belajar ala permaian jigsaw

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan rencana tentang pendidikan yang di kemas dalam bentuk kurikulum. Dan kurikulum yang berorientasi pada kemajuan system pendidikan nasional yang tidak mampu terealisasi secara maksimal, salah satu penyebabnya adalah dikarenakan lemahnya proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan riil dan proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreatifitasa dari siswa dalam proses pembelajaran khususnya. Dalam hal ini dikarenakan masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajarannya, dan suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh guru itu sendiri. Proses pembeajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini cenderung menitik beratkan pada 1

Upload: el-zami

Post on 14-Jun-2015

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Ala Permaian Jigsaw

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya

interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks

penyelenggaraan ini, guru merencanakan kegiatan pengajarannya secara

sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan rencana tentang

pendidikan yang di kemas dalam bentuk kurikulum. Dan kurikulum yang

berorientasi pada kemajuan system pendidikan nasional yang tidak mampu

terealisasi secara maksimal, salah satu penyebabnya adalah dikarenakan

lemahnya proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan riil dan proses pembelajaran di sekolah

dewasa ini kurang meningkatkan kreatifitasa dari siswa dalam proses

pembelajaran khususnya. Dalam hal ini dikarenakan masih banyak tenaga

pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam

kegiatan pembelajarannya, dan suasana belajar terkesan kaku dan didominasi

oleh guru itu sendiri.

Proses pembeajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini

cenderung menitik beratkan pada pencapaian target materi kurikulum yang

mementingkan pada pemahaman konsep, bukan pada pemahaman yang harus

dicapai. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran pembelajaran di

dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi,

biasanya guru menggunakan ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat,

dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa

untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadikan siswa

bersifat pasif.

Upaya peningkatan prestasi belajar tidak mampu lepas dari berbagai

factor yang mempngaruhinya. Diantaraya melalui pengelolaan kelas atau

metode yang digunakan. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat

1

Page 2: Belajar Ala Permaian Jigsaw

membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disuakai oleh peserta didik.

Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan

menggunakan model, teknik, dan strategi, atau tipe pembelajaran yang tepat.

Salah satunya dengan teknik pembelajaran ala jigsaw yang lebih menuntut

keaktifan siswa secara individual untuk turut serta berberan aktif dalam proses

pembelajarannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaianakah deskripsi dari teknik pembelajaran ala jigsaw?

2. Bagaimanakah langkah-langkah atau preosedur dalam pelaksanaan

pembelajaran ala jigsaw?

3. Bagaimanakah tips dari pelaksanaan dari pembelajaran ala jigsaw

4. Bagaimanakah penerapan pembelajaran ala jigsaw dalam sebuah materi?

Berikan contoh!

C. Tujuan

1. Mendeskripsikan teknik pembelajaran ala jigsaw

2. Mendeskripsikan langkah-langkah dan prosedur dari pelaksanaan

pembelajaran ala jigsaw

3. Memberikan tips pelaksanaan dari pembelajaran ala jigsaw agar dapat

terlaksana dengan baik

4. Memberikan contoh penerapan pembelajran ala jigsaw dalam sebuah

materi ajar

2

Page 3: Belajar Ala Permaian Jigsaw

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot

Aronson dan teman-teman di Texas, dan kemudian diadaptasi oleh slavin dan

teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends:2001) . Teknik mengajar

jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode cooperative

learning. Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,

mendengarkan ataupun bicara.1

Belajar ala jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik

yang paling banyak dipraktikkan. Teknik ini serupa dengan pertukaran

kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan penting: yakni tiap

siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternative menarik bila ada

materi belajar yang bias disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-

bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu

yang, bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain,

membentuk kumpulan pengetahuan atau keterampilan yang padu.2

Dalam teknik ini guru memperhatikan schemata atau latar belakang

pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar

bahan pelajaran lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerjasama dengan

sesame siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe

pembelajarn kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu

kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar

dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam

kelompok.3

1 http://mas-devid.blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html 2 Melvin L. Siberman, Active Learning 101 Cara Balajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa

Media,2006). Hal. 1803 http://ipotes.wordpress.com/2008/05/15/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw/

3

Page 4: Belajar Ala Permaian Jigsaw

Model pembalajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model

pembelajran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari

4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang

positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran

yang harus dipelajari dan menyampaiakan materi terebut kepada anggota

kelompok yang lain. Jigsaw didisain untuk menigkatkan rasa tanggung

jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran

orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi

mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut

kepada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian, “siswa saling

tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif

untuk mempelajari materi yang ditugaskan”.4

Para anggota dari tim-tim berbeda dengan topic yang sama

bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang

topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siwa

itu kembali kepada tim/ kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota

kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya

pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat

kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk

siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar

belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan kelompok

siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topic tertentu dan

menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk

kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan

sebagai berikut:

4 Anita Lie, Cooperatif Learning, (Jakarta: Grasindo, 2007). Hal. 161

4

Page 5: Belajar Ala Permaian Jigsaw

+ =x o

+ =x o

+ =x o

+ =x o

+ ++ +

= == =

x xx x

o oo o

Kelompok asal

Kelompok ahli

B. Prosedur

1. Pilihlah meteri yang bias dipecah menjadi beberapa bagian, bias

sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraph. (jika materinya

panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum

pelajaran).

