makalah aliran matematika phytagoras
DESCRIPTION
Makalah ini akan menyajikan secara rinci tentang bagaimana peran Phytagoras terhadap perkembangan Matematika Dunia serta sejarah singkat mengenai aliran matematika yang dibawanya.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang
paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia
memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan
pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat
banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya. Phytagoras
memiliki peran yang besar terhadap dunia Matematika. Salah satu peninggalan
Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa
kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah
kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di
dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun
teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali
membuktikan pengamatan ini secara matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di
dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat
diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan
matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam
bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.
Selain teorema Phytagoras masih ada beberapa aliran matematika
Phytagoras yang mempengaruhi perkembangan matematika dunia saat ini
yang perlu kita ketahui. Di makalah ini kami akan menyajikan secara rinci
tentang bagaimana peran Phytagoras terhadap perkembangan Matematika
Dunia serta sejarah singkat mengenai aliran matematika yang dibawanya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana aliran Matematika yang dikembangkan Phytagoras?
1
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Sejarah perkembangan aliran Matematika Phytagoras
serta penjelasan rinci tentang pola pikir pengembangannya.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam pembutan makalah ini, diharapkan agar kita semua
mengetahui secara mendalam bagaimana Aliran Matematika yang
dikembangkan oleh phytagoras serta mengetahui bagaimana peran dan
manfaatnya untuk perkembangan matematika hingga saat ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Aliran Pythagoras
2.1.1. Pythagoras dan Theano
Pythagoras ( 570 – 500 S.M. ) lahir di Samos, pesisir pulau
Yunani yang sekarang kita kenal dengan Turki. Menurut
Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus, Pythagoras
belajar dari orang-orang Babilonia, dan ia mungkin telah bertemu
dengan Nabi Daniel di Babilonia. Dari lempengan tanah liat
Plimpton 322, kita mengenal bahwa sebenarnya bangsa
Babilonia telah mengerjakan teori ‘segitiga Pythagoras’ dan
Pythagoras mempelajari itu dari mereka. Pythagoras mungkin
yang pertama kali menemukan bukti teorema Pythagoras, tetapi
tentu saja bukan ia sendiri yang menemukan teorema tersebut.
Menurut Iamblicus, Porphyry dan Diogenes Laertus,
Pythagoras juga belajar dari ‘Magi’ atau aliran Zoroastria. Tentu
saja, tidak mungkin Pythagoras berbicara langsung dengan
Zoroaster sendiri. Juga tidak mungkin bahwa Pythagoras belajar
di India. Dia percaya reinkarnasi yang tentu saja dimiliki oleh
3
bangsa asli India. Barangkali Pythagoras telah bertemu Budha,
yang hidup pada jaman yang sama.
Kira-kira tahun 525 S.M. Pythagoras pindah ke Corton, kota
di sebelah selatan Italia, dan mendirikan persaudaraan aliran
Pythagoras. Dia menikah dengan wanita aliran Pythagoras yang
bernama Theano. Theano mungkin menjadi matematikawati
pertama.
2.1.2. Mistisme Bilangan
Sementara Thales menyatakan bahwa “semua adalah air”
Pythagoras mengajarkan bahwa “semua adalah bilangan”. Bagi
Pythagoras, hal ini berakibat bahwa segala sesuatu dapat
dipahami dalam istilah bilangan cacah dan rasionya. Secara
khusus, setiap ruas garis adalah suatu bilangan cacah atau rasio
bilangan cacah. Meskipun penemuan irasionalitas panjang
diagonal persegi dengan panjang sisi 1 dibuat oleh pengikut
Pythagoras, Pythagoras sendiri tidak menyadari hal tersebut.
Pythagoras memberi tempat yang istimewa pada bilangan
10. Dia menyebut bilangan ini “bilangan yang diagungkan”. Dia
tertarik dengan bilangan tersebut dengan alasan-alasan berikut.
Angka tersebut digunakan oleh orang Yunani kuno sebagai basis
perhitungan. Sebagai jumlahan empat bilangan bulat positif
pertama, hal ini merepresentasikan dimensi tiga – dengan 1
untuk titik, 2 untuk garis, 3 untuk bidang, dan 4 untuk ruang.
