anak berkebutuhan khusus

54
KARYA ILMIAH ANAK HIPERAKTIF: PENGERTIAN DAN PENANGANAN OLEH: SITI RACHMAH DANAYANA SAMARINDA 2012

Upload: iqbal-m-zulfikar

Post on 03-Jan-2016

372 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anak Berkebutuhan Khusus

KARYA ILMIAH

ANAK HIPERAKTIF:

PENGERTIAN DAN PENANGANAN

OLEH:

SITI RACHMAH DANAYANA

SAMARINDA

2012

Page 2: Anak Berkebutuhan Khusus

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala karunia dan

limpahan rahmat-Nya, serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita,

yang karena Kemurahan Hati Allah SWT jualah akhirnya penulis dapat menyelesaikan

Karya Ilmiahnya yang berjudul Anak Hiperaktif: Pengertian dan Penanganan. Semoga

karya ilmiah ini dapat bermanfaat untuk semua orang dan khususnya kepada orang tua

yang memiliki anak hiperaktif. Penulis memohon maaf jika masih terdapat banyak

kesalahan dalam penulisan dan sangat menerima bila ada saran dan kritik yang

membangun.

Samarinda, Mei 2012

Penulis

Page 3: Anak Berkebutuhan Khusus

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Tujuan Penelitian ................................................................... 2

1.3. Manfaat Penelitian ................................................................. 2

BAB II PENGERTIAN DAN PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF .............. 3

2.1. Pengertian Anak Hiperaktif .................................................... 3

2.2. Perbedaan Anak Hiperaktif dan Anak Aktif ............................ 4

2.3. Ciri-ciri Anak Hiperaktif .......................................................... 8

2.4. Faktor-faktor Penyebab Anak Hiperaktif ................................. 11

2.5. Cara Penanganan Anak Hiperaktif ......................................... 12

2.6. Cara Mendidik Anak Hiperaktif ............................................... 18 2.6.1. Cara Mendidik Anak Hiperaktif bagi Orang Tua ........ 18 2.6.2. Cara Mendidik Anak Hiperaktif bagi Gur/Pengajar ... 19

2.7. Terapi untuk Anak Hiperaktif .................................................. 20

2.8. Hipotesis Penelitian ............................................................... 29

BAB III KONSEP PEMBELAJARAN DAN SEKOLAH UNTUK ANAK

HIPERAKTIF ................................................................................. 24

3.1. Konsep Pembelajaran untuk Anak Hiperaktif ......................... 24

3.2. Metode Pembelajaran untuk Anak Hiperaktif ......................... 24

3.3. Metode Penggunaan Warna untuk Anak Hiperaktif ................ 27 3.3.1. Penggunaan Warna pada Ruang Belajar ................. 27 3.3.2. Penggunaan Warna pada Alat Permainan ............... 29 3.3.3. Penggunaan Warna pada Ruang Proses Calistung . 29 3.3.4. Memilih Bahan Pewarna .......................................... 31

3.4. Alat Permainan Edukatif untuk Merangsang Otak Anak Hiperaktif ............................................................................... 31

3.4.1. Pengertian Alat Permainan Edukatif ......................... 31 3.4.2. Media Pembelajaran Alat Permainan Edukatif.......... 31

Page 4: Anak Berkebutuhan Khusus

iv

3.4.3. Membuat Alat Permainan Edukatif ........................... 36

3.5. Sekolah yang Sesuai untuk Anak Hiperaktif ........................... 38

3.6. Konsep Sekolah Ramah Anak ............................................... 38 3.6.1. Pengertian Sekolah .................................................. 38 3.6.2. Pengertian Ramah Anak .......................................... 39 3.6.3. Indikator Sekolah Ramah Anak ................................ 40 3.6.4. Ciri-ciri Sekolah Ramah Anak ................................... 42

3.7. Konsep Sekolah Alam ............................................................ 44 3.7.1. Pengertian Sekolah Alam ......................................... 45 3.7.2. Hal yang Berbeda dari Sekolah Alam ....................... 45 3.7.3. Proses Pembelajaran Sekolah Alam menyandarkan

pada 4 (empat) Pilar ................................................. 46

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 48

4.1. Simpulan ................................................................................ 48

4.2. Saran ..................................................................................... 49

Page 5: Anak Berkebutuhan Khusus

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anak adalah buah hati yang tidak ternilai harganya. Ia harapan masa depan kita

yang harus dijaga. Ketika sang

ibu mengandung ia sangat

mengharapkan anak yang

dikandungnya kelak menjadi

anak yang baik, yang selalu

patuh terhadap orang tuanya.

Suatu harapan yang selalu ada

dalam benak semua orang tua.

Namun terkadang apa yang

menjadi harapan tidak sesuai

dengan kenyataan. Bayi yang

dilahirkannya, yang kemudian

berkembang menjadi anak-

anak, justru banyak berulah, tidak mau diatur, selalu membuat susah orang tua.

Ketika menghadapi hal tersebut tidak jarang orang tua yang kalap, tidak tahu

apa yang harus diperbuat. Sehingga ada sebagian orang tua (tidak sedikit) yang bertidak

kasar, dengan mencubitnya bahkan memukulnya. Tindakan seperti ini malah akan

merusak perkembangan mental anak tersebut. Orang tua harus bersabar menghadapi

perilaku anak yang diluar kebiasaan anak lainnya. Karena bagaimanapun juga ia adalah

anak kita yang menjadi harapan masa depan kita. Jangan rusak masa depan anak kita

hanya dengan cara mendidik yang salah.

Perilaku anak yang selalu beraktifitas secara berlebihan adalah ciri-ciri anak

hiperaktif. Banyak faktor yang menyebabkan anak-anak menjadi hiperaktif, salah satunya

anak-anak menemukan bahwa lingkungan yang baru itu membingungkan dan terlalu

banyak yang harus diperhatikan. Pikiran mereka menjadi kacau dan perhatian mereka

tertekan akibat keadaan itu. Tetapi justru ada juga yang bersemangat dan bergembira saat

baru dimulai, serta masih banyak lagi factor-faktor lain yang menyebabkan anak-anak

Page 6: Anak Berkebutuhan Khusus

2

menjadi hiperaktif. Anak hiperaktif biasanya tidak bisa tenang dan cenderung tidak mau

diatur bahkan membangkang. Ia tidak mau terikat oleh satu aturan. Ia hanya mau

melakukan apa yang disukainya. Sehingga orang tua kerepotan di dalam menjaganya dan

membutuhkan energi yang extra untuk mengurusi buah hatinya ini yang selain

melelahkan bagi orang tua, juga tidak menyenangkan bagi si buah hati. Hal seperti ini

sering terjadi karena minimnya pengetahuan atau informasi yang didapat orang tua

mengenai anak hiperaktif dan cara penaganannya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka karya ilmiah ini

diberi judul “Anak Hiperaktif: Pengertian dan Penanganan”.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak hiperaktif.

2. Mengetahui bagaimana cara penanganan anak hiperaktif.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Orangtua

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah

informasi mengenai anak hiperaktif dan cara penanganannya.

2. Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah

pengetahuan bagaimana cara untuk memberikan pengajaran kepada anak

hiperaktif.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan atau referensi untuk

menambah wawasan mengenai anak-anak, khususnya anak hiperaktif..

Page 7: Anak Berkebutuhan Khusus

PENGERTIAN DAN PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF

2.1. Pengertian Anak Hiperaktif

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).

Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik yang membuat otak berkembang

dengan kondisi berbeda dibandingkan dengan anak

berlari-lari, membuat suara-

Anak hiperaktif bisa saja disebabkan dari sikap orang tua yang membesarkan mereka.

Kalau orang tua memakai teknik pengurusan yang tidak

rumah kurang ada disiplin yang semestinya, seringkali anak berperilaku berlebihan.

Misalnya, anak dapat menghindari kewajiban dan tanggung jawab yang tidak

menyenangkan atau memperdaya anak lain agar sebagian besar kebutuha

Anak juga akan mengatur diri sendiri di rumah dan lebih berkuasa dari pada orang

tuanya. Orang tua tidak memahami bahwa anak yang mengalami gangguan

3

BAB II

PENGERTIAN DAN PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF

Pengertian Anak Hiperaktif

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).

Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik yang membuat otak berkembang

i berbeda dibandingkan dengan anak-anak normal. Dahulu kondisi ini

sering disebut

minimal brain

syndrome.

Anak hiperaktif

menunjukkan

level aktivitas

fisik yang tinggi,

hampir selalu

bergerak, banyak

gerakan

dan begitu sulit

untuk disuruh

duduk diam dan

tenang. Ia senang

-suara berisik, berjalan kesana kemari, dsb.

Anak hiperaktif bisa saja disebabkan dari sikap orang tua yang membesarkan mereka.

Kalau orang tua memakai teknik pengurusan yang tidak efektif, tidak konsisten atau di

rumah kurang ada disiplin yang semestinya, seringkali anak berperilaku berlebihan.

Misalnya, anak dapat menghindari kewajiban dan tanggung jawab yang tidak

menyenangkan atau memperdaya anak lain agar sebagian besar kebutuha

Anak juga akan mengatur diri sendiri di rumah dan lebih berkuasa dari pada orang

tuanya. Orang tua tidak memahami bahwa anak yang mengalami gangguan

PENGERTIAN DAN PENANGANAN ANAK HIPERAKTIF

Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).

Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik yang membuat otak berkembang

anak normal. Dahulu kondisi ini

sering disebut

minimal brain

dysfunction

syndrome.

Anak hiperaktif

menunjukkan

level aktivitas

fisik yang tinggi,

hampir selalu

bergerak, banyak

melakukan

gerakan-gerakan

dan begitu sulit

untuk disuruh

duduk diam dan

tenang. Ia senang

Anak hiperaktif bisa saja disebabkan dari sikap orang tua yang membesarkan mereka.

efektif, tidak konsisten atau di

rumah kurang ada disiplin yang semestinya, seringkali anak berperilaku berlebihan.

Misalnya, anak dapat menghindari kewajiban dan tanggung jawab yang tidak

menyenangkan atau memperdaya anak lain agar sebagian besar kebutuhan terpenuhi.

Anak juga akan mengatur diri sendiri di rumah dan lebih berkuasa dari pada orang

tuanya. Orang tua tidak memahami bahwa anak yang mengalami gangguan

Page 8: Anak Berkebutuhan Khusus

4

perkembangan memerlukan perhatian khusus, sehingga dapat menimbulkan aktivitas-

aktivitas yang berlebihan pada diri anak tersebut.

2.2. Perbedaan Anak Hiperaktif dan Anak Aktif

Minimnya pengetahuan atau informasi yang dimiliki orang tua menyebabkan

seringkali orang tua tidak bisa membedakan antara anak hiperaktif dan anak aktif. Saat

anak berulah dan tidak bisa diam, orang tua sering menyepelekan dan menganggap

anaknya sebagai anak aktif sehingga sering salah dalam menangani maupun

mendidiknya.

Sedikit gambaran mengenai perbedaannya ialah anak aktif memiliki kecenderungan

menjadi anak cerdas. Sedangkan si hiperaktif menunjukkan adanya disfungsi neurologis

atau gangguan pada fungsi saraf anak. Inilah penjelasan selengkapnya.

ANAK HIPERAKTIF

Simak kata Sani Budiantini Hermawan, Psi., "Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah

gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan gejala

utama tidak mampu memusatkan perhatian. Hiperaktif merupakan turunan dari Attention

Deficit Hiperactivity Disorder atau ADHD,"

Psikolog dari Klinik Empati Development Center, Jakarta ini melanjutkan, gangguan ini

disebabkan kerusakan kecil pada sistem saraf pusat dan otak sehingga rentang konsentrasi

penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Ada juga penyebab lainnya,

yakni: temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak serta epilepsi. Bisa

juga kondisi gangguan di kepala, seperti gegar otak, trauma kepala karena persalinan sulit

atau pernah terbentur, infeksi, keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.

Ciri yang ditunjukkan anak hiperaktif:

* Tidak Fokus

Anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak bisa berkonsentrasi lebih dari lima menit.

