makalah metodologi studi islam
DESCRIPTION
contoh makalah metodologi studi islam tugasTRANSCRIPT
Oleh
EGI SUKMA BAIHAKI NIM 13.2.1.111.003
Dosen Pembimbing
Ir. Ahmad Jubaeli
Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Metodologi Studi Islam
Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra
Jurusan Ushuluddin
Prodi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir – Aqidah Dan Filsafat Agama
Jakarta
Tahun Ajaran
2014/2015
REVIEWSERI SEMINAR NASIONAL
AL-QUR’AN DAN BERBAGAI DIMENSI KEHIDUPAN MANUSIA
Desember, 2014
ABSTRAK
Egi Sukma Baihaki, Review Seri Seminar Nasional: Al-Qur’an dan Berbagai Dimensi Kehidupan Manusia. Jakarta: Program Sarjana STFI Sadra. 2014.
Pembahasan dalam tulisan ini adalah kaitannya berbagai aspek kehidupan manusia dari sudut pandang kaca mata al-Qur’an. sehingga kita dapat melihat bagaimana al-Qur’an menjawab dan merespon berbagai permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia.
Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam pencarian data adalah penelitian kepustakaan (libray research) dengan menjelaskan dan menjabarkan pandangan para pemateri dengan pisau analisis kritis dan perbandingan.
Dan penulis terlebih dahulu memaparkan pandangan para pemateri sesuai temanya kemudian pada bab analisis penulis menggabungkan semua pandangan kemudian dianalisis menyeluruh.
Hasil penulisan ini diharapkan berguna, untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman kepada para pembaca dalam memahami betapa al-Qur’an berperan penting dalam kehidupan manusia.
1
Desember, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai umat muslim tentu saja kita meyakini bahwa al-Qur’an
adalah pedoman hidup kita. Berbagai hal telah ada didalamnya.
Namun kadang manusia melupakan itu semua sehingga nilai-nilai al-
Qur’an tidak mewarnai atau menyentuh berbagai aspek kehidupan
mereka.
Al-Qur’an hanya sekedar bacaan yang tak dipahami. Hanya sekedar
kitab suci yang dipercayai. Padahal sebuah pedoman adalah sesuatu
yang harus dipegang teguh karena ialah petunjuk dikala kegelapan.
Al-Qur’an dinilai dengan banyak perdebatan baik itu dari permasalah
ayat-ayatnya, konteks pembahasannya bahkan dalam hal
pengaplikasiannya.
Untuk itu sangat perlu penyegaran terhadap konsep-konsep yang
selama ini ada sehingga al-Qur’an sebagai kitab pedoman haruslah
senantiasa digali dan dikaji.
Nilai-nilainya yang luas berisikan petunjuk akan berbagai persoalan
hidup manusia. Ia menjadi rujukan utama ketika manusia
menghadapi sebuah pilihan atau jalan buntu.
Seri seminar bertujuan untuk menggali nilai –nilai tersebut. Dan
penulis berusaha memaparkan dan mengupas hasil pemikiran para
pemakalah dengan lebih dalam agar dapat menambah cakrawala
pengetahuan pembaca sekalian.
B. TUJUAN REVIEW
2
Desember, 2014
Tujuannya adalah untuk mengenalkan beberapa pemikiran para tokoh
terhadap berbagai aspek kehidupan dalam sudut pandang al-Qur’an.
Serta dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang
luasnya pandangan al-qur’an serta pengaruhnya terhadap berbagai
aspek kehidupan manusia.
C. MANFAAT REVIEW
1. Mengetahu berbagai dimensi kehidupan manusia yang sesuai
dengan pandangan al-Qur’an
2. Memberikan pandangan baru terhadap pemikiran yang sudah
ada
3. Membuat kita tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi
berbagai aspek kehidupan yang sesuai dengan pandangan al-
Qur’an
4. Dapat menambah pengetahuan kita tentang ke- al-Qur’anan
3
Desember, 2014
BAB II
PEMBAHASAN
Pembukaan
Dr. Kholid Al-Walid
Proses turunya al-Qur’an ada dua yaitu secara Daf’I ( ke hati Nabi atau ke
langit dunia) . Kedua adalah Tadriji (turun secara berangsur-angsur). Dalam
hal ini terdapat perbedaan pendapat antara Ulama Sunni dan Ulama Syiah.
Ulama Syi’ah menyakini bahwa al-Qur’an pertama kali di turunkan langsung
ke hati Nabi. Salah satu Ulamanya adalah Allamah Thabathabai dalam Kitab
Tafsir al-Mizannya. Sedangkan ulama sunni meyekini bahwa al-Qur’an
Pertama kali diturunkan ke langit dunia.
