makalah 2 transplantasi

43
MODUL HUKUM AGAMA dan MORAL Seorang Pria yang Sakit dan Harus Menjalani Transplantasi Kelompok 5 David R A Z 030.06.056 Nurul Hidayah 030.07.197 Asti Meidianti 030.08.045 Ayu Ningtiyas Nugroho 030.08.049 Ayuniza Harmayati 030.08.051 Bayu Aulia Riensya 030.08.055 Bena Miralda P 030.08.056 Benediktus Dhewa S 030.08.057 Rosa Lina 030.08.213 Sarah Kamilah 030.08.217 Sartika Riyandhini 030.08.219 Shane Tuty Cornish 030.08.223 Shanti Handayani 030.08.224 Shelly Sulvitri 030.08.226 Sri Feliciani 030.08.229 Stanley Permana Setiawan 030.08.230

Upload: huseikha-velayazulfahd

Post on 01-Dec-2015

209 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

transplantasi

TRANSCRIPT

Page 1: makalah 2 transplantasi

MODUL HUKUM AGAMA dan MORAL

Seorang Pria yang Sakit dan Harus Menjalani Transplantasi

Kelompok 5

David R A Z 030.06.056

Nurul Hidayah 030.07.197

Asti Meidianti 030.08.045

Ayu Ningtiyas Nugroho 030.08.049

Ayuniza Harmayati 030.08.051

Bayu Aulia Riensya 030.08.055

Bena Miralda P 030.08.056

Benediktus Dhewa S 030.08.057

Rosa Lina 030.08.213

Sarah Kamilah 030.08.217

Sartika Riyandhini 030.08.219

Shane Tuty Cornish 030.08.223

Shanti Handayani 030.08.224

Shelly Sulvitri 030.08.226

Sri Feliciani 030.08.229

Stanley Permana Setiawan 030.08.230

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Jakarta, 15 July 2011

Page 2: makalah 2 transplantasi

BAB I

PENDAHULUAN

Sekarang ini di Indonesia, dunia kedokteran apabila di tinjau dari aspek sosial

merupakan suatu hal yang masih dianggap terapi pengobatan yang cukup mahal,

mengingat mayoritas dari penduduk di Indonesia merupakan masyarakat yang hidup di

bawah garis kemiskinan dan dibeberapa daerah tertentu masih memiliki keyakinan tentang

pengobatan di luar medis. Sakitnya perekonomian, rendahnya pendidikan di Indonesia dan

adanya kepercayaan-kepercayaan tentang pengobatan alternatif menjadikan alasan utama

mengapa meraka enggan untuk pergi dan melakukan pengobatan kerumah sakit.

Dewasa ini peluang pengobatan alternatif sangatlah besar sekali. Pada dasarnya

masyarakat Indonesia sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu harus menempuh resiko

yang cukup besar karena apabila dilihat dari sisi medis, pengobatan alternatif terkadang tidak

dapat di pertanggung jawabkan secara disiplin ilmu kedokteran. Pengobatan alternatif di

negara kita memberikan hasil yang bervariatif dalam setiap penyembuhannya. Bukti-bukti

kesembuhan dalam pengobatan alternatif memberikan keyakinan yang bertambah bagi

masyarakat indonesia yang pada umumnya masih berada di bawah garis kemiskinan dan

pendidikan yang kurang.

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat

bermanfaat bagi pasien dengan ganguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini adalah terapi

pengganti (alternatif)  yang merupakan upaya terbaik untuk menolong pasien dengan

kegagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dan hingga dewasa ini

terus berkembang dalam dunia kedokteran,namun tindakan medik ini tidak dapat dilakukan

begitu saja,karena masih harus dipertimbangkan dari segi non medik, yaitu dari segi agama,

hokum, budaya, etika dan moral.

Page 3: makalah 2 transplantasi

BAB II

LAPORAN KASUS

Skenario 1

Tuan Karim, 40 tahun, pengusaha swasta yang cukup sukses. Tinggal di purwokerto.

Jawa Tengah. Tuan Karim seorang yang sangat taat beragama dan sangat disiplin menjaga

kesehatannya. Sesudah beribadah, setiap hari tuan Karim melakukan olah raga dan minum

jamu tradisional untuk menjaga kondisi fisiknya. Ia tidak mengetahui apa kandungan yang

ada dalam jamu tradisional tersebut, hanya menurut kata orang, minum jamu tradisional itu

baik untuk menjaga kesehatannya. Mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi, istrinya

menganjurkan tuan Karim untuk memeriksakan kesehatannya pada dokter. Tuan Karim

sebenarnya enggan sekali ke dokter karena ia merasa cukup sehat, tetapi karena istrinya

mendesak terus, akhirnya pergi juga ia memeriksakan kesehatannya pada dokter. Setelah

melakukan pemeriksaan dengan cermat, dan didukung oleh hasil pemeriksaan laboratorium,

dokter menyatakan bahwa tuan Karim menderita penyakit gagal ginjal yang sudah cukup

parah. Mendengar penjelasan dokter, Tuan Karim serta merta menolaknya. Ia merasa dirinya

sehat, dan kalau toh ada penyakit, itu hanyalah suatu sapaan dan cobaan dari Tuhan saja,

yang ia yakini akan hilang setelah ibadahnya lebih rajin lagi, bahkan ia menuduh dokternya

sudah melampaui kekuasaan Tuhan karena sudah berani menentukan nasib manusia

Skenario 2

Menurut keterangan dokter, penyakit Tuan Karim adalah gagal ginjal yang sudah

cukup parah. Satu-satunya pengobatan yang dapat menyembuhkan hanyalah transplantasi

ginjal, itupun kalau ada donor yang cocok. Tuan Karim diberi beberapa pilihan, mau

transplantasi di Jakarta atau di Beijing yang terkenal banyak donornya. Setelah musyawarah

keluarga, akhirnya mendesak Tuan Karim agar mau menjalani transplantasi ginjal. Desakan

keluarga itulah yang membuat Tuan Karim akhirnya menyerah dan mau menjalani

transplantasi ginjal. Ia memilih transplantasi di Jakarta agar bisa ditunggu oleh keluarganya.