Dengan kata lain, ia tidak bisa diam dalam waktu lama dan mudah teralihkan

perhatiannya kepada hal lain. Misalnya, ketika anak sedang bermain mobil-mobilan

kemudian datang anak lain membawa bola, anak akan langsung mengubah fokus

perhatiannya ke bola tersebut. Atau ketika yang bersangkutan sedang menyelesaikan

Page 9: Anak Berkebutuhan Khusus

5

pasel kemudian mendengar suara dari arah lain, ia akan mengalihkan perhatiannya dan

melupakan pasel yang sedang dikerjakannya. Anak pun akan berperilaku impulsif, seperti

selalu ingin meraih dan memegang apa pun yang ada di depannya. Namun, ia memegang

tanpa tujuan. Jadi asal pegang saja kemudian diletakkan kembali atau malah dibanting

hingga rusak.

Tak hanya itu, anak dengan gangguan hiperaktivitas tidak memiliki fokus jelas. Dia

berbicara semaunya berdasarkan apa yang ingin diutarakan tanpa ada maksud jelas

sehingga kalimatnya seringkali sulit dipahami. Demikian pula pola interaksinya dengan

orang lain. Biasanya yang bersangkutan selalu cuek kala dipanggil sehingga orang tua

sering mengeluh kalau anaknya pura-pura tidak mendengar. Dengan perilaku seperti ini,

anak cenderung tidak mampu melakukan sosialisasi dengan baik.

* Menentang

Anak dengan gangguan hiperaktivitas

umumnya memiliki sikap

penentang/pembangkang atau tidak mau

dinasehati. Misalnya, penderita akan marah

jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-

coret atau naik-turun tak berhenti.

Penolakannya juga bisa ditunjukkan dengan

sikap cuek.

* Destruktif

Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika menyusun lego misalnya, anak aktif

akan menyelesaikannya dengan baik sampai lego tersusun rapi. Sebaliknya anak

hiperaktif bukan menyelesaikannya malah menghancurkan mainan lego yang sudah

tersusun rapi. Terhadap barang-barang yang ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain,

kecenderungan anak untuk menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak

hiperaktif sebaiknya dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah

rusak.

* Tak kenal lelah

Anak dengan gangguan hiperaktivitas sering tidak menunjukkan sikap lelah. Sepanjang

hari dia akan selalu bergerak ke sana kemari, lompat, lari, berguling, dan sebagainya.

Page 10: Anak Berkebutuhan Khusus

6

"Kesannya tidak pernah letih, bergerak terus," ujar Sani. Hal inilah yang seringkali

membuat orang tua kewalahan dan tidak sanggup meladeni perilakunya.

* Tanpa tujuan

Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak aktif, ketika naik ke atas kursi

punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan atau bermain peran sebagai Superman.

Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan. Dia hanya naik dan turun kursi saja.

* Tidak sabar dan usil

Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika bermain dia tidak mau

menunggu giliran. "Ketika dia ingin memainkan mobil-mobilan yang sedang dimainkan

oleh temannya, dia langsung merebut tanpa ba-bi-bu," komentar Sani. Tak hanya itu,

anak hiperaktif pun seringkali mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya,

tiba-tiba memukul, mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu

yang harus membuat anak melakukan hal seperti itu.

* Intelektualitas rendah

Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan hiperaktivitas berada di bawah rata-rata

anak normal. Mungkin karena secara psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia

tidak bisa menunjukkan kemampuan kreatifnya.

ANAK AKTIF

NAH, anak yang hanya sekadar aktif, pada otaknya tidak terdapat gangguan. Hanya saja

energi yang terkumpul berlimpah dan si kecil berkeinginan untuk selalu bergerak

sehingga ia mempunyai mobilitas yang cukup tinggi dibandingkan anak lain. "Secara

kasat mata anak aktif dan hiperaktif memiliki kesamaan perilaku, padahal kalau ditilik

lebih lanjut ada perbedaannya," kata Sani.

Ciri yang ditunjukkan anak aktif:

* Fokus (perhatian kuat)

Anak aktif memiliki kemampuan kuat untuk memfokuskan perhatian. Ketika bermain

pasel misalnya, anak aktif cenderung melakukanproblem solving dengan baik. Berbeda

dari anak hiperaktif yang umumnya cepat bosan sehingga tidak bisa menyelesaikan atau

hanya mempermainkannya saja.

Page 11: Anak Berkebutuhan Khusus

7

* Lebih penurut

Sikap menentang pada anak aktif tidak sekuat pada anak hiperaktif. Ia masih bisa diberi

tahu dan dapat mematuhinya dengan lebih baik. Misalnya, ketika dilarang untuk tidak

merusak mainan dengan memberikan alasannya, anak aktif mau berusaha mematuhi.

Mainan, seperti mobil-mobilan atau boneka akan dimainkan sesuai dengan fungsinya

masing-masing.

* Konstruktif

Ketika diberikan mainan, pasel umpamanya, si aktif akan berusaha melakukan hal sesuai

permintaan. Setidaknya, ia akan berusaha untuk menyusun secara konstruktif permainan

tersebut. Demikian pula terhadap mainan lain, anak aktif mau memelihara dengan baik

benda-benda yang dimilikinya.

* Ada waktu lelah

Anak aktif umumnya memiliki batas mobilitas. Ketika merasa lelah, dia akan

menghentikan kegiatannya dan beristirahat. Walau begitu, pada beberapa kasus

ditemukan anak aktif yang waktu istirahatnya sangat sedikit sehingga kesannya tidak

pernah lelah seperti anak hiperaktif.

* Lebih sabar

Anak aktif punya kesabaran yang lebih tinggi dibandingkan anak hiperaktif. Ketika

menyelesaikan pasel misalnya, anak aktif berusaha dengan keras dan sabar untuk

menyelesaikan tugasnya hingga tuntas. Hal ini berkaitan dengan daya kreativitas yang

biasanya tidak dimiliki anak hiperaktif.

* Intelektualitas tinggi

Umumnya, anak aktif punya kecenderungan menjadi anak cerdas. Ia memiliki tenaga,

rasa ingin tahu, dan kesempatan yang lebih besar untuk mengetahui hal-hal baru.

Sebaiknya kesempatan ini dimanfaatkan orang tua untuk menstimulasi anak dengan

sebaik-baiknya.

Page 12: Anak Berkebutuhan Khusus

8

2.3. Ciri-ciri Anak Hiperaktif

Secara singkat dijelaskan bahwa ADHD adalah ketidakmampuan dimana anak

secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut : (a) kurang perhatian

(inantensi) ; (b) hiperaktif; dan (c) Impulsif .

Berikut ini lebih jelas mengenai pengertian ketiga ciri-ciri tersebut:

1. Inatensi

Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang

anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak

mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali

beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain. Perhatian anak hiperaktif begitu

mudah teralihkan dari satu hal ke hal yang lainnya.

2. Hiperaktif

Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk

dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan

berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia

cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik. Karena itu,

Page 13: Anak Berkebutuhan Khusus

9

seringkali anak hiperaktif pulang dengan membawa banyak luka akibat ulahnya

sendiri.

3. Impulsif

Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada

semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali.

Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa

pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak

tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan

menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai

diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi

lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang

membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Ia biasa melakukan

segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan dengan

ketidaksabaran.

Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada

beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi

sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi,

misalnya di rumah dan di sekolah.

Problem-problem yang biasa dialami oleh anak hiperaktif:

a. Problem di sekolah

Anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan baik.

Konsentrasi yang mudahterganggu membuat anak tidak dapat menyerap materi pelajaran

secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek membuat anak ingin cepat selesai

bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan berbicara yang tinggi akan

mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara sehingga guru akan menyangka

bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak dijumpai bahwa anak hiperaktif

banyak mengalami kesulitan membaca, menulis, bahasa, dan matematika. Khusus untuk

menulis, anak hiperaktif memiliki ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak

sebaik anak biasa.

Page 14: Anak Berkebutuhan Khusus

10

b. Problem di rumah

Dibandingkan dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan

kecil hati. Selain itu, ia mudahmengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan

yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal ini berkaitan

dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi, sehingga bila mengalami kekecewaan, ia

gampang emosional. Selain itu anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah

bila keinginannya tidak segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersbut membuat anak

menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal

dan tidak jarang mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya.

Karena sering dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang

hangat. Orang tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak

mengkritik, bahkan memberi hukuman. Reaksi anakpun menolak dan berontak.

Akibatnya terjadi ketegangan antara orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua

menjadi stress, dan situasi rumahpun menjadi kurang nyaman. Akibatnya anak menjadi

lebih mudahfrustrasi. Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri

yang negatif. Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan

ditolak.

c. Problem berbicara

Anak hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya

kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia sulit

melakukan komunikasi yang timbal balik. Anak hiperaktif cenderung sibuk dengan diri

sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara secara tepat.

d. Problem fisik

Secara umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak

lain. Beberapa gangguan seperti asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering dijumpai.

Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak anak hiperaktif yang

sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain itu, tingginya tingkat aktivitas

fisik anak juga beresiko tinggi untuk mengalami kecelakaan seperti terjatuh, terkilir, dan

sebagainya.

Page 15: Anak Berkebutuhan Khusus

11

2.4. Faktor-faktor Penyebab Anak Hiperaktif

Berikut adalah faktor-faktor penyebab anak-anak menjadi hiperaktif:

1. Faktor neurologik

Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan

masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal,

persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau

eklamsia dibandingkan dengan kehamilan dan persalinan normal. Di

samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan

rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga

meninggikan insiden hiperaktif. Terjadinya perkembangan otak yang

lambat. Faktor etiologi dalam bidang neuoralogi yang sampai kini banyak

dianut adalah terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak

yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk

memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi menunjukkan terjadinya

gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di

daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak,

khususnya sisi sebelah kanan.

2. Faktor toksik

Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet

memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di

samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat,

ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat

hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.

3. Faktor genetik

Didapatkan korelasi yang tinggi dari hiperaktif yang terjadi pada keluarga

dengan anak hiperaktif. Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan

saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini

juga terlihat pada anak kembar.

Page 16: Anak Berkebutuhan Khusus

12

4. Faktor psikososial dan lingkungan

Pada anak hiperaktif sering ditemukan hubungan yang dianggap keliru

antara orang tua dengan anaknya.

2.5. Cara Penanganan Anak Hiperaktif

Untuk mengatasi anak hiperaktif ini ada 2 faktor yang menentukan

keberhasilannya, yaitu faktor orang tua dan faktor makanan.

1. Faktor orang tua

Orang tua adalah faktor penentu keberhasilan dalam permasalahan ini, karena

orang tualah yang mempunyai kewajiban mendidik anak-anak mereka. Berikut

adalah hal-hal yang perlu diperhatikan para orang tua di dalam memperlakukan

anak yang hiperaktif, yaitu :

• Orang tua hendaknya bersabar di dalam mendidiknya

Orang tua hendaknya selalu menunjukkan perhatian yang lebih kepadanya

dibanding anak yang lain

• Orang tua hendaknya mengarahkan kepada aktifitas positif yang

disukainya.

• Orang tua hendaknya selalu mendampingi ketika anak hiperaktif

beraktifitas

2. Faktor makanan

Makanan yang mengandung gula atau karbohidrat berkadar tinggi seperti nasi

dan tepung olahan bisa memicu pelepasan hormon stres sehingga menyebabkan

perasaan gelisah. Sementara zat penambah rasa, pewarna makanan dan pemanis

buatan bisa mendorong anak terlampau aktif. Ini berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh para ahli. Untuk itu disarankan kepada orang tua untuk

memberikan makanan yang bisa memicu ketenangan anak hiperaktif ini.

Makanan-makanan tersebut yaitu :

• Sayur-sayuran seperti wortel, batang seledri, brokoli dll

• Makanan yang kaya kalsium

• Makanan yang mengandung magnesium

• Biji-bijian dan Kacang-kacangan

Page 17: Anak Berkebutuhan Khusus

13

Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan anak hiperaktif beserta ciri-

cirinya, dan ternyata anak-anak kita menunjukkan gejala atau cirri tersebut, harusnya

orang tua tidak perlu panik. Banyak cara menangani agar anak hiperaktif tidak menjadi

beban orang tua dan bahkan anak hiperaktif bisa tumbuh normal seperti anak lainnya.

