msdm kompensasi fix
DESCRIPTION
makalah msdmTRANSCRIPT
MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
“Upah Kinerja dan Insentif, Tunjangan dan Jasa”
Disusun oleh Kelompok 12 :
1. Lila Rahamatin Nazila 1250302011110152. Nike Cholifah 1250302001110653. Vike Cynthiasari M. 125030207111040
Universitas Brawijaya
Fakultas Ilmu Administrasi
Jurusan Administrasi Bisnis
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Upah Kinerja
dan Insentif, Tunjangan dan Jasa”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan
ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Malang, 26 Februari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sumber daya manusia merupakan bagian yang cukup penting dalam
pencapaian tujuan organisasi, baik itu perusahaan besar atau pun kecil. Suatu
perusahaan memiliki peralatan yang modern dengan teknologi tinggi, manusia
merupakan motor penggerak, tanpa manusia suatu perusahaan tidak akan
berfungsi. Tujuan memahami dan mempelajari manajemen sumber daya
manusia sebagai suatu pengetahuan yang diperlukan untuk memiliki
kemampuan analisa dalam menghadapi masalah-masalah manajemen sumber
daya manusia khususnya di bidang organisasi.
Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan faktor yang
mutlak diperlukan dalam suatu organisasi, baik pada instansi pemerintah,
perusahaan-perusahaan atau usaha-usaha sosial untuk mendapatkan suatu
balas jasa/imbalan tertentu. Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai buruh,
karyawan, pekerja, pegawai, pada hakekatnya mempunyai maksud yang sama.
Manajemen sumber daya manusia merupakan sarana untuk meningkatkan
kualitas manusia, dengan memperbaiki sumber daya manusia, meningkatkan
pula kinerja dan daya hasil organisasi, sehingga dapat mewujudkan karyawan
yang memiliki disiplin dan kinerja yang tinggi diperlukan pula peran yang
besar dari pimpinan organisasi. Dalam meningkatkan kinerja karyawan
diperlukan memperhatikan kebutuhan dari para karyawan, diantaranya adalah
upah atau gaji, insentif dan kompensasi.
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh individu yang
disesuaikan dengan peran atau tugasnya yang dihubungkan dengan suatu
ukuran nilai tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja
(Miner,1998).
1.2. PERMASALAHAN
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan pada makalah ini adalah:
1. Penetapan Balas Jasa
2. Teori Upah
3. Teori Insentif
4. Teori Kompensasi
1.3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dan krakteristik balas jasa
2. Mengetahui teori upah dan manfaatnya
3. Mengetahui pengertian Insentif dan tujuan pemberian Insentif
4. Mengetahui pengertian Kompensasi, Tujuan dan manfaat pemberian
kompensasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penetapan Balas Jasa
Balas jasa adalah imbalan yang diberikan pada karyawan atas jasa dan
prestasi yang telah diberikan untuk perusahaan. Pertimbangan penetapan balas
jasa terdapat dua faktor yang mempengaruhi persepsi keadilan :
Rasio kompensasi dengan masukan-masukan seseorang yang berupa
tenaga, pendidikan, pengalaman, latihan dan
Perbandingan rasio tersebut dengan rasio-rasio yang diterima orang lain
dengan siapa kontak langsung selalu terjadi
Beberapa aspek karyawan akan menerima perbedaan-perbedaan balas jasa :
a. Perbedaan tanggung jawab
b. Berat ringannya pekerjaan
c. Tingkat kesulitan pekerjaan
d. Besar kecilnya resiko pekerjaan
e. Tuntutan perlunya keterampilan dalam pekerjaan
Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Hurriyati (2005:28) ”Jasa pada
dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam
pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan
nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli
pertamanya.”
Menurut Kotler (2000:428) “Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja
yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak
berwujud dan menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya
bisa dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk.”
Berdasarkan pengertian jasa di atas, Tjiptono (2004:18) mengutarakan
ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.
1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa bebeda dengan barang. Bila barang
merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu
perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau
usaha.