Skenario 3

Page 4: makalah 2 transplantasi

Tuan Karim sudah menunggu lebih dari enam bulan, tetapi belum ada donor yang

mau memberikan ginjalnya. Kondisi Tuan Karim memburuk dan harus menjalani

hemodialisis (cuci darah), bahkan sekarang sudah harus cuci darah seminggu tiga kali. Dalam

kondisi keluarga yang sudah hampir putus asa, mendadak ada seorang bernama Pak Kasan

yang mendatangi rumah Tuan Karim dan bertemu dengan istrinya. Pak Kasan mengatakan

bahwa ia punya beberapa orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya asal diberi imbalan

uang untuk keperluan hidup keluarganya. Mengingat kondisi Tuan Karim yang makin parah,

istrinya langsung menerima tawaran tersebut. Dari lima orang donor yang dibawa oleh Pak

Kasan, hanya satu orang yang cocok. Di hadapan dokter orang tersebut menyatakan kalau

masih ada hubungan keluarga dengan Tuan Karim dan ia rela mendonorkan ginjalnya untuk

Tuan Karim. Setelah informed-consent ditandatangani dan semua prosedur dipenuhi, maka

dilakukan operasi transplantasi ginjal dengan hasil yang baik. Tuan Karim dan donornya, saat

ini Nampak sehat.

Page 5: makalah 2 transplantasi

BAB III

PEMBAHASAN

Identitas Pasien

Nama : Tuan Karim

Usia : 40 tahun

Jenis kelamin : Laki – laki

Status : Menikah

Alamat : Purwokerto, Jawa Tengah

Pekerjaan : Pengusaha Swasta

Anamnesis

Riwayat kebiasaan

Taat beragama dan sangat disiplin menjaga kesehatan

Aktif berolah raga

Minum jamu tradisional untuk menjaga kondisi fisiknya

Diagnosis

Gagal Ginjal yang membutuhkan transplantasi ginjal

Permasalahan pada pasien

Tuan Karim mengkonsumsi jamu tradisional yang tidak diketahui jelas kandungannya apa.

Kemungkinan karena kebiasaan Tuan Karim inilah yang menyebabkan Tuan Karim memiliki

penyakit gagal ginjal.

Penyakitnya pun kemungkinan sudah berjalan bertahun-tahun (kronik) karena Tuan Karim

selalu merasa sehat sehingga tidak ada gejala penyakit akut pada Tuan Karim.

Page 6: makalah 2 transplantasi

Karena Tuan Karim bertempat tinggal di daerah Jawa sehingga Tuan Karim lebih mengenal

pengobatan jamu tradisional untuk menjaga kesehatannya.

Terdapat suatu kebohongan yang dilakukan Tuan Karim dan pendonor terhadap Dokter

Adanya praktek jual beli organ antar Tuan Karim dengan Pak Kasan dan pendonor. Dimana

seharusnya praktek jual beli organ ini dilarang.

Ditinjau dari segi hukum tentang pengobatan alternatif :

PERMENKES RI No 1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang penyelenggaraan pengobatan

komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan

Ketentuan umum :

Pengobatan komplementer-alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitative yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan

dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, yang belum

diterima dalam kedokteran konvensional.

Pengobatan komplementer – alternatif

Ruang lingkup pengobatan komplementer – alternatif yang berlandaskan ilmu pengetahuan

biomedik meliputi:

1) Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body intervention)

2) System pelayanan pengobatan alternative (alternative system of medical practice)

3) Cara penyembuhan manual

4) Pengobatan farmakologi dan biologi

5) Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan

6) Cara lain dalam diagnose dan pengobatan (unclassified diagnostic and treatment methods)

Dapat dilaksanankan di fasilitas pelayanan kesehatan apabila aman, bermanfaat, bermutu dan

terjangkau serta memiliki hasil pengkajian yang dilakukan oleh institusi yang berwenang

sesuai ketentuan yang berlaku.

Harus sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan kesehatan komplementer –

alternative dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,

diagnose, terapi dan proses rujukan.

Page 7: makalah 2 transplantasi

Ditinjau dari segi Agama tentang pengobatan alternatif:

ISLAM

Pengobatan alternatif dapat melengkapi pengobatan modern dan mengurangi pemakaian obat

untuk menghilangkan rasa nyeri, sukar tidur, kurang nafsu makan. Tujuannya meningkatkan

kualitas hidup pasien. Tidakkah kamu perhatikan, sesungguhnya Allah telah menundukkan

untuk kepentinganmu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan

untukmu nikmat-Nya, lahir dan batin (QS Luqman [30];20)

Obat-obat alternative yang sering digunakan berdasarkan tauhid :

1) Bawang putih

2) Jahe

3) Gingseng, temulawak

4) Madu

5) Jamu

6) Kurma, air zam-zam dll

BUDHA

Terapi alternatif bukan terapi konvensional. Dapat berupa terapi komplementer. Pandangan

agama Buddha tentang terapi alternatif:

• Tidak ada masalah sepanjang tidak ada pelanggaran sila dan Dhamma

• Dilakukan dengan sadar dan sukarela

KRISTEN

Prinsip dasar Kristen: order of creation tidak segala sesuatu harus disatukan,

diseimbangkan dalam satu level, missal kej.3:15

Prinsip Kristen:

Tidak menolak mentah-mentah, tidak juga menerima bulat-bulat

Perlu memahami konsep dibalik praktik penyembuhan alternative tersebut berdasarkan

kebenaran.

