penggunaan model pembelajaran jigsaw dalam peningkatan...

15
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 TUGUMULYO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Wagino¹, Ahmad Amin², Hj.Hurhayati³ Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau Email: [email protected] ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dalam Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Terdapat Peningkatan yang Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah diterapkan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan pola desain penelitian one groub pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016. Satu kelas sebagai sampel yang diambil secara Simple random sampling yaitu kelas VII.A dengan jumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dalam bentuk essay berjumlah 8 butir soal. Data hasil tes siswa dianalisis dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data Gain kelas eksperimen menggunakan uji t didapat t hitung (36,44) dan t tabel = (1,706) karena t hitung > t tabel, yang berarti H 0 ditolak dan H a diterima. Selanjutnya dari hasil penelitian bahwa presetanse hasil belajar siswa terdapat peningkatan. maka diperoleh kesimpulan bahwa Terdapat Peningkatan yang Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Kata kunci : Jigsaw, Hasil Belajar, Fisika ¹ Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau. ²˒³ Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 TUGUMULYO

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Wagino¹, Ahmad Amin², Hj.Hurhayati³

Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau

Email: [email protected]

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dalam Peningkatan Hasil

Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran

2015/2016”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Terdapat Peningkatan

yang Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo

Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah diterapkan Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Metode penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan

pola desain penelitian one groub pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran

2015/2016. Satu kelas sebagai sampel yang diambil secara Simple random sampling yaitu

kelas VII.A dengan jumlah 27 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes

dalam bentuk essay berjumlah 8 butir soal. Data hasil tes siswa dianalisis dengan

menggunakan uji t. Berdasarkan hasil analisis data Gain kelas eksperimen menggunakan

uji t didapat thitung (36,44) dan ttabel = (1,706) karena thitung > ttabel, yang berarti H0 ditolak dan

Ha diterima. Selanjutnya dari hasil penelitian bahwa presetanse hasil belajar siswa terdapat

peningkatan. maka diperoleh kesimpulan bahwa Terdapat Peningkatan yang Signifikan

Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran

2015/2016 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.

Kata kunci : Jigsaw, Hasil Belajar, Fisika

¹ Mahasiswa STKIP-PGRI Lubuklinggau.

²˒³ Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau.

Page 2: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

A. Latar Belakang

Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu ditunjang oleh adanya

pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu sangat diperlukan untuk

mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter,

perkembangan ilmu dan mental seorang anak yang nantinya akan tumbuh menjadi

seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap

lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara. Dalam dunia pendidikan, salah satu masalah dalam pembelajaran di

sekolah adalah rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis, misalnya kecerdasan, motivasi,

berprestasi dan kemampuan kognitif. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah

faktor lingkungan dan instrumental, misalnya guru, kurikulum, dan model

pembelajaran.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2

Tugumulyo pada tanggal 18 September 2015, diperoleh informasi dari beberapa siswa

bahwa siswa kurang berminat untuk belajar fisika karena mata pelajaran fisika

merupakan pelajaran yang cukup sulit. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru

fisika kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo, beliau mengatakan bahwa rata-rata

nilai ulangan harian fisika siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebesar 73. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian pada semester ganjil di salah satu

kelas VII B yang berjumlah 27 siswa, hanya 10 siswa (37,04 %) yang sudah mencapai

KKM, sedangkan 17 siswa (62,96 %) belum mencapai KKM yang ditetapkan oleh

sekolah. Kenyataan ini menunjukkan masih rendahnya motivasi dan pemahaman siswa

terhadap materi pelajaran fisika. Hal ini dikarenakan kegiatan Pembelajaran lebih

cenderung menggunakan model yang berpusat pada guru.

Model pembelajaran Jigsaw menurut Slavin (2005:237), dalam teknik ini siswa

bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat sampai lima siswa, dengan

latar belakang kemampuan yang berbeda. Setelah itu guru memberikan penjelasan

Page 3: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

secara ringkas para siswa ditugaskan untuk memahami materi yang telah diberikan.

Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi tim ahli dalam aspek tertentu

dari tugas pemahaman tersebut. Setelah mempelajari materinya para ahli dari masing-

masing tim bertemu untuk mendiskusikan topik yang mereka bahas, lalu mereka

kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

Model pembelajaran Jigsaw termasuk dalam pembelajaran Cooperative. Dipilih

model pembelajaran ini karena pembelajaran ini memberi kesempatan pada siswa untuk

berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama akan lebih menarik,

menyenangkan, meningkatkan aktivitas dan kerja sama siswa dalam belajar fisika.

Aktivitas pembelajaran Cooperative melatih kesadaran siswa akan pentingnya

berkomunikasi untuk memahami dan mengaplikasikan pengetahuan, konsep,

keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam kelompoknya.

Menurut Jhonson 1994 (Trianto, 2009:57) menyatakan bahwa tujuan pokok

belajar Cooperative adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi

akedemik dan pemahaman baik secara individu maupaun secara kelompok. sehingga

belajar Cooperative dapat saling menguntungkan antara siswa berkemampuan rendah

dan siswa berkemampuan tinggi. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

dalam Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2

Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Terdapat Peningkatan yang Signifikan

Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun

Pelajaran 2015/2016 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw?’’.

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah Terdapat Peningkatan yang

Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo

Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Jigsaw.

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu akivitas yang dapat dilakukan oleh psikologis

maupun secara sisiologis. Aktivitas yang besifat psikologis yaitu aktivitas yang

Page 4: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

merupakan proses mental, misalnya aktivitas berfikir, memahami, ,menyimpulkan,

menyimak, menelaah, membandingkan, membedakan mengungkapkan, menganalisis

dan sebagainya. Sedangkan aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang

merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melakukan eksperimen atau

percobaan, latihan kegiatan praktik, membuat karya (produk), epresiasi dan

sebagainya Rusman (2013:85). Sedangkan menurut winkel (Purwanto, 2011:39)

belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan dengan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

keterampilan dan sikap.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan

yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dihasilkan

dari pengalamannya sendiri.

2. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2011:30-39) belajar merupakan proses dalam individu

yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam

prilakunya. Sedangkan menurut Rusman (2013:123) menyatakan hasil belajar adalah

sejumblah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, efektif,

dan psikomotorik.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul setelah terjadinya

proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Dalam

peneliti akan mengamati hasil belajar dalam segi kognitif saja.

3. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson (Isjoni, 2009:17) menuliskan bahwa cooperative learning

adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar

siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan

mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.

Sedangkan menurut Lie (2008:12) menyebutkan cooperative learning

merupakan sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik

untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Menurut Johnson 1994 (Trianto, 2009:57), menyatakan bahwa tujuan pokok

belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi

akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu:

Page 5: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

a) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa.

b) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat.

c) Tanggung jawab individual.

d) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil.

e) Proses Kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat empat pendekatan yang

seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model

pembelajaran kooperatif, yaitu: Student Teams Achievement Division (STAD),

Jigsaw, Teams Games Tournaments (TGT), dan pendekatan struktural meliputi Think

Pair Share (TPS) dan Numbered Head Together (NHT).

Menurut Rusman (2011:211), ada enam langkah-langkah utama atau

tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif, dapat

dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan Tujuan dan

Memotivasi Siswa

Guru menyampaikam tujuan pembelajaran

yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran

dan menekankan pentingnya topik yang

akan dipelajari dan memotivasi siswa

belajar.

Tahap 2

Menyajikan Informasi

Guru menyajikan informasi atau materi

kepada siswa dengan jalan demonstrasi

atau melalui bahan bacaan

Tahap 3

Mengorganisasikan Siswa

ke dalam Kelompok-

kelompok Belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan

membimbing setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efektif dan

efesien.

Tahap 4

Membimbing Kelompok

Bekerja dan Belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka

Page 6: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

Tahap 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

Tahap 6

Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok.

Dari pendapat yang telah dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam

kelompok-kelompok kecil untuk dapat bekerja sama satu sama lainnya.