Sudut pandang yang berbeda diantara para Ulama juga terjadi dalam masalah
sifat al-Qur’an. Apakah al-Qur’an itu Qadim atau Hadits yang telah banyak
menimbulkan banyak korban hanya karena mempersoalkan kedua hal
tersebut.
Pada perkembangannya di Abad modern ini isu tentang ilmu pengetahuan
sedang berhembus kencang. Sehingga apapun harus dihubung-hubungkan
dengan ilmu pengetahuan. Hal serupa juga dialami oleh al-Qur’an. Sebagian
orang banyak yang menghubung-hubungkan al-Qur’an dan ilmu
pengetahuan. Dan beranggapan bahwa semua teori atau aspek ilmu
pengetahuan sudah ada di dalam al-Qur’an.
4
Desember, 2014
Ulama Tafsir mengkritisi dan tidak setuju dengan padangan mereka. Karena
menurut Ulama Tafsir di khawatirkan jika kejadian atau ilmu itu berubah
atau salah maka orang-orang orientalis akan menganggap al-Qur’an salah
dan tidak relevan. Tapi pada hakikatnya perbedaan penafsiran itu sendiri
menjadi sebuah wawasan yang beraneka macam.
Al-Qur’an sebagai (petunjuk) bukan hanya menjelaskan sesuatu yang sepele,
tapi juga mengantarkan manusia menuju kesempurnaan. Hidayah sendiri
dapat dibagi dua macam:
a. Hidayah takwini
b. Hidayah tasyri’i
Al-Qur’an memberikan pengetahuan kepada manusia lewat akal dan
pembersihan jiwa. Selain itu, al-Qur’an juga mengandung dimensi mistikal.
Gaib sendiri itu bersifat mutlak dan memiliki dimensi yang tidak ada
batasannya. Sebagaimana yang digambarkan oleh firman Allah SWT:
5
Desember, 2014
Wanita Dalam Al-Qur’an
Prof. Dr. Sayyed Abdul Karim Al-Haedary
Allah-lah yang menjadikan seseorang itu laki-laki atau perempuan. Rasa
kasih saying dan kelembutan pada diri perempuan membuat posisi
perempuan di butuhkan oleh lakii-laki.
Masing-masing, baik itu laki-laki atau perempuan memiliki keistimewaan
masing-masing. Dan keduanya memiliki potensi untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan memperoleh derajat ketaqwaan.
Sebetulnya hanya ada satu ayat yang menyebabkan perbedaan penafsiran
terhadap permasalah gander ini yaitu:
النساء على قوامون الرجال
Dari ayat ini timbulah pertanyaan, kenapa harus laki-laki? Dan kenapa ada
perbedaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan dalam ayat itu. Padahal
Allah adalah Maha Adil.
Dalam ayat lain Allah berfirman:
أتقاقم الله عند أكرمكم إن
Para ulama ahli tafsir juga berbeda pendapat tentang pengertian derajat
dalam ayat ini. Ada beberapa penafsiran diantaranya adalah:
a. Akal
b. Talak
c. Waris
d. Janggut
6
Desember, 2014
Ada bagian yang kita dibolehkan untuk berharap tapi ada juga yang dilarang
oleh Allah sendiri. Posisi juga menentukan untuk mendapatkan suatu posisi.
Tapi pada intinya keduanya memiliki posisi yang seimbang dalam sudut
pandang ini.
7
Desember, 2014
Perjalanan Ruhaniyyah Dalam Al-Qur’an
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA
Dalam sejarah,setelah enam kali olak-balik ke gua hira, Rasulallah Saw baru
mendapat wahyu. Itu menunjukan bahwa proses turunya wahyu itu
membutuhkan pengorbanan dan proses yang berat. Karena Orang yang
terbiasa susah, maka ruhaniyyah-nya akan kuat dan kuat mentalnya.
Orang beranggapan dalam menafsirkan kejadian ketika Jibril memerintahkan
kepada Nabi untuk membaca namun nabi hanya mengucapkan بقارى ماأنا
hingga tiga kali. Kejadian ini menimbulkan banyak penafsiran, sebagian
menafsirkan bahwa Nabi itu ummiy (buta huruf).
Kata قرأ pada zaman Nabi diidentikan dengan istilah untuk pembacaan
terhadap kitab suci. Kata أمي sendiri bukan berasal dari bahasa Arab, dan
memiliki arti pemilik kasih sayang. Jadi kata بقارى أنا itu maksudnya ما
bukan tidak bisa membaca tapi bukan termasuk bangsa yang membaca kitab
suci.