Page 8: makalah 2 transplantasi

Permasalah lainnya yang ada pada pasien yaitu sudut pandang pasien tentang penyakit yaitu

bahwa penyakit adalah suatu sapaan dan cobaan dari Tuhan saja dan akan hilang setelah

ibadah Tuan Karim lebih rajin lagi.

Sakit menurut sudut pandang Agama yaitu:

ISLAM

Sakit merupaka ujian iman sebagaimana terdapat dalam (Qs. 21; 35): Tiap-tiap yang

bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan

sebagai cobaan (yang sebebnar-benarnya) dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan

Diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim bahwa Nabi s.a.w: “Barang siapa yang akan

memperoleh limpahan kebaikan dari Allah maka terlebih dahulu ia akan diberi cobaan”

Juga diriwayatkan Bukhari dan Muslim bahwa nabi s.a.w bersabda: “Tidak suatu musibah

pun yang menimpa seorang muslim, baik berupa kesusahan dan penderitaan, kesedihan dan

kedukaan, bahkan karena sepotong duri yang menusuk, kecuali dihapuskan Allah SWT,

dengan itu sebagian kesalahan-kesalahannya”

Sikap dalam menghadapi penyakit :

1) Ikhlas dan sabar : QS.2: 153, QS.2: 155, QS. 39:10

2) Berdo’a : QS. 40: 60

3) Berobat wajib karena setiap penyakit ada obatnya (HR Bukhari & Muslim)

Kaidah berobat :

Pada ahlinya

Tidak menggunakan hal-hal yang diharamkan

Diperbolehkan dengan pengobatan Ruqiyah, yakni doa-doa bukan dengan mantra

4) Bertawakal : QS. 8: 2

BUDHA

Hukum Kamma

• Hukum perbuatan

• Buah dapat diterima dalam kehidupan ini atau kehidupan yang akan datang

• Sakit, cacad dan penderitaan adalah buah atau akibat dari perbuatan buruk yang

dilakukan di masa lalu (termasuk di kehidupan-kehidupan yang lalu)

Page 9: makalah 2 transplantasi

Perbuatan yang menyebabkan sakit

• membunuh dan menyiksa makhluk lain mengakibatkan pendek umur, mudah sakit

dan ketakutan

• Berbohong mengakibatkan buruk rupa, deformitas pada mulut

• Niat jahat mengakibatkan buruk rupa dan banyak menderita penyakit

• Pandangan keliru mengakibatkan penyakit menahun

Penyebab sakit fisik

• Suka membunuh makhluk lain

• Suka menyiksa makhluk lain

• (dalam masa yang lalu)

Prinsip sakit

• Sakit adalah corak kehidupan

• Kalau tidak bisa disembuhkan atau diredakan harus diterima dengan rela

• Pencegahan secara dini adalah dengan tidak berbuat jahat

HINDU

Pandangan hindu tentang penyakit: Penyakit itu dapat datang dari dalam maupun dari luar

diri sendiri. Menurut ajaran hindu, Bhuwana Agung atau Alam Raya maupun Bhuwana Alit

atau Alam Kecil (badan manusia) terdiri dari lima unsure utama yaitu akasa (ether), wayu

(udara), teja (api), apah (air), perthiwi (tahan). Kalau kelima unsur ini tidak seimbang baik

dari dalam maupun dari luar maka akan menyebabkan penyakit. Kelima unsur itu, disarikan

menjadi tiga yaitu unsure wayu (udara), teja (api) dan apah (air).

Hal ini diungkapkan pula pada Ayur Weda:

“Bahwa yang menyebabkan seseorang sakit adalah tidak adanya harmoni pada diri

perseorangan dalam hubungannya dengan lingkungan luarnya dan obat adalah alat untuk

mengembalikan harmoni ini”

Page 10: makalah 2 transplantasi

KRISTEN

Penyebab penyakit menurut pandangan Kristen protestan adalah karena adanya

pemberontakan manusia (dan iblis) terhadap Allah (dosa manusia pertama). Sehingga akar

dari adanya penyakit adalah dosa. Semua penyakit atas seijin Tuhan dan di dalam kontrol

Tuhan.

First caused pada penyakit adalah dosa sedangkan second caused dari penyakit antara lain:

Ulah manusia sendiri; perilaku hidup tidak sehat, tidak menjaga tubuh sebagai bait Allah

(1Kor 6:19)

Ulah orang lain: sakit atau penyakit disebabkan secara sengaja atau tidak sengaja oleh orang

lain. Contohnya kecelakaan dan penyakit menular

Dari kuasa atau roh jahat (Luk. 13:10-17, Luk. 8:2)

KATOLIK

Manusia yang sakit berarti manusia yang tidak nyaman. Manusia yang sakit merupakan

konsekuensi logis manusia sebagai makhluk yang memiliki tubuh. Tubuh menyebabkan

manusia menjadi terbatas oleh ruang dan waktu. Tubuh manusia sebagai makhluk hidup

sangat rapuh. Oleh karena itu manusia tidak bisa tidak menderita sakit. Dan yang

menyebabkan manusia sakit adalah manusia itu sendiri, karena kelalaian manusia menjaga

tubuh. Pandangan tersebut dilandasi oleh pemahaman orang Katolik tentang eksistensi Allah

atau Tuhan sebagai Mahabaik. Mahabaik berarti tidak bisa dibandingkan kebaikan-Nya

dengan kebaikan manusia. Allah Mahabaik artinya Allah tidak baik seperti manusia yang

baik.

Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi karena “kelalaian” manusia, karena

eksistensi tubuh manusia. Allah adalah Mahabaik. Oleh karena itu segala sesuatu yang tidak

baik tidak berasal dari Allah.

Penatalaksanaan

Tuan Karim akan melakukan transplantasi organ. Dilihat dari segi hukum:

Page 11: makalah 2 transplantasi

Transplantasi organ dari segi hokum diatur di dalam Undang-undang RI No 36 tahun 2009

tentang kesehatan pada bagian ke lima tentang penyembuhan penyakit dan pemulihan

penyakit.

