbing pada bulan ke-2 sampai dengan

bulan ke-9 dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam

proses pembelajaran dan tugas tambahan yang terkait, (2) penilaian tahap

ke-2 yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah dengan tujuan untuk menentukan Nilai Kinerja Guru

Pemula.

20

Page 21: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 21/37

 

Pada penilaian tahap 1 dan 2, umpan balik dan perbaikan dilakukan

sehingga diharapkan adanya kemajuan dalam pelaksanaan pembelajaran

guru pemula. Pada penilaian tahap ke dua yang merupakan kelanjutan

penilaian tahap pertama, bila masih ditemukan kekurangan maka kepala

sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah wajib memberikan

umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula, sehingga pada akhir

penilaian diharapkan guru pemula telah memenuhi syarat minimal yaitu

semua komponen penilaian memiliki kriteria nilai Baik.

Komponen dan Kiteria Penilaian

 A = Amat Baik B = Baik C = Cukup D = Sedang E = Kurang

Kompetensi A B C D E

1. Kompetens i pedagogis

1.1. Memahami latar belakangsiswa

1.2. Memahami teori belajar

1.3. Pengembangan kurikulum

1.4. Aktivitas pengembanganpendidikan

1.5. Peningkatan potensi siswa

1.6. Komunikasi dengan siswa

1.7. Assessmen & evaluasi

2. Kompetens i kepr ibadian

2.1. Berperilaku sesuai dengannorma, kebiasaan dan hukum diIndonesia

2.2. Kepribadian matang dan

stabil2.3. Memiliki etika kerja dan

komitmen serta kebangganmenjadi guru

3. Kompetens i soc ial

3.1. Berperilaku inklusf, objektif,dan tidak pilih kasih

3.2. Komunikasi dengan guru,pegawai sekolah,orang tua, danmasyarakat

4. Kompetens i profes ional

4.1. Pengetahuan dan pemahaman

21

Page 22: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 22/37

 

Kompetensi A B C D E

tentang struktur, isi danstandard kompetensi matapelajaran dan tahap-tahappengajaran

4.2. Profesionalisme yangmeningkat melalui refleksi diri

V. Penilaian Tahap Pertama, Umpan Balik dan Perbaikan

Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai

dengan ke-9 berupa penilaian kenerja guru melalui observasi pembelajaran,ulasan dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap 1 merupakan

penilaian proses (assessment for learning)  sebagai bentuk pembimbingan

guru pemula dalam melaksanakan tugas proses pembelajaran yang meliputi

menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan

melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan

pokok sesuai dengan beban kerja Guru

Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing dengan observasi

pembelajaran dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru

pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setiap bulan selama

masa penilaian tahap 1.

Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi

bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara

reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara

terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang

perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses

pembelajaran yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.

Proses observasi mengajar memiliki tahapan sebagai berikut:

1. Pra Observasi

Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan dan

menyepakati fokus observasi pembelajaran. Fokus observasi meliputi

elemen kompetensi (maksimal 5) dari keempat kompetensi inti

22

Page 23: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 23/37

 

sebagaimana yang tertulis dalam Lembar Observasi Pembelajaran bagi 

pembimbing dan Lembar Refleksi bagi guru pemula. 

2. Pelaksanaan Observasi

Pada saat pelaksanaan observasi, Pembimbing mengisi Lembar

Observasi Pembelajaran sesuai dengan hasil observasi pembimbing

terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru pemula.

3. Pasca Observasi

Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran  setelah selesai

mengajar. Pembimbing dan guru pemula melakukan refleksi untuk 

mendiskusikan proses pembelajaran. Pembimbing memberikan salinan

Lembar Observasi Pembelajaran  kepada guru pemula yang telah

ditandatangani oleh Guru pemula , pembimbing dan kepala

sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen Portofolio Penilaian

Proses ( assessment for learning )

Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan

pokok   proses pembelajaran dan tugas tambahan yang terkait. Selama

berlangsungnya penilaian tahap pertama, kepala sekolah/madrasah

memantau pelaksanaan pembimbingan dan penilaian tahap pertama

terhadap guru pemula, pengawas sekolah/madrasah melakukan

pemantauan, pembinaan, pemberian dukungan dalam pelaksanaan

pembimbingan dan penilaian guru pemula.

