makalah manajemen bandar udara

25
MAKALAH MANAJEMEN BANDAR UDARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman banyak kebutuhan manusia yang didasarkan pada kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan seorang tersebut mempunyai tujuan yang berbeda antara individu satu dengan yang lainnya, seperti contoh dengan para pengusaha yang selalu melakukan perjalanan dengan tujuan melakukan kunjungan atau peninjauan tentang bisnis yang akan dilakukannya. Selain itu banyak kelompok orang yang sering melakukan perjalanan pula dengan tujuan yang berbeda-beda tentuunya. Pada banyaknya kebutuhan orang atau kelompok orang dalam melakukan perjalanannya, diperlukan pemikiran atau pemecahan masalah dalam hal perjalanan yang dapat mempersingkat waktu dalam hal perjalanannya yang dapat memberikan kesan positif dalam pemasarannya. Maka diperlukan angkutan yang dapat memberikan jawaban atas semua masalah tersebut yang dinamakan angkutan udara (pesawat udara). dengan angkutan udara diharapkan dapat mempersingkat waktu dalam perjalanan seseorang. Pesawat udara diartikan sebagai setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara , tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang

Upload: david-budi-saputra

Post on 08-Aug-2015

1.043 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manajemen Bandar Udara

MAKALAH MANAJEMEN BANDAR UDARA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini seiring dengan perkembangan zaman banyak kebutuhan manusia yang

didasarkan pada kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan seorang tersebut mempunyai tujuan yang

berbeda antara individu satu dengan yang lainnya, seperti contoh dengan para pengusaha yang

selalu melakukan perjalanan dengan tujuan melakukan kunjungan atau peninjauan tentang bisnis

yang akan dilakukannya. Selain itu banyak kelompok orang yang sering melakukan perjalanan

pula dengan tujuan yang berbeda-beda tentuunya.

Pada banyaknya kebutuhan orang atau kelompok orang dalam melakukan perjalanannya,

diperlukan pemikiran atau pemecahan masalah dalam hal perjalanan yang dapat mempersingkat

waktu dalam hal perjalanannya yang dapat memberikan kesan positif dalam pemasarannya.

Maka diperlukan angkutan yang dapat memberikan jawaban atas semua masalah tersebut yang

dinamakan angkutan udara (pesawat udara). dengan angkutan udara diharapkan dapat

mempersingkat waktu dalam perjalanan seseorang.

Pesawat udara diartikan sebagai setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer

karena gaya angkat dari reaksi udara , tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan

bumi yang digunakan untuk penerbangan. Selain itu angkutan udara merupakan alat

transportasi yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan alat transportasi lain seperti alat

transportasi darat dan laut dalam hal jangkauan yang lebih luas, dan penghematan waktu dalam

durasi perjalanannya.

Dalam hidup ini, manusia akan sering mengalami perpindahan tempat dari satu tempat ke

tempat lain dengan menggunakan wahana atau digerakkan oleh mesin, yang disebut dengan

transportasi. Semua manusia melakukan kegiatan perjalanan. Perjalanan tersbut bisa dilaklukan

melalui jalur darat, laut dan udara.

Namun, pada zaman sekarang transportasi udara sudah semakin berkembang pesat.

Pertumbuhan global tidak akan memiliki arti sama sekali, bahkan nyaris menjadi sulit

berkembang tanpa terselenggaranya sistem angkutan udara yang baik.

Page 2: Makalah Manajemen Bandar Udara

Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk

memakaiya. Selain memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat

transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Persaingan dalam banyak hal, terutama dibidang pembangunan ekonomi global ternyata

telah merangsang para ilmuwan untuk menyediakan sistem transportasi yang dapat melayaninya.

Kemudian terjadilah perlombaan besasr-besaran dalam teknologi penerbangan.

