maisura-pengguguran kandungan
DESCRIPTION
tulisanTRANSCRIPT
Pengguguran Kandungan
a. Definisi
Pengguguran kandungan atau yang biasa disebut dengan aborsi adalah
terminasi (berakhirnya) proses kehamilan sebelum umur kehamilan 20 minggu
(dihitung dari hari pertama menstruasi berakhir) atau berat janin kurang dari 500
gram, dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten sehingga menimbulkan
banyak komplikasi bahkan kematian (Untung, 2007). Sedangkan menurut
Kusmaryanto (2002), aborsi adalah penghentian dan pengeluaran hasil kehamilan
dari rahim sebelum janin bisa hidup diluar kandungan (viability). Berdasarkan
pelaksanaannya, aborsi dibagi menjadi 2 yaitu (Sinaga, 2007):
1. Abortus aman (safe abortion), upaya untuk terminasi kehamilan muda.
Pelaksanaan tindakan tersebut dilakukan oleh petugas medis yang mempunyai
cukup keahlian, dilakukan dengan peralatan dan prosedur standar yang aman
sehingga tidak membahayakan keselamatan jiwa pasien.
2. Abortus tidak aman (unsafe abortion), upaya terminasi kehamilan muda.
Pelaksanaan tindakan tersebut tidak dilakukan oleh orang-orang yang tidak
mempunyai cukup keahlian, tidak memiliki peralatan dan prosedur standar
yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
b. Insidensi
Banyak negara yang tidak mengakui bahwa aborsi adalah masalah
kesehatan, kejadian aborsi yang tidak aman sangat tinggi dengan masalah
komplikasinya baik fisik maupun mental. Secara fisik aborsi yang dilakukan
secara tidak aman mengakibatkan rahim bisa cacat atau robek sehingga harus
diangkat, infeksi, perdarahan serta kematian. Ketika komplikasi ini terjadi barulah
orang melihat sebagai sektor kesehatan, namun seringkali pada saat itu
pertolongan medis yang diberikan sudah terlambat (Kartono, 2007).
Hasil penelitian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun
2004 menunjukan bahwa perempuan yang melakukan aborsi lebih banyak
berstatus kawin. Mereka melakukan aborsi karena tidak ingin mempunyai anak
lagi atau ingin menjarangkan kelahiran tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Pada tahun 2001 tercatat ada 14,6% perempuan yang kebutuhan KB nya tidak
terpenuhi. Penyebab masih tingginya angka ini karena kualitas informasi dan
pelayanan KB masih rendah serta masih kurangnya pelayanan KB pasca
persalinan. Tingginya unmet need dapat berakibat pada tingginya angka
kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan berimplikasi pada aborsi tidak aman.
Selanjutnya PKBI (2004) menjelaskan ada beberapa alasan perempuan
menghentikan kehamilan antara lain: alasan kesehatan, telah memiliki jumlah
anak cukup, akibat pemerkosaan, takut janin cacat, usia muda, belum siap
menikah, pasangan tidak tanggung jawab atau alasan ekonomi. Dua pertiga dari
75 juta perempuan yang mengalami KTD akan berakhir dengan aborsi disengaja,
20 juta diantaranya dilakukan secara tidak aman dan sebagian besar aborsi tidak
aman (95%) terjadi di negara berkembang dimana akses pelayanan KB terbatas.
c. Komplikasi
Komplikasi dari pengguguran kandungan (aborsi) yaitu septicemia, sepsis
atau peritionitis yang dikarenakan adanya penyebaran kuman atau toksin ke dalam
sirkulasi dan kavum peritoneum. Selain itu aborsi juga dapat menyebabkan
perdarahan dan robeknya rahim (Sinaga, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Kusmaryanto,CB, 2002. Kontroversi Aborsi. Jakarta: Grasindo.
PKBI. 2004. Pemulihan Haid Alternatif dan Pencegahan Aborsi tidak Aman. Jakarta: PKBI Pusat dan Ford Foundation.
Sinaga, Tinceuli. 2007. Skripsi: Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri terhadap Aborsi dari Kehamilan tidak dikehendaki di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Pematang Siantar Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Medan: FKM USU.
Untung, Praptohardjo. 2007. Sekitar Masalah Aborsi di Indonesia. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
BIODATA PENULIS
I. IDENTITAS PENULIS
Nama : Maisura
NIM : 0907101050054
Tempat/ Tanggal Lahir : Lhokseumawe/ 25 Juni 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Bahagia Lr. Keluarga Lamlagang Banda No.
Handphone : 085275195940
No. Telp. Rumah : (0651) 7425000
Asal SMTA/th. Ijazah : SMA Negeri 1 Banda Aceh/2009
Email : [email protected]