Dari kata Iqra kita akan mendapatkan beberapa tahapan atau tingkatan untuk
dapat memahami al-Qur’an dan hal ini bisa kita hubungkan dengan berbagai
aspek kehidupan kita. Iqra memiliki 4 tingkatan:
1. Bagaimana membaca
2. Bagaimana mendalami atau menganalisa
3. Bagaimana memahami (dengan emosi)
4. Mampu mukasyafah dan menembus.
Cara mendapatkannya:
8
Desember, 2014
Untuk Iqra 1 & 2 di peroleh dengan human knowladge. Sementara 3 &4
melalui pendekatan khusus dan tazkiyatun nafs
Pada hakikatnya bukan kita yang mempelajari al-Qur’an, tapi al-Qur’an lebih
mengerti kita jauh di banding diri kita sendiri. Maka dari itu agar kita mudah
dalam memahami al-Qur’an maka sebelum membacanya kita harus
melakukan shock therapy agar dapat memahami kandungan isi al-Qur’an itu.
9
Desember, 2014
Sistem Pendidikan Qur’ani
Prof. Dr. Sayyed Mundzir Al-Hakim
Problem mendasar manusia terjebak adalah kebodohan. Ilmu mengantarkan
manusia kearah yang tepat. Pengentahuan semata pada hakikatnya tidak bisa
mengantar lebih tepat.
Banyak ahli ilmu tapi mereka terjebak dengan pengetahuan mereka. Dengan
pengetahuan sekecil itu mereka menganggap sudah mengetahui segalanya.
Kata Ulul al-Bab sendiri dalam al-qur’an bermakna orang-orang yang
menggunakan akalnya.
Para Nabi adalah orang yang akalnya paling sempurna dan dapat memilih
antara yang baik dan terbaik. Dan ilmu itu tidak bisa dibandingkan dengan
materi betapapun nilainya.
Sistem yang dikembangkan al-Qur’an adalah Allah mendidik manusia agar
akal mereka menuju kesempurnaan. Dosa-dosa akan menghambat daya akal
kita akan kita dan menjadi tidak akan berkembang.
10
Desember, 2014
Kebahagiaan dan Penderitaan dalam Al-Qur’an
Prof. Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA
Kebahagiaan menurut sudut pandang dua aliran:
Aliran lahiriyah berpandangan bahwa kebahagiaan itu di ukur dengan harta
dan materi.manusia yang mengikuti aliran ini lebih dari 70 macam,
semuanya sesat. Dan oleh Ghazali1 di sebutkan beberapa golongan manusia
yang termasuk kedalam aliran ini.
Aliran bathiniyyah sendiri lebih condong mengurusi kejiwaan tapi ekstrim
dengan menghilangkan urusan duniawi. Ini di sebut dengan rabbaniiyah
seperti yang ada di agama-agama lain. Hal seperti ini juga pernah terjadi
pada masa nabi sendiri
ترجعون وإلينا فتنة والخير بالشر ونبلونكم
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.
Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada kami.” (QS.Al- Anbiya: 35).
Penggunaan Kosta kata dalam al-qur’an tentang kebahagiaan dan
kesengsaraan:
As-Sa’adah berasal dari ain- ain-dal dan muncullah kata sa’adah orangnnya
disebut Sa’id.
Al-Fauz kata ini terkadang diikuti dengan sifat Allah. Kata ini berasal dari
kata fa-waw-zai menunjukan arti keselamatan
1 Lihat, Ahsin Sakho Muhammad, Makalah Penderitaan dan kebahagiaan dalam Al-Qur’an. h.2
11
Desember, 2014
Al- Falah terdiri dari akar kata f-l-h yang artinya membelah. Kemudian
muncul kata al-Falah yang artinya keberuntungan. Jika dikaitkan dengan arti
lughawi, mereka yang mendapatkan keberuntungan adalah orang yang telah
rela bersusah payah demi mendapatkan sesuatu yang diinginkan.
Asy- Syaqawah berasal dari akar kata sky-q-w orangnya disebut Syaqiy.
Menunjukan arti kepayahan dan kesengsaraan.
al-ba’sa - adldlarra
Dalam dunia ini tidak ada manusia yang bahagia terus menerus. Justru para
Nabi adalah orang yang paling berat cobaannya. Cobaan Allah yang
berkaitan dengan syukur jauh lebih berat dari pada sabar.
Kesengsaraan pada diri manusia, baik pada perorangan maupun pada
kelompok manusia. Terdapat di dunia dan di akhirat. Kesengsaraan di dunia
bisa terjadi karena kesalahan manusia sendiri, seperti berbuat kemaksiatan,
kezaliman, tidak mematuhi aturan syari’at dan lain sebagainya ataupun
memang karena cobaan dari Allah untuk melihat posisi manusia dikala
mendapatkan cobaan tersebut.
Hikmah adanya kebahagiaan dan kesengsaraan:
1. Mengetahui siapa yang menerima takdir Allah
2. Mengetahui siapa yang bersyukur dan sabar
3. Sebagai contoh kehidupan di akhirat nanti
4. Ukuran kecintaan dan kemurkaan Allah
5. Pelajaran buat kehidupan
12
Desember, 2014
Jiwa Manusia dalam Al-Qur’an
Prof. Dr. Abdul Mujib, MA
Ilmu prilaku itu timbul karena pembahasan atau pengaruh lingkungan.
Nyawa dan ruh itu berbeda satu sama lain. Jasad tumbuh setelah bertemunya
ovum dan sperma.
Jasad terdiri dari beberapa unsur. Diantaranya:
a. Tanah
b. Air
c. Udara
d. Api
Ajal sendiri adalah batasan bagi manusia. Kensep pembentukan manusia
melalui fisik sesuai dengan pandangan iblis takkala ia tidak mau sujud
kepada Adam. Dikarenakan iblis diciptakan dari api sementara Adam dari
tanah.
Menurut Ibn Qoyyim al-Jauziyah bahwa ruh adalah cahaya dalam satu titik.
Ada kalanya ruh bisa keluar masuk sebagaimana istilah moksa atau
meragasukmo. Saat tidur jasad manusia mati dan ruhnya hidup.
Nafs itu gabungan anatara ruh dan jasad sementara ruh berada di alam non
materi. Jasad di batasi ruang dan waktu sementara ruh tidak. Jasad tercipta
bertahap di gambarkan dengan hadis nabi tentang proses terbentuknya janin
dalam kandungan seorang ibu. Sedangkan ruh langsung bersumber dari
tuhan dalam satu kali tiupan.
13
Desember, 2014
Pandangan terhadap fisik dan non fisik akan mempengaruhi pandangan kita
terhadap suatu objek. Itulah yang biasa terjadi dan kita alami selama ini.
14
Desember, 2014
Seni dalam Al-Qur’an2
Dr. Hj. Romlah
Al-Qur’an diturunkan disaat bangsa Arab tengah cenderung pada syair-syair.
Dengan keindahan bahasanya al-Qur’an mampu menarik hati orang yang
membacanya dan membuat tenang orang yang mendengarnya.
Al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat nabi yang abadi, Siantar
kemukjizatan al-qur’an adalah susunan kalimatnya yang indah, gaya
bahasanya yang memikat, dan uslubnya yang tinggi. 3
Oleh karena itu ketika membaca al-qur’an kita harus memperhatikan sifaf al-
hurf, makhorij al-hurf dan kaidah-kaidah tajwidnya. Dan alangkah indahnya
jika kita membaca al-qur’an dengan nada-nada yang indah selama tidak
melanggar dari kaidah tajwid yang ada.
Rasulullah saw bersabda:
“Hiasilah al-Qur’an dengan suaramu” dalam satu riwayat dijelaskan.“
Sesungguhnya suara yang merdu akan menambah al-Qur’an menjadi lebih
indah.”4
Dalam nada-nada pembacaan al-Qur’an terdapat beberapa orang yang
mempelopori dan memiliki ciri khas asing-masing diantaranya adalah:
Qira’at sab’ah: Qira’at yang diriwayatkan oleh tujuh Imam qira’at dengan
masing-masing memiliki dua orang perawi. Diantara tujuh Imam itu adalah
Naf’I, Ibn Katsir, Abu Amr, Ibn Amir, Ashim, Hamzah, dan al-Kisa’i.
2 Judul Asli Makalahnya, Qira’at dan Seni Baca Al- Qur’an3 Lihat, Romlah. Makalah Qira’at dan Seni Baca Al-Qur’an. h.14 Ibid
15
Desember, 2014
Qira’at Asyrah: qira’at yang diriwayatkan oleh sepuluh imam qira’at. Jumlah
tersebut merupakan gabungan dari tujuh imam qira’at (qira’at sab’ah)
ditambah dengan tiga imam lagi yaitu, Abu Ja’far al-Makhzumi, Ya’qub al-
Hadhrami,dan Khalaf Ibn Hisyam al-Bazzar.
Qira’at Arba’a Asyrah: adalah gabungan antara tujuh Imam qira’at (qira’at
sab’ah) di tambah tiga Imam hingga menjadi sepuluh Imam qira’at (qira’at
asyrah) kemudian ditambah empat Imam lagi yaitu, Ibnu Muhaisin, Yahya
al-Yazidi, Hasan al-Bashri, dan Al-A’masy.
Keadilan dalam Al-Qur’an
Dr. Umar Shahab
16
Desember, 2014
Tuhan adalah zat yang Maha Adil. Hingga pantaslah jika Ia memerintahkan
manusia untuk berbuat adil. Keadilan sendiri bukan hanya antar sesama
manusia tapi juga adil pada tuhan dan pada diri sendiri. Sebagai khalifatullah
dimuka bumi manusia harus menegakan keadilan. Panji-panji keadilan harus
ditegakan.dalam hal keadilan tuhan dikenal dengan istilah keadilan ilahi.