Sebagai negara berkembang dan terdiri dari banyak pulau yang membentang dari Sabang

sampai Merauke, dan banyaknya antusiasme masyarakat terhadap kemajuan, Indonesia

merupakan Negara yang sangat berpotensi kedepannya dalam pengembangan jasa angkutan

udara, dimana angkutan udara dapat menjangkau daerah-daerah terpencil sekaligus, dan juga

dapat menghemat banyak waktu dalam perjalanan dibanding dengan sarana transportasi lain

seperti darat dan laut. Selain itu transportasi udara mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai unsur

penunjang (Servicing sector) dan unsur pendorong (Promoting sector). Peran transportasi udara

sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari kemampuannya menyediakan jasa transportasi yang

efektif dan efisien untuk memenuhi sektor lain, sekaligus juga berperan dalam menggerakkan

dinamika pembangunan.

Dengan banyaknya peminat dalam penggunaan transportasi udara, pihak-pihak yang

terkait seperti perusahaan penerbangan, dan penyedia layanan penerbangan yaitu bandar udara

melakukan berbagai langkah dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat

dari masa ke masa.

Bandar udara merupakan sebuah sistem karena terdiri atas komponen-komponen yang

saling berinteraksi dan saling menunjang satu sama lain yang menghasilkan suatu produk jasa

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam aktivitasnya. Komponen-komponen bandar udara

terdiri atas pengelolaan bandar udara, pengelolaan perusahaan angkutan udara, dan pemenuhan

kebutuhan jasa angkutan udara.

Pengelolaan perusahaan bandar udara dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara

dapat menciptakan kesesuaian kebutuhan pengguna dalam penerbangan dengan karakteristik

penerbangan dalam hal penyediaan fasilitas dan pemberian jasa layanan. Dengan

memperhitungkan pelayanan sisi udara dan pelayanan sisi darat akan diperoleh rencana investasi

yang berdampak pada penapata bandar udara.

Page 3: Makalah Manajemen Bandar Udara

Penyediaan fasilitas dan pemberian jasa pelayanan pada setiap pengguna terminal bandar

udara merupakan produk yang dihasilkan untuk dijual kepada konsumen penggua jasa dan

layanan tersebu yang akan mengakibatkan adanya timbal balik yang berdampak pada

penerimaan atau atau pendapatan bandar udara. Pendapatan bandar udara sendiri dipengaruhi

oleh pasang surut kegiatan ekonomi dunia. Hal itu mengacu pada kemampuan konsumen dalam

dalam memberikan andil pada pendapatan bandar udara melelui penggunaan jasa layanan

angkutan udara.

Selama ini banyak orang menilai tentang bagai mana dan siapa yang mengelola bandara-

bandara tersebut dalam dunia penerbangan. Mungkin di indonesia ini ada dua pihak yang

mengatur atau yang mengelola dalam hal pengelolaan bandar udara yaitu bandar udara yang

dikelola oleh BUMN atau komersial dan bandar udara yang dikelola oleh TNI AU.

Pada umunya bandar udara tidak hanya bermasalah dalam hal pengelolaannya tetapi

pelayanan dan kepuasan pelanggan haruslah diutamakan. Oleh karena itu banyak pihak

neranggapan kalo semua babndara yang dikelola TNI AU atau yang lainnya sama aja tetapi

pelayanan yang harus diutamakan.

1.2. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1.      Pengertian bandar udara

2.      Pengelolaan bandar udara

3.      Perbedaan bandar udara komersial dan dikelola oleh TNI AU

1.3. Tujuan

Setelah mempelajari dan membaca makalah ini diharapkan pembaca mampu.

1.      Mampu mendefinisikan tentang pengertian bandar udara

2.      Mampu menjelaskan tentang fasilitas bandar udara

Page 4: Makalah Manajemen Bandar Udara

3.      Mampu menjelaskan memahami dan membedakan bandar udara yang dikelola oleh BUMN dan

bandar udara yang dikelola oleh TNI AU

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bandar Udara

Bandar udara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan

mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun

bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan

penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara

adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang

diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan

pergerakan pesawat.

Page 5: Makalah Manajemen Bandar Udara

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan

udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk

menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".

Selain itu bandar udara juga memiliki fungsi yang sama dalam hal pengoperasiannya,

seperti contoh bandar udara yang dikelola oleh BUMN dan bandar udara yang dikelola oleh TNI

AU.

