makalah kel.4

18
Intisari Pembangunan perdesaan merupakan salah satu elemen penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Pembangunan perdesaan yang terintegrasi dalam pembangunan daerah telah terbukti mampu menjadi kunci dalam mengatasi berbagai persoalan di perkotaan dalam masa krisis ekonomi. Oleh karena itu maka paradigma pembangunan yang bias perkotaan (urban-biased) harus mulai ditinggalkan, dan diganti denagn pola pembangunan yang terintegrasi antara desa-kota, yang pada akhirnya melalui pendekatan kewilayahan (regional). Pembangunan perdesaan juga merupakan salah satu aspek penting dalam proses desentralisasi dari otonomi daerah yang sedang berlangsung. Perdesaan diharapkan mampu menjadi salah satu subyek dan bukan obyek pembangunan daerah. Karenanya maka peningaktan potensi sosial dari ekonomi perdesaan akan merupakan aspek penting dalam suksesnya otonomi daerah. Pola pembangunan Indonesia yang bertumpu pada pada sektor pertanian sudah seharusnyalah menempatkan perdesaan sebagai subyek pembangunan nasional. Transportasi perdesaan merupakan kunci dalam pembangunan sosial dan ekonomi perdesaan. Peningkatan 1

Upload: gusty-po-w

Post on 30-Jun-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kel.4

Intisari

Pembangunan perdesaan merupakan salah satu elemen

penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Pembangunan

perdesaan yang terintegrasi dalam pembangunan daerah

telah terbukti mampu menjadi kunci dalam mengatasi

berbagai persoalan di perkotaan dalam masa krisis

ekonomi. Oleh karena itu maka paradigma pembangunan

yang bias perkotaan (urban-biased) harus mulai

ditinggalkan, dan diganti denagn pola pembangunan yang

terintegrasi antara desa-kota, yang pada akhirnya melalui

pendekatan kewilayahan (regional).

Pembangunan perdesaan juga merupakan salah satu

aspek penting dalam proses desentralisasi dari otonomi

daerah yang sedang berlangsung. Perdesaan diharapkan

mampu menjadi salah satu subyek dan bukan obyek

pembangunan daerah. Karenanya maka peningaktan

potensi sosial dari ekonomi perdesaan akan merupakan

aspek penting dalam suksesnya otonomi daerah. Pola

pembangunan Indonesia yang bertumpu pada pada sektor

pertanian sudah seharusnyalah menempatkan perdesaan

sebagai subyek pembangunan nasional.

Transportasi perdesaan merupakan kunci dalam

pembangunan sosial dan ekonomi perdesaan. Peningkatan

aksesibilitas pusat-pusat produksi di perdesaan utnuk

menjangkau pusat-pusat distribusi di daerah-daerah lain

sangat penting bila ditinjau dari aliran barang dan jasa di

sutau wilayah. Keterkaitan (linkages) antara suatu desa dan

1

Page 2: Makalah Kel.4

berbagai daerah lain, baik berupa kota ataupun desa

lainnya, merupakan mata rantai ekonomi yang perlu

ditemukenali dan difasilitasi bilaman diperluakn. Di sinilah

pentingnya peran transportasi perdesaan dalam menunjang

perkembangan ekonomi perdesaan dan wilayah.

BAB IPENDAHULUAN

Pada awal krisis ekonomi akibat perubahan politik di Indonesia tahun 1997,

tingkat kemiskinan telah berkurang dari 60 juta di tahun 1970 menjadi 22,5 juta di

tahun 1996. Krisis di tahun 1997 telah menyebabkan dampak yang sangat parah bagi

usaha untuk pengentasan kemiskinan dan hal ini menyebabkan tingkat kemiskinan

meningkat sampai 47,9 juta dari 250 juta penduduk Indonesia, yang sebagian besar

hidup di kota besar. Meskipun banyak organisasi dan institusi yang memperdebatkan

tingkat absolut kemiskinan, dampak dari krisis telah memaksa pemerintah untuk

mengakji kebijakan-kebijakan pembangunan yang ada. Krisis telah memberi

pelajaran yang mahal bagi pemerintah bahwa jarring pengaman sosial dari ekonomi

Indonesia adalah kemampuan utnuk memperkuat pembangunan perdesaan.

