makalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika materi phytagoras kelas...
TRANSCRIPT
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PHYTAGORAS
DIKELAS VIII SMP
MAKALAHDiajukkan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Metodelogi Pembelajaran
Matematika
Oleh :
Zulfatul Karomah (152151073)
2015 A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2016
RINGKASAN
Rendahnya pemahaman matematik kemungkinan ada kaitannya dengan
pendekatan pembelajaran yang dilakukan guru. Pembelajaran dengan
menggunakan metode konvensional kurang membuat peserta didik aktif dalam
pembelajaran hendaknya guru berinovasi dalam pembelajaran salah satunya
melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran
koopetif tipe jigsaw ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok supaya siswa
aktif dalam mempelajari suatu materi. Materi yang digunakan salah satunya
adalah materi pytagoras.
Kata kunci: model, kooperatif,jigsaw,pythagoras.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas Mata Kuliah Metodelogi Pembelajaran Matematika dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Pembelajaran
Matematika Materi Phytagoras Dikelas VIII SMP”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing atas
bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dan semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna baik dari segi penyajian maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis perlukan, demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER..................................................................................................................i
RINGKASAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................9
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.........................................................1B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2C. TUJUAN PENULISANMAKALAH......................................................3D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH.................................................3
BAB II MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA...................................4A. PENGERTIAN.........................................................................................4B. LANGKAH-LANGKAH.........................................................................8C. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN....................................................11
BAB III PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA...............................................................12
A. TEORI BELAJAR MENGAJAR.........................................................12B. PENERAPAN.........................................................................................13
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.................................................................15A. SIMPULAN.............................................................................................15B. SARAN....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sehingga
pendidikan sangat penting bagi anak supaya memiliki bekal ilmu untuk
kepentingan hidup dimasa depan seperti . Oleh karena itu pendidikan di
Indonesia harus bisa ditingkatkan kualitasnya salah satunya dengan
memperbaiki sistem pembelajaran dikelas menjadi berkualitas khususnya
pada pelajaran matematika. Karena matematika sangat erat kaitannya
dengan kehidupan kita sehari-hari. Disetiap sudut kehidupan ini kita selalu
menemukan hal yang berkaitan dengan matematika, maka dari itu sebagai
pendidik kita harus bisa meningkatkan kualitas pembelajaran matematika
dengan cara mengubah strategi belajar mengajar matematika di kelas agar
menyenangkan. Karena pada dasarnya matematika sangat ditakuti oleh
banyak siswa. Padahal masalah-masalah kehidupan sehari-hari selalu
berkaitan dengan matematika, jika pembelajaran matematika ini
kualitasnya bagus maka masalah kehidupan sehari-hari ini mampu
terpecahkan dalam waktu yang singkat. Namun untuk mewujudkan
1
2
kualitas pembelajaran ini ada banyak hambatannya, salah satunya yaitu adanya
kesulitan belajar bagi siswa. Kesulitan belajar merupakan masalah yang hampir
dialami oleh semua siswa. Kesulitan belajar dapat diartikan suatu kondisi dalam
suatu proses belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
menggapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun
fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang
dicapainya berada di bawah semestinya. Kesulitan belajar yang sering dialami
siswa adalah malas belajar karena biasanya metode pembelajaran yang
disampaikan guru membosankan sehingga siswa tidak bersemangat untuk belajar.
Biasanya guru menggunakan metode pembelajaran ceramah yang memberikan
efek mengantuk dan membosankan bagi siswa yang mendengarkannya. Maka dari
itu pendidik harus mengubah metode pembelajaran matematika ceramah dengan
metode lain. Salah satu alternatif pemecahan masalah ini yaitu menggunakan
model kooperatif tipe jigsaw. Untuk makalah ini hanya akan membahas model
kooperatif tipe jigsawa pada materi phytagoras dikelas VIII SMP.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut diatas maka
rumusan masalah pada kajian ini
1. Bagaimanakah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw itu?
2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
itu pada materi pytagoras?