2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) Barang biasa diproduksi,
kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih
dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang sama.
3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena
merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas,
dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut
diproduksi.
4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau
kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang
begitu saja karena tidak bisa disimpan.
5. Lack of Ownership Lack of ownership merupakan perbedaan dasar
antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak
penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa
mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada
pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas
suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop,
jasa penerbagan san pendidikan).
2.2 Upah
Upah adalah penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja
kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan atau
akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang
layak bagi kemanusiaan dan produksi, dan dinyatakan atau dinilai dalam
bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan UU dan peraturan-
peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja.
Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi
pada dasarnya merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada
tenaga kerja atas prestasinyayang telah disumbangkan dalam kegiatan
produksi. Upah tenaga kerja yang diberikantergantung pada:a) Biaya
keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya. b) Peraturan undang-
undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja(UMR).c) Produktivitas
marginal tenaga kerja.d) Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan
serikat pengusaha.e) Perbedaan jenis pekerjaan.
Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap
sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan
produksi. Sehubungan dengan halitu maka upah yang diterima pekerja dapat
dibedakan dua macam yaitu:
1. Upah Nominal yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang
yang diterimasecara rutin oleh para pekerja.
2. Upah Riil adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para
pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan
banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.
Teori Upah Wajar (alami) dari David Ricardo Teori ini menerangkan:-
Upah menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup
pekerjadengan keluarganya.-Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar
adalah upah yang terjadi di pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran. Upah harga pasar akan berubah disekitar upah menurut kodrat.
Teori Upah Besi Teori upah ini dikemukakan oleh Ferdinand Lassalle.
Penerapan sistem upah kodratmenimbulkan tekanan terhadap kaum buruh,
karena kita ketahui posisi kaum buruh dalam posisi yang sulit untuk
menembus kebijakan upah yang telah ditetapkan oleh para produsen.
Berhubungan dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal dengan
istilah“Teori Upah Besi”
Teori Dana Upah Teori upah ini dikemukakan oleh John Stuart Mill.
Menurut teori ini tinggi upahtergantung kepada permintaan dan penawaran
tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenagakerja tergantung pada jumlah dana
upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaanuntuk pembayaran
upah.Peningkatan jumlah penduduk akan mendorong tingkat upah yang
cenderung turun,karena tidak sebanding antara jumlah tenaga kerja dengan
penawaran tenaga kerja.
Teori Upah Etika Menurut kaum Utopis (kaum yang memiliki idealis
masyarakat yang ideal) tindakan para pengusaha yang memberikan upah
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum,merupakan suatu tindakan
yang tidak “etis”.Oleh karena itu sebaiknya para pengusaha selain dapat
memberikan upah yang layak kepada pekerja dan keluarganya, juga harus
memberikan tunjangan keluarga.
Faktor-Faktor Penyusunan Sistem Pengupahan
Untuk mendapatkan sistem perupahan yang baik perlu dilihat dari
faktor-faktor di bawah ini :
a. Kerja :
Kepuasan kerja
Insentif/Upah perangsang
Keinginan akan rasa aman
Lingkungan kerja (ergonomic)
Pengaruh kelompok
Rangsangan non-finansial
b. Stabilitas Kerja dan Pendapatan :
Meningkatkan efisiensi usaha
Membuat pasar-pasar baru (diversivikasi usaha)
Waktu yang tepat untuk perubahan teknologi
Stabilitas upah dan pendapatan
c. Pengaruh Waktu Kerja :
Hari kerja (per minggu)
Jam mulai dan jam pulang
Waktu istirahat
Hari libur
d. Bantuan Keuangan Bagi Karyawan :
Bantuan Kesehatan
Koperasi Simpan Pinjam
Pinjaman Perusahaan
Uang Pesangon
Liburan dengan menerima pembayaran
2.3 Insentif
2.3.1 Pengertian Insentif
Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984 : 1) :
Insentif adalah pengupahan yang memberikan imbalan yang berbeda karena
memang prestasi yang berbeda. Dua orang dengan jabatan yang sama dapat
menerima insentif yang berbeda karena bergantung pada prestasi. Insentif
adalah suatu bentuk dorongan finansial kepada karyawan sebagai balas jasa
perusahaan kepada karyawan atas prestasi karyawan tersebut. Insentif
merupakan sejumlah uang yang di tambahkan pada upah dasar yang di
berikan perusahaan kepada karyawan.