4. Model Pembelajaran Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengambil pola cara berkerja sebuah

gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja

sama dengan siswa lain untuk tujuan bersama.Menurut Rusman (2011:218) model

pembelajaran kooperatif Jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitik

beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. Sedangkan

menurut (Uno dan Mohamad, 2011:110) Jigsaw adalah salah satu pendekatan dalam

pembelajaran kooperatif di mana dalam penerapannya siswa dibentuk dalam

kelompok-kelompok, tiap kelompok terdiri atas tim ahli sesuai dengan pertanyaan

yang disiapkan guru sesuai dengan jumlah tim ahli.

Menurut Slavin (2005:237) dalam teknik ini siswa bekerja dalam anggota

kelompok yang sama, yaitu empat sampai lima siswa, dengan latar belakang

kemampuan yang berbeda. Setelah itu guru memberikan penjelasan secara ringkas

para siswa ditugaskan untuk memahami materi yang telah diberikan. Tiap anggota

tim ditugaskan secara acak untuk menjadi tim ahli dalam aspek tertentu dari tugas

pemahaman tersebut. Setelah mempelajari materinya para ahli dari masing-masing

tim bertemu untuk mendiskusikan topik yang mereka bahas, lalu mereka kembali

kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Jigsaw

adalah sebuah model pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja dalam anggota

kelompok yang sama, yaitu empat sampai lima siswa, dengan latar belakang

kemampuan yang berbeda. Setelah itu guru memberikan penjelasan secara ringkas

para siswa ditugaskan untuk memahami materi yang telah diberikan. Tiap anggota

Page 7: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

tim ditugaskan secara acak untuk menjadi tim ahli dalam aspek tertentu dari tugas

pemahaman tersebut. Setelah mempelajari materinya para ahli dari masing-masing

tim bertemu untuk mendiskusikan topik yang mereka bahas, lalu mereka kembali

kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka kepada teman satu timnya.

a) Adapun langkah- langkah model pembelajaran Jigsaw menurut beberapa ahli.

1) Menurut aronson 1975 (Hamid, 2013:21) sebagai berikut langkah-langkahnya:

a. Siswa dikelompokan kedalam 4 anggota tim.

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian bagian materi yang berbeda.

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian bagian materi yang ditugaskan.

d. anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang

sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan

subbab mereka.

e. Setelah diskusi sebagian dari tim ahli tiap anggota kembali kekelompok asal

dan bergatian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka

kuasi dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.

f. tiap tim ahli mempersentasikan hasil diskusi.

g. guru memberi evaluasi.

h. penutup.

2) Menurut Uno dan Mohamad (2011:110) sebagai berikut langkah-langkahnya:

a. Menyiapkan bahan pembelajaran.

b. Menempatkan siswa dalam kelompok belajar, maksimal 4-5 orang secara

heterogen (sama rata).

c. Menempatkan siswa dalam kelompok pakar atauahli.

d. Membaca.

e. Diskusi kelompok pakar.

f. Laporan kelompok.

g. Para pakar atau ahli kembali ke dalam kelompok asal.

h. Tes hasil diskusi dilakukan secara menyeluruh untuk semua siswa.

i. Para siswa mengambil kuis individu yang mencakup semua topik.

j. Penghargaan kelompok.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka langkah-langkah model

pembelajaran Jigsaw dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Menyiapkan bahan pembelajaran dan menjelaskan ringkasan meteri

2. Siswa dikelompokkan dengan anggota ±5 orang.

Page 8: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

3. Tiap siswa dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda.

4. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk

kelompok baru (kelompok ahli) Selanjutnya kelompok ahli tersebut berdiskusi.

5. Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan

menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai.

6. Setelah peserta didik berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal,

selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan

pengundian salah satu dari anggota kelompok.

7. Guru memberikan latihan soal kepada kelompok dan memberi penghargaan pada

kelompok berdasarkan perolehan nilai.

