lp stres adaptasi

15
A. Pengertiaan Stres, Adaptasi, Koping 1. Stres Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu dan umumnya seseorang dapat mengadaptasi stres jangka pendek sampai stres tersebut berlalu. Stres dapat menimbulkan tuntutan yang besar pada seseorang dan jika orang tersebut tidak dapat mengadaptasinya maka dapat terjadi penyakit. Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis. Stres dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengancam kesejahteraan emosional. Persepsi atau pengalaman individu terhadap perubahan besar menimbulkan stres. Stimuli yang mengawali atau mencetuskan perubahan disebut stressor. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang (mis. Demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah). Stressor external berasal dari luar diri seseorang (mis. Perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan). Clonninger (1996, dalam Safaria, 2009) menyatakan stres adalah keadaan yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau tantangan dan

Upload: cintya-adianti

Post on 14-Jul-2016

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Pendahuluan Pada Pasien dengan kebutuhan stres dan adaptasi

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Stres Adaptasi

A. Pengertiaan Stres, Adaptasi, Koping

1. Stres

Setiap orang mengalami stres dari waktu ke waktu dan umumnya

seseorang dapat mengadaptasi stres jangka pendek sampai stres tersebut berlalu.

Stres dapat menimbulkan tuntutan yang besar pada seseorang dan jika orang

tersebut tidak dapat mengadaptasinya maka dapat terjadi penyakit. Respon atau

tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis. Stres dapat menyebabkan

perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau

mengancam kesejahteraan emosional. Persepsi atau pengalaman individu

terhadap perubahan besar menimbulkan stres. Stimuli yang mengawali atau

mencetuskan perubahan disebut stressor. Stressor internal berasal dari dalam diri

seseorang (mis. Demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu

keadaan emosi seperti rasa bersalah). Stressor external berasal dari luar diri

seseorang (mis. Perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan dalam

peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan).

Clonninger (1996, dalam Safaria, 2009) menyatakan stres adalah keadaan

yang membuat tegang yang terjadi ketika seseorang mendapatkan masalah atau

tantangan dan belum mempunyai jalan keluarnya atau banyak pikiran yang

mengganggu seseorang terhadap sesuatu yang akan dilakukannya. Kendall dan

Hammen (1998) mengemukakan stress terjadi pada individu ketika terdapat

ketidakseimbangan antara situasi yang menuntut dengan perasaan individu atas

kemampuannya untuk bertemu dengan tuntutan-tuntutan tersebut. Situasi yang

menuntut tersebut dipandang sebagai beban atau melebihi kemampuan individu

untuk mengatasinya. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri

yang dapat mengganggu keseimbangan seseorang (Maramis, 2005). Dari

pernyataan ini factor penting yang ditekankan adalah adaptasi agar keseimbangan

selalu terjaga di dalam diri kita. Selye (1946, 1976) mengemukakan stres adalah

respon tubuh yang bersifat non spesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan. Ini

berarti bahwa setiap pemenuhan kebutuhan biasanya dibarengi dengan adanya

Page 2: Lp Stres Adaptasi

ketegangan atau stres. Pendapat lain dikemukakan oleh Kartono dan Gulo (2000)

yang mengemukakan empat definisi stress sebagai berikut: (1) sebagai suatu

stimulus yang menegangkan daya psikologis dan fisiologis organisme, (2) sejenis

frusturasi dengan aktivitas terarah pada pencapaian tujuan telah terganggu, tapi

tidak terhalangi, yang disertai perasaan khawatir dalam pencapaian tujuan

tersebut, (3) kekuatan yang diterapkan pada suatu system berupa tekanan fisik dan

psikologis yang dikenakan pada diri dan pribadi, dan (4) suatu kondisi ketegangan

fisik atau psikologis yang disebabkan oleh adanya persepsi ketakutan dan

kecemasan. Dari berbagai definisi di atas dapat dinyatakan bahwa stress itu adalah

ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan oleh seseorang akan mengganggu

dan dapat menimbulkan reaksi fisiologis, emosi, kognitif, maupun perilaku. Stress

tidak bias dihindari sepenuhnya, tapi dapat dikurangi dengan mengabaikan hal-hal

yang tidak begitu penting. Setiap hari kita mengalami berbagai macam stimulasi

yang menimbulkan stress, diantaranya kemacetan, lingkungan yang panas, polusi

udara, kebisingan, tekanan waktu dan lainnya. Dengan mengetahui sumber-

sumber stress dalam kehidupan, kita akan lebih mampu mengelola keadaan yang

menekan-menegangkan tersebut secara efektif.

2. Adaptasi

Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis dan psikososial

dalam berespon terhadap stress. Gerungan (1996) mengemukakan [enyesuaian

diri/adaptasi adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga

mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Aadaptasi

merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari

pengalaman untuk mengatasi stress. Folkman dan lazarus (1984) mengemukakan

adaptasi adalah usaha-usaha kognitif dan usaha perilaku untuk enangani

permintaan-permintaan eksternal dan atau internal yang dinilai

melampaui/menganggu sumber-sumber daya yang dimiliki oleh orang tersebut.

