transplantasi hati new

34
TRANSPLANTASI HATI (Makalah Kapita Selekta Biokimia) Oleh 1. Fitriyanti (0917011029) 2. Miftahul Jannah (0917011012) 3. Rizki Yuliandari (0917011013) 4. Stephanie Oktiana (0917011057) 5. Adek purnawati (0817011014) 6. Miftasani (0817011041) 7. Musrifatun (0817011044) Jurusan Kimia Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Upload: yuppie-uppi

Post on 24-Jul-2015

1.170 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transplantasi Hati New

TRANSPLANTASI HATI

(Makalah Kapita Selekta Biokimia)

Oleh

1. Fitriyanti (0917011029)

2. Miftahul Jannah (0917011012)

3. Rizki Yuliandari (0917011013)

4. Stephanie Oktiana (0917011057)

5. Adek purnawati (0817011014)

6. Miftasani (0817011041)

7. Musrifatun (0817011044)

Jurusan Kimia

Fakutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung

2012

Page 2: Transplantasi Hati New

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak di bagian atas rongga

perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Hati mempunyai tugas penting

yang rumit demi kelangsungan seluruh fungsi kesehatan tubuh. Dalam sistem

pencernaan, hati berperan mensekresikan empedu yang memegang peranan

penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sedangkan dalam

sistem eksresi, hati berperan membantu fungsi ginjal dengan cara memecah

beberapa senyawa yang bersifat racun yang dikeluarkan dalam bentuk amonia,

urea, dan asam urat. Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut

proses detoksifikasi.

Penting bagi kita untuk selalu menjaga kesehatan hati karena terdapat beberapa

jenis penyakit yang dapat menyerang hati diantaranya hepatitis, sirosis, dan

kanker hati. Ketiga penyakit ini termasuk penyakit hati yang sering terjadi.

Penyembuhan sirosis bisa ditangani dengan melakukan transplantasi hati atau

cangkok hati.

Transplantasi hati pada dasarnya adalah mengganti hati yang rusak dengan hati

yang sehat, bisa dari donor cadaver (mayat) maupun dari donor living (hidup).

Hati pendonor diambil sebagian dan didonorkan kepada yang sakit. Sementara

organ hati si penerima donor harus diangkat seluruhnya karena sudah tidak

berfungsi dengan baik. Transplantasi hati ditempuh untuk menghindari ancaman

kematian. Proses transplantasi akan memperpanjang daya tahan hidup dan

produktivitas pasien sampai perpanjangan usia 1 tahun atau bahkan mencapai 3-8

Page 3: Transplantasi Hati New

tahun. Hal ini tergantung perawatan sebelum, selama, maupun sesudah

transplantasi hati .

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang transplantasi

hati.

Page 4: Transplantasi Hati New

II. ISI

1. Hati

Hati (bahasa Yunani:hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh. Hati

adalah organ tunggal dalam tubuh yang berukuran paling besar dan kompleks

dengan bobot sekitar 2 kg. Hati berfungsi mengatur komposisi darah, terutama

jumlah gula, protein, dan lemak yang masuk dalam peredaran darah. Hampir

semua zat makanan yang diserap melalui usus diproses dalam hati. Selain untuk

mengubah zat makanan menjadi bentuk yang dapat digunakan tubuh.

Organ hati dapat mendetoksifikasi darah dengan cara memisahkan obat-obatan

dan bahan kimia atau metabolit yang berpotensi merusak dari aliran darah. Hati

juga menyingkirkan bilirubin (senyawa pigmen berwarna kuning yang merupakan

produk katabolisme enzimatik biliverdin oleh biliverdin reduktase) dari darah lalu

mengubahnya sehingga dapat dikeluarkan ke empedu dan akhirnya lewat feses.

Gambar 1. Hati manusia

Page 5: Transplantasi Hati New

Sebagai kelenjar, hati menghasilkan:

empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu merupakan cairan

kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang

telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau

diekskresi ke duodenum. Empedu mengandung kolesterol, garam mineral,

garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu berguna

untuk mencerna lemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi

lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat

yang larut dalam air. Apabila saluran empedu di hati tersumbat, empedu

masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita menjadi kekuningan.

Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.

sebagian besar asam amino

faktor koagulasi I, II, V, VII, IX, X, XI

protein C, protein S dan anti-trombin

kalsidiol

trigliserida melalui lintasan lipogenesis

kolesterol

insulin-like growth factor 1 (IGF-1), sebuah protein polipeptida yang

berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan

tetap memiliki efek anabolik pada orang dewasa.

enzim arginase yang mengubah arginina menjadi ornitina dan urea.

Ornitina yang terbentuk dapat mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.

trombopoietin, sebuah hormon glikoprotein yang mengendalikan produksi

keping darah oleh sumsum tulang belakang.

Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama

sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang

mampu mengambil alih tugas ini.

albumin, komponen osmolar utama pada plasma darah.

angiotensinogen, sebuah hormon yang berperan untuk meningkatkan

tekanan darah ketika diaktivasi oleh renin, sebuah enzim yang disekresi

Page 6: Transplantasi Hati New

oleh ginjal saat ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular

apparatus.

enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat transferase dan

laktat dehidrogenase

Selain melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada

umumnya, hati juga berperan dalam metabolisme karbohidrat yang lain:

Glukoneogenesis, sintesis glukosa dari beberapa substrat asam amino,

asam laktat, asam lemak non ester dan gliserol. Pada manusia dan

beberapa jenis mamalia, proses ini tidak dapat mengkonversi gliserol

menjadi glukosa. Lintasan dipercepat oleh hormon insulin seiring dengan

hormon tri-iodotironina melalui pertambahan laju siklus Cori.[17]

Glikogenolisis, lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa untuk

kemudian dilepaskan ke darah sebagai respon meningkatnya kebutuhan

energi oleh tubuh. Hormon glukagon merupakan stimulator utama kedua

lintasan glikogenolisis dan glukoneogenesis menghindarikan tubuh dari

simtoma hipoglisemia. Pada model tikus, defisiensi glukagon akan

menghambat kedua lintasan ini, namun meningkatkan toleransi glukosa.[18]

Lintasan ini, bersama dengan lintasan glukoneogenesis pada saluran

pencernaan dikendalikan oleh kelenjar hipotalamus.[19]

Glikogenesis, lintasan anabolisme glikogen dari glukosa.

Dan pada lintasan katabolisme:

degradasi sel darah merah. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya

dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme. Zat besi dan globin didaur

ulang, sedangkan heme dirombak menjadi metabolit untuk diekskresi

bersama empedu sebagai bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau

kebiruan. Di dalam usus, zat empedu ini mengalami oksidasi menjadi

urobilin sehingga warna feses dan urin kekuningan.

degradasi insulin dan beberapa hormon lain.

Page 7: Transplantasi Hati New

degradasi amonia menjadi urea

degradasi zat toksin dengan lintasan detoksifikasi, seperti metilasi.

Hati juga mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:

vitamin A (cadangan 1–2 tahun)

vitamin D (cadangan 1–4 bulan)

vitamin B12 (cadangan 1-3 tahun)

zat besi

zat tembaga.

2. Penyakit pada hati

Hati merupakan organ yang menopang kelangsungan hidup hampir seluruh organ

lain di dalam tubuh. Oleh karena lokasi yang sangat strategis dan fungsi multi-

dimensional, hati menjadi sangat rentan terhadap datangnya berbagai penyakit.

Contoh-contoh kelainan pada hati adalah :

Hepatitis (Radang hati), biasanya disebabkan oleh virus seperti hepatitis

A, B, dan C. Hepatitis dapat memiliki penyebab non-infeksi seperti minum

alkohol, obat-obatan, reaksi alergi, atau obesitas.

Fibrosis adalah lanjutan dari radang hati. Setelah meradang, hati mencoba

memperbaiki dengan membentuk bekas luka atau parut kecil. Parut ini

disebut “fibrosis”, yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya.

Sirosis merupakan kerusakan hati jangka panjang yang mengakibatkan

jaringan parut semakin banyak terbentuk dan mulai menyatu (permanent)..

Hati kemudian menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kanker Hati merupakan tahap lanjutan dari sirosis. Ada beberapa jenis

kanker hati, yaitu:

1. Hepatoseluler Karsinoma (HCC) merupakan bentuk paling umum dari

kanker hati pada orang dewasa. Pasien Hepatitis C kronis memiliki

resiko lebih tinggi untuk menderita kanker jenis ini. Kanker ini dimulai

dalam hepatosit, yaitu jenis sel hati utama. HCC dapat memiliki pola

Page 8: Transplantasi Hati New

pertumbuhan yang berbeda. Beberapa bermula sebagai tumor tunggal

yang tumbuh membesar dan pada akhirnya penyakit ini tidak menyebar

ke bagian lain dari hati. Sedangkan lainnya bermula di banyak tempat

di seluruh hati, bukan sebagai tumor tunggal. Hal ini paling sering

terlihat pada orang dengan sirosis hati dan merupakan pola yang paling

umum terlihat, khususnya di negara-negara maju dimana konsumsi

alkohol tinggi.

