makalah metodologi penelitian

41
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN Disusun Oleh: Ratna Anindia Kusuma W (113342075) Semester: VI Manajemen Reguler Pagi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI LATANSA MASHIRO 1

Upload: ratna-kusuma-wardhany

Post on 14-Jun-2015

5.806 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Metodologi Penelitian

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh:

Ratna Anindia Kusuma W (113342075)

Semester:

VI Manajemen Reguler Pagi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

LATANSA MASHIRO

2014

1

Page 2: Makalah Metodologi Penelitian

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan  kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunia-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian sebagai salah

satu penilaian terhadap  proses pembelajaran mata kuliah Metodologi Penelitian.

Meski dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha dengan maksimal, namun penulis

masih merasa memiliki kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu penulis meminta kritik dan

saran pembaca makalah ini. penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat begi penulis pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin.

Rangkasbitung, 01 April 2014

Penulis,

(Ratna Anindia Kusuma W)

2

Page 3: Makalah Metodologi Penelitian

DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………………………………

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………..

BAB I (Variabel) …………………………………………………………………………………. 4

BAB II (Pengumpulan Data) ……………………………………………………………………... 8

BAB III (Skala Pengukuran) ……………………………………………………………………... 17

BAB IV (Populasi dan Sempel) ………………………………………………………………….. 20

BAB V (Design Penelitian) ………………………………………………………………………. 24

Kesimpulan ………………………………………………………………………………………. 28

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………………. 29

3

Page 4: Makalah Metodologi Penelitian

BAB I

VARIABEL

A. Pengertian Variabel

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Secara Teoritis, para ahli telah

mendefinisikan Variabel sebagai berikut :

Menurut Hatch & Farhady (1981) variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau

obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek

yang lain.

Menurut Kerlinger (1973) variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan

dipelajari. Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin,

golongan gaji, produktifitas kerja, dll. Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil

dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu

yang bervariasi.

Sedangkan menurut Kidder (1981) variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana

peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Menurut (Bhisma Murti (1996) variabel

didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara

kualitatif atau kuantitatif.

Menurut Sudigdo Sastroasmoro, variabel merupakan karakteristik subyek penelitian yang

berubah dari satu subyek ke subyek lainnya. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) mengungkapkan

variabel sebagai konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan Konsep adalah penggambaran

atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri

yang bervariasi, maka dapat disebut sebagai variable. Dengan demikian, variabel dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang bervariasi.

Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) berpendapat variabel mengandung pengertian ukuran

atau ciri yang dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang

dimiliki oleh kelompok yang lain. Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

4

Page 5: Makalah Metodologi Penelitian

tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan,

pendapatan, penyakit, dsb.

Berdasarkan pengertian – pengertian di atas, maka dapat dirumuskan definisi variabel

penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulan.”

Variabel penelitian memiliki beberapa kegunaan antara lain :

• Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data

• Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data

• Untuk pengujian hipotesis

Dalam pelaksanaan penelitian, sebaiknya variabel penelitian ditetapkan dengan baik. Hal

ini dimaksudkan agar variabel penelitian tersebut relevan dengan tujuan penelitian dan dapat

diamati dan dapat diukur.

Dalam suatu penelitian, variebel perlu diidentifikasikan, diklasifikasikan dan

didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam

pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.

B. Jenis-jenis Variabel penelitian

Dalam terminologi Metodologik, dikenal beberapa macam variabel penelitian.

Berdasarkan hubungan antara satu variabel satu dengan variabel yang lain, maka macam –

macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel

Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM

(Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen

disebut juga sebagai Variabel Eksogen. Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan

sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.

Contoh :

“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka metode mengajar adalah

variabel independen (variabel bebas)

5

Page 6: Makalah Metodologi Penelitian

2. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel

Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation

Modeling) atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai

Variabel Indogen. Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi

oleh variabel bebas/variabel independent.

Contoh :

“Pengaruh metode mengajar terhadap hasil belajar siswa”, maka hasil belajar adalah variabel

dependen (variabel terikat)

3. Variabel Moderator

Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan

Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Variabel Moderator

disebut juga Variabel Independen Kedua.