2.2. Fasilitas Bandar Udara

Fasilitas bandara ini terdapat beberapa hal di dalamnya salah satunya adalah runway.

Semua komponen fasilitas bandar udara memiliki suatu fungsi yang berbeda-beda namun

memiliki tujuan yang sama dan saling menunjang satu dengan yang lainnya.

Kebanyakan fasilitas bandar udara diartikan sebagai fasilitas yang menunjang dalam

keberhasilan pengoperasian penerbangannya namun pada akhirnya semua dilakukan demi untuk

mewujudkan pengoperasian yang aman sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam dunia

penerbangan.

Keselamatan penerbangan menjadi prioritas utama dalam menjalankan pengoperasiannya

hal itu dikarenakan demi mewujudkan terselenggaranya kepuasan pelanggan dalam

menggunakan jasa angkutan udara.

Di indonesia beberapa bandar udara bahkan dalam hal pengurusan pengoperasiannya

dilakukan dengan cara yang seefektif mungkin untuk menjadikan bandar udara yang dapat

bersaing dalam memperebutkan pasar yang ada.

2.3. Pengelolaan Bandar Udara

Pada umumnya kita ketahui bandar udara di Inonesia ini dikelola oleh dua instansi yang

berbeda satu sama lain namun tetap memiliki kesamaan dalam hal tujuan dan priorotas

utamanya.

Pada periode tahun 1950-1970, fungsi bandara hanya sebagai fasilisator penerbangan

yang melayani jasa air traffic operations dengan menyediakan infrastruktur dan fasilitas untuk

penerbangan. Pada perkembangan periode 1970-1990 bandara telah mengembangkan operasinya

menjadi penyedia layanan penuh bagi masyarakat pengguna jasa penerbangan dengan

Page 6: Makalah Manajemen Bandar Udara

menyediakan berbagai layanan publik termasuk restoran dan tempat belanja. Mulai tahun 1990-

an model bisnis bandara telah bertransformasi dengan menekankan pada pendapatan yang

optimal.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menginstruksikan seluruh pengelola bandara

internasional, baik PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, maupun Kepala Bandara Unit

Pelaksana Teknis (UPT), untuk segera mengimplementasikan konsep bandara ramah lingkungan

(ecological airport/eco-airport).

Pengelolaan bandara di Indonesia selain ditangani Departemen Perhubungan, Pemerintah

juga menyerahkan sebagian bandara untuk di kelola PT (Persero) Angkasa Pura. PT. (Persero)

Angkasa Pura adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan

yang bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan bandar udara di Indonesia.

Sesuai dengan UU No 1 th 2009, mulai tahun ini kewenangan pengelolaan bandar udara

seharusnya sudah diambil alih oleh apa yang disebut sebagai Otoritas Bandara. Dalam UU ini

diatur otoritas bandara paling lama diimplementasikan pada tahun 2012. Selama ini kewenangan

tersebut berada di tangan AdministraturBandara.

Namun belum sempat hal ihwal otoritas bandara itu direalisasikan, sudah muncul gagasan

untuk menyerahkan pengelolaan bandara kepada pihak asing. Gagasan Mustafa Abubakar itu

terang saja memunculkan pendapat pro dan kontra.

Konkretnya, menurut Menteri, pemerintah membuka peluang kepada investor asing

untuk mengelola pengembangan Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan membentuk anak

perusahaan bersama PT Angkasa Pura II. Menteri menjelaskan, pemerintah terus mencari

investor, baik lokal maupun asing untuk ikut melakukan pengembangan bandara yang sudah

berusia seperempat abad tersebut. “Kami juga sedang mencari investasi yang besar untuk

meningkatkan Bandara Soekarno-Hatta, dan ini terbuka sekali untuk investor asing,” katanya.