2. Kanker saluran empedu (cholangiocarcinomas) merupakan kanker

saluran empedu. Kanker ini dimulai pada saluran empedu.

3. Kanker yang dimulai di pembuluh darah di hati (angiosarcomas dan

hemangiosarcomas) adalah jenis kanker langka yang dimulai di dalam

pembuluh darah hati. Tumor ini tumbuh cepat. Seringkali pada saat

ditemukan mereka sudah menyebar sehingga tidak dapat diangkat.

Pengobatan mungkin membantu memperlambat penyakit, tetapi

kebanyakan pasien tidak tinggal lebih dari setahun setelah kanker ini

ditemukan.

4. Hepatoblastoma merupakan kanker yang sangat jarang terjadi, biasanya

ditemukan pada balita. Pengobatan utamanya adalah dengan operasi

dan kemoterapi. Penyakit ini memiliki kelangsungan hidup hingga 90%

bila ditemukan pada stadium awal.

Stadium Kanker Hati

Sebelum menyarankan opsi pengobatan dokter biasanya perlu mengetahui

stadium kanker hati Ada empat tahap kanker hati:

# Stadium I: Kanker hati bersifat lokal dan bisa diangkat/dioperasi. Tumor

berukuran 2 cm atau kurang, terletak di daerah tunggal hati dan dapat

dilakukan pembedahan. Tumor jinak hati yang umum adalah

Hemangioma, Hepatik adenoma, Focal nodular, hyperplasia, Kista,

Lipoma, Fibroma, dan Leiomyoma.

# Stadium II: Kanker hati masih bersifat lokal dan dapat dioperasi. Pada

tahap ini, kanker hadir dalam satu atau lebih lokasi di hati dan berukuran

Page 9: Transplantasi Hati New

> 2 cm,tetapi tidak menyebar ke kelenjar getah bening atau pembuluh

darah yang berdekatan.

# Stadium III: Pada tahap ini, kanker belum menyebar ke organ tubuh

lainnya atau kelenjar getah bening. Biasanya ukuran tumor sudah 6 cm.

# Stadium IV: Pada tahap ini, kanker hadir di lebih dari satu lobus hati,

berukuran > 6cm, dan mungkin sudah menyebar ke kelenjar getah bening

yang berdekatan, organ lain (kecuali kantong empedu) dan struktur

(seperti peritoneum), serta tumbuh ke dalam atau di sekitar pembuluh

darah utama.

Gambar 2. Tahapan Penyakit Hati

Gambar 3. Hati yang Terkena Kanker

Kegagalan hati: Sewaktu sirosis bertambah parah, hati tidak dapat

menyaring kotoran, racun, dan obat yang ada dalam darah. Hati tidak lagi

dapat memproduksi “clotting factor” untuk menghentikan pendarahan.

Cairan tubuh terbentuk pada abdomen dan kaki dan pendarahan pada usus

sering terjadi. Pada titik ini, transplantasi hati adalah pilihan satu-satunya.

Page 10: Transplantasi Hati New

Ascites adalah dampak dari sirosis. Ascites merupakan kebocoran cairan

dari hati ke dalam perut yang menyebabkan perut buncit dan berat.

Batu empedu, jika batu empedu terjebak dalam saluran empedu yang

mengeringkan hati, akibatnya dapat terjadi hepatitis dan infeksi saluran

empedu (kolangitis).

Hemochromatosis, yaitu adanya besi yang terdeposit dalam hati sehingga

dapat merusak hati.

Kolangitis sclerosing Primer merupakan sebuah penyakit langka dengan

penyebab yang tidak diketahui, kolangitis sclerosing primer menyebabkan

peradangan dan jaringan parut pada saluran empedu di hati.

Sirosis bilier Primer adalah kelainan yang terjadi akibat rusaknya saluran

empedu di hati yang menyebabkan sirosis.

