tugas msdm
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Tugas MSDM
PERANAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS
FAJRUL IMAN IBRAHIM N.S.A
A 211 03 746
PROGRAM REGULER SORE
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2008
1

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
BAB II MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA................................... 9
2.1. Pengertian Sumber Daya Manusia............................................... 9
2.2. Pendekatan MSDM…………………………………………….... 12
2.3. Prinsip-prinsip Pengelolaan MSDM............................................ 13
2.4. Fungsi dan Aktivitas MSDM....................................................... 14
2.5. Manfaat Penerapan MSDM…..………………………………... 15
2.6. Sasaran MSDM………………………………………………… 16
2.7. Tantangan Terhadap MSDM…………………………………... 17
2.7.1 Tantangan Eksternal…………………………………….. 17
2.7.2 Tantangan Internal……………………………………… 19
BAB III PRODUKTIVITAS.............................................................................. 22
3.1. Variabel Produktivitas................................................................. 22
3.1.1. Tenaga Kerja.................................................................... 22
3.1.2. Modal............................................................................... 23
3.1.3. Manajemen....................................................................... 23
3.2. Produktivitas Dan Sektor Jasa………………………………….. 23
3.3 Contoh Terapan………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 27
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan
tumpuhan bagi
perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber
daya manusia
mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
Walaupun didukung
dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan,
tetapi tanpa
dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan perusahaan
tidak akan
terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya
manusia
merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan segala
kebutuhannya.
Sebagai kunci pokok, sumber daya manusia akan menentukan
keberhasilan
pelaksanaan kegiatan perusahaan. Tuntutan perusahaan untuk
memperoleh,
mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusia yang
berkualitas
3

semakin mendesak sesuai dengan dinamika lingkungan yang selalu
berubah.
Perubahan perlu mendapat dukungan manajemen puncak
sebagai langkah
pertama yang penting untuk dilakukan bukan hanya sekedar lip
service saja.
Pemimpin harus dapat memobilisasi sebuah tim, proses pekerjaan
harus dapat
dikembangkan dan proses sumber daya manusia harus menjadi fokus
utama.
Perubahan dan peningkatan peran fungsi sumber daya manusia sangat
esensial
untuk mendukung keberhasilan organisasi.
Pengelolaan sumber daya manusia terkait dan mempengaruhi
kinerja
organisassional dengan cara menciptakan nilai atau menggunakan
keahlian
sumber daya manusia yang berkaitan dengan praktek manajemen dan
sasarannya
cukup luas, tidak hanya terbatas karyawan oiperasional semata,
namun juga
meliputi tingkatan manajerial.
4

Sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi banyak
dipengaruhi
oleh perilaku para pesertanya (partisipannya) atau aktornya.
Keikutsertaan sumber
daya manusia dalam organisasi diatur dengan adanya pemberian
wewenang dan
tanggung jawab. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab yang
harus dicapai
karyawan dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dan
disepakati
oleh karyawan dan atasan. Karyawan bersama atasan masing-masing
dapat
menetapkan sasaran kerja dan standar kinerja yang harus dicapai
serta menilai
hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir kurun waktu tertentu.
Peningkatan kinerja karyawan secara perorangan akan
mendorong kinerja
sumbar daya manusia secara keseluruhan, yang direkflesikan dalam
kenaikan
produktifitas.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan penilaian kinerja
merupakan
5

suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan perusahaan. Dukungan
dari tiap
manajemen yang berupa pengarahan, dukungan sumber daya seperti,
memberikan
peralatan yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan
pencapaian tujuan
yang ingin dicapai dalam pendampingan, bimbingan, pelatihan serta
pengembangan akan lebih mempermudah penilaian kinerja yang
obyektif.
Faktor penilaian obyektif memfokuskan pada fakta yang bersifat
nyata dan
hasilnya dapat diukur,misalnya kuantitas, kualitas, kehadiran dan
sebagainya.
Sedangkan faktor-faktor subyektif cenderung berupa opini seperti
menyerupai
sikap, kepribadian, penyesuaian diri dan sebagainya. Faktor-faktor
subyektif
seperti pendapat dinilai dengan meyakinkan bila didukung oleh
kejadian-kejadian
yang terdokumentasi. Dengan pertimbangan faktor-faktor tersebut
diatas maka
dalam penilaian kinerja harus benar-benar obyektif yaitu dengan
mengukur
6

