makalah bank indonesia
TRANSCRIPT
PERAN DAN FUNGSI BANK INDONESIA BAGI PEREKONOMIAN NASIONAL
(Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pengajuan Beasiswa Bank Indonesa)
Oleh :
Rizky Al Fauzi NIM 1005217
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang membantu pemerintah dalam
pertumbuhan perekonomian nasional sangat dianggap signifikan bagi kalangan masyarakat
luas. Dalam hal tersebut Bank Indonesia mempunyai tujuan, fungsi dan tugas masing-masing
dalam memelihara kestabilan nilai rupiah. Bank Indonesia yang di kenal sebagai Bank
Sentral yang selama ini merupakan bagian dari struktur organisasi pemerintah yang
independen secara konsekuen salah satu sebagai terobosan dalam upaya pemulihan ekonomi
di Indonesia. Oleh karena itu, penting memiliki sebuah bang sentral yang independen dalam
pengolahan uang Negara, didalam system perekonmian, termasuk sitem prekonomian
Indonesia.
Bank Indonesia (BI), Sebagai bank sentral, tentu saja masuk ke dalam bagian
terpenting dari organ akan yang secara politik dan ekonomi semakin menguat itu. Pentingnya
posisi bank sentral tersebut sangat erat kaitannya dengan inplikasi politik dari kehancuran
system moneter yang dialami di masa pemerintahan sebelumnya. Untuk mengatasi tingginya
tingkat inflasi akibat kebijakan ekpansif penawaran uang memerlukan tindakan-tindakan
ketat untuk mendisipinkan sector moneter. Sejak kehadiran UU No.13 Tahu 1968 yang telah
mengeluarkan berbagai momentum yang bercabang ganda, disatu pihak eksistensi
kelembagaan bank Indonesia sebagai penjaga stabilitas keuangan dan bebagai fungsi bank
sentral modern lainnya telah dikembalikan. Dua alasan mengapa bank sentral harus bebas
dari intervensi dari manapun
Pertama, terdapat kecendrungan peerintah dan kalangan politisi untuk mendorong
tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam waktu singkat tanpa memperhitungkan
secara matang kapasitas ekonomi yang ada sehingga dapat menimbulkan Overheatin. Kedua,
terdapatnya kecendrungan pemerintah untuk mngutamakan dana bank sentral guna
memenuhi biaya deficit anggran bila tidak ada aturan yang nelarangnya. Dengan terjadinya
permaslahan tersebut, maka penulis ingin mengutarakan peran Bank Indonesia bag
pertumbuhan ekonomi Nasional.
TUJUAN
UU.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara tegas memberikan landasan
mencapai target yang ditetapkan, yaitu mememlihara kestabilan nilai rupiah juga
menggunakan berbagai instrument kebijakan. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud ialah
kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang diukur berdasar kan atau cerminan pada
perkembangan laju inflasi, serta terhadap perkembangan mata uang asing yang diukur
berdasarkan pada perkwembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang Negara lain.
Diketahuan bahwa dibeberapa Negara lain, pengendalian inflasi sebagai sasaran akhir
oleh Bank Indonesia dengan beberapa pertimbangan pertama, bukti empiris bahwa dalam
jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat memengaruhi tingkat inflasi dan tidak
dan.dapat memperngaruhi vinansial riil seperti pertumbuhan ekonomi atau tingkat
pengangguran.kedua, pencapaian inflasi yang rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karean perekonomian tidak dipacu untuk tumbuh
melebihi kapasitasnya. Ketiga, dengan ditetapkannya inflasi sebagai sassaran tuggal, sasaran
tersebut akan menjadi acuan ddalam perumusan kebijakan moneter. Dengan demikian,
tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia lebih transparan dan mudah diukur.
Penerapan tujuan tunggal tersebut menjadikan Bank Indonesia sebagai Tanggung
Jawab yang besar terhadap permintaaan dan penawaran Agregat. Maka menjadi tujuan focus
utama yaitu mengarahkan kebijakan ekonomi masyarakat, baik internal maupun eksternal.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. FUNGSI BANK INDONESIA
Fungsi pokok utama bank ada tiga yaitu (1) menghimpun dana dari masyarakat, (2)
menanamkan dana yang dikelola kedalam berbagai aset produktif, misalnya dalam bentuk
kredit, dan (3) memberikan jasa layanan lalu-lintas pembayaran dan jasa layanan perbankan
lainnya. Dengan fungsi itu, bank berperan sebagai lembaga intermediasi yang
mempertemukan dua pihak yang berbeda kepentinganya. Baik dalam penghimpunan dan
penanaman dana, maupun dalam pelayanan transaksi keuangan dan lalu-lintas pembayaran
2. TUGAS BANK INDONESIA
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan , maka tugas Bank Indonesia
meliputi tiga hal
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Dalam hal ini, Bank Indonesia di beri kewenangan untuk melakukan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi serta
melakukan pengendalian jumlH Ung beredar dengan menggunakan berbagia intrumen
kebijakan moneter.
b. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
Dengan menerapkan system pembayaran yang lancar dan aman merupakan salah satu
prsayarat dalam keberhaasilan pencapaian tujuan kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal
tersebut Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran melalui
system kewenangan dalam 1. Menetapkan penggunaaan alat pembayaran.2 mengaturan
penyelenggaraan jasa system pembayaran.
c. Tugas Mengatur dan Mengawasi Bank
Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas yang penting khususnya
dalam rangka menciptakan system perbankan yang pada akhirnya ddapat mendorong
efektivitas kebijkan moneter. Perbankan selain menjalankan fungsi intermediasi, juga
berfungsi sebagai media tranmisi kebijakan moneter serta pelayan jasa system pembayaran.