3. Penyebab Kanker Hati dan Gejala-Gejalanya

Penyebab kanker hati sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun

kanker hati kanker hati primer (karsinoma hepatoseluler) cenderung terjadi pada

hati yang rusak karena cacat lahir, infeksi kronis akibat penyakit seperti hepatitis

B dan C, hemochromatosis (terlalu banyaknya kadar besi dalam hati) dan sirosis

hati. Lebih dari 50% orang yang terdiagnosa kanker hati primer, telah mengalami

sirosis hati. Mereka yang menderita kondisi genetik yang disebut

hemochromatosis memiliki risiko yang lebih besar.

Selain dari virus hepatitis, kanker hati dapat disebabkan oleh zat-zat berikut antara

lain herbisida, aflatoksin (sejenis jamur tanaman pada gandum & palawija), dan

bahan kimia tertentu seperti vinil klorida dan arsen. Faktor lainnya penyebab

kanker hati, adalah:

Jenis kelamin (pria/wanita), biasanya pria lebih beresiko tinggi kanker hati

daripada wanita.

Pola hidup, misalnya tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang, tidak

buang air besar pada pagi hari, tidak makan pagi, terlalu banyak

Page 11: Transplantasi Hati New

mengkonsumsi obat-obatan atau narkoba, terlalu banyak mengkonsumsi

bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis

buatan, mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang, merokok

atau menjadi perokok pasif, juga mengkonsumsi alkohol.

Berat badan atau Obesitas dapat meningkatkan resiko terkena kanker hati.

Ras, umumnya kanker hati terjadi pada ras Asia dan Oceania.

Penggunaan steroid anabolic, hormon yang disalahgunakan oleh para atlet

untuk mengembangkan otot ini, sedikit dapat meningkatkan resiko kanker

hati dalam jangka panjang.

Riwayat diabetes, studi telah menyatakan adanya hubungan antara diabetes

dan kanker hati.

Penyakit metabolik yang diwariskan terbukti dapat meningkatkan resiko

kanker hati

Penyakit langka, penelitian telah menemukan hubungan antara kanker hati

dan beberapa penyakit langka seperti defisiensi alfa-1-antitrypsin,

tyrosinemia, dan penyakit Wilson.

Kanker hati seringkali tidak menimbulkan gejala. Ketika kanker bertambah besar,

mungkin akan trelihat satu atau lebih dari gejala umum ini:

Rasa sakit di perut bagian atas di sisi kanan

Sebuah benjolan atau rasa berat di perut bagian atas

Bengkak (kembung) pada perut

Kehilangan nafsu makan dan perut terasa penuh

Penurunan berat badan tanpa sebab jelas

Kelelahan kronis

Mual dan muntah

Kulit dan mata berwarna kuning, tinja pucat, dan urine berwarna gelap

Demam

Page 12: Transplantasi Hati New

4. Jenis- jenis Pemeriksaan pada Hati

Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling

dikenal oleh masyarakat. Hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function

Index) berupa SGOT dan SGPT . SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling

banyak ditemui didalam sel-sel hati. Tidak adanya peningkatan angka SGOT dan

SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati.

Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati,

maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT

dan SGPT didalam darah meningkat. Pada stadium awal kanker hati, indeks hati

juga tidak akan mengalami kenaikan, karena pada masa-masa pertumbuhan

kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati.

Kerusakan ini hanya secara skala kecil sehingga angka SGOT dan SGPT mungkin

masih dalam batas normal. Hal ini sering menyebabkan terjadinya

kesalahpahaman tentang kondisi hati. Untuk itu perlu dilakukan tes lanjutan,

yaitu:

a. Tes Darah:

Panel Fungsi hati, terdiri dari berbagai pemeriksaan darah untuk

meneliti seberapa baik hati bekerja.

ALT (Alanin aminotransferase), adanya peningkatan level ALT

dapat membantu dalam mengidentifikasi penyakit ataupun

kerusakan hati dari berbagai penyebab, termasuk hepatitis.

AST (aspartate aminotransferase), adanya kenaikan ALT

mengharuskan pemeriksaan AST dilakukan untuk mengecek

kerusakan hati yang lain.

Alkali fosfatase, adanya alkali fosfatase dengan kadar tinggi dalam

sel-sel yang mensekresi empedu pada hati menyebabkan aliran

empedu dari hati terblokir.

Bilirubin, adnya tingkat bilirubin yang tinggi menunjukkan adanya

masalah dengan hati.