kinerja karyawan yang sesungguhnya atau mengevaluasi perilaku
yang
mencerminkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja
yang
obyektif akan memberikan feed back yang tepat terhadap perubahan
perilaku ke
arah peningkatan produktivitas kinerja yang diharapkan.
Penilaian kinerja dengan berbagai bentuk seperti key
performance
indicator atau key performance Index pada dasarnya merupakan suatu
sasaran dan
proses sistimatis untuk mengumpulkan, menganalisa dan
menggunakan informasi
untuk menentukan efisiensi dan efektivitas tugas-tugas karyawan serta
pencapaian
sasaran. Menurut Armstrong (1998 ), penilaian kinerja didasarkan pada
pengertian
knowledge, Skill, expertise dan behavior yang diperlukan untuk
mengerjakan
pekerjaan dengan baik dan analisa lebih luas terhadap attributes dan
perilaku
individu. Dalam manajemen kinerja kompetensi lebih berperan pada
dimensi
7

perilaku individu dalam menyesuaikan suatu pekerjaan dengan baik.
Attributes
terdiri dari knowledge, skill dan expertise.
Kompetensi kinerja dapat diartikan sebagai perilaku-perilaku
yang
ditunjukkan mereka yang memiliki kinerja yang sempurna, lebih
konsisten dan
efektif, dibandingkan dengan mereka yang memiliki kinerja rata-rata.
Menurut
Mc.Clelland dalam Cira dan Benjamin (1998), dengan mengevaluasi
kompetensi-kompetensi yang dimiliki seseorang, kita akan dapat
memprediksikan kinerja
orang tersebut. Kompetensi dapat digunakan sebagai kriteria utama
untuk
menentukan kerja seseorang. Misalnya, untuk fungsi profesional,
manajerial atau
senior manajer. Karyawan-karyawan yang ditempatkan pada tugas-
tugas tersebut
akan mengetahui kompetensi-kompetensi apa saja yang diperlukan,
serta cara apa
yang harus ditempuh untuk mencapai promosi ke jenjang posisi
berikutnya.
8

Perusahaan sendiri hanya akan mempromosikan karyawan-karyawan
yang
memenuhi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan dan
dipersyaratkan oleh
perusahaan. Perusahaan tidak terlepas dari kondisi-kondisi di atas
karena itu perusahaan perlu memperbaiki kinerja karyawan.
Perusahaan perlu
mengembangkan model kompetensi yang berintegrasi dengan tolok
ukur penilaian
kinerja yang dapat dijadikan dasar pengembangan Sumber Daya
Manusia.
Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, maka
perusahaan
dituntut untuk memberdayakan dan mengoptimalkan seluruh sumber
daya yang
dimiliki, termasuk Sumber Daya Manusia. Mengelola Sumber Daya
Manusia di
organisasi perusahaan dengan berbagai ragam sifat, sikap dan
kemampuan
manusia agar mereka dapat bekerja menuju satu tujuan yang
direncanakan
perusahaan. Sumber Daya Manusia sebagai pelaku organisasi
mempunyai
9

perbedaan dalam sikap (attitude) dan pengalaman (experimen).
Perbedaan tersebut
menyebabkan tiap individu yang melakukan kegiatan dalam organisasi
mempunyai kemampuan kerja atau kinerja (performance) yang
masing-masing
berbeda juga.
Zweig dalam Prawirosentono (1999), menyatakan bahwa
penilaian kinerja
adalah proses penilaian hasil kerja yang akan digunakan oleh pihak
manajemen
untuk memberi informasi kepada para karyawan secara individual,
tentang mutu
hasil pekerjaannya dipandang dari sudut kepentingan perusahaan.
Dalam hal ini,
seorang karyawan harus diberitahu tentang hasil pekerjaannya, dalam
arti baik,
sedang atau kurang. Karyawan akan terdorong untuk berperilaku baik
atau
memperbaiki serta mengikis kinerja (prestasi) dibawah standar.
Sumber daya manusia yang berbakat, berkualitas, bermotivasi
tinggi dan
mau bekerja sama dalam team akan menjadi kunci keberhasialn
organisasi.
10