Contoh antara lain:

Modul berisi beberapa point penting

Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan

Sebuah naskah yang memiliki bagian atau subjudul yang berbeda

Sebuah daftar definisi

Sejumlah artikel setebal majalah atau jenis materi bacaan pendek

yang lain.

2. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.

Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.

Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa.

Dimisalkan bahwa anda bias membagi materi pelajaran menjadi tiga

segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk

kuartet (kelompok empat anggota), dengan memberikan segmen 1, 2

atau 3 kepada tiga kelompok. Kemudian perintahkan tiap kuartet atau

“kelompok nelajar” untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari

materi yang mereka terima. (jika menghendaki, Anda dapat

membentuk dua pasang “rekan belajar” terlebih dahulu dan kemudian

menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk

berkonsultasi dan saling berbagi pendapat)

5

Page 6: Belajar Ala Permaian Jigsaw

3. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “belajar

ala jigsaw”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok

belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari

tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1,2,3, dan 4. Kemudian

bentuklah kelompok belajar ala jigsaw dengan jumlah yang sama.

Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan

ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan

segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.5

Keseluruhan penjelasan kelompok

Kelompok belajar

Kelompok belajar bersama

C. Tips

1. Berikan tugas baru, misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang

didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota

kelompok belajar jigsaw

5 Melvin L. Siberman, Active Learning … Hal. 180-182

6

Page 7: Belajar Ala Permaian Jigsaw

2. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari keterampilan, sebagai

alternative dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk

saling mengajarkan keterampilan yang telah mereka pelajari.6

D. Contoh Materi

Sesuai dengan prosedur yang telah ada di atas, di sini terdapat contoh

materi yang bisa diterapkan. Berikut kajian pustakanya:

1. Pengertian Sholat

Sholat menurut bahasa berarti do’a. menurut istilah adalah ibadah berupa

tindakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan

memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan dengan tujuan pasrah dan

mencari ridho Allah.

2. Syarat Wajib Sholat

Yang dimaksud dengan syarat wajib adalah syarat-syarat atau hal-

hal yang menjadikan seseorang diwajibkan mengerjakan sholat. Adapun

syarat-syarat wajib sholat adalah sebagai berikut:

a. Islam

b. Baligh (dewasa)

c. Suci (dari haid dan nifas bagi wanita)

d. Berakal

e. Dakwah telah sampai

f. Melihat atau mendengar, orang yang buta dan tuli sejak lahir tidak

dituntut dengan hukum karena tidak ada jalan baginya untuk belajar

hukum-hukum Islam.

g. Jaga (orang yang tidur idak wajib sholat, begitu juga orang yag lupa)

3. Syarat Sah Sholat

Syarat adalahsesuatu yang harus dipenuhi sebelum melakukan

sesuatu pekerjaan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan syarat sah

6 Melvin L. Siberman, Active Learning … Hal. 182

7

Page 8: Belajar Ala Permaian Jigsaw

adalah sesuatu yang harus dipenuhi sbelum melakukan shalat sehingga

shalat dihukumi sah.

Adapun syarat-syarat sah sholat adalah sebagai berikut:

a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil

b. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis

c. Menutup aurat (aurat ditutup dengan sesuatu yang menghalangi

terlihatnya wana kulit. Aurat laki-laki antara pusar dan lutut. Aurat

perempuan seluruh badannya, kecuali muka dan telapak tangan).

d. Mengetahui masuknya waktu sholat

e. Menghadap ke kiblat

4. Rukun Sholat

Rukun sholat adalah sesuatu yang harus dikerjakan pada saat

melakukan sholat. Adapun rukun sholat adalah sebagai berikut:

a. Niat

b. Berdiri bagi yang mampu

c. Takbirotul ihrom (dengan membaca Allahu Akbar)

Ketiga ruku diatas dikerjakan dalam satu pekerjaan

d. Membaca surat al- Fatihah

e. Ruku’ disertai tuma’ninah (diam sejenak)

f. I’tidal disertai tuma’ninah

g. Sujud dua kali disertai tuma’ninah

h. Duduk diantara dua sujud disertai tuma’ninah

i. Duduk akhir

j. Membaca tasyahud akhir

k. Membaca sholawat atas Nabi Muhammad SAW

l. Menugucapkan salam yang pertama menoleh ke kanan

m. Menertibkan rukun

8

Page 9: Belajar Ala Permaian Jigsaw

5. Sunnah-Sunnah Dalam Sholat

Sunnah adalah sesuatu yang lebih utama dilakukan tetapi tidak

sampai membatalkan atau menyebabkan sholat itu tidak sah bila

ditinggalkan.