Yang terakhir, ada sepuluh titik dalam bintang Pythagoras titik-
lima.
2.1.3. Matematika Aliran Pythagoras
Aliran Pythagoras berasal dari semua penemuan
matematika mereka untuk Pythagoras, tetapi tidak, pada
4
kenyataannya, kita hanya mengetahui suatu teorema tunggal
yang dominan. Prestasi Pythagoras termasuk hal-hal berikut:
1. Pembuktian teorema Pythagoras.
Aliran Pythagoras bertanggung jawab pada
pembuktian teorema ini yang ditemukan oleh Euclid.
Mereka juga menemukan bukti kebalikan dari teorema ini.
2. Rata-rata.
Aliran Pythagoras memeriksa rata-rata aritmatika
(a+b)/2, rata-rata geometrik √ab, rata-rata harmonik
2ab/(a+b), dan hubungan antara mereka.
3. Bilangan Sempurna dan Bilangan Amicable.
Suatu bilangan sempurna adalah suatu bilangan
bulat positif, sebagai contoh 6, yang mana sama dengan
jumlahan faktor sejatinya (faktor selain bilangan itu
sendiri), yaitu bahwa: 6 = 1+2+3. Aliran Pythagoras
menemukan suatu rumus yang memberikan bilangan
sempurna genap. Suatu pasangan amicable adalah dua
bilangan bulat positif, yang mana masing-masing
merupakan jumlahan faktor sejati dari yang lain.
Iamblichus (300 M), menghargai Pythagoras dengan suatu
pengetahuan dari pasangan bilangan amicable 220 dan
284.
4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid).
Aliran Pythagoras menemukan bidang 12-beraturan,
dan membuktikan bahwa ada 5 polihedra beraturan.
Prestasi ini tidak dapat dikalahkan sampai J Kepler (1571 –
1630) menemukan ada bidang beraturan yang lebih
kurang dan lebih besar bintang bidang 12.
5
5. Irasionalitas √2
Aliran Pythagoras menemukan bahwa √2 itu bukan
rasio dari bilangan cacah. Mereka menggunakan
penyelesaian bulat persamaan x2 – 2y2 =1 untuk mencari
pendekatan yang baik.
Sepuluh sebagai suatu segitiga
6. Bilangan figurative.
Jika m adalah suatu bilangan bulat positif dan t
adalah suatu bilangan bulat nonnegatif, maka suatu
bilangan (m+2) -gonal adalah suatu bilangan asli yang
berbentuk
(m (t2-t)/2) + t
Beberapa bilangan 3-gonal yang pertama, atau
bilangan segitiga, adalah :
0, 1, 3, 6, 10,…
Beberapa bilangan 4-gonal yang pertama, atau
bilangan persegi, adalah :
0, 1, 4, 9, 16, …
Beberapa bilangan 5-gonal yang pertama atau
bilangan segilima, adalah :
0, 1, 5. 12, 22, …
6
Bilangan tersebut disebut ‘figurative‘, karena
bilangan tersebut dapat ditunjukkan oleh gambar (figure)
yang dibuat dari batu kerikil. Sebagai contoh, bilangan
segitiga 10 dapat diperlihatkan dalam bentuk segitiga
seperti yang ada pada gambar di atas.
Lihat barisan dari persegi, ditunjukkan oleh diagram
batu kerikil. Aliran Pythagoras memperlihatkan bahwa
n2 + (2n+1) = (n+1)2 dan
1+ 3 + 5 + …+ (2n-1) = n2
Penyusunan dua bilangan segitiga yang sama
bersama-sama untuk membentuk segi empat, aliran
Pythagoras memperlihatkan bahwa kedua bilangan
segitiga positif ke-n adalah alas x tinggi = n ( n + 1 ).
Karena bilangan segitiga positif ke-n 1 + 2 + … + n, maka
berakibat bahwa
1 + 2 + … + n = ½ ( n ( n+1 ) )
C.F. Gauss
Studi tentang bilangan “figurative” mengingatkan
bagian utama dari teori bilangan. Salah satu hal pokok karir
C.F Gauss (tahun 1777 – 1855 ) adalah buktinya bahwa
setiap bilangan positif adalah jumlah dari 3 bilangan segitiga.
7
Sebagai contoh lain, pada tahun 1989 paper yang berjudul
Journal of Number theory oleh N Tzahakis dan B de Weger
memperlihatkan bahwa terdapat tepat 6 bilangan segitiga
yang merupakan hasil kali tiga bilangan bulat berturutan.
(Bilangan yang terbesar dari bilangan segitiga ini adalah
258.474.216).
2.2. Aliran Pythagoras dan Ketidakrasionalan
2.2.1. Hipassus dan Suatu Kebocoran
Panjang a dan b disebut sepadan jika ada bilangan bulat positif p
dan g sehingga ab
= pg
. Ketika aliran Pythagoras menyatakan bahwa
semuanya adalah bilangan, aliran pythagoras bermaksud untuk
menyatakan secara tidak langsung bahwa semua pasangan panjang adalah
sepadan. Dalam aliran Pythagoras, “bilangan“ yang dimaksud adalah“
bilangan rasional“.
Sayangnya, mereka segera menemukan bahwa diagonal dari suatu
kuadrat tidak sepadan dengan sisinya. Bukti dari semua ini ditemukan
pada Aristotle’s Prior Analytic 41 a 23 – 30. Misalkan ABCD adalah
persegi yang sisi–sisinya mempunyai panjang 1. Dengan teorema
Pythagoras, diagonal AC panjangnya √2 . Sehingga
√2 = ACAB
= pq
di mana p dan q adalah bilangan bulat positif. Kita dapat menganggap
bahwa p dan q adalah prima secara relatif (tidak mempunyai faktor
persekutuan). Secara khusus, kita dapat menganggap bahwa p dan q bukan
bilangan genap.
Sekarang p2 = 2q2, Sehingga p2 adalah bilangan genap. Dalam
aliran Pythagoras telah diketahui dengan benar, bahwa kuadrat bilangan
ganjil adalah ganjil, Dimana kuadrat dari bilangan genap adalah genap.
Jadi, dari pernyataan bahwa p2 adalah genap, itu berarti bahwa p adalah
8
genap. Sehingga p = 2r. Maka (2r)2 = 2g2 dan sebab itu g2 = 2r2 , tetapi ini
berarti bahwa g bilangan genap adalah benar. Bertentangan. Asumsi
bahwa AC dan AB disebut sepadan menunjukkan kemustahilan.
Pada awalnya, aliran Pythagoras mencoba untuk menjaga
kerahasiaan penemuan ini, itu mengurangi filosofinya. Beberapa orang
mengatakan bahwa Hippasus ( 470 S.M ) yang membocorkan rahasia ini
dan dia ditenggelamkan sebagai hukuman untuk apa yang telah
dilakukannya.
Orang–orang Yunani tidak tahu bagaimana menghandle 2 dengan
cara aritmatika atau aljabar. Namun demikian, mereka tahu bahwa 2
adalah panjang ( dari diagonal ), dan orang-orang Yunani berpindah pada
geometri untuk menjelaskan hal itu. Masalah dari ketidak sepadanan
adalah satu alasan mengapa orang-orang Yunani kuno berpikir dengan
hukum distributif a ( b + c) = ab +ac sebagai aturan penambahan untuk
persegi panjang dengan lebar yang sama yaitu a.
2.2.2. Persamaan Diophantus dan Pendekatan Irrasional
Aliran Pythagoras menemukan sebuah cara pendekatan 2, dengan
bilangan rasional secara teliti seperti yang diinginkan. Metode mereka
meliputi penggunaan Algoritma Euclides, caranya ditemukan pada
Proposition 2 of Book VII of the elements, dan mungkin juga dalam dalam
Pythagoras Archytas. Secara garis besar, dikerjakan sebagai berikut.
Mengingat jika x adalah bilangan real, maka x adalah bilangan
bulat terbesar x . Ambil beberapa bilangan real x , kita bentuk juga
persamaan dibawah ini. Pertama kita punyai
x2=1
x1− [ x1 ]
x3=1
x2−[ x2 ]
9
.
.
.
Jika x1 adalah bilangan rasional maka semua xs yang lain juga
merupakan bilangan rasional, dan persamaan ini akan mempunyai
penyelesaian ketika kita menemukan 0 sebagai penyebut. Jika x bilangan
irrasional maka semua xs yang lain merupakan bilangan irrasional, dan
persamaan ini tidak akan pernah mempunyai penyelesaian.
Kedua kita buat persamaan:
f 1=[ x1 ]
f 2=[ x2 ] f 1+1
f 3=[ x3 ] f 2+f 1
f 4= [x 4 ] f 3+f 2
Dan seterusnya.
Ketiga, kita buat persamaan:
g1=1
g2=[ x2 ]
g3= [x3 ] g2+g1
g4=[ x4 ] g3+g2
Dan seterusnya.
Jika x1 = ab
, sebuah bilangan rasional, maka, untuk suatu n, kita
mempunyai: xn−[ xn ] = 0, dan
agn−2−b fn−2=±FPB (a,b)
10
sebab itu kita dapat menggunakan Algoritma Euclides untuk
menyelesaikan:
ax−b y=± FPB (a,b)
Selain itu jika x1 = √ R adalah bilangan irrasional maka:
| f n
gn
√ R| < 1
gn2
Sehingga fn / gn kita mendapatkan pendekatan terhadap √ R.
Akhirnya p dann g adalah bilangan bulat maka p2 – Rq2 = ±1 hanya
berlaku dalam hal ini, untuk suatu n sehingga [ xn ] = 2⌊√R ⌋.
Sebagai contoh, misalkan aliran Pythagoras ingin menemukan
penyelesaian bilangan bulat untuk
17x - 19y = 320
Dia beralasan dengan cara mendiskripsikan seperti dibawah ini:
x1= 1719
x2=
11719
−[ 1719 ] =
1719
x3=
11917
−[ 1917 ] =
172
x4=
1172
−[ 172 ] = 2
x5= 1
2−[ 2 ] = tidak terbukti
juga,
f 1=0
11
f 2=1
f 3=8
Dan akhirnya,
g1=1
g2=1
g3=9
sebab itu,
17 x 9 -19 x 8 = ±1
17 x (9 x 320) – 19 x(8 x 320 ) = ± 320
Memberikan kita sebuah penyelesaian bilangan bulat untuk persamaan
sebenarnya.
Seharusnya dicatat bahwa aliran Pythagoras tidak mempunyai konsep
dari bilangan negatif (karena mereka berfikir bahwa bilangan adalah kumpulan
dari batu-batu kerikil atau panjang ). Brahmaghupta (628 M) adalah orang yang
pertamakali menunjukkan bagaimana amendapatkan penyelesaian-penyelesaian
semua bilangan bulat, bilangan negatif seperti halnya bilangan positif, untuk
persamaan seperti 17x - 19y =320.
Untuk mendapatkan pendekatan terhadap √2 aliran Pythagoras akan
mengerjakan seperti berikut:
x1= √2
x2= 1
√2−[√2 ] = √2+1
x3= 1
√2+1−[√2+1 ] = √2+1
Sehingga [ x2 ]=[ x3 ]= ........ = 2. Sebab itu
12
f 1=1
f 2=3
f 3=7
f 4=17
Dan seterusnya. Juga
g1=1
g2=2
g3=5
g4=12
Dan juga. Persamaan
11
,32
,75
, 712
, ..............
Memberikan perkiraan yang telah mendekat √2 persamaan ini juga memberikan
semua penyelesaian bilangan bulat positif dari x2 – 2y2 = ±1 , dapat ditulis,
(1,1),(3,2),(7,5), .....
cara bagaimana algoritma Euclides menghubungkan persamaan seperti x2 - Ry2 =1
tidak dimengerti sepenuhnya sampai tahun 1768, di mana J.L. Lagrange
mempublikasikan naskah pasti pada pokok permasalahan.