8. Perlu penjelasan materi untuk persiapan selanjutnya jika ingin menggunakan

model Jigsaw ini agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b) Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam setiap model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar

akan memiliki kelebihan dan kelemahan, begitu juga halnya dengan model

kooperatif tipe Jigsaw.

Jhonson (Rusman, 2011:219), melakukan penelitian tentang pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif

memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif

tersebut adalah:

1) Meningkatkan hasil belajar.

2) Meningkatkan daya ingat.

3) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi.

4) Mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik (kesadaran individu).

5) Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen.

6) Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah.

7) Meningkatkan sikap positif terhadap guru.

8) Meningkatkan harga diri anak.

9) Meningkatkan perilaku penyesuaian social yang positif.

10) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong.

Hal-hal yang dapat menghambat proses pembelajaran terutama dalam

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw diantaranya adalah sebagai

berikut :

Page 9: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

1) Kurangnya pemahaman guru mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw.

2) Jumlah siswa yang terlalu banyak yang mengakibatkan perhatian guru terhadap

proses pembelajaran relatitif kecil sehingga yang hanya segelintir orang yang

menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.

3) Kurangnya buku sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran

Cooperative Learning.

4) Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.

5) Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat

mendukung proses pembelajaran.

6) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-

keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan

kelompok akan macet.

7) Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbuklan masalah, missal jika

ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif

dalam diskusi.

8) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum

terkondisi dengan baik.

9) Merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh.

C. METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka dalam penelitian ini

menggunakan pola desain penelitian one group pretest-postest design. dapat dilihat

pada tabel 3.1.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Pre-tess Treatment Post-test

O 1 X O 2

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII Muhammadiyah 2

Tugumulyo pada Tahun Pelajaran 2015/2016, Pengumpulan data dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

Penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperoleh data

yang objektif, maka dalam penelitian ini teknik pengumpul data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik tes.

Page 10: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

Untuk mengetahui hasil penelitian merupakan hipotesis diterima atau ditolak

maka data diuji dengan menggunakan t-tes dimana kelas eksperimen harus normal, oleh

karena itu terlebih dahulu mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing

kelompok data, kemudian melakukan uji normalitas.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Penelitian dengan model Jigsaw ini diajarkan pada siswa kelas VII SMP

Muhammadiyah 2 Tugumulyo dengan uraian materi Kalor. Penelitian dilaksanakan

di SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo pada tanggal 21 September 2015 sampai

tanggal 21 Agustus 2015 tahun Pelajaran 2015/ 20165.

Pada pertemuan pertama dilakukan Pre-test yang diikuti oleh 27 siswa. Soal

yang digunakan dalam pre-test sebanyak 8 soal. Berdasarkan pengolahan data hasil

belajar pre-test siswa diperoleh nilai rata-rata (𝑋 ) sebesar 18,92 dengan nilai tertinggi

31 dan nilai terendah 2. Siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 73

(KKM) dalam pre-test ini sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan siswa yang mendapat

nilai kurang dari 70 (KKM) sebanyak 27 siswa (100%).

Pelaksanaan post-test dilakukan diakhir pembelajaran diikuti oleh siswa

kelas VII dengan jumlah 27 siswa. Jumlah soal yang diberikan sebagai soal post-test

sebanyak 8 soal. Berdasarkan analisis hasil post-test, nilai rata-rata yang diperoleh

siswa adalah 77,59. Siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 73

(KKM) sebanyak 22 siswa (81,48%). Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai

kurang dari 73 (KKM) sebanyak 2 siswa (34,48%).

Berdasarkan hasil perhitungan pre-test dan post-test dapat dilihat pada nilai

rata-rata pre-test ( tes awal ) diperoleh sebesar 18,92 sedangkan pada post-test (tes

akhir) diperoleh sebesar 77,59. Terjadi peningkatan rata-rata nilai sebesar 58,67.

