makalah transplantasi organ manusia

20
MAKALAH AGAMA ISLAM TRANSPLANTASI ORGAN MANUSIA DIII KEBIDANAN / IA Disusun Oleh : 1. Fadila Nastuti ( 141540134260029 ) 2. Febri Amalia ( 141540134270030 ) 3. Gustianingsih ( 141540134310034 ) 4. Kartika Fani ( 141540134350038 ) 5. Ismi Alfiyah ( 141540134340037 ) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2014/2015

Upload: sentra-komputer-dan-foto-copy

Post on 17-Jul-2015

453 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah transplantasi organ manusia

i

MAKALAH AGAMA ISLAM

TRANSPLANTASI ORGAN MANUSIA

DIII KEBIDANAN / IA

Disusun Oleh :

1. Fadila Nastuti ( 141540134260029 )

2. Febri Amalia ( 141540134270030 )

3. Gustianingsih ( 141540134310034 )

4. Kartika Fani ( 141540134350038 )

5. Ismi Alfiyah ( 141540134340037 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2014/2015

Page 2: Makalah transplantasi organ manusia

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayah, taufik,

dan inayahnya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menjalani kehidupan ini

sesuai dengan ridhonya. Syukur Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan

makalah ini sesuai dengan rencana. Makalah ini kami beri judul “Transplantasi

Organ Tubuh Menurut Pandangan Islam” dengan tujuan untuk

mengetahuidefinisi dan hokum tersebut.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

Revolusi Akbar Nabi Muhammad SAW. Karena beliau adalah salah satu figur

umat yang mampu memberikan syafa’at kelak di hari kiamat.

Kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya apabila dalam penulisan

makalah ini terdapat banyak kesalahan didalamnya.

Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi tercapainya

kesempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

pembaca umumnya.Amiiin...

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Page 3: Makalah transplantasi organ manusia

1

BAB I

PENDAHULUAN

Transplantasi organ tubuh manusia merupakan masalah baru yang belum

pernah dikaji oleh para fuqaha klasik tentang hukum-hukumnya. Karena masalah

ini adalah anak kandung dari kemajuan ilmiah dalam bidang pencangkokan

anggota tubuh, dimana para dokter modern bisa mendatangkan hasil yang

menakjubkan dalam memindahkan organ tubuh dari orang yang masih hidup/

sudah mati dan mencangkokkannnya kepada orang lain yang kehilangan organ

tubuhnya atau rusak karena sakit dan sebagainya yang dapat berfungsi persis

seperti anggota badan itu pada tempatnya sebelum di ambil.

Dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh ada tiga pihak yang terkait

dengannya : pertama, donor, yaitu orang yang menyumbangkan organ tubuhnya

yang masih sehat untuk dipasangkan kepada orang lainyang organ tubuhnya

menderita sakit, atau terjadi kelainan. Kedua, resipien, yaitu orang yang menerima

organ tubuh dari donor yang karena satu dan lain hal, organ tubuhnya yang harus

diganti. Ketiga, tim ahli, yaitu para dokter yang menangani operasi transplantasi

dari pihak donor kepada resipien.

Page 4: Makalah transplantasi organ manusia

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Transplantasi Organ Tubuh

Transplantasi organ adalah pemindahan suatu jaringan atau organ

manusia tertentu dari suatu tempat ketempat lain pada tubuhnya sendiri atau

tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu. Tujuan utama

transplantasi organ adalah mengurangi penderitaan dan meningkatkan

kualitas hidup pasien. Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima dapat

dibedakan menjadi :

1. Autotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat

lain dalam tubuh orang itu sendiri.

2. Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatau jaringan atau organ dari

tubuh seseorang ke tubuh orang lain.

3. Heterotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari

suatu spesies ke tubuh spesies lainnya.

Ada dua komponen yang penting yang mendasari transplantasi yaitu :

Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia

yang hidup atau yang sudah meninggal.

Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh

tersebut kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen yang menunjang keberhasilan

tindakan transplantasi, yaitu :

Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri

orang hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan

psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan / organ.

Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima

jaringan / organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau

menolak jaringan / organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang

sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Page 5: Makalah transplantasi organ manusia

3

Tahun 600 SM di India, susruta telah melakukan transplantasi kulit.

Sementara jaman Renaissance, seorang ahli bedah dari Italia bernama

Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang sama. Diduga John

Hunter (1728-1793) adalah pioneer bedah eksperimental, termasuk bedah

transplantasi. Dia mampu membuat kriteria teknik bedah untuk

menghasilkan suatu jaringan transpalntasi yang tumbuh di tempat baru.

Akan tetapi sistem golongan darah dan sistem histokompatibilitas yang erat

hubungannya dengan reaksi terhadap transplantasi belum ditemukan. Pada

abad ke-20 wiener dan landsteiner menyokong perkembangan transplantasi

dengan menemukan golongan darah sistem ABO dan system Rhesus. Saat

ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin berperan dalam keberhasilan

tindakan transplantasi. Perkembangan teknologi kedokteran terus meningkat

searah dengan perkembangan teknik transplantasi. Ilmu transplantasi

modern makin berkembang dengan ditemukannnya metode-metode

pencangkokan, seperti :

1. Pencangkokkan arteria mammaria interna didalam operasi lintas koroner

oleh Dr. George E.Green.

2. Pencangkokkan jantung, dari jantung kera kepada manusia oleh Dr.

Cristian Bernhard, walaupun resepiennya kemudian meninggal dalam

waktu 18 hari.

3. Pencangkokkan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke

penderita parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.

Masalah etik dan moral dalam transplantasi beberapa pihak yang

ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah :

a. Donor hidup adalah orang yang memberiakn jaringan / organnya

kepada orang lain (resipien). Sebelum memutuskan untuk menjadi

donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti resiko yang

dihadap

b. Jenazah dan donor mati adalah orang yang semasa hidupnya telah

mengizinkan atau berniat dengan sungguh-sungguh untuk

memberikan jaringan/ organ tubuhnya kepada orang yang

Page 6: Makalah transplantasi organ manusia

4

memerlikan apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu

dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan apabila sebelum

meninggal , donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari

dokter yang merawatnya.

c. Keluarga donor dan ahli waris.

Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan

untuk menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik

semaksimal mungkin ataupun tekanan psikis dan emosi di

kemudian hari

d. Resipien adalah orang yang menerima jaringan atau organ orang

lain.

e. Dokter dan tenaga pelaksana lain.

Untuk melaksankan suatu transplantasi, tim pelaksana harus

mendapat persetujuan dari donor, resipien maupun keluarga kedua

belah pihak.

f. Masyarakat

Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan

perkembangan transplantasi.

Pada saat ini peraturan perundang-undangan yang ada

adalah peraturan pemerintah No. 18 tahun 1981, tentang bedah

mayat klinis dan bedah mayat anatomis serta transplantasi alat atau

jaringan tubuh manusia. Pokok-pokok peraturan tersebut adalah

pasal 10 yang berbunyi “Transplantasi alat untuk jaringan tubuh

manusia dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan

sebagai dimaksud dalam pasal 2 huruf a dan huruf b, yaitu harus

dengan persetujuan tertulis penderita dan / keluarganya yang

terdekat setelah penderita meningga l dunia”.

Bertalian dengan donor, transplantasi dapat dikategori

kepada tiga tipe, yaitu :

1) Donor dalam keadaan hidup sehat. Dalam tipe ini diperlakukan

seleksi yang cermat dan harus diadakan general check up

Page 7: Makalah transplantasi organ manusia

5

(pemeriksaan kesehatan yang lengkap dan menyeluruh) baik

terhadap donor, maupun terhadap resipien. Hal ini dilakukan

demi untuk menghindari kegagalan transplantasi

2) Donor dalam keadaan koma. Apabila donor dalam keadaan

koma,atau di duga kuat akan meninggal segera, maka dalam

pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat kontrol dan

penunjang kehidupan, misalnya bantuan alat pernafasan khusus.

3) Donor dalam keadaan meninggal. Dalam tipe ini, organ tubuh

yang akan dicangkokkan diambil ketika donor sudah meninggal

berdasarkan ketentuan medis dan yuridis.

