aliran-aliran dalam islam

25
Aliran aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 1 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Membahas masalah aliran-aliran pemikiran dalam Islam, maka tidak lain adalah membahas masalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Di kalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat dimasukkan kedalam bidang Ilmu pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda. Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, perdebtan-perdebatan di kalangan para ahli tentang apakah sebenarnya studi Islam menghasilkan titik temu. Untuk itulah, kita harus mengetahui aliran atau ajaran Islam yang dalam masa ini lebih dikenal dengan studi Islam. Studi-studi dalam Islam memiliki banyak sekali aliran. Yang akan dibahas yaitu aliran Fiqih (hukum), Metafisika, Filsafat dan Ilmu Kalam. Rumusan masalah yang kita jadikan bahan pembahasan adalah : 1. Apa saja aliran-aliran dalam Fiqih? 2. Apa saja aliran-aliran dalam Metafisika? 3. Apa saja aliran-aliran dalam Filsafat? 4. Apa saja aliran-aliran dalam Ilmu Kalam? Sedangkan tujuan yang kita rumuskan adalah : 1. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Fiqh, 2. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Metafisika, 3. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Filsafat, dan 4. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam ilmu Kalam.

Upload: novi-vonda

Post on 24-Apr-2015

691 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 1

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Membahas masalah aliran-aliran pemikiran dalam Islam, maka tidak lain adalah

membahas masalah ajaran-ajaran Islam itu sendiri. Di kalangan para ahli masih

terdapat perdebatan di sekitar permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat

dimasukkan kedalam bidang Ilmu pengetahuan, mengingat sifat karakteristik antara

ilmu pengetahuan dan agama berbeda.

Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, perdebtan-perdebatan di kalangan

para ahli tentang apakah sebenarnya studi Islam menghasilkan titik temu. Untuk

itulah, kita harus mengetahui aliran atau ajaran Islam yang dalam masa ini lebih

dikenal dengan studi Islam. Studi-studi dalam Islam memiliki banyak sekali aliran.

Yang akan dibahas yaitu aliran Fiqih (hukum), Metafisika, Filsafat dan Ilmu Kalam.

Rumusan masalah yang kita jadikan bahan pembahasan adalah :

1. Apa saja aliran-aliran dalam Fiqih?

2. Apa saja aliran-aliran dalam Metafisika?

3. Apa saja aliran-aliran dalam Filsafat?

4. Apa saja aliran-aliran dalam Ilmu Kalam?

Sedangkan tujuan yang kita rumuskan adalah :

1. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Fiqh,

2. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Metafisika,

3. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam Filsafat, dan

4. Untuk mengetahui aliran-aliran yang ada dalam ilmu Kalam.

Page 2: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 2

B. ALIRAN-ALIRAN DALAM ISLAM

1. Aliran Fiqh

Fiqh atau Hukum Islam merupakan salah satu bidang studi Islam yang paling

dikenal oleh masyarakat. Fiqh dikategorikan sebagai ilmu al-hal, yaitu ilmu yang

berkaitan dengan tingkah laku kehidupan manusia, dan termasuk ilmu yang wajib

dipelajari, karena dengan ilmu itu pula seseorang baru dapat melakukan

kewajibannya mengabdi kepada Allah melalui ibadah shalat, puasa, haji, dan

sebagainya.

Islam dimulai dari Madinah yang merupakan sebuah Negara yang tentunya

harus mempunyai lembaga hukum. Kemajemukan masyarakat madinah

mengakibatkan munculnya persoalan-persoalan ekonomi dan kemasyarakatan. Pada

masa Nabi, segala persooalan yang muncul dikembalikan kepada Nabi untuk

menyelesaikannya. Kemudian, pada masa sahabat, daerah yang dikuasai Islam

bertambah luas.

Dengan demikian, persoalan-persoalan yang timbul di daerah baru itu lebih

kompleks penyelesaiannya dari persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat

semenanjung Arabia. Untuk menyelesaikan dan memutuskan persoalan-persoalan

baru tersebut, para sahabat kembali pada al-Qur’an dan Sunnah. Tapi, untuk

menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai dalam kedua sumber tersebut, maka

para sahabat mengadakan ijtihad dalam memutuskan persoalan-persoalan tersebut.

Secara historis, hukum Islam telah menjadi dua aliran pada zaman sahabat Nabi

Muhammad saw. Dua aliran tersebut adalah Madrasat al-Madinah dan Madrasat al-

Baghdad atau Madrasat al-Hadits dan Madrasat al-Ra`y. Sedangkan Ibnu al-Qayim

al-Jauziyyah menyebutnya sebagai Ahl al-Zhahir dan Ahl aa`na.

a. Madrasat al-Madinah / Madrasat al-Hadits

Aliran Madinah terbentuk karena sebagian besar sahabat tinggal di Madinah.

Sejak masa yang dini, di Madinah telah muncul para zahid. Mereka kuat

Page 3: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 3

berpegang teguh kepada al-Qur’an dan al-Sunnah. Dan mereka menetapkan

Rasulullah sebagai panutan kezuhudannnya.

Aliran madinah ini lebih cenderung pada pemikiran angkatan pertama kaum

muslimin (salaf), dan berpegang teguh pada zuhud serta kerendah hatian Nabi.

Selain itu, aliran ini tidak begitu terpengaruh perubahan-perubahan social

yang berlangsung pada masa dinasti Umayyah, dan prinsip-prinsipnya tidak

berubah walaupun mendapat tekanan dari Bani Umayyah. Dengan begitu, zuhud

aliran ini tetap bercorak murni Islam dan konsisten pada ajaran-ajaran Islam.