Karena itu pimpinan harus dapat menetapkan sasaran kerja yang akan
menghasilkan karyawan yang berkualitas tinggi, bermotivasi tinggi dan
produktif.
Penetapan target-target spesifik dalam kurun waktu tertentu tidak
hanya bersifat
kuantitatif tetapi juga bersifat kualitatif misalnya, dengan
pengembangan diri
untuk menguasai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk
pekerjaan
dengan tingkat kompetensi yang makin baik.
Penilaian kinerja karyawan sebagai pelaku dalam organisasi
dengan
membuat ukuran kinerja yang sesuai dengan tujuan organisasi.
Standar penilaian
kinerja suatu organisasi harus dapat diproyeksikan kedalam standar
kinerja para
karyawan sesuai dengan unit kerjanya. Evaluasi kinerja harus
dilakukan secara
terus menerus agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan
efisien.
Untuk itu perlu dilakukan kegiatan penilaian kinerja secara
periodik yang
11

berorientasi pada masa lalu atau masa yang akan datang. Perusahaan
perlu
mengetahui berbagai kelemahan atau kelebihan karyawan sebagai
landasan untuk
memperbaiki kelemahan dan menguatkan kelebihan dalam rangka
meningkatkan
produktivitas karyawan.
Indikator penilaian kinerja di perusahaan ini meliputi empat
kelompok
yaitu hasil kerja yang berhubungan dengan keuntungan perusahaan,
kemampuan
karyawan ,pelayanan pelanggan dan peningkatan karyawan. Penilaian
kinerja
yang sudah ada perlu dilengkapi dengan kompetensi yang
berhubungan dengan
skill dan knowledge yaitu, komunikasi, kerjasama kelompok,
kepemimpinan dan
pengambilan keputusan secara analitis. Penambahan kompetensi
dalam penilaian
kinerja diharapkan dapat memperbaiki proses penilaian kinerja
karyawan. Bagi
perusahaan ini karyawan merupakan pelaksana manajemen puncak
yang mampu
12

berinteraksi dengan worker dan manajemen puncak.
BAB II
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat penting artinya
bagi organisasi. Dalam perkembangannya, organisasi akan menghadapi permasalahan
13

tenaga kerja yang semakin kompleks, dengan demikian pengelolaan sumber daya
manusia harus dilakukan secara profesional oleh departemen tersendiri dalam suatu
organisasi, yaitu Human Resource Departement.
SDM sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat diartikan sebagai
manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi (disebut personil, tenaga kerja,
pekerja/karyawan); atau potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam
mewujudkan eksistensinya; atau potensi yang merupakan asset & berfungsi sebagai
modal non-material dalam organisasi bisnis, yang dpt diwujudkan menjadi potensi nyata
secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2000).
Pada organisasi yang masih bersifat tradisional, fokus terhadap SDM belum
sepenuhnya dilaksanakan. Organisasi tersebut masih berkonsentrasi pada fungsi produksi,
keuangan, dan pemasaran yang cenderung berorientasi jangka pendek. Mengingat betapa
pentingnya peran SDM untuk kemajuan organisasi, maka organisasi dengan model yang
lebih moderat menekankan pada fungsi SDM dengan orientasi jangka panjang.
Mengelola SDM di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh
karena itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk
mendukung proses terwujudnya SDM yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap
eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek
pengembangan kualitas SDM-nya. Oleh karena itu peran manajemen sumber daya
manusia dalam organisasi tidak kecil, bahkan sebagai sentral pengelola maupun penyedia
SDM bagi departemen lainnya.
Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
14

pengembangan, kompensasi, integrasi pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan
masyarakat (Flippo, 1996). Atau dengan kata lain, secara lugas MSDM dapat diartikan
sebagai kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan
SDM dalam upaya mencapai tujuan individual maupun organisasional.
Secara historis, perkembangan pemikiran tentang MSDM tidak terlepas dari
perkembangan pemikiran manajemen secara umum, dimulai dari gerakan manajemen
ilmiah (dengan pendekatan mekanis) yang banyak didominasi oleh pemikiran dari F.W.
Taylor. Pandangan-pandangan yang muncul berkaitan dengan SDM dalam era tersebut
adalah :
SDM sebagai salah satu faktor produksi yang dipacu untuk bekerja lebih
produktif seperti mesin;
Bekerja sesuai dengan spesialisasi yang telah ditentukan;
Yang tidak produktif harus diganti/dibuang;
Kondisi di atas memunculkan : pengangguran, tidak adanya jaminan dalam
bekerja, berkurangnya rasa bangga terhadap pekerjaan, dan tumbuhnya serikat
pekerja.
Gerakan human relation (dengan pendekatan paternalis), era ini ditandai dengan
adanya pemikiran tentang peran SDM terhadap kemajuan organisasi. Pandangan-
pandangan yang muncul adalah :
SDM harus dilindungi dan disayangi, tidak hanya dianggap sebagai faktor
produksi belaka tapi juga sebagai pemilik perusahaan;
15