VI. Penil ian Tahap Ke DuaPenilaian tahap ke dua dilaksanakan pada bulan ke sepuluh sampai

dengan bulan ke sebelas, berupa observasi pembelajaran, ulasan dan

masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah,

yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran.

Penilaian tahap 2 merupakan penilaian hasil (assessment of learning ) yang

bertujuan untuk menentukan kompetensi guru pemula dalam melaksanakan

proses pembelajaran dan tugas tambahan yang melekat dengan beban kerja

guru pemula. Observasi pembelajaran pada penilaian tahap ke dua

23

Page 24: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 24/37

 

dilakukan oleh kepala sekolah/ madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali,

sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua)

kali. Observasi pembelajaran dalam penilaian tahap ke-2 oleh kepala

sekolah/madrsah dan pengawas sekolah/madrasah disarankan untuk tidak 

dilakukan secara bersamaan dengan pertimbangan agar tidak menggangu

proses pembelajaran. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan

proses pembelajaran oleh guru pemula maka kepala sekolah/madrasah dan

atau pengawas sekolah/madrasah wajib memberikan umpan balik dan saran

perbaikan kepada guru pemula.

Langkah observasi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dan

pengawas dalam Tahap 2 adalah sebagai berikut:

1. Pra observasi

Penilai (kepala sekolah atau pengawas) bersama guru pemula

menentukan fokus observasi pembelajaran. Fokus observasi maksimal

lima elemen kompetensi dari setiap kompetensi inti pada setiap

observasi mengajar. Fokus observasi ditandai dalam Lembar Observasi 

Pembelajaran Kepala Sekolah/Pengawas  dan Lembar Refleksi 

Pembelajaran  yang digunakan oleh guru pemula sebelum

dilaksanakannya observasi.

2. Pelaksanaan Observasi

Pada saat pelaksanaan Observasi, penilai (kepala sekolah/madrasah

atau pengawas sekolah/madrasah) mengamati kegiatan pembelajaran

guru pemula dan mengisi Lembar Observasi Pembelajaran  sesuai

dengan fokus elemen kompetensi yang telah disepakati.

3. Pasca Observasi

Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran  setelah

pembelajaran dilaksakan. Penilai (kepala sekolah/madrasah atau

pengawas sekolah/madrasah) dan guru pemula membahas hasil

24

Page 25: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 25/37

 

penilaian pada setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru

pemula setelah observasi selesai.

Guru Pemula dan penilai (kepala sekolah/madrasah atau pengawas

sekolah) menandatangani Lembar Observasi Pembelajaran. Kepala

sekolah memberikan salinan Lembar Observasi Pembelajaran  kepada

guru pemula.

Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala

sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah dengan mengacu

pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel dan demokratis.

Peserta Program Induksi  dinyatakan Berhasil,  jika semua elemen

kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki

kriteria nilai dengan kategori Baik.

VII. Pelaporan

Pelaporan dilaksanakan pada bulan ke-11 setelah Penilaian Tahap 2

selesai dengan langkah-langkah:

a. Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh

Kepala Sekolah/madrasah yang didiskusikan dengan pembimbing dan

dikonsultasikan dengan pengawas sekolah/madrasah berdasarkan

Hasil Penilaian Tahap II.

b. Pengkajian hasil penilaian Tahap 1 dan 2 oleh pengawas

sekolah/madrasah dengan kepala sekolah/madrasah, pembimbing,

dan guru pemula.

c. Penentuan Keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru

Pemula berdasarkan pengkajian Penilaian Tahap 2 dengan

mempertimbangkan Penilaian Tahap 1, yang selanjutnya guru

pemula dinyatakan memiliki Nilai Kinerja dengan Kategori Amat

Baik, Baik, Cukup, Sedang dan Kurang .

- Amat Baik , jika skor penilaian antara 91-100

- Baik , jika skor penilaian antara 76-90

25

Page 26: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 26/37

 

- Cukup, jika skor penilaian antara 61-75

- Sedang , jika skor penilaian antara 51-60

- Kurang , jika skor penilaian kurang dari 50

d. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh

guru pemula, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas

sekolah/madrasah

e. Pengajuan penerbitan Sertifikat oleh kepala sekolah/madrasah

kepada Kepala Dinas Pendidikan atau Kepala Kantor Kementerian

  Agama Kabupaten/Kota bagi guru pemula yang telah memiliki

Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai minimal

berkategori Baik. Sertifikat menyatakan bahwa peserta program

Induksi telah Berhasil menyelesaikan Program Induksi dengan baik.