Paradigma pembangunan dahulu telah menempatkan peran

perdesaan/masyarakat perdesaan sebagai agen di perbatasan, yang mempunyai tugas

mentyediakan dan menstabilkan bahan mentah dan bahan pangan. Peningkatan

2

Page 3: Makalah Kel.4

produktivitas, keanekaragaman produk melalui pemberdayaan masyarakat perdesaan

dan peningkatan pendapatan selama ini bukanlah merupakan fokus pada

pembangunan perdesaan. Daerah perdesaa telah terbukti bertahan terhadap krisis

ekonomi dan hal ini akan berlanjut di masa pembangunan Indonesia yang akan

datang.

Pada program ekonomi saat ini, infrastruktur perdesaan talah menjadi salah satu

prioritas untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Tujuan utama adalah untuk memberi

peluang bagi kemampuan daerah dan perdesaan sebagai tulang punggung ekonomi

regional dan nasional.

Banyak studi internasional yang menunjukkan bahwa sistem distribusi

seharusnya menjamin keamanan barang dan pelayanan antara produsen dan

pelanggan untuk menjamin distribusi keuntungan yang pantas. Untuk itu, kita harus

megikutsertakan tingkat grassroots sampai petani. Hasil PARULdan PEL program

dari BAPPENAS menunjukkan bahwa hubungan antara ekonomi perdesaan dan

ekonomi perkotaan harus didukung oleh sistem transportasi yang cukup dan

memadai. Skema industrialisasi perkotaan juga harus didukung oleh sistem ditribusi

yang baik untuk menjamin keberhasilannya.

Dalam proses desentralisasi yang sedang berjalan ini, momentum untuk

merevitalisasi peran transportasi perdesaan dalam pembangunan sosial dan ekonomi

di perdesaan semakin meningkat. Investasi di bidang transportasi perdesaan juga

dilihat sebagai cara untuk menekan urbanisasi dan menghindari investasi di

transportasi perkotaan yang tidak diperlukan. Dalam dekade terakhir ini, tingkat

investasi transportasi perkotaan sebagai akibat meningkatnya urabnisasi sangat besar

dan peningkatan investasi serta alokasi anggaran di perkotaan harus disertai dengan

usaha menghindari urbanisasi.

Ketika aksesibilitas perdesaan mempunyai arti yang lebih luas, transportasi

perdesaan menyediakan sarana untuk memindahkan orang dan barang di dalam desa

tersebut serta dari/ke desa lain untuk mendapatkan kebutuhan inti dan membangun

kemampuan sosial ekonomi dari masyarakat perdesaan. Pada dasrnya, pembangunan

3

Page 4: Makalah Kel.4

sistem transportasi perdesaan dalam penyediaan aksesibilitas dan mobilitas

masyarakat desa memerlukan tiga komponen: infrastruktur transportasi perdesaan,

termasuk jalan setapak dan jalan desa, pelayanan transportasi perdesaan dan kapasitas

organisasional/manajemen utnuk menangani dan mensinkronisasi pelayanan dan

infrastruktur transportasi.

Transportasi perdesaan sangat dekat hubungannya dengan isu sosial termasuk

kesetaraan gener. Hasil penelitian di seluruh dunia dan di Indonesia menunjukkan

bahwa wanita menempuh perjalanan lebih jauh dan membawa barang lebih berat

dibandingkan dengan pria. Wanita umunya juga mempunyai aksesibilitas terbatas

dalam menggunakan kendaraan di dalam rumah tangga. Dengan pendapat yang

demikian, merevitalisasi peran transportasi perdesaan sangatlah penting, tidak hanya

dari sisi ekonomi tetapi juga dari sudut pandang sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebijakan dan Program Pemerintah dalam Pengembangan, Pengentasan

Kemiskinan dan Transportasi di Perdesaan

Salah satu misi pemerintah adalah membangun daerah perdesaan yang

dapat dicapai melalui pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan

produktivitas dan keanekaragaman usaha perdesaan, ketersediaan sarana dan

fasilitas utnuk mendukung ekonomi perdesaan, membangun dan memperkuat

institusi yang mendukung rantai produksi dan pemasaran, serta mengoptimalkan

sumber daya alam sebagai dasar pertumbuhan ekonomi perdesaan. Transportasi

merupakan elemen penting dan strategi untuk mendukung misi ini, khususnya

dalam menjamin aliran orang dan barang dari suatu tempat ke dimana bahan

mentah terdapat ke pusat produksi dan ke pusat distribusi daerah, regional,

nasional dan internasional. Sebagai akibat dari misi diatas, pemerintah juga

merubah fungsinya dari penyedia menjadi fasilitator, regulator dan koordinator

4

Page 5: Makalah Kel.4

untuk pemberdayaan masyarakat, emindahkan atau menginternalisasikan

ekseternalitas, dan memfasilitasi integrasi horizontal dan diagonal. Ini akan

menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk diterapkan disemua

tingkat pembangunan dan keputusan dibuat berdasarkan kebutuhan nyata dari

masyarakat.