Sementara untuk keadilan manusia disebut keadilan sosial.
Manusia sering kali mempertanyakan keadilan tuhan disaat susah dan
sengsara. Namun pada hakikatnya manusia itu sendiri tidak pernah
mengintropeksi diri mereka. Keadilan dalam pandangan manusia sangat
berbeda hingga belum jelas tolak ukurnya. Inilah yang membuat hukum
dipandang adil atau tidak tergantung pada penguasa.
Untuk menegakan keadilan kita tidak dibenarkan memakai cara kekerasan
atau paksaan. Yang harus kita gunakan adalah cara yang lembut dan baik.
Karena keadilan akan mencerminkan dan mewujudkan negeri yang damai
dan sejahtera. Tapi jika keadilan telah hilang di atas muka bumi ini maka
hancurlah segala tatanan kehidupan ini.
Keotentitasan Al-Qur’an
Prof. Dr. KH. Muhaimin Zein
17
Desember, 2014
Para orientalis tidak mempercayai tentang keotentitasan dan penggunaan
bahasa Arab dalam al-Qur’an. Padahal sangat jelas bahwa Allah berfrman:
“Dan kami menurunkan al-Qur’an dengan bahasa arab.”
Pandangan para orientalis mengatakan banyak kata yang bukan berasal dari
bahasa arab. Namun, para ulama membantahnya dengan mengatakan bahwa
semua kosa kata itu sudah disepakati sebagai bahasa arab.
Manusia menurut Al-Qur’an
Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Khaushari
18
Desember, 2014
Banyak sekali riwayat yang membahas tentang ma’rifatunnafs. Dengannya
kita dapat memahami tuhan dan alam semesta. Sebagaimana riwayat yang
mengatakan “ kalian jangan jadi Orang yang melupakan Tuhan. Karena lupa
Tuhan sama saja dengan lupa diri.’
Dalam al-qur’an tuhan kadang pada satu sisi memuji manusia namun disisi
yang lain merendahan manusia.
Berikut ini ayat-ayat yang memuji manusia:
خليفة األرض في جاعل إني للمالئكة وإذقال
تقويم أحسن في
أدم بنى كركنا لقد
كلها األسماء أدم وعلم
Di bawah ini ayat-ayat yang merendahkan manusia:
فتورا اإلنسان
لكنود لربه اإلنسان إن
ضعيفا اإلنسان
عجوال اإلنسان
Manusia mendapat ujian ketika menjalani syariat. Sejak lahir manusia hanya
mempunyai potensi. Realitas takwini dan tasyri’i. Secara takwin manusia
layak untuk mendapatkan pujian. Ketika melakukan satu yang baik baru ada
pujian atau di rendahkan.
Manusia itu mempunyai dua aspek yang di peroleh ada juga yang tanpa di
peroleh. Yaitu materi, syahwat, pembelaan terhadap diri dan lain-lain.
19
Desember, 2014
Perjalanan Ruhaniyyah dalam Al-Qur’an 5
Prof. Dr. Sayyed Mofid Hoseini Khaushari
5 Catatan, tema yang tertera dalam seminar adalah Perjalanan Ruhaniyah dalam Al-Qur’an. Namun dalam meteri tersebut pemakalah lebih condong membahas tentang konsep fitrah. Dengan tema yang sama kemudian dibahas oleh Prof. Dr. Nasaruddin Umar.
20
Desember, 2014
Setiap anak di lahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Manusia memiliki
karakteristik yang dicari sendiri ada juga yang tanpa usaha. Ada teori yang
diraih dari kelas, sosial dan dialektika kehidupan sehari-hari.
Al-Qur’an mencela dan memuji sebuah karakter karena karakter itu belum
tentu baik. Karakter dengan tubuh dan mental (Ruh) dan karakter yang
ditambahkan ke ruh.
Secara mental manusia diberikan karakter tanpa usaha. Fitrah sendiri dibagi
dua macam:
a. Resepsi kita
b. Kecendrungan
Fitrah dimiliki oleh setiap individu. Manusia secara hakiki memiliki potensi
kebaikan dan untuk mencapainya tidaklah terbatas jika kita
merealisasikannya.
Manusia tidak pernah puas dengan apa yang ia miliki. Fitrah adalah istiroh
atau talenta tetapi hanya melemah, potensi terbatas tapi bisa teraktual.
Manusia bisa mencapai tingkatan yang paling tinggi untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Manusia adalah makhluk yang istimewa. Dalam sosial banyak
sekali individu itu relevan. Sedangkan lingkungan yang mengatur. Sebelum
manusia bergaul mereka memiliki fitrah sosial yaitu kecendrungan
bermasyarakat. Manusia dapat mengubah lingkungannya. Orang yang tidak
merugi adalah orang yang di kecualikan.