Berikut ialah langkah awal menangani anak hiperaktif:

1. Terimalah kondisi anak

Inilah hal pertama dan terpenting yang perlu dilakukan orang tua. Bila sudah dapat

menerima kondisi anak, orang tua akan lebih baik dalam melakukan penanganan

selanjutnya. Sadari bahwa anak bukan ingin seperti itu melainkan kondisi otaknya yang

sudah demikian sehingga muncul perilaku yang kurang positif. Segala sesuatunya telah

ditentukan oleh Yang Maha memberikan anak, yaitu Allah. Jika Allah menguji kita

dengan hadirnya anak dengan anak hiperaktif, itu tandanya Allah Tahu bahwa kita

mampu dan dapat mengatasi serta mendidik anak dengan sebaik-baiknya.

Orang tua penderita pun disarankan untuk tidak menyimpan permasalahannya sendiri.

Curhat pada seseorang yang dianggap bisa membantu, meski sekadar untuk

mendengarkan cerita, sedikit banyak dapat meringankan beban masalah. Curhat

terkadang bisa menjadi sarana cooling down bagi orang tua sehingga tindakan yang

dilakukan lebih lanjut bisa berjalan dengan lebih baik.

Kerja sama antara suami-istri harus dijalin dengan baik agar anak dapat tertangani dengan

baik. Akan sangat membantu bila anggota keluarga lain, seperti kakek-nenek atau kerabat

lainnya memahami apa yang kita hadapi.

2. Perbaiki perilaku anak

Hal lain yang perlu penanganan segera adalah perilaku anak yang destruktif agar

perilakunya lebih terarah. Untuk ini tentu diperlukan bantuan ahli seperti psikolog.

Pada umumnya, saran yang diberikan ahli adalah menyalurkan energi anak pada

kegiatan-kegiatan positif yang ia sukai. Bila bosan, ganti dengan yang lain lagi. Intinya,

usahakan energinya habis untuk kegiatan yang positif.

3. Ajarkan kedisiplinan.

Anak hiperaktif cenderung tidak disiplin. Mereka tidak mau tenang, dan cenderung

membangkang. Tidak patuh pada aturan. Nah, jika demikian, maka Anda harus membuat

sebuah “kontrak” perjanjian dengannya untuk berlatih disiplin.

Page 18: Anak Berkebutuhan Khusus

14

4. Lebih banyak bersabar

Ini adalah tuntutan utama bagi para orangtua. Tanpa kesabaran, maka Anda tidak akan

dapat menangani anak Anda dengan baik.

5. Menjaga komunikasi dan biarkan ia merasakan kasih sayang Anda.

Ketika anak melihat dan merasakan perhatian yang diberikan orangtuanya, dan memang,

perlu diakui, bahwa menjalin komunikasi dengan anak-anak hiperaktif ini harus

senantiasa. Ibaratnya, harus setiap menit kita mengajaknya berkomunikasi. Dan bukannya

memanjakan, perhatian terhadap anak-anak hiperaktif memang harus lebih banyak

dibandingkan saudara-saudaranya yang normal.

6. Tidak menghukumnya secara berlebihan.

Bukan salah anak Anda jika ia hiperaktif. So, jangan menghukumnya karena gangguan

hiperaktif ini. Melatihnya berdisiplin, oke. Tapi, dengan cara yang baik dan benar.

7. Gali Potensinya

Anak hiperaktif cenderung memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ini yang sering kali

dilupakan bahkan tidak diperhatikan. Para ibu cenderung bergulat dan berkutat pada

kesedihan dan kekecewaan terhadap putranya. Tapi tidak mau melihat, bahwa anak

hiperaktif ternyata memiliki kecerdasan yang luar biasa. Tugas ibulah yang mencari dan

menggali kecerdasan dan potensinya ini.

8. Olahraga / Aktifitas Yang Positif.

Anda bisa mengajak anak berolahraga guna menyehatkan tubuh dan mengurangi

hiperaktifnya. Salah satu olahraga sederhana yang dapat dilakukan adalah senam di

rumah yang diiringi musik. Selain itu, Anda dapat mengajak anak menonton atau menulis

cerita agar waktunya habis dengan kegiatan-kegiatan positif, sehingga akan

menenangkan anak hiperaktif.

9. Terapi

Bila gangguan yang dialami tergolong parah, biasanya akan dilakukan terapi perilaku,

seperti terapi psikososial, educational therapy, occasional therapy, dan psikoterapi. Dalam

terapi seperti itu anak akan diajarkan perilaku mana yang boleh dan tidak. Obat-obatan

sedapat mungkin dihindari karena memiliki efek samping, seperti mengantuk, nafsu

Page 19: Anak Berkebutuhan Khusus

15

makan berkurang, sulit tidur, tik (semacam kedutan), nyeri perut, sakit kepala, cemas,

perasaan tidak nyaman, serta menghambat kreativitas.

Pemberian obat dalam jangka panjang juga bisa menimbulkan efek negatif pada sistem

saraf, yakni menyebabkan ketergantungan obat, bahkan sampai ia dewasa. Obat baru

digunakan bila dalam kondisi terpaksa.

10. Sediakan sarana

Untuk mengantisipasi gerakan-gerakan anak dengan gangguan hiperaktivitas yang tidak

bisa diam, sebaiknya ruangan untuk anak bermain dirancang sedemikian rupa agar tidak

terlalu sempit serta tidak dipenuhi banyak barang dan pajangan. Hal ini untuk

menghindari kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, seperti anak terbentur, tersandung,

atau bahkan memecahkan barang-barang berharga. Bila memang tersedia, halaman luas

sangat baik untuk memberikan kebebasan bergerak bagi penderita.

Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, juga kesadaran

untuk senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan si anak.

Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal, tak bisa berkosentrasi.

Keinginannya harus segera dipenuhi. Mereka juga kadang impulsif atau melakukan

sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Gangguan perilaku ini biasanya terjadi

pada anak usia prasekolah dasar, atau sebelum mereka berusia 7 tahun. Jika langkah-

langkah awal diatas telah dilakukan, maka orang tua dapat melakukan langkah yang lebih

intensif. berikut ialah langkah-langkahnya:

1. Periksalah.

Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai hiperaktif. karena itu,

anda perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktif. yang harus anda lakukan

adalah mengonsultasikan persoalan yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi

anak. ini penting karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental

dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan bersosialisasi.

tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang tepat tentang apa saja yang bisa

anda lakukan di rumah. selain itu juga berguna untuk menghapus rasa bersalah dan

memperbaiki sikap anda agar tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. di sini

biasanya para ahli akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi.

Page 20: Anak Berkebutuhan Khusus

16

2. Pahamilah.

Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika anda dan anggota keluarga

mengikuti support group dan parenting skill-training. tujuannya agar bisa lebih

memahami sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan anak, baik secara

psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis. jika si anak merasa bahwa orang tua

dan anggota keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya, frustasinya, maka

kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa

tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.

3. Latih kefokusannya.

Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. perlakukan anak dengan hangat dan sabar, tapi

konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. kalau anak tidak bisa diam di

satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajaklah untuk

duduk diam. mintalah agar anak menatap mata anda ketika berbicara atau diajak

berbicara. berilah arahan dengan nada yang lembuat, tanpa harus membenatk. arahan ini

penting sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu pekerjaan. anda

harus konsisten. jika meminta ia melakukan sesuatu, jangan berikandia ancaman tapi

pengertian, yang membuatnya tahu kenapa anda berharap dia melakukan itu.

4. Telatenlah

Jika dia telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi

mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik yang membentuk angka atau

huruf. latihan ini juga bertujuan untuk memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik

dan salah. selanjutnya anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan

mewarnai. latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya.

bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian. mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan

dengan angka-angka dibawah 10. setelah itu baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan

benar.

Jika empat fase di atas telah dapat anda lewati, bersyukurlah, pasti keaktifan anak anda

sudah dapat difokuskan untuk perkembangan jiwanya. ini juga akan sangat membantu

Page 21: Anak Berkebutuhan Khusus

17

anda dalam menjaganya. dan kini, masukilah tahap berikutnya, bagaimana anda harus

bekerjasama dengan dia.

5. Bangkitkan kepercayaan dirinya

Jika mampu, ini juga bisa dipelajari, gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti

menggunakan penguat positif. misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan

tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar, memberikan disiplin yang

konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak. tujuannya untuk meningkatkan rasa

percaya diri anak.

Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri dengan

bimbingan orang tua. misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan

bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang

pernah diberikan orang tua sebelumnya.

Dalam tahap ini, usahakan emosi anda berada di titik stabil, sehingga dia tahu, penguat

positif itu tidak datang atas kendali amarah. ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat

sensitif.

6. Kenali arah minatnya

Jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat baik-baik, kemana

sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. jangan dilarang semuanya, nanti dia prustasi. yang

paling penting adalah mengenali bakat atau kecenderungan perhatiannya secara dini.

dengan begitu, anda bisa memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk

menyalurkan kelebihan energinya. misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di

bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. anak juga belajar

bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya.

7. Minta dia bicara.

ini sangat penting anda terapkan. ingat, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi

dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. karena itu, bantulah anak dalam

bersosialisasi agar ia mempelajari nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya.

misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga anda bisa mengajarkan anak bagaimana

bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. ini memang butuh kesabaran dan

kelembutan. mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu.

Page 22: Anak Berkebutuhan Khusus

18

terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling

memahami, dan berempati,

8. Siap bahu-membahu. jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, anda dapat

segera membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. jangan ragu. bila perlu, bekerja

samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya.

mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak nakal, atau mengucilkan, karena

akan berdampak lebih buruk bagi kesehatan mentalnya. kerjasama ini juga penting karena

anak sulit berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. dibutuhkan kesabaran dan

bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif.

Langkah-langkah diatas ialah cara penanganan atau pengelolaan jika anak anda mengidap

hiperaktif. dia tak berbahaya, hanya butuh sentuhan dan perhatian lebih. jika itu dia

dapatkan, anak anda akan berubah jadi jenius yang bukan tak mungkin, akan mengubah

dunia.

2.6. Cara Mendidik Anak Hiperaktif

2.6.1 Cara Mendidik Anak Hiperaktif bagi Orang Tua

Berikut ini ialah cara-cara bagi orag tua untuk mendidik anak hiperaktif:

1. Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas

2. Kenali kelebihan dan bakat anak

3. Membantu anak dalam bersosialisasi

4. Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti

menggunakan reinforcement positif (misalnya memberikan pujian bila

anak makan dengan tertib), memberikan disiplin yang konsisten, dan

selalu memonitor perilaku anak

5. Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk

menyalurkan kelebihan energinya

6. Jangan sekali-kali melabel anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas atau

bodoh, karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang dilabelkan padanya.

7. Menerima keterbatasan anak

Page 23: Anak Berkebutuhan Khusus

19

8. Perbanyak komunikasi dengan anak. Jika pada anak normal cenderung

berkomunikasi pada saat-saat tertentu, pada anak hiperaktif orang tua

harus berkomunikasi “setiap satu menit sekali”.

9. Membangkitkan rasa percaya diri anak

10. Keefektifan terapi berbeda-beda bagi tiap anak. Orangtua harus

menentukan terapi yang terbaik bagi anak.

11. Yang terpenting berikan kasih sayang (bukan memanjakan) pada anak

hiperaktif melebihi saudara lainnya. Alasannya, seberapa banyak kasih

sayang yang ditumpahkan pada anak hiperaktif, tidak akan pernah bisa

penuh.

12. Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi

anak yang sebenarnya.