Pembangunan perdesaan juga sudah merupakan kebijakan dan strategi

untuk mengentaskan kemiskinan. Sejak 1993 pemerintah telah membuat

program IDT utnuk mengentaskan kemiskinan pada desa tertinggal dan diikuti

program P3DT di tahun 1995 untuk mendukung dan meningkatkan

implementasi IDT. Program P3DT mempunayi tujuan utama untuk membangun

sarana di desa tertinggal. Dimulai pada tahun 1998 pemerintah melalui

BAPPENAS meluncurkan program PPK yang pada dasranya merubah tingkat

pembangunan dari tingkat desa ke tingkat kecamatan. Program ini

memfokuskan pada penyediaan dana berputar (revolving block grants) dengan

menggunakan lembaga keuangan yang dimiliki masyarakat. Pararel dengan

konsep pembangunan perdesaan dan program pengentasan kemiskinan,

Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah (Bangda), Menteri Dalam Negeri dan

Otonomi Daerah telah membuat reformasi organisasi untuk menitikberatkan

ketersediaan panduan pembangunan, supervisi dan pelatihan. Tugas tersebut

merupakan implementasi empat fungsi birokrasi yaitu pelayanan,

pemberdayaan, pemabngunan dan jaringan usaha.

Bagaimana transportasi berperan dalam konteks pembangunan di atas?

Transportasi diharapkan merespons masalah pembangunan perdesaan dan

pengentasan kemiskinan melalui program tarnsportasi berikut ini: (a)

mempertahankan dan meningkatkan pelayanan fasilitas dan infrastruktur

transportasi (b) melanjutkan peningkatan sistem transportasi lokal, dan (c)

peningkatan aksesibilitas ke fasilitas dan sarana transportasi.

5

Page 6: Makalah Kel.4

Transportasi tidak mempunyai batas administrative. Dengan demikian,

harus dilihat sebagai bagian dari sarana distribusi daerah dan nasional.

Transportasi perdesaan telah menjadi bagian dari sistem tarnsportasi nasional.

2.2 Isu Transportasi Perdesaan

Transportasi perdesaan dan aksesibilitas perdesaan mempunyai arti

konseptual yang sederhana namun terdapat isu kompleks di sekitarnya. Secara

definisi “akses” adalah (a) means of approaching something or somebody or

entering a place, (b) opportunity or right to use something or approach

somebody. Definisi lain dari akses termasuk “means or right of using, reaching

or obtaining”. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan

transport sebagai “pergerakan orang dan barang dengan sarana apapun yang

mungkin, untuk tujuan apapun yang mungkin”. World Bank mendefinisikan

transporta sebagai “kegiatan menghubungkan orang ke temapt-tempat dan

sumber daya”. Dengan definisi demikian jelas bahwa transport dan akses adalah

kegiatan antara. Transport adalah sarana untuk meningkatkan kemampuan (atau

mobilitas) bagi orang untuk mencapai akses pelayanan dan fasilitas yang

dibutuhkan.

Isu tentang transportasi perdesaan yang ditunjukkan dalam makalah ini

dihimpun dari beberapa elemen organisasi (dan kepemilikan) pelayanan

transportasi perdesaan yang ditunjukkan pada studi kasus Sampang, Madura,

keuangan, partisipasi masyarakat dan metode konstruksi jalan perdesaan

(Manggarai, Flores), juga kasus di Nepal pada masalah sosial aksesibilitas

perdesaan. Beberapa kasus yang disajikan dalam makalah ini juga menyinggung

situasi politik terdahulu. Program dan proyek terdahulu di bidang transportasi

perdesaan umumnya didasari pendekatan blue print dan bias dengan kondisi di

Jawa. Pembangunan perdesaan tidak menciptakan kondisi yang independen dan

inter-dependensi, tetapi menciptakan ketergantungan pada daerah perkotaan

(secara temapt) dan pemerintah pusat (secara organisasi dan politik).