Menurut Nitisemito (1996:165), insentif adalah penghasilan tambahan
yang akan diberikan kepada para karyawan yang dapat memberikan prestasi
sesuai dengan yang telah ditetapkan.
2.3.2 Tujuan Pemberian Insentif
Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggungjawab
dan dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan
mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan
utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja
individu maupun kelompok (Panggabean, 2002 : 93). Secara lebih spesifik
tujuan pemberian Insentif dapat dibedakan dua golongan yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam
kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produkstivitas kerja karyawan
dengan jalan mendorong/merangsang agar karyawan :
Bekerja lebih bersemangat dan cepat
Bekerja lebih disiplin
Bekerja lebih kreatif
2. Bagi karyawan
Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapat
keuntungan :
Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif
Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar
pemberian balas jasa yang diukur dalam bentuk uang
Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih
besar.
3. Jenis/Tipe Insentif
Menurut Manullang (1981:141), tipe insentif ada dua yaitu:
a. Finansial insentif
Merupakan dorongan yang bersifat keuangan yang bukan saja
meliputi gaji-gaji yang pantas. Tetapi juga termasuk didalamnya
kemungkinan memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan dan soal-
soal kesejahteraan yang meliputi pemeliharaan jaminan hari tua,
rekreasi, kesehatan dan lain-lain.
b. Non finansial insentif.
Ada 2 elemen utama dari non finansial insentif, yaitu :
1. Keadaan pekerjaan yang memuaskan yang meliputi tempat kerja,
jam kerja, tugas dan rekan kerja
2. Sikap pimpinan terhadap keinginan masing-masing karyawan
seperti jaminan pekerjaan, promosi, keluhan-keluhan, hiburan-
hiburan dan hubungan dengan atasan.
Menurut Gary Dessler (1997 : 141), jenis rencana insentif secara umum
adalah :
a. Program insentif individual memberikan pemasukan lebih dan di atas
gaji pokok kepada karyawan individual yang memenuhi satu standar
kinerja individual spesifik. Bonus di tempat diberikan, umumnya untuk
karyawan individual, atas prestasi yang belum diukur oleh standar,
seperti contoh mengakui jam kerja yang lama yang digunakan karyawan
tersebut bulan lalu
b. Program insentif kelompok adalah seperti rencana insentif individual
namun memberi upah lebih dan di atas gaji pokok kepada semua
anggota tim ketika kelompok atau tim secara kolektif mencapai satu
standar yang khusus kinerja, produktivitas atau perilaku sehubungan
dengan kerja lainnya
c. Rencana pembagian laba secara umum merupakan program insentif di
seluruh organisasi yang memberikan kepada karyawan satu bagian
(share) dari laba organisasi dalam satu periode khusus
d. Program pembagian perolehan (gain sharing) adalah rencana upah di
seluruh organisasi yang dirancang untuk memberi imbalan kepada
karyawan atas perbaikan dalam produktivitas organisasi.
4. Proses pemberian insentif :
Menurut Harsono (1987 : 85) proses pemberian insentif dapat
dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Proses Pemberian Insentif berdasarkan kelompok
b. Proses Pemberian Insentif berdasarkan perorangan
Rencana insentif individu bertujuan untuk memberikan
penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi individu yang dapat
mencapai standar prestasi tertentu. Sedangkan insentif akan diberikan
kepada kelompok kerja apabila kinerja mereka juga melebihi standar
yang telah ditetapkan (Panggabean, 2002 :90-91).
