makalah msdm dian an dan induksi tenaga pendidik
TRANSCRIPT
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 1/37
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya
terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering
dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia.
Pendidikan menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap
dalam menghadapi perubahan di lingkungan kerja. Oleh karena itu tidaklahheran apabila Negara yang memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan yang
tinggi akan mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat. Menurut Tim
Dosen FIP-IKIP Malang bahwa .Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia
untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu rohani (Pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan jasmani
(Pancaindera serta keterampilan-keterampilan ( Tim Dosen FKIP Malang:
1981:7). Pendidikan merupakan sektor penting dari proses pembangunan
nasional yang turut meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia suatu Negara.
Sumber daya terpenting suatu negara adalah Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu
orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha mereka
kepada organisasi. Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan
semata-mata ditentukan oleh Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, akan
tetapi banyak ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berperan merencanakan, melaksanakan serta mengendalikan organisasi yang
bersangkutan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar memerlukan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas untuk keberhasilan sekolah tersebut.
Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengemban misinya sangat ditentukan
oleh peningkatan kualitas mutu hasil kerja institusi pendidikan, seperti tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, biaya, anak didik, masyarakat dan
lingkungan pendukungnya. Sub sistem tenaga kependidikan merupakan salah
satu hal yang sangat penting untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan. Dalam
1
1
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 2/37
Undang-undang SISDIKNAS Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan
pendidikan (UU No: 20 Tentang Sisdiknas 2003: 3). Menurut UU RI No. 20 TH.
2003 SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 40 Ayat 2, Guru sebagai
tenaga kependidikan memiliki kewajiban sebagai berikut: 1. Menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan;dan 3. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi,
dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (UU.No:
20 Tentang Sisdiknas, 2003:21). Dengan memiliki kewajiban yang telah
dirumuskan di atas, ketika guru memasuki ruang kelas, guru dapat menciptakan
suasana pendidikan yang menyenangkan dan kreatif sehingga anak didiknya pun
menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti kegiatan proses belajar
mengajar. Selain itu, seorang guru juga memiliki kewajiban untuk dapat
meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan memiliki kemampuan baik secara
jasmani dan rohani agar pengajaran yang akan diberikan kepada anak didiknya
dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar serta memiliki implikasi yang positif terhadap hasil pembelajaran, dan dapat menjaga nama baik lembaga, serta
profesi yang ia geluti sehingga guru tersebut dapat menjalankan kewajibannya
dengan penuh rasa tanggung jawab. Guru harus peka dan tanggap terhadap
perubahan-perubahan pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang
terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman. Disinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan
wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa
yang diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan perkembangan
kemajuan zaman (Moh.Uzer Usman, 1995: 3).. Dalam meningkatkan kualitas
anak didiknya guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan
pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi, untuk itu ketika proses
kegiatan pembelajaran berlangsung seorang guru dapat menciptakan
pembelajaran yang menarik dan memiliki jiwa semangat yang tinggi sehingga
siswanya termotivasi dengan baik dan lebih berfikir kreatif dan inovatif guna
menunjang kehidupannya dimasa datang dan dalam menghadapi tantangan-
2
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 3/37
tantangan pada era globalisasi saat ini. Sehingga dapat menghasilkan Sumber
Daya Manusia yang berkualitas dan dapat meningkatkan mutu pendidikan di
sebuah lembaga pendidikan (sekolah). Menjelaskan bahwa reorganisasi lembaga
pengelola pendidikan di daerah pun masih diwarnai oleh tarik menarik kekuatan
yang bernuansa kecurigaan. Budiyana (Kompas, 31 Mei 2002) menilai bahwa
dari hal itu muncul kesan kuat aparat pemerintah daerah ingin menjadi super
power dalam birokrasi di daerah dengan cara menempatkan orang-orang yang
kurang kapabel dan profesional pada jabatan-jabatan strategis dilingkungan
Dinas Pendidikan dari pada menempatkan orang-orang eks Kanwil Depdiknas,
yang sebenarnya lebih paham mengenai pendidikan (Hadiyanto, tth:4). Pada era
otonomi pendidikan, pemerintah daerah (pemda) memiliki kewenangan yang
sangat besar bagi penentuan kualitas sumber daya manusia (guru) yang
diperlukan di daerah masing-masing. Dengan melalui otonomi daerah (Pemda)
dapat memperhatikan lebih terhadap profesi guru dan diharapkan menjadi lebih
dekat pada sasaran dalam peningkatan kulitas pendidikan bangsa. Oleh karena
itu, dimasa yang akan datang aparat pemerintah daerah benar-benar harus
memiliki pola rekrutmen guru yang lebih bermutu lagi, sehingga terwujud guruyang berkompeten dan efektif. Dalam meningkatkan mutu pendidikan sangat
berkaitan erat dengan masalah Sumber Daya Manusia. SDM dalam dunia
pendidikan tiadalah lain adalah tenaga pendidik yaitu guru.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah (UU No 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1).
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. (UU no 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 4).
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk: (1)
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, dan (2)
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Kedudukan guru dan dosen sebagai
tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional
3
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 4/37
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No 20
tahun 2003 pasal 3). Oleh karena itu, guru mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional di bidang
pendidikan.
Mengingat peran guru yang sangat strategis dalam pembangunan
pendidikan, maka seorang guru harus dipersiapkan secara matang. Persiapan
tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan mulai dari saat belajar di
perguruan tinggi, pendidikan profesi guru, di Lembaga Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan (LPTK) sampai menjadi guru yang ditugaskan di satuan
pendidikan.
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal
lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hambatan antara lain:
pengenalan karakteristik peserta didik, budaya sekolah, beradaptasi dan
berkomunikasi dengan warga sekolah. Padahal pengenalan guru pemulaterhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesionalitas seorang guru
selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah
program induksi. Dan sebelum program induksi itu dilaksanakan, tentu saja ada
hal yang tidak kalah penting yaitu penempatan guru itu sendiri ke satuan
pendidikannya.
Penempatan Tenaga Pendidik dilakukan haruslah sesuai dengan
kebutuhan sekolah, dan persyaratan yang ditentukan oleh sekolah, agar
rekrutmen yang dilakukan tidak hanya sekedar mengisi kekosongan pegawai
atau sekedar mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang biasa saja, tetapi
sumber daya manusia (SDM) yang berdedikasi dan profesional di bidangnya
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah tersebut. Semua orang
boleh saja menjadi guru, namun untuk menjadi guru professional dan berkualitas
tentunya tidak semua orang boleh. Karena ada aturan dan kriteria yang harus
dimiliki oleh setiap orang apabila ia ingin menjadi guru yang memiliki integritas,
4
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 5/37
loyalitas, dedikasi, dan responsibility untuk mewujudkan guru professional. Guru
adalah salah-satunya komponen manusiawi dalam proses pembelajaran, yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di
bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah-satu unsur di
bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat
yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada
setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada
suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak
semata-mata sebagai "pengajar" yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai
"pendidik" yang transfer of values dan sekaligus sebagai "pelatih " yang transfers
of skill, dan pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa
dalam belajar. Berkaitan dengan ini maka sebenarnya guru memiliki peranan
yang unik dan sangat kompleks di dalam proses pembelajaran, dalam usahanya
untuk mengantarkan siswa/anak didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena
itu setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan
semata-mata demi kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Namun, untuk menjadi guru professional tentunya juga sangat
berkaitan erat dengan rekrutmen tenaga guru, dan berbagai persyaratan untuk
menjadi guru, demikian pula halnya untuk menjadi kepala sekolah yang
professional dan memiliki visioner, dan juga jiwa kepemimpinan sehingga
mampu membawa perubahan satuan pendidikan kearah yang lebih baik.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas serta
judul makalah ini, maka ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan.