Atas jasa sahabat Nabi yang tinggal di Madinah, maka terbentuklah fuqaha

sab`ah yang mengajarkan dan mengembangkan gagasan guru-gurunya dari

kalangan sahabat. Fuqaha sab`ah diantaranya adalah Sa`id al-Musayyab, Ibnu

Syihab al-Zuhri, dan Imam Maliki pendiri aliran maliki dan ajarannya yang paling

terkenal adalah ia menjadikan ijmak dan amal ulama madinah sebagai hujah.

b. Madrasat al-Baghdad / Madrasat al-Ra’y

Atas jasa sahabat Nabi Muhammad SAW yang tinggal di Baghdad. Diantara

pendapatnya adalah bahwa benda wakaf boleh dijual, diwariskan dan dihibahkan.

Jasa sahabat nabi yang tinggal di Baghdad, terbentuklah aliran ra`yu.

Sahabat yang tinggal di Kufah adalah Abdullah bin Mas`ud, al-Aswad bin Yazid

al-Nakha`i, Amir bin Syarahil al-Sya`bi, Abu Hanifah yang kamudian mendirikan

aliran Hanafi. Salah satu ciri fikih Abu Hanifah adalah sangat ketat dalam

penerimaan hadits dan banyak menggunakan ra`yu.

Murid Imam Malik dan Muhammad al-Syaibani (sahabat dan penerus

gagasan Abu Hanifah) adalah Muhammad bin Idris al-Syafi`i yang mendirikan

aliran syafi`i atau syafi`iyah. Beliau sangat terkenal dalam pembahasan dan

perubahan hukum Islam karena pendapatnya ia golongkan menjadi qaul qadim dan

qaul jaded.

Page 4: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 4

Salah satu murid al-Syafi`i yaitu Ahmad bin Hanbal yang kemudian

mendirikan aliran Hanabilah. Di samping itu, masih ada aliran Zhahiriyah yang

didirikan oleh Imam Daud al-Zahiri, dan aliran Jaririyah yang didirikan oleh Ibnu

jarir al-Thabari.

Thaha Jabir Fayadl al-Ulwani menjelaskan bahwa mazhab fiqih Islam yang

muncul setelah sahabat dan kibar al-tabi`in berjumlah tiga belas aliran. Akan

tetapi, tidak semua aliran itu dapat diketahui dasar-dasar dan metode istinbath

hukum yang digunakannya.

Aliran hukum Islam yang terkenal dan masih ada pengikutnya hingga sekarang

hanya beberapa aliran, diantaranya Hanafiyah, Malikiyah, Syafi`iyah dan Hanabilah.1

2. Aliran-aliran dalam Ilmu Metafisika

Metafisika adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau

hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi keberadaan atau realitas.

Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda

di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya

memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan,

kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.

Penggunaan istilah "metafisika" telah berkembang untuk merujuk pada "hal-hal

yang di luar dunia fisik". "Toko buku metafisika", sebagai contoh, bukanlah menjual

buku mengenai ontologi, melainkan lebih kepada buku-buku mengenai ilmu gaib,

pengobatan alternatif, dan hal-hal sejenisnya.

Secara literal meta berarti beyond atau more comprehensive. Maka ilmu

metafisika adalah ilmu yg melebihi ilmu fisika. Berbeda dari pengertian ilmu

metafisika dalam khasanah western science , ilmu metafisika yg kita maksud di sini

adalah ilmu fisika yg dilanjutkan atau di tingkatkan sehingga masuk ke dalam ilmu

1. Hakim, Atang Abdul. 2000. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. Hal. 159-161.

Page 5: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 5

bilghoibi (ghaib atau rohani). Dengan ilmu metafisika akan terungkap apa itu agama.

Kebenaran-kebenaran dan rahasia-rahasia agama yg selama ini dianggap misterius,

mistik, ghaib, dan sebagainya akan menjadi nyata, riel dan dapat dijelaskan secara

ilmiah. Hal ini mirip dengan peristiwa-peristiwa kimiawi yg dulunya dianggap

misterius, nujum, sulap, untuk menakut-nakuti, dsbnya, dengan ilmu kimia menjadi

nyata, riel, dan dapat dijelaskan secara ilmiah.

Dengan ilmu metafisika jelas bahwa agama tak lain terdiri dari hukum-hukum

yg riel seperti juga alam jagad raya yg tak lain terdiri dari hukum-hukum fisika,

kimia, dan biologi. Hanya saja martabat dan dimensi hukum-hukum agama tersebut

lebih tinggi dan bersifat absolut serta sempurna.

Dengan penjelasan yg masuk akal dan ilmiah maka ajaran-ajaran agama dapat

diterangkan secara logis sehingga keimanan meningkat menjadi ilmul-yakin,

seterusnya ke aynul-yakin, dan akhirnya haqqul-yakin. Tanpa penjelasan yg logis

maka ajaran agama menjadi dogma. Tanpa penjelasan yg logis ajaran agama sekedar

di telan tanpa dihayati maksud dan tujuannya.

Keimanan yg kokoh dapat menangkal berbagai serangan atheisme. Maka,

dengan metafisika ilmiah lah kita bisa menghargai betapa tanpa adanya agama maka

manusia tidak mungkin percaya adanya Tuhan. “Religion, believe in God has proved

to be the greatest blessing ever existed for mankind and humanity in this life and the

hereafter” (Yahya: 1981).2

Adapun aliran-aliran metafisika adalah sebagai berikut:

1. Super naturalisme (Hal-hal ghaib)

2. Naturalisme (alami)

3. Monisme (esa/satu)

4. Dualisme (dua)

5. Pluralisme (banyak

2. http://quantumillahi.wordpress.com/2009/01/17/metafisika-merupakan-scientifical/

Page 6: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 6

a. Supernaturalisme

Beberapa Tafsiran Metafisika dalam menafsirkan hal ini, manusia mempunyai

beberapa pendapat mengenai tafsiran metafisika. Tafsiran yang pertama yang

dikemukakan oleh manusia terhadap alam ini adalah bahwa terdapat hal-hal gaib

(supernatural) dan hal-hal tersebut bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa dibandingkan

dengan alam yang nyata. Pemikiran seperti ini disebut pemikiran supernaturalisme.