Menurut Oangabean (2002:91) Pemberian insentif terhadap
kelompok dapat diberikan dengan cara:
Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang
diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerjanya
Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama
dengan pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling
rendah prestasinya
Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata
pembayaran yang diterima oleh kelompok.
Menurut Dessler (1997:154-157), insentif juga dapat diberikan
kepada seluruh organisasi, tidak hanya berdasarkan insentif individu
atau kelompok. Rencana insentif seluruh organisasi ini antara lain
terdiri dari:
a. Profit sharing plan, yaitu suatu rencana di mana kebanyakan
karyawan berbagi laba perusahaan
b. Rencana kepemilikan saham karyawan, yaitu insentif yang
diberikan oleh perusahaan dimana perusahaan menyumbang saham
dari stocknya sendiri kepada orang kepercayaan di mana
sumbangan-sumbangan tambahan dibuat setiap tahun. Orang
kepercayaan mendistribusikan stock kepada karyawan yang
mengundurkan diri (pensiun) atau yang terpisah dari layanan
c. Rencana Scanlon, yaitu suatu rencana insentif yang dikembangkan
pada tahun 1937 oleh Joseph Scanlon dan dirancang untuk
mendorong kerjasama, keterlibatan dan berbagai tunjangan
d. Gainsharing plans, yaitu rencana insentif yang melibatkan
karyawan dalam suatu usaha bersama untuk mencapai sasaran
produktivitas dan pembagian perolehan.
5. Syarat Pemberian Insentif agar mencapai tujuan dari pemberian insentif
Menurut Panggabean (2002:92) syarat tersebut adalah:
Sederhana, peraturan dari sistem insentif harus singkat, jelas dan
dapat dimengerti
Spesifik, karyawan harus mengetahui dengan tepat apa yang
diharapkan untuk mereka lakukan
Dapat dicapai, setiap karyawan mempunyai kesempatan yang
masuk akal untuk memperoleh sesuatu
Dapat diukur, sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk
menentukan rencana insentif. Program dolar akan sia-sia (dan
program evaluasi akan terhambat), jika prestasi tertentu tidak
dapat dikaitkan dengan dolar yang dibelanjakan.
Menurut Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (1990 :
163) sifat dasar pengupahan agar proses pemberian insentif berhasil
dengan cara :
Pembayaran hendaknya sederhana sehingga dapat dimengerti dan
dihitung oleh karyawan itu sendiri
Penghasilan yang diterima karyawan seharusnya langsung
menaikkan output
Pembayaran dilakukan secepat mungkin
Standar kerja ditentukan dengan hati-hati. Standar kerja yang
terlalu tinggi maupun rendah dapat berakibat buruk
Besarnya upah normal dengan standar jam kerja hendaknya
cukup merangsang pekerja untuk bekerja lebih giat
2.4 Kompensasi
2.4.1 Pengertian Kompensasi
Menurut Moekijat sebagai berikut: "as the and equitable
remuniration of personal for their contribution to organization
objectives" (Kompensasi adalah sebagai pemberian imbalan jasa yang
layak dan adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah
memberi sumbangan kepada pencapaian organisasi) (Suwatno, 2001 :
105).
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2000 : 117) Kompensasi
adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang langsung
atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa
yang diberikan kepada perusahaan.
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa
kompensasi adalah imbalan jasa kepada karyawan karena karyawan
tersebut telah memberi bantuan atau sumbangan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Kompensasi dibedakan menjadi dua: kompensasi langsung
(direct compensation) berupa gaji, upah insentif, dan kompensasi tidak
langsung (indirect compensation, atau employee welfare atau
kesejahteraan karyawan).
1. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada
karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.
2. Upah Insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada
karyawan tertentu yang prestasinya diatas prestasi standar.
3. Benefit dan service adalah kompensasi tambahan (financial atau
nonfinansial) yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk
meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya,
tunjangan kesehatan, uang pensiun, darmawisata dan lain
sebagainya.