Tipe Donor 1

Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor

anggota tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih

hidup. Donor semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt

memperbolehkan memberikan pengampunan

terhadap qisash maupun diyat.

Allah Swt berfirman:

فنمف ع ففيفـ ل اففيشفنفلفف ففف فل دشفوفـففـمشفـنعفلإ ال فل ف ف ـ ل سفن إف ـ فإف وع ل

عشف ل لففي فيففإ ـ ل ف ش ـ ف ل ف

Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari

saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang

baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang

memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah

suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat

pedih. (TQS al-Baqarah [2]: 178)

Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor

tersebut tidak mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia

mendonorkan jantung, limpha atau paru-parunya. Hal ini akan

mengakibatkan kematian pada diri si pendonor. Padahal manusia tidak

Page 8: Makalah transplantasi organ manusia

6

boleh membunuh dirinya, atau membiarkan orang lain membunuh dirinya;

meski dengan kerelaannya.

Allah Swt berfirman:

إيففإ فـفففـل ـفففـفلفاإاإ لفف

Dan janganlah kamu membunuh dirimu. (TQS an-Nisa [4]: 29).

Selanjutnya Allah Swt berfirman:

ف ففف ـ ـفففـنل فنف فنفلففف فنهللافاول ـفففـفلفاإاإ ف

Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,

baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah

kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan

dengan sesuatu (sebab) yang benar.(QS al-An’amف (151ف:[6]

Sebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota

tubuhnya yang dapat mengakibatkan terjadinya pencampur-adukan nasab

atau keturunan. Misalnya, donor testis bagi pria atau donor indung telur

bagi perempuan. Sungguh Islam telah melarang untuk menisbahkan

dirinya pada selain bapak maupun ibunya.

Allah Swt berfirman:

Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan

mereka. (TQS al-Mujadilah [58]: 2)

Selanjutnya Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya,

atau mengurus sesuatu yang bukan urusannya maka atas orang tersebut

adalah laknat Allah, Malaikat dan seluruh manusia”.

Sebagaiman sabda Nabi saw:

“Barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya

maka surga haram atasnya”

Begitu pula dinyatakan oleh beliau saw:

“Wanita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu

kaum padahal bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari

Allah, dia tidak akan masuk surga; dan laki-laki manapun yang menolak

anaknya padahal dia mengetahui (bahwa anak tersebut anaknya) maka

Page 9: Makalah transplantasi organ manusia

7

Allah menghijab Diri-Nya dari laki-laki tersebut, dan Allah akan

menelanjangi (aibnya) dihadapan orang-orang yang terdahulu maupun

yang kemudian”.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Ra, dia

berkata:

زفنهللاففسف ـ ف فل ـفـفللففعإ ـف:فدفـيـإفا فنفـففإفهللاف إالفهللاف فنففهللافـفـيففـشفلفوفـفف نفلفف

فنم ل ـف ـفوففهللافنفــفف عسف ل ف .ـيل

“ Kami dulu pernah berperang bersama Rasulullah sementara pada

kami tidak ada isteri–isteri. Kami berkat :”Wahai Rasulullah bolehkah

kami melakukan pengebirian ?” Maka beliau melarang kami untuk

melakukannya,”

Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal

tersebut akan mengakibatkan kemandulan; tentu hal ini bertentangan

dengan perintah Islam untuk memelihara keturunan.

Tipe donor 2

hukum Islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist

mengatakan bahwa ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak

boleh membayakan diri orang lain.” (HR. Ibnu Majah). Yakni

penjelasannya bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain untuk

keuntungan diri sendiri. Perbuatan tersebut diharamkan dengan alasan

apapun sekalipun untuk tujuan yang mulia.