Aliran Pythagoras membutuhkan waktu lebih dari 2000 tahun untuk memahami
pengetahuan itu. Sebagai contoh terakhir, mari kita gunakan algoritma euclides
untuk menemukan suatu penyelesaian yang tidak mudah dari x2 – 29y2 = ±1.
x1= √29
[ x1 ]=5
13
x2= 1
√29−5 √29+5√29+5
= √29+54
x2= 2
x3= √29+35
[ x3 ]=1
x3= √29+25
[ x4 ]=1
x5 = √29+34
[ x5 ]=2
x6 = √29+51
[ x6 ]=10
Karena [ x6 ] adalah dua kali [ x1 ] kita berhenti disini dan menghitung f 6−1 dan
g6−1
f 1=5
f 2=[ x2 ] f 1+1=11
f 3=[ x3 ] f 2+f 1=16
f 4= [x 4 ] f 3+f 2=27
f 5=[ x5 ] f 4+ f 3=70
g1=1
g2=[ x2 ]=2
14
g3= [x3 ] g2+g1=3
g4=[ x4 ] g3+g2=5
g5= [x5 ] g4+g3=13
Sebab itu satu penyelesaian untuk x2 – 29y2 = ±1 adalah x = 70 dan y = 13.
2.3. Teorema Pythagoras
Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan
dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku.
Teorema ini dinamakan menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani
abad ke-6 SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap sebagai penemu
teorema ini meskipun sebenarnya fakta-fakta teorema ini sudah diketahui
oleh matematikawan India (dalam Sulbasutra Baudhayana dan
Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras
lahir. Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan
kebenaran universal dari teorema ini melalui pembuktian matematis.
Ada dua bukti kontemporer yang bisa dianggap sebagai catatan
tertua mengenai teorema Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou
Pei Suan Ching (sekitar 500-200 SM), satunya lagi dalam buku Elemen
Euklides.
Teorema Pythagoras menyatakan bahwa:
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama
dengan luas bujur sangkar di hipotenus.
Sebuah segitiga siku-siku adalah segitiga yang mempunyai sebuah
sudut siku-siku; kaki-nya adalah dua sisi yang membentuk sudut siku-siku
tersebut, dan hipotenus adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut
siku-siku tersebut. Pada gambar di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga
siku-siku dan c adalah hipotenus:
15
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris, sebagai
pernyataan tentang luas bujur sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama dengan luas bujur
sangkar ungu.
Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan bahwa:
Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal sebuah persegi
panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan
horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita dapat mengformulasikan ulang
teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil catatan
bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang sisinya:
Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki dengan panjang a dan b
dan hipotenus dengan panjang c, maka a+ b' = c
2.3.1. Sejarah Singkat Teorema Pythagoras
Pythagoras (569-500 SM) lahir di Pulau Samos di Yunani, dan melakukan
banyak perjalanan melalui Mesir, belajar, antara lain, matematika. Tidak banyak
yang diketahui dari Phytagoras pada tahun-tahun awal. Pythagoras menjadi
terkenal setelah mendirikan sebuah kelompok, “the Brotherhood of
Pythagoreans” (Persaudaraan ilmu Pythagoras), yang dikhususkan untuk
mempelajari matematika. Kelompok ini sangat dikultuskan sebagai simbol, ritual
dan doa. Selain itu, Pythagoras percaya bahwa “Banyak aturan alam semesta,”
dan ilmu Pythagoras memberikan nilai numerik untuk banyak obyek dan
gagasan. Nilai-nilai numerik, pada gilirannya, dihubungkan dengan nilai mistik
dan spiritual.