Adapun identifikasi masalahnya adalah :
1. Bagaimana Konsep dan implementasi penempatan tenaga Pendidik
dan Kependidikan itu?
2. Bagaimana Konsep dan Program Induksi bagi guru itu?
5
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 6/37
C. Tu juan
Adapun Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Managemen Sumber
Daya Manusia Pendidikan.
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan implementasi penempatan
guru
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan Induksi guru
6
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 7/37
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penempatan SDM Pendid ikan
Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk
menempati suatu posisi atau jabatan. Meskipun tindakan penempatan ini
mengandung unsur uji coba yang menyebabkan adanya tindakan penempatan
kembali namun pada dasarnya penempatan tenaga pendidik dan kependidikan
ini merupakan tindakan yang menentukan keluaran dan komposisi ketenagaandilihat dari kepentingan keseimbangan struktur organisasi pendidikan nasional.
Juga tindakan penempatan ini merupakan tindakan terpadu antara apa yang
dapat tenaga baru perlihatkan (kerjakan) dengan tuntutan-tuntutan pekerjaan,
kewajiban-kewajiban dan hal-hal yang ditawarkan dari jabatan tersebut. Karena
itu suatu prinsip yang mengatakan “the right man on the right place” (orang
yang tepat pada tempat yang tepat) haruslah dipenuhi. Dalam konteks
penempatan ini, adanya mutasi dari satu daerah ke daerah lain atau dari satu
bidang kerja ke bidang kerja yang lain dapat dilakukan dengan memperhatikan
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat berkenaan dengan kebutuhan kuantitas
maupun kualitas. Mutasi atau perpindahan di kalangan tenaga kependidikan
dapat menjadi alternatif penting untuk pengembangan organisasi.
Penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah
melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana
mereka ditempatkan.
Penetapan atas calon-calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh
atasan langsung atau oleh bagian personalia/ kepegawaian. Keputusan ini
merupakan akhir dari kegiatan penyelenggaraan seleksi. Artinya tenaga-tenaga
kependidikan yang baru diterima itu, merupakan tenaga-tenaga yang paling baik
menurut standar seleksi yang ditetapkan. Kecuali seleksi untuk maksud-maksud
promosi atau mutasi, berdasarkan standar, seleksi ini memungkinkan keputusan
penerimaan tidak memperlihatkan terpenuhinya kebutuhan tenaga kependidikan
walaupun dilihat dari jumlah pelamar sangat memungkinkan melebihi jumlah
7
7
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 8/37
yang dibutuhkan. Biasanya hal ini terjadi karena sebagian pelamar tidak dapat
memenuhi standar seleksi yang ditentukan. Terhadap para pelamar yang tidak
dapat diterima itu, sebaiknya diberitahu secara tertulis beserta alasan-alasannya.
Suatu proses seleksi yang telah diselenggarakan sebenarnya belum menjamin
bahwa produktivitas segera diperoleh karena memang tenaga baru yang belum
dipekerjakan. Namun demikian, seleksi seharusnya memperlihatkan bahwa
potensi organisasi menjadi lebih besar dan lebih kuat.
Penempatan Guru Indonesia memiliki 4 kategori guru;
1) guru pns, orang yang memiliki kualifikasi minimum sebagai guru
2) guru kontrak, guru yang dipekerjakan karena adanya proyek dari
lembaga donor dan memiliki kualifikasi yang sama dengan guru pns
3) guru tetap, diangkat oleh yayasan untuk mengajar di sekolah swasta
dengan kualifikasi bervariasi sesuai dengan kualitas sekolah
4) guru honorer, bekerja di sekolah negeri atau swasta yang dibayar oleh
yayasan.
Guru-guru ini memiliki kualifikasi yang sangat bervariasi dan mereka bisa
dibayar kurang dari Rp. 100.000 per bulan. apapun kategorinya, jumlah guru diindonesia telah berjumlah lebih. persoalan utamanya adalah distribusi
penempatan yang timpang. tingkat kehadiran guru tidak merata, karena lebih
banyak terkonsentrasi di perkotaan. sedangkan daerah-daerah terpencil sangat
minim. hasil survey menyatakan bahwa rasio siswa guru di daerah terpencil 25:1
dibandingkan ratarata keseluruhan 20:1. ketimpangan juga terjadi di daerah
terpencil, sekitar 78% sekolah memiliki guru honorer. kualitas apa yang
diharapkan dari kondisi seperti ini ?
Penempatan merupakan hal yang sangat penting dalam penyediaan
pegawai suatu organisasi. Dimana pegawai yang lolos seleksi mendapat kuasa
atas nama organisasi untuk menempati suatu posisi tertentu yang menjadi
bidang garapannya dalam organisasi tersebut sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki pegawai tersebut. Secara teoritis penempatan pegawai didasari atas job
specification yang telah ditentukan sebelumnya serta selalu berpedoman pada
prinsip " the right man in the right place and the right man behind the right job"
( Hasibuan:2007) penempatan orang-orang yang tepat pada tempat yang tepat
8
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 9/37
serta penempatan orang-orang yang tepat pada jabatan/posisi yang tepat akan
membentuk kepuasan secara psikologis kepada pegawai, akhirnya akan
melahirkan motivasi dan kreatifitas kerja yang tinggi dan berdampak pada
meningkatnya produktivitas organisasi. dalam kontek penempatan Guru,
khususnya penempatan guru Bidang Studi ( Penjas, Pendidikan Agama) bagi
sekolah dasar. Manajer kepegawaian perlu juga mempertimbangkan kondisi
sekolah yang akan dihadapi oleh guru bidang studi tersebut sebelum
menempatkannya. Salah satu hal yang patut dipertimbangkan dalam
penempatan guru Bidang Studi adalah jumlah guru pada sekolah yang akan
dituju. Mengapa demikian, karena bila seorang Guru Bidang Studi ditempatkan
pada sekolah yang memiliki kekurangan guru (misalnya ada 1 atau 2 orang guru)
, maka ditempat kerjanya karena kekurangan guru kelas mau tidak mau dia akan
mengajar mata pelajaran lain atau menjadi guru kelas. Bila hal ini terjadi maka
akan menimbulkan masalah bagi kualitas lulusan siswa juga bagi perkembangan
kompetensi guru Bidang Studi tersebut, karena pada dasarnya guru Bidang studi
adalah guru yang berhak mengajar Mata Pelajaran tertentu saja, misalnya Guru
Penjas hanya berhak mengajar Mata pelajaran Penjas saja. Latar belakangakademis telah terkonsentrasikan pada bidang masing-masing, dengan kata lain
secara akademis tak diperuntukan untuk mengajar mata pelajaran lain diluar
bidangnya. Kasus seperti ini sering terjadi terutama untuk guru-guru yang
ditempatkan di sekolah dasar di daerah terpencil. Salah satu karakteristik sekolah
dasar daerah terpencil adalah kekurangan guru kelas, biasanya hanya memiliki 1
atau 2 0rang guru saja sehingga ketika seorang guru bidang studi di tempatkan
di SD terpencil akan otomatis menjadi guru kelas. Hal ini akan menimbulkan
dampak yang tidak baik, baik bagi mutu pembelajaran maupun bagi guru itu
sendiri. Untuk itu sebaiknya guru bidang studi hanya ditempatkan pada sekolah
dasar yang guru kelasnya telah lengkap.