Dari sini lahir tafsiran-tafsiran cabang misalnya animisme.

Selain paham di atas, ada juga paham yang disebut paham naturalisme. paham

ini amat bertentangan dengan paham supernaturalisme. Paham naturalisme

menganggap bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat

gaib, melainkan karena kekuatan yang terdapat dalam itu sendiri,yang dapat dipelajari

dan dapat diketahui. Orang-orang yang menganut paham naturalisme ini beranggapan

seperti itu karena standar kebenaran yang mereka gunakan hanyalah logika akal

semata, sehingga mereka mereka menolak keberadaan hal-hal yang bersifat gaib itu.

Dari paham naturalisme ini juga muncul paham materialisme yang menganggap

bahwa alam semesta dan manusia berasal dari materi. Salah satu pencetusnya ialah

Democritus (460-370 S.M). Adapun bagi mereka yang mencoba mempelajari

mengenai makhluk hidup.

Timbul dua tafsiran yang masing saling bertentangan yakni paham mekanistik

dan paham vitalistik. Kaum mekanistik melihat gejala alam (termasuk makhluk

hidup) hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sedangkan bagi kaum vitalistik

hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara substansif dengan hanya sekedar

gejala kimia-fisika semata. Berbeda halnya dengan telaah mengenai akal dan pikiran,

dalam hal ini ada dua tafsiran yang juga saling berbeda satu sama lain. Yakni paham

monoistik dan dualistik. sudah merupakan aksioma bahwa proses berpikir manusia

menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang ditelaahnya. Dari sini aliran

monoistik mempunyai pendapat yang tidak membedakan antara pikiran dan zat.

Keduanya (pikiran dan zat) hanya berbeda dalam gejala disebabkan proses yang

berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Pendapat ini ditolak oleh kaum

yang menganut paham dualistik.

Page 7: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 7

Dalam metafisika, penafsiran dualistik membedakan antara zat dan kesadaran

(pikiran) yang bagi mereka berbeda secara substansif. Aliran ini berpendapat bahwa

yang ditangkap oleh pikiran adalah bersifat mental. Maka yang bersifat nyata adalah

pikiran, sebab dengan berpikirlah maka sesuatu itu lantas ada.3

b. Naturalisme

Semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik. Pembawaan baik

akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan

orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.4

Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran naturalisme

(Umar Tirtarahardja, 2000:197). Lahirnya aliran ini dipelopori oleh J.J Rousseau,

yang mengamati pendidikan. Ditulis dalam bukunya yang berjudul “Emile”

menyatakan bahwa anak yang dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik. Anak

menjadi rusak atau tidak baik karena campur tangan manusia (masyarakat). Aliran ini

berpendapat bahwa pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan

kepada anak untuk tumbuh dengan sendirinya. Pendidikan sebaiknya diserahkan

kepada alam. Oleh karena itu ciri utama aliran ini adalah bahwa dalam mendidik

seorang anak hendaknya dikembalikan kepada alam agar penbawaan yang baik

tersebut tidak dirusak oleh pendidik.

Aliran filsafat pendidikan Naturalisme lahir sebagai reaksi terhadap aliran

filasafat pendidikan Aristotalian-Thomistik. Naturalisme lahir pada abad ke 17 dan

mengalami perkembangan pada abad ke 18. Naturalisme berkembang dengan cepat di

bidang sains. Ia berpandangan bahwa "Learned heavily on the knowledge reported by

man's sense". Filsafat pendidikan ini didukung oleh tiga aliran besar yaitu Realisme,

Empirisme dan Rasionalisme. Semua penganut Naturalisme merupakan penganut

Realisme, tetapi tidak semua penganut Realisme merupakan penganut Naturalisme.

Imam Barnadib menyebutkan bahwa Realisme merupakan anak dari Naturalisme.

Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran Realisme sejalan dengan Naturalisme. Salah

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika4. Tirtarahardja,Umar & S.L.La Sulo.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

Page 8: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 8

satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia

kedua hal tersebut.

Dalam pendidikan dan pengajaran, Comenius menggunakan hukum-hukum

alam sebagai contoh yang senantiasa tertib dan teratur. Hukum alam memiliki ciri

sebagai berikut:

a. Segalanya berkembang dari alam .

b. Perkembangan alam serba teratur, tidak meloncat-loncat melainkan terjadi secara

bertahap.

c. Alam, berkembang tidak tergesa-gesa melainkan menunggu waktu yang tepat,

sambil mengadakan persiapan.

Dalam bukunya yang berjudul Didagtica Magna (The Great Didactic) ia

berkomentar,

If we wish to find a remedy for the defects of nature, it is in nature herself that we

must look for it. Since it is certain that art can do nothing unless it imitates nature.

Al-Qur'an berulang kali menyuruh bertafakur dan bertadabbur mengambil

hikmah dari penciptaan makhluk-makhluk yang ada di jagad raya (universe) ini.

Melalui tafakur dan tadabur terhadap ciptaan Tuhan di jagad raya, manusia akan

mengenal tempatnya dengan baik di antara makhluk-makhluk ciptaan Tuhan.

Pengenalan terhadap posisi manusia di antara makhluk-makhluk-Nya ini yang oleh

Muhammad Fadil al-Jammali dimasukkan sebagai salah satu tujuan pendidikan dalam

Islam.

Bertafakur dan bertadabbur terhadap ciptaan Allah, memerlukan perangkat atau

sarana yang tidak lain adalah akal dan hati. Akal ini merupakan salah satu dari

pemikiran Naturalistik sebagai sarana yang harus dikembangkan. Seorang siswa akan

lebih mudah memahami sesuatu objek, jika sebelumnya siswa tersebut dilibatkan

dalam kegiatan observasi terhadap objek yang akan dipahami atau dipelajari.