Menurut dia, untuk pengembangan, nantinya akan dibentuk anak perusahaan Bandara

Soekarno-Hatta yang akan mengelola kerja sama dengan investor. Mustafa mengemukakan sejak

direksi PT Angkasa Pura (AP) II yang merupakan pengelola Bandara Soekarno-Hatta dilantik,

Kementerian BUMN telah memberi tugas untuk membuat strategi besar untuk pengelolaan dan

peningkatan bandara tersebut. Direksi AP II sendiri sebagaimana diungkapkan kepada AVIASI,

akan menjadikan bandara yang dikelolanya berkelas dunia.

Page 7: Makalah Manajemen Bandar Udara

Syarat dan AturanDalam UU Penerbangan, hal yang berkaitan dengan kebandarudaraan diatur mulai dari

Bab XI. Pasal 193 UU ini mengatur:

Tatanan kebandarudaraan nasional diwujudkan dalam rangka penyelenggaraan bandar

udara yang andal, terpadu, efisien, serta mempunyai daya saing global untuk menunjang pemba-

ngunan nasional dan daerah yang berwawasan nusantara.

Tatanan kebandarudaraan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

sistem perencanaan kebandarudaraan nasional yang menggambarkan interdependensi, interrelasi,

dan sinergi antar unsur yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis,

potensi ekonomi, dan pertahanan keamanan dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Tatanan kebandarudaraan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:Peran, fungsi, penggunaan, hierarki, dan klasifikasi bandar udara; serta

Rencana induk nasional bandar udara.

Sedangkan menyangkut Otoritas Bandar Udara diatur dalam Pasal 227 yang berbunyi:

Otoritas bandar udara ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada Menteri. Otoritas bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk untuk satu atau beberapa bandar udara terdekat.

Otoritas bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam melaksanakan

tugasnya berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Pasal 228: ”Otoritas bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 227 ayat (1)

mempunyai tugas dan tanggung jawab:

Menjamin keselamatan, keamanan, kelancaran, dan kenyamanan di bandar udara;

Memastikan terlaksana dan terpenuhinya ketentuan keselamatan dan keamanan penerbangan,

kelancaran, dan kenyamanan di bandar udara;

Menjamin terpeliharanya pelestarian lingkungan bandar udara;

Menyelesaikan masalah-masalah yang dapat mengganggu kelancaran kegiatan operasional

bandar udara yang dianggap tidak dapat diselesaikan oleh instansi lainnya;

Melaporkan kepada pimpinan tertingginya dalam hal pejabat instansi di bandar udara, melalaikan

tugas dan tanggungjawabnya serta mengabaikan dan/atau tidak menjalankan kebijakan dan

peraturan yang ada di bandar udara; dan

Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Menteri.”

Page 8: Makalah Manajemen Bandar Udara

Kewenangandalam Pasal 227 ayat (1) mempunyai wewenang:

Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan di bandar udara;

Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan ketentuan keselamatan, keamanan,

kelancaran, serta kenyamanan penerbangan di bandar udara;

Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan ketentuan pelestarian lingkungan; Pasal

229 UU Penerbangan menyebutkan otoritas bandar udara sebagaimana

Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan/atau perairan bandar

udara sesuai dengan rencana induk bandar udara;

Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi penggunaan kawasan keselamatan operasional

penerbangan dan daerah lingkungan kerja bandar udara serta lingkungan kepentingan bandar

udara;

Mengatur, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan standar kinerja operasional pelayanan

jasa di bandar udara; dan

Memberikan sanksi administratif kepada badan usaha bandar udara, unit penyelenggara bandar

udara, dan/atau badan usaha lainnya yang tidak memenuhi ketentuan keselamatan, keamanan,

kelancaran serta kenyamanan penerbangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 230 berbunyi: ”Aparat otoritas bandar udara merupakan pegawai negeri sipil yang

memiliki kompetensi di bidang penerbangan sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan

oleh Menteri.”

Jika investor asing diberi kepercayaan untuk mengelola bandara, tidak bisa dimungkiri sang

investor pasti tidak mau merugi. Oleh sebab itulah di dalam UU Penerbangan juga diatur soal

“bisnis” pengusahaan bandar udara.

Dalam Pasal 232 jelas-jelas disebutkan:

Kegiatan pengusahaan bandar udara terdiri atas:

a. Pelayanan jasa kebandarudaan; dan

b. Pelayanan jasa terkait bandar udara.

Pelayanan jasa kebandarudaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi

pelayanan jasa pesawat udara, penumpang, barang, dan pos yang terdiri atas penyediaan dan/atau

pengembangan:

a. Fasilitas untuk kegiatan pelayanan

Page 9: Makalah Manajemen Bandar Udara

pendaratan, lepas landas, manuver,

parkir, dan penyimpanan pesawat

udara;

b. Fasilitas terminal untuk pelayanan

angkutan penumpang dan kargo;

c. Fasilitas elektronika, listrik, air, dan

instalasi limbah buangan; dan

d. Lahan untuk bangunan, lapangan,

dan industri serta gedung atau ba-

ngunan yang berhubungan dengan

kelancaran angkutan udara.

Pelayanan jasa terkait bandar udara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi

kegiatan:

a. Jasa terkait untuk menunjang kegia-

tan pelayanan operasi pesawat udara

di bandar udara, terdiri atas:

Penyediaan hanggar pesawat udara;

Perbengkelan pesawat udara;

Pergudangan;

Katering pesawat udara;

Pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat (ground handling);

Pelayanan penumpang dan bagasi; serta

Penanganan kargo dan pos.

b. Jasa terkait untuk menunjang kegiat-

an pelayanan penumpang dan ba-

rang, terdiri atas:

Penyediaan penginapan/hotel dan transit;

Penyediaan toko dan restoran;

Penyimpanan kendaraan bermotor;

Pelayanan kesehatan;

Page 10: Makalah Manajemen Bandar Udara

Perbankan dan/atau penukaran uang; dan

Transportasi darat.

c. Jasa terkait untuk memberikan nilai

tambah bagi pengusahaan bandar

udara, terdiri atas:

Penyediaan tempat bermain dan rekreasi;

Penyediaan fasilitas perkantoran;

Penyediaan fasilitas olah raga;

Penyediaan fasiltas pendidikan dan pelatihan;

Pengisian bahan bakar kendaraan bermotor; dan

Periklanan.

Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu diperhatikan.

Bandara sebagai penghubung antara dunia internasional dengan dalam negeri merupakan hal

yang wajib dikelola secara professional. Bandara / bandar udara mencakup suatu kumpulan

aneka kegiatan yang luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan.

Bandara merupakan terminal tentunya.

Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh karena itu

bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang mempunyai fungsi pokok sebagai tempat :

1. Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini adalah pesawat.

2. Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.

3. Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan.

4. Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial,

fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.

5.  Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam perkembangan wilayah.

Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan pada usaha

yang efektif dan efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur kinerja

pengelolaan / manajemen.

a. Definisi efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat disamakan dengan memilih

pekerjaan yang harus dilakukan atau cara/metoda yang tepat untuk mencapai tujuan.  [Handoko,

1998; 7]

Page 11: Makalah Manajemen Bandar Udara

Efektif ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :

1. Kapasitas Mencukupi. Dalam artian prasarana dan sarana cukup tersedia untuk memenuhi

kebutuhan pengguna jasa.

2. Terpadu. Dalam artian antarmoda dan intramoda dalam jaringan pelayanan saling berkaitan

dan terpadu.

3. Cepat dan Lancar. Dalam artian penyelenggaraan layanan angkutan dalam waktu singkat,

dengan indikasi kecepatan arus per satuan waktu.

b. Definisi efisien adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan benar, memperoleh

keluaran (hasil, produktivitas, kinerja) yang lebih tinggi daripada masukan (tenaga kerja, bahan,

uang, mesin, dan waktu) yang digunakan meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk

mencapai keluaran yang telah ditentukan, atau memaksimumkan keluaran dengan jumlah

masukan terbatas. [Handoko, 1998; 7]

Efisien ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :

1. Biaya terjangkau. Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat daya beli

masyarakat pada umumnya dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup usaha layanan jasa

angkutan.