Ada beberapa dampak negatif yang akan terjadi baik pada guru maupun
pada proses belajar apabila guru bidang studi mengampu mata pelajaran yang
bukan bidangnya, yaitu:
1. Guru bidang studi kurang memiliki kepuasan kerja.
9
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 10/37
Kepuasan kerja akan diperoleh apabila seorang pegawai merasa bahwa
pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya
yang sejak semula telah menjadi komitmennya. Apabila guru bidang studi
mengajar mata pelajaran diluar keahliannya maka dia akan memiliki rasa
ketidakpuasan karena apa yang diajarkannya merasa kurang optimal karena
diluar kemampuannya. walaupun mungkin saja ada sebagaian guru bidang studi
yang merasa tak ada masalah dengan hal itu dan merasa asik dengan bidang
baru, namun akibatnya akan melupakan bidang semula.
2. Motivasi kerja guru bidang studi menjadi rendah
Ini diakibatkan dari tidak memiliki kepuasan dalam bekerja maka
motivasi untuk bekerja dan berprestasi pun menjadi rendah. Motivasi kerja yang
rendah akan dicirikan dengan tingkah laku seperti mangkir kerja, pindah kerja,
keluar dari pekerjaan dan produktipitas menurun.
3. Kompetensi bidang semula tidak berkembang
Guru bidang studi yang mengajar mata pelajatan lain sedikit banyak
akan menelantarkan bidang utamanya. Hal ini bertolak belakang dengan prinsip
profesionalisme yang salah satu prinsipnya adalah konsistensi pada bidangnya.4. KBM tidak menarik
Kegiatan Pembelajaran yang ditangani oleh orang yang bukan bidangnya
sudah pasti akan mempengaruhi kualitas KBM sehingga KBM kurang menarik
bagi siswa dan akibatnya sudah pasti pembelajaran menjadi kurang berhasil.
5. Mutu lulusan menjadi rendah
Bila kulaitas belajar mengajar rendah akibat kompetensi guru kurang
maka akan berdampak pada kemampuan siswa yang rendah. Meskipun secara
perencanaan kegiatan siswa mengikuti semua proses belajar tak berbeda dengan
sekolah lain namun secara kualitas kemampuan siswa berbeda. Untuk itu
pemerintah terutama yang memegang kebijakan kepegawaian untuk melakukan
analisis dahulu sekolah-sekolah yang akan ditempati oleh seorang guru terutama
guru bidang studi sebelum menempatkan mereka. Prinsip yang harus dipegang
agar terciptanya kepuasan pada Guru Bidang Studi di SD dan pengangkatan
pegawai yang efektif adalah dengan menempatkan guru Bidang Studi pada
10
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 11/37
sekolah-sekolah yang guru kelasnya telah lengkap, dengan kata lain
menempatkan guru bidang studi agar mengajar pada bidang yang seharusnya.
B. Program Induksi SDM Pendidikan
1. Pengert ian dan Tujuan Program Induksi
Program induksi SDM pendidikan dalam hal ini adalah suatu program
induksi yang dipentukan bagi guru pemula.
Program Induksi Guru Pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan di
tempat kerja, pengembangan, dan praktik pemecahan berbagai permasalahandalam proses pembelajaran bagi guru pemula pada satuan pendidikan di tempat
tugasnya (draft Permendiknas tentang Induksi).
Tujuan Program Induksi bagi Guru Pemula adalah :
a. Membimbing guru pemula agar dapat
beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya sekolah/madrasah.
b. Membantu guru pemula agar mampu
melaksanakan pekerjaanmya sebagai guru profesional di
sekolah/madrasah.
Dengan demikian program induksi bagi guru pemula merupakan proses
orientasi kegiatan proses pembelajaran dalam konteks satuan pendidikan
tertentu, dan menjadi pembelajaran keprofesionalan di tempat kerja selama
tahun pertama mengajar dan merupakan tahap awal dalam Pengembangan
Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) seorang guru. Program Induksi dirancang
secara sistematis dan terencana berdasarkan konsep kerjasama dan kesejawatan
antara guru pemula, guru pembimbing, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas
sekolah/madrasah dengan pendekatan pembelajaran profesional. Program
induksi bagi guru pemula dilaksanakan dengan prinsip :
1) keprofesionalan: penyelenggaraan program yang didasarkan pada kode
etik profesi, sesuai bidang tugas;
2) kesejawatan: penyelenggaraan atas dasar hubungan kerja dalam tim;
11
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 12/37
3) akuntabel: penyelenggaraan yang dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik;
4) berkelanjutan: dilakukan secara terus menerus dengan selalu
mengadakan perbaikan atas hasil sebelumnya.
2. Peserta
Peserta program induksi adalah:
a. guru pemula berstatus Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yangditugaskan pada sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh
Pemerintah atau pemerintah daerah;
b. guru pemula berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) mutasi dari
jabatan lain.
c. guru pemula bukan PNS yang ditugaskan pada sekolah/madrasah
yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Guru pemula bertanggungjawab:
1) mengamati situasi dan kondisi sekolah/madrasah serta lingkungannya,
termasuk mempelajari data-data sekolah/madrasah, tata tertib
sekolah/madrasah dan sarana serta sumber belajar di
sekolah/madrasah;
2) mempelajari latar belakang siswa;
3) mempelajari dokumen administrasi guru;
4) mempelajari kurikulum tingkat satuan pendidikan;
5) menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran;
6) melaksanakan proses pembelajaran;
7) menyusun rancangan dan instrumen penilaian (ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik);
8) melaksanakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar siswa;
9) melaksanakan tugas lain yang terkait dengan tugasnya sebagai guru,
seperti pembina ektra kurikuler, instruktur TIK.
10) melakukan observasi di kelas lain;
12
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 13/37
11) melakukan diskusi dengan pembimbing, kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah dalam
pembelajaran maupun tugas lain yang terkait dengan tugasnya
sebagai guru.
Guru pemula berhak:
1) memperoleh bimbingan dalam hal (1) Merencanakan pembelajaran
(menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan mempertimbangkan karakteristik dan potensi siswa), (2)
Melaksanakan pembelajaran (Kegiatan Pembuka, Kegiatan Inti,
Kegiatan Penutup dan Pengelolaan kelas dan siswa). (3) Menilai hasil
pembelajaran (merancang dan melaksanakan penilaian, menganalisis
hasil penilaian dan menindaklanjutinya serta pengolahan nilai untuk
mengisi Laporan Hasil Belajar Siswa). (4) Membimbing dan melatih
peserta didik. (5) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru seperti
Pembina ekstra kurikuler dan instruktur TIK
2) memperoleh Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
3) memperoleh Sertif ikat yang menyatakan bahwa guru pemula yang
bersangkutan telah menyelesaikan Program Induksi dengan Baik,
berdasarkan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula yang
berhasil memperoleh Nilai kinerja sekurang-kurangnya kategori baik
dan berhak diusulkan untuk pengangkatan jabatan fungsional guru.
4) mengajukan keberatan atas proses pembimbingan oleh pembimbing
dan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula ,
5) memperoleh dukungan dari sekolah dalam meningkatkan kompetensi
guru dan pengembangan profesi.