Page 13: Transplantasi Hati New

Albumin, sebagai bagian dari tingkat protein total, albumin

membantu menentukan seberapa baik hati bekerja.

Amonia, kadar amonia dalam darah meningkat menunjukkan hati

tidak berfungsi dengan baik.

Hepatitis A tes sebagai pengujian fungsi hati serta antibodi untuk

mendeteksi virus hepatitis A.

Hepatitis B tes sebagai pengujian antibodi untuk menentukan

apakah terinfeksi virus hepatitis B.

Hepatitis C tes sebagai tes darah untuk menentukan apakah

terinfeksi virus hepatitis C.

Prothrombin Time (PT) and Partial tromboplastin Time (PTT),

biasanya dilakukan untuk memeriksa adanya masalah pembekuan

darah.

b. Tes Imaging:

USG Abdomen, berfungsi untuk menguji banyak kondisi hati,

termasuk kanker, sirosis, atau batu empedu.

CT scan abdomen dapat memberikan rincian gambar mengenai hati

dan organ perut lainnya.

Biopsi hati biasanya dilakukan setelah tes-tes lainnya, seperti tes

darah ataupun USG, tujuannya adalah untuk mengecek adanya

massa tumor pada hati.

Scan Hati dan pankreas menggunakan bahan radioaktif untuk

membantu mendiagnosis sejumlah kondisi, termasuk abses, tumor,

dan masalah fungsi hati lainnya.

5. Transplantasi Hati

Berbagai  penyakit hati mulai dari sirosis hingga kanker hati terus meningkat.

Transplantasi hati atau cangkok hati menjadi salah satu alternatif penyembuhan

untuk meningkatkan harapan hidup penderitanya. Transplantasi hati adalah

pengangkatan total hati yang sakit dan menggantinya dengan organ donor yang

Page 14: Transplantasi Hati New

lebih sehat. Pengangkatan hati yang sakit akan menyediakan tempat bagi hati

yang baru dan memungkinkan rekonstruksi anatomis vaskuler hati serta saluran

bilier mendekati keadaan normal.

Dewasa ini, transplantasi hati dilakukan hanya pada saat hati telah memasuki

jenjang akhir suatu penyakit, atau telah terjadi disfungsi akut yang disebut 

fulminant hepatic failure. Kasus transplantasi hati pada manusia umumnya

disebabkan oleh sirosis hati akibat dari hepatitis kronis, ketergantungan

alkohol,atau hepatitis otoimun. Transplantasi hati digunakan untuk mengatasi

penyakit hati stadium terminal yang mengancam jiwa penderita setelah bentuk

terapi yang lain tidak mampu menanganinya. Sebelum transplantasi hati

dilakukan,diperlukan terapi imunosupresif yang intensif yang disebut preparative

regimen atau conditioning untuk mencegah penolakan organ donor oleh sistem

kekebalan inang. 

Teknik umum transplantasi hati yang digunakan adalah transplantasi ortotopik,

yaitu penempatan organ donor pada posisi anatomik yang sama dengan posisi

awal organ sebelumnya. Transplantasi hati berpotensi dapat diterapkan, hanya jika

penerima organ donor tidak memiliki kondisi lain yang memberatkan,

seperti kanker metastatis di luar organ hati, ketergantungan pada obat-obatan atau

alkohol. Organ donor, disebut allograft, biasanya berasal dari manusia lain yang

baru saja meninggal dunia akibat cedera otak traumatik (cadaverik). Teknik

transplantasi lain menggunakan organ manusia yang masih hidup,

operasi hepatektomi yaitu dengan mengangkat 20% hati pada segmen Coinaud 2

dan 3 dari organ donor dari orang dewasa untuk didonorkan kepada seorang anak.

Prosedur yang akan dilalui penerima dalam proses transplantasi hati yaitu evaluasi

sebelum dan sesudah transplantasi (termasuk prosedur dan tes yang berhubungan

dengan medis dan psikososial). Setelah itu,penerima dan pendonor akan dioperasi

secara bersamaan oleh dua tim transplantasi termasuk dokter ahli bedah, ahli bius,

suster dan teknisi pada dua ruangan operasi yang terpisah. Dokter ahli bedah akan

Page 15: Transplantasi Hati New

mengambil satu bagian dari hati – antara 40% - 60 % – tergantung usia penerima.

Bagian hati yang sudah diambil itu akan dibersihkan dengan bahan pengawet dan

didinginkan pada es.