6

Page 7: Makalah Kel.4

Konstruksi jalan perdesaan berbasis buruh di Kabupaten Manggarai, Pulau

Flores merupakan contoh ideal bagaimana pendekatan partisipasi dapat

membantu masyarakat mengerti sepenuhnya tentang proses rencana, desain,

implementasi dan evaluasi. Proyek juga menunjukkan bahwa kualitas dan biaya

proyek setara denagn proyek P3DT (untuk sarana transportasi umumnya hanya

untuk jalan) didanai oleh OECF/JBIC telah menunjukkan denagn meningkatkan

aksesibilitas daerah perdesaan telah mengurangi waktu perjalanan ke ibukota

kecamatan atau pasar lokal antara 60-80%. Desa-desa sekarang dapat

menggunakan kendaraan beroda 4 dan beberapa populasi dapat dicapai dengan

kendaraan beroda 4. Proyek yang akan datang seharusnya diarahkan ke dua kata

kunci, yaitu integrasi dan sinkronissi di dalam dan antar kecamatan.

Pada kasus di Nepal, jelas bahwa kebutuhan masyarakat perdesaan

menjadi pusat pertanyaan transportasi perdesaan. Pendekatan berdasarkan

kebutuhan utnuk meningkatkan aksesibilitas, merupakn kewajiban jika kita

ingin membangun program transportasi perdesaan. Ini termasuk program

perdesaan untuk mengentaskan kemiskinan dan adanya intervensi dari non-

transport. Isu lain yang berkembang di Nepal tapi tidak di Indonesia adalah isu

tentang kesetaraan gender dan kebutuhan bagi penyandang cacat. Disadari

bahwa sistem transportasi yang dibangun dengan cara konvensional di daerah

perdesaan sering kali gagal memenuhi kebutuhan khusus wanita, penyandang

cacat dan orang yang memiliki hambatan sosial.

2.3 Tujuan Membuat Program Transportasi Perdesaan

Undang-undang desentralisasi (UU 22/99 dan UU 25/99) merupakan

perubahan besar dalam memformulasikan tujuan pembangunan program

transportasi perdesaan. Dalam sistem desentralisasi, pemerintah daerah harus

membuat prioritas pembangunan dan merespon kebutuhan pembangunan

mereka sendiri. Yang masyarakat perdesaan butuhkan adalah inti dari proses

pembangunan. Pentingnya akses utnuk membuka isolasi adalah alasan mengaap

7

Page 8: Makalah Kel.4

transport merupakan elemen esensial di pembangunan. Jones (1981, yang

dikutip oleh Dongges, 2001, dalam Jinny, 2001) menyataklan bahwa “Isolasi

adalah halangan utama pembangunan. Isolasi menyebabkan kemiskinan, karena

pelayanan tidak mencapai yang terisolasi dan membuat mereka tidak terkontak

kegiatan peningkatan pendapatan”. Program transportasi harus menjamin akses

orang ke kebutuhan dasar juga kesempatan sosial dan ekonomi yaitu termasuk

meningkatkan keahlian dan produktivitas mereka.

2.4 Pelaksanaan Pelayanan dan Infrastruktur Transportasi Perdesaan

dalam konteks global, World Bank telah mengidentifikasi bahwa istilah

“localization” akan menjadi trend di abad 21. Lokalisasi didefinisikan sebagai

kekuatan pertumbuhan kesatuan sub-nasional sebagai kota dan propinsi sebagai

respon terhadap grass-rots oleh manusia dalam arti luas, misal dalam

pemerintahan dan lembaga. Organisasi pemberi dana lain, seperti ADB, atau

donor internsional/bilateral seperti UNDP dan DFID telah mengidentifikasi

bahwa pelayanan tingkat daerah, termasuk transportasi akan mengkontribusi

secara signifikan pembangunan (manusia) yang berkesinambungan. Prakarsa

pembangunan daerah di bidang transportasi perdesaan tidak dan seharusnya

tidak dipromosikan dengan batasan. Pemerintah melihat transportasi perdesaan

akan memerankan peran penting dalam menjamin pergerakan penumpang dan

barang dari dan ke desa. Istilah “integrasi” sangatlah esensial dalam hal ini.

Integrasi horizontal, vertical dan diagonal diperlukan dalam pendekatan holistic

dalam pemabnguan daerah. Desentralisasi seharusnya tidak membuat suatu

daerah (distrik, kota atau propinsi) terisolasi atau membuat mereka terisolasi,

tapi harus menciptakan suatu saling ketergantungan. Dari sudut pandang agen

donor internasional seperti World Bank, kerangka kerja desentralisasi

dipandang perlu selama dapat meningkatkan penyebaran infrastruktur yang

menguntungkan banyak pihak.

8

Page 9: Makalah Kel.4

Faktor penting dalam pelayanan da transportasi perdesaan adalah

pembiayaan dan pengelolaan aset. Pada saat pembiayaan daerah kadang-kadang

sulit untuk diandalkan, pemerintah daerah dapat menerapkan beberapa opsi

pembiayaan seperti hibah (transfer fiskal antar pemerintah), generasi baru road

fund, sumber pendapatan daerah dari jalan tol, pajak dan fee seperti juga dari

agen donor lain. Namun demikian, keberhasilan program transportasi perdesaan

tergantung dari kemampuan menciptakan kepemilikan. Kepemilikan dan

pemberdayaan masyarakat serta partisipasi dalam pelaksanaan dan konstruksi

dapat memungkinkan pemeliharaan dan pembuatan program yang

berkesinambungan, peran penting dalam menjamin pergerakan penumpang dan

barang dari dan ke desa. Istilah “integrasi” sangatlah esensial dalam hal ini.

Integrasi horizontal, vertical dan diagonal diperlukan dalam pendekatan holistic

dalam pembangunan daerah. Desentralisasi seharusnya tidak membuat suatu

daerah (distrik, kota atau propinsi0 terisolasi atau membuat mereka terisolasi,

tapi harus menciptakan suatu saling ketergantungan. Dari sudut pandang agen

donor internasional seperti World Bank, kerangka kerja desentralisasi

dipandang perlu selama dapat meningaktkan penyebaran infrastruktur yang

menguntungkan banyak pihak.

2.5 Inisiatif Untuk Transportasi Perdesaan

a. Pembangunan transportasi pedesaan harus terus didukung untuk

meningkatkan kemampuan daerah untuk meningkatkan kehidupan yang

berkesinambungan.

b. Masyarakat, termasuk sektor swasta dan lembaga pendidikan harus

didorong untuk berperan aktif dalam pengembangan program transportasi

pedesaan.

c. Para stakeholders harus membuat program yang komprehensif berdasarkan

rencana aksi yang menoptimalkan penggunaan sumber daya alam daerah

9

Page 10: Makalah Kel.4

dan mengintegrasikan prinsip partisipasi, penggunaan sumber daya yang

berkesinambungan, perlindungan lingkungan dan pemahaman jender.

d. Inisiatif dan best practices yang berhasil di bidang pengembangan

transportasi pedesaan harus disebarluaskan dan direplikasi seluas-luasnya.

e. Program pengembangan transportasi pedesaan harus merujuk ke capacity

building sebagai aspek penting dalam implementasi.

f. Semua stakeholders termasuk pemerintah pusat dan daerah harus membuat

ketetapan untuk alokasi keuangan bagi pengembangan transportasi

pedesaan.

g. Semua stakeholders harus mempersiapkan rencana kegiatan mereka sendiri

untuk meningaktkan transportasi pedesaan.

h. Pengembanagn transportasi pedesaan harus menyertakan pemeliharaan

sebagai bagian yang tak terpisahakn dari rencana implementasi untuk

menjamin rencana kesinambungannya.

i. Rencana kegiatan harus menyertakan proses monitoring dan mekanisme

evaluasi.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Transportasi perdesaan mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda.

2. Sasaran transportasi perdesaan adalah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat melalui transportasi yang ramah lingkungan, dapat

dijangkau dan mudah didapat.

3. Keikutsertaan masyarakat, swasta dan pemerintah (sebagai elemen

pemerintahan) selama proses pembangunan transportasi perdesaan, yaitu

perencanaan, konstruksi, monitoring, pemelihraan dan evaluasi adalah

penting untuk menjamin tercapaianya tujuan.

10

Page 11: Makalah Kel.4

4. Pembangunan desa mempunyai 4 kekuatan pengendali, yaitu: pasar,

insentif, penanaman modal, dan transportasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Fathoni. 2003. Geliat Transportasi Udara di tengah Transportasi Darat,

Clapeyron. Vol. 47.

Indrawan, Ardyanto. 2003. Mahalnya Sistem Transportasi Masa Depan, Clapeyron.

Vol. 47.

http://www.indonesia.go-id/index.php/content/view/1331/335

http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/03/opro4.htm

11

Page 12: Makalah Kel.4

http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0604/06/nas13.htm

12