Contoh hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :

Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam

menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan

dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.

6

Motivasi Belajar(Variabel Independen)

Prestasi Belajar(Variabel dependen)

Iklim Belajar(Variabel Moderator)

Page 7: Makalah Metodologi Penelitian

4. Variabel Intervening

Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “an intervening variable is that factor that

theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate” .

Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara

Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini

merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel Terikat,

sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya

Variabel Terikat.

Contoh :

Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap umur

harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup seseorang. Antara

variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan

Tempat Tinggal.

5. Variabel Kontrol

Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak

diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat

membandingkan, melalui penelitian eksperimental.

Contoh :

Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan Soal cerita.

Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode

Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya Standard

Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama (tingkat/semesternya

sama), dari institusi yang sama.

Dengan adanya Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran

terhadap Penguasaan Keterampilan Menyelesaikan soal cerita dapat diketahui lebih pasti.

7

Page 8: Makalah Metodologi Penelitian

BAB II

PENGUMPULAN DATA

A. Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka

mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris,

dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh

variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah

ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran

penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel

penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional

variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam

hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

Indikator empiris menunjuk pada yang diamati dari variabel yang bersangkutan, dan

pengukuran menunjuk pada kualitas yang diamati. Sehubungan dengan masalah pengukuran ini,

harus disadari bahwa kita menghadapi obyek yang berbeda-beda yang mengakibatkan adanya

variasi dalam pengukuran. Prof. Dr. Sutrisno Hadi, M.A. menyebutkan 5 variasi pada

pengukuran, yaitu:

1. perbedaan yang terdapat dalam obyek-obyek yang dukur,

2. perbedaan situasi pada saat pengukuran dilakukan,

3. perbedaan alat pengukuran yang digunakan,

4. perbedaan penyelenggeraan atau administrasinya,

5. perbedaan pembacaan dan atau penilaian hasil pengukurannya.

8

Page 9: Makalah Metodologi Penelitian

Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan dalam melakukan pengumpulan data. Masalah

validitas reliabilitas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam masalah pengukuran ini.

Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mengukur yang diukurnya dengan teliti. Proses

pengumpulan data itu sendiri menurut Nan Lin pada umunya terdiri atas 8 tahap, sebagai

berikut:

1. Tinjauan literatur dan konsultasi dengan ahli

Pengumpulan data biasanya diawali dengan mengumpulkan informasi yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Informasi-informasi tersebut dapat diperoleh melalui peninjau

literatur yang relevan dan konsultasi dengan para ahli. Melalui usaha-usaha ini peneliti berusaha

memahami benar-benar isu penelitian, konsep, dan variable-variabel yang dipergunakan oleh

peneliti lain dalam mempelajari hal yang serupa di masa lalu, dan hipotesis-hopotesis yang

pernah diteliti pada waktu lalu. Perlu juga dipahami ciri-ciri orang yang menjadi responden kita

dalam penelitian.

2. Mempelajari dan melakukan pendekatan terhadap kelompok masyarakat di mana data

akan dikumpulkan.

Maksudnya supaya peneliti yang bersangkutan dapat diterima di dalam kelompok

masyarakat itu dan memahami berbagai kebiasaan yang berlaku di dalamnya. Untuk itu perlu

dikaitkan pendekatan terhadap tokoh-tokoh yang bersangkutan.

3. Membina dan memanfaatkan hubungan yang baik dengan responden dan lingkungannya.

Untuk maksud tersebut peneliti perlu mempelajari kebiasaan-kebiasaan respondennya

termasuk cara mereka berpikir, cara mereka melakukan sesuatu, bahasa yang dipergunakan,

waktu luang mereka, dan sebagainya.

4. Uji coba atau pilot study

9

Page 10: Makalah Metodologi Penelitian

Pengumpulan data didahului dengan uji coba instrumen penelitian pada sekelompok

masyarakat yang merupakan bagian dari populasi yang bukan sample. Maksudnya untuk

mengetahui apakah instrument tersebut cukup handal atau tidak, komunikatif, dapat dipahami,

dan sebagainya.