Laporan disusun oleh kepala sekolah/madrasah dengan isi laporan

meliputi :

1. Data sekolah/madrasah dan waktu pelaksanaan

program induksi.

2. Data guru pemula peserta program induksi;

3. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh

pembimbing.

4. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap

pertama.

5. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap dua.

6. Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula

menyatakan kategori Nilai Kinerja Guru Pemula (Amat Baik, Baik,

Cukup, Sedang dan Kurang) yang ditandatangani Kepala

Sekolah/Madrasah. 

7. Berdasarkan Laporan Hasil Penilaian Kinerja, Kepala

Dinas Pendidikan/Kantor Kementrian Agama setempat menerbitkan

Sertif ikat yang menyatakan bahwa guru pemula yang bersangkutan

telah Berhasil mengikuti Program induksi dengan baik.

Laporan Pelaksanaan Program Induksi:

26

Page 27: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 27/37

 

1. Guru Pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain

dalam lingkup pemerintah daerah disampaikan oleh Kepala sekolah

kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai

kewenangannya, untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah.

2. Guru Pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain

dalam lingkup Kementerian Agama disampaikan oleh kepala

madrasah kepada Kepala Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya.

3. Guru Pemula yang berstatus Bukan PNS disampaikan oleh Kepala

sekolah/madrasah kepada penyelenggara pendidikan.

VIII. Rekomendasi Tindak Lanjut Hasi l Program Induksi

Dalam pengambilan keputusan atas keberhasilan guru pemula dalam

mengikuti program induksi ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Guru pemula yang berstatus CPNS atau PNS mutasi dari jabatan lain

atau berstats bukan PNS yang telah menyelesaikan program induksi

dengan Nilai Kinerja paling kurang kategori Baik dapat diusulkan

untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru dengan menyertakan

sertifikat.

2. Guru pemula yang berstatus CPNS atau PNS mutasi dari jabatan

lain/bukan PNS yang belum mencapai Nilai Kinerja dengan kategori

Baik dapat mengajukan masa perpanjangan Program Induksi paling

lama 1 (satu) tahun dengan dilakukan penilaian per triwulan pada

masa perpanjangan induksi.

-Jika hasil penilaian kinerja guru pemula pada triwulan pertama

pada masa perpanjangan induksi telah memperoleh nilai paling

kurang kategori Baik, maka guru pemula berhak untuk diajukan

penerbitan Sertifikat yang menyatakan Berhasil menyelesaikan

Program Induksi.

- Jika guru pemula yang telah melalui masa perpanjangan program

induksi sampai batas waktu yang telah ditentukan tidak dapat

meraih Nilai Kenerja paling kurang kategori Baik, maka guru

27

Page 28: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 28/37

 

pemula diberi Laporan Hasil Penlaian Kinerja Guru Pemula dengan

kategori nilai yang diraih, tanpa diajukan untuk diterbitkan

Sertifikat oleh kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau

Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai tingkat

kewenangannya.

3. Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan

lain/bukan PNS yang tidak mencapai Nilai Kinerja dengan kategori

Baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diusulkan untuk 

memperoleh jabatan fungsional guru.

4. Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus CPNS dan

PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup pemerintah daerah yang

tidak berhasil dalam Program Induksi selanjutnya dilakukan oleh

Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

5. Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus CPNS dan

PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup Kementerian Agama

yang tidak berhasil dalam Program Induksi selanjutnya dilakukan olehKementerian Agama sesuai tingkat kewenangannya dengan

peraturan perundangan yang berlaku.

5. Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus bukan PNS

yang tidak berhasil dalam Program Induksi, selanjutnya dilakukan

oleh penyelenggara pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

IX. Proses Pengajuan Keberatan

Guru pemula dapat mengajukan keberatan atas: (1) proses

pembimbingan dalam program induksi oleh pembimbing dan; (2) Hasil

Penilaian Kinerja Guru Pemula baik oleh pembimbing, kepala

sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah, apabila proses

pembimbingan atau proses penilaian kinerja guru pemula tidak dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

28

Page 29: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 29/37

 

Guru pemula mengajukan keberatan atas proses pembimbingan

apabila proses pembimbingan tidak diselenggarakan berdasarkan prinsip

keprofesionalan, kesejawatan, akuntabel dan berkelanjutan. Pengajuan

keberatan atas proses pembimbingan ditujukan kepada kepala

sekolah/madrasah. Pengajuan keberatan atas proses pembimbingan

dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah kejadian yang mengakibatkan

keberatan bagi guru pemula.