Mulai disediakannya berbagai fasilitas pemenuhan kebutuhan karyawan,
seperti tempat ibadah, tempat istirahat, jaminan kesehatan, kantin, perumahan,
dan sebagainya sebagai bentuk perhatian perusahaan terhadap tingkat
kesejahteraan karyawan.
Gerakan kontemporer (dengan pendekatan sistem sosial), di era ini pemikiran
tentang pentingnya peran SDM dan perlunya perhatian perusahaan terhadap
kesejahteraan serta kepastian dalam bekerja semakin berkembang. Pandangan-pandangan
yang muncul bahwa :
Pencapaian tujuan organisasi tidak terlepas dari kontribusi SDM;
Munculnya teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow (1940-an) sebagai
landasan motivasi individu menjadi pendorong adanya pemikiran tentang
perlunya memotivasi SDM dengan melihat tingkat kebutuhan yang dimilikinya;
Adanya kecenderungan baru yang berdampak positif terhadap perkembangan
efektivitas organisasi, yaitu :
1. Meningkatnya kepentingan terhadap MSDM;
2. Adanya perubahan arah pengawasan dan kebijakan secara sentral, dan
pelaksanaan yang terdesentralisasi;
3. Meningkatnya otomatisasi dan pengembangan Sistem Informasi SDM;
4. Munculnya program MSDM yang terintegrasi;
5. Adanya perubahan menuju sistem merit dan akuntabilitas;
6. Meningkatnya perhatian terhadap perilaku kerja karyawan;
7. Meningkatnya perhatian terhadap budaya dan nilai organisasi;
8. Adanya perluasan program peningkatan produktivitas.
16

Sejalan dengan adanya pemikiran tentang semakin pentingnya peran SDM dalam
organisasi, maka posisi MSDM dalam organisasi adalah mengelola SDM yang ada di
seluruh bagian organisasi.
2.2. PENDEKATAN MSDM
Mengelola SDM bukan merupakan hal yang mudah, karena manusia merupakan
unsur yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam MSDM, yaitu :
a. Pendekatan SDM, menekankan pengelolaan dan pendayagunaan yang
memperhatikan hak azasi manusia;
b. Pendekatan Manajerial, menekankan pada tanggungjawab untuk menyediakan
dan melayani kebutuhan SDM departemen lain;
c. Pendekatan Sistem, menekankan pada tanggungjawab sebagai sub-sistem dalam
organisasi;
d. Pendekatan Proaktif, menekankan pada kontribusi terhadap karyawan, manajer
dan organisasi dalam memberikan pemecahan masalah.
2.3. PRINSIP-PRINSIP PENGELOLAAN MSDM
Orientasi pada pelayanan, dengan berupaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
SDM dimana kecenderungannya SDM yang puas akan selalu berusaha memenuhi
kebutuhan dan keinginan para konsumennya;
17

Membangun kesempatan terhadap SDM untuk berperan aktif dalam perusahaan,
dengan tujuan untuk menciptakan semangat kerja dan memotivasi SDM agar
mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik;
Mampu menumbuhkan jiwa intrapreneur SDM perusahaan, yang mencakup :
a. Menginginkan adanya akses ke seluruh sumber daya perusahaan;
b. Berorientasi pencapaian tujuan perusahaan;
c. Motivasi kerja yang tinggi;
d. Responsif terhadap penghargaan dari perusahaan;
e. Berpandangan jauh ke depan;
f. Bekerja secara terencana, terstruktur, dan sistematis;
g. Bersedia bekerja keras;
h. Mampu menyelesaikan pekerjaan;
i. Percaya diri yang tinggi;
j. Berani mengambil resiko;
k. Mampu menjual idenya di luar/di dalam perusahaan;
l. Memiliki intuisi bisnis yang tinggi;
m. Sensitif terhadap situasi dan kondisi, baik di dalam maupun di luar
perusahaan;
n. Mampu menjalin hubungan kerja sama dengan semua pihak yang
berkepentingan;
o. Cermat, sabar dan kompromistis.
2.4. FUNGSI DAN AKTIVITAS MSDM
18