5. Merumuskan dan menuyusun pertanyaan

Setelah hasil uji coba itu dipelajari, disusunlah instrumen penelitian dalam bentuknya

yang terakhir berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Pertanyaan

itu harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga ia mengandung makna yang signifikan dan

substansif.

6. Mencatat dan memberi kode (recording and coding)

Melalui instrumen penelitian yang telah dipersiapkan, dilakukan pencatatan terhadap data

yang dibutuhkan dari setiap responden. Informasi-informasi yang diperoleh dari pencatatan ini

diberi kode guna memudahkan proses analisis.

7. Cross checking, validitas, dan reliabilitas

Tahap ini terdiri atas cross checking terhadap data yang masih diragukan kebenarannya, serta

memeriksa validitas dan reliabilitasnya.

8. Pengorganisasian dan kode ulang data yang telah terkumpul supaya dapat dianalisis.

B. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai

dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrumen

pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat

pengumpul data dengan menggunakan metode tes dan metode non tes.

Pengumpulan Data dengan Metode Tes

10

Page 11: Makalah Metodologi Penelitian

Tes merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang

berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan

pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang

diteliti.

Keunggulan metode ini adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan

instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah hanya mengukur

satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara

berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-

jenis tes, yaitu:

a. Tes Intelegensi

Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berpikir, terutama berkaitan

dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability

Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat

diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik.

b. Tes Bakat

Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang

studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu,

lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test

). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat

dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang

tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.

c. Tes Minat

Tes minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam

ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai

baginya (Test of Vocational Interest).

d. Tes Kepribadian

11

Page 12: Makalah Metodologi Penelitian

Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti

sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi

social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam

penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-

reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti

berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah

pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang

khas untuk orang itu.

Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman

dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.

e. Tes Perkembangan Vokasional

Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak

akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara

memangku suatu jabatan dan cirri-ciri kepribadiannya serta tuntutan-tuntutan social-ekonomis;

dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri.

Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri

bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan (career maturity).

f. Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang

dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam

belajar.

Pengumpulan Data dengan Metode Non Tes

Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-

data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat

pengumpul data dalam bentuk non tes. Adapun jenis-jenis metode non tes, yaitu:

a. Observasi

12

Page 13: Makalah Metodologi Penelitian

Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan observasi. Keunggulan

metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih

akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan

observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner,

kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak

observer, dan banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat

pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode

ini adalah observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat, kelemahan-

kelemahan observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit

diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi

sering menjumpai observer yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia

sedang diobservasi.

b. Angket atau kuesioner (questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung

(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan

datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau

direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau

respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab

responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan

dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan

maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa

keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat

distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang

diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan

dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

Kuesioner dapat dibagi menjadi empat, yaitu:

- Kuesioner tertutup: Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban.

Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.

13

Page 14: Makalah Metodologi Penelitian

- Kuesioner terbuka: Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru

memformulasikan jawabannya sendiri.

- Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup: Dimana pertanyaan tertutup kemudian

disusul dengan pertanyaan terbuka.

- Kuesioner semi terbuka: Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih

ada kemungkinan tambahan jawaban.

c. Wawancara

Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh

data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka

secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan

pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan yang diberikan dan membuat

catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. Secara garis besar ada dua macam

pedoman wawancara, yaitu:

1. Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat

garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat

diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung

dari pewawancara. Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis

interviu ini cocok untuk penilaian khusus.

2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara

terperinci sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda

(check) pada nomor yang sesuai.

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal

ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,

kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian

jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan

mendalam.

14

Page 15: Makalah Metodologi Penelitian

d. Studi Dokumenter (documentary sudy)

Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun

elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan

dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi

dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk

kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil

analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu sulit, dalam

arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode

dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode

dokumentasi ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan.