Pasal 63

(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk mengembalikan

status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat penyakit dan/atau akibat cacat atau

menghilangkan cacat

Pasal 64

(1) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ

dan/atau jaringan tubuh, implant obat dan/atau alat kesehatan, bedah plastic dan rekonstruksi,

serta penggunaan sel punca.

(2) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.

(3) Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun

Pasal 65

(1) Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di fasilitas

pelayanan kesehatan tertentu.

(2) Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan

kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor dan/atau ahli

waris atau keluarganya.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ dan/atau

jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

Pasal 66

Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat

dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya.

Page 12: makalah 2 transplantasi

Pasal 192 UU 30/2009

Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan dalih

apa pun sebagaimana dimaksud dalam pasal 64 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara

paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 ( satu miliar rupiah)

Transplantasi organ dilihat dari sudut pandang bioetika:

Justifikasi transplantasi

Hanya memberikan satu organ dari organ berpasangan yang dimiliki

Kewajiban berbuat baik

Amat bermanfaat bagi resipien

Resiko bagi donor terbatas

Justifikasi transplantasi (James nelson)

Transplantasi adalah upaya terakhir setelah yang lain gagal

Tujuan utama demi kesehatan pasien, bukan eksperimen klinis

Persetujuan terhadap prosedur harus bebas dan berdasar informasi yang akurat

Perlindungan terhadap pasien, keluarga dan donor.

Proporsional : antara manfaat, resiko dan biaya

Transplantasi organ dari sudut pandang Agama:

ISLAM

Donor Organ

Berdasarkan sariat dan ijjtihad dengan kaidah-kaidah fikih

Dasarnya, pengguguran hak pendonor kepada resipien tanpa timbale balik

Kaidah-kaidah donor organ:

1. Pada jasad manusia ada keterkaitan dengan hak Allah dan hak manusia

2. Hak manusia dapat gugur darinya tetapi tidak menyebabkan gugurnya hak Allah S.W.T

Page 13: makalah 2 transplantasi

3. Pengguguran hak manusia merupakan satu-satunya sebab untuk menyelamatkan jasad

manusia yang lain, besar kemaslahatannya

4. Untuk boleh mendonorkan anggota badan harus dengan syarat:

1) Para ahli tahu dengan pasti dengan kajian ilmiahnya

2) Kemashlatan lebih besar dari kenudharatam

3) Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan orang lain

4) Jangan sampai menghilangkan hak Allah

5) Jangan donor diberikan pada orang yang tidak berhak hidup, seperti orang yang akan

dihukum qishash

6) Tidak boleh sebagai pelecehan kehormatan manusia. Misalnya dengan jual beli organ donor

7) Pendonor paham benar tentang pendonorannya baik sewaktu sadar atau wasiat sesudah mati

8) Pelaksanaan proses pencakokan harus oleh yayasan resmi dengan ahli-ahli dari segi

keilmuwan maupun akhlaknya.

5. Berdasarkan kaidah-kaidah syariat, hukum-hukumnya:

1) Mendonorkan anggota badan yang bisa pulih kembali, misalnya darah boleh

2) Mendonorkan anggota badan yang menyebabkan kematian pendonor tidak boleh

3) Tidak boleh mendonorkan badan milik satu-satunya meskipun tidak menyebabkan kematian,

kecuali tidak berfungsi lagi pada jasadnya

4) Mendonorkan anggota badan yang ada pasangannya boleh dengan syarat-syaratnya, asal

tidak berakibat buruk pada pendonor maupun pengguna

5) Diharamkan mendonorkan alat-alat reproduksi manusia

6) Mengambil donor dari mayat boleh kalau ada wasiat yang membolehkan, sebelum pendonor

meninggal dunia. Semua yang dapat untuk donor kecuali yang berfungsi untuk reproduksi

BUDHA

Donor Organ: Memberikan organ tubuh sendiri kepada orang lain yang memerlukan.

Pandangan agama Buddha tentang donor organ:

• Sangat dianjurkan (berdana dan mengurangi kemelekatan terhadap tubuh)

• Organ tubuh bukan objek komersial

Transplantasi Organ:

Page 14: makalah 2 transplantasi

• Memindahkan organ tubuh yang masih berfungsi dengan baik kepada orang lain yang

organ tubuhnya sudah rusak dan tidak berfungsi lagi.

• Sumber organ : orang hidup atau mayat

Pandangan agama Buddha tentang transplantasi organ

• Agama Buddha tidak ada masalah dengan transplantasi organ sepanjang tidak ada

pelanggaran sila dan Dhamma dan dilakukan dengan sadar, sukarela dan atas dasar ingin

menolong makhluk lain yang menderita.

HINDU

Pandangan hindu tentang donor dan transplantasi organ

“Hanya ada tiga jenis transplantasi organ yang dapat diambil dari donor hidup, yaitu

transplantasi ginjal, kulit dan sumsum tulang” dengan catatan: transplantasi hanya untuk

terapi akhir

Transplantasi ginjal dapat disumbangkan oleh anak keluarganya, anak sekandung, orang

tuanya.

Kitab suci menyarankan untuk menyumbangkan jiwanya atas dasar yajna (kurban suci) yang

tulus ikhlas.

Sloka-sloka yang mendukung transplantasi organ antara lain:

Sloka 145

“Pemberian sesuatu kepada semua makhluk dan belas kasihan memberikan hidup kapada satu

makhluk, bila ditimbang kedua perbuatan itu, sungguh lebih berat timbangan pemberian

hidup kepada satu makhluk”

Catatan: terjemahan bebas: pemberian makanan kepada semua makhluk jika dibandingkan

dengan menyelamatkan jiwa seseorang lebih besarlah nilainya menyelamatkan jiwa orang ini.