Tipe Donor 3

Menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang

mengharamkan. Yangmembolehkan menggantungkan pada syarat

sebagai berikut:

1. Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang

mengancam dirinya setelah menmpuh berbagai upaya pengobatan yang

lama

Page 10: Makalah transplantasi organ manusia

8

2. Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang

lebih gawat

3. Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk

menolong bukan untuk memperjual-belikan

yang tidak membolehkan alasannya :

Seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan

organ tubuhnya atau mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena

seorang dokter tidak berhak memanfaatkan salah satu organ tubuh

seseorang yang telah meninggal dunia untuk ditransplantasikan kepada

orang yang membutuhkan. Adapun hukum kehormatan mayat dan

penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa

mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana orang

hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap pelanggaran

kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan orang

hidup.Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa Rasulullah

SAW bersabda:

فف ففإفنعل مل ففتفـفيففف ـف ففيل ففف

“Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan

tulang orang hidup” (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)

Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk

diambil jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan

kepada orang lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang

mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah

meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia berkata :

ف ف ـفنلفيـإففال إفنف ففافف فسففنعإ نفهللاـنل

“ Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil ) harta hasil

rampasan dan mencincang (mayat musuh ).”(H.R. Bukhari)

Page 11: Makalah transplantasi organ manusia

9

B. Hukum Transplantasi Organ Tubuh

Adapun dalil-dalil yang dapat dijadikan dasar dalam pengambilan

hukum trasplantasi organ tubuh, antara lain :

1. Alqur’an

Surat Al-Baqarah ayat 195 :

Artinya : “ Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan

janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan

berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berbuat baik. “

Ayat tersebut menjelaskan bahwa islam tidak membenarkan

seseorang membiarkan dirinya dalam keadaan bahaya, tanpa berusaha

mencari penyembuhan secara medis dan non medis, termasuk upaya

transplantasi , yang memberikan harapan untuk bisa bertahan hidup

dan Surat Al-Maidah ayat 32

Surat Al-Maidah ayat 2 :

Artinya : “ Dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang

manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia

semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul

Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian

banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas

dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.” Ayat tersebut menunjukkan

bahwa tindakan kemanusiaan (seperti transplantasi) sangat dihargai oleh

agama islam. Al-Maidah ayat 2

Perintah untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan

kebajikan dan taqwa ini merupakan perintah bagi seluruh manusia, yakni

hendaklah sebagian kalian menolong sebagian yang lain.

Ayat-ayat tersebut menyuruh berbuat baik kepada sesama manusia

dan saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Menyumbangkan organ

tubuh si mayit merupakan suatu perbuatan tolong menolong dalam

Page 12: Makalah transplantasi organ manusia

10

kebaikan karena memberi manfaat bagi orang lain yang sangat

memerlukannya.

2. Hadist

Hadis Nabi SAW :”Berobatlah kamu hai hamba-hamba Allah,

karena sesungguhya Allah tidak meletakkan suatu pentakit, kecuali dia

juga meletakkan obat penyembuhnya,selain penyakit yang satu, yaitu

penyakit tua.”(H.R. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Usamah Ibnu

Syuraih)

Hadist tersebut menunjukkan, bahwa wajib hukumnya berobat bila

sakit, apapun jenis dan macam penyakitnya, kecuali penyakit tua. Oleh

sebab itu, melakukan transplantasi sebagai upaya untuk menghilangkan

penyakit hukumnya mubah, asalkan tidak melanggar norma ajaran islam.

Dari dalil-dalil diatas maka dapat diambil hukum mengenai

transplantasi organ yaitu: Mengambil organ tubuh donor (jantung, mata,

ginjal) yang sudah meninggal secara yuridis dan medis hukumnya mubah,

yaitu dibolehkan menurut pandangan islam, dengan syarat bahwa resipien

dalam keadaan darurat yang mengancam jiwanya bila tidak dilakukan

transplantasi itu, sedangkan ia sudah berobat secara optimal, tetapi tidak

berhasil.

Pendapat yang mendukung transplantasi organ adalah: Hingga kini,

tidak ada ulama yang mengajukan argumen tertulis yang secara terang-

terangan mendukung transplantasi organ. Namun demikian, ulama di

berbagai belahan dunia telah menulis argumen-argumen yang mendukung

maupun mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan tengtang transplantasi

organ.

Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ

berpendapat bahwa transplantasi organ harus dipahami sebagai satu bentuk

layanan altruistik bagi sesama muslim. Pendirian mereka tentang

transplantasi organ dapat diringkas sebagai berikut:

Page 13: Makalah transplantasi organ manusia

11

a. Kesejahteraan publik (al-Mashlahah)

Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-

ketentuan berikut :

1) Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara)

penyembuhan yang bisa ditempuh.

2) Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.

3) Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan

atau dari ahli warisnya.

4) Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar

diakui oleh dokter yang reputasinya terjamin, sebelum diadakan

operasi pengambilan organ.

5) Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi

transplantasi berikut implikasnya.

b. Altruisme (al-Itsar)

Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat

islam untuk bekerja sama satu sama lain dan memperkuat ikatan

persaudaraan mereka. Dengan demikian, berdasarkan ajaran diatas,

tindakan seseorang yang masih hidup untuk mendonorka salah satu

organ tubuhnya kepada saudara kandungnya atau orang lain yang

sangat membutuhkan harus dipandang sebagai tindakan altruisme dari

orang-orang yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang

bermanfaat bagi orang lain.

c. Organ Tubuh Non muslim

Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh

nonmuslim didasarkan pada dua syarat berikut ;

1) Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang

muslim.

2) Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera

dilakukan.

Page 14: Makalah transplantasi organ manusia

12

Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram

hukumya apabila :

a. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam

keadaan hidup sehat, dengan alasan : Firman Allah dalam Alqur’an S.

Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut mengingatkan , agar jangan

gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus

memperhatikan akibatnya, yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi

diri donor, meskipun perbuatan itu mempunyai tujuan kemanusiaan

yang baik dan luhur.

b. Melakukan transplantasi dalam keadaan dalam keadaan koma.

Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera

meninggal maka transplantasi tetap haram hukumnya karena hal itu

dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah.

Dalam hadis nabi dikatakan : “ Tidak boleh membuat madharat pada

diri sendiri dan tidak boleh pula membuat madharat pada orang

lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)

c. Penjualan Organ Tubuh

Sejauh mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia,

ulama sepakat bahwa praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan berikut :

1) Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.

2) Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan

dimintai pertanggungjawaban di akhirat adalah mereka yang

menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.”

Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia

merdeka, maka selamanya si pembeli tidak memiliki hak apapun

atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiri

adalah haram.

3) Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan,

dalam arti bahwa hal tersebut dapat mengakibatkan

Page 15: Makalah transplantasi organ manusia

13

diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran

layaknya komoditi lain.

C. Aspek hukum transplantasi

Dari segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel tubuh

dipandang sebagai suatu usaha mulia dalam upaya menyehatkan dan

mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan yang

melawan hokum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan. Tetapi karena

adanya pengecualian maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana dan

dapat dibenarkan. Transplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema

etik, dimana transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor namun

di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien (resipien). Di beberapa negara

yang telah memiliki Undang-Undang Transplantasi, terdapat pembalasan

dalam pelaksanaan transplantasi, misalnya adanya larangan untuk

transplantasi embrio, testis, dan ovarium baik untuk tujuan pengobatan

maupun tujuan eksperimental. Namun ada pula negara yang mengizinkan

dilakukannya transplantasi organ-organ tersebut di atas untuk kepentingan

penelitian saja.

Diindonesia sudah ada undang undang yang membahasnya yaitu UU

No.36 Tahun 2009 mengenai transplantasi :

Pasal 64

1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui

transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh, implan obat dan/atau alat

kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel punca.

2. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk

dikomersialkan.

3. Organ dan/atau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih

apapun.

Page 16: Makalah transplantasi organ manusia

14

Pasal 65

1. Transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh

tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu

dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

2. Pengambilan organ dan/atau jaringan tubuh dari seorang donor harus

memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat

persetujuan pendonor dan/atau ahli waris atau keluarganya.

3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi

organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 66

Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan,

hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya.