Apabila terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda check

atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum

ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.

e. Otobiografi

Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya

sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa

lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja. Keunggulan metode ini adalah di samping

menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif

tentang kejadian tersebut, menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu

siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas

sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of

15

Page 16: Makalah Metodologi Penelitian

reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga menimbulkan

kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau

kelemahan sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu

yang lama,

f. Sosiometri

Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan sosial dalam

suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi

pribadi antara anggota kelompok.

Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan terbesar teknik sosiometri adalah teknik

ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya,

dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode

ini adalah perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes ini

hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti tentang individu pada

periode tertentu, seluruh teori sosiometri atau postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai

pada tingkat yang tak tersangkal kebenarannya, dan siswa cenderung memilih bukan atas dasar

pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup)

melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup).

16

Page 17: Makalah Metodologi Penelitian

BAB III

SKALA PENGUKURAN

A. Pengertian Skala Pengukuran

Skala merupakan perbandingan antar kategori dimana masing- masing ketegori diberi

bobot nilai yang berbeda. Sedangkan Pengukuran merupakan cabang ilmu statistika terapan yang

bertujuan untuk membangun dasar- dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat

menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid dan reliabel. Reynolds, et al. (2010:3)

mendefinisikan pengukuran sebagai sekumpulan aturan untuk menetapkan suatu bilangan yang

mewakili objek, sifat atau karakteristik, atribut atau tingkah laku. Azwar (2010:3)

mendefinisikan pengukuran sebagai suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap

atribut atau variabel sepanjang garis kontinum. Dengan demikian secara sederhana pengukuran

dapat dikatakan sebagai suatu prosedur membandingkan antara atribut yang hendak diukur

dengan alat ukurnya.

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut

bila digunakan dalam penelitian akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya

timbangan emas sebagi instrumen untuk mengukur berat emas, disebut dengan skala miligram

(mg) dan kan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila digunakan untuk

mengukur; meteran dibuat untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan

menghasilkan data kuantitatif panjang dengan satuan mm.

B. Macam- Macam Skala Pengukuran Dalam Penelitian

Maksud dari skala pengukuran ini untuk mengklasifikasikan variable yang akan diukur

supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah penelitian

selanjutnya. Macam- macam skala pengukuran dapat berupa :

- Skala nominal

17

Page 18: Makalah Metodologi Penelitian

- Skala Ordinal

- Skala interval, dan

- Skala rasio.

Kemudian dijabarkan sebagai berikut :

a. Skala Nominal

Skala Nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis (kategorinya)

atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristk dengan

karakteristik lainnya. Skala nominal memberikan suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan

orang atau objek ke dalam kategori, kelas atau klasifikasi.

Adapun ciri-ciri dari sekala nominal adalah:

- Kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah).

- Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang), Hasil

perhitungan dan tidak ditemui bilangan pecahan, Angka yang tertera hanya lebel

semata.Tidak mempunyai ukuran baru, Dan tidak mempunyai nol mutlak.

Contoh : - Jenis Kulit : 1. Hitam, 2. Putih, 3.Kuning. Agka 1,2,3 hanya sebagai label saja.

b. Skala Ordinal

Skala Ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka- angka tersebut mengandung

pengertian tingkatan. Skala nominal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah ke

tertinggi atau sebaliknya. Skala ini tidak memberikan nilai absolute terhadap objek, tetapi hanya

memberikan urutan (rangking) saja.

Adapun ciri-ciri dari skala ordinal antara lain :

- kategori data saling memisah

- kategori data memiliki aturan yang logis

- kategori data ditentukan skala berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang

dimilikinya.

Contoh: urutan siswa di dalam kelas berdasarkan tinggi badan, mulai dari paling tinggi ke

rendah, siswa dengan badan tertinggi diberi urutan ke- 1, kemudian di bawahnya diberi urutan

ke- 2 dan seterusnya.

18

Page 19: Makalah Metodologi Penelitian

c. Skala Interval

Skala Interval dapat memberikan informasi yang lebih dibandingkan dengan skala

nominal dan skala ordinal. Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh

skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang

tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu

individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka.