6) memperoleh salinan Lembar Observasi Pembelajaran yang telah
ditandatangani oleh guru pemula, pembimbing dan kepala sekolah.
Guru pemula berkewajiban:
1) Melaksanakan kegiatan pokok yang menjadi beban kerja guru yaitu
(1) merencanakan pembelajaran/ pembimbingan; (2) melaksanakan
pembelajaran/ pembimbngan; (3) menilai hasil pembelajaran; (4)
13
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 14/37
membimbing dan melatih peserta didik; dan (5) melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan beban kerja Guru.
2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran berupa kegiatan Tatap Muka
(TM), Penugasan Terstruktur (PT) dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur (KMTT).
3) Melaksanakan Kegiatan Tatap Muka sesuai dengan jadwal dan
beban jam mengajar yang diembannya.
3. Pembimbing
Pembimbing adalah guru profesional berpengalaman yang diberi
tugas untuk membimbing dan menilai guru pemula dalam pelaksanaan
program induksi. Dalam pelaksanaan Program Induksi, pembimbing ditunjuk
oleh kepala sekolah/madrasah dengan kriteria memiliki :
1. kompetensi sebagai guru profesional;
2. pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 8 tahun dan
memiliki jabatan sebagai Guru Madya;
3. pengalaman mengajar atau mengajar pada jenjang kelasyang sama dan pada mata pelajaran yang sama dengan guru
pemula;
4. kemampuan bekerja sama dengan baik dengan guru
pemula;
5. kemampuan komunikasi yang baik;
6. kemampuan menganalisis teknik mengajar/proses
pembelajaran dan dapat memberikan saran-saran perbaikan;
7. kemampuan untuk membimbing dan membantu guru
pemula dalam melaksanakan pembelajaran profesional.
Jika pada satuan pendidikan penyelenggara program induksi tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria nomor 2 (dua), maka guru lain yang
belum memiliki masa kerja 8 tahun dan memiliki jabatan guru madya dapat
ditunjuk sebagai pembimbing dengan memperhatikan kriteria lainnya.
14
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 15/37
Jika pada satuan pendidikan penyelenggara program induksi tidak
terdapat guru yang memenuhi kriteria seperti yang telah dijelaskan diatas,
maka kepala sekolah/madrasah dapat menjadi pembimbing.
Jika pada satuan pendidikan, kepala sekolah/madrasah tidak dapat
menjadi pembimbing, maka pembimbing dapat diajukan dari satuan
pendidikan lain oleh kepala sekolah/madrasah dengan persetujuan Kepala
Dinas Pendidikan terkait.
Pembimbing bertanggung jawab :
1) menciptakan hubungan yang bersifat jujur, memotivasi, bersahabat,
terbuka dengan guru pemula;
2) memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran yang meliputi
penyusunan perencanaan pembelajaran (silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok
sesuai dengan beban kerja guru.
3) melakukan penilaian tahap pertama terhadap guru pemula sertamemberikan saran perbaikan;
4) melibatkan guru pemula dalam aktivitas sekolah;
5) memberikan dukungan terhadap rencana pengembangan profesi
guru pemula;
6) memberi kesempatan bagi guru pemula untuk melakukan observasi
pembelajaran guru lain;
7) melaporkan kemajuan dan perkembangan guru pemula kepada
kepala sekolah/madrasah;
8) memberikan masukan dan saran atas hasil penilaian tahap kedua dan
isi Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
4. Kepala Sekolah/Madrasah
Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab atas pelaksanaan program
induksi, dengan demikian seorang kepala sekolah/madrasah wajib
membimbing dan memfasilitasi guru pemula agar berhasil mengikuti
program induksi dengan baik.
15
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 16/37
Kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab untuk:
1) melakukan analisis kebutuhan guru pemula;
2) menyiapkan Buku Pedoman Pelaksanaan Program Induksi
3) menunjuk pembimbing yang sesuai dengan kriteria;
4) menjadi pembimbing, jika pada satuan pendidikan yang
dipimpinnya tidak terdapat guru yang memenuhi kriteria sebagai
pembimbing.
5) mengajukan pembimbing dari satuan pendidikan lain kepada dinas
pendidikan terkait jika tidak memiliki pembimbing dan kepala sekolah
tidak dapat menjadi pembimbing.
6) memantau pelaksanaan pembimbingan dan penilaian oleh
pembimbing;
7) berkomunikasi dengan guru pemula dan pembimbing untuk
mengetahui permasalahan dalam pembelajaran serta memberikan
masukan dan saran untuk keberhasilan guru pemula dalam
pembelajaran;
8) memfasilitasi guru pemula dalam upaya peningkatan kompetensidan pengembangan profesi baik yang diselenggarakan di satuan
pendidikan yang bersangkutan ataupun di luar satuan pendidikan
seperti organisasi profesi (KKG/MGMP, Asosiasi Guru Mata Pelajaran
dan lain-lain)
9) melakukan penilaian tahap ke dua terhadap guru pemula serta
memberikan saran perbaikan;
10) menyusun Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula untuk
disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan terkait, dengan
mempertimbangkan masukan dan saran dari pembimbing dan
pengawas sekolah/madrasah, serta memberikan salinan laporan
tersebut kepada guru pemula.
11) mengajukan penerbitan Sertifikat kepada Kepala Dinas bagi guru
pemula yang telah memperoleh Nilai Kinerja paling kurang memiliki
kategori Baik pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula.
5. Pengawas Sekolah/Madrasah
16
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 17/37
Pengawas sekolah/madrasah bertanggungjawab dalam menjamin mutu
pelaksanaan program induksi, untuk itu seorang pengawas
sekolah/madrasah harus terlibat mulai saat persiapan hingga
berakhirnya program induksi.
Pengawas sekolah/madrasah bertanggungjawab untuk :
1) memberikan penjelasan kepada kepala sekolah/madrasah dan
pembimbing dan guru pemula tentang pelaksanaan program
induksi termasuk proses penilaian;
2) melatih pembimbing dan kepala sekolah/madrasah tentang
pelaksanaan pembimbingan dan penilaian dalam program induksi;
3) melakukan observasi pelaksanaan proses pembelajaran dan
berkomunikasi dengan guru pemula sebagai bagian dari proses
pembimbingan dan penilaian;
4) melakukan penilaian tahap ke dua terhadap guru pemula serta
memberikan saran perbaikan;
5) memberikan masukan dan saran atas isi Laporan Penilaian KInerja
Guru Pemula;6) melakukan fungsinya sebagai mitra, inovator, konselor, motivator,
kolaborator, konsultan dan evaluator bagi kepala sekolah,
pembimbing dan guru pemula.
7) memantau, membina, menilai, mengevaluasi dan menyusun
laporan serta memberikan rekomendasi program tindak lanjut pada
keseluruhan pelaksanaan program induksi di sekolah/madrasah
yang menjadi tanggungjawabnya.
C. Model Pelaksanaan Program Induksi
Program Induksi dapat dilaksanakan dalam beberapa model. Berikut ini
diberikan salah satu model pelaksanaan Program Induksi melalui tahapan-
tahapan tertentu.
I. Persiapan Program Induksi
17
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 18/37
Pada sekolah yang akan melaksanakan program induksi bagi guru pemula
akan bertugas di sekolah/madrasah tersebut perlu dilakukan hal-hal
berikut:
1. Pelatihan tentang pelaksanaan program induksi bagi guru yang diikuti
oleh kepala sekolah/madrasah dan calon pembimbing dengan pelatih
seorang pengawas sekolah/madrasah.