Guru pemula mengajukan keberatan atas hasil penilaian kinerja guru

pemula apabila proses penilaian tidak dilaksanakan secara jujur, adil,

terbuka, objektif, dan akuntabel. Pengajuan keberatan atas hasil penilaian

kinerja guru pemula ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kementarian Agama

Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkat kewenangannya. Pengajuan

keberatan atas hasil penilaian kinerja guru pemula dilakukan paling lambat 1

(satu) bulan setelah penilaian dilakukan.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor

Kementerian Agama sesuai dengan tingkat kewenangannya dapat menunjuk penilai independen untuk menilai ulang kinerja guru pemula.

Penilai independen dapat ditunjuk dari guru, kepala

sekolah/madrasah dari sekolah/madrasah lain dan pengawas

sekolah/madrasah pembina sekolah/madrasah lain selain guru, kepala

sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah sebagai pembimbing

dan penilai sebelumnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor

Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya

memberikan keputusan akhir atas hasil pelaksanaan program induksi guru

pemula berdasarkan pertimbangan dari Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru

Pemula dari penilai independen. Dan selanjutnya Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kementerian Agama

Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya menerbitkan

Sertifikat, apabila Guru pemula memperoleh Nilai paling kurang kategori

29

Page 30: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 30/37

 

Baik pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dari Tim Penilai

Independen.

Pengajuan keberatan atas pelaksanaan penilaian oleh penilai

independen dan keputusan hasil penilaian oleh Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kementerian Agama

Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya dilakukan paling

lambat pada bulan ke dua belas, sehingga seluruh kegiatan program induksi

selesai paling lama dalam kurun waktu dua belas bulan.

D. Evaluasi dan Bimbingan Teknis

1 . E va lu a si P ro g ra m

Program Induksi perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk 

menentukan kebijakan serta perbaikan di masa depan dan juga sebagai

bagian dari proses penjaminan mutu. Evaluasi dilakukan melalui

pemantauan langsung maupun menggunakan instrumen yang sesuai.

Evaluasi dilakukan oleh lembaga terkait sebagai berikut :

a. Direktorat Jenderal melakukan evaluasi terhadap implementasikebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional.

b. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama

melaksanakan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru

pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi

tanggungjawabnya.

c. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama

Kabupaten/Kota melaksanakan evaluasi pelaksanaan program

induksi bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan

sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

d. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi pelaksanaan

program induksi bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang

diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas program induksi

dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

30

Page 31: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 31/37

 

a. Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang,

tujuan dan manfaat evaluasi; (2) sasaran, tempat dan waktu

evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi; (4) sistematika laporan

hasil evaluasi.

b. Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan atau

angket.

c. Pelaksanaan evaluasi di lapangan.

d. Penyusunan laporan hasil evaluasi.

2. B imb i ngan Tekn i s

Dari hasil evaluasi pihak Direktorat Jenderal dan Dinas Pendidikan terkait

dapat melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan dan atau

memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang

membutuhkannya.

a. Direktorat Jenderal memberikan bimbingan teknis terhadap

implementasi kebijakan program induksi bagi guru pemula secara

nasional.

b. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agamamemberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi

bagi guru pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang

menjadi tanggungjawabnya.

c. inas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama

memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi

bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan

sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.

d. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap

pelaksanaan program induksi bagi guru pemula pada

sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang

menjadi tanggungjawabnya.

Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah

agar dapat melaksanakan program induksi dengan baik dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

31

Page 32: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 32/37

 

a. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat : (1) latar

belakang, tujuan dan manfaat bimbingan teknis; (2) sasaran,

tempat dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan

bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.

b. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Program Induksi bagi

Guru Pemula, Penjelasan Petunjuk Teknis Program Induksi,

Penggunaan Panduan Kerja, Penilaian dan Penggunaan Instrumen

Penilaian Kinerja.

c. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.

d. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.