Pada hakekatnya adapatasi adalah suatu proses perubahan terjadi dalam

aktivitas aspek fisiologis dan psikososial dalam berespon terhadap suatu stresor.

Page 3: Lp Stres Adaptasi

Perubahan yang terjadi dalam rangka menyesuaikan diri melalui suatu pertahanan

diri yang di dapat sejak lahir atau diperoleh melalui pengalaman.

3. Koping

a. Pengertian Koping

Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan

masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang

mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berfikir (kognitif),

perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk

meyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan menghasilkan

adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi (tanda dan

gejala) dan pertanyaan klien dalam wawancara (Keliat, 1999). Koping adalah

cara yang dilakukan individu, dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan

diri dengan keinginan yang akan dicapai, dan respons terhadap situasi yang

menjadi ancaman bagi diri individu (Nurhaeni, 1998). Berdasarkan definisi

di atas maka yang dimaksud koping adalah cara yang digunakan individu

dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi dan situasi

yang mengancam baik secara kognitif maupun perilaku. Koping dibagi

menjadi dua bagian, yaitu memfokuskan pada pemecahan masalah dan

memfokuskan pada emosi. Jenis-jenis koping yang memfokuskan pada

masalah berupa :

1) Keaktifan diri, adalah suatu tindakan yang mencoba menghilangkan atau

mengelabuhi penyebab stres atau untuk memperbaiki akibat yang

ditimbulkan, dengan kata lain bertambahnya usaha seseorang untuk

melakukan koping, antara lain dengan bertindak langsung.

2) Perencanaan, adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi

penyebab stres, contohnya dengan membuat strategi untuk bertindak,

memikirkan tentang langkah apa yang perlu diambil dalam menangani

suatu masalah.

Page 4: Lp Stres Adaptasi

3) Kontrol diri, adalah individu membatasi keterlibatannya dalam aktivitas

kompetensi atau persaingan dan tidak bertindak terburu-buru, menunggu

sehingga layak untuk melakukan suatu tindakan dengan mencari

alternative lain.

4) Mencari dukungan sosial, adalah mencari nasehat, pertolongan,

informasi, dukungan moral, empati, dan pengertian.

Sedangkan koping yang memfokuskan pada emosi, yaitu berupa :

1) Mengingkari, adalah suatu tindakan atau pengingkaran terhadap suatu

masalah.

2) Penerimaan diri, adalah suatu situasi yang penuh dengan tekanan

sehingga keadaan ini memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut.

3) Religius, adalah sikap individu untuk menenangkan dan menyelesaikan

masalah-masalah secara keagamaan.

b. Aspek-Aspek Koping Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek, salah

satunya adalah aspek psikososial (Keliat, 1999) yaitu :

1) Reaksi Orientasi Tugas Berorientasi terhadap tindakan untuk memenuhi

tuntunan dan situasi stres secara realistis, dapat berupa konstruktif atau

destruktif. Misal :

(a) Perilaku menyerang (agresif) biasanya untuk menghilangkan atau

mengatasi rintangan untuk memuaskan kebutuhan.

(b) Perilaku menarik diri digunakan untuk menghilangkan sumber-

sumber ancaman baik secara fisik atau psikologis.

(c) Perilaku kompromi digunakan untuk merubah cara melakukan,

merubah tujuan atau memuaskan aspek kebutuhan pribadi seseorang.

2) Mekanisme Pertahanan Diri Sering disebut sebagai mekanisme

pertahanan mental. Adapun mekanisme pertahanan diri adalah sebagai

berikut (Mustikasari, 2006):

Page 5: Lp Stres Adaptasi

(a) Penyangkalan (denial) Menyatakan ketidak setujuan terhadap realitas

dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan ini

adalah paling sederhana dan primitive.

(b) Pemindahan (displecement) Pengalihan emosi yang semula

ditunjukkan pada seseorang/benda lain yang biasanya netral atau

lebih sedikit mengancam dirinya.

(c) Disosiasi Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari

kesadaran atau identitas.

(d) Identifikasi (Identification) Proses dimana seseorang untuk menjadi

seseorang yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/menirukan

pikiran-pikiran, perilaku dan selera orang tersebut.

(e) Intelektualisasi (Intelectualization) Penggunaan logika dan alasan

yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang mengganggu

perasaannya.

(f) Rasionalisasi Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan dapat

diterima masyarakat untuk menghalalkan/membenarkan impuls,

perasaan, perilaku, dan motif yang tidak dapat diterima.

(g) Sublimasi Penerimaan suatu sasaran pengganti yang mulia artinya

dimata masyarakat untuk suatu dorongan yang mengalami halangan

dalam penyalurannya secara normal.

(h) Supresi Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme

pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi yang didasari

atau pengesampingan yang disengaja tentang suatu bahan dari

kesadaran seseorang, kadang-kadang dapat mengarah pada represi

yang berikutnya.

(i) Represi Pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls

atau ingatan yang meyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran

seseorang, merupakan pertahan ego yang primer yang cenderung

diperkuat oleh mekanisme lain.