2.6.2 Cara Mendidik Anak Hiperaktif bagi Guru atau Pengajar

Di lingkungan sekolah, gurulah yang memiliki tanggung jawab dalam

membimbing/ mengarahkan anak yang hiperaktif (penderita ADD/ ADHD). Berikut ini

ialah cara-cara bagi guru dan pengajar untuk mendidik anak hiperaktif:

1. Mengelola kelas, dengan karakteristik; membuat rancangan dan struktur

kegiatan kelas, pemberian tugas yang memerlukan waktu yang tidak

lama, instruksi guru yang dapat melatih rasio siswa dan bersifat

individual, kurikulum pembelajaran yang menarik, menggunakan

reinforcemen positif.

2. Sikap guru dalam; membantu siswa memiliki harapan akademik yang

baik, sering memantau dan memeriksa pekerjaan siswa, penuh kesabaran,

kehangatan, humoris, konsisten dan tegas, memiliki pengetahuan tentang

perilaku anak yang berbeda, bekerja sama dengan guru yang memiliki

keahlian khusus tentang anak hiperaktif.

Page 24: Anak Berkebutuhan Khusus

20

3. Guru membantu siswa melakukan self monitoring atau pemantauan

perilaku diri sendiri, karena biasanya siswa menyadari bahwa mereka

memiliki masalah dan ingin memperbaikinya. Guru dapat melakukan

metode dengan menggunakan audio seperti bip-acak, tekniknya bisa

dengan memberikanrewards dan akurasi pemeriksaan.

2.7. Terapi untuk Anak Hiperaktif

Untuk mempercepat kesembuhan anak hiperaktif, maka dapat dilakukan terapi.

Beberapa terapi untuk anak hiperaktif ialah sebagai berikut:

1) Applied Behavioral Analysis (ABA)

ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai, telah dilakukan penelitian dan

didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi

pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian).

Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai

di Indonesia.

2) Terapi Wicara

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan

berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang

non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.

Page 25: Anak Berkebutuhan Khusus

21

Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk

memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain. Dalam hal ini

terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

3) Terapi Okupasi

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan

motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil

dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan

kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk

melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

4) Terapi Fisik

Hiperaktif adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara

individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-

kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya

kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong

untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

5) Terapi Sosial

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang

komunikasi dan interaksi. Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam

ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain.

Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul

dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.

6) Terapi Bermain

Terapi bermain sangat penting untuk mengembangkan ketrampilan, kemampuan

gerak, minat dan terbiasa dalam suasana kompetitif dan kooperatif dalam melakukan

kegiatan kelompok. Bermain juga dapat dipakai untuk sarana persiapan untuk beraktifitas

dan bekerja saat usia dewasa. Terapi bermain digunakan sebagai sarana pengobatan atau

terapitik dimana sarana tersebut dipakai untuk mencapai aktifitas baru dan ketrampilan

sesuai dengan kebutuhan terapi.

Page 26: Anak Berkebutuhan Khusus

22

7) Terapi Perilaku

Anak hiperaktif seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak

memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak

yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering

mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku

negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan lingkungan

dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya.

8) Terapi Perkembangan

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention)

dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya

dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan

Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang

lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

9) Terapi Visual

Individu hiperaktif lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual

thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar

komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan PECS (Picture Exchange

Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk

mengembangkan ketrampilan komunikasi.

10) Terapi Biomedik

Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam

DAN (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.

Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini

diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan

fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah,

urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak

menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila

mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh

sendiri (biomedis).

Page 27: Anak Berkebutuhan Khusus

23

Selain itu beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan

membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :

· Orang tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan hiperaktifitas

· Kenali kelebihan dan bakat anak

· Membantu anak dalam bersosialisasi

· Menggunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan

penguat positif (misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib),

memberikan disiplin yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak

· Memberikan ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan

kelebihan energinya

· Menerima keterbatasan anak

· Membangkitkan rasa percaya diri anak

· Dan bekerja sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak

yang sebenarnya

Disamping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri

dengan bimbingan orang tua. Contohnya dengan memberikan contoh yang baik kepada

anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orang tua mengingatkan anak tentang

contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.

.

Page 28: Anak Berkebutuhan Khusus

24

BAB III

KONSEP PEMBELAJARAN DAN SEKOLAH UNTUK ANAK HIPERAKTIF

3.1. Konsep Pembelajaran untuk Anak Hiperaktif

Beberapa anak menemukan bahwa lingkungan yang baru itu membingungkan dan terlalu

banyak yang harus diperhatikan. Pikiran mereka menjadi kacau dan perhatian mereka

tertekan akibat keadaan itu. Tetapi justru ada juga yang bersemangat danbergembira saat

baru dimulai. Dalam hal malahan yang mengalami perasaan tertekan justru orang lain.

Guru merasa bahwa anak-anak yang lain akan segera menjauhi mereka, karena tingkah

laku mereka sangat mengjengkelkan.Taman Kanak-Kanak dan kelompok bermain dapat

menjadi tempat untukmenyesuaikan diri dengan anak-anak lain, dan kehadiran orang tua

disitu sangat diperlukan oleh anak itu. Biasanya anak-anak seperti ini dimintai untuk

meninggalkan Taman Kanak-Kanak dengan alasan mengganggu dan merugikan orang

lain.Sementara kegiatan sekolah berjalan, banyak lagi yang harus dilakukan agar anak-

anak hiperaktif itu dapat belajar seperti anak-anak yang lain, dapat mengendalikan diri

dan dapat menjadi teman yang menyenangkan bagi anak-anak lain. Dan anak diajurkan

untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang tersedia di kelas dan membuat suatu yang

menyenangkan, dan dapat menemukan saluran yang konstruktif bagi energi mereka yang

berlebihan. Metode bimbingan bagi anak hiperaktif.

3.2. Metode Pembelajaran untuk Anak Hiperaktif

Menurut Moeslichatoen ada beberapa metode yang cocok untuk membimbing dan

mengarahkan anak. Adapun keseluruhan metode tersebut akan dijelaskan di bawah ini:

Metode bercerita

Bagi anak usia ini dalam mengajarkan tentang kebenaran haruslah menarik, mengundang

perhatian dan tidak lepas dari konsep bercerita. Dunia kehidupan anak itu penuh sukacita,

maka kegiatan bercerita haruslah diusahakan dapat memberikan perasaan, gembir, lucu,

dan mengasyikkan. Karena dunia kehidupan anak itu dapat berkaitan dengan lingkungan

keluarga, sekolah dan diluar lingkungannya. Moeslichatoen mengatakan bahwa ada

Page 29: Anak Berkebutuhan Khusus

25

beberapa macam teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain guru atau orang tua

dapat membaca langsung dari buku, menggunakan illustrasi dari buku gambar,

menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam suatu cerita.

Metode tanya-jawab

Dengan adanya metode tanya-jawab ini akan membuat antara anak dan guru ada

komunikasi. Itu juga diperlukan persiapan yang baik agar dapat memberikan jawaban

yang sesuai dengan kebenarannya. Kadang kala ada anak hiperaktif menanyakan sesuatu

yang dapat membuat guru menjadi bingung untuk menjawabnya. Saat anak yang

memiliki perilaku yang berlebihan itu tidak bisa diam, guru dapat langsungbertanya

kepada anak mengenai cerita yang baru saja diceritakan. Dengan cara inimaka anak

tersebut akan memberikan perhatiannya kepada guru yang bertanya.Walaupun rentang

konsentrasi anak seperti itu sangat singkat.

Metode pekerjaan tangan

Guru/pembimbing anak dapat memberikan metode pekerjaan tangan ini kepada anakyang

memiliki perlaku berlebihan atau yang tidak mau diam, seperti membuat bentukdari lilin,

melukis dengan kanji yang berwarna warni. Hal tersebut harus dibuat olehanak sesuai

dengan apa yang diajarkan oleh guru. Dengan adanya metode ini makaanak yang tidak

mau diam tadi dapat diberikan kegiatan diatas, sehingga anak itu tidaklagi mengganggu

teman yang lainnya saat berada di kelas.

Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada

anak yang tidak mau diam, supaya kesempatan si anak untuk mengganggutemannya

mulai berkurang. Pemberian tugas itu juga harus jelas dan penentuan batasyang tepat

diberikan secara nyata. Banyak anak yang mengalami hambatan untuk memperoleh

kemajuan belajar karena tidak menentunya batas tugas yang diberikan oleh guru untuk

diselesaikan. Kejelasan penentuan batas tugas yang harus diselesaikan anak akan

memperkecil kemungkinan anak membuang-buang waktu dantenaga untuk suatu kegiatan

yang tidak membuahkan hasil dan tidak bermakna bagi anak. Pemberian tugas kepada

anak seperti ini juga harus dapat membangkitkan minat anak untuk mengembangkan

tugas itu secara kreatif. Anak itu tidak akan melakuka ntugas bila yang diberikan oleh

guru baginya itu tidak menarik. Pemberian tugas secara tepat dan profesional akan dapat

Page 30: Anak Berkebutuhan Khusus

26

meningkatkan bagaimana cara belajar yang benar,sehingga keinginan anak untuk

melakukannya timbul pada dirinya sendiri. Bilapemberian tugas itu menggunakan bahan

yang bervariasi, dan sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, maka akan memberikan

arti yang besar bagi anak tersebut.

Metode bermain

Metode bermain juga sangat baik diberikan kepada anak tersebut karena anak akan

belajar mengendalikan diri sendiri, memahami dunianya. Dengan menggunakan metode

bermain kepada anak seperti ini diperlukan guru-guruyang harus menemaninya. Melalui

kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kreativitasnya, yaitu melakukan kegiatan

yang dapat menyalurkan bakat si anak. Bagi anak seperti ini, metode ini dapat diberikan

dan anak akan merasa sangat senang. Karena anak itu dapat dengan bebas melakukan

kegiatannya yang dirasakan cukup baik bagi dirinya. Melalui kegiatan bermain ini anak

dapat menggunakan otot kasar. Bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam

kegiatan tersebut seperti merayap, berlari, merangkak, berjalan, melompat, menendang,

melempar. Guru/pembimbing anak dapat melakukan metode bermain ini sehingga anak

tersebut tidak cepat bosan dengan cara yang diberikan oleh guru. Seperti mengajak anak

untuk bernyanyi yang menggunakan aturan main. Anak seperti ini akan tertarik untuk

melakukannya.Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah

melakukan kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan

menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Anak dapat

menyalurkan rasa ingin tahunya dengan menggunakan metode bermain iniseperti

bagaimana caranya memasak, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, dan sebagainya.

Kegiatan menggambar dapat juga diberikan kepada anak hiperaktif termasuk didalam

kegiatan bermain. Anak dalam menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas

gambar. Cara seperti ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan tenaga

pada dirinya

3.3. Metode Penggunaan Warna untuk Anak Hiperaktif

Hurlock (1993) menulis bahwa umur 3-6 tahun merupakan periode keemasan

(golden age) dalam proses perkembangan anak, karena di usia ini anak mengalami

kemajuan fisik, intelektual, soisal maupun emosional yang menakjubkan. Benyamin S.

Page 31: Anak Berkebutuhan Khusus

27

Bloom mengatakan bahwa 50% dari potensi Inteligensi anak sudah terbentuk di usia 4

tahu, kemudian mencapai 80% ketika anak berusia 8 tahun. Usia dini ini sangat peka

untuk menyerap segala informasi yang ada disekitarnya.

Menurut Jane M. hally, jaringan syaraf anak akan terbentuk apabila ada kegiatan

mental yang aktif dan menyenangkan. Bila tidak mendapatkan lingkungan yang

merangsangnya, otak seorang anak akan menderita. Para peneliti menemukan bahwa

apabila anak-anak jarang di ajak bermain atau jarang disentuh, maka perkembangan

otaknya 20% atau 30% lebih kecil daripada ukuran normalnya pada usia itu.

Pada usia 2-6 tahun anak masih berfikir pra operasional yaitu berfikir dengan

acak, rancu dan belum terorganisasi. Pada usia ini persepsi visual menjadi lebih efektif

dan anak dapat mempertahankan konsentrasi dalam jangka waktu yang lebih lama. Untuk

membentuk anak yang terampil dan cerdas harus dimulai dari usia dini. Kita dapat

meletakan, menanamkan dasar-dasar pengetahuan yang lebih mudah kepada anak, agar

anak bisa lebih gampang menerimanya. Salah satunya dengan warna.