32

Page 33: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 33/37

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpu lan

Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk 

menempati suatu posisi atau jabatan. Meskipun tindakan penempatan ini

mengandung unsur uji coba yang menyebabkan adanya tindakan penempatan

kembali namun pada dasarnya penempatan tenaga kependidikan ini merupakan

tindakan yang menentukan keluaran dan komposisi ketenagaan dilihat dari

kepentingan keseimbangan struktur organisasi pendidikan nasional. Juga

tindakan penempatan ini merupakan tindakan terpadu antara apa yang dapat

tenaga baru perlihatkan (kerjakan) dengan tuntutan-tuntutan pekerjaan,

kewajiban-kewajiban dan hal-hal yang ditawarkan dari jabatan tersebut

Penetapan atas calon-calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh

atasan langsung atau oleh bagian personalia/ kepegawaian. Keputusan ini

merupakan akhir dari kegiatan penyelenggaraan seleksi. Artinya tenaga-tenaga

kependidikan yang baru diterima itu, merupakan tenaga-tenaga yang paling baik menurut standar seleksi yang ditetapkan. Kecuali seleksi untuk maksud-maksud

promosi atau mutasi, berdasarkan standar, seleksi ini memungkinkan keputusan

penerimaan tidak memperlihatkan terpenuhinya kebutuhan tenaga kependidikan

walaupun dilihat dari jumlah pelamar sangat memungkinkan melebihi jumlah

yang dibutuhkan.

Setelah pelaksanaan penempatan bagi guru pemula, maka dilaksanakan

program induksi yang bertujuan untuk mengenal lingkungan di tempat kerja

barunya. Program induksi ini dilaksanakan berdasarkan PERMENDIKNAS no 27

tahun 2010.

B. Saran

Penulis menyarankan kepada para pembaca yang budiman, khususnya

kepada dosen kami semoga dapat memberikan kritik dan sarannya demi

perbaikan pembuatan makalah berikutnya.

33

 

32

Page 34: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 34/37

 

DAFTAR PUSTAKA

Castetter, William B (1996). The human Resource Function in Educational 

 Administration , New Jersey: Prentice.Hall Inc.

Draft, PERMENDIKNAS no 27 tahun 2010

Hasibuan, Malayu S.P, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia , Jakarta,

Bumi Aksara.

Irianto, Yusuf. (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia , Surabaya: Insan

Cendikia.

Sa’ud, Udin S dan Sutarsih, Cicih (2012). Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya 

Manusia dalam Bidang Pendidikan/Persekolahan, Prodi Administrasi

Pendidikan Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen

www. Saiful Adi.wordpress.com, 6 Januari 2007

34

 

33

Page 35: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 35/37

 

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT yang

Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan

sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Penempatan dan

Induksi SDM Pendidikan”, suatu konsep yang harus diimplementasikan bagi

para guru pemula dan stakeholder.

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas

kuliah dan untuk memperdalam pemahaman penulis yang sangat diperlukan.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak 

kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kepada

para pembaca yang budiman kritik dan sarannya yang bersifat konstruktif untuk 

pembuatan makalah dimasa yang akan datang.

Dan dalam hal ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.

Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat

Tasikmalaya, Maret 2012

 

Penyusun

35

 

i

Page 36: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 36/37

 

DAFTAR ISI

Halaman

 

KATA PENGANTAR ............................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah...................................... 1

B. Perumusan Masalah........................................... 5

C. Tujuan Pembuatan Makalah................................ 6

BAB II PEMBAHASAN ....................................................... 7

Penempatan SDM Pendidikan........................................... 7

Program Induksi SDM Pendidikan...................................... 11

Model Pelaksanaan ............................................ 17

Evaluasi dan Bimbingan Teknis ........................................ 29

BAB III PENUTUP................................................................ 32

A. Kesimpulan ..................................................................32

B. Saran 32

DAFTAR PUSTAKA............................................................. 33

 

36

 

ii

Page 37: Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik

5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 37/37

 

PENEMPATAN DAN INDUKSI

SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENDIDIKAN 

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok  pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan

Dosen :

Prof. Udin S. Sa’ud, Ph.D

Disusun Oleh :

Dian Risdianto (82321112128)

Ayu Fitria Daniarry (82321112125)

Mari Mariasari (82321112157)

Memed (82321112151)Ahri (82321112123)

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS GALUH CIAMIS

2012

37