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara langsung face to face

terhadap sesuatu yang akan dipelajari.

Page 9: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 9

Pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme di atas dapat diaplikasikan dalam

pendidikan Islam, yaitu dengan cara memberikan keleluasaan kepada siswa

mengobservasi dan mengeksploirasi ciptaan Allah di alam semesta. Tunjukkan

kepada siswa aneka ragam ciptaan yang ada, termasuk manusia sebagai ciptaan dan

sesudah itu guru memberikan penjelasan yang lengkap sesuai dengan tingkat

perkembangan para siswa, sehingga mereka dapat merasakan secara nyata dan

memahami dengan benar apa yang mereka pelajari. Model belajar seperti inilah yang

oleh pengikut filsafat pendidikan Naturalisme dikategorikan sebagai kegiatan belajar

melalui sense atau panca indra.

Ada dua asal usul ilmu pengetahuan yang diperoleh manusia, yaitu pengetahuan

eksternal dan potensi bawaan. Pengetahuan eksternal ialah pengetahuan yang sampai

pada pemikiran atau akal dari alam luar. Pengetahuan eksternal ini merupakan

gambaran alam yang menembus akal melalui panca indra (sense) dan variasinya

menurut kemampuan sensasi dan kejadian alamiah. Cara memperolehnya yaitu

melalui panca indra dan akal. Al-Qur'an mengemukakan secara jelas bahwa

pengetahuan eksternal tidak akan sampai sebelum adanya kelahiran, seperti

disebutkan dalam surah an Nahl (16) ayat 78 sebagai berikut:

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati

(akal), agar kamu bersyukur.

Dalam perspektif Al-Qur'an, alam diciptakan untuk manusia dan salah satu misi

diciptakannya manusia adalah untuk mengelola dan memakmurkan alam dengan

sebaik-baiknya. Bagaimana mungkin manusia dapat mengelola dan

memakmurkannya tanpa mempelajari alam tersebut.

Tugas mengelola dan memakmurkan alam merupakan bagian dari bentuk

pengabdian manusia sebagai khalifah kepada penciptanya. Agar dapat mengelola dan

memakmurkan alam, manusia perlu mengalami proses pendidikan, di mana alam

telah menyediakan beragam fasilitas untuk kepentingan pendidikan ini.

Page 10: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 10

Apa saja yang disediakan alam dapat difungsikan sebagai materi ajar atau

sumber belajar sekaligus sebagai media pembelajaran. Dalam surah Ali Imran (3)

ayat 190 - 191 Allah berfirman:

Artinya : Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan perbedaan

malam dan siang merupakan tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu)

Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau sedang berbaring

dan memikirkan penciptaan langit dan bumi."

Langit, bumi, siang dan malam disebut sebagai tanda-tanda atau ayat-ayatNya.

Begitu juga apa saja yang ada di alam merupakan tanda-tanda akan kekuasaan dan

adanya Allah. Untuk mengenal Allah sebagai pemilik alam, jalan yang paling dekat

adalah dengan mempelajari tanda-tanda Allah di alam tersebut.

Studi terhadap ciptaan Tuhan sebagai ayat Kauniyah yang bertebaran di jagat

raya, sama halnya dengan kewajiban mempelajari ayat-ayat Qauliyah Tuhan, yaitu

Al-Qur'an. Melalui kedua ayat tersebut Allah mendidik manusia agar memiliki ilmu

pengetahuan, sebagaimana ilustrasi berikut:

Syekh Makarim al-Syirazi dalam tafsir al-Amtsal ketika menafsirkan kalimat

rabbul 'alamin mengatakan bahwa rububiyatullah thariqun li ma'rifatillah. Salah satu

jalan untuk mengenal Allah adalah dengan memperhatikan (mempelajari) bagaimana

Allah menciptakan dan memelihara alam semesta. Allah mendidik manusia agar

mempelajari bagaimana Allah menciptakan dan memelihara makhluk-makhluk-Nya

yang bertebaran di jagat raya ini.

Studi terhadap makhluk-makhluk Allah di jagat raya (universe) ini telah

terbukti mampu melahirkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang ada saat ini.

Dalam konteks aliran filsafat pendidikan Naturalisme, pengenalan siswa secara

langsung terhadap alam dengan berbagai bentuknya, akan melahirkan pemahaman

yang jauh lebih baik terhadap obyek yang dipelajari dibandingkan dengan membaca

buku di dalam kelas.

Page 11: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 11

Al-Qur'an melalui ayat-ayatnya menyuruh manusia agar memperhatikan jagat

raya ini beserta apa saja yang dikandungnya. Perhatikan misalnya dalam surah-surah

berikut:

Artinya : Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah

bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah

menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Artinya : Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas

mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak

mempunyai retak-retak sedikitpun?

Perintah seperti di atas diungkap dalam Al-Qur'an melalui berbagai macam

istilah agar manusia melakukan aktivitas bertafakur dan bertadabur.

1. Tafakkaro, berpikir, terdapat dalam 15 ayat lebih, antara lain dalam surah ar Rum

(30) ayat 8, sebagai berikut:

Artinya : Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri

mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara

keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan

sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan

dengan Tuhannya.

2. Tadabbaro, merenungkan, seperti dalam surah Muhammad (47) ayat 24

Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati

mereka terkunci?