Sloka 175

Maka tindakan orang yang tinggi pengetahuannya tidak saying merelakan kekayaannya,

nyawanya sekali pun, jika untuk kesejahteraan umum; tahulah Beliau akan maut pasti dating

Page 15: makalah 2 transplantasi

dan tidak adanya sesuatu yang kekal: oleh karena itu adalah lebih baik berkorban (rela mati)

demi untuk kesejahteraan umum.

Sloka 191

Transplantasi organ tubuh manusia dapat juga dilihat dikitab Sarasamuccaya. Yang member

donor hendaknya memandang sebagai yadnya tanpa mengharapkan imbalan atau balasan

KRISTEN

Pandangan Kristen tentang transplantasi organ:

Konsep humanism modern apa yang bisa diberikan kepada orang lain

Masalah: hidup mati bukan di materi tidak menjadi keharusan transplantasi atau donasi

Manusia bukan kumpulan dari organ-organ frankestein

Organ rusak untuk belajar makin mengerti dan mengenal tuhan kesehatan bukan goal dari

hidup

Goal hidup: untuk kemuliaan Allah

Pelaksanaan donor atau transplantasi organ bergantung kepada pergumulan pribadinya di

hadapan Tuhan, apa yang Tuhan inginkan melalui tindakan tersebut.

KATOLIK

Pada dasarnya gereja Katolik atau Agama Katolik menyetujui atau memperbolehkan

transplantasi organ tubuh manusia. Transplantasi organ dilaksanakan melalui cara yang dari

sudut etika dapat diterima, dengan maksud menawarkan kemungkinan kesehatan bahakan

hidup atau nyawanya sendiri untuk orang sakit yang kadang-kadang tidak mempunya harapan

lagi.

Apabila donor organ tubuh adalah seorang yang telah meninggal dunia, maka tidak

menimbulkan masalah moral. Pendonor wajib memberikan persetujuan dengan bebas dan

dengan penuh kesadaran sebelum ia meninggal atau keluarga terdekat wajib melakukannya

pada saat kematiannya: “Transplantasi organ tubuh tidak dapat diterima secara moral kalau

pemberi atau pihak yang bertanggung jawab tidak memberikan persetujuan dengan penuh

kesadaran” (No. 2296).

Page 16: makalah 2 transplantasi

Kriteria moral menuntut bahwa donor sudah meninggal sebelum organ-organ

tubuhnya digunakan untuk transplantasi

Untuk transplantasi organ tubuh dari seorang donor hidup kepada seorang yang lain

wajib memenuhi empat persyaratan:

1) Risiko yang dihadapi pendonor dalam transplantasi macam itu harus proporsional dengan

manfaat yang didatangkan atas diri penerima

2) Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius kesehatan donor atau fungsi

tubuhnya

3) Perkiraan penerimaan adalah baik bagi si penerima

4) Donor wajib membuat keputusan dangan penuh kesadaran dan bebas dengan mengetahui

resiko yang mungkin terjadi.

Dalam kasus Tuan Karim, terdapat beberapa pelanggaran dari berbagai aspek, seperti:

1. Aspek Bioetika

Pada prinsipnya, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu transplantasi

organ dari aspek bioetika ialah harus sama-sama menguntungkan, baik bagi pendonor

maupun penerima organ. Adapun beberapa syarat yang harus terpenuhi antara lain: informed

consent, dilakukan persiapan, dan perawatan pasca operasi.

Dalam hal ini, terdapat suatu pelanggaran bioetika yang berupa kebohongan.

Pelanggaran tersebut dilakukan oleh baik dari pihak Tuan Karim maupun pihak Pak Kasim

dan pendonor terhadap dokter. Pada prinsipnya, dokter sudah melakukan sesuai prosedur.

Dan secara prinsip memenuhi dua prinsip, yaitu otonomi dan berbuat baik.

2. Aspek Hukum

Pada kasus Tuan Karim, telah terjadi suatu praktek jual beli organ. Hal ini jelas sangat

bertentangan sebagaimana yang ditulis dalam UU no. 36 Pasal 92 Tahun 2009, yang

menyatakan bahwa barangsiapa yang memperjualbelikan organ, maka akan dipidana

maksimal 10 tahun penjara.

3. Aspek Agama

Page 17: makalah 2 transplantasi

a) Islam

Dalam Islam, praktek transplantasi organ diperbolehkan dengan syarat tertentu tanpa

mengharapkan imbalan apapun. Apabila menerima imbalan, maka telah melanggar dan

dianggap sebagai pelecehan kehormatan manusia.

b) Buddha

Dalam melakukan donor organ untuk mencapai suatu kesempurnaan pastinya harus

disertai kesempurnaan dalam memberi, tanpa mengharapkan imbalan. Pada dasarnya

transplantasi organ dalam Agama Buddha sangat dianjurkan, tetapi bukan untuk dijadikan

sebagai obyek komersil.

c) Katolik

Pada dasarnya transplantasi organ dalam Agama katolik diperbolehkan selama tidak

mengganggu fungsi organnya.

d) Hindu

Dalam Agama Hindu hanya diperbolehkan melakukan 3 transplantasi, yaitu ginjal,

sumsum tulang, dan kulit. Untuk melakukannya harus didasari dengan rasa tulus, ikhlas, dan

sukarela, sebagaimana diketahui dalam tiga sloka.

e) Kristen

Transplantasi organ menurut Agama Kristen merupakan suatu upaya memuliakan

Tuhan. Hal ini tidak menjadi suatu keharusan, tergantung dari masing-masing manusia itu

sendiri. Dan sangat jelas tidak diperbolehkan untuk tujuan komersil.

Page 18: makalah 2 transplantasi

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Transplantasi

Transplantasi adalah pemindahan suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari

suatu tempat ke tempat lain pada tubunya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan

dan kondisi tertentu (nursing-transplan.blogspot.com).

Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh atau sebagian

organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada

tubuh yang sama (id.wikipedia.org).