Hati yang sudah dicangkok kemudian ditransplantasikan kepada penerima

sesegera mungkin untuk memastikan bahwa hati tersebut akan berfungsi dengan

baik setelah ditransplant. Proses operasi untuk pendonor – dari ketika

pembedahan dilakukan untuk memindahkan liver dan penjahitan kembali

memerlukan waktu enam sampai delapan jam.

Dokter bedah yang lain akan mengeluarkan hati yang sudah rusak dari penerima,

membiarkan pembuluh darah utama dijepit dan ditaruh pada tempatnya. Ketika

cangkokan hati telah tersedia, dokter bedah akan meletakkannya ke dalam rongga

perut dan memprosesnya untuk dihubungkan dengan pembuluh darah utama.

Setelah ini siap dilakukan, dokter radiologi akan melakukan ultrasound scan untuk

memastikan bahwa darah mengalir ke dalam hati yang baru. Operasi transplantasi

pada penerima memerlukan waktu sebanyak delapan sampai dua belas jam.

Setelah transplantasi, penerima organ harus mendapat obat penekan sistem

kekebalan (imunosupresan) yang kuat untuk mencegah penolakan organ baru.

Proses operasi transplantasi hati

Page 16: Transplantasi Hati New

Selain itu, ada pula teknik transplantasi hati parsial yang baru bernama auxiliary

partial orthotopic liver transplantation (APOLT). Teknik transplantasi baru

tersebut juga memungkinkan beberapa pasien tertentu untuk tidak perlu lagi

menjalani terapi imunosupresan yang dilakukan untuk mencegah sistem

kekebalan menyerang dan merusak organ hati yang didonorkan kepada mereka.

Karena, dalam teknik tersebut organ hati yang rusak cukup dihilangkan setengah

hingga tiga perempat bagian saja untuk kemudian digantikan dengan organ hati

yang didonorkan ke si pasien. Namun, keterbatasan teknik tersebut adalah pasien

yang menderita gagal hati kronis, sirosis, dan luka di organ hati tidak dapat

menjalani teknik itu.

Ada beberapa kendala yang ditemui ketika melakukan transplantasi hati, yaitu

sulitnya mencari donor yang mau menyumbangkan organ hatinya, ada atau

tidaknya kecocokan organ donor dengan pertahanan tubuh penerima

(kompatibilitas), dan rumitnya teknik pemasangan organ hati. Transplantasi hati

juga akan disertai dengan komplikasi yang menyertai prosedur bedah yang lama,

terapi imunosuperesif, infeksi dan berbagai kesulitan teknis yang dihadapi selama

melakukan rekonstruksi pembuluh darah dan saluran empedu. Keberhasilan

transplantasi hati bergantung pada kebersihan terapi imunosupresi, preparatrin,

kortikosteroid, azathioprin,dan antibodi monoklonal. Oleh karena itu, pasien

kanker hati dianjurkan untuk menjalani kemoterapi sistemik atau terapi radiasi

bersama dengan transplantasi hati.

Keberhasilan pencangkokan organ terletak pada kendali sistem imun untuk

mengizinkan proses adaptasi pencangkokan tersebut dan mencegah proses

penolakan. Gen-gen merupakan alasan utama pengenalan antigen-antigen asing.

Major Histocompatibility Complex (MHC), berada pada lengan pendek

kromosom 6. Gen-gen MHC manusia mencerminkan molekul-molekul

permukaan sel disebut alloantigen atau dikenal sebagai HLA. Molekul-molekul

permukaan sel bersifat bersifat polimorfik dan memungkinkan sistem imun untuk

mengenal antigen sendiri dan asing.

Page 17: Transplantasi Hati New

Gen-gen MHC, diwariskan menurut model Mendelian klasik, terdiri dari MHC

kelas I dan MHC kelas II. Berikut penjelasannya:

HLA kelas I yaitu HLA-A, HLA-B & HLA-C ditemukan pada semua

permukaan sel. HLA kelas I mengikat antigen protein asing, termasuk

jaringan/tissu yang dicangkok, dikenal oleh sel T antigen spesifik.

Molekul MHC/HLA kelas I biasanya dikenal oleh CD8+ sel T sitotoksik.

HLA kelas II yaitu HLA-DR,HLA-DP, HLA-DQ, ditemukan hanya pada

sel-2 yang mengenali antigen seperti limfosit B, makrofag,sel-2 dendrit

dari organ-organ limfoid. Molekul HLA kelas II dominan mengawali

respon imun terhadap antigen pengcangkokan asing.