3. Nażaro, melihat yang dalam Al-Qur'an disebutkan lebih dari 30, antara lain adalah:

Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia

diciptakan Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung

bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

Selain tiga ungkapan di atas, juga terdapat beberapa istilah yang juga

mengandung pengertian agar manusia memperhatikan ciptaan Allah di jagat raya ini

Page 12: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 12

seperti faqiha, Tażakkaro, fahima, aqola, ulū al bāb, ulū al ΄ilmi, ulū al nuhā, dan ulū

al abșār. 5

Pengenalan secara langsung terhadap alam sebagai obyek studi seperti percikan

pemikiran filsafat pendidikan Naturalisme dapat diaplikasikan dalam pendidikan

Islam, karena secara sangat jelas Al-Qur'an berulang kali menyuruh untuk itu.

Meskipun demikian harus diakui juga bahwasanya mengandalkan kekuatan

panca indra semata dalam pembelajaran, tidak dibenarkan dalam pendidikan Islam,

karena Al-Qur'an juga mementingkan kecerdasan akal. Bahkan Al-Qur'an

menggambarkan mereka yang mengagungkan panca indra, tanpa menyertakan akal

dalam memahami fenomena alam, bagaikan hewan.

Selain pengembangan akal dengan observasi, dalam percikan pemikiran filsafat

pendidikan Naturalisme, juga terdapat sisi lain yang dapat diimplementasikan dalam

pendidikan Islam, yaitu bahwa pendidikan itu bisa berasal dari alam, manusia dan

barang.

Dalam Islam pendidikan juga dapat berasal dari alam dan barang, yaitu dengan

jalan bertafakkur dan bertadabbur disamping juga dapat berasal dari manusia melalui

proses pewarisan nilai dan ilmu pengetahuan.

c. Monoisme

Paham ini menganggap bahdari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja,

tidak mungkin dua. Paham ini terbagi ke dalam dua aliran :

Materialisme

Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan

ruhani. Aliran ini sering juga disebut naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati

merupakan kenyataan dan satu – satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang

lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan satu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa

atau ruh itu hanyalah merupakan akibat dari proses gerakan kebenaran dengan

5. Jalaluddin Rakhmat, 2000, Meraih Cinta Ilahi : Pencerahan Sufistik, Bandung : PT.Remaja Rosda karya.

Page 13: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 13

salah satu cara tertentu. Kalau dikatakan bahwa materialisme sering disebut

naturalisme, sebenarnya ada sedikit perbedaan diantara dua paham itu.

Namun, materialisme dianggap suatu penampakan diri dari naturalisme.

Naturalisme berpendapat bahwa alam saja yang ada, yang lainnya di luar alam

tidak ada. Yang dimaksud alam di sini adalah segala – galanya, meliputi benda dan

ruh. Jadi benda dan ruh sama nilainya dianggap sebagai alam yang satu.

Sebaliknya, materialisme menganggap ruh adalah kejadian dari benda. Jadi tidak

sama nilai benda dan ruh seperti dalam naturalisme.( Amsal Bahtiar, 2004 : 136 ).

Dari segi dimensinya, paham ini sering dikaitkan dengan teori Atomisme.

Menurut teori ini semua materi tersusun dari sejumlah bahan yang disebut

unsur yang bersifat tetap, tak dapat dirusakkan. Bagian terkecil dari unsure itulah

yang dinamakan atom. Aliran pemikiran ini dipelopori oleh bapak filsafat yaitu

Thales (624 – 546 S.M ), ia berpendapat bahwa unsur asal adalah air karena

pentingnya bagi kehidupan. Prinsip – prinsip materialisme ini juga dikembangkan

oleh ahli filsafat lain seperti Democritos ( 460 – 370 S.M ), dia berpendapat bahwa

hakikat alam ini merupakan atom – atom yang banyak jumlahnya, tak dapat

dihitung dan amat halus.Atom – atom inilah yang merupakan asal kejadian alam. (

Jujun S.Suriasumantri, 1996 : 64 ).

Idealisme

Sebagai lawan materialisme adalah aliran idealisme yang disebut juga

dengan spiritualisme. Idealisme bearti serba cita, sedang spiritualisme berarti serba

ruh. Idealisme diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa.

Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua

berasal dari ruh ( sukma ), yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati

ruang.

Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. Dalam

perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran Plato ( 428 – 348 ) dengan teori

idenya. Menurutnya, tiap – tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep

universal dari tiap sesuatu.( Amsal Bahtiar, 2004 : 139 ). Alam nyata yang

Page 14: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 14

menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi idelah

yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar dari wujud sesuatu.

d. Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai

asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan

spirit. Kedua macam hakikat itu masing – masing bebas dan berdiri sendiri, sama -

sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan di alam ini.

Contoh yang paling jelas tentang adanya kerjasam kedua hakikat ini adalah dalam

diri manusia. (Amsal Bahtiar, 2004 : 142 ).

Tokoh paham ini adalah Descartes ( 1596 – 1650 M ) yang dianggap sebagai

bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia

kesadaran ( ruhani ) dan dunia ruang ( kebendaan ). Paham ini terkenal dengan

rasionalisme, yaitu paham filsafat yang mengatakan bahwa akal ( reason ) adalah

alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan.

Umumnya manusia tidak akan mengalami kesulitan untuk menerima prinsip

dualisme, karena setiap kenyataan lahir dapat segera ditangkap oleh panca indera

kita, sedang kenyataan batin dapat segera diakui adanya oleh akal dan perasaan

hidup.

e. Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan

kenyataan. Dikatakan pula bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur,

lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani kuno adalah

Anaxagoras dan Empedocles yang mengatakan bahwa substansi yang ada itu

terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api dan udara. Tokoh modern

aliran ini adalah William James ( 1842 – 1910 M ) dari New York yang terkenal

sebagai seorang psikolog dan Filosof Amerika. Menurutnya, kenyataan terdiri dari

banyak kawasan yang berdiri sendiri. Dunia bukanlah suatu Uni-Versum,

melainkan suatu Multi-Versum. Dunia adalah suatu dunia yang terdiri dari banyak

hal yang beraneka ragam atau pluralis.