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang

sangat bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat (Arifin,

2009).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa transplatansi organ adalah

pemindahan seluruh atau sebagian jaringan atau organ manusia tertentu dari satu tubuh ke

tubuh yang lain, atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama dan

bermanfaat bagi pasien.

B. Jenis-Jenis Transplantasi

Menurut Arifin (2009), beberapa jenis transplantasi atau pencangkokan, baik

berupa sel, jaringan maupun organ tubuh yaitu sebagai berikut :

1. Transplantasi Autologus, yaitu perpindahan dari satu tempat ke tempat lain dalam tubuh itu

sendiri.

2. Transplantasi Alogenik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,

baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.

3. Transplantasi Sinergik, yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik, misalnya

Page 19: makalah 2 transplantasi

pada kembar identik.

4. Transplantasi Xenograf, yaitu perpindahan dari satu tubuh lain yang tidak sama spesiesnya.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang

hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri didefinisikan

kematian batang otak.

1. Organ-organ yang diambil dari donor hidup seperti : kulit ginjal sumsum tulang dan darah

(transfusi darah).

2. Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati, ginjal, kornea, pankreas, paru-paru

dan sel otak.

C. Komponen-Komponen Transplantasi

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi (nursing-

transplan.blogspot.com), yaitu :

1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah

meninggal.

2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh

sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan

traplantasi, yaitu :

1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil

jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan psikis, untuk hidup dengan kekurangan

jaringan atau organ.

2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima atau organ tubuh baru

sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan atau organ tersebut, untuk

berfungsi baik, mengganti yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Page 20: makalah 2 transplantasi

D. Metode Transplantasi

Semakin berkembangnya ilmu tranplantasi modern, ditemukan metode-metode

pencangkokan (nursing-transplan.blogspot.com), seperti :

1. Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh Dr. George E.

Green.

2. Pencangkokan jantung, dari jantung ke kepada manusia oleh Dr. Cristian Bernhard, walaupun

resepiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari.

3. Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita Parkinson oleh

Dr. Andreas Bjornklund.

E. Masalah Etik dan Moral dalam Tranplantasi Organ.

Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah donor hidup,

jenazah dan donor mati, keluarga dan ahli waris, resepien, dokter dan pelaksana lain, dan

masyarakat. Hubungan pihak-pihak itu dengan masalah etik dan moral dalam transplantasi

akan dibicarakan dalam uraian dibawah ini (nursing-transplan.blogspot.com).

1. Donor Hidup.

Adalah orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain

(resepien). Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan

mengerti resiko yang dihadapi, baik resiko di bidang medis, pembedahan, maupun resiko

untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai kekurangan jaringan atau organ yang telah

dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami tekanan

psikologis. Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut

untuk mencegah timbulnya masalah.

2. Jenazah dan donor mati.

Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan

sungguh-sungguh untuk memberikan jaringan atau organ tubuhnya kepada yang memerlukan

Page 21: makalah 2 transplantasi

apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu dapat dikatakan meninggal secara wajar,

dan apabila sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter

yang merawatnya. Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak

lain bahwa tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian

seseorang hanya untuk mengejar organ yang akan ditransplantasikan.

3. Keluarga donor dan ahli waris.

Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan

saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin atau pun tekanan psikis dan

emosi di kemudian hari. Dari keluarga resepien sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan

kepada donor dan keluarganya dengan tulus. Alangkah baiknya apabila dibuat suatu

ketentuan untuk mencegah tinmulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.

4. Resipien.

Adalah orang yang menerima jaringan atau organ orang lain. Pada dasarnya,

seorang penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang

hidup atau meringankan penderitaannya. Seorang resepien harus benar-benar mengerti semua

hal yang dijelaskan oleh tim pelaksana transplantasi. Melalui tindakan transplantasi

diharapkan dapat memberikan nilai yang besar bagi kehidupan resepien. Akan tetapi, ia harus

menyadari bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada kemungkinan gagal. Juga perlu didasari

bahwa jika ia menerima untuk transplantasi berarti ia dalam percobaan yang sangat berguna

bagi kepentingan orang banyak di masa yang akan datang.

5. Dokter dan tenaga pelaksana lain.

Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat parsetujuan

dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerangkan hal-hal yang

mungkin akan terjadi setelah dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan

emosi di kemudian hari dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong

pasien dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan demikian, dalam

melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh pertimbangan-

pertimbangan kepentingan pribadi.

6. Masyarakat.

Page 22: makalah 2 transplantasi

Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi.

Kerjasama tim pelaksana dengan cara cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama

diperlukan untuk mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha

transplantasi. Dengan adanya pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera

diperlukan, atas tujuan luhur, akan dapat diperoleh.

F. Aspek Hukum Tranplantasi

Dari segi hukum, transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh dipandang sebagai suatu

hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini

adalah suatu perbuatan yang melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan, tetapi

mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana,dan

dapat dibenarkan.Dalam PP No.18 tahun 1981 tentana bedah mayat klinis, beda mayat

anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia tercantum pasal tentang

transplantasi (Arifin, 2009) sebagai berikut :

Pasal 1.

c. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringa tubuh yang dibentuk oleh beberapa

jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut.

d. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mmempunyai bentuk dan faal (fungsi) yang sama dan

tertentu.

e. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan dan atau jaringan

tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk

menggantikan alat dan atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik.

f. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya kepada orang lain

untuk keperluan kesehatan.

g. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang

bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau denyut jantung seseorang telah berhenti.

Ayat g mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas, maka IDI dalam seminar nasionalnya

Page 23: makalah 2 transplantasi

mencetuskan fatwa tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang dikatakan mati bila fungsi

spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau irreversible, atau terbukti

telah terjadi kematian batang otak.

Pasal 10.

Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan ketentuan

yaitu persetujuan harus tertulis penderita atau keluarga terdekat setelah penderita meninggal

dunia.