Angka-angka yang dapat dipergunakan dalam operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau

dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistic parametric.

Contoh :

Jawaban pertanyaan menyangkut frekuensi dalam pertanyaan, misalnya: Berapa kali Anda

melakukan kunjungan ke Jakarta dalam satu bulan? Jawaban: 1 kali, 3 kali, dan 5 kali. Maka

angka-angka 1,3, dan 5 merupakan angka sebenarnya dengan menggunakan interval 2.

d. Skala Rasio

Skala Rasio pada dasarnya, memiliki sifat seperti skala interval, tetapi skala ini memiliki

nol mutlak yang dapat menunjukkan ketiadaan karakteristik yang diukur. Panjang, kecepatan dan

berat merupakan contoh skala rasio. Melalui skala ini kita dapat menginterpretasikan

perbandingan antar skor. Sebagai contoh, tinggi pohon 20 m adalah dua kali lebih tinggi

dibandingkan dengan pohon yang tingginya 10 m, kendaraan yang melaju denagn kecepatan 60

km/ jam adalah dua kali lebih cepat dibanding kendaraan dengan kecepatan 30 km/ jam. Contoh

lain, Berat Sari 35 Kg sedang berat Maya 70 Kg. Maka berat Sari dibanding dengan berat Maya

sama dengan 1 dibanding 2.

19

Page 20: Makalah Metodologi Penelitian

BAB IV

POPULASI DAN SEMPEL

A. POPULASI

Bailey (1978) menyatakan populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis,

sedangkan Spiegel (1961) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan unit (yang telah

ditetapkan) mengenai dan dari mana informasi yang di inginkan. Populasi penelitian dapat

berbeda-beda sesuai dengan masalah yang akan diseldiiki. Populasi itu dapat berupa manusia,

benda, objek tertentu, peristiwa, tumbuh-tumbuhan. Hewan dan sebagainya. Sax (1978)

menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam area yang telah

ditetapkan, sedangkan Tucman mengemukakan bahwa populasi atau target populasi adalah

kelompok dimana peneliti mengumpulkan informasi dan kepada siapa kesimpulan akan

digambarkan.

Populasi dapat digolongkan dalam dua jens:

1. Populasi terbatas (Definite) yaitu objek penelitian yang dapat dihitung, seperti luas area

sawah, jumlah ternak, jumlah murid dan jumlah mahasiswa.

2. Populasi tak terbatas (indefinite) yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak

terbatas, atau sulit di hitung jumlahnya. Seperti tinta, air, pasir di pantai, padi di sawah

atau beras digudang.

Beberapa karakteristik populasi secara umum:

1. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan diinginkan

20

Page 21: Makalah Metodologi Penelitian

2. Dapat berupa manusia / individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek

maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area / daerah tertentu yang

ditetapkan.

3. Merupakan batas-batas (Boundary) yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang

memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.

4. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat digeneralisasikan.

B. SAMPEL

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau mewakili

populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati. Penelitian terhadap sampel biasanya

disebut study sampling.

Menurut Sugiyono (2005;91) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Sejalan dengan, Slamet (2006;44) Adapun keuntungan

mengambil sampel bagi penelitian populasi adalah pengambilan sampel yang cukup, yang

representatif dari populasi adalah menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa sebuah sampel adalah bagian dari

populasi. Survei sampel adalah suatu prosedur di mana hanya sebagian dari populasi saja yang

diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti seluruh subjek yang ada

dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian

yang disebut sampel. Pada prinsipnya ada dua macam teknik persampelan yang lazim digunakan

dalam penelitian, yaitu:

a. Teknik Penarikan Probabilitas Sampel (Probability Sampling)

21

Page 22: Makalah Metodologi Penelitian

Probability adalah pengambilan sampel secara acak (random) dengan memberikan peluang yang

sama seluruh populasi untuk dipilih sebagai sampel penelitian. Untuk mendapatkan sampel

secara random biasanya dilakukan dengan undian atau menggunakan tabel bilangan random.