Penolakan dari pencangkokan merupakan proses dari sistem imun si penerima

pencangkokan menyerang organ yang dicangkok. Hal ini dikarenakan sistem

imun yang normal dan sehat dapat membedakan organ asing untuk

menghancurkannya, misalnya sistem organisme menghancurkan bakteri dan virus

yang menginfeksinya.

Antigen MHC/HLA merupakan alasan utama penolakan secara genetik dari

penerima cangkokan terhadap organ asing. Alloantigen ini dibawa

ke sel T oleh HLA kompleks yang menentukan kecepatan penolakan ini

akan terjadi.

1. Hiperakut merupakan respon mediasi komplemen pada penerima dengan

antibodi yang telah ada pada donor (antibodi tipe darah ABO) terjadi

dalam hitungan menit sehingga cangkokan tersebu.harus segera dibuang.

Hal ini berfungsi untuk mencegah respons inflamasi sistemik yang parah.

2. Penolakan Akut umumnya terjadi 5-10 hari setelah pencangkokan dan

dapat menghancurkan cangkokan tesebut apabila tidak diketahui dan

dirawat. Obat penekan sistem imun sangat efektif mencegah tipe

penolakan ini. Hal ini berhasil 60-75% pencangkokan ginjal pertama dan

50-60% pada pencangkokan hati.

Page 18: Transplantasi Hati New

3. Penolakan Kronis

Penolakan jangka panjang diakibatkan oleh respons imun alloreaktif

penerima. Hal ini dapat terjadi pada semua tipe cangkokan seperti

pengcangkokan jantung, paru, ginjal,dan lain-lain.

Mekanisme penolakan Sel T berperan utama dalam proses penolakan. Setelah

distimulasi, efektor CD4+ sel T menghasilkan sitokin (antara lain interleukin -2

yang menyediakan signal untuk Sel T sitotoksik dan sel T helper. IL-2 juga

meningkatkan ekspansi klonal sel T ,yang membantu dalam proses penolakan

Sitokin yang lain juga dihasilkan dalam proses respons untuk mendeteksi antigen

asing. Pengenalan antigen transplantasi oleh sel T Helper

disebut“allorecognition”.

Penyembuhan dari penolakan biasanya menggunakn terapi Imunosupresif.

Tujuan terapi imunosupresif setelah transplantasi berfungsi untuk mencegah

“Alloregnition” dan menyerang terus menerus kepada organ transplantasi. Ada 4

imunosupresif yang dipakai, yaitu Antilimfosit, Antimetabolit,Glucocorticoids ,

dan inhibitor kalsineurin.

Obat-obat  ini banyak digunakan untuk mempertahankan organ hati,yaitu:

1.Kortikosteroid

Diberikan setelah revaskularisasi jaringan hati donor. Turunkan secara

tapering dosis obat ini sampai mencapai baseline yang dapat

mempertahankan jaringan hati donor

2. Siklosporin dan Takrolimus

Diberikan sebelum memulai dan setelah tindakan transplantasi. Jika tidak

dapat mentoleransi obat ini dapat ditambahkan azatioprin untuk mencapai

efek imunosupresi yang adekuat. Beberapa bulan setelah kondisi jaringan

hati donor stabil, turunkan dosis obat secara gradual.

Page 19: Transplantasi Hati New

3.Imunosupresan lainnya

Dapat digunakan mycophenolat mofetil, serolimus, antilymphocyte

antibody, dan specific monoclonal antibody sebagai alternative kombinasi

atau jika terdapat kontraindikasi pemberian obat diatas.

Gambar 4. Keadaan hati sebelum dan sesudah transpalntasi

Proses transplantasi akan memperpanjang daya tahan hidup dan produktivitas

pasien. Sampai saat ini ,perpanjangan usia 1 tahun yang dicapai dengan

transplantasi hati mengalami peningkatan (50%), bahkan perpanjangan usia

mencapai 3-8 tahun. Hal ini tergantung dari banyak faktor, terutama perawatan

dan manajemen sebelum, selama, maupun sesudah transplantasi hati oleh tim ahli

hepatologi dan ganstroenterologis.