Pasal 11

1.Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh

menteri kesehatan.

2.Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan oleh dokter yang merawat

atau mengobati donor yang bersangkutan

Pasal 12

Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik

dengan dokter yang melakukan transplantasi.

Pasal 13

Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas materai dengan 2

(dua) orang saksi.

Pasal 14

Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank mata

dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan dengan persetujuan tertulis dengan

keluarga terdekat.

Pasal 15

1. Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia diberikan oleh donor

hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang

Page 24: makalah 2 transplantasi

merawatnya,

2. Termasuk dokter konsultan mengenai operasi, akibat-akibatya, dan kemungkinan-kemungkinan

yang terjadi.

2. Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin benar, bahwa calon donor yang

bersangkutan telah meyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.

Pasal 16

Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak dalam kompensasi material

apapun sebagai imbalan transplantasi.

Pasal 17

Dilarang memperjualbelikan alat atau jaringan tubuh manusia.

Pasal 18

Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dan semua bentuk ke dan

dari luar negeri.

Selanjutnya dalam UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan dicantumkan beberapa pasal

tentang transplantasi sebagai berikut:

Pasal 33.

1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan transplantasi organ

dan jaringan tubuh, transfusi darah, imflan obat dan alat kesehatan, serta bedah plastik dan

rekontruksi.

2. Transplantasi organ dan jaringan serta transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan, yang dilarang untuk tujjuan komersial.

Pasal 34

1. Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan disarana kesehatan tertentu.

Page 25: makalah 2 transplantasi

2. Pengambilan organ dan jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan

donor yang bersangkutan dan ada persetujuan ahli waris atau keluarganya.

3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

G. ASPEK ETIK TRANSPLANTASI

Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan

kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya. dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib

dilakukan jika ada indikasi, berlandaskan dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)

(Arifin, 2009), yaitu:

Pasal 2.

Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran tertinggi.

Pasal 10.

Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani.Pasal

11.

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk kepentingan penderita.

Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada hakekatnya

telah mencakup aspek etik, mengenai larangan memperjual belikan alat atau jaringan tubuh

untuk tujuan transplantasi atau meminta kompensasi material.

Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat mati

seseorang akan diambil organnya,yang dilakukan oleh (2) orang dokter yang tidak ada

sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi, ini erat kaitannya dengan

keberhasilan transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik hasilnya.

Page 26: makalah 2 transplantasi

tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan diambil organnya harus

benar-benar meninggal dan penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan

elektroensefalografi dan dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah

pasti tidak terjadi pernafasan dan denyut jantung secara spontan.pemeriksaan dilakukan oleh

para dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objektif.

H. Aspek Agama Terhadap Transplantasi Organ

1.    Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam

Di dalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ dan

donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum tersebut, yaitu :

a. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup

Dalam syara seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya mendonorkan sebuah organ

tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu,

seperti ginjal. Akan tetapi mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian

si pendonor, seperti mendonorkan  jantung, hati dan otaknya. Maka hukumnya tidak

diperbolehkan, berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur’an :

1)   surat Al – Baqorah ayat 195

” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ”

2)   An – Nisa ayat 29

” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”

3)   Al – Maidah ayat 2

” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. “

b. Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal

Sebelum kita mempergunakan organ tubuh orang yang telah meninggal, kita harus

Page 27: makalah 2 transplantasi

mendapatkan kejelasan hukum transplantasi organ dari donor tersebut. Adapun beberapa

hukum yang harus kita tahu, yaitu :

1.  Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin menyumbangkan organnya

setelah dia meninggal. Bisa dilakukan melalui surat wasiat atau menandatangani kartu donor

atau yang lainnya.

2.  Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan terlebih dahulu

tentang menyumbangkan organnya ketika dia meninggal maka persetujuan bisa dilimpahkan

kepada pihak keluarga penyumbang terdekat yang dalam posisi dapat membuat keputusan

atas penyumbang.

3.  Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ atau jaringan yang

ditentukan dapat menyelamatkan atau mempertahankan kualitas hidup manusia lainnya.

4. Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara prosedur

medis bahwa si penyumbang organ telah meninggal dunia.

5.  Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban kecelakaan lalu lintas yang

identitasnya tidak diketahui tapi hal itu harus dilakukan dengan seizin hakim.

Seorang dokter atau seorang penguasa tidak berhak memanfaatkan salah satu organ

tubuh seseorang yang sudah meninggal untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang

membutuhkannya.Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka

Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara

sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap

kehormatan  mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup. Allah

menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang

hidup. Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup.” (HR.

Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia

berkata,”Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan. Maka beliau

lalu bersabda : “Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu !” Hadits-hadits di atas secara

jelas menunjukkan bahwa mayat mempunyai kehormatan sebagaimana orang hidup. Begitu

Page 28: makalah 2 transplantasi

pula melanggar kehormatan dan menganiaya mayat adalah sama dengan melanggar

kehormatan dan menganiaya orang hidup.

2.      Transplantasi Organ dari Segi Agama Kristen

Di alkitab tidak dituliskan mengenai mendonorkan organ tubuh, selama niatnya tulus

dan tujuannya kebaikan itu boleh-boleh saja terutama untuk membantu kelangsungan hidup

suatu nyawa (nyawa orang yang membutuhkan donor organ) bukan karena mendonorkan

untuk mendapatkan imbalan berupa materi, uang untuk si pendonor organ. Akan lebih baik

lagi bila si pendonor sudah mati dari pada saat si pendonor belum mati karena saat kita masih

hidup organ tubuh itu bagaimanapun penting, sedangkan saat kita sudah mati kita tidak

membutuhkan organ tubuh jasmani kita.

3.      Transplantasi Organ dari Segi Agama Katolik

Gereja menganjurkan kita untuk mendonorkan organ tubuh sekalipun jantung kita,

asal saja sewaktu menjadi donor kita sudah benar-benar mati artinya bukan mati secara medis

yaitu otak kita yang mati, seperti koma, vegetative state atau kematian medis lainnya. Tentu

kalau kita dalam keadaan hidup dan sehat kita dianjurkan untuk menolong hidup orang lain

dengan menjadi donor.