Adapun teknik sampling ini meliputi, sebagai berikut:

- Pengambilan Sampel Acak/Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel yang dilakukan secara acak atau random dari populasi, yang

memungkinkan setiap individu berpeluang untuk menjadi sampel penelitian, dengan cara

rendomisasi atau dengan cara melalui undian. Persampelan ini dilakukan karena populasi

dianggap seragam (homogen).

- Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratifed Random Sampling)

Persampelan ini digunakan bila populasi mempunyai beraneka ragam (heterogen) terdiri

dari berbagai golongan, lapisan, atau berstrata secara proporsional hanya dengan random

sederhana dan sistematis kemungkinan terpilih menjadi sampel dari golongan atau strata tertentu

saja. Seperti jumlah strata pendidikan (S1, S2, S3).

- Pengambilan Sampel Menurut Area/Daerah Sederhana (Simple Cluster Sampling)

Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk menentukan sampel bila obyek penelitian

membagi populasi ke wilayah-wilayah atau klaster tersebut. Untuk menentukan populasi dari

wilayah mana yang akan menjadi sumber data maka sampel penelitian berdasarkan populasi

wilayah yang menjadi tempat penelitian.

b. Teknik Non Probabilitas Sampel (Nonprobability Sampling)

Nonprobability Sampling merupakan pengambilan sampel yang tidak memberi peluang

yang sama bagi mewakili populasi untuk dipilih menjadi sampel penelitian, atau pengambilan

22

Page 23: Makalah Metodologi Penelitian

sampel yang dipilih dengan non random, biasanya disebut dengan sampel tetap (fixed). Adapun

teknik persampelan yang selalu digunakan adalah sebagai berikut:

- Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling)

Persampelan dilakukan dengan sistematis berdasarkan nomor urutan populasi.

- Pengambilan Sampel Tujuan (Purposive Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif peneliti berdasarkan pada

karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang

sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu.

- Pengambilan Sampel Quota (Quota Sampling)

Pengambilan sampel dari populasi sekedar memenuhi jumlah quota yang telah ditentukan dan

diinginkan oleh peneliti yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Persampelan seperti ini adalah

sebuah penelitian telah menentukan jumlah sampel yang menjadi responden penelitian.

Ukuran Pengambilan Sampel Penelitian

Besar kecil sampel penelitian tergantung kepada peneliti menduga ukuran atau parameter

populasi dan tujuan penelitian. Maknanya semakin besar sampel mendekati populasi maka

semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya apabila semakin kecil sampel dari

populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan secara umum)

(Sugiyono,2005;98)

Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Roscoe dalam Sugiyono

(2005;102). Ukuran sampel untuk penelitian adalah sebagai berikut:

Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500 orang

Apabila sampel didasarkan dari kategori seperti pria-wanita, kota-desa, maka jumlah

anggota setiap kategori minimal 30 orang.

23

Page 24: Makalah Metodologi Penelitian

BAB V

DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian. Desain dalam perencanaan penelitian bertujuan untuk melaksanakan

penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam

membuat kesimpulan. Desain rencana penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-

model ilmiah, ke dalam operasional penelitian secara praktis. Sedangkan desain pelaksanaan

penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukurn-

pengukuran variabel, memilih prosedur dan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data

kemudian membuat coding, editing dan memproses data yang dikumpulkan termasuk proses

analisa data serta membuat laporan.

Desain penelitian merupakan cetak biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya.

Penyusunan desain ini dilakukan setelah kita menetapkan topic (judul) penelitian yang akan

dilaksanakan. Dalam desain penelitian terdapat pertanyaan tentang apa, mengapa dan bagaimana

masalah tersebut diteliti dengan menggunakan prinsip-prinsip metodologis. Pada umumnya suatu

penelitian mengandung dua aspek yang saling berhubungan dan merupakan persyaratan untuk

suatu penelitian. Kedua aspek tersebut, yaitu:

- Substansi Penelitian

Dalam suatu penelitian harus ada masalah yang menunjukkan substansi dari masalah

yang akan diteliti. Biasanya substansi ini mengacu pada teori tertentu yang berada dalam

24

Page 25: Makalah Metodologi Penelitian

lingkup suatu ilmu pengetahuan. Suatu penelitian harus memiliki signifikansi teoritis dan

signifikansi praktis.