3. PERAN BANK INDONESIA DALAM STABILITAS KEUANGAN
Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank
Indonesia tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan
(perbankan dan sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas
moneter tanpa diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas
keuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki
dampak yang signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas
keuangan merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan
merupakan salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan
sistem keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal.
Sebaliknya, ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem
keuangan akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang
mengapa stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank
Indonesia.
Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas
sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan
instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk
mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat
gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi.
Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat
mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan
stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation
targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga
keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti
itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara
lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab
itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu
perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan
kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui
kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law
enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang
menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu,
upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan
stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk
menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah
menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu
peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup
serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat
menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan
yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk
mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain
dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama
sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan
kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia
memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem
pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat
mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui
pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor
keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas
sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan
indikator macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan
pemantauan tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan
melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan
peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna
menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup
penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada
bank yang menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang
bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang
mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk
membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus
menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan
persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.
4. HUBUNGAN BANK INDONESIA
Bank Indonesia menjalin hubunga kerja sama dengan lembaga –lembaga
lnternasional, hal ini di perlukan untuk menunjanng kelancaran Bank Indonesia maupun
pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter maupun perbankan.
Keanggotaan Bank Indonesia di beberapa lembaga Dn forum internasional atas nama
Bnak Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) The South East Central Banks Research and Training Center (SEACEN Centre)
(1982,12 bank sentral) SEACEN Centre merupakan pusat penelitian dan pelatihan
bagi pegawai bank sentral yang menjadi anggota bagi kawasan asia tenggra di bidang
keuangan, moneter, perbankan, kebansentralan, dan ekonomi pembangunan.
2) The South East Asian, New Zeland and Australia Forum of Banking supervisor
(SEANZA) (1957,20 bank sentral) SEANZA di bentuk untuk membantu mengatasi
masalah keterbatasan SDM yang professional dan berpengalaman, khususnya pada
tigkat menajerial menegah ke atas, yang dihadapi bank sentral negar-negara di
kawasan asia pasif
3) The Executive Meeting of East Asian and Pasifik central bank (EMEAP) EMEAP
merupakan kerja sama bank sentral dan otoritas moneter di kawasan asia dan pasifik
yang berujuan untuk mempererat hubungan kerja sama sesame anggotanya. Kerja
sama ini dilakukan dalam bentuk government meeting.
4) ASEAN Central bank forum ACBF dibentuk dengan tujuan mengevaluasi
perekonomian dan resiko keuangan yang mungkin timbul dengan menekankan pada
polcy option dan inplikasinya. Serta mendorong dilakukannya langkah awal untuk
memeinimkan resiko tersebut dengan bantuan dari beberapa lembaga multilateral baik
di tingkat regional maupun interbasional
5) Bank for internasional settlement (BIS)
Bis Merupakan kera sama keuangan dan moneter internasional sebagai lembaga yang
memainkan peran penting dalam menyediakan jasa keuangan dalam pengelolaan
devisa,menjaddi pusat riset ekonomi dan moneter, memberkan konriibusi dann
memahami pasar keuangan internasional, ddan sebagai forum pembahasan hasil riset
moneter dan perbankan.
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Fungsi dan peran bank Indonesia memiliki kedudukan yang tinggi dan strategis dalam
mewujudkan sistem perbankan yang sehat bagi Negara Indonesia.pelaksanaan fungsi dan
peran pengawasan bank Indonesia mencerminkan kepedulian dan kepentingan bagi setiap
Negara dan pemerintah, karena keamanan dan kestabilan sistem bank Indonesia penting bagi
kestabilan perekonomian Negara.
Oleh karena itu, pemerintah memilki tanggun jawab moral dan sosial untuk
mengambila langkah pengamanan, bila terjadi kegoncangan atau krisis perbankan yang tidak
dapat diatasi berdasarkan prinsip dan mekanisme pengawasan bank yang telah di tetapkan.
Bank Indonesia bila dibandingkan dengan bank-bank di Negara lain tentu lebih
distintif, dalam arti masih bersifat elementer. Jika basis atau pondasi “politik bank sentral”
Negara-negara lain telah bergerak ke tingkat lebih konseptual, yaitu telah sampai pada satu
taraf dimanan pertarungan pertarungan menentukan kebijakan ekonomi dan moneter national.
Karena itu, kelangsungan hidup indenpendensi bank sentral di Indonesia, sebagai mana yang
terjadi pada pemerintahan yang lalu, tidaklah mengantung pada pada lembag-lembaga politik
melainkan pada keteguhan hati di tingkat individual.
DARTAR PUSTAKA
Ali Fachry,Politik Bank Sentral,Jakarta: Lspeu Indonesia,2003
Gandapradja Permadi, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank,Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama,2004
Rivai Veithzal, Bank and Financial Unditetion Management, Jakarta: PT Grapindo
Persada,2007
Dwijandono J.Soedradjad, Mengelola Bank Indonesia dalam Masa Krisis. Jakarta: LP3ES,
2001