2. Beban publik rendah. Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat sebagai

konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan harus minimum, misalnya: tingkat

pencemaran lingkungan.

3. Memiliki kemanfaatan yang tinggi. Dalam artian tingkat penggunaan prasarana dan sarana

optimum, misalnya: tingkat muatan penumpang dan/atau barang maksimum.

Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi juga untuk mengukur kinerja pengelolaan /

manajemen agar berkualitas baik yaitu ke-andalan bandara tersebut.

c. Definisi andal adalah pelayanan yang dapat dipercaya, tangguh melakukan pelayanan sesuai

dengan penawaran atau “janji”-nya dan harapan/ tuntutan konsumen.

Andal ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :

1. Tertib. Dalam artian penyelenggaraan angkutan yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan norma yang berlaku di masyarakat.

2. Tepat dan Teratur. Berarti dapat diandalkan, tangguh, sesuai dengan jadwal dan ada kepastian.

Page 12: Makalah Manajemen Bandar Udara

3. Aman dan Nyaman. Dalam artian selamat terhindar dari kecelakaan, bebas dari gangguan baik

eksternal maupun internal, terwujud ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.

Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki peran

yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain.

Selain itu juga bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam

setiap negara ini sangat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap

waktu terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar

udara baik dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data pesawat, data penumpang, data

barang angkutan berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya hal ini berarti terjadi

aktivitas ekonomi.

Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal yang mutlak dan wajib

dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang berlangsung

dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus

sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas,

efisien, dan andal.  Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai

kualitasnya dengan standar internasional.

Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi udara,

dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman, efektif, dan

efisien sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya

kebijakan umum yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling

efisien, efektif dan andal dalam pengelolaannya.

2.4. Perbedaan Badara komersial dan Bandar Udara yang Dikelola oleh TNI AU

Page 13: Makalah Manajemen Bandar Udara

Dalam percakapan umum sering terdengar istilah bandara, lapter, dan lanud. Ketiga

istilah itu memang menunjuk pada sebuah fasilitas atau instalasi yang berkaitan dengan dunia

penerbangan. Lalu, apa sih sebenarnya perbedaannya?

Mari kita simak apa itu beda tiga istilah tersebut. Secara praktis, kita coba merujuk saja

pada Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. Oh ya, sekadar pengingat

Undang-Undang ini merupakan revisi dari UU Penerbangan sebelumnya (UU Nomor 15 Tahun

1992). Jika dirunut lebih jauh, UU Penerbangan ini juga merupakan turunan dari dari Ordonansi

Pengangkutan Udara (Luchtvervoer-Ordonnantie) di jaman Pemerintahan Hindia Belanda dulu

kala, yaitu Staadsblaad 1939 100 jo. 101. Kalau gak percaya, lihatlah tiket penerbangan, masih

ada lho airline yang mencantumkan UU No.15/1992 atau pun Ordonantie S. 1939-100 jo 101

tersebut.

Menurut UU Penerbangan yang baru tersebut, definisi bandar udara dan pangkalan udara adalah

sebagai berikut:

Bandar Udara (sering disingkat sebagai bandara) adalah kawasan di daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara

mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat

perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang

lainnya.

Pangkalan Udara (sering disingkat sebagai lanud) adalah kawasan di daratan dan/atau di

perairan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah Republik Indonesia yang digunakan

untuk kegiatan lepas landas dan pendaratan pesawat udara guna keperluan pertahanan

negara oleh Tentara Nasional Indonesia.

Nah, jelas, istilah bandar udara dan pangkalan udara sebenarnya merujuk pada area atau

fasilitas yang sama. Perbedaannya terletak pada fungsinya apakah untuk kepentingan

penerbangan sipil atau penerbangan militer. Bandar Udara  adalah istilah yang umumnya

dipergunakan untuk kegiatan penerbangan sipil (civil aviation), sedangkan pangkalan udara

Page 14: Makalah Manajemen Bandar Udara

adalah istilah yang umumnya dipergunakan untuk kegiatan penerbangan militer (pertahanan

negara).