Perbandingan nilai rata-rata pre-test dan post-test pada gambar 4.1

Gambar 4.1

Nilai rata-rata pre-test dan post-test

0

20

40

60

80

100

Pre-test Post-test

77,59

18,92

Nila

i rat

a-ra

ta

Page 11: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

Uji gain ini dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar dari model

pembelajaran Jigsaw dalam mata pelajaran fisika

gain = ( ) ( )

gain =

=

= tinggi

Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat peningkatan yang

signifikan setelah diterapkan model pembelajaran Jigsaw.

Hipotesis penelitian yang diuji adalah Terdapat Peningkatan yang

Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2

Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw?’’. Rumusan hipotesis statistik dalam penelitian

ini adalah:

Ha = rata-rata nilai post-test siswa setelah menggunakan model pembelajaran

Jigsaw lebih dari rata-rata nilai pre-test (µ2 > µ1).

H0 = rata-rata nilai post-test siswa setelah menggunakan model pembelajaran

Jigsaw kurang dari atau sama dengan rata-rata nilai pre-test (µ2 < µ1).

Kriteria pengujian adalah diterima jika thitung ˂ ttabel maka H0 diterima dan

Ha ditolak jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikasi

yaitu = 0,05 dan dk = n–1.

)1(

2

NN

dx

Mdt

Dengan:

Md= 58,67

Σ𝑋2𝑑= 1830,93

𝑁= 27

Maka diperoleh t = 36,44

Selanjudnya thitung dibandingkan dengan ttabel pada datar distribusi t dengan

derajat kebebasan dk = n – 1 = 27 – 1 = 26 dan = 5% di peroleh ttabel 1,706, Jika

thitung > ttabel berarti Ha diterima dan H0 ditolak artinya hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini dapat diterima kebenarannya sehingga disimpulkan bahwa Terdapat

Page 12: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

Peningkatan yang Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP

Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah diterapkan

Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.

2. Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu

“Apakah Terdapat Peningkatan yang Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII

SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw?”. Berdasarkan analisis data

pre-test dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 73

(tuntas), analisis tersebut dapat diamati melalui rekapitulasi hasil pre-test yang

berdasarkan perhitungan lampiran C dan dapat disimpulkan hasil belajar fisika siswa

kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo sebelum penerapan model

pembelajaran Jigsaw secara signifikan belum tuntas.

Setelah diberikan pre-test maka dilanjutkan dengan penerapan model

pembelajaran Jigsaw yang dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Sebelum proses

pembelajaran, terlebih dahulu peneliti menginformasikan kepada siswa cara belajar

yang akan ditempuh dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

Dalam pertemuan pertama, guru (dalam hal ini peneliti) menjelaskan

tentang pelaksanaan model pembelajaran Jigsaw. Kemudian menyampaikan tujuan

pembelajaran. Setelah itu guru memberi apersepsi serta motivasi siswa dengan

mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Pada kegiatan inti, guru mengelompokan siswa dengan anggota 5 orang.

Kemudian memberikan tiap siswa dalam tim tugas yang berbeda untuk dipelajari.

Selanjutnya guru menugaskan anggota kelompok yang berbeda dangan penugasan

yang sama membentuk kelompok ahli dan melakukan diskusi kelompok ahli. Setelah

itu guru meminta tiap anggota kembali ke kelompok asal dan meminta mereka

melakukan diskusi kelompok asal (induk), kemudian dilanjukan dengan diskusi

kelas. Pada pertemuan ini siswa terlihat lebih antusias dan semangat walaupun masih

ada sedikit kegaduhan pada saat pembagian kelompok. Namun hal tersebut masih

dapat dikendalikan pada saat siswa mengerjakan tugasnya. Pada pertemuan pertama

hanya 2 kelompok yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik dari jumlah total 5

kelompok. Hal ini dikarenakan masih terdapat siswa didalam kelompoknya belum

terbiasa dan kurang memahami tugasnya.

Page 13: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

Pada pertemuan kedua, pembelajaran masih seperti pertemuan yang

pertama, guru memeriksa kesiapan siswa kemudian memberikan apersepsi kepada

siswa disertai dengan motivasi. Selanjutnya menjelaskan tujuan pembelajaran yang

sesuai dengan kompetensi dasar dan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Pada pertemuan kedua siswa

mulai merasa nyaman dan sudah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran Jigsaw serta memberikan respon positif terhadap pembelajaran fisika.