21
Desember, 2014
BAB III
ANALIS
Pada bab ini penulis akan menganalisis seluruh topik dan
menggabungkannya menjadi satu agar mudah dipahami sebagai sebuah satu
kesatuan dalam tema besar “Al-Qur’an dan berbagai dimensi kehidupan
manusia.”
22
Desember, 2014
Al-Qur’an adalah kitab pedoman dan tuntunan atas segala aspek kehidupan
manusia. Didalamnya berisi hukum, sejarah, pengetahuan, mistikal, dan
masih banyak lagi.
Sebagai sebuah kitab suci, al-Qur’an sudah pasti mengandung nilai-nilai
yang diperlukan oleh umat manusia. Kitab pedoman adalah sebuah sumber
rujukan utama bagi manusia ketika ia menghadapi atau mengalami satu
peristiwa.
Tapi keotentikan al-Qur’an memang diakui baik oleh sarjana islam maupun
sarjana barat. Hanya saja masih ada sebagian yang beranggapan bahwa al-
Qur’an mengalami tarif atau bukan menggunakan bahasa Arab.
Al-Qur’an tidaklah dimaksudkan sebagai dokumen historis, buku ilmiah
(sains), ataupun lainnya. Tapi merupakan kitab suci atau ajaran yang harus
diimplementasikan oleh setiap muslim. Baik dalam kaitannya dengan
kehidupan individual maupun kehidupan kemasyarakatan.6
Aspek kehidupan manusia yang beraneka ragam dengan berbagai faktor
yang melatar belakanginya membuat aspek itu tidak bisa diukur dengan satu
sisi tapi dapat dicari titik temunya pada satu sisi.
Perbedaan jenis kelamin, ras, budaya, bangsa dan negara bukan hanya faktor
utama. Tapi derajat manusia itu sendiri seperti alim, bodoh, miskin, kaya,
mulia, hina, bahagia dan sengsara lebih banyak menghiasi kehidupan
manusia sehari-hari.
6 Dandan Rusmana dan Yayan Rahtikawati, Tafsir Ayat-Ayat Sosial Budaya:Tafsir maudhu’i terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan budaya, sejarah, bahasa dan sastra. Cet. 1. Bandung: Cv. Pustaka Setia, Mei 2014. h.11
23
Desember, 2014
Kita tahu bahwa kajian tentang proses turunya al-Qur’an adalah topik hangat
yang selalu di perdebatkan. Perdebatan itu sendiri ada kalanya di pengaruhi
oleh idiologi sebuah teologi mahzab tertentu yang di anut Ulama Tafsir.
Seperti yang telah di sampaikan oleh Ustadz Zuhdi Zaini dalam kelas
Pengantar Ulumul Qur’an, bahwa al-Qur’an bukan kitab ilmiah. Tapi ia
adalah kitab yang memberikan isyarat-isyarat ilmiah bagi hamba-hambanya
yang dapat memahami dan mampu mentadaburinya.
Sehingga ketika seseorang akan mendapatkan hidayah butuh proses untuk
mendapatkannya. Ada sebagian manusia yang di berikan hidayah langsung
oleh Allah, tapi ada juga yang harus kita usahakan dengan menasehati atau
mengajaknya pada jalan kebenaran. Tapi dari kedua sisi itu tetap saja urusan
hidayah sepenuhnya adalah hak Allah swt. Al-Qur’an memang berisikan
tentang dimensi mistik. Karena ia merupakan Kalamullah yang bersifat
menembus waktu dan zaman. Ia mengisahkan kehidupan umat-umat
terdahulu, keadaan manusia di alam kubur dan juga cerita tentang akhirat.
Masalah jenis kelamin pada hakikatnya adalah urusan Allah. Yang jelas
posis wanita memang sangat tinggi dalam tingkatan tertentu. Kita bias ambil
contoh kisah Maryam dan nabi zakaria. Sifat wanita yang lembuh membuat
ia perlu di jaga dalam artian di lindungi. Baik laki-laik maupun wanita sama-
sama di berikan potensi oleh allah untuk meraih suatu tujuan.
Derajat keutamaan atau posisi sangatlah seimbang antara laki-laki dan
wanita selama itu tidak bertentangan dengan kodrat yang telah di gariskan.
Contohnya laki-laki belum tentu bias melakukan semua pekerjaan wanita
begitu juga sebaliknya.
Orang masuk surga dan memiliki derajat ketaqwaan di sisi Allah bukanlah
karena gandernya tapi karena amal shalehnya.
24
Desember, 2014
Jika kita menengok sejarah maka banyak wanita saleh yang digambarkan
oleh al-Qur’an seperti Maryam dan Asiyah. Tapi ada juga kisah laki-laki lain
yang digambarkan oleh al-Qur’an seperti Laki-laki yang memindahkan
singgasana Ratu Bilqis, lukman al-Hakim, Khidir7, dan Dzulqarnain.
Tapi didalam al-Qur’an Allah juga menceritakan cerita istri Nabi Nuh, istri
Nabi Luth, dan dari golongan lak-laki Allah menjelaskan kekufuran Kaum
Tsamud, dan banyak Kaum pada zaman Nabi terdahulu.
Al-Qur’an menanggap bahwa hakikat manusia adalah ruhnya. Sedangkan
jasad hanya sebagai alat.8
Dalam al-Qur’an bahwa perempuan adalah sosok yang mengurusi
pendidikan hati dan ruh manusia, sementara ruh dan hati manusia bukanlah
pria ataupun perempuan.9
Jadi jelas bahwa karena wanita adalah sosok yang lembut hingga ia mampu
membina pendidikan ruh. Sebagaimana dalam sebuah riwayat dijelaskan:
األولى مدرسة األم
"Ibu adalah madrasah (Guru) pertama.”
Dalam al-Qur’an, sebutan perempuan (an-nisa) dipergunakan sebanyak 57
kali, sama dengan kata rajul atau rijal atau al-untsa yang berpasangan
dengan adz-dzakar yang disebut sepuluh kali. Perimbangan penyebutan ini
selintas mengindikasikan bahwa antara kedua jenis kelamin tersebut,
7 Permasalah Khidir ini terbelah menjadi dua pendapat dalam dunia islam. Sebagian ada yang menyakini Khidir sebagai Nabi, tapi sebagian lain menyakini Khidir sebagai seorang laki-laki yang saleh.8 Lihat, Jawadi Amuli, Keindahan & Keagungan Perempuan: Presfektif Studi Perempuan Dalam Kajial Al-Qur’an, Filsafat dan Irfan. Penerjemah Muhdhor Ahmad dkk. Cet. 1. Jakarta: Sadra Press, Agustus 2011. h.629 Ibid
25
Desember, 2014
sungguhpun memiliki perbedaan namun diperlakukan dan diperhatikan
secara berimbang dan adil oleh Islam.10
Dalam konteks ketika Jibril menyuruh Nabi untuk membaca jika kita kaji
lebih dalam lagi terdapat banyak kontroversi terkait hal tersebut. Sebagian
pendapat mengatakan pada waktu itu jibril menghamparkan sebuah kain
putih yang di atasnya terdapat tulisan.
Entah riwayat ini mendukung bahwa nabi memang betul-betul ummiy dalam
artian tidak bisa membaca atau bagaimana saya kurang tahu. Tapi yang jelas
bahwa tafsiran akan kejadian itu lagi-lagi tidak lepas dari pengaruh
mazhabiyyah.
Jika umat muslim masih tetap mempertahankan pendapat bahwa nabi buta
huruf demi menjaga keotentikan al-Qur’an, apakah dengan serta Erta kita
akan menerima celaan terhadap nabi jika ada yang mengatakan bahwa nabi
itu bodoh dan buta huruf. Kalau menilik dalil kemasukan nabi permasalahan
buta huruf tidak mungkin dialami nabi. Bukti-bukti sejarah juga
menyebutkan bahwa nabi bisa membaca.
Sekarang yang harus kita pahami bersama kata “membaca” dalam konteks
tersebut apakah hanya pada satu sisi dalam artian hanya membaca sesuatu
yang tertulis atau justru pada hasil penciptaan alam semesta ini dengan cara
mentadabburinya.
Memang untuk memahami al-Qur’an ruhaniyyah kita perlu di sucikan atau di
bersihkan dengan tazkiyatun nafs. Agar hati yang kotor mudah menerima
10 Lihat, Said Aqil Siroj. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial:Mengedepankan Islam Sebagai Inspirasi, Bukan Aspirasi. Ed: Ahmad Baso .Cet. 4 . Jakarta: SAS Foundation, April 2012. h.242
26
Desember, 2014
pancaran cahaya pengetahuan dari al-qur’an. Seberapapun kita ingin
mengerti tentang al-Qur’an memang tidak sanggup untuk mendalaminya.
Karena sesungguhnya al-Qur’an sendiri lebih memahami kehidupan manusia
itu sendiri. Sehingga aspek nilai-nilai al-Qur’an melampaui waktu dan
zamannnya.
Karena itu saya sangat sependapat dengan beliau tentang tingkatan seseorang
dalam membaca atau memahami al-Qur’an. Karena setiap orang memiliki
kemampuan dan batasan yang berbeda-beda.
Pembagian ilmu menjadi istilah ilmu bermanfaat dan tidak bermanfaat di
dasari dengan tujuan dan pencapaian ilmu itu sendiri. Sebuah system
pendidikan Qur’ani adalah pendidikan berasaskan petunjuk Tuhan.