MSDM secara fungsional memiliki beberapa fungsi, dimana fungsi-fungsi
tersebut terkait satu dengan lainnya, dan aktivitas yang dijalankan oleh MSDM sesuai
dengan fungsi yang dimilikinya, dengan tujuan peningkatan produktivitas, kualitas
kehidupan kerja dan pelayanan. Berikut ini ada beberapa fungsi MSDM :
Fungsi perencanaan (planning) merupakan fungsi MSDM yang dinilai esensial,
karena menyangkut rencana pengelolaan SDM organisasi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang dimana hal tersebut berkaitan erat dengan operasionalisasi
organisasi dan kelancaran kerja yang ada di dalamnya.
Fungsi pengadaan (procurement) merupakan fungsi MSDM dalam usaha untuk
memperoleh jenis dan jumlah SDM yang tepat, yang diperlukan untuk mencapai sasaran
organisasi.
Fungsi Pengembangan (development) berkaitan erat dengan peningkatan
ketrampilan dan kemampuan yang diupayakan melalui jalur pelatihan maupun
pendidikan terhadap SDM yang ada. Juga berbagai bentuk pengembangan diri untuk para
karyawan yang berprestasi.
Fungsi Pemeliharaan (maintenance) berkaitan dengan upaya mempertahankan
kemauan dan kemampuan kerja karyawan melalui penerapan beberapa program yang
dapat meningkatkan loyalitas dan kebanggaan kerja.
Fungsi Penggunaan (use) menekankan pada pelaksanaan berbagai tugas dan
pekerjaan oleh karyawan serta jenjang peningkatan posisi karyawan. Selain itu berkaitan
pula dengan kontraprestasi untuk karyawan yang telah berhenti bekerja, baik yang
sementara atau permanen maupun akibat pemutusan hubungan kerja sepihak.
2.5. MANFAAT PENERAPAN MSDM
19

Pengimplementasian Manajemen SDM akan memberikan berbagai manfaat bagi
kegiatan pengorganisasian, antara lain (Nawawi,2000) :
a. Organisasi/perusahaan akan memiliki Sistem Informasi SDM yang akurat.
b. Organisasi/perusahaan akan memiliki hasil analisis pekerjaan/jabatan, berupa
diskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan/jabatan yang terkini (up-to-date).
c. Organisasi/perusahaan memiliki kemampuan dalam menyusun dan menetapkan
Perencanaan SDM yang mendukung kegiatan bisnis.
d. Organisasi/perusahaan akan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas
rekrutmen dan seleksi tenaga kerja.
e. Organisasi/perusahaan dapat melakukan kegiatan orientasi/sosialisasi secara
terarah.
f. Organisasi/perusahaan dapat melaksanakan pelatihan secara efektif dan efisien.
g. Organisasi/perusahaan dapat melaksanakan penilaian karya secara efektif dan
efisien.
h. Organisasi/perusahaan dapat melaksanakan program pembinaan dan
pengembangan karier sesuai kondisi dan kebutuhan.
i. Organisasi/perusahaan dapat melakukan kegiatan penelitian/riset.
j. Organisasi/perusahaan dapat menyusun skala upah (gaji) dan mengatur kegiatan
berbagai keuntungan/manfaat lainnya dalam mewujudkan sistem balas jasa bagi
para pekerja
Penerapan MSDM yang efektif, selain bermanfaat bagi perusahaan, juga
memberikan dampak positif terhadap para karyawan, antara lain :
Pekerja memperoleh rasa aman dan puas dalam bekerja.
20

Pekerja memperoleh jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
Manajemen SDM memungkinkan dan mempermudah pekerja memperoleh
keadilan dari perlakuan yang tidak menguntungkan.
Manajemen SDM memungkinkan pekerja memperoleh penilaian karya yang
obyektif.
Para pekerja melalui Manajemen SDM akan memperoleh upah/gaji dan
pembagian keuntungan/manfaat lainnya secara layak.
Manajemen SDM menciptakan dan memberikan suasana atau iklim kerja
yang menyenangkan (Nawawi, 2000).
2.6. SASARAN MSDM
Stakeholders merupakan lembaga dan manusia yang mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh seberapa baik SDM dikelola oleh suatu organisasi melalui penerapan
MSDM. Stakeholders dapat mencakup :
7 Konsep dan Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia
21
PEMERINTAHKepastian Hukum
INVESTORPengembalian modal
PEMASOK Penilaian kualitas dan kuantitas
MASYARAKAT
• Tanggung jwb sosial
• Praktek manajemen etis
SERIKAT PEKERJAMediator
MSDM

2.7. TANTANGAN TERHADAP MSDM
2.7.1. Tantangan Eksternal
a. Perubahan Lingkungan Bisnis yang cepat
Untuk keperluan tersebut perusahaan dalam menghadapi perubahan
lingkungan/iklim bisnis yang cepat, perlu menetapkan kebijaksanaan SDM sebagai
berikut:
Menghindari pengaruh negatif berupa perasaan tidak puas pada kondisi yang telah
dicapai perusahaan.
Dalam menghadapi perubahan yang mengharuskan penambahan pembiayaan
(cost), perusahaan harus berusaha mengatasinya, agar dapat mempertahankan
pasar/keuntungan yang sudah diraih.
Memberikan imbalan yang cukup tinggi pada pekerja yang mampu melakukan
improvisasi yang kreatif.
b. Keragaman Tenaga Kerja
22
PERUSAHAAN
• Produktivitas
• Laba
• Kelangsungan hidup
KARYAWAN
• Perlakuan adil
• Kepusan kerja
• Pemberdayaan
• Pendayagunaan
• Kesehatan dan keselamatan
PELANGGAN
• mutu layanan
• mutu produk
• kecepatan respon
• biaya rendah
• inovasi

Di Indonesia keragaman tenaga kerja bersifat terbatas, terutama yang agak
menonjol adalah perbedaan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Namun perusahaan di
Indonesia harus siap dalam mengantisipasi keragaman tenaga kerja dalam rangka
globalisasi, karena keragaman akan meluas dengan masuknya modal asing yang berarti
juga masuknya tenaga kerja asing dari berbagai etnis atau bangsa.
c. Globalisasi
Dari sudut MSDM berarti mengharuskan dilakukannya usaha mengantisipasi
sebagai berikut :
Perusahaan harus berusaha memiliki SDM yang mampu mengatasi pengaruh
perkembangan bisnis/ekonomi internasional seperti resesi, penurunan/kenaikan
nilai uang.
Perusahaan harus berusaha memiliki SDM dengan kemampuan ikut serta dalam
bisnis global/internasional dan perdagangan bebas.
d. Peraturan Pemerintah
Setiap perusahaan harus memiliki SDM yang mampu membuat keputusan dan
kebijaksanaan dan bahkan melakukan operasional bisnis, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dari pemerintah. Untuk itu diperlukan SDM yang memiliki
kemampuan mengarahkan agar perusahaan terhindar dari situasi konflik,
keresahan/kegelisahan, komplen, dan lain-lain khususnya dari para pekerja dengan atau
tanpa keikutsertaan serikat sekerja.
e. Perkembangan pekerjaan dan peranan keluarga
23

Semakin banyak pasangan suami isteri yang bekerja, sehingga sering terjadi
kesulitan untuk bertanggung jawab secara optimal, karena sebagian waktunya digunakan
untuk melaksanakan tanggung jawabnya di lingkungan keluarga masing-masing.
f. Kekurangan Tenaga Kerja yang Terampil
Tenaga kerja terampil semakin banyak diperlukan, baik untuk melaksanakan
pekerjaan teknis, maupun untuk pekerjaan manajerial dan pelayanan, yang tidak mudah
mendapatkan yang kompetitif di antara yang tersedia di pasar tenaga kerja.
2.7.2. Tantangan Internal
a. Posisi Organisasi dalam Bisnis yang Kompetitif
Untuk mewujudkan organisasi/perusahaan yang kompetitif , diperlukan berbagai
kegiatan MSDM yang dapat meningkatkan kemampuan SDM. Usaha itu dapat dilakukan
dengan mendesain sistem pemberian ganjaran yang mampu memotivasi berlangsungnya
kompetisi prestasi antar para pekerja.
b. Fleksibilitas
Organisasi / perusahaan memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang
mengutamakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara berjenjang.
Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan tenaga kerja, dengan mengurangi
kecenderungan mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap). Pengangkatan sebaiknya
lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer (tidak tetap).
c. Pengurangan Tenaga Kerja
Manajemen SDM suatu perusahaan sering dihadapkan dengan keharusan
mengurangi secara besar-besaran tenaga kerja, karena berbagai sebab, seperti resessi,
24

berkurangnya aktivitas bisnis, dan lain-lain harus diatasi dengan cara memperbaiki
struktur pekerja lini dari tingkat bawah, dengan mendesain kembali proses produksi.
d. Tantangan Restrukturisasi
Tantangan restrukturisasi adalah usaha menyesuaikan struktur
organisasi/perusahaan karena dilakukan perluasan atau penambahan dan sebaliknya juga
pengurangan kegiatan bisnisnya.
e. Bisnis Kecil
Bisnis kecil seperti dikemukakan diatas yang terdiri dari banyak anak perusahaan,
yang saling memiliki ketergantungan dalam produk berupa barang atau jasa yang
dihasilkan sebagai perwujudan net work (jaringan kerja) dalam berbisnis, sebagai
perusahaan besar/raksasa yang tersebar di banyak lokasi.
f. Budaya Organisasi
Budaya perusahaan akan mewarnai dan menghasilkan perilaku atau kegiatan
berbisnis secara operasional, yang tanpa disadari akan menjadi kekuatan yang mampu
atau tidak mampu menjamin kelangsung eksistensi organisasi/perusahaan.
g. Teknologi
Tantangan teknologi tidak sekedar menyangkut pembiayaan (cost), karena bagi
Manajemen SDM hubungannya terkait pada keharusan menyediakan tenaga kerja yang
terampil mempergunakannya, baik dari luar maupun melalui pengembangan tenaga kerja
di dalam organisasi/perusahaan. Pada giliran berikutnya tantangan teknologi
berhubungan juga dengan pengembangan sikap dalam menerima perubahan cara bekerja.
h. Serikat Pekerja
25

Dengan kerjasama, perusahaan/organisasi setidak-tidaknya harus berusaha agar
serikat pekerja tidak menjadi penghambat proses produksi, dengan tidak menempatkanya
sebagai lawan.
BAB 3
PRODUKTIVITAS
3.1 Variabel Produktivitas
26

Variabel produktivitas adalah sangat perlu diperhatikan terlebih dahulu sebab
peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel, yaitu:
1. Tenaga kerja, berkontribusi sekitar 10% dari peningkatan tahunan.
2. Modal, berkonstribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan.
3. Manajemen, berkonstribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.
Ketiga faktor tersebut sangatlah penting dalam memperbaiki produktivitas.
Mereka mewakili cakupan yang lebih luas dimana manajer bisa mengambil
tindakanuntuk memperbaiki produktivitas.
3.1.1. Tenaga kerja
Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan tenaga kerja
pada produktivitas disebabkan tenaga kerja yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan
bergizi baik. Peningkatan ini dapat juga dikaitkan pada pendeknya hari kerja. Sejarahnya,
sekitar 10% peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanya peningkatan
kualitas tenaga kerja. Tiga variabel pokok yang dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja
adalah:
1. Pendidikan dasar yang sesuai bagi tenaga kerja yang efektif.
2. Pengetatan angka tenaga kerja.
3. Biaya sosial yang membuat tenaga kerja tersedia, seperti transportasi dan
sanitasi.
3.1.2. Modal
27

Inflasi dan pajak meningkatkan modal, membuat investasi menjadi mahal. Saat
modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas juga menurun.
Menggunakan lebih banyak tenaga kerja daripada modal dapat mengurangi tingkat
pengangguran jangka pendek, namun membuat ekonomi menjadi tidak produktifdan
mendorong upah minimum pekerja menjadi lebih rendah pada jangka panjang. Investasi
modal sering merupakan kebutuhan, tetapi lebih sering tidak cukup untuk meningkatkan
produktivitas.
3.1.3. Manajemen
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen
bertanggung jawab untuk memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secaraefektif
untuk meningkatkan produktivitas. Manajemen bertanggung jawab pada lebih dari
separuh peningkatan produktivitas tahunan. Termasuk didalamnya, peningkatan yang
didapatkan melalui penerapan teknologi dan penggunaan dan penggunaan imu
pengetahuan.
3.2 Produktivitas dan Sektor jasa
Sektor jasa mempunyai tantangan khusus dalam proses pengukuran produktivitas
secara akurat dalam peningkatn produktivtas. Kerangka analisis tradisional datri teori
ekonomi hanya berlandaskan pada aktivitas penghasil barang. Karenanya, banyak data
ekonomi yang diublikasikan berkaitan dengan produksi barang. Bagaimanapun hasil
penelitian menunjukkan meskipun ekonomi jasa sementara meningkat, ia mempunyai
pertumbuhan produktivitas yang lebih lambat.
28