Page 15: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 15

Menurut Prof. S. Takdir Alisyahbana, ontology - metafisika dibagi menjadi

dua, yaitu : mengenai kuantitas ( jumlah ) dan yang mengenai kualitas ( sifat ).

Yang mengenai kuantitas terdiri atas : monoisme, dualism dan pluralisme. Sedang

yang mengenai kualitas dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang melihat hakikat

kenyataan itu tetap dan yang melihat hakikat kenyataan itu sebagai kejadian.

Yang termasuk golongan pertama ( tetap ) ialah :

F Spiritualisme

F Idealisme ( materialisme )

Yang termasuk golongan kedua ( kejadian ) ialah :

Mekanisme, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian di dunia ini

berlaku dengan sendirinya menurut hukum sebab akibat.

Aliran teleologi, yakni aliran yang berkeyakinan bahwa kejadian yang satu

berhubungan dengan kejadian yang lain, bukan oleh hukum sebab akibat,

melainkan semata – mata oleh tujuan yang sama. Determinisme, yakni aliran

yang mengajarkan bahwa kemauan manusia itu tidak merdeka dalam

mengambil putusan–putusan yang penting, tetapi sudah terpasti lebih dahulu.

Indeterminisme, yakni aliran yang berpendirian bahwa kemauan manusia itu

bebas dalam arti yang seluas - luasnya. ( Drs. Poerwantana dkk, 1991 : 9 )

3. Aliran-aliran dalam Ilmu Filsafat

Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahan( the mother of science )yang

mampu menjawab segala pertanyaan tentang berbagai masalah yang berhubungan

tentang alam semesta, manusia dengan segala problematikanya dalam kehidupan.

Kemudian karena semakin berkembangnya pemikiran manusia, banyak problema

yang tidak bias dijawab oleh filsafat, maka lahirlah ilmu pengetahuan dalam bentuk

disiplin ilmu dengan keterkhususannya masing-masing sehingga sanggup menjawab

atas problematika perkembangan metodologi yang semakin pesat.

Filsafat adalah usaha orang untuk memahami dunia dan hidup ini, sedangkan

filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakekatnya jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan dalam laporan pendidikan.

Page 16: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 16

Untuk mengenal perkembangan pemikiran dunia filsafat pendidikan dibawah

ini akan diuraikan garis-garis besar aliran-aliran filsafat dalam pendidikan.

a. Aliran Progressivisme

Aliran progressivisme, progress(maju) adalah sebuah paham filsafat yang

lahir dan sangat berpengaruh dalam abad ke-20. Pengaruh itu terasa diseluruh

dunia, terlebih-lebih di amerika serikat asaha pembaharuan di dalam lapangan

pendidikan pada umumnya terdodong oleh aliran progressivisme ini.

Pada dasarnya aliran ini mendorong bahwa pendidikan adalah sebagai wadah

untuk menjadikan (progress) sebagai generasi yang menjaewab tentang zaman

peradaban baru. Melalui pandangan “the liberal road culture”maksudnya ialah

pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat fleksibel, curious, toleran dan open-

minded.progressivime

Sifat-sifat aliran progressivisme:

F Sifat negative: menolak segala otoritarisme dan absolutism seperti yang

terdapat dalam agama, politik, etika dan epistemology.

F Sifat positive: Menaruh kepercayaan terhadap kekuatan alamiah dan manusia

yang diwarisi sejak lahir.

Menurut John Dewey dalam bukunya “Democracy and Education” Isi

pendidikannya lebih mengutamakan bidang-bidang seperti pengetahuan alam,

sejarah, ketrampilan, serta hal-hal yang berguna serta langsung dirasakan oleh

masyarakat. Metode scientific lebih diutamakan dan dipentingkan, dan bukan

metode memorisasi. Praktek kerja di laboratorium, bengkel, kebun (lapangan)

merupakan kegiatan yang dianjurkan menurut aliran progressivisme dalam rangka

terlaksananya “Learning by Doing”

b. Aliran Essensialisme

Esssensialisme-essensi (pokok) merupakan aliran yang memandang terhadap

pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal

peradaban manusia.

Page 17: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 17

Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai

yang memiliki kejelasan dan tahan lama, sehingga memberikan kestabilan dan

arah yang jelas. Essensialisme didasari atas pandangan humanism yang merupakan

reaksi terhadap hidup yang mengarah keduniawian, serba ilmiah dan materialistic.

Adapun beberapa tokoh utama yang berperan dalam penyebaran

essensialisme, yaitu:

F Desiderius Erasmus (akhir abad 15)

F Johan Amos Comenius (1592-1670)

F John Locke (1632-1704)

F Johan Heinrich Pestalozzi (1746-1827)

F Johan Friedrich Frobel (1782-1852)

F Johan Friedrich Herbert (1776 -1841)

F William T. Harris (1835-1909)

Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia

dan akhirat. Isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian dan segala

hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia.

c. Aliran Perennialisme

Perennialisme diambil dari kata perennial, yang artinya kekal/abadi. Aliran

Perennialisme mengandung kepercayaan filsafat yang berpegang pada nilai-nilai

dan norma-norma yang bersifat kekal abadi. Dengan melihat kehidupan zaman

modern telah menimbulkan banyaj krisis, di bidang kehidupan umat manusia.

Untuk mengatasi krisis ini, perennialisme memberikan jalan keluar berupa

“regressive road to culture”.

Oleh sebab itu perennialisme memandang penting peranan pendidikan dalam

proses mengembalikan keadaan manusia zaman modern ini kepada kebudayaan

masa lampau yang dianggap cukup ideal.

Menurut Plato, manusia secara kodrati memiliki tiga potensi, yaitu: nafsu,

kemauan dan pikiran. Ide-ide Plato itu dikembangkan oleh Aristoteles dengan

Page 18: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 18

lebih mendekatkan kepada dunia kenyataan. Bagi Aristoteles, tujuan pendidikan

adalah “kebahagiaan”. Untuk mencapai tujuan pendidikan itu, maka aspek

jasmani, emosi dan intelek harus dikembangkan secara seimbang.