Dengan demikian maka kompensasi mempunyai arti yang luas
selain terdiri dari gaji dan upah insentif, tunjangan hari raya, tunjangan
kesehatan, uang pensiun, darmawisata dan masih ada lagi yang lainnya
yang dapat dinilai dengan uang serta cenderung diterima oleh
karyawan secara tetap.
2.4.2 Tujuan Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2000 : 121) tujuan pemberian
kompensasi (balas jasa) adalah antara lain :
Ikatan Kerja Sama
Kepuasan Kerja
Pengadaan Efektif
Motivasi
Stabilitas Karyawan
Disiplin
Pengaruh Serikat Buruh
Pengaruh pemerintah
2.4.3 Asas-Asas Kompensasi
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2000 : 122), program
kompensasi (balas jasa) harus ditetapkan atas asas adil dan layak serta
dengan memperhatikanundang-undang perburuhan yang berlaku.
Prinsip adil dan layak harus mendapat perhatian dengan sebik-
baiknya supaya balas jasa yang akan diberikan merangsang gairah
dan kepuasan kerja karyawan.
2.4.4 Metode Kompensasi
Menurut Malayu S.P. ffasibuan (2000 : 123), metode
kompensasi (balas jasa) dikenal metode tunggal dan metode jamak.
2.4.5 Sistem Kompeasasi
Menurut Malayu S.P.Hasibuan (2000:124), sistem
pembayaran kompensasi yang umum diterapkan diantaranya: sistem
waktu, sistem hasil (output), dan sistem borongan.
Kelemahan sistem hasil ialah kualitas barang yang dihasilkan
kurang baik dan karyawan yang kurang mampu balas jasanya kecil,
sehingga kurang manusiawi.
2.4.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
Menurut Malaya S.P. Hasibuan (2000:144), faktor-
faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi diantaranya yaitu:
1. Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
2. Kemampuan dan Kesediaan perusahaan permintaan
3. Serikat Buruh/Organisasi Karyawan
4. Produktivitas Kerja Karyawan
5. Pemerintah dengan Undang-undang dan KEPPRESnya
6. Biaya hidup/Cost of living
7. Posisi Jabatan
8. Pendidikan dan Pengalaman Karyawan
9. Kondisi Perekonomian Nasional
10. Jenis dan Sifat Pekerjaan
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Sumber daya manusia merupakan bagian yang cukup penting dalam
pencapaian tujuan organisasi, baik itu perusahaan besar atau pun kecil. Suatu
perusahaan memiliki peralatan yang modern dengan teknologi tinggi,
manusia merupakan motor penggerak, tanpa manusia suatu perusahaan tidak
akan berfungsi.
2. Balas jasa adalah imbalan yang diberikan pada karyawan atas jasa dan
prestasi yang telah diberikan untuk perusahaan.
3. Upah adalah penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberi kerja kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan atau akan
dilakukan .
4. Insentif adalah penghasilan tambahan yang akan diberikan kepada para
karyawan yang dapat memberikan prestasi sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
5. Kompensasi adalah imbalan jasa kepada karyawan karena karyawan tersebut
telah memberi bantuan atau sumbangan untuk mencapai tujuan perusahaan.
6. Kompensasi dibedakan menjadi dua: kompensasi langsung (direct
compensation) berupa gaji, upah insentif, dan kompensasi tidak langsung
(indirect compensation, atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan).
3.2 SARAN
Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada makalah ini maka kami mohon
kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
kesempurnaan kedepan.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2290372-pengertian-upah-dan-
gaji/#ixzz1v2dOb39O
2. http://www.scribd.com/doc/23296752/Definisi-Upah
3. http://citraayuananda.blogspot.com/2012/01/kompensasi-dasar-pekerjaan.html)
4. http://www.gajimu.com/main/gaji/Gaji-Minimum
5. http://ilerning.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=262:pengertian-balas-
jasa&catid=60:manajmen-sumber-daya-manusia&Itemid=67
6. http://dedylondong.blogspot.com/2012/03/kompensasi-compensation.html