- Metodologi Penelitian

Penelitian terhadap substansi itu harus memenuhi persyaratan metoologi penelitian

sebagai suatu proses yang sistematis, terkendalai, kritis dan analitis. Dalam dua syarat

desain penelitian tadi pada umumnya dapat dibagi dalam dua pokok, yaitu

konseptualisasi masalah dan operasionalisasi. Kedua aspek tersebut disusun sebagai

berikut:

o Latar Belakang Penelitian

o Tujuan dan Hipotesis

o Kerangkan Dasar Penelitian

o Penarikan Sampel

o Metode Pengumpulan Data

o Analisis Data.

Susunan dari kedua pokok diatas akan diuraikan penjelasannya di bawah ini.

A. Latar Belakang Penelitian

Latar belakang penelitian merupakan pondasi dari seluruh proses penelitian karena semua

konsep dasar dapat dijelaskan pada bagian ini. Latar belakang penelitian disebut juga judul

pendahuluan. Oleh sebab itu, terdapat 3 bagian penting yang harus diketahui, yaitu: Pertama,

dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan diteliti dengan melalui dua cara,

yaitu: secara teoritis dan secara empiris. Kedua, perumusan masalah. Pada bagian ini, yaitu untuk

mengungkapkan kesenjangan-kesenjangan yang ada dan usaha-usaha yang pernah dilakukan

untuk menanggulanginya. Dan yang ketiga atau terakhir adalah mengungkapkan pentingnya

(signifikansi) penelitian yang akan dilakukan.

Latar belakang penelitian ini disajikan mengenai keadaan atau fakta aktual yang menarik

perhatian untuk diteliti sehingga dari uraian fakta-fakta aktual yang terjadi bisa dilihat

permasalahannya secara jelas. Fakta-fakta yang ditampilkan sebaiknya mewakili komunitas atau

kelompok populasi yang akan diteliti untuk lebih menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.

25

Page 26: Makalah Metodologi Penelitian

Jadi, dalam belakang penelitian ini, seorang peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga

permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah tersebut, peneliti harus dapat menunjukkan

dan membuktikan adanya penyimpangan dan menuliskan mengapa masalah itu diteliti.

B. Tujuan dan Hipotesis

Bertitik tolak dari latar belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara

eksplisit tujuan yang akan dikehendaki akan tercapai. Tujuan penelitian ini adalah jawaban

terhadap pertanyaan dasar penelitian telah diungkapakan dalam latar belakang desain penelitian.

Tujuan penelitian merupakan keinginan-keinginan atas hasil penelitian dengan mengetengahkan

indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan

dengan variabel-variabel penelitian. Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus relevan dan konsisten

dengan identifikasi masalah, rumusan masalah dan mencerminkan proses penelitiannya.

Tujuan penelitian ini terjadi atas tujuan umum dan tujuan khusus. Dalam hal ini tujuan

penelitian tidak sama dengan tujuan yang ada pada sampul isi laporan, yang merupakan tujuan

formal, tetapi tujuan ini berkaitan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan ini

berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Tujuan penelitian tersebut akan

dipertajam dengan menyusunnya dalam bentuk hipotesis. Sehingga hipotesis tersebut disebut

dengan jawaban tentatif terhadap pertanyaan penelitian. Dan rumusan masalah serta tujuan

penelitian ini akan ditemukan jawabannya pada kesimpulan penelitian.

