makalah anak berkebutuhan khusus

Upload: kemalasari

Post on 05-Mar-2016

63 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yyeueb

TRANSCRIPT

A. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai anak luar biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar biasa. Dalam percakapan sehari-hari orang yang dijuluki sebagai orang luar biasa ialah mereka yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang mencapai prestasiyang menghebohkan dan spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi didunia, dan sebagainya..Anak berkebutuhan khusus (ABK) sebagai warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan anak normal, termasuk berhak memperoleh pendididkan dan belajar bersama anak anak normal di sekolah umum. Pengintegrasian anak berkebutuhan khusus dengan anak normal di sekolah umum memerlukan ruangan khusus serta peralatannya, perlu modifikasi kurikulum, perlu bimbingan khusus, kesiapan dari guru kelas, kesiapan anak-anak normal dan anak berkebutuhan khusus itu sendiri. Selain itu juga diperlukakan perencanaan yang matang dan sikap kepala sekolah serta guru-guru yang positif mendukung untuk keberhasilan pendididkan anak berkebutuhan khusus di sekolah umum. Kenyataannya hal-hal tersebut belum sepenuhnya ada di sekolah umum dikarenakan beberapa faktor penyebab seperti keterbatasan dana, tenaga, serta waktu dan keterampilan guru dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. Berdasarkan hasil peneliian Sri Widati (2001) disimpulkan bahwa guru-guru di sekolah umum khususnya yang ada anak berkebutuhan khusus belum siap mengajar mereka. Kesiapan dalam hal ini meliputi pemahaman dan keterampilan dalam mengajar anak berkebutuhan khusus, sehingga asih banyak ditemukan anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan atau keterlambatan dalam mengikuti pendidikan di sekolah umum. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis,sosialdanmoral.Kelainan dari segi fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memilikikakisebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau aspek kejiwaan (psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakanganmentalakibat dari intelegensi yang dimiliki dibawah normal) .Anak berkebutuhan khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi kemanusiaan mereka secara sempurna. Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus. Yang.termasuk,kedalam.ABK,antara.lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan.bahasa,isyarat. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkan suatu strategi tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing masing . Dalam penyusunan progam pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karateristik spesifik, kemampuan dan kelemahanya, kompetensi yang dimiliki, dan tingkat perkembanganya. Karakteristik spesifik student with special needs. Masalah kesulitan belajar dalam pendidikan kebutuhan khusus . anak yang mempunyai kebutuhan khusus baik yang bersifat temporer maupun permanen akan berdampak langsung kepada proses belajar, dalam bentuk hambatan untuk melakukan kegiatan belajar Misalnya, kesulitan atau gangguan belajar ABK yang disebabkan akibat gangguan penglihatan (tunanetra), gangguan pendengaran dan bicara (tunarungu/wicara), kelainan kecerdasan (tunagrahitagiffteddangenius), gangguan anggota gerak (tunadaksa), gangguan perilaku dan emosi (tunalaras), lamban belajar (slow learner), autis, atau ADHD akan berdampak terhadap proses pembelajaran sesuai dengan tingkat kesulitannya. Dalam diklat ini terfokus kepada pembahasan kesulitan belajar bagi ABK di sekolah dasar inklusi yang mengalami gangguan belajar spesifik yaitu disleksia.Anak yang mengalamilearning disabilities(LD) atauSpecific Learning Diificulties(SLD) secara umum dapat diartikan suatu kesulitan belajar pada anak yang ditandai oleh ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya dan berdampak pada hasil akademiknya. Kesulitan belajar merupakan hambatan atau gangguan belajar pada anak atau remaja yang ditandai adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai oleh anak seusianya.

B. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam dunia pendidikan luar biasa dewasa ini, anak berkebutuhan khusus diklasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak, klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang mengalami keterbelakangan mental, ketidak mampuan belajar, gangguan emosional, kelainan fisik, kerusakan atau gangguan pendengaran, kerusakan atau gangguan penglihatan, gangguan bahasa dan wicara, dan kelompok anak yang berbakat (Abdul Hadis, 2006 : 4). Anak Berkebutuhan Khususdapat diketahui dengan cara mengamati Gejala.Gejala-gejala itu antara lain yang dikemukakan oleh Alja de Bruin de Boerseorang Orthopedagog anakgiftedBelanda dalam suatu kongres di Belanda tentang anakgiftedtahun 2003, ia memberikan beberapa patokan sebagai pegangan untuk melihat gejala-gejala anak usia 4-6 tahun yang mengalami loncatan perkembangan, bahwa kita bisa melihat dari hal-hal berikut ini:1.Motoriknya berkembang dengan baik : umumnya pada usia yang sangat muda, anak ini mempunyai perkembangan motorik yang lebih baik dari anak seusianya. Mereka duduk dan berjalan lebih dahulu dari teman sekolahnya, dan masih sangat muda sudah dapat bermain dengan material yang kecil-kecil.2.Penggunaan bahasa yang amat baik : sebagian anak berbakat memppunyai perkembangan bicara yang sangat cepat, tetapi sebagiannya lagi mengalami keterlambatan bicara, namun lambat laun akan segera menyusul ketertinggalannya dan menggunakan bahasa yang sulit seperti mesin cuci baju.3.Sangat mandiri : para orang tua melaporakan bahwa anak-anak ini sejak masih kecil sekali sudah ingin melakukan segala hal sendiri.4.Memiliki energi yang luar biasa dan sangat banyak gerak : anak-anak ini bagai anak yang tak pernah lelah. Sering mereka sangat sedikit membutuhkan waktu atau jam tidur , dan selalu ingin memlakukan berbagai hal.5.Dalam berbicara mempunyai perhatian masalah spesifik: cerita-cerita para orang tua tentang anaknya diusia 2 - 2,5 tahun yang sangat sering adalah cerita tentang merek-merek dan tipe mobil.6.Sangat cepat akan pemahaman dan logika analisis: anak-anak yang mempunyai loncatan perkembangan pada usia yang sangat dini mempunyai memori yang sangat baik, dan mempunyai kemampuan menghubungkan kejadian satu dengan kejadian lainnya, dimana anak-anak lain masih belum mampu.7.Mempunyai kreatifitas dalam bermain: anak-anak yang mengalami loncatan perkembangan ini, sejak masih kecil sudah bisa bisa melakukan permainan fantasi.8.Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak mempunyai pribadi yang unik, setiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda. Tanggung jawab orang tua adalah mengenal potensi setiap anak dan menciptakan suatu iklim atau suasana di dalam keluarga yang memupuk dan mendorong perwujudan potensi kreatif ini (Utami Munandar, 1998, hlm 5).9.Lebih cepat berlajar membaca dan berhitung: melalui kemampuan pengenalan, melalui banyak pertanyaan yang di ajukannya, serta daya ingat yang sangat baik, anak-anak dengan loncatan. Misalnya: belajar huruf-huruf melalui permainan, huruf M ada di Mc Donald, Mora, atau Coklat Mars. (Julia Maria van Tiel, 2007, hlm 41)

C. Karakteristik Siswa Mengalami Kesulitan BelajarSecara umummenurut Torey Hayden (2000) karakteristik siswa berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan belajar dapat dilihat dari hal-hal berikut.a. Banyak murid berkebutuhan khusus mengalami masalah di ruang kelas karena: Mereka tak bisa membaca dengan baik Mereka tidak memahami kuliah dan diskusi Mereka tidak mudah mengonseptualisasi simbol, konsep, atau teori abstrak Mereka kesulitan mengaitkan pengetahuan baru dengan apa yang sudah mereka ketahui Mereka mungkin tidak cakap dalam keterampilan dasar yang diperlukan untuk pembelajaran, misalnya mempertahankan perhatian, menafsirkan makna suatu informasi baru, mengikuti petunjuk, dan mengelola perilakub. Murid berkebutuhan khusus sulit mengikuti instruksi karena: Mereka mungkin tak mampu memusatkan perhatian dalam waktu yang cukup lama. Mereka mungkin tak mampu melihat atau mendengar instruksinya. Mereka mungkin tak mampu memahami arti perintah itu atau tak bisa membaca dengn baik. Mereka mungkin tak mampu mengenali perilaku penting saat melihat contoh.c. Beberapa murid memiliki kesulitan untuk berusaha menyelesaikan tugas secara konsisten. Hal ini bisa disebabkan oleh: Mereka bekerja terlalu lambat dan memakan banyak waktu Mereka tidak mampu mengantisipasi sumber-sumber dan materi-materi yang diperlukan. Mereka mendapatkan masalah ditengah pengerjaan tugas dan enggan untuk meminta pertolongan. Atau, merka juga dapat kehilangan ketertarikan terhadap tugas tersebut dan menolak untuk melanjutkan pekerjaan tugas

d. Tugas yang rumit memunculkan masalah beberapa murid berkebutuhan khusus, karena: Mereka memiliki kesulitan untuk memecah perhatian pada lebih dari satu hal dalam waktu yng bersamaan. Mereka lebih mudah terganggu. Mereka melupakan petunjuk dan kebingungan menyelesaikan tugas. Mereka menemukan banyak sekali detail-detail yang membingungkan mereka. Beberapa materi petunjuk tidak diformat secara jelas di halaman atau buku petunjuk.