Permasalahannya, terkadang menjadi rancu karena ada beberapa bandara dan lanud itu

sebenarnya merupakan satu obyek atau area yang sama. Bedanya hanyalah pada kepentingan

untuk kepentingan penerbangan militer dan penerbangan sipil, yang secara fisik tampak pada

lokasi parkir pesawat untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan terminal

penumpangnya berikut aksesnya ke moda transportasi lainnya. Contohnya adalah Lanud Halim

Perdanakusuma milik TNI AU yang juga dipergunakan sebagai bandar udara untuk penerbangan

sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura II (Persero).

Lanud Adisutjipto Yogyakarta dan Lanud Adisumarmo Surakarta, keduanya merupakan

pangkalan udara untuk penerbangan militer TNI AU dan di dalamnya juga dipergunakan untuk

melayani penerbangan sipil sehingga juga disebut Bandara Adisutjipto dan Bandara Adisumarmo

yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Lanud Ahmad Yani Semarang merupakan

pangkalan militer untuk penerbangan TNI AD, dan di dalamnya juga dipergunakan untuk

melayani penerbangan sipil yang dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Demikian pula

Lanud Juanda Surabaya sejatinya merupakan pangkalan militer TNI AL. Fasilitas terbangun di

sebelah utara runway merupakan fasilitas atau bangunan untuk penerbangan sipil yang

dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I (Persero). Bandara-bandara yang berada di kawasan

pangkalan udara tersebut sering disebut sebagai civil enclave airport (kurang lebih berarti bandar

udara sipil dalam kawasan militer).

Sebaliknya kegiatan penerbangan militer yang menumpang pada bandar udara sipil disebut

military enclave airport. Contohnya adalah Bandara Sepinggan Balikpapan dan Bandara Juwata

Tarakan. Di kedua bandara tersebut terdapat fasilitas militer untuk kepentingan penerbangan

militer.

Beberapa bandar udara di Indonesia juga dibuat dan dioperasikan secara murni sebagai

bandar udara untuk melayani penerbangan sipil. Contohnya adalah: Bandara Soekarno-Hatta

Jakarta, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar (terminal baru dan airside area yang baru), dan

beberapa bandar udara lainnya. Lantas, untuk penerbangan dinas kepolisian itu termasuk

penerbangan militer atau penerbangan sipil? Sesuai dengan UU Penerbangan tersebut,

penerbangan selain kepentingan pertahanan negara pada dasarnya mengacu dan tunduk pada

Page 15: Makalah Manajemen Bandar Udara

otoritas penerbangan sipil sehingga penerbangan dinas kepolisian termasuk sebagai penerbangan

sipil. Selain itu, dalam UU Kepolisian yang baru pun sebenarnya didefinisikan dengan jelas

bahwa kepolisian merupakan institusi sipil dan status personil kepolisian adalah termasuk

sebagai pegawai negeri sipil.

Istilah Lapangan Terbang (Lapter) memang tidak dikenal dalam Undang Undang

Penerbangan di Indonesia. Lapangan terbang nampaknya merupakan terjemahan dari kata

airfield. Dalam beberapa referensi terkait, istilah lapangan terbang ini merujuk pada suatu

wilayah daratan dan perairan yang digunakan sebagai tempat mendarat dan lepas landas pesawat

udara, termasuk naik turun penumpang dan bongkar-muat barang. Tetapi fasilitas yang terdapat

di lapangan terbang pada umumnya hanya fasilitas-fasilitas pokok untuk menunjang

penerbangan dan tidak selengkap seperti di sebuah bandar udara. Pada beberapa bandar udara

khusus yang dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan tambang atau kehutanan, sering

dipergunakan istilah lapangan terbang tersebut.

Istilah “pelabuhan udara” rupanya dalam era sejarah terdahulu pernah menjadi istilah

standar dari “bandar udara”. Pada era terdahulu memang ada Direktorat Pelabuhan Udara dan

unit organisasi Pelabuhan Udara. Pelabuhan udara nampaknya merupakan terjemahan dari kata

asing airport, sebagaimana Pelabuhan adalah terjemahan dari kata asing port yang merujuk pada

Pelabuhan Laut.

Sayangnya, pada Bagian atau Jurusan atau Departemen Teknik Sipil Transportasi di

beberapa perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta rupanya masih mempergunakan istilah

Perencanaan Lapangan Terbang atau Perencanaan Pelabuhan Udara untuk bagian dari mata

kuliahnya. Nampaknya menjadi sesuatu yang khas di negeri ini, dunia praktisi tampaknya selalu

selangkah di muka dibandingkan dunia pendidikan dan penelitian.

Pada dasarnya semua pengelolaan bandar udara adalah memiliki tujuan yang sama yaitu

dalam hal penanganannya dalam memberikan kepuasan pada pelanggan untuk mendapatkan

pangsa pasar yang ada demi memajukan pendapatan bandar udara tersebut.

Ada beberapa hal yang menjadikan sebuah bandar udara melakukan perombakan yang

disebabkan oleh beberapa hal yaitu salah satunya adalah masalah pengelolaan bandar udara.

BUMN merupakan salah satu badan yang banyak memegang pengelolaan bandar udara di

indonesia kemudian yang sisanya adalah dikelola oleh TNI AU atau ikut campur dalam

Page 16: Makalah Manajemen Bandar Udara

pengelolaannya. Pasti semua itu memberikakn dampak dalam kinerja bandara tersebut entah itu

dari segi sistem kerja atau cara dalam memajukan bandar udara tersebut.

Pada dasarnya bandar udara yang dikelola oleh TNI AU adalah berawal dari bandara

tersebut yang awal mula digunakan dalam hal pengkhususan TNI AU, namun dengan

berembangnya zaman bandara semakin berubah dengan memberikan andil komersial di

dalamnya yang dianggap menguntungkan dalam segi pendapatan bandar udara tersebut, seperti

bandar udara yang ada di malang dan lainnya.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

pengelolaan bandara perlu perencanaan dan komunikasi yang intens kepadamasyarakat,

pekerja, perusahaan-perusahaan dalam industri penerbangan dankekuatan politik. Sementara itu,

pihak yang kontra dan pesimistis terhadap

privatisasijuga perlu berpikir lebih jernih dan tidak hanya terjebak pada

romantisme lokal dan menutup mata akan rendahnya kualitas pelayanan publik

fasilitas umum.

Pelibatan swasta sebenarnya dapat dilakukan melalui beberapa skema. Operations and

management contractdengan penguasaan kontrak manajemen dan leasing bandar udara selama

periodeyang disepakati. Kemudian operations and management contract with major

capitalexpenditure, yaitu penguasaan kontrak manajemen dan leasing Bandar udara selama

Page 17: Makalah Manajemen Bandar Udara

periode waktu tertentu disertai konsesi. Konsesi itu bergantung padakesepakatannya, apakah itu

build-transfer-opcrate, bnild-leasc-operate, danbnild-rehabilitate-operate-transftr contracts.

Kedua kesepakatan itu tidakmemengaruhi kepemilikan pemerintah terhadap aset bandar udara

yang dimiliki. Olehkarena itu, tipe kerja sama tersebut, terutama operations and

managementcontract with major capital expenditure, paling banyak direalisasikan dalamkerja

sama pemerintah dan swasta dalam” pengelolaan badar udara.

Maka sebenarnya pengelolaan dilakukan demi untuk memajukan bandar udara tersebut

mungkin dengan cara yang berbeda diantara keduanya dengan menerapkan sistem yang berbeda

pula di dalamnya.

3.2. Saran

Sebaiknya pengelolaan bandar udara dilakukan dengan tujuan yang sama yaitu untuk

memajukan bandar udara tersebut dengan memberikan pelayanan yang maksimal pada

pelanggannya bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan individu di dalamnya.

Maka sudah sepantasnya pemerintah ikut serta dalam mengontrol pergerakan semua

bandar udara yang ada di indonesia dengan cara memberikan arahan pada semua otoritas

pengelola bandar udara dan memberikan jaminan yang maksimal dalam pergerakan ke depannya.