Warna pada anak usia dini merupakan hal sangat penting bagi perkembangan

saraf otaknya. Selain memancing kepekaan terhadap penglihatan, warna juga bermanfaat

untuk meningkatkan daya pikir serta kreativitas anak. Warna juga dapat mengurangi

tekanan yang biasanya dialami oleh anak hiperaktif.

3.3.1. Penggunaan Warna Pada Ruang Belajar

Para psikolog telah melakukan beberapa eksperimen yang menyimpulkan bahwa

penggunaan warna yang tepat untuk sekolah dapat meningkatkan proses belajar mengajar

untuk siswa maupun gurunya. Hal ini disebabkan warna menimbulkan kesan tertentu

dalam menciptakan suasana ruang. Warna juga menimbulkan pengaruh terhadap jiwa

anak-anak, baik secara langsung, misalnya perasaan gelisah, nyaman, panas dan

sebagainya.

Karena itu pendidik harus mengetahui pengaruh warna-warna tertentu terhadap anak-

anak, demikian dapat memperkecil bahkan mencegah kesalahan di dalam menempatkan

warna-warna yang mempunyai pengaruh negatif, khususnya terhadap perkembangan fisik

dan mental anak.

Page 32: Anak Berkebutuhan Khusus

28

Berikut ini ialah cara untuk menerapkan metode penggunaan warna untuk belajar:

Menciptakan ruang yang bebas, aman, rangsang, nyaman, dan hangat

Menurut Eillen, 1988, kebutuhan anak dalam ruang adalah memperoleh rasa

bebas, aman, rangsang, nyaman dan hangat.

Warna-warna yang Mendukung Kebutuhan Anak dalam Ruang

Kebutuhan Anak

dalam ruang

Suasana Ruang Warna Dihindari

Ruang bebas Fleksibel tidak

terlalu padat

Warna terang

dan netral

Warna hitam:

menakutkan

dan menekan

Rasa Aman Tidak

menakutkan,

menegangkan

Warna-warna

pastel

intensitas tidak

penuh

Warna

menyilaukan

menyebakan

mata cepat

lelah, sakit

kepala dan

tegang

Rasa nyaman,

hangat

Suasana hangat Warna hangat Warna gelap

Rangsang,

merangsang anak

untuk beraktifitas,

gembira dan

kreatif

Suasana hangat

dan meriah

Komposisi

warna cerah,

kontras dan

komposisi

warna-warna

terang

Warna pastel untuk ruang belajar adalah aman dalam arti tidak menyilaukan,

tidak membuat mata lelah, menyenangkan dan tidak menakutkan sehingga dapat

memotivasi anak untuk beraktifitas, bergembira dan kreatif.

Page 33: Anak Berkebutuhan Khusus

29

Mengatur Ruang agar tampak lebih luas atau mengecil

Warna dingin bila digunakan untuk mewarnai ruangan akan memberikan ilusi

jarak, akan terasa mundur. Sebaliknya warna hangat, terutama keluarga merah akan terasa

seolah-olah maju. Warna-warna cerah membuat objek kelihatan besar dan ringan

sementara warna gleap membuat mereka lebih kecil dan berat.

3.3.2. Penggunaan Warna Pada Alat Permainan

Peran warna pada alat permainan antara lain:

1. Stimuli :

Warna berperan sebagai stimuli(rangsangan), dengan menggunakan

warna cerah yang disukai anak dan menarik perhatian seperti merah, kuning dan

oranye warna ini merangsang anak untuk beraktifitas dan berimajinasi

2. Evaluasi perkembangan anak.

Warna merupakan elemen penting untuk mengevaluasi perkembangan

anak, misalnya anak-anak diberi benda-benda dengan bentuk sama tetap berbeda

atau sebaliknya bentuk beda tetapi warnanya sama, puzzle, berbagai figur dan

sebagainya.

3. Memfokuskan dan mengalihkan perhatian

Bila ingin memfokuskan anak pada sesuatu, berilah warna-warna yang

menarik perhatian misal merah. Sebaliknya jika ingin mengalihkan perhatian,

berilah warna-warna yang tidak menarik perhatian, misalnya coklat, abu-abu.

3.3.3. Penggunaan Warna Pada Proses Calistung

Belajar membaca, menulis, berhitung, dan bahkan sains kini tidaklah perlu

dianggap tabu bagi anak usia dini. Persoalan terpenting adalah merekonstruksi cara untuk

mempelajarinya sehingga anak-anak menganggap kegiatan belajar tak ubahnya seperti

bermain dan bahkan memang berbentuk sebuah permainan.

Pelajaran calistung bisa membaur dengan kegiatan lainnya yang dirancang dalam

kurikulum PAUD tanpa harus membuat anak-anak terbebani. Adakalanya tidak

diperlukan waktu ataupun momentum khusus untuk mengajarkan calistung. Anak-anak

Page 34: Anak Berkebutuhan Khusus

30

bisa belajar membaca lewat poster-poster bergambar dengan warna mmencolok yang

ditempel di dinding kelas. Biasanya dinding kelas hanya berisi gambar benda-benda.

Gambar-gambar itu bisa ditambahi poster-poster kata, dengan ukuran huruf yang cukup

besar dan warna yang mencolok.

Doman adalah seorang dokter bedah otak. Ia berhasil membantu menyembuhkan

orang-orang yang mengalami cedera otak kartu-kartu kata yang ditulis dengan tinta

berwarna merah pada karton tebal, dengan ukuran huruf yang cukup besar. Kartu-kartu

itu ditampilkan di hadapan si pasien dalam waktu cepat, hanya satu detik per kata.

Adanya perkembangan pada otak pasiennya membuat ia ingin mencobanya kepada anak-

anak bahkan bayi. Doman hanya merekomendasikan pembelajaran membaca dan

matematika sekitar 45 detik per hari. Bisa kita bayangkan, betapa sebentarnya, dan

kemungkinan anak-anak merasa terbebani karena metode itu sangatlah kecil.

Metode calistung ini diterapkan dengan beberapa modifikasi yaitu :

1. Untuk mengenalkan konsep bilangan

Untuk mengenalkan konsep bilangan dibuat kotak bilangan angka terbuat dari

karton ukuran 10x10 cm dengan ditempeli angka 1-10 warna-warni. Setiap mau masuk

ruangan selesai berbaris, peserta didik berhitung sambil ditunjukkan kotak angka tersebut.

Cara cukup efektif untuk menarik perhatian anak supaya mau memperhatikan bentuk

angka-angkanya.

2. Untuk mengenalkan membaca

Untuk mengenalkan membaca digunakan media gambar dengan tulisan

dibawahnya berwarna merah, biru, oranye, dan hijau. Setelah seminggu dikenalkan

akhirnya gambarnya di tutup dan secara menakjubkan 75% anak-anak bisa

menebak dengan cepat setiap tulisan yang ditunjukkan. Namun ketika tulisan tersebut

dicoba dipindah ke papan tulis dengan menggunakan kapur tulis hanya sekitar 25% anak

yang bisa menebak tulisan.

Anak-anak merekam warna pada hurufnya. Jadi kegiatan ini harus diulang-ulang

setiap hari sampai tanpa sadar anak hafal banyak kata. Yang akhirnya anak bisa membaca

dengan senang hati.

3. Menulis warna warni.

Pada awalnya anak cenderung merasa canggung dan bosan jika harus menulis

dengan pensil. Maka untuk tahap awal menulis biarkan anak menulis atau pura-pura

menulis dengan crayon warna-warni yang lebih empuk. Cara ini melatih motorik

halusnya untuk kemudian mampu menulis dengan pensil.

Page 35: Anak Berkebutuhan Khusus

31

3.3.4. Memilih Bahan Pewarna

Warna banyak memberikan pengaruh positif dan memotivasi anak untuk

beraktifitas dan kreatif, namun semua itu tidak terlepas dari pemilihan bahan pewarna.

Banyak pewarna yang beredar di pasaran yang mengandung toxic (racun) yang sangat

berbahaya bahkan disinyalir dapat menyebabkan autisme. Karena itu sebagai pengelola

pendidikan kita harus teliti dalam memilih pewarna.

Untuk pewarna ruangan dan alat permainan bisa dipilih pewarna/cat yang tidak

mengandung toxic yang biasanya tertulis di label kalengnya. Sedangkan untuk pewarna

stempel atau finger painting sebaiknya dipilih pewarna makanan atau pewarna alami yang

berasal dari tumbuh-tumbuhan misalnya kunyit, pacar, blau, daun pandan suji , arang dan

lainnya.

3.4. Alat Permainan Edukatif untuk Merangsang Otak Anak Hiperaktif

3.4.1. Pengertian Alat Permainan Edukatif

APE merupakan singkatan dari Alat Permainan Edukatif. Mengapa “permainan”?

Karena pada dasarnya anak memang berada dalam masa bermain. Maka yang dibutuhkan

bukanlah alat pembelajaran atau alat peraga, melainkan alat permainan untuk mendukung

kegiatan bermainnya. Namun APE biasa disebut sebagai Media Pembelajaran ataupun

Alat Peraga. APE dapat merangsang otak anak hiperaktif yang cenderung lebih cepat

bosan daripada anak lainnya, dengan APE anak hiperaktif juga dapat menyalurkan

energinya yang lebih banyak dari anak normal dalm bentuk permainan yang positif.

3.4.1. Media Pembelajaran Alat Permainan Edukatif

Pada hakikatnya kegiatan belajar-mengajar adalah suatu proses komunikasi

(penyampaian pesan). Proses komunikasi harus diciptakan atau diwujudkan melalui

kegiatan penyampaian tukar-menukar pesan atau informasi oleh setiap guru dan peserta

didik. Menurut Ahmad Rohani (1997: 1) yang dimaksud pesan atau informasi dapat

berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya. Sedangkan menurut

Mudhoffir (1986:1-2) ada tambahan mengenai hal tersebut, yaitu bahwa pesan atau

informasi tersebut disampaikan dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Pesan atau

informasi yang dimaksud termasuk dalam salah satu sumber belajar yang membantu

Page 36: Anak Berkebutuhan Khusus

32

memecahkan masalah belajar. Jadi, dapat dikatakan bahwa penyampaian pesan atau

proses komunikasi yang dilaksanakan sebagaimana mestinya dapat membantu

memecahkan masalah belajar.

Guru yang mengharapkan proses dan hasil pembelajaran supaya efektif, efisien,

dan berkualitas, semestinya memperhatikan faktor media instruksional yang

keberadaannya memiliki peranan sangat penting. Media instruksional merupakan

integral-part (bagian menyeluruh) dari proses komunikasi instruksional (belajar-

mengajar) dan bertumpu pada tujuan pendidikan. Agar media instruksional yang

digunakan dapat dimanfaatkan hingga mencapai tujuan yang ingin dicapai, maka perlu

diketahui pengertian media instruksional.

Pengertian media instruksional adalah “sarana komunikasi yang digunakan dalam

proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan instruksional yang efektif dan efisien

melalui perangkat keras maupun lunak” (Ahmad Rohani, 1997: 4). Pengertian tersebut

merupakan kesimpulan beberapa pengertian yang bila dijabarkan adalah sebagai berikut:

1. Segala jenis sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses

belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan

instruksional. Mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil, peta,

model, globe, dan sebagainya.

2. Peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk buku, film, video,

tipe, sajian slide, guru dan perilaku non verbal. Dengan kata lain media instruksional

mencakup perangkat lunak (software) dan/atau perangkat keras (hardware) yang

berfungsi sebagai alat belajar/alat Bantu belajar.

3. Media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang

biasanya sudah dituangkan dalam Garis Besar Pedoman Pembelajaran (GBPP) dan

dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

4. Sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat

penampil dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi

pencapaian tujuan instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film,

radio, televisi, dan sebagainya.

Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai (1991: 1), media instruksional merupakan

alat bantu mengajar yang termasuk dalam komponen metodologi penyampaian pesan

untuk mencapai tujuan instruksional. Dengan melihat kedua pengertian tersebut dapat

dikatakan bahwa media instruksional merupakan media yang dipergunakan dalam proses

instruksional (belajar-mengajar), untuk mempermudah pencapaian tujuan instruksional

Page 37: Anak Berkebutuhan Khusus

yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Hingga menurut Sudjana dan Rivai,

klasifikasi media instruksional meliputi media grafis,

media audio dan media tiga dimensi (1991: 27

Bila dihubungkan dengan anak usia dini, media pembelajaran dikenal sebagai

Alat Permainan Edukatif atau sering disingkat APE. Menurut Sudono (2000), alat

permainan adalah semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri

bermainnya dan memiliki berbagai

macam sifat seperti bongkar pasang,

mengelompokkan, memadukan,

mencari padanannya, merangkai,

membentuk, mengetok,

menyempurnakan suatu desain, atau

menyusun sesuai bentuk utuhnya.

Dari pengertian tersebut dapat

dikatakan bahwa APE merupakan

alat permainan yang mempunyai

nilai-nilai edukatif, yaitu dapat mengembangkan segala aspek dan kecerdasan yang ada

pada diri anak.

Alat permainan yang dapat mengembangkan sega

ada pada anak dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran yang sesuai, di

antaranya:

1. Active learning, yaitu pembelajaran yang menuntut keaktivan anak sehingga semua

aspek yang ada pada diri anak dapat berkembang, baik

pembiasaan maupun kemampuan dasar.

2. Attractive learning, yaitu pembelajaran yang menarik sehingga semua aspek yang ada

pada anak dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun

kemampuan dasar.

3. Joyful learning, yaitu pembelajaran yang menyenangkan sehingga semua aspek anak

dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun kemampuan

dasar.

4. Multiple Intelligences Approach

kecerdasan jamak/majemuk sehingga sem

berkembang.

yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Hingga menurut Sudjana dan Rivai,

klasifikasi media instruksional meliputi media grafis, media fotografi, media proyeksi,

media audio dan media tiga dimensi (1991: 27-207).

Bila dihubungkan dengan anak usia dini, media pembelajaran dikenal sebagai

Alat Permainan Edukatif atau sering disingkat APE. Menurut Sudono (2000), alat

semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri

bermainnya dan memiliki berbagai

macam sifat seperti bongkar pasang,

mengelompokkan, memadukan,

mencari padanannya, merangkai,

membentuk, mengetok,

menyempurnakan suatu desain, atau

ai bentuk utuhnya.

Dari pengertian tersebut dapat

dikatakan bahwa APE merupakan

alat permainan yang mempunyai

nilai edukatif, yaitu dapat mengembangkan segala aspek dan kecerdasan yang ada

Alat permainan yang dapat mengembangkan segal aspek dan kecerdasan yang

ada pada anak dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran yang sesuai, di

, yaitu pembelajaran yang menuntut keaktivan anak sehingga semua

aspek yang ada pada diri anak dapat berkembang, baik aspek pengembangan

pembiasaan maupun kemampuan dasar.

, yaitu pembelajaran yang menarik sehingga semua aspek yang ada

pada anak dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun

pembelajaran yang menyenangkan sehingga semua aspek anak

dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun kemampuan

Multiple Intelligences Approach, yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

kecerdasan jamak/majemuk sehingga semua kecerdasan yang dimiliki anak dapat

33

yang lebih efektif dan memiliki sifat yang mendidik. Hingga menurut Sudjana dan Rivai,

media fotografi, media proyeksi,

Bila dihubungkan dengan anak usia dini, media pembelajaran dikenal sebagai

Alat Permainan Edukatif atau sering disingkat APE. Menurut Sudono (2000), alat

semua alat bermain yang digunakan anak untuk memenuhi naluri

nilai edukatif, yaitu dapat mengembangkan segala aspek dan kecerdasan yang ada

l aspek dan kecerdasan yang

ada pada anak dapat diintegrasikan dengan kegiatan pembelajaran yang sesuai, di

, yaitu pembelajaran yang menuntut keaktivan anak sehingga semua

aspek pengembangan

, yaitu pembelajaran yang menarik sehingga semua aspek yang ada

pada anak dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun

pembelajaran yang menyenangkan sehingga semua aspek anak

dapat berkembang, baik aspek pengembangan pembiasaan maupun kemampuan

, yaitu pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

ua kecerdasan yang dimiliki anak dapat

Page 38: Anak Berkebutuhan Khusus

34

Sejalan dengan istilah media pembelajaran, ada istilah alat peraga. Adakah perbedannya?

Perbedaannya dapat dilihat pada bagan berikut:

Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran,

kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu bahwa peserta

didik atau siswa harus banyak berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar

yang memadai sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya

hasil belajar yang optimal. Namun, apa sebenarnya sumber belajar itu? Perlu diketahui

definisi sumber belajar yang jelas.

AECT (1977) mengartikan sumber belajar sebagai semua sumber (data, manusia,

dan barang) yang dapat dipakai oleh pelajar sebagai suatu sumber tersendiri atau dalam

kombinasi untuk memperlancar belajar dan meliputi pesan, orang, material, alat, teknik,

dan lingkungan. Sumber belajar bahkan berubah menjadi komponen sistem instruksional

apabila sumber belajar itu diatur sebelumnya (prestructured), didesain dan dipilih lalu

dikombinasikan menjadi suatu sistem instruksional yang lengkap sehingga

mengakibatkan belajar yang bertujuan dan terkontrol.

alat peraga

pengajar

anak didik

pengajar pengajar media media

kurikulum

Page 39: Anak Berkebutuhan Khusus

35

Sumber belajar memiliki 6 bentuk atau terbagi menjadi 6 golongan. Menurut

Wiryokusumo & Mustaji (1989), pengertian dan contoh tiap-tiap bentuk sumber belajar

tersebut dijabarkan dalam table berikut:

Sumber Belajar Pengertian Contoh

Pesan Pelajaran/informasi yang

diteruskan oleh komponen

lain dalam bentuk ide, fakta,

arti, dan data.

Semua bidang studi atau mata

pelajaran (untuk pendidikan anak

usia dini adalah semua kegiatan

yang dapat mengembangkan semua

aspek dan kecerdasan anak).

Orang/Manusia Manusia yang bertindak

sebagai penyimpan, pengolah

dan penyaji pesan. Tidak

termasuk mereka yang

menjalankan fungsi

pengembangan dan

pengelolaan sumber belajar.

Guru Pembina, guru pembiming,

tutor, pamong, murid, pemain,

pembicara, tidak termasuk tim

kurikulum, peneliti, produser,

teknisi dan lain-lain yang tidak

langsung berinteraksi dengan

siswa.

Bahan/Material Sesuatu (biasa disebut media

atau software) yang

mengandung pesan untuk

disajikan, melalui

penggunaan alat ataupun oleh

dirinya.

Transparansi, slide, film, film strip,

audio tape, video, tape, modul,

majalah, bahan pengajaran

terprogram, dan lain-lain.

Alat/Peralatan Sesuatu (biasa pula disebut

hardware atau perangkat

keras) yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang

tersimpan dalam bahan.

Proyektor, slide, film strip, film,

OHP, LCD, video tape atau kaset

recorder, pesawat televise, dan

lain-lain.

Teknik Prosedur rutin atau acuan

yang disiapkan untuk

menggunakan bahan, alat,

orang, dan lingkungan untuk

menyampaikan pesan.

Pengajaran terprogram belajar

mandiri, mastery learning,

discovery learning, simulasi,

BCCT, kuliah, ceramah, Tanya

jawab, active learning, joyful

Page 40: Anak Berkebutuhan Khusus

36

learning, attractive learning,

multiple intelligences approach,

dan lain-lain.

Lingkungan Situasi sekitar di mana pesan

diterima.

Lingkungan pikir, gedung sekolah,

perpustakaan, laboratorium, dan

lain-lain.

Tiap-tiap bentuk sumber belajar tersebut harus berinteraksi dengan siswa bila

menginginkan kualitas dan hasil belajar yang optimal. Karena unsur sumber-sumber

belajar itu merupakan komponen usaha yang dapat mendukung proses belajar dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, maka perlu kiranya ada organisasi

pengelolaannya. Dan mengingat kenyatan yang ada bahwa keterbatasan dana dan tenaga

yang mendukung sumber-sumber belajar itu juga dipandang perlu adaya suatu strategi

pengelolaan yang efektif dan efisien. Mampukah kita sebagai praktisi pendidikan

mewujudkannya?

3.4.2. Membuat Alat Permainan Edukatif

Untuk membekali diri dalam melaksanakan proses pembelajaran pada pendidikan

anak usia dini, guru dan orang tua diharapkan mampu menciptakan hasil karya yang

orisinal berupa APE. Yang harus diperhatikan adalah setiap pembuatan APE haruslah

mengikuti kriteria yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Misal: pada siswa

TK, mana untuk kelas A dan mana untuk kelas B).

1. Usaha Guru adalah Faktor Utama

Kegiatan guru yang seharusnya diperhatikan menurut Sudono (2000) adalah:

a. Merencanakan, mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan maupun

pengaturan waktu.

b. Mengatur penempatan semua peralatan dan perabotan yang akan digunakan sesuai

dengan kebutuhan (sesuai kurikulum dan tingkatan kelas) dan keamanan.

c. Segala kegiatan yang dipersiapkan oleh guru harus memiliki tingkat kesulitan yang

berbeda.

d. Memantau setiap kegiatan (membosankan atau menyenangkan).

e. Melatih kemandirian anak.

Page 41: Anak Berkebutuhan Khusus

37

2. Bahan yang Digunakan untuk Pembuatan APE

Bahan yang biasa digunakan untuk membuat APE harus memperhatikan

keamanan bagi anak atau siswa. Bahan-bahan tersebut adalah kayu, styrofoam dan busa,

tekstil, kardus, bambu, tali, pelepah (papaya, pisang, pinang), biji-bijian, daun kering,

raffia, karet, kulit, kapuk, karton, dan kertas bekas (yang sudah tidak digunakan lagi).

3. Kriteria Keamanan yang Harus Selalu Dipertimbangkan

Menjaga keselamatan, kesehatan, dan keamanan anak merupakan persyaratan

utama. Berkaitan dengan pembuatan APE, maka bahan-bahan yang digunakan haruslah:

a. Kayu tidak berserat dan diamplas

b. Bambu bebas dari bulu yang gatal

c. Jangan tajam

d. Cat non toxid (bebas racun)

e. Menghindari benda yang berpotensi masuk ke mulut (bagi anak yang masih

cenderung memasukkan benda ke mulut)

f. Memotong styrofoam memerlukan pisau tajam

g. Pembuatan dengan ukuran yang presisi (ketepatan)

h. Paku jangan menonjol

4. Cara Pembuatan APE

Cara membuat APE tidak terlepas dari macam-macam APE itu sendiri. Petunjuk

pembuatannya sesuai dengan jenisnya. Berikut merupakan contoh pembuatan APE untuk

pengembangan sains:

* Pembuatan timbangan sederhana: alat atau bahan untuk ditimbang (seperti: gabus,

kayu, plastik, dll), gelas ukuran, tanaman bumbu dapur, soda kue, zat pewarna,

berbagai kotak bekas, dll.

Bahan:

� tangan: kayu panjang 40 cm, lebar 2 cm, tebal 1,5 cm, beberapa mangkuk

bekas mentega.

� tiang: tinggi 25 cm, lebar 4 cm, tebal 2 cm.

� dasar: panjang 10 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm.

Caranya:

Page 42: Anak Berkebutuhan Khusus

38

� tangan: ukur sama dari tengah dan beri lekukan kecil untuk tempat

menggantungkan tali pemegang mangkuk bekas mentega.

� tiang: paada ujungnya dipotong lekukan untuk menaruh tangan timbangan.

� dasar: beri lubang agar tiang dapat diberdirikan. Ukuran lubang 6x3 dengan

kedalaman 3 cm.

* Membuat gelas ukuran:

Bahan: gelas, botol plastik bekas minimum 250 cc.

3.5. Sekolah yang Sesuai untuk Anak Hiperaktif

Selain penanganan di rumah oleh orang tua, guru atau tenaga pengajar juga

sangat berperan dalam upaya penyembuhan anak hiperaktif. Walaupun anak hiperaktif

dapat sekolah di sekolah atau taman kanak-kanak yang sama dengan anak normal lain,

ada baiknya pada masa-masa PAUD, Playgroup ataupun, taman kanak-kanak, anak

hiperaktif disekolahkan di sekolah yang memberikan kenyamanan pada anak hiperaktif.

Lingkungan yang mendukung akan membuat anak menjadi nyaman. Sekolah Ramah

Anak dan Sekolah Alam ialah contoh sekolah yang memiliki lingkungan yang dapat

memberikan kenyamanan pada anak hiperaktif.

3.6. Konsep Sekolah Ramah Anak

3.4.1. Pengertian Sekolah

Kata sekolah secara bahasa berasal dari bahasa latin: skhole, scola, scolae,

schola yang berarti “waktu luang”.

Untuk memahami apa sebenarnya waktu luang, Krishnamurti (1981)

menerangkan:

“Arti senggang ialah batin mempunyai waktu tak terbatas untuk mengamati: mengamati

apa yang terjadi di sekelilingnya dan apa yang berlangsung dalam dirinya sendiri;

Senggang berarti bahwa batin tenang, tidak ada motif, dan karena itu tidak ada arah.

Inilah senggang, dan hanya dalam keadaan inilah batin mungkin belajar, tidak hanya

sains, sejarah, matematik, tetapi juga tentang dirinya sendiri”.

Page 43: Anak Berkebutuhan Khusus

Inilah pengertian

sekolah sesungguhnya.

Sekolah bukan hanya tempat

untuk memperoleh

pengetahuan atau informasi

sebanyak-banyaknya tapi

jauh lebih penting dari semua

itu adalah sebagai wadah

bagi guru dan siswa untuk

sama-sama belajar, sama

sama mengamati apa yang

terjadi di seklilingnya dan

terlebih lagi pengamatan

terhadap diri masing-masing. Kesemua itu harus terjadi pada saat batin tenang d

makna senggang sesungguhnya. Belajar dapat berlangsung dengan sempurna pada saa

batin tenang tanpa tekanan.

3.4.2. Pengertian Ramah Anak

Menurut UNICEF Innocentty Research dalam kata ramah anak (CFC), ramah anak berarti

menjamin hak anak sebagai warga kota.

Sedangkan Anak Wayang Indonesia dalam masyarakat ramah anak mendefinisikan kata

ramah anak berarti masyarakat yang terbuka, melibatkan anak dan remaja untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan

kesejahteraan anak.

Prinsip utama upaya ini adalah “non diskriminasi”, kepentingan yang terbaik bagi anak,

hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan serta penghargaan terhadap

pendapat anak.

Mengapa harus anak? Sesuai bunyi Pasal 4 UU No.23/2002 tentang

disebutkan setiap anak berhak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan

perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi. Salah satu hak dasar anak te

hak berpartisipasi yang diartikan sebagai hak untuk mengeluarkan penda

didengarkan suaranya.

Inilah pengertian

sekolah sesungguhnya.

Sekolah bukan hanya tempat

untuk memperoleh

pengetahuan atau informasi

banyaknya tapi

lebih penting dari semua

itu adalah sebagai wadah

bagi guru dan siswa untuk

sama belajar, sama-

sama mengamati apa yang

terjadi di seklilingnya dan

terlebih lagi pengamatan

masing. Kesemua itu harus terjadi pada saat batin tenang d

makna senggang sesungguhnya. Belajar dapat berlangsung dengan sempurna pada saa

batin tenang tanpa tekanan.

Ramah Anak

Menurut UNICEF Innocentty Research dalam kata ramah anak (CFC), ramah anak berarti

ai warga kota.

Sedangkan Anak Wayang Indonesia dalam masyarakat ramah anak mendefinisikan kata

ramah anak berarti masyarakat yang terbuka, melibatkan anak dan remaja untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan

Prinsip utama upaya ini adalah “non diskriminasi”, kepentingan yang terbaik bagi anak,

hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan serta penghargaan terhadap

Mengapa harus anak? Sesuai bunyi Pasal 4 UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak

disebutkan setiap anak berhak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan

perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi. Salah satu hak dasar anak tersebut adalah

hak berpartisipasi yang diartikan sebagai hak untuk mengeluarkan penda

39

masing. Kesemua itu harus terjadi pada saat batin tenang dan itulah

makna senggang sesungguhnya. Belajar dapat berlangsung dengan sempurna pada saat

Menurut UNICEF Innocentty Research dalam kata ramah anak (CFC), ramah anak berarti

Sedangkan Anak Wayang Indonesia dalam masyarakat ramah anak mendefinisikan kata

ramah anak berarti masyarakat yang terbuka, melibatkan anak dan remaja untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan

Prinsip utama upaya ini adalah “non diskriminasi”, kepentingan yang terbaik bagi anak,

hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan serta penghargaan terhadap

Perlindungan Anak

disebutkan setiap anak berhak untuk dapat hidup tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi

secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan

rsebut adalah

hak berpartisipasi yang diartikan sebagai hak untuk mengeluarkan pendapat dan

Page 44: Anak Berkebutuhan Khusus

40

Keluarga adalah komunitas terdekat bagi anak didik. Lingkungan keluarga yang ideal

bagi anak adalah sebuah lingkungan keluarga yang harmonis, sehat baik lahir maupun

batin. Lingkungan semacam ini hanya dapat tercipta manakala sebuah keluarga dapat

memenuhi beberapa indikator sebagai berikut:

a. Mampu memberikan hidup yang layak bagi (sandang, pangan, papan), kesehatan

dan pendidikan yang memadai bagi anak.

b. Mampu memberikan ruang kepada anak untuk berkreasi, berekspresi, dan

berpartisipasi sesuai dengan tingkat umur dan kematangannya.

c. Mampu memberikan perlindungan dan rasa aman bagi anak.

Lingkup selanjutnya adalah lingkungan (masyarakat). Lingkungan masyarakat

yang mampu melindungi, nyaman dan aman akan sangat mendukung perkembangan

anak. Anak sebagai pribadi yang berkembang dan mencari jati diri. Dalam pencariannya

anak mempunyai kecenderungan untuk mencoba hal baru serta mencari pengakuan dari

sekitarnya. Dalam kerangka ini anak seringkali berusaha meniru atau menjadi beda dengn

sekitarnya.

3.4.3. Indikator Sekolah Ramah Anak

Sekolah ramah anak adalah sekolah yang terbuka melibatkan anak dan remaja

untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, serta mendorong tumbuh kembang dan

kesejahteraan anak. Untuk mencapai itu semua diperlukan indiaktor untuk bisa

mencapainya, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Inklusif secara proaktif

1)Secara proaktif mencari semua anak yang termarginalisasi dari pendidikan.

2)Mempromosikan dan membantu anak untuk memonitor hak-hak dan kesejahteraan

semua anak di masyarakat.

3)Menghargai keberagaman dan memastikan kesetaraan kesempatan.

4)Memberikan pendidikan yang bebas biaya dan wajib serta murah dan aksesibel.

b. Sehat, Aman dan Protektif

1)Fasilitas toilet yang bersih.

2)Akses kepada air minum yang bersih.

Page 45: Anak Berkebutuhan Khusus

41

3)Tidak ada kuman fisik atau gangguan.

4)Pencegahan HIV dan AIDS dan non diskriminasi.

c. Partisipasi Masyarakat

1)Terfokus pada keluarga

a) Bekerja untuk memperkuat keluarga sebagai pemberi asuhan dan pendidikan utama

bagi anak.

b) Membantu anak, orang tua dan guru membangun hubungan harmonis dan

kolaboratif.

2)Berbasis komunitas

a) Mendorong kemitraan setempat dalam pendidikan.

b) Bertindak dalam dan dengan masyarakat untuk kepentingan.

d. Efektif dan berpusat pada anak

1)Bertindak menurut kepentingan terbaik tiap anak.

2)Peduli kepada anak “seluruhnya”; kesehatan, status gizi dan kesejahteraan.

3)Peduli tentang apa yang terjadi kepada anak sebelum mereka masuk sekolah dan

setelah pulang dari sekolah.

4)Metode yang kreatif di dalam ruang kelas.

e. Kesetaraan gender

1)Mempromosikan kesetaraan gender dalam penerimaan dan prestasi.

2)Bukan hanya kesempatan yang sama tetapi kesetaraan.

3)Menghilangkan stereotipe gender.

4)Menjamin fasilitas, kurikulum, buku dan pengajaran yang sesuai untuk anak

perempuan.

f. Sistem Sekolah Ramah Anak

1)Pengajaran yang sesuai dengan kurikulum kemampuan dan gaya belajar tiap anak.

2)Belajar aktif, kooperatif, dan demokratis.

3)Isi terstruktur dan materi dan sumber daya yang berkualitas baik.

4)Mengajar anak bagaimana belajar: melindungi anak dari pelecehan dan bahaya

kekerasan.

Page 46: Anak Berkebutuhan Khusus

42

3.4.4. Ciri-ciri Sekolah Ramah Anak

Ada beberapa ciri-ciri Sekolah Ramah Anak yang ditinjau dari beberapa aspek:

a. Sikap terhadap murid

1)Perlakuan adil bagi murid laki-laki dan perempuan, cerdas-lemah, kaya-miskin,

normal-cacat, anak pejabat-anak buruh.

2) Penerapan norma agama, sosial dan budaya setempat.

3)Kasih sayang kepada murid, memberikan perhatian bagi mereka yang lemah dalam

proses belajar karena memberikan hukuman fisik maupun nonfisik bisa menjadikan anak

trauma.

4)Saling menghormati hak-hak anak, baik antar murid, antar tenaga, kependidikan serta

antara tenaga kependidikan dan murid.

b. Metode Pembelajaran

1)Terjadi proses belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasakan senang mengikuti

pelajaran, tidak ada rasa takut, cemas dan was-was, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif

serta tidak merasa rendah diri karena bersaing dengan teman siswa lain.

2)Terjadi proses belajar yang efektif yang dihasilkan oleh penerapan metode

pembelajaran yang variatif dan inovatif. Misalnya: belajar tidak harus di dalam kelas,

guru sebagai fasilitator proses belajar menggunakan alat bantu untuk meningkatkan

ketertarikan dan kesenangan dalam pengembangan kompetensi, termasuk lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar (pasar, kebun, sawah, sungai, laut, dll).

3)Proses belajar mengajar didukung oleh media ajar seperti buku pelajaran dan alat bantu

ajar/peraga sehingga membantu daya serap murid. Guru sebagai fasilitator menerapkan

proses belajar mengajar yang kooperatif, interaktif, baik belajar secara individu maupun

kelompok.

4)Terjadi proses belajar yang partisipatif. Murid lebih aktif dalam proses belajar. Guru

sebagai fasilitator proses belajar mendorong dan memfasilitasi murid dalam menemukan

cara/ jawaban sendiri dalam suatu persoalan.

Page 47: Anak Berkebutuhan Khusus

43

5)Murid dilibatkan dalam berbagai aktifitas yang mengembangkan kompetensi dengan

menekankan proses belajar melalui berbuat sesuatu (learning by doing, demo, praktek,

dll).

c. Penataan Kelas

1)Murid dilibatkan dalam penataan bangku, dekorasi dan ilustrasi yang menggambarkan

ilmu pengetahuan, dll. Penataan bangku secara klasikal (berbaris ke belakang) mungkin

akan membatasi kreatifitas murid dalam interaksi sosial dan kerja dikursi kelompok.

2)Murid dilibatkan dalam menentukan warna dinding atau dekorasi dinding kelas

sehingga murid menjadi betah di dalam kelas.

3)Murid dilibatkan dalam memajang karya murid, hasil ulangan/ test, bahan ajar dan

buku sehingga artistik dan menarik serta menyediakan space untuk baca (pojok baca).