3
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan
makalah ini
1. Untuk mengetahui, mengkaji, dan menganalisis mengenai model
pembelajaran matematika kooperatif tipe jigsaw
2. Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis penerapan model
pembelajaran matematika kooperatif tipe jigsaw
D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Sesuai dengan tujuan tersebut maka manfaat bagi penulisan ini :
1. Sebagai referensi pendidik dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya matematika disekolah kepada peserta didiknya
2. Meningkatkan kualitas belajar mengajar matematika pada materi
phytagoras dengan meng gunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
3. Memperdalam ilmu pengetahuan tentang model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika
BAB II
MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA
A. PENGERTIAN
Model pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses
pembelajaran (Sudjana,2006:76). Jadi model pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pembelajaran. Sebuah model pembelajaran adalah suatu pola
yang dapat kita gunakan untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam
kertas. Pembelajaran yang aktif dan inovatif merupakan pembelajaran yang
mampu mengembangkan aktivitas anak untuk maju dan berkembang
bersama. Hal itu dimaksudkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Anwar Dede(2000-39) mengemukakan bahwa hubungan sosial antara peserta
didik dan peserta didik lainnya maupun antara peserta didik dan tenaga
kependidikannya menentukan makna dan efektivitas dalam belajar. Dengan
demikan, perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang dapat
menciptakan iklim kondusif dalam bekerja sama sehingga para peserta didik
diharapkan dapat saling berbagi informasi ataupun pengetahuan. Sriyono
(rahmianingsih, Mia, 2005:10) berpendapat, “salah satu cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan mengaktifkan siswa dalam
belajar, dan proporsi aktivitas siswa dalam belajar akan lebih produktif
apabila siswa belajar dalam kelompok”. Model pembelajaran kooperatif
mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
4
5
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran
ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada
model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan
serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan
siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.
Model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan
salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual.
Sistem pengajaran Cooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini
adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling
ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal,
keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Model pembelajaran jigsaw atau yang disebut juga model TIM ahli
adalah teknik pelajaran yang memusatkan perhatian pada kemampuan
penguasaan materi pelajaran tertentu secara spesifik. Pada level awal, tiap
siswa (dan kelompok siswa) diharuskan menguasai tema materi pelajaran
yang berbeda-beda satu sama lain . Pada level berikutnya tiap siswa (dan
kelompok siswa) mempresentasikan tema materi pelajaran khusus yang telah
dikuasainya didepan kelas. Dia berperan sebagai guru sekaligus narasumber
6
utama untuk materi tersebut bagi siswa lainnya. Posisi guru adalah sebagai
pendamping dan pembimbing tugasnya adalah meluruskan pengetahuan siswa
yang tidak benar. Memberikan masukan baru yang sekiranya diperlukan
untuk diketahui siswa sekaligus memastikan semua siswa paham dan
mengerti benar mengenai tema pelajaran yang harus dikuasai siswa sesuai
dengan kurikulum yang berlaku.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yang membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari kelompok ahli dna kelompok asal. wardani,
sari (2002:20) berpendapat, “pembelajaran kooperatif jigsaw adalah salah
satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pelajaran untulk mencapai prestasi yang
maksimal”. Kegiatan kooperatif tipe jigsaw yang diungkapkan oleh Lie, Anita
(2005:69) adalah “teknik mengajari cooperativae learning menggabungkan
kegiatan membaca, menulis,mendengarkan dan berbicara”. Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya tiga
tujuan pembelajaran penting yaitu hasil belajar akademik penerimaan
terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial (Rusman,
2014:29)
Menurut johnson & john tujuan pokok belajar kooperatif adalah
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akan pemahaman,
baik secara individu maupun kelompok (Trianto 2008: 56-57)
7
Pernyataan ini digunakan oeleh slavin, yang menyatakan bahwa
model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
sekaligusdapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan
sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan
harga diri (wina sanjaya:2420).
Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi (Rusman,
210)
Keterampilan ini amat penting untuk dimiliki didalam masyarakat.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi saja
namun juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang
dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok
sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota
kelompok selama kegiatan.
Jhonson dan jhonson (dalam Teti sobari 2006:31) melakukan
penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang hasilnya
menunjukan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif
terhadap perkembangan anak.
Pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para
ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang
berbeda. Tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama, setiap
utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi yang sama. Kita
sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi,
8
selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan disampaikan
pada anggota kelompoknya.
B. Langkah-Langkah
Sintaks model pembelajaran kooperatif terdiri dari 6(enam) fase
Fase-Fase Perilaku Guru
Fase 1: present goals and set
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap
belajar
Fase 2: present information
Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada
peserta didik secara verbal
Fase 3: organize students into learning
teams
Mengorganisir pesert didik ke dalam
tim-tim belajar
Memberikan penjelaskan kepada
peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
membantu kelompok melakukan
transisi yang efisien
Fase 4: assist team work and study
Membantu kerja tim dan belajar
Membantu tim-timm belajar selama
peserta didik mengerjakan tugasnya
Fase 5: test on the materials
mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi pembelajaran
9
atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6: provide recognition
Memberikan pengakuan atau
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk mengakui
usaha dan prestasi individu maupun
kelompok
Model pembelajarn kooperatif tipe jigsaw memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk melakukan kerjasama dengan anggota kelompoknya dalam
menghadapi segala persoalan.. dalam pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana untuk mengelola
informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Berdasarkan pendapat
yang dikemukakan oleh slavin, R.E.(1995) tentang aktivitas-aktivitas pada
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw maka langkah-langkah pembelajran
kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
a. Guru mengelompokan peserta didik kedalam kelompok-kelompok kecil
yang heterogen. Pembentukan kelompok-kelompok tersebut dilakukan
oleh guru berdasarkan pertimbangan kemampuan akademis. Jumlah
anggota tiap kelompok 4-5 orang yang menjadi kelompok asalnya,
kemudian peserta didik berdiskusi di kelompok asalnya.
b. Setiap anggota kelompok diberi tugas untuk mempelajari suatu materi
tertentu. Kemudian perwakilan dari kelompok masing-masing yang
mempelajari materi yang sama bertemu dengan anggota dari kelompok
10
lain dalam kelompok ahli. Materi tersebut didiskusikan sehingga
masing-masing perwakilan dapat memahami dan menguasai materi
tersebut.
c. Masing-masing perwakilan kelompok kembali ke kelompok asalnya
untuk menjelaskna kepada anggota kelompoknya mengenai materi yang
didiskusikan pada kelompok ahli, sehingga semua anggota
kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan oleh guru.
d. Peserta didik diberi tes/kuis oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam memahami materi
dengan model pembelajaran kooperatif learning tipe jigsaw.
e. Melakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor
kelompok serta menentukan tingkat penghargaan pada kelompok.
Berdasarkan uraian diatas, secara umum pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana belajar-mengajar yang
bersifat terbuka dan demokratis. Hal yang menarik dari adanya model
pembelajaran tipe jigsaw ini adalah adanya diskusi di tim asal dan tim ahli.
Menurut marliani, yuni (2009:18) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw sebagi berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan berlatih
komunikasi
b. Adanya interaksi sosial yang baik dalam kelompok
c. Membuat siswa lebih aktif dan kreatif
11
d. Dengan adanya penghargaan yang diberikan pada kelompok mencapai
prestasi yang baik.
C. Kelebihan dan Kelemahan kooperatif tipe jigsaw
Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini yaitu:
1. Pengetahuan yang diperoleh siswa bersifat spesifik dan mendalam
terutama yang berhubungan dengan tema pelajaran yang harus
dikuasainya
2. Melatih kemampuan dan rasa percaya diri siswa untuk tampil didepan
kelas mempresentasikan tema pelajaran yang telah dikuasai
3. Melatih kemampuan dialektika siswa didepan publik
Adapun kelemahan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini yaitu :
1. Membutuhkan proses dan waktu yang relatif lebih lama
2. Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam kelas tidak merata
3. Terlalu mengandalkan kemampuan dialektika(lisan)
4. Biasanya pengetahuan yang diperoleh tidak terfokus karena kurangnya
bimbingan
5. terstruktur guru
6. Terlalu mengandalkan proses belajar mandiri siswa
12
BAB III
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
a. Teori belajar yang mendukung model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
yaitu :
1. Teori Vygotsky
Vygotsky(ramianingsih, mia, 2005:8) mengungkapkan bahwa
“pembentukan dan pengembangan pengetahuan terjadi melalui
interaksi sosial”. Ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran
disekolah, terjadi interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa
dengan gurunya yang mempengaruhi pembentukan pengetahuan
siswa. Faresnawati, nita(2003:23) mengemukakan, “vygosky
menekankan pada interaksi sosial dan melakukan konstruksi
pengetahuan dari lingkungan sosial”.
2. Teori Piaget
Teori belajar Piaget terkenal dengan teori perkembangan mental
manusia. Yang dimaksud dengan ‘mental’ dalam teorinya adalah
intelektual atau kognitifnya. Menurut piaget (ruseffendi,
E.T.1991:1330, “belajar matematika pada dasarnya adlah mengubah
struktur kognitif dengan melalui asimilasi dan akomodasi”. Asimilasi
terjadi apabila adnaya informasi baru dalam pikiran, sedangkan
12
13
akomodasi berlangsung apabila ada ketidakseimbangan antara
informasi baru dengan struktu yang dimiliki siswa, sehingga siswa
perlu melakukan modifikasi agar terjadi keseimbangan baru dalam
pikiran siswa (farenawati, nita, 2003:22).
b. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi
pytagoras
1. Guru mengelompokan peserta didik kedalam kelompok-kelompok
kecil yang heterogen. Pembentukan kelompok-kelompok tersebut
dilakukan oleh guru berdasarkan pertimbangan kemampuan
akademis. Jika jumlah siswa terdiri dari 35 Jumlah anggota tiap
kelompok 5 orang yang menjadi kelompok asalnya, kemudian
peserta didik berdiskusi di kelompok asalnya.
2. Setiap anggota kelompok diberi bahan ajar oleh guru dalam bentuk
soal-soal dan materi, misalnya materi tentang pytagoras. Kemudian
perwakilan dari kelompok masing-masing yang mempelajari
materi yang sama bertemu dengan anggota dari kelompok lain
dalam kelompok ahli. Materi tersebut didiskusikan sehingga
masing-masing perwakilan dapat memahami dan menguasai materi
tersebut.
3. Masing-masing perwakilan kelompok kembali ke kelompok
asalnya untuk menjelaskannya kepada anggota kelompoknya
mengenai materi pytagoras yang didiskusikan pada kelompok ahli,
sehingga semua anggota kelompoknya dapat memahami materi
14
yang ditugaskan oleh guru. Dalam hal ini guru berperan sebagai
fasilitator, mediator,director-motivator dan evaluator
4. Peserta didik diberi tes/kuis oleh guru dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam
memahami materi pytagoras dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw yang telah diterapkan tadi.
5. Melakukan perhitungan skor perkembangan individu dan skor
kelompok serta menentukan tingkat penghargaan pada kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu strategi belajar
mengajar yang menekan pada sikap atau perilaku bersama dalam belajar atau
membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. Penerapan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ini pada kelas siswa dibagi
kelompok sehingga terdapat rasa saling membutuhkan dan harus
berkerjasama secara cooperative untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Keuntungan mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan
menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh
apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.
Sementara untuk kerugiannya ada beberapa yaitu keadaan kondisi kelas yang
ramai, siswa yang lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang
pandai serta membutuhkan waktu yang lebih lama apabila bila ada pernataan
ruang belum terkondisi dengan baik.
B. SARAN
Model pembelajaran kooperatif tipejigsaw perlu digunakan atau
diterapkan karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah atau guru, selain itu
siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir serta
meningkatkan keaktifan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Muliawan, Jasa Ungguh.(2016).45 model pembelajaran spektakuler. yogyakarta: Ar-ruzz media
Mutakin, Zenal.2012.Penggunaaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi phytagoras dalam upaya meningkatkan pemahaman matematik peserta didik. FKIP Universitas siliwangi tasikmalaya:tidak diterbitkan.
Nurdin, syafrudin. Adriantoni.(2016).kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: rajagrafindo persada
Rusman.(2014). Model-model pembelajaran.Jakarta:rajagrafindo persadaSuprijono,agus. (2009).cooperatif learning.yogyakarta: Pustaka pelajar