pengembangan kurikulum pendidikan anak berkebutuhan khusus

32
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SLB PROVINSI BALI 2013 1

Upload: abigail-zamora

Post on 02-Jan-2016

166 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SLB PROVINSI BALI 2013. APA… KURIKULUM?. Istilah awal yang digunakan dalam olahraga “ curir ” ( pelari ) dan “ curere ” ( tempat berpacu ) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SLB

PROVINSI BALI2013 1

Page 2: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

2

Page 3: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003)

APA… KURIKULUM?

Curriculum

Kurikulum

Istilah awal yang digunakan dalam olahraga

“curir” (pelari) dan “curere” (tempat berpacu)

Jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari start sampai finish

3

Page 4: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Mengapa Kurikulum perlu berubah??

Benarkah ganti menteri, ganti kurikulum??

4

PEN

GEM

BAN

GAN

KURI

KULU

M

Page 5: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

SEJARAH KURIKULUM PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. Rentjana Pelajaran 1947

2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952

3. Rentjana Pendidikan 1964

4. Kurikulum 1968

5. Kurikulum 1975

6. Kurikulum 1984

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum

1999

8. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis

Kompetensi)

9. Kurikulum 2006 – sekarang (Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan/KTSP)

5

PEN

GEM

BAN

GAN

KURI

KULU

M

Page 6: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1974)

• masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang

• Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda.

• Keutamaannya pada pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat

6

PEN

GEM

BAN

GAN

KURI

KULU

M

Page 7: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

• diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952

• Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional.

• Ciri khusus: bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Kurikulum 1952

7

PENG

EMBAN

GAN

KURIKU

LUM

Page 8: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

diberi nama rentjana pendidikan 1964.

Ciri dari kurikulum ini : pemerintah mempunyai

keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan

akademik untuk pembekalan pada jenjang SD,

sehingga pembelajaran dipusatkan pada

program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu

pengembangan moral, kecerdasan,

emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.

Kurikulum 1964

8

Page 9: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

• Pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.

• Tujuan pendidikan adalah mempertinggi mental-moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta membina/mengembangkan fisik yang kuat dan sehat

• Bersifat correlated subject curriculum

Kurikulum 1968

9

Page 10: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kurikulum 1975• Bersifat integrated curriculum organization

• Kelemahan kurikulum 1975 adalah digantinya buku-buku sebagai acuan sehingga kurikulum menjadi tidak menguntungkan dan kurang memberi makna. Selain itu guru juga belum siap untuk melaksanakannya

10

Page 11: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kurikulum 1984memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA)

• Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan

• Materi disajikan berdasarkan tingkat kesiapan atau kematangan siswa

• Menggunakan pendekatan keterampilan proses

• Kurikulum 1984 dianggap oleh banyak kalangan dianggap sarat beban sehingga diganti dengan Kurikulum 1994 yang lebih sederhana 11

Page 12: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kurikulum 1994 dan Suplemen 1999• Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem

caturwulan

• Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi)

• Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia

• Pada tahun 1999 dikeluarkan suplemen kurikulum untuk mengakomodir tuntutan reformasi

• Dalam suplemen tersebut ada penyesuaian materi pelajaran, terutama mata pelajaran seperti PPKN, Sejarah, dan beberapa mata pelajaran yang lainnya.

12

Page 13: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Kurikulum Berbasis Kompetensi – Versi Tahun 2002 dan 2004

• KBK menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan

• pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat kompetensi yang telah ditentukan.

14

Page 14: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Beberapa kritik terhadap kurikulum 2004

• Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru akan dikejar-kejar materi seperti yang terjadi pada kurikulum 1994 akan terulang kembali;

• pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi terhadap kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut;

• masih belum jelasnya (bias) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar kompetensi kelulusan belum terlalu aplikatif;

• adanya sistem penilaian yang belum begitu jelas dan terukur.15

Page 15: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Tahun 2006 – sekarang (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah mata pelajaran

Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 16

Page 16: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Perbedaan KBK (versi 2002 dan 2004) dgn KTSP, bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi – misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya.

17

Page 17: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Bahan diskusi

• Diskusikan dalam kelompok kurikulum mana yang menurut kelompok anda cukup ideal bagi pendidikan di Indonesia!

• Apabila pada kurukulum yang menurut anda ideal masih terdapat kekurangan dan hal-hal yang perlu diperbaiki, kemukakan hal tersebut beserta alasannya!

18

Page 18: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

• Pelaksanaan kurikulum bagi ABK di SLB dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) bagi ABK dengan kecerdasan rendah atau ABK kategori sedang dan berat, pelaksanaan kurikulum difokuskan untuk pengembangan kompetensi adaptif dan keterampilan fungsional, 2) bagi ABK dengan kecerdasan normal dan diatas normal, dapat mengikuti kurikulum sekolah umum, dengan memodifikasi strategi pembelajarannya, sesuai dengan karakteristik ABK.

20

Page 19: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

program khusus bersifat kasuistik sesuai kondisi dan kebutuhan, tidak dihitung sebagai beban belajar.

ABK dengan intelektual tidak dibawah rata-rata

• kurikulum SMALB: tunanetra, tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras.

• kurikulum SDLB: tunanetra, tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras

• kurikulum SMPLB: tunanetra, tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras

Relatif sama dengan SD Reguler dirancang untuk anak yang tidak memungkinkan dan/tidak

berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

60%-70% aspek akademik dan 30%-40% berisi aspek keterampilan vokasional

40%-50% aspek akademik dan 60%-50% aspek keterampilan vokasional.

Mapel mengacu kepada sekolah reguler yang dikembangkan oleh BSNP disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan khusus anak

SK dan KD untuk program khusus, program keterampilan vokasional dikembangkan oleh satuan pendidikan khusus dengan memperhatikan jenjang dan jenis satuan pendidikan.

mengacu pada struktur kurikulum SD dan SMP dengan penambahan program khusus sesuai dengan jenis kelainan, dengan alokasi waktu 2 jam per minggu.

23

Page 20: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

ABK dengan intelektual dibawah rata-rata

kurikulum SDLB, SMPLB, SMALB : tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunadaksa sedang, dan tunaganda;

dirancang sangat sederhana sesuai dengan batas-batas kemampuan anak dan sifatnya lebih individual serta pembelajarannya menggunakan tematik.

Pengembangan SK dan KD diserahkan kepada satuan pendidikan khusus yang bersangkutan dengan memperhatikan tingkat dan jenis satuan pendidikan serta kebutuhan peserta didik.

24

Page 21: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Muatan Kurikulum (UU No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

Materi Akademik :

Sekumpulan mata pelajaran, sesuai dengan standar nasional pendidikan, terdiri dari; Pendidikan agama, Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Matematika , Ilmu pengetahuan alam, Ilmu pengetahuan sosial

Materi Kompensatoris :

program layanan dan bimbingan sesuai kebutuhan sebagai pengganti dari hambatan akibat kelainan anak. Contoh ; Braille, Orientasi mobilitas, Bahasa isyarat, Bina diri, Bina gerak

Materi Vokasional :

ditujukan agar siswa mempunyai kompetensi untuk bekerja setelah tamat. berisi mata-mata pelajaran ketrampilan dan kejuruan.

Program Pengembangan Dasar

Bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan semua aspek kemampuan dasar termasuk pra-akademik, kognitif, sosialisasi, apresiasi.

Program Akademik: program pendidikan yang bertujuan mengembangkan kemampuan akademik anak sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Program Vokasional : Bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa untuk bekerja setelah tamat.

·SMPLB= 60% akademik, 40% vokasional

·SMALB = 30% akademik, 70% vokasional

KELOMPOK I (ABK tanpa disertai intelektual dibawah rata-rata)

KELOMPOK II (ABK dengan intelektual dibawah rata-rata)

Program Semi Akademik : Program akademik yang dibawah standar nasional, provinsi, atau Satuan Pendidikan

25

Page 22: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

APA… PENGEMBANGAN KURIKULUM?

Istilah yang komprehensif, mencakup perencanaan, pengembangan, penerapan dan evaluasi (Oemar Hamalik, 2008):

26

Page 23: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

27

Perencanaan

Penilaian

Pengembangan/ Pengorganisasian

Implementasi

Policy

1. Menganalisis kebutuhan/ asesmen

2. Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis

3. Menentukan desain kurikulum (berpusat pada mata pelajaran, peserta didik, masalah)

4. Membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian

1. Perumusan rasional atau dasar pemikiran

2. Perumusan visi, misi, dan tujuan (institusional kurikuler, instruksional)

3. Penentuan struktur dan isi program

4. Pemilihan materi

5. Pengorganisasian kegiatan pembelajaran

6. Pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar

7. Penentuan cara mengukur hasil belajar

1. Penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP:)

2. Penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)

3. Penentuan strategi dan metode

4. Penyediaan sumber, alat, dan sarana

5. Penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar

6. Setting lingkungan pembelajaran

1. Model Konteks, input, proses, produk (CIPP)

2. Model Kontingensi – kongruens

3. Model Diskrepansi

Page 24: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Peran guru dalam pengembangan kurikulum

1. Implementer (menyusun GBPP/Silabus, RPP)2. Adapter (standar isi minimal)3. Pengembang (penyusun kurikulum -> mulok,

pengembangan diri)4. Researcher (PTK)

28

Page 25: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (UMUM)

1. RELEVANSI :

2. FLEKSIBILITAS :

3. KONTINUITAS :

4. EFEKTIVITAS :

5. EFISIENSI

29

Page 26: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

1. Prinsip berorientasi tujuan

2. Prinsip model pengembangan kurikulum

3. Prinsip keseimbangan

4. Prinsip keterpaduan

5. Prinsip mutu

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM (KHUSUS)

30

Page 27: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Prasyarat Implementasi Pengembangan Kurikulum di SLB

• dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan.

• Guru adalah kunci utama.

• Dibutuhkan guru yang berdedikasi tinggi

• Dibutuhkan guru yang kreatif dan inovatif

31

Page 28: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Muatan Kurikulum

32

MATA PELAJARAN

MUATAN LOKAL

PENGEMBANGAN DIRI

Page 29: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan

33

Page 30: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Pengembangan Diri• Bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. • bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.

• Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

• dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

34

Page 31: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Bahan simulasi

• Mensimulasikan pengembangan kurikulum pada muatan lokal dan pengembangan diri

35

Page 32: PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN  ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Terima Kasih

36