4)Bangku dan kursi sebaiknya ukurannya disesuaikan dengan ukuran postur anak

Indonesia serta mudah untuk digeser guna menciptakan kelas yang dinamis.

d. Lingkungan Kelas

1)Murid dilibatkan dalam mengungkapkan gagasannya dalam menciptakan lingkungan

sekolah (penentuan warna dinding kelas, hiasan, kotak saran, majalah dinding, taman

kebun sekolah, dll).

2) Tersedia fasilitas air bersih, hygiene dan sanitasi, fasilitas kebersihan dan fasilitas

kesehatan.

3)Fasilitas sanitasi seperti toilet, tempat cuci, disesuaikan dengan postur dan usia anak.

4)Di sekolah diterapkan kebijakan/peraturan yang mendukung kebersihan dan kesehatan.

Kebijakan/peraturan ini disepakati, dikontrol dan dilaksanakan oleh semua murid (dari-

oleh-dan untuk murid).

3. Prinsip Membangun Sekolah Ramah Anak

a. Sekolah dituntut untuk mampu menghadirkan dirinya sebagai sebuah media, tidak

sekedar tempat yang menyenangkan bagi anak untuk belajar.

b. Sekolah merupakan tempat bermain yang memperkenalkan persaingan yang sehat

dalam sebuah proses belajar-mengajar.

c. Sekolah perlu menciptakan ruang bagi anak untuk berbicara mengenai sekolahnya.

Tujuannya agar terjadi dialektika antara nilai yang diberikan oleh pendidikan kepada

anak.

Page 48: Anak Berkebutuhan Khusus

44

d. Para pendidik tidak perlu merasa terancam dengan penilaian peserta didik karena pada

dasarnya nilai tidak menambah realitas atau substansi para obyek, melainkan hanya nilai.

Nilai bukan merupakan benda atau unsur dari benda, melainkan sifat, kualitas, suigeneris

yang dimiliki obyek tertentu yang dikatakan “baik”.

e. Sekolah bukan merupakan dunia yang terpisah dari realitas keseharian anak dalam

keluarga karena pencapaian cita-cita seorang anak tidak dapat terpisahan dari realitas

keseharian. Penting bagi peserta didik untuk memiliki pemahaman bahwa ilmu yang

didapat di sekolah tidak terpisah dari kehidupan ri’il.

Untuk menyiasati hal tersebut sekolah dapat mengadakan jam khusus diluar jam sekolah

yang berisi sharing antar anak maupun sharing antara guru dengan anak tentang realitas

hidupnya di keluarga masing-masing, misalnya: diskusi bagaimana hubungan dengan

orang tua, apa reaksi orang tua ketika mereka mendapatkan nilai buruk di sekolah, atau

apa yang diharapkan orang tua terhadap mereka. Hasil pertemuan dapat menjadi bahan

refleksi dalam sebuah materi pelajaran yang disampaikan di kelas. Cara ini merupakan

siasat bagi pendidik untuk mengetahui kondisi anak karena disebagian masyarakat, anak

dianggap investasi keluarga, sebagai jaminan tempat bergantung di hari tua.

3.7. Konsep Sekolah Alam

Konsep belajar bersama alam ini digagas oleh Lendo Novo yang terinspirasi dari

perjalanan hidup Rasulullah Muhammad s.a.w.

Konsep dasar sekolah alam adalah:

1. Pemahaman alam & bisnis sebagai media belajar harus mengacu pada firman-firman

Allah SWT yang menyuruh kita memahami proses penciptaan alam semesta dan cara

mencari rizki secara halal.

2. Dengan pemahaman yang tinggi terhadap proses penciptaan alam semesta (science &

technology) dan cara mencari rizki secara halal, maka manusia diyakini mampu menjadi

khalifahtullah fil ardh.

3. Hanya media alam semesta yang mampu mengajarkan ilmu pengetahuan secara

integral (holistic) & aplikatif (amaliyah) hingga mencapai posisi rahmatan lil alamin.

Page 49: Anak Berkebutuhan Khusus

3.5.1. Pengertian Sekolah Alam

Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Dasar

dari konsep tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia

adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi.

Dengan demikian hakikat tujuan pendidikan

adalah membantu anak didik tumbuh menjadi

manusia yang berkarakter. Menjadi manusia

yang tidak saja mampu memanfaatkan apa

yang tersedia di alam, tapi juga mampu

mencintai dan memelihara alam

lingkungannya.

3.5.2. Hal yang Berbeda dari Sekolah Alam

Berikut ini ialah hal

pada umumnya:

Belajar dari Semua

Di Sekolah Alam, tidak hanya murid yang belajar. Gurupun belajar dari murid. Bahkan

orang tua juga belajar dari guru dan anak

Di Sekolah Alam anak-anak

tidak hanya belajar di kelas.

Mereka belajar di mana saja

dan pada siapa saja. Mereka

belajar tidak hanya dari

buku tapi dari apa saja yang

ada di sekelilingnya. Dan

yang jelas mereka belajar

tidak untuk mengejar nilai,

tapi untuk bisa

memanfaatkan ilmunya

dalam kehidupan sehari-hari. Dan di Sekolah Alam keseragaman bukan pada apa yang

dikenakan, tapi pada akhlaknya.

Sekolah Alam

Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Dasar

dari konsep tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia

pemimpin di muka bumi.

Dengan demikian hakikat tujuan pendidikan

adalah membantu anak didik tumbuh menjadi

manusia yang berkarakter. Menjadi manusia

yang tidak saja mampu memanfaatkan apa

yang tersedia di alam, tapi juga mampu

mencintai dan memelihara alam

Hal yang Berbeda dari Sekolah Alam

Berikut ini ialah hal-hal yang membedakan sekolah alam dengan sekolah biasa

Di Sekolah Alam, tidak hanya murid yang belajar. Gurupun belajar dari murid. Bahkan

ang tua juga belajar dari guru dan anak-anak.

anak

tidak hanya belajar di kelas.

Mereka belajar di mana saja

dan pada siapa saja. Mereka

belajar tidak hanya dari

buku tapi dari apa saja yang

ada di sekelilingnya. Dan

belajar

tidak untuk mengejar nilai,

tapi untuk bisa

memanfaatkan ilmunya

hari. Dan di Sekolah Alam keseragaman bukan pada apa yang

dikenakan, tapi pada akhlaknya.

45

Sekolah Alam adalah sekolah dengan konsep pendidikan berbasis alam semesta. Dasar

dari konsep tersebut adalah Al Qur'an dan Hadits, bahwa hakikat penciptaan manusia

hal yang membedakan sekolah alam dengan sekolah biasa

Di Sekolah Alam, tidak hanya murid yang belajar. Gurupun belajar dari murid. Bahkan

hari. Dan di Sekolah Alam keseragaman bukan pada apa yang

Page 50: Anak Berkebutuhan Khusus

Fun Learning

Belajar di alam terbuka, secara naluriah akan menimbul

dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak bahwa

'learning is fun' dan sekolah identik dengan kegembiraan.

Namun sebagus apapun konsep yang disusun, tidak akan sempurna hasilnya tanpa guru

individu yang unik. Untuk mencapai itu semua, Sekolah Alam menempatkan

kesejahteraan guru sebagai prioritas utama.

Model Pendidikan Sekolah Alam

Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan

pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam

konsep pendidikan Sekolah

• Alam sebagai ruang belajar

• Alam sebagai media dan bahan ajar

• Alam sebagai objek pembelajaran

3.5.3. Proses pembelajaran Sekolah Alam menyandarkan pada 4 (empat) pilar

4 (empat) pilar yang dimaksud diatas ialah:

1. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul Karimah)

Belajar di alam terbuka, secara naluriah akan menimbulkan suasana 'fun', tanpa tekanan

dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak bahwa

'learning is fun' dan sekolah identik dengan kegembiraan.

Namun sebagus apapun konsep yang disusun, tidak akan sempurna hasilnya tanpa guru

yang berkualitas dan

Menjaga kualitas

dan dedikasi hanya

bisa dilakukan bila

sang guru

mempunyai visi

pendidikan yang

jelas dan memahami

prinsip dasar bahwa

setiap anak adalah

individu yang unik. Untuk mencapai itu semua, Sekolah Alam menempatkan

kesejahteraan guru sebagai prioritas utama.

Sekolah Alam

Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan

pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam

konsep pendidikan Sekolah Alam terdapat 3 fungsi antara lain :

• Alam sebagai ruang belajar

• Alam sebagai media dan bahan ajar

• Alam sebagai objek pembelajaran

Proses pembelajaran Sekolah Alam menyandarkan pada 4 (empat) pilar

yang dimaksud diatas ialah:

1. Pengembangan akhlak yang baik (akhlaqul Karimah)

46

kan suasana 'fun', tanpa tekanan

dan jauh dari kebosanan. Dengan demikian akan tumbuh kesadaran pada anak bahwa

'learning is fun' dan sekolah identik dengan kegembiraan.

Namun sebagus apapun konsep yang disusun, tidak akan sempurna hasilnya tanpa guru

berkualitas dan

berdedikasi.

Menjaga kualitas

dan dedikasi hanya

bisa dilakukan bila

sang guru

mempunyai visi

pendidikan yang

jelas dan memahami

prinsip dasar bahwa

setiap anak adalah

individu yang unik. Untuk mencapai itu semua, Sekolah Alam menempatkan

Sekolah alam adalah sebuah model pendidikan yang berusaha mengembangkan

pendidikan secara alami, belajar dari semua makhluk yang ada di alam semesta. Dalam

Proses pembelajaran Sekolah Alam menyandarkan pada 4 (empat) pilar

Page 51: Anak Berkebutuhan Khusus

47

2. Pengembangan logika dan daya cipta melalui percobaan (Experiental Learning)

3. Pengembangan kepemimpinan dengan metode Outbond Training

4. Pengembangan kemampuan berwirausaha (Entrepreneurship)

Page 52: Anak Berkebutuhan Khusus

48

BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Berikut ialah simpulan dari karya ilmiah ini:

1. Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian

dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity

disorder (ADHD).

2. Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi

mereka membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:

a. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian

b. Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive

c. Tipe gabungan

3. Ciri-Ciri Anak Hiperaktif

Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:

a. Tidak ada perhatian

b. Hiperaktif

c. Impulsif

d. Menentang

e. Destruktif

f. Tanpa tujuan

g. Tidak sabar dan usil

h. Intelektualitas rendah

4. Faktor-Faktor Penyebab Hiperaktif pada Anak

a. Kondisi saat hamil & persalinan

b. Cedera otak sesudah lahir

c. Keracunan timbal yang parah

d. Lemah pendengaran

e. Faktor psikis

Page 53: Anak Berkebutuhan Khusus

49

5. Problem-Problem yang biasa dialami oleh Anak Hiperaktif

a. Problem di sekolah

b. Problem di rumah

c. Problem berbicara

d. Problem fisik

6. Penanganan untuk Anak Hiperaktif

a. Applied Behavioral Analysis (ABA)

b. Terapi Wicara

c. Terapi okupasi

d. Terapi Fisik

e. Terapi Sosial

f. Terapi Bermain

g. Terapi Perilaku

h. Terapi Perkembangan

i. Terapi Visual

j. Terapi Biomedik

7. Sekolah yang sesuai untuk Anak Hiperaktif

a. Sekolah Ramah Anak

b. Sekolah Alam

4.2. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka saran-saran yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Orang Tua

Orang tua harus bisa menerima dengan ikhlas keadaan yang terjadi pada anak

tersebut dan harus bisa mendukung dengan cara menggali minat dan bakat serta

memberikan lingkungan yang nyaman agar kelak anak hiperaktif dapat tumbuh

sesuai dengan harapan atau ahkan melebihi harapan orang tua.

Page 54: Anak Berkebutuhan Khusus

50

2. Bagi Pendidik

Pendidik (Guru atau Pengajar) harus bisa sabar dan memberkan pengajaran

yang nyaman dan sesuai agar anak hiperaktif tidak merasa tertekan dan bisa

menerima materi atau pelajaran yang diberikan, serta menerapkan metode

pembelajaran yang tepat pada anak hiperaktif.