Pada pertemuan ini ada 4 kelompok yang dapat menyelesaikan serta menjelaskan

tugasnya dengan baik, dan 1 kelompok lagi dalam perbaikan.

Pada pertemuan ketiga, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan

pertemuan sebelumya. Pada pertemuan ini siswa sudah memperlihatkan

kemampuannya dalam pemahaman materi serta menyelesaikan tugasnya. Pada

pertemuan ini semua kelompok dapat menyelesaikan dan menjelaskan tugasnya

dengan baik dan benar.

Selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Jigsaw, siswa-

siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak lagi pasif

menerima informasi dari guru, tetapi siswa lebih termotivasi dan aktif dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru sehingga hasil belajarnya dapat

meningkat. Model pembelajaran Jigsaw adalah model pembelajaran dimana siswa

diberi tugas sebagai penerima tamu yaitu menyajikan hasil kerja kelompoknya

kepada tamu tersebut dan sebagai tamu yaitu berkewajiban untuk bertamu kepada

semua kelompok. Hal ini sesuai dengan keunggulan model pembelajaran Jigsaw

yaitu meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa serta meningkatkan daya

ingat siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil belajar fisika siswa

meningkat tetapi dalam pelaksanaan model pembelaran Jigsaw masih ada kendala

yaitu beberapa siswa masih kurang percaya diri dalam mengerjakan tugas denga tim

kelompoknya pada saat pembelajaran berlangsung dan juga beberapa siswa masih

kesulitan menyelesaikan tugasnya. Walaupun ada kendala namun hal ini tidak

menyurutkan konsentrasi siswa dalam belajar. Hal ini dapat dilihat dari hasil

belajarnya, ada 22 siswa yang tuntas (81,48%) dan 5 siswa (18,52) yang belum

mencapai kriteria ketuntasan minamal sebesar 73. Namun, hasil tersebut sudah

mengalami peningkatan yang signifikan.

Berdasarkan analisi secara statistik mengenai kemampuan akhir siswa

menunjukan bahwa siswa kelas VII.A SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo adalah

Page 14: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

tuntas pada taraf kepercayaan = 0,05 karena thitung > ttabel yaitu thitung (36,44) > ttabel

(1,706) terbukti bahwa pembelajaran fisika dengan penggunaan model pembelajaran

Jigsaw Signifikan meningkat dalam peningkatan hasil belajar siswa.

Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini

dapat diterima kebenarannya, maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat Peningkatan

yang Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2

Tugumulyo Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Jigsaw.

E. SIMPULAN

Berdasarkan analisis data hasil penelitian nilai rata-rata Gain sebesar 58,67 dan

dibuktikan hasil uji hipotesis dengan uji t menunjukan thitung = 36,44 > ttabel = 1,706 yang

berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dapat disimpulkan Terdapat Peningkatan yang

Signifikan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Tugumulyo

Tahun Pelajaran 2015/2016 Setelah diterapkan Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Jigsaw.

F. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Uno, Hamzah.b dan Mohamad Nurdin, 2011. Belajar dengan Pendekatan pailkem:

pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, kreatif. Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi

Akasara.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung:

Alfabeta.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Meltzer, David E. 2002. The Relationship Beetwen Mathematic Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. American journal of physics, 70 (12),1259-1267.

Nar herrhyanto dan Akib hamid. 2008. Statika dasar. jakarta: universitas terbuka.

Purwanto, 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

2013. Belajar dan pembelajaran berbasis komputer. Bandung: Alfabeta.

Page 15: PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/Jurnal Oleh Wagino.pdf · Skripsi ini berjudul “Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw

Suherman dan Sukjaya. 1990. Petunjuk Praktik untuk Melaksanakan Evaluasi

Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusuma.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

2012. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Tarsinto.

2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Yamin, Martinis. 2012. Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik. Jakarta: Ciputat

Mega Mall

Zainal Aqib 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Konstektual

(Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya.