makalah kel 9

31
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa sumber daya manusia. Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan 1

Upload: memorita-madsar

Post on 31-Dec-2014

79 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

iiiiii

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Kel 9

BAB I

Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan dari upaya

peningkatan kualitas pendidikan yang sekarang ini sedang menjadi sorotan dan harapan banyak

orang di Indonesia. Wujud dari proses pendidikan yang paling riil terjadi di lapangan dan

bersentuhan langsung dengan sasaran adalah berupa kegiatan belajar mengajar pada tingkat

satuan pendidikan. Kualitas kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses

pembelajaran tentu saja akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang output-nya berupa

sumber daya manusia.

Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses

pengiriman informasi dari satu pihak kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi

dikatakan efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu

dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan.

Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di

dalamnya. Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa

ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu

memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah

wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi

lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya

komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.

1

Page 2: Makalah Kel 9

I.2 Rumusan Masalah

I.2.1 Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?

I.2.2 Apa sajakah konsep-konsep dasar komunikasi?

I.2.3 Bagaimanakah komunikasi yang baik dalam pembelajaran?

I.2.4 Bagaimanakah membuat komunikasi menjadi efektif?

I.2.5 Apa sajakah hambatan dalam komunikasi?

I.3 Tujuan

I.3.1 Mengetahui pengertian komunikasi

I.3.2 Mengetahui konsep-konsep dasar dalam komunikasi

I.3.3 Mengetahui komunikasi yang baik dalam pembelajaran

I.3.4 Mengetahui cara membuat komunikasi yang efektif

I.3.5 Mengetahui hambatan dalam komunikasi

2

Page 3: Makalah Kel 9

BAB II

Pembahasan

II.1 Pengertian Komunikasi

Banyak pendapat dari berbagai pakar mengenai definisi komunikasi, namun jika diperhatikan

dengan seksama dari berbagai pendapat tersebut mempunyai maksud yang hampir sama.

Menurut Hardjana, sebagaimana dikutip oleh Endang Lestari G (2003) secara etimologis

komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu cum, sebuah kata depan yang artinya dengan, atau

bersama dengan, dan kata umus, sebuah kata bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut

membentuk kata benda communio, yang dalam bahasa Inggris disebut communion, yang

mempunyai makna kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, atau hubungan.

Karena untuk ber-communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata communion dibuat

kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar menukar,

membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang, bercakap-

cakap, bertukar pikiran, berhubungan, atau berteman. Dengan demikian, komunikasi mempunyai

makna pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu

gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah

perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa

komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan

dari seseorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus.

Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu

Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi

merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan pesan;

pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti pada pesan

dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.(Suranto :

2005)

3

Page 4: Makalah Kel 9

Tidak seluruh definisi dikemukakan di sini, akan tetapi berdasarkan definisi yang ada di atas

dapat diambil pemahaman bahwa :

a. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses penyampaian informasi. Dilihat dari

sudut pandang ini, kesuksesan komunikasi tergantung kepada desain pesan atau informasi dan

cara penyampaiannya. Menurut konsep ini pengirim dan penerima pesan tidak menjadi

komponen yang menentukan.

b. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain. Pengirim

pesan atau komunikator memiliki peran yang paling menentukan dalam keberhasilan

komumikasi, sedangkan komunikan atau penerima pesan hanya sebagai objek yang pasif.

c. Komunikasi diartikan sebagai proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang

disampaikan. Pemahaman ini menempatkan tiga komponen yaitu pengirim, pesan, dan penerima

pesan pada posisi yang seimbang. Proses ini menuntut adanya proses encoding oleh pengirim

dan decoding oleh penerima, sehingga informasi dapat bermakna.

II.2 Konsep Dasar Komunikasi

Dalam kegiatan proses pembelajaran, komunikasi guru dengan peserta didik dalam

rangka menyampaikan informasi akan efektif jika guru menguasai konsep-konsep dasar

komunikasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi yaitu :

1. Komunikasi dipandang sebagai proses menyampaikan informasi

Disini pengertian komunikasi dititik beratkan pada materi / pesannya. Pengirim dan

penerima pesan bukanlah komponen yang menentukan keberhasilan komunikasi.

2. Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

Disini faktor pengirim pesan menjadi komponen utama, sedangkan penerima pesan

dianggap sebagai objek yang pasif.

3. Komunikasi sebagai proses penciptaan arti atau makna.

Dengan konsep ini, pesan dapat diciptakan melalui orang, radio, televisi, buku dan

sebagainya. Makna dari pesan tersebut dapat diciptakan oleh masing-masing individu.

4

Page 5: Makalah Kel 9

Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi

memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan

interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.

Proses komunikasi pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk membentuk area of

experience anatara komunikan dan komunikator. Jadi dalam proses komuniksai harus terbentuk

suatu pengalaman yang sama (sesuai). Komunikator berusaha memformulasikan pesannya,

dalam hal ini disebut encode, yang berarti komunikator berusaha menggambarkan pesannya

dengan suatu lambang atau kode tertentu kemudian komunikan menginterpretasikan

(menafsirkan) lambing atau kode tersebut ke dalam pengertiannya sendiri, berarti komunikan

mengkode pesan yang diterimanya, yang dalam istilah komunikasi disebut decode. Proses

komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut :

Komunikasi akan berhasil bila pesan yang disampaikan oleh komunikator sesuai dengan

pengalaman (area of experience) dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Komunikasi

dikatakan efektif bila pesan yang dikirimkan oleh komunikator (source / sumber pesan) identik

dengan respon yang diberikan oleh komunikan (receiver / penerima pesan). Komunikasi efektif

ditentukan oleh kejelasan unsur-unsur komunikasi yaitu : komunikator, pesan, channel /

saluran /media, komunikan, dan effect atau akibat dari komunikasi itu. Konteks komunikasi :

komunikasi intrapersonal, interpersonal, kelompok kecil (mis: keluarga), organisasi dan publik,

massa. Komunikasi dalam konteks tersebut akan efektif bila mengikuti hukum komunikasi.

Hukum efektif disingkat REACH, yaitu :

5

Komunikator Pesan Komunikan

MenafsirkanMemformulasikan

Page 6: Makalah Kel 9

Respect; sikap hormat dan menghargai lawan bicara, karenapada prinsipnya

manusia ingin dihargai dan dianggap penting.

Empathy; kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi / kondisi yang

dihadapi oleh orang lain. Hal ini perlu karena: (1) rasa empati akan membuat

seseorang mampu menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan

memudahkan penerima pesan menerimanya, (2) perlakuan baik terhadap orang

lain, seperti juga Anda ingin diperlakukan demikian.

Audible; dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Caranya: (1) buat pesan

mudah dimengerti, (2) fokuskan pada informasi yang penting, (3) gunakan

ilustrasi untuk memperjelas isi pesan, (4) beri perhatian pada fasilitas yang ada di

lingkungan sekitar, (5) antisipasi pada kemungkinan masalah yang akan timbul,

(6) selalu menyiapkan pesan cadangan.

Clarity; kejelasan dari pesan yang disampaikan, agar tidak menimbulkan

multiinterpretasi / penafsiran yang berlainan. Kejelasan ini juga tergantung pada

kualitas bahasa dan suara. Agar pesan jelas, caranya: (1) tunjukkan tujuan yang

jelas, (2) luangkan waktu untukmebgorganisasi ide, (3) penuhi tuntutan format

bahasa yang dipakai, (4) buat pesan yang jelas, tepat dan meyakinkan, (5) pesan

yang disampaikan harus fleksibel.

Humble; sikap rendah hati. Kerendahan hati juga dapat berarti tidak sombong dan

menganggap diri penting ketika berbicara, karena dengan kerendahan hati akan

dapat menangkap perhatian dan respon yang positif dari penerima pesan.

Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua

model proses komunikasi, yaitu :

a. Model linier

Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana

proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan

model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk

menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in

wich channel, to whom, dan with what effect.

6

Page 7: Makalah Kel 9

b. Model sirkuler

Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses

komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu

komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak

penerima pesan.

II.3 Komunikasi dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi. Pembelajaran terwujud

dalam bentuk interaksi timbal balik secara dinamis antara guru dengan siswa dan atau siswa

dengan kondisi belajarnya. Guru pada saat tertentu berposisi sebagai perangsang atau stimulasi

yang memancing siswa untuk bereaksi sebagai wujud aktivitasnya yang disebut belajar. Pada

saat yang lain guru bereaksi atas aksi-aksi yang diperbuat siswa. Interaksi diantara kedua belah

pihak berjalan secara dinamis bertolak dari kondisi awal melalui titik-titik sepanjang garis

kontinum hingga akhir kegiatan pembelajaran.

Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan

kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk

berkomunikasi baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (media). Setelah itu guru

harus menyesuaikan topic/tema yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus menentukan

tujuan komunikasi/maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai

dengan yang diinginkan.

Interaksi dinamis guru-siswa dalam pembelajaran dapat terwujud dalam berbagai bentuk

hubungan. Interaksi guru-siswa dapat mengambil bentuk hubungan langsung, yakni interaksi

secara tatap muka. Dalam bentuknya yang lain hubungan guru-siswa bersifat tidak langsung,

yakni melalui perantaraan media pembelajaran seperti paket belajar, modul pembelajaran,

penyelesaian tugas-tugas terstruktur, dan sejenisnya. Di samping itu interaksi guru-siswa

terealisasi pula melalui hubungan yang bersifat campuran. Meskipun guru telah memanfaatkan

media pembelajaran, tetapi guru tetap hadir dalam pembelajaran.

7

Page 8: Makalah Kel 9

Pola arus interaksi guru-siswa di kelas memiliki berbagai kemungkinan arus komunikasi.

Sedikitnya menurut Heinich ada empat pola arus komunikasi:

(1) komunikasi guru-siswa searah

(2) komunikasi dua arah — arus bolak-balik–

(3) komunikasi dua arah antara guru-siswa dan siswa-siswa

(4) komunikasi optimal total arah. Arus komunikasi dalam pembelajaran ada pula yang

membedakan kedalam dua jenis, yakni one way traffic comunication dan two way traffic

comunication.

II.4 Membangun Komunikasi Efektif

Agar komunikasi efektif, hal-hal berikut perlu mendapat perhatian:

- Kontak mata

- Ekspresi wajah

- Postur tubuh

- Selera berbusana

- Suara

- Sentuhan

- Bahasa verbal dan non verbal

- Konsep waktu dan tempat

- Memperbaiki persepsi

- Konsep diri dan lain-lain.

Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara

komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan

kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam

membangun komunikasi yang efektif, yaitu :

8

Page 9: Makalah Kel 9

a. Kejelasan

Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas

informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.

b. Ketepatan

Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi

yang disampaikan.

c. Konteks

Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang

disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.

d. Alur

Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas,

sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap

e. Budaya

Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama

dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak

berkomunikasi, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak

menimbulkan kesalahan persepsi. (Endang Lestari G : 2003)

Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti

bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu

pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat

berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :

a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan

b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti

9

Page 10: Makalah Kel 9

c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan

d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan

e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.

Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran terkait dengan

komunikasi adalah:

1. Pengirim pesan / komunikator merupakan sumber dari suatu pesan. Dalam

pembelajaran, guru berfungsi sebagai pengolah / penghasil pesan sekaligus sebagai

pengirim pesan / komunikator. Agar guru dapat menyampaikan pesan dengan efektif,

ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu : (1) kepercayan; guru harus dapat

menunjukkan keahliannya di depan peserta didik, karena kepercayaan ini akan

menimbulkan motivasi yang besar dan akan meningkatkan kemampuan serta sikap

peserta didik, dan (2) ketrampilan; kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan

berbagai strategi pembelajaran yang menarik, akan menimbulkan kegairahan dalam

belajar.

2. Pesan dapat berbentuk ide / gagasan, konsep, fakta, prinsip, prosedur. Agar pesan

yang disampaikan oleh guru dapat mudah dipahami,maka seharusnya : (1) memiliki

daya tarik, (2) sesuai dengan kebutuhan peserta didik, (3) dalam lingkup area of

experience yang sama dengan peserta didik, (4) peserta didik ikut berperan aktif

dalam proses pembelajaran.

3. Konteks diartikan sebagai situasi atau lingkungan yang apabila kondusif akan

memungkinkan keberhasilan pembelajaran.

4. Sistem penyampaian berkaitan dengan penggunaan metode dan media pembelajaran.

Sebaiknya tidak hanya menggunakan satu metode saja melainkan dikombinasi

dengan metode lain agar dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing metode.

Berbagai jenis media yang ada saat ini juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakan

penyampaian yang dianggap tepat bagi peserta didik.

5. Komunikan adalah peserta didik sebagai penerima pesan. Pada saat ini paradigma

pembelajaran yang berlaku adalah student centered yaitu peserta didik sebagai subyek

10

Page 11: Makalah Kel 9

yang aktif membangun informasi atau makna sendiri. Maka dari itu kesadaran akan

perlunya belajar yang self regulated sangat mempengaruhi pembelajaran.

6. Komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran menuntut guru mempunyai

ketrampilan berikut:

- Kemampuan mengungkap perasaan peserta didik dengan memperhatikan dan

mendengarkan secara aktif segala sesuatu yang disampaikan peserta didik.

- Kemampuan menjelaskan perasaan peserta didik yang salah satunya dapat

dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan inventori agar dapat

memahaminya.

- Kemampuan mendorong peserta didik agar dapat memilih perilaku alternative

memalui perkiraan konsekuensi atas tindakan yang diambil peserta didik.

7. Komunikasi pendidik dengan peserta didik dilakukan dalam iklim yang kondusif dan

ekspektasi yang jelas. Ekspektasi ini meliputi: (1) tujuan yang disampaikan secara

jelas pada awal pembelajaran, (2) rasa aman yang perlu dimiliki peserta didik dalam

proses komunikasi, (3) keteraturan dalam proses pembelajaran dengan adanya aturan

tertentu yang ditaati bersama, (4) berlaku adil pada semua peserta didik, (5) penuh

perhatian antar kedua belah pihak, dan (6) respek satu sama lain.

Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam

hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik

yang positif oleh mahasiswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan

keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Komunikasi antar

pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu.

Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua belah pihak terdapat

hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak

yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.

Dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan,

agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan

komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan

tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya

komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan

11

Page 12: Makalah Kel 9

pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam

melakukan komunikasi ini.

Sokolove dan Sadker seperti dikutip IGAK Wardani dalam bukunya membagi keterampilan

antar pribadi dalam pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Kemampuan untuk Mengungkapkan Perasaan Mahasiswa.

Kemampuan ini berkaitan dengan penciptaan iklim yang positif dalam proses belajar mengajar,

yang memungkinkan peserta didik mau mengungkapkan perasaan atau masalah yang

dihadapinya tanpa merasa dipaksa atau dipojokkan. Iklim semacam ini dapat ditumbuhkan oleh

dosen dengan dua cara, yaitu menunjukkan sikap memperhatikan dan mendengarkan dengan

aktif. Untuk menumbuhkan iklim semacam ini, pendidik harus bersikap: 1) memberi dorongan

positif; 2) bertanya yang tidak memojokkan; dan 3) fleksibel.

b. Kemampuan Menjelaskan Perasaan yang Diungkapkan Mahasiswa.

Apabila mahasiswa telah bebas mengungkapkan problem yang dihadapinya, selanjutnya tugas

dosen adalah membantu mengklarifikasi ungkapan perasaan mereka tersebut. Untuk kepentingan

ini, dosen perlu menguasai dua jenis keterampilan, yaitu merefleksikan dan mengajukan

pertanyaan inventori. Pertanyaan inventori adalah pertanyaan yang menyebabkan orang melacak

pikiran, perasaan, dan perbuatannya sendiri, serta menilai kefektifan dari perbuatan tersebut.

Pertanyaan inventori dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu pertanyaan yang menuntut

mahasiswa untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya, pertanyaan yang menggiring

mahasiswa untuk mengidentifikasi pola-pola perasaan, pikiran, dan perbuatannya, dan

pertanyaan yang menggiring mahasiswa untuk mengidentifikasi konsekuensi/akibat dari

perasaan, pikiran, dan perbuatannya.

Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pengajar perlu

mengingat hal-hal berikut :

1) Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.

2) Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.

12

Page 13: Makalah Kel 9

3) Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperlihatkan

pembicara.

4) Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.

5) Beri tanggapan dengan cara memparaphrase kata-kata yang diucapkan, menggambarkan

perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.

6) Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.

7) Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.

c. Mendorong Mahasiswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.

Untuk keperluan ini, dosen harus memiliki kemampuan :

1) Mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai.

2) Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati mahasiswa dengan perilaku

tersebut.

3) Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.

4) Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.

5) Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi mahasiswa.

Wiranto Arismunandar dalam pidato Apresiasi Guru Besar ITB (2003) mengatakan

bahwa, tantangan bagi dosen adalah bagaimana dapat menjelaskan materi kuliah dengan baik,

memberikan yang esensial dengan cara yang menarik, percaya diri, dan membangkitkan motivasi

para mahasiswanya. Komunikasi dan interaksi di dalam kelas dan di luar kelas sangat

menentukan efektivitas dan mutu pendidikan. Dosen yang menjelaskan, mahasiswa yang

bertanya; berbicara dan mendengarkan yang terjadi silih berganti, semuanya itu merupakan

bagian dari pendidikan yang penting serta berlaku dalam kehidupan yang sejahtera. Bertanya pun

harus jelas serta menggunakan bahasa yang baik dan benar, supaya diperoleh jawaban yang baik

13

Page 14: Makalah Kel 9

dan benar pula. Mereka yang pandai mendengarkan sangatlah beruntung karena dapat belajar

dan mendapatkan informasi lebih banyak. Mahasiswa hendaknya didorong untuk bertanya

tentang sesuatu yang belum jelas atau masih memerlukan penjelasan lebih lanjut. Dengan

demikian dosen dipacu untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan mahasiswa memahami

semua materi yang dibahas. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa mutu pendidikan sangat

tergantung dari partisipasi dan kontribusi dari semua yang terlibat. Hal tersebut sangat menarik

karena baik dosen maupun mahasiswa senang dan merasa perlu datang kuliah. Secara tidak

langsung dosen akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi serta dapat membaca pikiran

atau gagasan mahasiswa (the unborn ideas) serta membantu mahasiswa mengungkapkan pikiran

dan gagasannya tersebut.

Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap

keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi

dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai

dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi

yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran

tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur

pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang

baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan

mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan

komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.

II.5 Hambatan Komunikasi

Ada beberapa hambatan yang perlu diperhatikan dalam komunikasi, yaitu:

- Hambatan sosiologis, seperti: perbedaan status sosial, agama, tingkat pendidikan,

ekonomi, usia dan lain-lain.

- Hambatan antropologis, seperti: ras, suku, budaya, bahasa, norma, gaya hidup,

kebiasaan dan sebagainya.

14

Page 15: Makalah Kel 9

- Hambatan psikologis, seperti: kondisi sedih, bahagia, bingung, kecewa, perasaan

iri, menaruh prasangka dan sebagainya.

- Hambatan semantis (pada komunikator), seperti: salah ucap atau salah tulis,

penginterpretasian, encoding pesan oleh komunikator, miskonsepsi dan

misunderstanding.

- Hambatan mekanis, terletak pada saluran / media komunikasi, seperti: gangguan

jaringan telepon, tulisan yang tidak terbaca, ketidakcocokan media, panjang rantai

/ saluran komunikasi dan lain-lain.

- Hambatan ekologis, hambatan karena kondisi lingkungan,seperti: bising lalulintas

kendaraan, keramaian, gemuruh suara mesin, suara hujan dan lain-lain.

Menurut Husaini Usman (2008:396) terdapat 18 hambatan komunikasi yang meliputi :

1. Komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami. Pastikanlah guru menggunakan

bahasa pengantar yang bisa dipahami oleh peserta didik. Hindari menggunakan istilah yang tidak

diketahui peserta didik. Jika ingin menggunakan istilah, jelaskanlah padanannya dengan bahasa

yang mudah dipahami. Kadangkala guru akan mudah menjelaskan materi jika dibantu dengan

bahasa ibu peserta didik. Untuk mengecek apakah kendala ini tidak ada pada Anda, bisa

digunakan pengajuan pertanyaan “Apakah penjelasan saya mudah dipahami?” �

2. Perbedaan persepsi akibat latar belakang yang berbeda. Setiap guru dan peserta didik memiliki

latar belakang yang berbeda. Itu adalah wajar dan real. Yang perlu dilakukan adalah kesepakatan

antara guru dengan peserta didik bahwa inilah tujuan pembelajaran yang ingin kita raih. Oleh

karena itu, sampaikanlah tujuan pembelajaran tersebut kepada peserta didik.

3. Terjemahan yang salah. Ada kalanya dalam pembelajaran terdapat istilah asing yang belum

diketahui oleh guru. Guru jangan merasa malu jika memang belum tahu. Ambillah kamus bahasa

Indonesia atau kamus istilah umum atau istilah dalam bidang studi tertentu sebagai sahabat

dalam menerjemahkan kata atau istilah yang tidak diketahui.

4. Kegaduhan (Noises). Dapat saja ini menjadi faktor penentu materi ajar tidak dipahami. Guru

terus menyampaikan materi sementara kegaduhan pun dibiarkan. Buatlah aturan yang disepakati

agar kegaduhan tidak berlangsung tanpa kendali. Tidak apa-apa ada kegaduhan. Namun, jangan

15

Page 16: Makalah Kel 9

dibiarkan terlalu lama. Gaduh untuk jangka waktu 1 menit. Setelah itu, fokus lagi dalam

pembelajaran.

5. Gangguan fisik (gagap, tuli, buta). Allah SWT menakdirkan bahwa ada hamba-hamba-Nya

yang tidak sempurna fisik. Ada yang gagap, tunawicara, tunanetra, dan sebagainya. Terimalah

mereka apa adanya. Mereka pasti memiliki potensi unggul lain yang perlu digali. Guru harus siap

menerima kenyataan tersebut seraya mencari cara agar tidak terjadi hambatan komunikasi

misalnya dengan cara belajar menggunakan bahasa yang mereka dapat pahami.

6. Semantik yaitu pesan bermakna ganda. Dalam penyampaina informasi ada kemungkinan

pesan yang dikirim bermakna ganda, lebih dari 1 arti. Inilah salah satu penyebab

miscommunication. Contohnya “Untuk memahami materi pelajaran tadi, kerjakanlah 10 soal

pada buku yang kamu pegang”. Informasi perintah ini tidak jelas. Buku yang mana yang

dimaksud? Halaman berapa? Hindari penggunaan kalimat bermakna ganda.

7. Belum berbudaya baca, tulis, dan budaya diam. Penyampaian materi pembelajaran guru agar

maksimal perlu ditunjang dengan pelaksanaan budaya yang baik di dalam kelas. Tumbuhkan

kebiasaan bahwa ketika guru menjelaskan, peserta didik memperhatikan. Ketika guru meminta

mereka menjawab, mereka memberikan respons jawaban. Ketika seorang peserta didik sedang

menjawab, peserta didik lain diminta menyimak. Jangan sampai sebaliknya, ketika guru sedang

menjelaskan, para peserta didik justru saling berbicara dan ketika mereka disuruh bertanya, tidak

satu pun bertanya. Bahkan guru dapat menumbuhkan budaya saling koreksi jawaban antarpeserta

didik dapat dilakukan di bawah bimbingan guru.

8. Kecurigaan. Agama kita melarang suudzhon atau berburuk sangka pada sesama.

Kembangkanlah sikap berbaik sangka apakali semua peserta didik kita adalah muslim dan

muslimat. Guru hendaklah berpikir baik atau positif bahwa materi ini bisa dipahami peserta

didik. Guru curiga pada anak akan membawa suasana pembelajaran tidak kondusif.

9. Teknik bertanya yang buruk. Ternyata guru yang tidak memiliki kemampuan bertanya, tidak

akan sanggup menggali pemahaman peserta didik, tidak sanggup mengetahui apa yang dirasakan

anak-anak. Oleh karena itu, kembangkan selalu teknik bertanya kepada peserta didik. Tipe

pertanyaan “Sudah mengerti anak-anak?” adalah teknik bertanya yang buruk karena tidak

16

Page 17: Makalah Kel 9

mengukur sejauhmana pemahaman peserta didik. Ingatlah ahwa setiap peserta didik memiliki

modalitas belajar yang berbeda-beda.

10. Teknik menjawab yang buruk. Bisa jadi kesulitan anak-anak memahami materi yang

disampaikan karena sang guru tidak mampu menjawab dengan baik. Pertanyaan bukannya

dijawab, melainkan dibiarkan. Pertanyaan justru dijawab tidak tepat. Salah satu teknik menjawab

yang buruk adalah guru tidak memberikan kesempatan peserta didik menyelesaikan pertanyaan

lalu langsung di jawab oleh guru.

11. Tidak jujur. Karakter dasar guru mestilah ditampilkan selama pembelajaran berlangsung dan

juga di luar pembelajaran. Guru harus jujur, tidak berbohong. Jujurlah jika memang tidak tahu..

Ilmu itu sangat banyak. Sarana memperoleh ilmu pun sangat beragam. Guru adalah salah satu

wasilah saja. Oleh karena itu, janganlah menjadi guru kebetulan. Kebetulan guru, maka saya

mengajar.

12. Tertutup. Jika ada guru yang memiliki sikap tertutup atau introvert dalam proses

pembelajaran, sebaiknya jangan menjadi guru. Cari profesi lain sebab mana mungkin guru

bersikap tertutup selama proses pembelajaran. Padahal dalam proses itu diperlukan kerjasama,

keterbukaan, kehangatan, dan keterlibatan.

13. Destruktif. Jelas sikap ini akan menjadi penghambat aliran komunikasi. Cegahlah sedini

mungkin oleh guru. Jika sikap destruktif itu muncul dari siswa, lakukan segera penanganannya

secara bijak atau sesuai prosedur yang berlaku di sekolah.

14. Kurang dewasa. Guru memang perlu menyadari sikapnya dalam proses pembelajaran.

Bedakan ketika guru mengajar di tingkat TK, SD, SMP, atau SMA. Contoh keliru adalah ketika

Guru mengajar di tingkat SMA kelas 12, guru menggunakan bahasa seperti ini “Baik, anak-

anakku! Sudah selesai tugasnya?” Tentu panggilan “anak-anakku” tidaklah tepat karena

menganggap peserta didik SMA kelas 12 adalah anak-anak.

15. Kurang respek. Kurang menghormati. Belajarlah dengan kondisi realitas yang ada. Bahwa

peserta didik adalah manusia yang perlu diakui potensinya, perlu diapresiasi kemampuannya

sekecil apa pun, perlu diselamatkan dari upaya penghakiman di hadapan rekan-rekannya. Dapat

17

Page 18: Makalah Kel 9

saja terjadi, peserta didik tidak mampu memahami pembelajaran bukan karena tidak mampu,

tetapi ada hambatan psikologi bahwa guru telah melukai perasaannya.

16. Kurang menguasai materi. Ini faktor yang sangat jelas. Begitu guru tidak menguasai materi,

itulah hambatan komunikasi guru. Kompetensi profesional salah satu maknanya adalah guru

menguasai materi secara mendalam bahkan ditambahkan lagi, meluas.

17. Kurang persiapan. Salah satu kewajiban guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.

Bagaimana mungkin pembelajaran dapat optimal jika guru tidak menyiapkan perencanaan

dengan baik. Oleh karena itu, pastikan bahwa guru telah merencanakan pembelajaran.

18. Kebiasaan menjadi pembicara dan pendengar yang buruk. Semua ada ilmunya. Menjadi guru

profesional, ada ilmunya. Menjadi guru yang sukses dunia akhirat, ada ilmunya. Menjadi

pembicara dan pendengar yang baik pun, ada ilmunya. Oleh sebab itu, jadilah guru yang selalu

belajar. Termasuk belajar menjadi pembicara yang baik dan pendengar yang baik.

Teknologi Telekomunikasi dan Informasi (TTI)

Pada era teknologi informasi sekarang ini kemungkinan untuk melakukan komunikasi

jarak jauh lebih terbuka. Dengan terbatasnya jangkauan pendidikan tatap muka konvensional

secara formal, dapat diramalkan arah kecenderungan pendidikan di masa mendatang adalah

sebagai berikut (Yusufhadi,2004): (a) pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh akan

menjamah pendidikan yang berada di luar jangkauan tatap muka konvensional yang bersifat

klasikal, (b) lembaga-lembaga pendidikan dan latihan yang mempunyai satu kemungkinan untuk

memnafaatkan sumber-sumber secara bersama akan berkolaborasi dalam suatu jaringan

pendidikan jarak jauh, pendidikan profesi dan politeknik secara bertahap akan memanfaatkan

ajringan e-mail dan e-library untuk akses data dan informasi yang bersangkutan, (c) daerah-

daerah pelosok jauh dan terpencil secara bertahap melalui kantong-kantong eksperimentasi akan

diperkenalkan dengan penggunaan teknologi yang tepat guna dalam semangat kebersamaan

antara pemerintah, orang tua dan masyarakatsehingga pendidikan tidak hanya dapat diakses

18

Page 19: Makalah Kel 9

tetapi juga terjangkau, (d) penggunaan CD-ROM multimedia dalam pendidikan secara bertahap

dan dapat menggantikan TV dan video karena sifatnya yang luwes,interaktif dan tahan rusak.

Adanya pelatihan-pelatihan dan rasa keingintahuan guru untuk menguasai komputer membantu

siswa mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. Sehingga proses pembelajaran yang

ada tidak lagi monoton, seperti penggunaan Power Point dalam pelajaran sejarah; adanya CD

pembelajaran dalam pembelajaran Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, dsb; adanya

penggunaan audio dalam proses pembelajaran Listening pada pelajaran Bahasa Inggris dengan

disediakannya Lab Bahasa pada beberapa sekolah; penggunaan Website (baik yang berbayar

maupun tidak, misalnya Blog, dsb) pada beberapa sekolah yang mengerti manfaat website

tersebut bagi siswa dan sekolah; juga dengan adanya pendidikan jarak jauh tentunya dengan

didirikannya Universitas Terbuka dan SMP Terbuka. E-Learning saat ini menjadi satu kebutuhan

penting dalam proses pembelajaran agar mampu meratakan pendidikan di Indonesia. Tinggal

bagaimana pemerintah mengalokasikan dana pendidikan secara tepat dan merata agar

terpenuhinya pemerataan pendidikan dan mengurangi kesenjangan pendidikan yang ada di kota

besar dan daerah terpencil.

19

Page 20: Makalah Kel 9

BAB III

Penutup

III.1 Kesimpulan

III.1.1 Komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau gagasan maupun ide dari

komunikan kepada komunikator melalui suatu relasi tertentu.

III.1.2 Konsep dasar komunikasi yaitu :

Komunikasi dipandang sebagai proses menyampaikan informasi

o Disini pengertian komunikasi dititik beratkan pada materi / pesannya. Pengirim

dan penerima pesan bukanlah komponen yang menentukan keberhasilan

komunikasi.

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain.

o Disini faktor pengirim pesan menjadi komponen utama, sedangkan penerima

pesan dianggap sebagai objek yang pasif.

Komunikasi sebagai proses penciptaan arti atau makna.

o Dengan konsep ini, pesan dapat diciptakan melalui orang, radio, televisi, buku

dan sebagainya. Makna dari pesan tersebut dapat diciptakan oleh masing-masing

individu.

III.1.3 Komunikasi yang baik dalam pembelajaran adalah komunikasi antara guru sebagai

komunikator dan siswa sebagai komunikan yang terwujud dalam interaksi dua arah yang

kemudian menghasilkan output pembelajaran yang memuaskan atau sesuai dengan

tujuan yang hendak dicapai.

III.1.4 Komunikasi dalam pembelajaran dikatakan efektif apabila peserta didik faham atas apa

yang disampaikan pendidik dan dapat memberikan respon positif atas info yang

diterima. Selain itu dalam komunkasi yang efektif diperlukan kemampuan membangun

komunikasi pribadi dari seorang guru terhadap muridnya dan memperhatikan beberapa

faktor, seperti kejelasan, ketepatan, konteks, alur dan budaya.

20

Page 21: Makalah Kel 9

III.1.5 Dalam berkomunikasi seringkali dijumpai beberapa hambatan yang antara lain meliputi

hambatan sosiologis, antropologis, psikologis, semantis, mekanis dan ekologis.

III.1.6 Penguasaan teknologi oleh pendidik menjadi penting karena teknologi menjadi bagian

perkembangan komunikasi dalam pembelajaran guna mempermudah guru dalam

penyampaian informasi dan mempermudah siswa menerima informasi terkait.

III.2 Saran

Kepada para calon pendidik, kita tidak hanya mampu menguasai materi yang akan

disampaikan melainkan juga mampu menyampaikan konten pembelajaran. Untuk itu,

komunikasi baik verbal maupun non verbal harus menjadi kompetensi dasar yang dimiliki

seorang pendidik agar mampu mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan

baik guna mencapai tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

21