C. Kerangka Dasar Penelitian

Dalam kerangka dasar penelitian ini diungkapkan semua variabel yang akan diteliti rumusan

operasionalnya, yang dilengkapi dengan indikator empiris dan pengukurannya. Kemudian semua

variabel tersebut disusun dalam suatu kerangka hipotesis yang memperlihatkan pola hubungan

antar variabel yang sama dengan variabel yang lain. Dari masing-masing variabel ini disusun

definisi operasionalnya, karena definisi ini menuntun peneliti pada pengumpulan data yang

relevan dan valid. Semua variabel yang telah didefinisikan itu berada dalam suatu kerangka

hipotesis sesuai dengan tipe penelitian yang ingin kita lakukan. Kerangka dasar untuk hipotesis

dengan bivariate berbeda dengan kerangka dasar untuk hipotesis dengan multivariate.

26

Page 27: Makalah Metodologi Penelitian

D. Penarikan Sampel

Susunan berikutnya dalam desain penelitian ini adalah penarikan sampel, yaitu perencanaan

tentang bagaimana sampel ditarik. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil

sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi pernyataan diatas merupakan pendapat

dari Sugiyono (1997:57).

Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang

akan diteliti. Oleh sebab itu, sampel harus refresentatif. Selain itu, harus mengerti tentang besar

ukuran sampel, teknik sampling dan karakteristik populasi dalam sampel.

Dalam hal ini, terlebih dahulu harus dilakukan dengan digambarkan besar, batas-batas dan ciri-

ciri penelitian. Besarnya dinyatakan dalam jumlah anggota (satuan analisis) yang tercakup dalam

populasi itu. Kemudian digambarkan juga seberapa besar sampel yang akan ditarik, dan

bagaimana cara menariknya. Dalam cara penarikan sampel ini dilakukan dengan dua macam

teknik, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling.

E. Metode Pengumpulan Data

Pada bagian ini menunjukkan bagaimana data dari masing-masing variabel yang telah

disebutkan sebelumnya dikumpulkan dari jampel penelitian. Diantara berbagai metode yang ada

dipilih yang sesuai sehingga akan mendapatkan data yang valid dan dapat dipercaya. Metode

tersebut antara lain: wawancara, kuesioner, angket, observasi dan documenter. Dan untuk setiap

variabel dapat digunakan dua atau lebih metode, salah satunya adalah metode yang diutamakan

dan yang lainnya dipakai untuk mengontrol atau melengkapi metode utama. Sebaiknya untuk

mendapatkan data yang lengkap dan objektif harus menggunakan berbagai teknik sangat

diperlukan. Jika satu teknik dipandang mencakupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan dan

tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, jika satu teknik dipandang belum mencukupi, maka peneliti

harus menggunakan teknik-teknik yang lain.

F. Analisis Data

27

Page 28: Makalah Metodologi Penelitian

Dalam rangka mencapai tujuan penelitian, data yang akan dikumpulkan harus dianalisis.

Rancangan tentang analisis ini harus diungkapkan, supaya lebih sistematis maka harus

dilakkukan melalui dua tahap. Tahap pertama disebut analisis pendahuluan dan tahap kedua

disebut analisis lanjut. Analisis pendahuluan, terbatas pada analisis deskriptif untuk setiap

variabel pada sampel. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel,

dan menentukan alat analisis pada analisis lanjut. Sedangkan analisis lanjut bertujuan untuk

menguji hipotesis. Bentuk hipotesis yang diajukan akan menentukan teknik statistik mana yang

akan digunakan. Jadi, sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini telah ditentukan.

KESIMPULAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh

pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau

metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah

pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki

masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Hakekat penelitian dapat dipahami dengan

mempelajari berbagai aspek yang mendorong penelitian untuk melakukan penelitian. Setiap

orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh tujuan dan profesi

masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya adalah sama, yaitu

bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk

mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan

merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan

penelitian.

28

Page 29: Makalah Metodologi Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

- Kriswanto, Joni. 2008. “Metode Pengumpulan Data

- Alimul, Azis (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data, Jakarta,

Salemba Medika.

- Susanto, Eko. 2008. “Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data.

- Sekaran, U. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

- Riduwan, Skala Pengukuran Dalam Penelitian, (Bandung: ALVABETA, 2009)

- Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

29