Pasal 67

(1) Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya

dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan

kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengambilan dan pengiriman

spesimen atau bagian organ tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Pasal 68

(1) Pemasangan implan obat dan/atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia

hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian

dan kewenangan serta dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan pemasangan

implan obat dan/atau alat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 69

(1) Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

Page 17: Makalah transplantasi organ manusia

15

(2) Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan norma

yang berlaku dalam masyarakat dan tidak ditujukan untuk mengubah

identitas.

(3) Ketentuan mengenai syarat dan tata cara bedah plastik dan rekonstruksi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan

Peraturan Pemerintah.

Pasal 70

(1) Penggunaan sel punca hanya dapat dilakukan untuktujuan penyembuhan

penyakit dan pemulihan kesehatan, serta dilarang digunakan untuk tujuan

reproduksi.

(2) Sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh berasal dari

sel punca embrionik.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sel punca sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

D. Aspek Etik Transplantasi

Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang

pasien dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik

kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan

dalam KODEKI,yaitu:

Pasal 2.

Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut

ukuran tertinggi.

Pasal 10.

Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya

melindungi hidup insani.

Pasal 11.

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala

ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita.

Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981,pada

hakekatnya telah mencakup aspek etik,mengenai larangan memperjual

Page 18: Makalah transplantasi organ manusia

16

belikan alat atu jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi atau meminta

kompensasi material.Yang perl u diperhatikan dalam tindakan transplantasi

adalah penentuan saat mati seseorang akan diambil organnya,yang dilakukan

oleh (2) orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang

melakukan transplantasi,ini erat kaitannya dengan keberhasilan

transplantasi,karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik

hasilnya.tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan

diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat

meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan

dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti

tidak terjadi pernafasan dan denyut jantung secara spontan.pemeriksaan

dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih

objektif

Page 19: Makalah transplantasi organ manusia

17

BAB III

PENUTUP

Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Transplantasi

organ hukumnya mubah dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan situasi dan

kondisi yang dihadapi. Transplantasi ini dapat di qiyaskan dengan donor darah

dengan illat bahwa donor darah dan organ tubuh dapat dipindahkan tempatnya,

keduannya suci dan tidak dapat diperjual belikan. Tentu saja setelah perpindahan

itu terjadi maka tanggungjawab atas organ itu menjadi tanggungan orang yang

menyandangnya. Kaidah-kaidah hukum wajib dijunjung dalam melakukan

trasnplantasi ini antaranya :

Tidak boleh menghilangkan bahaya dengan menimbulkan bahaya lainnya artinya :

1. organ tidak boleh diambil dari orang yang masih memerlukannnya

2. Sumber organ harus memiliki kepemilikan yang penuh atas organ yang

diberikannnya, berakal, baligh, ridho dan ikhlas dan tidak mudharat bagi

dirinya.

3. Tindakan transplantasi mengandung kemungkinan sukses yang lebih besar

dari kemungkinan gagal.

4. Organ manusia tidak boleh diperjualbelikan sebab manusia hanya memperoleh

hak memanfaatkan dan tidak sampai memiliki secara mutlak.

Page 20: Makalah transplantasi organ manusia

18

DAFTAR PUSTAKA

Yasin, M. Nua’aim . 2001 . Fiqih Kedokteran . Jakarta : Pustaka Al-Kautsar

Mohsin Ebrahim, Abdul Fadl . 2004 . Tela’ah Fiqih dan Bioetika Islam . Jakarta :

PT Serambi Ilmu Semesta Nata, Abuddin . 2006 . Masail Al-Fiqhiyah . Jakarta : Kencana Prenada Media

Group Khotib, Akhmad . 2008 . Tafsir Al-Qurthubi . Jakarta : Pustaka Azam

http ://Konsultasi . WordPress . Com/2007/01/13/ Transplantasi –Organ- 2/ Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. Fikih kesehatan. Penerbit Serambi. Jakarta. 2007 Hanafiah,Jusuf.1999.Etika Kedokteran dan Hukum

Kesehatan.Jakarta:EGC

http://meetabied.wordpress.com/2009/11/02/hukum-kloning-tranplantasi-organ-abortus-dan-bayi-tabung-menurut- islam/

http://fosmik-unhas.tripod.com/buletin.html