pendidikan berkebutuhan khusus ii

38
Pendidikan Berkebutuhan Khusus II Materi: Segregasi Artinya: segregation (pemisahan)

Upload: dangdieu

Post on 23-Jan-2017

245 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Pendidikan BerkebutuhanKhusus II

Materi: SegregasiArtinya: segregation (pemisahan)

Page 2: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Latar Belakang1. Adanya pandangan masyarakat bahwa:

ABK berbeda sedemikian rupa dari anakpada umumnya,seperti: perbedaan fisik, intelektual, sosial, dan emosi ataugabungan dari hal-hal tersebut.

2, Adanya kekhawatiran atau keraguanterhadap kemampuan ABK untuk belajarbersama dengan anak normal: takutmengganggu, merepotkan, memalukandan menjadi beban orang lain.

Page 3: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

3. Kaitannya dengan martabat bangsa:ABK banyak disembunyikan atau

disekolahkan secara khusus dantempatnya di luar kota

4. Harapan akan hasil pendidikan; tinggidgn di tempatkan di sekolah khusus akanberhasil karena jumlah sedikit

Page 4: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

sambungan

• 1620 , Pedro Ponce de Leon (seorangbiarawan) mendidik anak tunarungu

• 1755 berdiri sekolah anak tunarungpertama di Prancis oleh Abbe Charles de L’Eppe

• 1784, Velentine Hauy mendirikan sekolahanak tunanetra di Prancis

Page 5: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

- 1789 Itard mendidik Victor dan dilanjutkanoleh Eduard Seguin. Ditemukan prinsip:1. Pend. Anak secara utuh2. Pembelj. Secara individual3. Pembelj dimulai sesuai dgn kemamp

anak4. Latihan diberikan dengan latihan fisik,

motorik.

Page 6: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

- 1899 dibuka kelas khusus tunadaksa diChicago

-1874--- pengembangan program tunalarasdi New York

Page 7: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Di Indonesia

• 1901 berdiri lembaga pend. Tunanetra didi Bandung oleh dr. Westhoff

• 31 Mei 1927 berdiri sekolah anak tgr diBandung oleh Vereniging BijzonderOnderwijs kemudian dikenal PerkumpulanPenyelenggaraan PLB, kepala sekolahnyaTuan Folker dikenal Folker’s School

Page 8: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

- 28 Mei 1930 didirikan lembaga pend. Tulibisu di Bandung oleh Ny. CM RoelfsemaWesslink

- 5 Pebruari 1953 berdiri YPAC di Surakartayang diketuai oleh ibu dr. Suharso

Page 9: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Implementasinya

Landasan-landasan:- Filosofis: memandang keberadaan

manusia yaitu dapat mendidik dan dapatdidik

- Yuridis formal: UUD 1945, UUPP 1954,UURI No 2/1989, UURI No.20/2003 SPNdan PP No.72/1991

- Psikologis: melalui pend. Dapatmenimbulkan harga diri

Page 10: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

- Sosiologis: melalui pendidikan anak dapatbergaul

- Ekonomi: melalui pendidikan anakdiharapkan menjadi produktif danmenghemat biaya

- Perbedaan individual- Persamaan dgn anak biasa- Keterampilan praktis- Rasional dan wajar

Page 11: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Bentuk/Tempat Pend

• Sekolah Khusus (Sekolah LuarBiasa=SLB): A, B, C, D, E, dan G

• SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa) menyelenggarakan pend. Abk usia 7-12 th

• Kelas jauh, dibentuk kelas abk di tempatyang jauh dr SLB

• Pend. Di rumah anak; bagi akb yang tdkdapat mengunjungi sekolah

Page 12: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Penjenjangan

• TKLB • SDLB usia 7-12 th (kls I-VI)• SMPLB usia 13-15 th (I-III)--- VII-IX• SMALB usia 16-18 th (I-III)--- X-XII

Page 13: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Siswa

• Usia sekolah: 7-18 tahun• Usia pra sekolah: 4-6 tahun• Usia pasca sekolah: di atas 18 tahun

(kelompok vokasional)

Page 14: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

• Penerimaan siswaSiswa diterima setiap saat asalkan fasilitasmemungkinkan karena abk ditemukanbukan pada awal tahun ajaran saja

• Penempatan siswa berdasarkan usianya• Perbedaan usia dalam 1 kelas

maksimum 3 tahun• Ratio siswa 1 : 8; 1 :5; dan 1 : 12

Page 15: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

• 5. Pengaturan fasilitas dan lingkunganbelajar sesuai dgn kebutuhan anak

• 6. Model programnya adalah:- Kemampuan awal- Tujuan jangka panjang- Tujuan jangka pendek- Materi- KBM

Page 16: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Sambungan

- Alat dan Evaluasi- Tindak lanjut.IEP disusun berdasarkan asesmen

Page 17: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Kenaikan Kelas

• Kenaikan kelas --- naik tingkat• Kenaikan kelas --- bidang studi• Kenaikan kelas --- pindah kelasSyarat-Syarat :- Menguasai minimal 75 % dari semua bid.