Adapun yang termasuk dalam sunnah-sunnah sholat adalah:

a. Mengangkat kedua tangan ketika takbirotul ihrom

b. Mengangkat tangan ketika akan ruku’

c. Meletakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan

keduanya diletakkan di bawah dada

d. Melihat kea rah tempat sujud, kecuali saat membaca syahadat tauhid

e. Membaca do’a iftitah sesudah takbirotul ihrom dan sebelum

membaca surat al Fatihah

f. Membaca taawuz sebelum membaca basmalah

g. Diam sebentar sebelum membaca surat al fatihah dan sesudahnya

h. Membaca “Amin” sesudah membaca surat al Fatihah

i. Membaca surat atau ayat al Qur’an sesudah membaca al Fatihah

j. Makmum mendengarkan bacaan imam

k. Mengeraskan bacaan surat al Fatihah dan bacaan ayat-ayat al Qur’an

pada rakaat pertama dan kedua dalam sholat maghrib, isya’ dan subuh

l. Membaca takbir ketika turun naik (takbir intiqal),kecuali saat I’tidal

m. Membaca “sami’allahu liman hamidah” saat bangkit dari rukuk

n. Membaca “rabbana walakal hamdu” katika I’tidal

o. Meletakkan telapak tangan di atas lutut ketika rukuk

p. Membaca tasbih tiga kali ketika rukuk

q. Membaca tasbih tiga kali ketika sujud

r. Membaca doa ketika duduk diantara dua sujud

s. Duduk iftirasy (bersimpuh) pada saat rakaat 1 dan 3 selesai

t. Duduk tawarruk (duduk pada tahiyat akhir)

u. Duduk istirahat (sebentar) sesudah sujud kedua sebelum berdiri

v. Bertelekan ke tanah ketika hendak berdiri dari sujud

w. Member salam yang kedua menoleh ke kiri

9

Page 10: Belajar Ala Permaian Jigsaw

x. Saat member salam hendaklah diniatkan memberi salam kepada yang

di sebelah kanan dan kirinya. Apabila menjadi imam diniatkan

diniatkan member salam kepada makmum dan makmum niat

menjawab imam

6. Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat

Sholat menjadikan salah satu hal-hal sebagai berikut:

a. Meninggalkan salah satu rukun atau memutuskan rukun sebelum

sempurna dengan sengaja.

b. Meninggalkan dengan sengaja sengaja di luar bacaan sholat

c. Bergerak lebih dari tiga kali (selain gerak sholat)

d. Makan dan minum

e. Berubah niat

Dari materi diatas dapat diterapkan menggunakan prosedur

pembalajaran ala jigsaw dengan membagi tiap materi sesuai dengan kelompok

dan aturan-aturan yang ada.

10

Page 11: Belajar Ala Permaian Jigsaw

BAB III

KESIMPULAN

1. Belajar ala jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan teknik yang

serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu

perbedaan penting: yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan

alternative menarik bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau

dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan.

Tiap siswa mempelajari sesuatu yang, bila digabungkan dengan materi

yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau

keterampilan yang padu. Di sini terdapat kelompok ahli dan kelompok

asal.

2. Langkah-langkah atau preosedur dalam pelaksanaan pembelajaran ala

jigsaw di sini adalah:

a. Pilihlah meteri yang bias dipecah menjadi beberapa bagian, bisa

sependek kalimat atau sepanjang beberapa paragraph. (jika materinya

panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas mereka sebelum

pelajaran).

b. Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.

Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.

c. Setelah waktu belajar selesai, bentuklah kelompok-kelompok “belajar

ala jigsaw”. Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap “kelompok

belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan, anggota dari

tiap kuartet dapat berhitung mulai dari 1,2,3, dan 4. Kemudian

bentuklah kelompok belajar ala jigsaw dengan jumlah yang sama.

Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan

ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan

segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.7

7 Melvin L. Siberman, Active Learning … Hal. 180-182

11

Page 12: Belajar Ala Permaian Jigsaw

Keseluruhan Penjelasan Kelompok

Kelompok Belajar

Kelompok Belajar Bersama

3. Tips:

a. Berikan tugas baru, misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang

didasarkan pada pengetahuan akumulatif dari semua anggota

kelompok belajar jigsaw

b. Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari keterampilan, sebagai

alternative dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk

saling mengajarkan keterampilan yang telah mereka pelajari.

12

Page 13: Belajar Ala Permaian Jigsaw

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Saiful Bahri, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)

Gredler, Margareth, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: Rajawali, 1991)

Hill, Lynne, Pembelajaran Yang Baik, (Kuningan: Buletin PGRI (Edisi ke-23)/ Juni. 2008)

L. Siberman, Melvin, Active Learning 101 Cara Balajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2006).

Lie, Anita, Cooperatif Learning, (Jakarta: Grasindo, 2007).

Sudirwo, Daeng, Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah, (Bandung: Andira, 2002)

http://ipotes.wordpress.com/2008/05/15/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw/

http://mas-devid.blogspot.com/2009/04/pendekatan-metode-jigsaw.html

13

Page 14: Belajar Ala Permaian Jigsaw

PEMBELAJARAN ALA JIGSAW

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pembelajaran

Oleh:KELOMPOK 4:

ZAINI TAMIM AR D31207016ANSHORI D31207019M YULIS SETIAWAN D01207090SUFIYAH NURUL AZMI D01207096M HARYO WIBOWO D01207110ZAKIYATUL FAIZAH D01207234

FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2009

14