makalah metodologi studi islam

24
Makalah “MODEL PENELITIAN SEJARAH ISLAM DAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM” Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah “METODOLOGI STUDI ISLAM” Dosen Pembimbing: Kutbudin Aibak,M.HI Disusun Oleh : Kelompok X 1.Lailatunikmah 2. Rina Kusfia N : Mu’amala Program Studi Hukum Ekonomi Syariah SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) TULUNGAGUNG 1

Upload: deijow

Post on 26-Sep-2015

135 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

pengertian metodologi studi islam

TRANSCRIPT

MAKALAH

Makalah

MODEL PENELITIAN SEJARAH ISLAM DAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAMDisusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata KuliahMETODOLOGI STUDI ISLAMDosen Pembimbing: Kutbudin Aibak,M.HI

Disusun Oleh :Kelompok X1. Lailatunikmah2. Rina Kusfia N

: MuamalaProgram Studi Hukum Ekonomi Syariah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)TULUNGAGUNGTAHUN AKADEMIK 2013/2014KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya maka pembuatan makalah Sejarah Peradaban Islam yang bertemakanModel Penelitian Sejarah Islam dan Pemikiran Modern Dalam Islam dapat terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

Pembuatan makalah ini ditujukan untuk melengkapi sebagai tugas Sejarah Peradaban Islam semester 1 Tahun Ajaran 2013 / 2014. Dalam pembuatan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kutbuddin Aibak,M.HI selaku dosen Metodologi Studi Islam yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan.

Tulungagung, 6 September 2013Penyusun

DAFTAR ISIKata Pengantar 1

Daftar Isi ..............2

BAB I Pendahuluan.3

A. Latar belakang...............3

B. Rumusan masalah.3

C. Tujuan masalah.3

BAB II Pembahasan.......................................5

A. Pengertian sejarah dan pembaharuan Islam...5

B. Ruang lingkup sejarah Islam......5

C. Model penelitian sejarah dan pemikiran modern dalam Islam...5

BAB III Penutup6

A. Kesimpulan.......................6

B. Saran....................6

Daftar Pustaka.....8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakangBahwa dalam garis dalam garis besarnya sejarah Islam dapat dibagi kedalam tiga periode besar, yakni periode klasik (650-1250), perode perteengahan (1250-1800), dan periode modern (1800 M sampai dengan sekarang). Di periode-periode inilah timbulnya ide-ide pembaharuan dalam Islam disebabkan terlihatnya turun naik, pasang surut gelombang kemajuan dan kemunduran Islam. Kini umat Islam tengah memikirkan kembali bagaimana cara memajukan dirinya. Pembaharuan terjadi hampir seluruh Negara Islam, terutama Negara-negara yang pernah dijajah oleh kekuatan barat seperti, Turki, Hindia, dan Mesir. Pembaharuan tersebut hingga sekarang masih terus berlangsung untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara itu, berbagai penelitian para ahli terhadap fenomena pembaharuan Islam tersebut terus berlanjut dan hasil-hasilnya telah banyak dipublikasikan, baik dalam buku, artikel, maupun dakwah dengan lisan dan sebagainya. Dari keadaan demikian, muncul suatu bidang study pembaharuan dalam Islam dan menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan pada berbagai perguruan tinggi Islam.

B. Rumusan Masalah1. Mengetahui pengertian sejarah Islam dan pembaharuan Islam. 2. Mengetahui tentang ruang lingkup sejarah Islam.3. Memahami model penelitian sejarah dan pemikiran modern dalam Islam.C. Tujuan Pembahasan

1. Dapat mengetahui pengertian sejarah Islam dalam kamus umum bahasa Indonesia2. Dapat mengetahui pengertian pembaharuan islam yang lama dan baru3. Dapat mengetahui ruang lingkup sejarah Islam 4. Dapat mengetahui model penelitian dan pemikiran modern dalam IslamBAB II

PEMBAHASANA. PENGERTIAN SEJARAH ISLAM DAN PEMBAHARUAN ISLAMA.1.Pengertian Sejarah Islam

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta mengatakan sejarah adalah kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa yang lampau atau peristiwa penting yang benar-benar terjadi. Sedangkan dalam pengertian yang lebih komprehensif suatu peristiwa sejarah perlu juga dilihat siapa yang melakukan peristiwa tersebut, dimana, kapan, dan mengapa peristiwa tersebut terjadi. Dari pengertian demikian kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang sebelumnya berkaitan dengan agama Islam. Selanjutnya karena agam Islam itu luas cakupanya, maka sejarah Islam pun menjadi luas pula cakupannya. Diantara cakupannya itu ada yang berkaitan dengan sejarah proses pertumbuhan, perkembangan dan penyebarannya, tokoh-tokoh yang melakukan pengembangan dan penyebaran agama Islam tersebut, sejarah kemajuan dan kemunduran yang dicapai umat Islam dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan agama dan umum, kebudayaan, arsitektur, politik pemerintah, peperangan, pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya. Penelitian yang berkenaan dengan berbagai aspek yang terdapat dalam sejarah Islam tersebut telah banyak dilakukan baik oleh kalangan umat Islam sendiri, maupun para sarjana dari Barat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan agama islam dalam berbagai aspek. Dalam kaitan ini, maka muncullah berbagai istilah yang sering digunakan untuk sejarah ini, diantaranya Sejarah Islam, Sejarah Peradaban Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam,

A.2.Pengertian Pembaharuan IslamDi sebagian ummat Islam tradisional hingga saat ini Nampak ada perasaan masih belum mau menerima apa yang dimaksud dengan pembaharuan Islam. Mereka memandang bahwa pembaharuan Islam adalah membuang ajaran Islam yang lama diganti dengan ajaran Islam baru, padahal ajaran Islam yang lama itu berdasarkan pada hasil ijtihad para ulama lama besar yang dalam ilmuannya, taat beribadah dan unggul kepribadiannya. Sedangkan ulama yang ada sekarang dipandang kurang mendalami ilmu agamanya, kurang taat pada ibadahnya, dan kurang baik budi pekertinya. Oleh karena itu mereka masih beranggapan bahwa pemikiran ulama di abaad yang lampau sudah cukup baik dan tidak perlu diganti dengan pemikiran ulama sekarang.

Persepsi demikian hingga kini nampak dipegang terus oleh sebagian umat Islam tradisional, tanpa mau melakukan dialog atau diskusi dengan para tokoh pembaharu dalam Islam, sehingga munculah istilah kaum modernis dan kaum tradisional.

Pembaharuan Islam bukan hanya sebagaimana yang dipersepsikan oleh sebagian kaum tradisional di atas. Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian pembaharuan dalam Islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambah tek al-Quran maupun teks al-Hadis, melainkan hanya mengubah atau menyesuaikan paham atas keduanya sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini dilakukan karena betapa hebatnya paham-paham yang dihasilkan para ulama atau pakar zaman lampau itu tetap ada kekurangan dan selalu dipengaruhi oleh kecenderungan, pengetahuan, situasi social, dan lain sebagainya.Selain itu pembaharuan dalam Islam dapat pula berarti mengubah keadaan ummat agar mengikuti ajaran yang terdapat di dalam al-Quran dan al-Sunnah. Hal ini perlu dilakukan, karena terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki al-Quran dengan kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Al-Quran misalnya mendorong ummat agar menguasai pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan modern serta teknologi secara seimbang; hidup bersatu, rukun dan damai sebagai suatu keluarga besar dsb. Namun kenyataannya ummatnya menunjukkan keadaan yang berbeda. Sebagian besar ummat Islam menguasai pengetahuan agama sedang ilmu pengetahuan modern tidak dikuasai bahkan dimusuhi;hidup dalam keadaan penuh pertentangan dan peperangan , satu dengan yang lainnya saling bermusuhan. Dengan demikian maka, pembaharuan Islam mengandung maksud mengembalikan sikap dan pandangan hidup ummat agar sejalan dengan petunjuk al-Quran dan al-Sunnah.Sehingga dapat kita simpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembaharuan dalam Islam adalah bukan mengubah al-Quran dan al-Hadis, tetapi justru kembali kepada al-Quran dan al-Hadis, sebagai sumber ajaran Islam yang utama.

B. RUANG LINGKUP SEJARAH ISLAM

Ruang lingkup sejarah Islam dilihat dari segi periodesasinya, dapat dibagi menjadi periode klasik, periode pertengahan dan periode modern. Periode klasik yang berlangsung sejak tahun 650-1250 Masehi ini dapat dibagi lagi menjadi masa kemajuan Islam I, yaitu dari sejak tahun 650-1000; dan masa disintegrasi yaitu dari tahun 1000-1250. Pada masa kemajuan Islam I ini tercatat sejarah perjuangan Nabi Muhammad SAW dari tahun 570-632 M, Khulafur Rasyidin dari tahun 632-661 M, Bani Umayyah dari tahun 661-750 M, Bani Abbas dari tahun 750-1250 M. Selanjutnya periode pertengahan yang berlangsung dari tahun 1250-1800 M, dapat dibagi kedalam dua masa, yaitu masa kemunduran I dan masa Tiga Kerajaan Besar. Masa kemunduran I berlangsung sejak tahun 1250-1500 M. Di zaman ini Jengis Khan dan keturunannya dating membawa penghancuran kedunia Islam. Sedangkan masa tiga kerajaan Besar yang berlangsung dari tahun 1500-1800 dapat dibagi menjadi fase kemajuan (1500-1700 M), dan masa kemunduran II (1700-1800).

Adapun periode modern yang berlangsung dari tahun 1800 M, sampai dengan sekarang ditandai dengan zaman kebangkitan Islam.

Secara keseluruhan berbagai peristiwa yang terjadi dalam sejarah Islam dapat diketahui dalam beberapa periode tersebut di atas. Pembagian periodesasi sejarah Islam demikian penting diketahui untuk lebih mudah dipahami.

Selanjutnya dilihat dari segi isinya sejarah Islam dapat dibagi kedalam sejarah mengenai kemajuan dan kemundurannya dalam berbagai bidang seperti dalam bidang politik, pemerintah, ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dengan berbagai paham dan aliran yang ada di dalamnya dan lain sebagainya, sejarah mengenai penyebarannya ke berbagai belahan dunia ,tokoh-tokoh yang mengembangkannya. Pembagian sejarah demikian penting diketahui untuk menempatkan posisi studi kita, yaitu pada bidang mana yang akan kita tekuni.C. MODEL PENELITIAN SEJARAH DAN PEMIKIRAN MODERN DALAM ISLAM

Di bawah ini beberapa pendapat tentang pemikiran modern dalam pemikiran modern dalam Islam yang dikemukakan oleh Deliar Noer dan H.A.R. Gibb:

a. Model Penelitian Deliar Noer

Salah satu buku tentang pemikiran modern dalam Islam yang dilakukan oleh Deliar Noer berjudul Gerakan Modern Islam di Indonesia1900-1942, diterbitkan oleh LP3ES disekitar tahun 80-an. Dari judulnya terlihat bahwa penelitian tersebut bersifat deskribtif analitis, yaitu penelitian yang mencoba mendiskribsikan gerakan modern Islam di Indonesia yang terjadi pada tahun 1900-1942. Penelitian tersebut antara lain memuat latar belakang pemikiran, permasalahan, yang ingin dipecahkan, metode dan pendekatan serta analisis yang digunakan.

Di antara pemikiran yang melatarbelakangi penelitian tersebut adalah adanya asumsi bahwa perkembangan yang terjadi pada akhir periode 1900-1942 merupakan tahun pergantian penguasa di Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Jepang. Tetapi pemikiran, gerakan dan perkembangan yang umumnya yang bersangkutan dengan gerakan modern Islam di negeri kita ini tidak berhenti dengan pergantian ini. Malah, gerakan modern dalam Islam itu masih terus berlanjut, bukan saja pada masa Jepang, melainkan juga sesudah merdeka, hingga kini. Bahkan Deliar Noer mengatakan,agaknya gerakan tersebut lebih kentara dimasa merdeka, oleh karena pertama : kebebasan yang sama-sama dicapai dengan golongan lain sebangsa, dan kedua: karena tantangan-tantangan yang dihadapi gerakan-garakan tersebut lebih pula bersifat bebas dan terbuka. Dalam rangka ini maka mudah terlihat analogi yang dihadapi pada masa merdeka dengan yang dihadapi di zaman jajahan Belanda dahulu.

Lebih lanjut, Deliar Noer mengatakan betapa perkembangan masa merdeka banyak relevansinya dengan perkembangan pemikiran periode sebelumnya antara tahun 1900-1942. Yaitu pertama, soal kilafian,. Gerakan modern Islam di negeri kita, seperti juga di negeri Islam lain, bermula dengan soal-soal ubudiyah. Dalam rangka rangka ini, paham gerakan tersebut berusaha mengubah paham tradisional. Ke dalamnya termasuk apa yang disebut takhayul dan khurafat, ada pula yang disebut masalah khilafiyah dalam kalangan Islam.

Kedua, sifat fragmentasi kepartaian. Sifat ini di masa tahun 1920-1942 sangat menonjol, baik pada kalangan Islam maupun pada kalangan kebangsaan. Pada kalangan Islam, disamping Partai Serikat Islam (Indonesia) muncul pula Permi, Perti, Perii, Penyadar, PII dan PSII Kartosuwiryo; pada kalangan kebangsaan (yaitu yang mengaku netral terhadap agama), muncul PMI, Partindo, Gerindo, PBI dan BU (yang bergabung menjadi Perinda) dan Parpindo.

Ketiga, kepemimpinan yang bersifat pribadi. Dizaman merdeka kecenderungan seperti ituterjadi, yaitu pemimpin, dengan alas an-alasannyasendiri, membawa pengikut-pengikutnya ke luar organisasi semula, membangun partai baru ataupun mengubah sifat organisasinya menjadi partai politik.

Keempat, perbedaan dan pertentangan paham. Contoh adanya pertentangan paham antara lain terlihat pada perbedaan kecenderungan dan sikap pada masa demokrasi terpimpin, ketika sebagian kalangan Islam dengan keras meolak cinta dan konsep Soekarno tentang ini, sedangkan lain, menerima dan sekurang-kurangnya secara formal dan mendukug.

Kelima, hubungan dengan pemerintah.Sudah jelas, bahwa dipandang dari pergerakan nasional, pemerintah jajahan adalah musuh yang harus dihancurkan. Oleh sebab itu suasananya adalah suasana permusuhan dan suasana perang.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adaalah bagaimana corak dan objek pembaharuan pemikiran yang dilakukan gerakan modern Islam di Indonesia pada tahun 1900-1942 itu dan bagaimana relevensi gerakan tersebut dengan gerakan pembaharuan pemikiran Islam yang dilakukan gerakan modern Islam di Indonesia pada masa setelah kemerdekaan.

Untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk penelitian tersebut Deliar Noer menggunakan bahan-bahan yabg terdapat dalam berbagai literature baik yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun yang ditulis dalam dalam bahasa Inggris dan Belanda; dan menggunakan bahan-bahan yang didapat dari hasil wawancara dengan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidangnya. Bahan-bahan tersebut kemudian dideskribsikan secara sistematik dan kronologis dan dianalisis dengan menggunakan menggunakan pendekatan historis sosioligis. Dengan pendekatan historis dihasilkan pembahasan menurut urutan peristiwasecara kronologis dan dapat dibuktikan keberadaannya dalamsejarah; dan dengan pendekatan sosiologis dihasilkan deskripsi yang menjelaskan berbagai peristiwa yang antara satu bagian dengan bagian lainnya saling berkaitan.

Melalui metode dan pendekatan tersebut dihasilkan informasi yang komprehensif mengenai asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalam bidang pendidikan, sosial dan politik. Asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalam bidang politik meliputi serikat Islam, partai-partai Islam, reaksi Belanda, reaksi kalangan tradisi dan kalangan kebangsaan, reaksi kalangan tradisi dan kalangan nasiosionalis yang netral agama.

Selanjutnya penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang menjelaskan tentang Timur Tengah dan pengaruhnya dalam pembaharuan,perkembangan dan sifat gerakan modern Islam di Indonesia, golongan modern Islam dan system pendidikan sekolah, kepemimpinan dalam gerakan pembaharuan, kalangan modern Islam dan reaksi Belanda, hubungan antara golongan modern dan tradisi, hubungan antara kalangan modern Islam dengan kalangna kebangsaan yang netral.

Berkaitan dengan Timur Tengah dan pengaruhnya dalam pembaharuan , Deliar Noer menyimpulakan, bahwa para pembaharu di Indonesia, terutama mereka yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa perantara untuk menambah pengetahuan mereka, memperoleh informasi dan pemikiran yang tumbuh di Mesir, terutama Pemikiran Abduh. Pemikiran Abduh tentang pembaharuan pada dasarnya bersifat agama, dan memang segi ini yang ditekankan oleh para pembaharu umumnya di Indonesia,Abduh menegakkan ijtihad,menolak taklid dan melihat kepada rasulullah serta para sahabat sebagai contoh dalam mengerjakan ibadah,dan masalah-masalah ini pula yang di tekankan para pembaharu di indonesia.tidak berhenti hingga Abduh saja.Banyak di antara mereka yang menggali lebih dalam dari sumber-sumber yang di per gunakan Abduh sendiri,yaitu Ibn Taimiyah dan Ibn Al-ayyim.mereka juga berusaha menafsirkan sendiri sumber dasar islam (Quran dan Hadis):Kesimpulan mereka bisa saja di ambil dari pendapat Abduh atau pandangan ulama lain.Mengenai perkembangan dan sifat gerakan modern islam di indonesia indonesia,Deliar Noer menyimpulkan bahwa sifat dan kecenderungan oleh gerakan di bentuk oleh pimpinan organisasi serta lingkungan organisasi tersebut bergerak.menurut Deliar Noer,seakan terdapat bukan satu penggerakan di indonesia,melainkan beberapa,masing-masing dengan sifat sendiri-sendiri .selanjutnya dalam kesimpulannya Deliar Noer menyebutkan adanya golongan tradisional dan golongan pembaharu.golongan tradisi lebih menghiraukan soal-soal agama,din atau ibadah belaka.bagi mereka islam seakan-akan sama dengan fiqih ,dalam hal ini meraka mengakui taklid dan menolak ijtihad dan banyak pula yang memberi perhatian pada tasawuf .sementara itu, golongan pembaharu lebih memberi perhatian pada sifat islam pada umumnya.bagi mereka,islam sesuai dengan tuntan zaman dan keadaan..islam juga berarti kemajuan,agama itu tidak akan menghambat usaha mencari ilmu pengatahuan,perkembangan sains dan kedudukan wanita. Islam ialah agama universal,yang dasar dasar ajaranya telah diungkapkan oleh para nabi,baik yang di kenal maupun tidak dikenal,yang diutus kepada semua bangsa,tugas mereka diselesaikan Muhammad,rasul utusan terakhir untuk seluruh umat manusia.Kesimpulan berikutnya Deliar Noer mengungkapkan tentang kepemimpinan dalam gerakan pembaharuan .menurutnya,berdasarkan perkembangan dan sifat gerakan modern islam,terdapat dualisme dalam kepemimpinan gerakan ini.menurutnya hal ini menumbuhkan kesulitan dalam memilih kepemimpinan islam di indonesia.para pemimpin modern islam berasal dari segala macam bidang profesi:klangan ulama,kalangan perniagaan,kalangan bangsawan,priyayi,atauadat dan pamong praja.secara geografis,pemimpin itu kebanyakan berasal dari jawa dan minang kabau.Deliar Noer juga menyimpulkan tentang sikap belanda yang tidak tetap terhadap islam di indonesia.di suatu pihak islam dilihat sebagai agama,dan katanya pemerintah netral terhadap hal ini ,tetapi sebaliknya ,pemerintah mengambil sikap diskriminatif dengan memberi kelonggaran kepada kalangan misionaris kristen lebih banyak ,termasuk bantuan berupa uang.pemerintah juga melarang kegiatan misionaris islam di daerah animisme,sedangkan misionaris kristen leluasa masuk.

Selanjutnya,mengenai hubungan antar galongan modern dan golongan tradisi,Deliar Noer menyimpulkan bahwa golongan tradisi tidak pula senantiasa berdiam diri dan bersikap statis. Merekapun mengadakan perubahan dikalangan mereka,pada mulanya dengan mengorganisasikan diri dalam Nahdatu l ulama(1926) ,dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah(1929)dan juga dengan mengadakan perubahan lain.Berdasarkan uraian diatas ,terlihat jelas bahwa Deliar Noer telah memberikan model penelitian yang memenuhi persyaratan sebagai penelitian sejarah.b.Model penelitian H.A.R. Gibb

Hasil penelitian H.A.R.Gibb yaitu yang berjudul Modern Trends in Islam yang diterjemahkan oleh L.E.Hakim dengan judul Aliran-aliran Modern dalam Islam dan diterbitkan oleh Tintamas-Jakarta tahun 1954.