6. Regenerasi Hati

Hati mempunyai kemampuan yang menakjubkan untuk tumbuh kembali. Hati

pendonor akan tumbuh kembali ke ukuran utuhnya dalam waktu beberapa minggu

setelah operasi tanpa mempengaruhi fungsi normalnya. Hati yang sudah

ditransplantasi juga akan tumbuh menjadi ukuran yang seharusnya dalam tubuh

penerima. Walaupun operasi pada pendonor aman dan sering tidak memerlukan

transfusi darah, tetapi kemungkinan komplikasi tetap ada (sebanyak 15 persen)

dan kematian (sebanyak 0.05 persen) untuk semua pendonor yang potensial.

Page 20: Transplantasi Hati New

Kemampuan hati untuk melakukan regenerasi merupakan suatu proses yang

sangat penting agar hati dapat pulih dari kerusakan yang ditimbulkan dari

proses detoksifikasi dan imunologis. Regenerasi tercapai dengan interaksi yang

sangat kompleks antara sel yang terdapat dalam hati, antara lain hepatosit, sel

Kupffer, sel endotelial sinusoidal, sel Ito dan sel punca; dengan organ ekstra-

hepatik, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,pankreas,duodenum,dan

hipotalamus.

Regenerasi hati setelah hepatektomi parsial merupakan proses yang sangat rumit

di bawah pengaruh perubahan hemodinamika, modulasi sitokina , hormon faktor

pertumbuhan dan aktivasi faktor transkripsi, yang mengarah pada proses mitosis.

Hormon PRL yang disekresi olehkelenjar hipofisis menginduksi respon

hepatotrofik sebagai mitogen yang berperan dalam proses proliferasi dan

diferensiasi. PRL memberi pengaruh kepada peningkatan aktivitas faktor

transkripsi yang berperan dalam proliferasi sel, seperti AP-1, c-Jun dan STAT-3;

dan diferensiasi dan terpeliharanya metabolisme, seperti C/EBP-alfa, HNF-1,

HNF-4 dan HNF-3. c-Jun merupakan salah satu protein penyusunAP-1.

Induksi NF-κB pada fase ini diperlukan untuk mencegah apoptosis dan memicu

derap siklus sel yang wajar. Pada masa ini, peran retinil asetat menjadi sangat

vital, karena fungsinya yang menambah massa DNA dan protein yang

dikandungnya.

Page 21: Transplantasi Hati New

III. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada makalah dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hati mempunyai tugas penting yang rumit demi kelangsungan seluruh

fungsi kesehatan tubuh yaitu sebagai organ eskresi dan organ

pencernaan.

2. Penyebab penyakit hati yang utama adalah virus (hepatits A,B, dan C)

sedangkan penyakit lainnya sebagian besar merupakan kelanjutan

penyakit hati akibat serangan virus tersebut.

3. Transplantasi hati adalah pengangkatan total atau sebagian hati yang

sakit dan menggantinya dengan organ donor yang lebih sehat.

4. Transplantasi hati digunakan untuk mengatasi penyakit hati stadium

terminal yang mengancam jiwa penderita setelah bentuk terapi yang

lain tidak mampu menanganinya.

5. Terapi imunosupresan pasca operasi perlu dilakukan untuk mencegah

sistem kekebalan menyerang dan merusak organ hati yang didonorkan.

6. Hati mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembali baik pada hati

pendonor maupun hati yang sudah ditransplantasi.

Page 22: Transplantasi Hati New

DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : EGC

http://jadiberita.com/transplantasi-hati-sejarah-baru-dunia-kedokteran-indonesia/

diakses 20:39 WIB tanggal 14/03/2012

http://detikhealth.com/risiko-kanker-berlipat-ganda-setelah-transplantasi-organ/

diakses 22:41 WIB tanggal 14/03/2012

http://wikipedia.com/pengertian-hati/ diakses 20:00 WIB tanggal 12/03/2012

http://RajaPembalut.com/Pengobatan-Kanker-Hati.html/ diakses 19.20 WIB

tanggal 12/03/2012

http://askep45kesehatan.blogspot.com/transplantasi-hati.html/ diakses 19:00 WIB

tanggal 13/03/2012

http://lifestyle.okezone.com/transplantasi-hati-jalan-terakhir-pengobatan-hati/

diakses 19:10 WIB tanggal 13/02/2012

http://lpkijateng.files.wordpress.com/liver-sequels.jpg/ diakses 20:03 WIB

tanggal 13/03/2012

Page 23: Transplantasi Hati New