e. Murid-murid berkebutuhan khusus kesulitan menyimpan materi-materi pelajaran di kelas karena : Mereka kekurangan kendali internal. Mereka tidak mengerti apa yang diharapkan. Mereka tidak dapat mengingat apa yang harus dilakukan. Mereka tidak tahu bagaimana menyimpan materi-materi tugas agar mudah ditemukan.f. Banyak murid berkebutuhan khusus yang tak bisa membaca sebaik teman-temannya: Mereka mungkin masih mempelajari keterampilan pengenalan lambang dasar dan pengenalan kata atau strategi pemahaman, untuk membatu mereka memahami kata, frase, dan kalimat yang dibaca. Ada materi tertulis yang memberikan tantangan lebih karena tidak tersusun dengan baik. Mereka mungkin kesulitan menentukan gagasan utama atau apa yang penting diingat dalam informasi yang dibaca. Mereka mungkin tersesat dalam detail dan bingung dengan cara gagasan dihadirkan dalam teks atau buku referensi.

g. Seorang murid berkebutuhan khusus mungkin memahami informasi saat ia mendengarkannya tetapi tidak mampu membaca materi yang diperlukan untuk tugas sekolah.h. Murid berkebutuhan khusus mungkin kesulitan mempelajari konsep dan proses matematis karena: Keterampilan prosedural mereka buruk dan mereka bergantung pada strategi yang kekanakan, misalnya menghitung dengan jari. Kemampuan ingatan mereka buruk, sehinga mereka kesulitan mengingat fakta mendasar. Banyak murid yang memiliki ketidakmampuan-matematika juga memiliki ketidakmampuan-membaca, dan ketidakmapuan-membaca inilah yang menyulitkan mereka memahami soal.Secara khusus menurut Direktorat PLB (2000) karakteristik siswa yang mengalami disleksia dapat dilihat dari hal-hal berikut:1) Perkembangan kemampuan membaca terlambat,2) Kemampuan memahami isi bacaan rendah,3) Kalau membaca sering banyak kesalahanSecara harfiah Peer (2002:45) mendefinisikan bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar disleksia adalah kesulitan yang berhubungan dengan kata atau simbol-simbol tulis. Kelainan ini disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menghubungkan antara lisan dan tertulis, atau kesulitan mengenal hubungan antara suara dan kata secara tertulis. Lebih lanjut, Paat menjelaskan bahwa anak dengan gangguan belajar disleksia memiliki masalah pada kemampuan meta kognisi. Dengan kata lain, anak tersebut sulit mengatur pemahaman ketika menerima informasi atau salah memberikan respon.

Apabila dibandingkan anak disleksia dengan anak normal dalam hal perkembangan kemampuan membaca, maka anak normal kemampuan membaca sudah muncul sejak usia enam atau tujuh tahun. Berbeda halnya dengan anak disleksia, ia sampai usia dua belas tahun kadang mereka masih belum lancar membaca. Dengan demikian, disleksia merupakan gangguan akan kemampuan membaca anak berada di bawah kemampuan seharusnya. Gangguan ini bukan bentuk dari ketidakmampuan fisik, seperti masalah penglihatan, tetapi mengarah pada bagaimana otak mengolah dan memproses informasi yang sedang dibaca anak tersebut. Kesulitan ini biasanya baru terdeteksi setelah anak memasuki dunia sekolah untuk beberapa waktu.

D. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan BelajarHambatan belajar yang dialami oleh setiap anak bisa disebabkan oleh faktor internal pada diri anak itu sendiri, faktor ekternal di luar diri anak, dan faktor internal dan eksternal.

a. Faktor InternalHambatan belajar bisa terjadi akibat adanya kerusakan secara fisik pada diri anak (impairment), misalnya kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, dan gangguan pada pada gerak motorik, serta anak yang mengalami hambatan perkembangan intelektual. Keadaanimpairmentseperti itu menimbulkan kesulitan atau ketidakmampuan tertentu (disability), sehingga merintangi anak untuk belajar.