2. Kepala sekolah/madrasah menyiapkan Buku Pedoman bagi guru
pemula yang memuat kebijakan, prosedur sekolah/madrasah, format
administrasi pembelajaran, dan informasi lain yang dapat membantuguru pemula belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah/madrasah.
3. Kepala sekolah/madrasah melakukan Analisis Kebutuhan dengan
mempertimbangkan ciri khas sekolah/madrasah, pengalaman
mengajar guru pemula, keberadaan/keterlibatan/kepedulian
kelompok/organisasi profesi, keberadaan guru yang dapat dijadikan
pembimbing atau calon pembimbing, pengalaman pembimbing,kesiapan menyediakan Buku Panduan dan faktor-faktor pendukung
lainnya.
4. Kepala sekolah/madrasah menunjuk seorang pembimbing yang
memiliki kriteria yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
II. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan Lingkungannya
Pengenalan sekolah/madrasah dan lingkungannya dilaksanakan pada
bulan pertama setelah guru pemula melapor kepada kepalasekolah/madrasah tempat guru pemula melapor kepada kepala
sekolah/madrasah tempat guru pemula bertugas. Pada bulan pertama ini,
pembimbing memperkenalkan situasi dan kondisi sekolah/madrasah dan
memperkenalkan guru pemula kepada siswa, serta selanjutnya melakukan
bimbingan dalam menyusunan perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran dan tugas terkait lainnya. Guru Pemula dapat mengamati
situasi dan kondisi sekolah serta lingkungannya, mempelajari Buku Pedoman
dan Panduan Kerja bagi guru pemula, data-data sekolah/madrasah, tata
18
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 19/37
tertib sekolah/madrasah, kode etik guru, dan menemukan serta mempelajari
sarana dan sumber belajar di sekolah/madrasah, mempelajari Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan.
III. Pelaksanaan dan Observasi Pembelajaran
Pada bulan ke dua, guru pemula bersama pembimbing menyusun:
(1) Rencana Pengembangan Keprofesian (RPK) untuk tahun pertama masa
induksi, (2) Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
akan digunakan pada pertemuan minggu-minggu pertama.
Pembimbingan yang diberikan kepada guru pemula meliputi prosespembelajaran dan pelaksanaan tugas lain yang terkait dengan tugasnya
sebagai guru, seperti pembina ekstra kurikuler.
Pembimbingan proses pembelajaran meliputi penyusunan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran; membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan
tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai
dengan beban kerja guru. Proses pembimbingan ini bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi pedagogis dan kompetensi professional.
Pembimbingan proses pembelajaran dapat dilakukan dengan cara (1)
memberi motivasi dan arahan tentang penyusunan perencanaan
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar
siswa (2) memberi kesempatan kepada guru pemula untuk melakukan
observasi pembelajaran guru lain, (3) melakukan observasi untuk
mengembangkan kompetensi pedagogis dan professional dengan
menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.
Pembimbingan pelaksanaan tugas tambahan yang terkait dengan
tugasnya sebagai guru, bertujuan untuk mengembangkan kompetensi
kepribadian dan sosial. Pembimbingan ini dilakukan dengan cara (1)
melibatkan guru pemula dalam kegiatan-kegiatan di sekolah, (2) memberi
motivasi dan arahan dalam menyusun program dan pelaksanaan program
pada kegiatan yang menjadi tugas tambahan yang diemban guru pemula,
19
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 20/37
(3) melakukan observasi untuk mengembangkan kompetensi kepribadian
dan sosial dengan menggunakan Lembar Observasi Pembelajaran.
Setelah pembimbingan proses pembelajaran, maka dilakukan
observasi pembelajaran oleh pembimbing sekuarang-kurangnya 1 kali setiap
bulan pada masa pelaksanaan program induksi dari bulan ke 2 sampai
dengan bulan ke 9.
IV. Metode Peni laian
Penilaian guru pemula merupakan penilaian kinerja berdasarkan
elemen kompetensi guru: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut
dapat dinilai melalui observasi pembelajaran dan observasi pelaksanaan
tugas tambahan.
Observasi pembelajaran ini diawali dengan pertemuan praobservasi
yang dilaksanakan untuk menentukan fokus elemen kompetensi guru yang
akan diobservasi (maksimal 5 elemen), kemudian pelaksanaan observasi
yang dilakukan terhadap fokus elemen kompetensi yang telah disepakati,dan diakhiri pertemuan pasca observasi untuk membahas hasil observasi dan
memberikan umpan balik berdasarkan fokus elemen kompetensi yang telah
disepakati bersama, berupa ulasan tentang hal-hal yang sudah baik dan hal
yang perlu dikembangkan.
Setiap komponen penilaian dituliskan hasil penilaian berdasarkan
observasi kemudian juga dituliskan deskripsi hasil penilaian tersebut.
Dengan adanya deskripsi maka akan dapat diberikan masukan atau umpan
balik untuk perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran berikutnya.
Penilaian dilakukan dengan 2 (dua) tahap, yaitu (1) Penilaian tahap
pertama yang dilakukan oleh pembimbing pada bulan ke-2 sampai dengan
bulan ke-9 dengan tujuan untuk mengembangkan kompetensi guru dalam
proses pembelajaran dan tugas tambahan yang terkait, (2) penilaian tahap
ke-2 yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah dengan tujuan untuk menentukan Nilai Kinerja Guru
Pemula.
20
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 21/37
Pada penilaian tahap 1 dan 2, umpan balik dan perbaikan dilakukan
sehingga diharapkan adanya kemajuan dalam pelaksanaan pembelajaran
guru pemula. Pada penilaian tahap ke dua yang merupakan kelanjutan
penilaian tahap pertama, bila masih ditemukan kekurangan maka kepala
sekolah/madrasah atau pengawas sekolah/madrasah wajib memberikan
umpan balik dan saran perbaikan kepada guru pemula, sehingga pada akhir
penilaian diharapkan guru pemula telah memenuhi syarat minimal yaitu
semua komponen penilaian memiliki kriteria nilai Baik.
Komponen dan Kiteria Penilaian
A = Amat Baik B = Baik C = Cukup D = Sedang E = Kurang
Kompetensi A B C D E
1. Kompetens i pedagogis
1.1. Memahami latar belakangsiswa
1.2. Memahami teori belajar
1.3. Pengembangan kurikulum
1.4. Aktivitas pengembanganpendidikan
1.5. Peningkatan potensi siswa
1.6. Komunikasi dengan siswa
1.7. Assessmen & evaluasi
2. Kompetens i kepr ibadian
2.1. Berperilaku sesuai dengannorma, kebiasaan dan hukum diIndonesia
2.2. Kepribadian matang dan
stabil2.3. Memiliki etika kerja dan
komitmen serta kebangganmenjadi guru
3. Kompetens i soc ial
3.1. Berperilaku inklusf, objektif,dan tidak pilih kasih
3.2. Komunikasi dengan guru,pegawai sekolah,orang tua, danmasyarakat
4. Kompetens i profes ional
4.1. Pengetahuan dan pemahaman
21
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 22/37
Kompetensi A B C D E
tentang struktur, isi danstandard kompetensi matapelajaran dan tahap-tahappengajaran
4.2. Profesionalisme yangmeningkat melalui refleksi diri
V. Penilaian Tahap Pertama, Umpan Balik dan Perbaikan
Penilaian tahap pertama dilaksanakan pada bulan ke-2 sampai
dengan ke-9 berupa penilaian kenerja guru melalui observasi pembelajaran,ulasan dan masukan oleh guru pembimbing. Penilaian tahap 1 merupakan
penilaian proses (assessment for learning) sebagai bentuk pembimbingan
guru pemula dalam melaksanakan tugas proses pembelajaran yang meliputi
menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, dan
melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan
pokok sesuai dengan beban kerja Guru
Penilaian tahap ini dilakukan oleh pembimbing dengan observasi
pembelajaran dan observasi kegiatan yang menjadi beban kerja guru
pemula, dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setiap bulan selama
masa penilaian tahap 1.