Legenda mengatakan bahwa setelah menyelesaiakan teorema yang
terkenal itu, Pythagoras mengorbankan 100 lembu. Meskipun ia sangat
diagungkan dengan penemuan teorema yang terkenal itu, namun tidaklah jelas
diketahui apakah Pythagoras adalah penulis yang sebenarnya. Para pengkaji
16
dalam kelompok the Brotherhood of Pythagoreans telah menulis banyak bukti
geometris, tetapi sulit untuk dipastikan siapa penemu Teorema Phytagoras itu
sendiri, sungguh sebuah kelompok yang sangat menjaga rahasia temuan
mereka. Sayangnya, sumpah kerahasiaan tersebut bertentangan dengan ide
matematika yang penting yang harus diketahui publik. Kelompok the Brotherhood
of Pythagoreans telah menemukan bilangan irasional! Jika kita mengambil
segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki ukuran 1, maka panjang sisi miring
adalah √2. Namun jumlah ini tidak dapat dinyatakan sebagai panjang yang dapat
diukur dengan penggaris dibagi menjadi beberapa bagian pecahan, dan ini sangat
mengganggu Kelompok Pythagoras, yang terlanjur percaya bahwa “Semua adalah
angka.” Mereka menyebutnya angka-angka “alogon,” yang berarti
“unutterable.” Akhirnya mereka sangat terkejut dengan angka-angka ini, sehingga
mereka dihukum mati seorang anggota yang berani menyebutkan keberadaan
mereka kepada publik. Barulah 200 tahun kemudian, yaitu oleh Eudoxus, seorang
matematikawan Yunani yang dapat mengembangkan sebuah cara untuk berurusan
dengan angka-angka unutterable tersebut.
Jumlah dari kuadrat sisi segitiga siku-siku sama dengan kuadrat sisi miring.
Hubungan ini telah dikenal sejak zaman Babilonia dan Mesir kuno,
meskipun mungkin belum dinyatakan secara eksplisit seperti di atas. Sekitar
pertengahan tahun 4000 dalam kalender Babilonia (sekitar tahun1900 SM), yang
sekarang dikenal sebagai Plimpton 322 , (dalam koleksi dari Columbia University,
New York), terdapat daftar kolom nomor yang menunjukkan apa yang sekarang
kita sebut Triples Pythagoras – yaitu kumpulan angka yang memenuhi persamaan:
a 2 + b2 = c2
Perjalanan Selanjutnya
Setelah ditemukan oleh Kelompok Pythagoras, namun menolak untuk
mengakui keberadaan, yaitu bilangan irasional. Dimulailah pencarian tentang
bilangan tersebut. Dalah satunya adalah dengan cara berikut. Dimulai dengan
segitiga siku-siku sama kaki dengan kaki panjang 1, kita dapat membangun
17
segitiga siku-siku di sampingnya yang hypotenuses panjangnya adalah √2, √3, √4
, √5, dan seterusnya. Konstruksi ini sering disebut sebagai Square Root Spiral.
Sejarah dari Teorema Pythagoras dapat dibagi sebagai berikut:
1. Pengetahuan dari Triple Pythagoras,
2. Hubungan antara sisi-sisi dari segitiga siku-siku dan sudut-sudut yang
berdekatan,
3. Bukti dari teorema.
Sekitar 4000 tahun yang lalu, orang Babilonia dan orang Cina telah
menyadari fakta bahwa sebuah segitiga dengan panjang sisi 3, 4, dan 5 harus
merupakan segitiga siku-siku. Mereka menggunakan konsep ini untuk
membangun sudut siku-siku dan merancang segitiga siku-siku dengan membagi
panjang tali ke dalam 12 bagian yang sama, seperti sisi pertama pada segitiga
adalah 3, sisi kedua adalah 4, dan sisi ketiga adalah 5 satuan panjang.
Sekitar 2500 tahun SM, Monumen Megalithic di Mesir dan Eropa Utara
18
terdapat susunan segitiga siku-siku dengan panjang sisi yang bulat. Bartel
Leendert van der Waerden meng-hipotesis-kan bahwa Tripel Pythagoras
diidentifikasi secara aljabar. Selama pemerintahan Hammurabi the Great (1790 -
1750 SM), tablet Plimpton Mesopotamian 32 terdiri dari banyak tulisan yang
terkait dengan Tripel Pythagoras. Di India (Abad ke-8 sampai ke-2 sebelum
masehi), terdapat Baudhayana Sulba Sutra yang terdiri dari daftar Tripel
Pythagoras yaitu pernyataan dari dalil dan bukti geometris dari teorema untuk
segitiga siku-siku sama kaki.