Kesimpulannya bila donor tidak menuntut kita harus mati, seperti donor darah, sum-

sum, ginjal, kulit, mata, rambut, lengan, jari, kaki atau urat nadi, tulang maka kita dianjurkan

untuk melakukannya. Sedangkan menjadi donor mati seperti jantung atau bagian tubuh

lainnya dimana donor tidak bisa hidup tanpa adanya organ tersebut, maka kita sebagai umat

Katolik wajib untuk dinyatakan mati oleh ajaran GK. Ingat, kematian klinis atau medis bukan

mati sepenuhnya, jadi kita harus menunggu sampai si donor benar-benar mati untuk dipanen

organ, dan ini terbukti tidak ada halangan bagi kebutuhan medis dalam pengambilan organ.

4. Transplantasi Organ dari Segi Agama Budha

Dalam pengertian Budhis, seorang terlahir kembali dengan badan yang baru. Oleh

karena itu, pastilah organ tubuh yang telah didonorkan pada kehidupan yang lampau tidak

lagi berhubungan dengan tubuh dalam kehidupan yang sekarang. Artinya, orang yang telah

mendanakan anggota tubuh tertentu tetap akan terlahir kembali dengan organ tubuh yang

lengkap dan normal. Ia yang telah berdonor  kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan

Page 29: makalah 2 transplantasi

mata normal, tidak buta. Malahan, karena donor adalah salah  satu  bentuk  kamma baik,

ketika seseorang berdana kornea mata, dipercaya dalam kelahiran yang berikutnya, ia akan

mempunyai mata lebih indah dan sehat dari pada mata yang ia miliki dalam kehidupan saat

ini.

5.      Transplantasi Organ dari Segi Agama Hindu

Menurut ajaran Hindu  transplantasi organ tubuh dapat dibenarkan dengan alasan,

bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang menderita, agar dia bebas dari penderitaan

dan dapat menikmati kesehatan dan kebahagiaan, jauh lebih penting, utama, mulia dan luhur,

dari keutuhan organ tubuh manusia yang telah meninggal. Perbuatan ini harus dilakukan

diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus iklas tanpa pamrih dan bukan dilakukan untuk

maksud mendapatkan keuntungan material. Alasan yang lebih bersifat logis dijumpai dalam

kitab Bhagawadgita II.22 sebagai berikut: “Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati

naro’parani, tatha sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani dehi” Artinya: seperti

halnya seseorang mengenakan pakaian baru dan membuka pakaian lama, begitu pula Sang

Roh menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan-badan lama

yang tiada berguna.

Ajaran Hindu tidak melarang bahkan menganjurkan umatnya unutk melaksanakan

transplantasi organ tubuh dengan dasar yajna (pengirbanan tulus ikhlas dan tanpa pamrih)

untuk kesejahteraan dan kebahagiaan sesama umat manusia. Demikian pandangan agama

hindu terhadap transplantasi organ tubuh sebagai salah satu bentuk pelaksanaan ajaran Panca

Yajna terutama Manusa Yajna.

Page 30: makalah 2 transplantasi

BAB V

KESIMPULAN

Transplantasi adalah suatu rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan

atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam

rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang tidak berfungsi

dengan baik atau mengalami suatu kerusakan. Transplantasi dapat diklasifikasikan dalam

beberapa faktor,  seperti  ditinjau dari sudut si penerima atau resipien organ dan penyumbang

organ itu sendiri. Sedangkan dilihat dari sudut penyumbang meliputi transplantasi dengan

donor hidup dan donor mati (jenazah). Banyak sekali faktor yang menyebabkan sesorang

melakukan transplantasi organ. Antara lain untuk kesembuhan dari suatu penyakit, Pemulihan

kembali fungsi suatu organ, jaringan atau sel yang telah rusak atau mengalami kelainan.

Dalam agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha transplantasi boleh

dilakukan dengan alasan medis dan asalkan dengan niat tulus dan tujuannya untuk kebaikan

menolong nyawa seseorang tanpa membahayakan nyawa si pendonor organ tersebut.

Sedangkan dalam agama islam untuk melakukan transplantasi organ harus dilihat terlebih

dahulu dari mana organ yang akan ditransplantasikan tersebut berasal atau dilihat dari sumber

organ. Dalam hukum, transplantasi tidak dilarang jika dalam keadaan darurat dan ada alasan

medis, tidak dilakukan secara ilegal, dilakukan oleh profesinal dan dilakukan secara sadar.

Dari segi masyarakat, selama transplantasi dilakukan atas dasar medis dan mendapat

persetujuan dari anggota keluarga maka diperbolehkan.

Page 31: makalah 2 transplantasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang-undang No. 23 tahun 1992 ttentang Kesehatan

2. Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1981 tentang Otopsi Anatomi, Otopsi Klinik dan Transplantasi

Alat dan Jaringan Tubuh Manusia

3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 585 tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis

5. Herkutanto. Aspek medikolegal pengambilan jaringan kadaver. Simposium dan workshop tissue

organ banking dan trauma. Jakarta, 19-20 Oktober 1995

6. Mungkinkah hidup hanya dengan satu ginjal. Diunduh dari www.sinarharapan.com tanggal

31/10/2006.

7. Lifestyle: transplant 101. Diunduh dari www.malaysiantoday.com.my tanggal 11/10/2007.

8. Organ Pillaging in China. Diunduh dari www.tw-scie.com tanggal 21/10/2008.

9. Saunders WP. Straight Answers: Organ Transplants and Cloning. Diterjemahkan oleh YESAYA:

www.indocell.net/yesaya atas izin The Arlington Catholic Herald. tanggal 21/10/2008