b. Faktor EksternalHambatan belajar pada seorang anak bisa disebabkan oleh faktor-faktor di luar diri anak itu sendiri. Anak mengalami kesulitan-kesulitan tertentu untuk belajar karena eksternal. Misalnya, anak sering mendapat perlakuan kasar, sering diolok-olok, tidak pernak dihargai, sering melihat kedua orang tuanya bertengkar dsb. Keadaan seperti ini dapat menimbulakan kehilangan kepercayaan diri, sulit untuk memusatkan perhatian,cemas, gelisah, takut yang tidak beralasan dan sebagainya.Bentuk-bentuk hambatan belajar yang dapat teridentifikasi akibat dari keadaan seperti itu misalnya, anak tidak memiliki keberaian untuk bertanya mesikipun ada yang ingin ia tanyakan kepada gurunya, tidak bisa menyatakan bahwa dia tidak mengerti sesuatu karena takut, tidak dapat mengikuti intruksi, tidak dapat mengemukakan pendapat atau keinginan secara lisan karena tidak berani. Anak-anak seperti ini tidak mungkin dapat belajar dengan benar.Faktor eksternal lainnya yang dapat menjadi hambatan belajar bagi seorang anak seperti, pengalaman belajar di kelas yang sangat keras dan sangant kompetitif, pengalaman belajar di kelas yang terlalu mudah, sehingga tidak ada tantangan untuk belajar lebih lanjut, pembelajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajar anak, kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak secara personal , dan ketidaktersediaan sumber belajar dan media pembelajaran.

c. Faktor Internal dan EksternalHambatan belajar bisa terjaidi karena komibinasi antara faktor intenal dan faktor eksternal. Misalnya seorang anak yang mengalami gangguan perkemabngan intelektual (internal) belajar pada lingkungan kelas yang keras dan kompetip (eksternal). Sudah dapat dipastikan bahwa hambatan belajar yang dialami oleh anak ini akan berakibat lebih buruk pada perkembangan hasil belajar anak. Anak menghadapi dua hambatan belajar secara bersamaan.Dalam Encyclopedia of Disability (2006:257) tentang pendidikan luar biasa dikemukakan sebagai berikut: Special education means specifically designedinstruction to meet the unique needs of a child with disability. Pendidikan luar biasaberarti pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan yangunik dari anak penyandang cacat.Ketika seorang anak diidentifikasi mempunyai kelainan, pendidikan luar biasasewaktu-waktu diperlukan. Hal itu dikemukakan karena siswa berkebutuhanpendidikann khusus tidak secara otomatis memerlukan pendidikan luar biasa.Pendidikan luar biasa akan sesuai hanya apabila kebutuhan siswa tidak dapatdiakomodasi dalam program pendidikan umum. Singkat kata, pendidikan luar biasa adalah program pembelajaran yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan unik dari individu siswa. Mungkin dia memerlukan penggunaan bahan-bahan, peralatan,layanan, dan/atau strategi mengajar yang khusus. Sebagai contoh, seorang anak yangkurang lihat memerlukan buku yang hurufnya diperbesar; seorang siswa dengankelainan fisik mungkin memerlukan kursi dan meja belajar yang dirancang khusus;seorang siswa dengan kesulitan belajar mungkin memerlukan waktu tambahan untukmenyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang lain, seorang siswa dengan kelainan padaaspek kognitifnya mungkin akan memperolah keuntungan dari pembelajarankooperatif yang diberikan oleh satu atau beberapa guru umum bersama-sama denganguru pendidikan luar biasa. Pendidikan luar biasa merupakan salah satu komponendalam salah satu sistem pemberian layanan yang kompleks dalam membantu individuuntuk mencapai potensinya secara maksimal.

Berdasarkan Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistempendidikan nasional, pendidikan adalah usahasadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar pesertadidik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilanyang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Salah satu program pendidikan yangdilakukan untuk mengatasi isu diskriminasi dalam bidang pendidikan adalah pendidikan inklusi.Guru merupakan salah satu tokohpenting dalam praktek inklusi di sekolah,karena guru berinteraksi secara langsung dengan para siswa, baik siswa yang berkebutuhan khusus, maupun siswa non berkebutuhan khusus.

E. Cara menangani anak berkebutuhan khusus1.Bagi orang tua, mereka akan berusaha setengah mati untuk memahami kondisi anak dan memikirkan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang tua harus bisa mempercayai pengajar dan merasa yakin bahwa mereka, sebagai orang tua, akan diijinkan untuk terlibat dan kemajuan anak selama prasekolah.2.Bagi para pengajar, langkah-langkah yang akan mereka lakukan adalah :a.Menjalin kerjasama dengan orang tua,kerjasama antara pengajar dengan orang tua sangat penting untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran anak dan memastikan adannya respons cepat pada setiap kesulitan. Oramg tua dan keluarga merupakan tempat paling nyaman untuk anak, dan pengajar harus mendukung hubungan penting ini dengan cara saling berbagi informasi dan menawarkan dukungan pembelajaran di rumah.