Jika pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan manusia, tapi pendidikan
Qur’ani bertujuan selain mencerdaskan manusia tapi juga mengantar
manusia menuju kesempurnaan. Untuk meraih sebuah kesempurnaan itu
maka kita harus membersihkan diri kita.
Membahas kebahagiaan dan penderitaan dari sudut pandang al-Qur’an
sangat luas pengertiaannya. Sesuatu yang menurut kita bahagia atau
menderita belum tentu di tanggapi seperti itu juga oleh al-Qur’an.
Kosa kata bahasa arab yang begitu banyak memiliki pengertian yang berbeda
namun bermankna sama yaitu terdapat pada masalah kebahagiaan dan
penderitaan. Terkadang manusia menganggap bahwa apa yang tidak sesuai
dengan keinginannya adalah sebuah penderitaan.
Sehingga ia berfikir bahwa tuhan telah melakukan ketidak adilan padanya.
Kita masih belum bisa membedakan mana rahmat, kasih sayang dan murka
27
Desember, 2014
tuhan itu. Banyak manusia hanya bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan
tanpa melewati sebuah penderitaan.
Karena konsep kebahagiaan dan penderitaan itulah, terpecah menjadi dua
aliran yang memiliki kontradiksi satu sama lain. Bukankah kita di
perintahkan oleh Nabi untuk menyeimbangkan nasib kita di dunia juga nasib
kita di akhirat.
Dalam penderitaan kadang manusia mempertanyakan keadilan tuhan
terhadap dirinya. Namun, disaat bahagia manusia lupa akan keadilannya
terhadap tuhan. Hingga membuat ia talenan dalam kebahagiaan dan baru
mengingat tuhan disaat menderita.
Prilaku seseoranng di pengaruhi oleh lingkungannya memanglah benar.
Karena lingkungan ikut andil dalam membentuk watak dan prilaku
seseorang. Pendapat ibn Qoyyim ini amat menarik buat saya. Sebagai orang
yang percaya tentang kebathinan pendapat ini di pegang oleh kalangan
kebathinan. Bahwa manusia bisa mengeluarkan ruhnya kapanpun dan di
manapun. Tanpa ada batasan ruang dan waktu. Jika kita mendengar kisah
masyarakat, banyak tokoh yang meninggalkan jasadnya dan masih hidup
hingga sekarang.
Fisik dan non fisik yang kita lihat memang akan mempengaruhi pandangan
kita atau penilaian kita terhadap sesuatu. Kita hanya mampu menangkap
sekilas tanpa bisa memahami lebih jauh lagi hal di dalamnya. Maka
bungkusan luar justru banyak menipu manusia karena manusia tidak mampu
memahami yang bersifat abstrak.
Bahkan kadang ketika kita melihat seseorang yang berpakaian compang-
camping kita langsung beranggapan ia sebagai seorang gelandangan atau
pengemis. Namun dimensi non-fisik yang tidak dapat kita tembus tidak
28
Desember, 2014
banyak mengungkap realitas yang sesungguhnya hingga kita kadang tidak
tahu bahwa ia adalah seorang wali.
BAB IV
PENUTUP
Dalam beberapa aspek, kita masih perlu membahas lebih jauh tentang
pernanan al-Qur’an dalam aspek kehidupan manusia. Sebagai kitab petunjuk
bagi kehidupan umat manusia al-Qur’an menjadi sumber inspirasi yang tak
terbatas. Dengan penulisan ini, tidak langsung dapat memuaskan dahaga para
pencari kebenaran. Maka dari itu, penulis harapkan agar beberapa topik yang
telah di bahas di atas terus di kaji oleh para mahasiswa. Karena kebenaran
29
Desember, 2014
yang hakiki haruslah di cari dengan menyelami samudera al-Qur’an yang
luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Amuli, Jawadi. Keindahan & Keagungan Perempuan: Presfektif Studi Perempuan
Dalam Kajial Al-Qur’an, Filsafat dan Irfan. Penerjemah Muhdhor Ahmad dkk. Cet. 1.
Jakarta: Sadra Press, Agustus 2011.
Muhammad, Ahsin Sakho. Makalah Penderitaan dan kebahagiaan dalam Al-
Qur’an.
Romlah. Makalah Qira’at dan Seni Baca Al-Qur’an.
30
Desember, 2014
Rusmana, Dadan dan Yayan Rahtikawati. Tafsir Ayat-Ayat Sosial Budaya:Tafsir
maudhu’i terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan budaya, sejarah,
bahasa dan sastra. Cet. 1. Bandung: Cv. Pustaka Setia, Mei 2014.
Siroj, Said Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial:Mengedepankan Islam Sebagai
Inspirasi, Bukan Aspirasi. Ed: Ahmad Baso .Cet. 4 . Jakarta: SAS Foundation, April
2012.
31