Page 6: Lp Stres Adaptasi

c. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Koping Individu Faktor-faktor

yang mempengaruhi mekanisme koping individu antara lain

(Handayani, 2000):

1. Umur

Dalam penelitian Suprapto (2002) tentang koping pada kecemasan,

dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa umur usia muda

lebih mudah mengalami peningkatan stres dibandingkan dengan umur

usia dewasa. Lazarus (Suprapto, 2002) mengatakan bahwa struktur

psikologis individu yang komplek dan sumber koping yang berubah

sesuai dengan tingkat usianya akan menghasilkan reaksi yang

berbeda dalam menghadapi situasi yang menekan.

2. Jenis Kelamin

Pria dan wanita mempunyai koping yang berbeda dalam menghadapi

masalah. Perilaku koping wanita biasanya lebih ditekankan pada

usaha untuk mencari dukungan sosial dan lebih menekankan pada

relegius, sedangkan pria lebih menekankan pada tindakan langsung

untuk menyelesaikan pokok permasalahan.

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan proses hasil belajar yang berlangsung di suatu

lembaga pendidikan atau instusi dengan berbagai jenjang. Individu

yang mempunyai pendidikan tinggi akan tinggi pula perkembangan

kognitifnya yaitu dengan adanya pengalaman-pengalaman bersama

dan pengembangan cara-cara pemikiran baru mengenai masalah umur

atau kelompok diri sendiri yang dilakukan dengan penelitian yang

lebih realistis dan efektif. Hal ini dapat meningkatkan ketrampilan

koping individu sehingga mampu menggunakan koping adaptif.

4. Status Sosial Ekonomi

Page 7: Lp Stres Adaptasi

Individu yang mempunyai status sosial ekonomi rendah lebih sering

mendapat akibat negatif dari stress sehingga mereka akrab dengan

kriminalitas, sakit mental, dan minum yang mengandung alkohol. Hal

ini terjadai karena kontrol atas hidupnya tidak begitu kuat, mereka

biasanya kurang pendidikan sehingga mereka kurang mampu untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan proses

perawatan di rumah sakit secara tepat.

5. Dukungan Sosial

Dengan adanya dukungan sosial atau pemberian bantuan kepada orang

tua pasien dari keluarga, teman dan masyarakat dapat menimbulkan

perasaan diperhatikan, disenangi dan dihargai sehingga dapat merubah

mekanisme koping individu. Bentuk dukungan sosial antara lain:

dukungan emosional, dukungan instrumen (finansial), dukungan

informasi, dukungan penilaian berupa komunikasi yang relevan untuk

evaluasi diri.

B. Tanda dan Gejala

Stres

Gejala awal yang perlu diperhatikan pada stres kerja, antara lain :

1. Sakit kepala

2. Tidur terganggu

3. Sulit berkonsentrasi

4. Mudah marah

5. Gangguan dilambung

6. Hasil kerja yang tidak memuaskan

7. Bermoral rendah

Ketidakefektifan koping

1. Data Mayor

Page 8: Lp Stres Adaptasi

a. Pernyataan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan

atau

b. Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai atau

c. Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan

d. Perilaku destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain

2. Data Minor

a. Rasa khawatir kronis, ansietas

b. Melaporkan kesulitan menghadapi stress kehidupan

c. Ketidakefektifan partisipasi social

d. Manipulasi verbal

e. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

f. Pola respons nonasertif

g. Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa

Ketidakmampuan Koping Keluarga

1. Data Mayor

a. Pemberian asuhan yang kasar atau ceroboh kepada klien

b. Kekerasan pasangan

c. Hubungan yang tidak acuh dengan anggota keluarga ini

2. Data Minor

a. Penyimpangan realitas berkenaan dengan masalah kesehatan klien

b. Intoleran

c. Penelantaran

Page 9: Lp Stres Adaptasi

d. Agitasi

e. Agresi

f. Penolakan

g. Desersi

h. Depresi

i. Bermusuhan

j. Gangguan restrukturisasi unit keluarga

Penurunan Koping Keluarga

1. Subjektif

a. Klien mengekspresikan atau membenarkan kekhawatiran atau keluhan

tentang respons orang terdekat terhadap masalah kesehatannya.

b. Orang terdekat terlalu larut dengan reaksi personal mereka (mis.,

Ketakutan dukacita adaptif, rasa bersalah, ansietas) terhadap penyakit,

ketidakmampuan atau krisis perkembangan atau situasional klien yang

dialami klien).

c. Orang terdekat menjelaskan atau membenarkan kurangnya pemahaman

atau dasar pengetahuan yang mengganggu perilaku asistif atau suportif

yang efektif.

2. Objektif

a. Orang terdekat mengupayakan perilaku asistif atau suportif dengan hasil

yang kurang memuaskan.

b. Orang terdekat menarik diri atau masuk ke dalam komunikasi personal

yang terbatas atau temporer dengan klien pada saat dibutuhkan.

Page 10: Lp Stres Adaptasi

c. Orang terdekat memperlihatkan perilaku protektif yang tidak berimbang

(terlalu sedikit atau terlalu banyak) terhadap kemampuan atau kebutuhan

klien akan otonom.