Tujuan pendidikan yang dikehendaki Thomas Aquinas adalah sebagai usaha

untuk mewujudkan kapasitas yang ada dalam individu agar menjadi aktualitas

aktif dan nyata.

d. Aliran Rekonstruksionalisme

Rekonstruksionalisme dalam Bahasa Inggris “Rekonnstruct”, yang berarti

menyusun kembali. Aliran ini adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata

susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak

modern.

Aliran rekonstruksionalisme menempuh dengan jalan berupaya membina

suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam

kehidupan umat manusia. Pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang

sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai

dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan yang akan datang,

sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.

e. Aliran Eksistensialisme

Eksistensialisme pada hakekatnya adalah merupakan aliran filsafat yang

bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup

asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Secara singkat Kierkegoard memberikan

pengertian eksistensialisme adalah suatu penolakan terhadap suatu pemikiran

abstrak, tidak logis / tidak ilmiah.

Sikap dikalangan kaum eksistensialisme / penganut aliran ini seringkali

Nampak aneh / lepas dari nama-nama umum.6

6. http://fajri89.blogspot.com/2011/10/aliran-aliran-ilmu-kalam.html

Page 19: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 19

4. Aliran-aliran dalam Ilmu Kalam

Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam perkara-

perkara aqidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman Nabi SAW.

Atau zaman para sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi

penumpuan agar ia menjadi satu ilmu yang baru yang diberi nama ilmu kalam. Ilmu

ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab dalaman dan luaran.

Aliran-aliran dalam ilmu kalam yaitu:

a. Aliran Khawarij

Khawarij termasuk aliran yang pertama kali muncul dalam teologi Islam.

Sebutan khawarij berasal dari kharaja yang berarti keluar. Kata ini dipergunakan

oleh kalangan Islam untuk menyebut sekelompok orang yang keluar dari barisan

Ali bin Abi Thalib r.a.

Adapun sifat-sifat Khawarij, diantaranya sebagai berikut:

F Mencela dan menyesatkan

F Buruk sangka

F Berlebih-lebihan dalam Ibadah

F Keras terhadap sesama Muslim dan memudahkan yang lainnya.

F Sedikit pengalamannya.

Adapun dalam masalah iman dan kufur, pendapat khawarij, setelah terpecah-

pecah, memiliki pendapat yang beragam. Dalam tulisan ini hanya dikemukakan

pendapat dari sebagian sektenya saja, yakni Al-Muhakkimah, Al-Azariqah, Al-

Najdat dan Al-Ajaridah.7

b. Aliran Murji’ah

Murji’ah berasal dari kata arjaa, yang berarti menangguhkan, mengakhirkan

dan juga memberi pengharapan. Dalam ajaran utama aliran Murji’ah, orang Islam

yang melakukan dosa besar tidak boleh dihukumi (ditentukan) kedudukannya

dengan hukum dunia’ mereka tidak boleh akan ditentukan di neraka atau di surga;

kedudukan mereka ditentukan dengan hukum akhirat. Sebab bagi mereka,

7. Mubarok,Jaih.2004.Sejarah Peradaban Islam.Bandung: ustaka Bani Quraisy. Hal. 57

Page 20: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 20

perbuatan maksiat tidak merusak iman sebagaimana perbuatan taat tidak

bermanfaat bagi yang kufur.

c. Aliran Qadariah

Qadariah berasal dari kata qadara adalah nama yang digunakan untuk sebuah

aliran yang memberikan penekanan terhadap kebebasan dan kekuatan manusia

dalam menghasilkan perbuatan-perbuatannya. Dalam paham qadariah, manusia

dipandang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kehendak dan

kemauannya sendiri. Mereka menolak adanya qadha dan qadar.

Paham qadariah telah meletakkan manusia pada posisi merdeka dalam

menentukkan tingkah laku daan kehendaknya (free act and free will). Jika manusia

berbuat baik, hal itu atas kehendak dan kemauannya sendiri serta berdasarkan

kemerdekaan dan kebebasan memilih yang ia miliki. Oleh karena itu, jika

seseorang diberi pahala yang baik berupa surga di akhirat atau diberi siksa di

neraka, semua itu atas pilihannya sendiri.

d. Aliran Jabariah

Nama Jabariah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Paham ini

memposisikan manusia tidak memiliki kebebasan dan inisiatif sendiri, tetapi

terikat kepada kehendak mutlak Tuhan.

Manusia, menurut paham ini, betul melakukan perbuatan tetapi perbuatannya

itu daalam keadaan terpaksa.Pendapat jabariah pun memiliki landasan yang kuat

dalam ajaran Islam. Mereka selanjutnya mengembangkan pahamnya sejalan

dengan perkembangan masyarakat pada masa itu.

e. Aliran Mu’tazilah

Aliran mu’tazilah merupakan salah satu aliran teologi dalam Islam yang

dapat dikelompokkan sebagai kaum rasionalis Islam. Ajaran pokok aliran

mu’tazilah adalah panca ajaran atau pancasila mu’tazilah, lima ajaran tersebut

adalah:

F Keesaan Tuhan (al-Tauhid)

F Keadilan Tuhan (al-adl’)

F Janji dan ancaman (al-wa’d wa al-waid)

Page 21: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 21

F Posisi diantara dua tempat (al-manzilah bain al-manzilatain)

F Amar ma’ruf nahi munkar (al amr b al ma’ruf wa al-nahy ‘an l-munkar)

f. Aliran Asy’ariah

Aliran ini sering disebut sebagai aliran tradisional. Ajaran asy’ariah ini

muncul sebagai alternative yang menggantikan kedudukan ajaran mu’tazilah yang

sudah hilang pamornya passca penghapusannya.