Tujuan penilaian tahap pertama ini adalah untuk mengidentifikasi
bagian-bagian yang perlu dikembangkan, memberikan umpan balik secara
reguler dan memberikan saran perbaikan dengan melakukan diskusi secara
terbuka tentang semua aspek mengajar dengan suatu fokus spesifik yang
perlu untuk dikembangkan. Pembimbing dapat memberikan contoh proses
pembelajaran yang baik di kelasnya atau di kelas yang diajar oleh guru lain.
Proses observasi mengajar memiliki tahapan sebagai berikut:
1. Pra Observasi
Guru pemula dan pembimbing mendiskusikan, menentukan dan
menyepakati fokus observasi pembelajaran. Fokus observasi meliputi
elemen kompetensi (maksimal 5) dari keempat kompetensi inti
22
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 23/37
sebagaimana yang tertulis dalam Lembar Observasi Pembelajaran bagi
pembimbing dan Lembar Refleksi bagi guru pemula.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan observasi, Pembimbing mengisi Lembar
Observasi Pembelajaran sesuai dengan hasil observasi pembimbing
terhadap pelaksanaan pembelajaran oleh guru pemula.
3. Pasca Observasi
Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah selesai
mengajar. Pembimbing dan guru pemula melakukan refleksi untuk
mendiskusikan proses pembelajaran. Pembimbing memberikan salinan
Lembar Observasi Pembelajaran kepada guru pemula yang telah
ditandatangani oleh Guru pemula , pembimbing dan kepala
sekolah/madrasah untuk diarsipkan sebagai dokumen Portofolio Penilaian
Proses ( assessment for learning )
Penilaian tahap pertama ini dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan
pokok proses pembelajaran dan tugas tambahan yang terkait. Selama
berlangsungnya penilaian tahap pertama, kepala sekolah/madrasah
memantau pelaksanaan pembimbingan dan penilaian tahap pertama
terhadap guru pemula, pengawas sekolah/madrasah melakukan
pemantauan, pembinaan, pemberian dukungan dalam pelaksanaan
pembimbingan dan penilaian guru pemula.
VI. Penil ian Tahap Ke DuaPenilaian tahap ke dua dilaksanakan pada bulan ke sepuluh sampai
dengan bulan ke sebelas, berupa observasi pembelajaran, ulasan dan
masukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah,
yang mengarah pada peningkatan kompetensi dalam pembelajaran.
Penilaian tahap 2 merupakan penilaian hasil (assessment of learning ) yang
bertujuan untuk menentukan kompetensi guru pemula dalam melaksanakan
proses pembelajaran dan tugas tambahan yang melekat dengan beban kerja
guru pemula. Observasi pembelajaran pada penilaian tahap ke dua
23
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 24/37
dilakukan oleh kepala sekolah/ madrasah sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali,
sedangkan oleh pengawas sekolah/madrasah sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali. Observasi pembelajaran dalam penilaian tahap ke-2 oleh kepala
sekolah/madrsah dan pengawas sekolah/madrasah disarankan untuk tidak
dilakukan secara bersamaan dengan pertimbangan agar tidak menggangu
proses pembelajaran. Apabila kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah menemukan adanya kelemahan dalam pelaksanaan
proses pembelajaran oleh guru pemula maka kepala sekolah/madrasah dan
atau pengawas sekolah/madrasah wajib memberikan umpan balik dan saran
perbaikan kepada guru pemula.
Langkah observasi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah dan
pengawas dalam Tahap 2 adalah sebagai berikut:
1. Pra observasi
Penilai (kepala sekolah atau pengawas) bersama guru pemula
menentukan fokus observasi pembelajaran. Fokus observasi maksimal
lima elemen kompetensi dari setiap kompetensi inti pada setiap
observasi mengajar. Fokus observasi ditandai dalam Lembar Observasi
Pembelajaran Kepala Sekolah/Pengawas dan Lembar Refleksi
Pembelajaran yang digunakan oleh guru pemula sebelum
dilaksanakannya observasi.
2. Pelaksanaan Observasi
Pada saat pelaksanaan Observasi, penilai (kepala sekolah/madrasah
atau pengawas sekolah/madrasah) mengamati kegiatan pembelajaran
guru pemula dan mengisi Lembar Observasi Pembelajaran sesuai
dengan fokus elemen kompetensi yang telah disepakati.
3. Pasca Observasi
Guru pemula mengisi Lembar Refleksi Pembelajaran setelah
pembelajaran dilaksakan. Penilai (kepala sekolah/madrasah atau
pengawas sekolah/madrasah) dan guru pemula membahas hasil
24
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 25/37
penilaian pada setiap tahap dan memberikan masukan kepada guru
pemula setelah observasi selesai.
Guru Pemula dan penilai (kepala sekolah/madrasah atau pengawas
sekolah) menandatangani Lembar Observasi Pembelajaran. Kepala
sekolah memberikan salinan Lembar Observasi Pembelajaran kepada
guru pemula.
Hasil penilaian kinerja guru pemula pada akhir program induksi
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pembimbing, kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah dengan mengacu
pada prinsip profesional, jujur, adil, terbuka, akuntabel dan demokratis.
Peserta Program Induksi dinyatakan Berhasil, jika semua elemen
kompetensi pada penilaian tahap ke dua paling kurang memiliki
kriteria nilai dengan kategori Baik.
VII. Pelaporan
Pelaporan dilaksanakan pada bulan ke-11 setelah Penilaian Tahap 2
selesai dengan langkah-langkah:
a. Pembuatan Draft Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh
Kepala Sekolah/madrasah yang didiskusikan dengan pembimbing dan
dikonsultasikan dengan pengawas sekolah/madrasah berdasarkan
Hasil Penilaian Tahap II.
b. Pengkajian hasil penilaian Tahap 1 dan 2 oleh pengawas
sekolah/madrasah dengan kepala sekolah/madrasah, pembimbing,
dan guru pemula.
c. Penentuan Keputusan pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru
Pemula berdasarkan pengkajian Penilaian Tahap 2 dengan
mempertimbangkan Penilaian Tahap 1, yang selanjutnya guru
pemula dinyatakan memiliki Nilai Kinerja dengan Kategori Amat
Baik, Baik, Cukup, Sedang dan Kurang .
- Amat Baik , jika skor penilaian antara 91-100
- Baik , jika skor penilaian antara 76-90
25
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 26/37
- Cukup, jika skor penilaian antara 61-75
- Sedang , jika skor penilaian antara 51-60
- Kurang , jika skor penilaian kurang dari 50
d. Penandatanganan Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula oleh
guru pemula, kepala sekolah/madrasah, dan pengawas
sekolah/madrasah
e. Pengajuan penerbitan Sertifikat oleh kepala sekolah/madrasah
kepada Kepala Dinas Pendidikan atau Kepala Kantor Kementerian
Agama Kabupaten/Kota bagi guru pemula yang telah memiliki
Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dengan nilai minimal
berkategori Baik. Sertifikat menyatakan bahwa peserta program
Induksi telah Berhasil menyelesaikan Program Induksi dengan baik.
Laporan disusun oleh kepala sekolah/madrasah dengan isi laporan
meliputi :
1. Data sekolah/madrasah dan waktu pelaksanaan
program induksi.
2. Data guru pemula peserta program induksi;
3. Deskripsi pelaksanaan pembimbingan oleh
pembimbing.
4. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap
pertama.
5. Deskripsi pelaksanaan dan hasil penilaian tahap dua.
6. Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula
menyatakan kategori Nilai Kinerja Guru Pemula (Amat Baik, Baik,
Cukup, Sedang dan Kurang) yang ditandatangani Kepala
Sekolah/Madrasah.
7. Berdasarkan Laporan Hasil Penilaian Kinerja, Kepala
Dinas Pendidikan/Kantor Kementrian Agama setempat menerbitkan
Sertif ikat yang menyatakan bahwa guru pemula yang bersangkutan
telah Berhasil mengikuti Program induksi dengan baik.
Laporan Pelaksanaan Program Induksi:
26
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 27/37
1. Guru Pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain
dalam lingkup pemerintah daerah disampaikan oleh Kepala sekolah
kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai
kewenangannya, untuk diteruskan ke Badan Kepegawaian Daerah.
2. Guru Pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan lain
dalam lingkup Kementerian Agama disampaikan oleh kepala
madrasah kepada Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya.
3. Guru Pemula yang berstatus Bukan PNS disampaikan oleh Kepala
sekolah/madrasah kepada penyelenggara pendidikan.
VIII. Rekomendasi Tindak Lanjut Hasi l Program Induksi
Dalam pengambilan keputusan atas keberhasilan guru pemula dalam
mengikuti program induksi ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Guru pemula yang berstatus CPNS atau PNS mutasi dari jabatan lain
atau berstats bukan PNS yang telah menyelesaikan program induksi
dengan Nilai Kinerja paling kurang kategori Baik dapat diusulkan
untuk diangkat dalam jabatan fungsional guru dengan menyertakan
sertifikat.
2. Guru pemula yang berstatus CPNS atau PNS mutasi dari jabatan
lain/bukan PNS yang belum mencapai Nilai Kinerja dengan kategori
Baik dapat mengajukan masa perpanjangan Program Induksi paling
lama 1 (satu) tahun dengan dilakukan penilaian per triwulan pada
masa perpanjangan induksi.
-Jika hasil penilaian kinerja guru pemula pada triwulan pertama
pada masa perpanjangan induksi telah memperoleh nilai paling
kurang kategori Baik, maka guru pemula berhak untuk diajukan
penerbitan Sertifikat yang menyatakan Berhasil menyelesaikan
Program Induksi.
- Jika guru pemula yang telah melalui masa perpanjangan program
induksi sampai batas waktu yang telah ditentukan tidak dapat
meraih Nilai Kenerja paling kurang kategori Baik, maka guru
27
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 28/37
pemula diberi Laporan Hasil Penlaian Kinerja Guru Pemula dengan
kategori nilai yang diraih, tanpa diajukan untuk diterbitkan
Sertifikat oleh kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau
Kepala Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai tingkat
kewenangannya.
3. Guru pemula yang berstatus CPNS/PNS mutasi dari jabatan
lain/bukan PNS yang tidak mencapai Nilai Kinerja dengan kategori
Baik dalam masa perpanjangan, tidak dapat diusulkan untuk
memperoleh jabatan fungsional guru.
4. Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus CPNS dan
PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup pemerintah daerah yang
tidak berhasil dalam Program Induksi selanjutnya dilakukan oleh
Badan Kepegawaian Daerah sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5. Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus CPNS dan
PNS mutasi dari jabatan lain dalam lingkup Kementerian Agama
yang tidak berhasil dalam Program Induksi selanjutnya dilakukan olehKementerian Agama sesuai tingkat kewenangannya dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
5. Pengangkatan dan penempatan guru pemula berstatus bukan PNS
yang tidak berhasil dalam Program Induksi, selanjutnya dilakukan
oleh penyelenggara pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
IX. Proses Pengajuan Keberatan
Guru pemula dapat mengajukan keberatan atas: (1) proses
pembimbingan dalam program induksi oleh pembimbing dan; (2) Hasil
Penilaian Kinerja Guru Pemula baik oleh pembimbing, kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah, apabila proses
pembimbingan atau proses penilaian kinerja guru pemula tidak dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
28
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 29/37
Guru pemula mengajukan keberatan atas proses pembimbingan
apabila proses pembimbingan tidak diselenggarakan berdasarkan prinsip
keprofesionalan, kesejawatan, akuntabel dan berkelanjutan. Pengajuan
keberatan atas proses pembimbingan ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah. Pengajuan keberatan atas proses pembimbingan
dilakukan paling lambat 1 (satu) bulan setelah kejadian yang mengakibatkan
keberatan bagi guru pemula.
Guru pemula mengajukan keberatan atas hasil penilaian kinerja guru
pemula apabila proses penilaian tidak dilaksanakan secara jujur, adil,
terbuka, objektif, dan akuntabel. Pengajuan keberatan atas hasil penilaian
kinerja guru pemula ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kementarian Agama
Kabupaten/Kota sesuai dengan tingkat kewenangannya. Pengajuan
keberatan atas hasil penilaian kinerja guru pemula dilakukan paling lambat 1
(satu) bulan setelah penilaian dilakukan.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor
Kementerian Agama sesuai dengan tingkat kewenangannya dapat menunjuk penilai independen untuk menilai ulang kinerja guru pemula.
Penilai independen dapat ditunjuk dari guru, kepala
sekolah/madrasah dari sekolah/madrasah lain dan pengawas
sekolah/madrasah pembina sekolah/madrasah lain selain guru, kepala
sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah sebagai pembimbing
dan penilai sebelumnya.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor
Kementerian Agama Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya
memberikan keputusan akhir atas hasil pelaksanaan program induksi guru
pemula berdasarkan pertimbangan dari Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru
Pemula dari penilai independen. Dan selanjutnya Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kementerian Agama
Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya menerbitkan
Sertifikat, apabila Guru pemula memperoleh Nilai paling kurang kategori
29
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 30/37
Baik pada Laporan Hasil Penilaian Kinerja Guru Pemula dari Tim Penilai
Independen.
Pengajuan keberatan atas pelaksanaan penilaian oleh penilai
independen dan keputusan hasil penilaian oleh Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi/Kabupaten/Kota atau Kepala Kementerian Agama
Provinsi/Kabupaten/Kota sesuai tingkat kewenangannya dilakukan paling
lambat pada bulan ke dua belas, sehingga seluruh kegiatan program induksi
selesai paling lama dalam kurun waktu dua belas bulan.
D. Evaluasi dan Bimbingan Teknis
1 . E va lu a si P ro g ra m
Program Induksi perlu dievaluasi sebagai bahan masukan untuk
menentukan kebijakan serta perbaikan di masa depan dan juga sebagai
bagian dari proses penjaminan mutu. Evaluasi dilakukan melalui
pemantauan langsung maupun menggunakan instrumen yang sesuai.