b.Menjalin kerjasama dengan pihak lain,pengajar perlu bekerja sama dengan pengajar dari pihak lain misalnya dinas kesehatan masyarakat lokal, atau tempat anak tersebut dilindungi oleh Pemerintah Lokal, untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan serta menggunakan pengetahuan dan saran mereka guna memeberikan perlindungan sosial kepada anak melalui kesempatan dan lingkungan belajar terbaik untuk anak.

c. Memberikan kesetaraan kesempatan,penyedia layanan pendidikan bertanggungjawab menjamin sikap positif terhadap perbedaan dan keragaman, tidak hanya supaya setiap anak bisa bergabung dan tidak dirugikan, namun juga supaya mereka belajar sejak dini untuk menghargai keragaman yang dimiliki orang lain dan tumbuh dengan memberikan sumbangan positif untuk masyarakat.(Chris Dukes dan Maggie Smith,2009:3-6).

Salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan anak usia dini adalah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan bagi anak dapat dijadikan sebagai salah satu cara membantu guru dalam memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar anak secara berkesinambungan sehingga dapat memberikan umpan balik bagiguru dalam menyempurnakan proses pembelajaran.

Terkait denagan permasalahan anak, berikut beberapa bentuk bimbingan yang dapat dilakukan, baik oleh guru maupun orang tua dalam membantu mengatasi permasalahan anak tersebut :

1.PeriksaTidak semua tingkah laku yang bemasalah digolongkan gangguan. Oleh karena itu,Perlu menambah pengetahuan tenytang gangguan mengenai perkembangan dan jenis gangguan anak.2.PahamiUntuk bisa menangani anak yang mengalami gangguan, ada baiknya keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis.3.TelatenDibutuhkan ketelatenan dan kesabaran untuk menghadapi anak yang memilik gangguan psikologis.

4.Membangkitkan kepercayaan diriJika mampu, ini juga bisa dipelajari, menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguasa positif. Misalnya memberikan pujian apabila anak makan dengan tertib atau berhasilmelakukan sesuatu yang benar, memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri anak.

5.Mengenali arah minatnyaJika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifannya. Jangan dilarang semuanya karena membuat anak menjadi frustasi. Yang penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini.6.Meminimalisir stimulasi yang dapat mengacaukan pikiran dan konsentrasiAnak diupayakan tenang terkendali, gangguan dari luar minimal menggunakan media penanganan yang menarik sesuai dengan modalitas anak (visual, auditori, kinestik), praktik langsung, menyenangkan, variatif, sesuai dengan minat anak, mengajarkan strategi meningkatkan memori, mnemoik, kata kunci, peta pikiran dan insight.7.Merancang lingkungan rumah kondusifMenjauhkan benda berbahaya/tajam, lingkungan fisik nyaman, memfasilitasi anak yang normal untuk menjadi role model, mempertahankan kontak mata, memberikan pekerjaaan yang menantang, memastikan adanya sisi menarik pengajaran, menyederhanakan instruksi, memperjelas instruksi, menjelaskan tujuan/target dengan jelas, memberi contoh, monitoring perlu dilakukan untuk memberi masukan pada penanganan lebih lanjut.

Kita sebagai calon pendidik harus tahu bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan minat bakat, karakter dan tentunya anak yang berkebutuhan khusus. Agar kita lebih bijak dalam memberikan pelayanan khusus dalam menghadapi kasus anak yang berkebutuhan khusus. Anak-anak tidak bahagia karena tidak ada sesuatu pun yang tidak diperhatikan. Untuk itulah orang tua diciptakan.

DAFTAR PUSTAKA Fadhli Aulia, Buku Pintar Kesehatan Anak, Yogyakarta: IKAPI, 2010Moechiam Herniawatty, Tumbuh Di Tengah Badai, Yogyakarta:IKAPI, 2009Utami Rini, Jangan Biarkan Anak Kita Berperilaku Menyimpang, Yogyakarta: IKAPI, 2006Yusuf Munawair, Jangan Biarkan Anak Kita Berkesulitan Belajar, Yogyakarta: IKAPI, 2006Elisa, Syafridha. (2013). Sikap Guru Terhadap Pendidikan Inklusi Ditinjau Dari Faktor Pembentukan Sika. (2nd ed). Fakultas Psikolgi Universitas Airlangga Polloway, E Patton. (2001). Strategies For Teaching Learners With Special Needs. (7th ed). Upper Saddle River, NJ: Merill/Prentice HallSmith, CR. (2008). History, Definition And Prevalence In Learning Disabilities : The Interaction Of Learner, Task, And Setting. (4th ed, pp. 1-51). Boston : Allyn And Bacon