Produktivitas di sektor jasa terbukti sulit untuk ditingkatkan karena pekerjaan
disektor jasa :
1. Biasanya membutuhkan tenaga kerja secara bannyak
2. Biasanya diproses secara individu
3. Sering merupakan tugas intelektual yang dilakukan oleh seorang profesional
4. Sering sulit untuk dimekanisasikan dan diotomatisasikan
5. Kualitasnya sulit untuk dievaluasi
Semakin intelektual dan pribadi suatu pekerjaan, maka semakin sulit pula
mencapai peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas yang rendah dalam
sektor jasa dikaitkan dengan peningkatan aktivitas yang rendah produktivitasnya dalam
sektor jasa. Termasuk didalamnya aktivitas yang sebelumnya bukan merupakan bagian
dari bisnis, seperti tempat penoitipan anak, penyiapan makanan, pembersihan rumah dan
masuk kedalam ekonomi sejalan dengan semakin bertambahnya wanita yang terjun
didunia kerja. Aktivitas ini berdampak pada produktivitas rendah yang terukur pada
sektor jasa, walaupun sesunguuhnya produktivitas meningkat, karena aktivitas ini
sekarang lebih efisien dari sebelumnya.
Produktivitas merupakan perbandingan antara output (barang dan jasa)
dibagidengan satu atau lebih input(seperti tenaga kerja, modal, atau manajemen).
Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan dua cara: pengurangan inputsaat output
konstan, atau sebaliknya, peningkatan output disaat input konstan. Keduanya
mencerminkan peningkatan produktivitas. Dari segi ekonomi, input adalah tenaga kerja,
modal, dan manajemen, yang diintegrasikan dalam suatu sistem produksi. Manajemen
menciptakan sistem produksi yang menghasilkan proses transformasi dari input menjadi
29

output. Output adalah barang dan jasa, termasuk beragam jenis barang seperti senjata,
mentega, sistem pendidikan, sistem peradilan yang lebih baik, dan arena bermain ski.
Produksi adalah proses pembuatan barang dan jasa. Produksi yang tinggi bisa
mencerminkan bahwa lebih banyak orang yang berkerjadan tingkat ketenagakerjaan
tinggi, tapi belum tentu mencerminkan tingginyaproduktivitas.
Pengukuran produktivitas adalah satu cara yang baik untuk mengevaluasi
kemampuan sebuah negara untuk dapat memperbaiki standar hidup rakyatnya. Hanya
dengan peningkatan produktivitasnya, standar hidup dapat diperbaiki. Lebih jauh, hanya
dengan peningkatan produktivitas inilah, tenaga kerja, pemopdal, dan manajemen bisa
menerima penghasilan yang lebih besar. Jika tenaga kerja, modal, dan manajemen
meningkat tanpa disertai dengan meningkatnya produktivitas, maka harga akan menjadi
mahal. Di lain pihak, harga dipaksa turun saat produktivitas meningkat, karena lebih
banyak produk yang dibuat, dengan sumber daya yang sama.
3.3 Contoh terapan
Gubernur Los Angeles yang baru saja terpilih menghadapi banyak masaalah.
Salah satunya adalah banyaknya kendaraan sebanyak 21.000 buah yang ,menghabiskan
dana dan sulitnya mendapatkan kendaraan. Dala suatu hari, terdapat 30% dari 900 truk
sampah dan 11% mobil polisi berada dibengkel. Termasuk dalam permasalahan adalah
terlalu banyaknya kendaraan pada beberapa departemen,perusakan dan penyalahgunaan
kendaraan, perbaikan yang salah, dan kendaraan ynag tidak pernah dirawat.Pool
kendaraan LA. Dan biaya perawatan sebesar $120 juta per tahun, membutuhkan
peningkatan produktivitas.
30

Sang gubernur menerapkan tujuh inovasi manajemen operasi sederhana:
1. para supir diubah menjadi anggota tim yang mendorong anggota lain agar dapat
memenuhi rutenya;
2. truk ditempatkan pada tempayt parkir yang spesifik, sehingga dapat ditemukan
dengan mudah setiap pagi;
3. tekanan udara ban pada setiap truk doperiksa setiap malam untuk ,menghindari
adanya ban kempes selama jam kerja;
4. semua truk dikosongkan setiap malam untuk menghindari bahaya seperti adanya
sisa puntung rokok yang dapat memicu adanya kebakaran;
5. standar penjemputan pelanggan diterapkan;
6. departemen umum memasang sistem manajemen komputerisasi;
7. mekanik dipindahkan shift malam, jadi kendaraan tidak berada di bengkel selama
jam kerja.
Sebagai hasil dari perubahan manajemen ini, departemen dapat menghemat 500
kendaraan; persediaan komponen turun 20% yang berarti penghematan $5,4 juta per
tahun; dan truk sampah yang rusak berkurang dari 30% ,menjadi 18%.
Daftar Pustaka
Swasta, Basu Dan Irawan. 1997. manajemen pemasaran modern. Cetakan kelima.
Liberty. Yogyakarta.
Http://Www.Google.com/Peran SDM. 22 Juni 2008
31

Http://Www.Google.com/Produktivitas Nasional. 22 Juni 2008
Http://Pendidikan.infogue.com/ menghadapi krisis sdm, 22 Juni 2008
Http://Www.infogue.com/ manajemen sumber daya manusia, 22 Juni 2008
32