Evaluasi dilakukan oleh lembaga terkait sebagai berikut :
a. Direktorat Jenderal melakukan evaluasi terhadap implementasikebijakan program induksi bagi guru pemula secara nasional.
b. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agama
melaksanakan evaluasi pelaksanaan program induksi bagi guru
pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang menjadi
tanggungjawabnya.
c. Dinas Pendidikan/Kota atau Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota melaksanakan evaluasi pelaksanaan program
induksi bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan
sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.
d. Penyelenggara pendidikan melakukan evaluasi pelaksanaan
program induksi bagi guru pemula pada sekolah/madrasah yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya.
Prosedur evaluasi dalam rangka menjamin akuntabilitas program induksi
dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
30
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 31/37
a. Penyusunan panduan evaluasi yang memuat: (1) latar belakang,
tujuan dan manfaat evaluasi; (2) sasaran, tempat dan waktu
evaluasi, (3) metode pelaksanaan evaluasi; (4) sistematika laporan
hasil evaluasi.
b. Penyusunan instrumen evaluasi, berupa lembar obervasi dan atau
angket.
c. Pelaksanaan evaluasi di lapangan.
d. Penyusunan laporan hasil evaluasi.
2. B imb i ngan Tekn i s
Dari hasil evaluasi pihak Direktorat Jenderal dan Dinas Pendidikan terkait
dapat melakukan perbaikan dengan merevisi kebijakan dan atau
memberikan bimbingan teknis bagi daerah atau sekolah yang
membutuhkannya.
a. Direktorat Jenderal memberikan bimbingan teknis terhadap
implementasi kebijakan program induksi bagi guru pemula secara
nasional.
b. Dinas Pendidikan Provinsi/Kantor Wilayah Kementerian Agamamemberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi
bagi guru pemula dalam lingkup provinsi dan sekolah/madrasah yang
menjadi tanggungjawabnya.
c. inas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama
memberikan bimbingan teknis terhadap pelaksanaan program induksi
bagi guru pemula dalam lingkup kabupaten/kota dan
sekolah/madrasah yang menjadi tanggungjawabnya.
d. Penyelenggara pendidikan memberikan bimbingan teknis terhadap
pelaksanaan program induksi bagi guru pemula pada
sekolah/madrasah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang
menjadi tanggungjawabnya.
Prosedur bimbingan teknis dalam rangka membantu daerah atau sekolah
agar dapat melaksanakan program induksi dengan baik dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
31
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 32/37
a. Penyusunan panduan bimbingan teknis yang memuat : (1) latar
belakang, tujuan dan manfaat bimbingan teknis; (2) sasaran,
tempat dan waktu bimbingan teknis, (3) strategi pelaksanaan
bimbingan teknis; (4) sistematika laporan hasil bimbingan teknis.
b. Penyusunan materi bimbingan teknis yang meliputi Penjelasan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Program Induksi bagi
Guru Pemula, Penjelasan Petunjuk Teknis Program Induksi,
Penggunaan Panduan Kerja, Penilaian dan Penggunaan Instrumen
Penilaian Kinerja.
c. Pelaksanaan bimbingan teknis di lapangan.
d. Penyusunan laporan hasil bimbingan teknis.
32
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 33/37
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpu lan
Penempatan merupakan tindakan pengaturan atas seseorang untuk
menempati suatu posisi atau jabatan. Meskipun tindakan penempatan ini
mengandung unsur uji coba yang menyebabkan adanya tindakan penempatan
kembali namun pada dasarnya penempatan tenaga kependidikan ini merupakan
tindakan yang menentukan keluaran dan komposisi ketenagaan dilihat dari
kepentingan keseimbangan struktur organisasi pendidikan nasional. Juga
tindakan penempatan ini merupakan tindakan terpadu antara apa yang dapat
tenaga baru perlihatkan (kerjakan) dengan tuntutan-tuntutan pekerjaan,
kewajiban-kewajiban dan hal-hal yang ditawarkan dari jabatan tersebut
Penetapan atas calon-calon yang diterima ini dapat diputuskan oleh
atasan langsung atau oleh bagian personalia/ kepegawaian. Keputusan ini
merupakan akhir dari kegiatan penyelenggaraan seleksi. Artinya tenaga-tenaga
kependidikan yang baru diterima itu, merupakan tenaga-tenaga yang paling baik menurut standar seleksi yang ditetapkan. Kecuali seleksi untuk maksud-maksud
promosi atau mutasi, berdasarkan standar, seleksi ini memungkinkan keputusan
penerimaan tidak memperlihatkan terpenuhinya kebutuhan tenaga kependidikan
walaupun dilihat dari jumlah pelamar sangat memungkinkan melebihi jumlah
yang dibutuhkan.
Setelah pelaksanaan penempatan bagi guru pemula, maka dilaksanakan
program induksi yang bertujuan untuk mengenal lingkungan di tempat kerja
barunya. Program induksi ini dilaksanakan berdasarkan PERMENDIKNAS no 27
tahun 2010.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca yang budiman, khususnya
kepada dosen kami semoga dapat memberikan kritik dan sarannya demi
perbaikan pembuatan makalah berikutnya.
33
32
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 34/37
DAFTAR PUSTAKA
Castetter, William B (1996). The human Resource Function in Educational
Administration , New Jersey: Prentice.Hall Inc.
Draft, PERMENDIKNAS no 27 tahun 2010
Hasibuan, Malayu S.P, (2001), Manajemen Sumber Daya Manusia , Jakarta,
Bumi Aksara.
Irianto, Yusuf. (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia , Surabaya: Insan
Cendikia.
Sa’ud, Udin S dan Sutarsih, Cicih (2012). Dasar-dasar Manajemen Sumber Daya
Manusia dalam Bidang Pendidikan/Persekolahan, Prodi Administrasi
Pendidikan Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
www. Saiful Adi.wordpress.com, 6 Januari 2007
34
33
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 35/37
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Allah SWT yang
Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan
sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Penempatan dan
Induksi SDM Pendidikan”, suatu konsep yang harus diimplementasikan bagi
para guru pemula dan stakeholder.
Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas
kuliah dan untuk memperdalam pemahaman penulis yang sangat diperlukan.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon kepada
para pembaca yang budiman kritik dan sarannya yang bersifat konstruktif untuk
pembuatan makalah dimasa yang akan datang.
Dan dalam hal ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat
Tasikmalaya, Maret 2012
Penyusun
35
i
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 36/37
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................... 1
B. Perumusan Masalah........................................... 5
C. Tujuan Pembuatan Makalah................................ 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................... 7
Penempatan SDM Pendidikan........................................... 7
Program Induksi SDM Pendidikan...................................... 11
Model Pelaksanaan ............................................ 17
Evaluasi dan Bimbingan Teknis ........................................ 29
BAB III PENUTUP................................................................ 32
A. Kesimpulan ..................................................................32
B. Saran 32
DAFTAR PUSTAKA............................................................. 33
36
ii
5/14/2018 Makalah MSDM Dian an Dan Induksi Tenaga Pendidik - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-msdm-dian-an-dan-induksi-tenaga-pendidik 37/37
PENEMPATAN DAN INDUKSI
SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PENDIDIKAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan
Dosen :
Prof. Udin S. Sa’ud, Ph.D
Disusun Oleh :
Dian Risdianto (82321112128)
Ayu Fitria Daniarry (82321112125)
Mari Mariasari (82321112157)
Memed (82321112151)Ahri (82321112123)
PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2012
37