Penelitian Gibb tentang gerakan modern tentang islam dalam islam kelihatanya bertolak dari tesisnya yang mengatakan bahwa islam adalah suatu agama yang hidup dan vital yang menyampaikan dakwah kepada hati, pikiran, dan perasaan dari berpuluh puluh,malah berates-ratus miliun manusia, memberikan kepadanya suatu pedoman supaya hidup jujur, sungguh-sungguh dan takwa.Pada bagian lain Gibb mengatakan bahwa agama Islam dan para penganutnya merupakan sutu susunan yang sama, masing-masing membentuk dan memberikan reaksi diantara satu sama lainnya selama Islam itu tetaptinggal sebagai satu organismeyang hidup dan ajaran-ajarannya memberikan kepuasan bagi perasaan keagamaan pengikut-pengikutnya.

Berbicara tentang dasar-dasar alam pikiran Islam, Gibb mengatakan, bahwa al-Quran adlah suatu kitab yang berisi perintah-perintah , yang didakwahkan oleh Muhammad selama lebih kurang 20 tahun dari akhir hidupnya, yang terdiri terutama kalimat-kalimat pendek mengenai pelajaran agama dan dasar-dasar susila atau bukti-bukti keterangan terhadap mereka yang ingkar, tafsir dari kejadian-kejadian yang sedang berlaku, dan beberapa peraturan mengenai soal-soal sosial dan hukum. Lebih lanjut, Gibb mengatakan tentang tidak adanya pemisahan antara agama dengan alam pemikiran rasional; akan tetapi bilamana keyakinan itu dikendalikan oleh agama atau hanya sebagai satu khayalan yang subjektif, maka alam rasional memendang agama itu hanya sebagai salah satu dari pada objek-objeknya.

Selanjutnya Gibb mengatakaan tentang ketegangan dalam Islam. Menurutnya, di dalam kehidupan semua agama didapati ketegangan. Sebabnya adalah terletak dalam keyakinan agama itu sendiri, dengan garis-garis batas antara yang disembah dengan yang menyembah, pengertiannya tentang kesucian dan pengertiannya tentang dosa.

Selanjutnya, ketika berbicara tentang dasar-dasar modernism, Gibb mengatakan bahwa modernism menimbulakan satu pergolakan pemikiran yang amat hebat pengaruhnya dikalangan mereka yang dangkal ilmu pengetahuannya, kecuali orang-orang Manar yang modern yang bercorak Neo Hambali.

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa model penelitian gerakan modern dalam Islam yang dilakukan Gibb bersifat penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang sepenuhnya menggunakan bahan-bahan yang terdapat dalam sumber-sumber tertulis, khususnya buku-buku yang dihasilkan oleh para penulis sebelumnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya itu adalah pendekatan filosofis historis , yaitu penelitian yang menekankan pada upaya untuk menarik nilai-nilai universal yang didasarkan pada informasi yang terdapat dalam kitab suci dan didukung oleh kebenaran sejarah. W.J.S.Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka.1991), cet. XII,hlm. 887.

Istilah Sejarah Islam antara lain digunakan oleh Prof. Dr. Hamka dalam Bukunya Sejarah Ummat Islam, sebanyak 4 jilid.

Istilah Sejarah Peradaban Islam antara lain digunakan oleh Drs. Badri Yatim.

Istilah Sejarah dan Kebudayaan Islam antara lain digunakan oleh A. Syalabi.

Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan,(Jakarta:Bulan Bintang 1975), cet. I, hlm. 10.

Lihat Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: II Press, 1979), man Ushlm.ah 56-75.

Khulafaur Rasyidin secara harfiah berarti para pemimpin yang jujur dan lurus. Istilah tersebut diberikan kepada khalifah Abu bakar al-Shiddiq, Khalifah Umar Ibn al-Khattab; Khalif ah Usman Ibn Affan, dan Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Ibid., hlm. 84-89.

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, (Jakarta: LP3ES, 1980), cet. 1, hlm. Xiii-viv.

Lihat Moment Verslag Congres ke-18 Muhammadiyah di Medan (Yogyakarta:Muhammadiyah,1939),hlm.19.

Lihat QS 10:47;2:164;35:24;40:78

H.A.R.Gibb, Aliran-AliranModern dalam Islam (terj.) L.E. Hakim, dari judul asli Modern Trends in Islam, (Jakarta:Tintamas,1954), cet, II, hlm. x.

Ibid., hlm.xvii.

Ibid., hlm. 61.

16