Sebagai sebuah aliran teologi, asy’ariah mempunyai ajaran-ajaran yang

banyak diikuti masyarakat, khususnya yang cenderung mengikutinya. Ajaran-

ajaran tersebut dapat diketahui dari buku-buku yang ditulis Al-Asy’ari sendiri dan

para muridnya.

g. Aliran Maturidiah

Aliran Maturidiah muncul sebagai reaksi keras terhadap aliran mu’tazilah.

Aliran maturidiah terdapat dua golongan, yaitu maturidiah Samarkand yang terdiri

dari pengikut Imam al-Maturidi dan Maturidiah Bukhara yang terdiri dari pengikut

imam al-Badzawi yang tampaknya lebih dekat kepada ajaran al-asy’ari.

Page 22: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 22

C. KESIMPULAN

Materi pemikiran islam sempat menjadi perdebatan. Sehingga terdapat berbagai

Aliran dalam bidang pemikiran islam diantaranya yaitu aliran dalam ilmu kalam yang

muncul dari pertama hingga ilmu-ilmu keislaman lainnya. Ilmu kalam menitik beratkan

pembahasannya kepada aspek-aspek dengan Tuhan dengan segala aspeknya.

Yang termasuk aliran Fiqh adalah:

1. Madrasat al-Madinah/Madrasat al-Hadits, dan

2. Madrasat al-Baghdad/Madrasat al-Ra’y.

Yang termasuk aliran Metafisika adalah :

1. Super naturalisme (Hal-hal ghaib),

2. Naturalisme (alami),

3. Monisme (esa/satu),

4. Dualisme (dua), dan

5. Pluralisme (banyak).

Yang termasuk aliran Filsafat adalah :

1. Aliran Progressivisme,

2. Aliran Essensialisme,

3. Aliran Perennialisme,

4. Aliran Rekonstruksionalisme, dan

5. Aliran Eksistensialisme.

Dan yang termasuk aliran Ilmu kalam adalah :

1. Aliran Khawarij,

2. Aliran Murji’ah,

3. Aliran Qadariah,

4. Aliran Jabariah,

5. Aliran Mu’tazilah,

6. Aliran Asy’ariah, dan

7. Aliran Maturidiah.

Page 23: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 23

DAFTAR PUSTAKA

1. Hakim, Atang Abdul, Metodologi Studi Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2000.

2. Sodikin, Abuy, Metodologi Studi Islam, Bandung: Tunas Nusantara, 2000.

3. Mubarok, Jaih, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

4. Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta:Rineka

Cipta,2005.

5. Rakhmat, Jalaluddin, Meraih Cinta Ilahi : Pencerahan Sufistik, Bandung: PT.

Remaja Rosda karya, 2000.

6. http://fajri89.blogspot.com/2011/10/aliran-aliran-ilmu-kalam.html

7. http://id.wikipedia.org/wiki/Metafisika

8. http://quantumillahi.wordpress.com/2009/01/17/metafisika-merupakan-scientifical/

9. http://makalah4share.blogspot.com/2011/06/makalah-filsafat-ontologi-

metafisika.html,

Page 24: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 24

DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................................................ i

A. PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

1. Latar Belakang ............................................................................................................. 1

2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

3. Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 1

B. ALIRAN – ALIRAN DALAM ISLAM:Fiqh, Metafisika, Filsafat & Ilmu Kalam ........ 2

1. Aliran Fiqh ................................................................................................................... 2

a. Madrasat al-Madinah / Madrasat al-Hadits ............................................................ 2

b. Madrasat al-Baghdad / Madrasat al-Ra’y ............................................................... 3

2. Aliran Metafisika ......................................................................................................... 4

a. Super naturalisme (Hal-hal ghaib) ......................................................................... 6

b. Naturalisme (alami) ................................................................................................ 7

c. Monisme (esa/satu) ................................................................................................12

d. Dualisme (dua) .......................................................................................................14

e. Pluralisme (banyak) ................................................................................................14

3. Aliran Filsafat ..............................................................................................................15

a. Aliran Progressivisme ............................................................................................16

b. Aliran Essensialisme ..............................................................................................16

c. Aliran Perennialisme ..............................................................................................17

d. Aliran Rekonstruksionalisme .................................................................................18

e. Aliran Eksistensialisme ..........................................................................................18

4. Aliran Ilmu Kalam ......................................................................................................19

a. Aliran Khawarij ......................................................................................................19

b. Aliran Murji’ah ......................................................................................................19

c. Aliran Qadariah ......................................................................................................20

d. Aliran Jabariah .......................................................................................................20

e. Aliran Mu’tazilah ...................................................................................................20

f. Aliran Asy’ariah .....................................................................................................21

g. Aliran Maturidiah ...................................................................................................21

C. KESIMPULAN.................................................................................................................22

Daftar Pustaka .......................................................................................................................23

ALIRAN – ALIRAN DALAM ISLAMi

Page 25: Aliran-Aliran Dalam Islam

Aliran – aliran Dalam Islam: Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu kalam

Metodologi Studi Islam “Kelompok 7” 25

ALIRAN-ALIRAN DALAM ISLAM:Fiqh, Metafisika, Filsafat dan Ilmu Kalam

MakalahDisusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Metodologi Studi IslamPada Jurusan Matematika Semester III

Tahun Akademik 2011/2012

Disusun Oleh :

Kelompok : 7 (T.MTK A)

IMA YUNIA(141.015.00.16)

FITRIYAH(141.015.00.13)

MUHAMAD HIDAYAT(141.015.00.20)

Dosen Pengampu:

ARIEF AULIA RACHMAN MA, M.Si

FAKULTAS TARBIYAHTAHUN 2011

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBONJln. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon. Telp:(0231)480262,481264,

Faks:(0231)489926,45132