Studi di kelasnya- Sesuai dgn usia- Kemampuan maksimal

Page 18: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Lingkungan belajar

1. Lingkungan fisik: berkaitan dgnpengaturan fasilitas belajar( pengembangan sosialisasi, psikologis, akademik)

2. Lingkungan atmosfir berkaitan dengansuasana belajar.

Page 19: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Guru

• Latar belakang pendidikan sesuai dgnjenis abk yang diajar

• Guru yang ingin berinovasi: kreatif, mampu menyanyi, menari, danmenggambar

• Berkeinginan dalam penelitian danpengembangan

• Dapat bekerjasama, dan mandiri• Berkepribadian kuat

Page 20: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Personal

• Dokter ahli : dalam optalmologi• Dokter THT• Psikolog, psikiater• Gokter ortopedi• Konselor• dll

Page 21: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Kurikulum

• Kurikulum nasional:• 1977• 1984• 1994• KBK• KTSPDisediakan berdasarkan jenis keluarbiasaan

Page 22: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Model Bahan Ajar

• Tematik• Silabus• Rencana Pel;aksanaan Pembelajaran

Page 23: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Strategi Pembelajaran

• Strategi klasikal (konvensional)• Strategi Pembelajaran Individual• Strategi kooperatif• Strategi kompetitif

Page 24: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Perimbangan Bobot Bid. Studi

• Jenjang TKLB: latihan kematangan fumgsi• Jenjang SDLB: - persiapan alademik

- akademik-kerajinan dan ketrp

• Jenjang SLTPLB: akademikketramp.

• Jenjang SMALB : akademikpenemuan bakat ketr.

Page 25: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Evaluasi

• Kemampuan akademik• KinerjaPencatatan hasil:1. Kuantitatif2. Kualitatif3. GabunganModel-model ujian: ujian oleh pemerintah,

sekolah dan guru

Page 26: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Arah Tamatan

1. Melanjutkan pend. Ke jenjang yg lebihtinggi

2. Bekerja: - di workshop- di sheltered workshop- di activity centre- di keluarga

Page 27: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Pembinaan Organisasi

1. PERTUNI2. GERKATIN3. FNKCM4. PPCI5. Persatuan orangtua: POTI.

POMNATUGRA

Page 28: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

KEBAIKAN SEGREGASI

• Efektif untuk pemerataan hak akanpendidikan bagi abk.

• ABK dididik sesuai dengan jenis, danderajat kelainannya.

• Penggunaan label dapat mempermudahdalam merancang pendidikan, pekerjaan, dan pencarian dana guna mendorongtolerasnsi atas kekurangannya.

Page 29: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

lanjutan

• Penggunaan label mempermudah kerjasama antar profesi

• Segregasi efektif bagi layanan pendidikanabk yang sedang dan berat kelainannya

• Guru atau pendidikan dapat memahamisecara mendalam tentang layananpendidikan abk sesuai dengankelainannya, misalnya:

Page 30: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

lanjutan

• Huruf braille dan orientasi dan mobilitasBagi tunanetra

• Bina persepsi bunyi dan artikulasi bagianak tunarungu

• Bina diri bagi anak tunagrahita• Bina diri dan bina gerak bagi anak

tunadaksa• Bina pribadi bagi anak tunalaras

Page 31: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

lanjutan

• Dapat menahan rasa malu bagi orangtuadan anak abk karena tidak dibandingkandengan anak normal

• Mempermudah merancang kebutuhanmisalnya program berdasarkan jenis danderajat kelainannya.

Page 32: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Kelemahan Segregasi

• Kurangnya kesempatan abk untukberinteraksi dengan anak normal sedangkan abk akan hidup bersama dgnanak normal di masyarakat

• Pend. Segregasi lebih mahal• Letak geografis Indonesia: sebagian besar

abk tinggal di pedesaan dan tersebar dipulau-pulau sedangkan SLB ada di kota

Page 33: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

lanjutan

• Layanan segregasi mengakibatkanberkembangnya sistem kalsifikasi danpelabelan

• PLB bukanlah program yang seluruhnyaberbeda dari pendidikan biasa. PLB hanyamerujuk pada hal-hal yang unik

Page 34: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Perlu perubahan

Segregasi tetap diperlukan tetapi perlumodifikasi penyelenggaraannya: sepertiprogram, penempatan abk, model layanannya yang mengarah pada Least Rectrictive Enviroment dan siapmenghadapi era globalisasi.

Page 35: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

GBPP Pend. Tunanetra

• 1. Pengertian dan definisi• 2. Klasifkasi• 3. Garis Besar Program Pend.

Page 36: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Pegertian Tunanetra

Page 37: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II

Pendidikan Tunanetra

• 1. Penerimaan murid

Page 38: Pendidikan Berkebutuhan Khusus II