Pythagoras (569-475 SM) menggunakan metode aljabar untuk
membangun Tripel Pythagoras. Menurut Sir Thomas L. Heath, tidak ada
penentuan sebab dari teorema ini selama hampir lima abad setelah Pythagoras
menuliskan teorema ini. Namun, penulis seperti Plutarch dan Cicero
mengatributkan teorema ke Pythagoras sampai atribusi tersebut diterima dan
dikenal secara luas. Pada 400 SM, Plato mendirikan sebuah metode untuk mencari
Tripel Pythagoras yang baik dipadukan dengan aljabar and geometri. Sekitar 300
SM, elemen Euclid (bukti aksiomatis yang tertua) menyajikan teorema tersebut.
Teks Cina Chou Pei Suan Ching yang ditulis antara 500 SM sampai 200 sesudah
masehi memiliki bukti visual dari Teorema Pythagoras atau disebut dengan
"Gougu Theorem" (sebagaimana diketahui di Cina) untuk segitiga berukuran 3,
4, dan 5. Selama Dinasti Han (202 SM - 220 M), Tripel Pythagoras muncul di
Sembilan Bab pada Seni Mathematika seiring dengan sebutan segitiga siku-siku.
Rekaman pertama menggunakan teorema berada di Cina sebagai 'theorem Gougu',
dan di India dinamakan "Bhaskara theorem".
Namun, hal ini belum dikonfirmasi apakah Pythagoras adalah orang
pertama yang menemukan hubungan antara sisi dari segitiga siku-siku, karena
tidak ada teks yang ditulis olehnya yang ditemukan. Walaupun demikian, nama
Pythagoras telah dipercaya untuk menjadi nama yang sesuai untuk teorema ini.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Phytagoras menganggap bahwa bilangan itu memiliki sifat
mistis. Hal ini di tunjukkannya dengan mengagungkan
angka 10, karena menurutnya angka sepuluh memilki
beberapa keistimewaan.
Selama perjalanan hidupnya Pythagoras telah memiliki
beberapa perstasi berikut dalam bidang matematika berikut:
1. Pembuktian teorema Pythagoras yang merupakan
penemuan yang paling terkenal dari beberapa
penemuan lainnya.
2. Rata-rata.
3. Bilangan Sempurna dan Bilangan Amicable.
4. Benda Padat Beraturan (Regular Solid).
5. Irasionalitas √2
6. Bilangan figurative.
Ada beberapa aliran yang dikembangkan Phytagoras dalam
dunia matematika, yaitu.
Hipassus dan suatu kebocoran, kasus ini
merupakan kesalahan aliran Phytagoras yang
menyatakan secara tidak langsung bahwa semua
pasangan panjang adalah sepadan, padahal setelah
dibuktikan ada ketidak tepatan dalam asumsinya.
20
Persamaan Diophantus dan Pendekatan
Irrasional
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah tentang
perkembangan aliran matematika phytagoras ini kita menjadi
lebih tahu secara mendalam tentang phytagoras dan peranannya
dalam matematika, tidak hanya sekedar tahu tentang
teoremanya saja yang sekarang sudah dikenali secara umum.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Pythagoras diambil 25-10-2012 pukul 10.10
http://labarasi.wordpress.com/2011/01/25/sejarah-singkat-teorema-phytagoras/
diambil 25-10-2012 pukul 10.20
http://pmatandy.blogspot.com/2008/12/sejarah-4-aliran-pythagoras.html diambil
25-10-2012 pukul 10.30
http://pmatandy.blogspot.com/2009/01/sejarah-7-aliran-pythagoras-dan.html
diambil 25-10-2012 pukul 10.45
http://math07.findtalk.biz/t38-sejarah-singkat-teorema-pythagoras diambil 25-10-2012
pukul 11.00
22