stres dan adaptasi

21
Stres dan Adaptasi 1. Konsep stres Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ).Respon atau tindakan ini termasuk respon fisiologis dan psikologis.Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan. 1. Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah ) 2. Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ). Berbagai pandangan manusia mengenai stres menghasilkan pengertian yang berbeda-beda tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan wajah memerah. Paham realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan paham idealis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita sulit untuk menjelaskan kenapa jika fenomena stres hanyalah fenomena jiwa namun memberikan dampak pada fisik seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.

Upload: sugenkgenk

Post on 22-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Stres Dan Adaptasi

Stres dan Adaptasi

1. Konsep stres

Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu

untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ).Respon atau tindakan ini termasuk

respon fisiologis dan psikologis.Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan

perubahan.

      1.  Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti kehamilan,

menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )

      2.   Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu

lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).

Berbagai pandangan manusia mengenai stres menghasilkan pengertian yang berbeda-beda

tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan

tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang,dan  wajah memerah. Paham

realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau

tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan.

Sedangkan paham idealis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita

sulit untuk menjelaskan kenapa jika fenomena stres hanyalah fenomena jiwa namun memberikan

dampak pada fisik seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.

Tak seorang pun dapat menghindari stres karena untuk menghilangkannya berarti akan

menghancurkan hidupnya sendiri ( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara individu

dengan lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model psikologi ini

menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor dan ketegangan ( strain ).

Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi itu dinamakan

dengan interaksi transaksional yang di dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya

stimulus atau respon tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi

prilaku, kognitif dan emosional. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap stresor

yang sama.

Definisi tentang stres yang sangat beragam menunjukan bahwa stres bukanlah suatu hal

yang sederhana. Salah satu definisinya adalah stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran

yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan ( Vincent Cornelli, dalamMustamir

Pedak, 2007 ). Kesimpulan dari para ahli tentang stres yaitu stres bisa terjadi karena manusia

Page 2: Stres Dan Adaptasi

begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya dengan mengandalkan segala

kemampuannya dan potensinya.

2.Faktor Yang Mempengaruhi Respon Terhadap Stressora. Intensitas

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada dasarnya tubuh atau jiwa manusia mempunyai ketahanan atau kekuatan yang berasal dari dalam. Tingkat kekuatan ini dinilai sebagai kunci kepribadian dalam menghadapi stress. Kepribadian ini memungkinkan seseorang untuk menjadikan stressor sebagai suatu yang positif sehingga memberikan respon yang positif pula terhadap stressor tertentu. Suatu stressor yang bersifat negatif dan menjadikan stress bagi seseorang dapat merupakan sumber kekuatan bagi orang lain.

Selain itu stressor juga dapat memberikan mekanisme untuk memperingatkan seseorang agar dapat menmgumpulkan seluruh kekuatan yang dimilikinya dalam rangka melawean stress itu sendiri. Tak selamanya stress merupakan hal yang negatif. Pada tingkatan tertentu stress dapat menjadi motivator bagi seseorang. Hal ini berhubungan dengan keinginan untuk mencap[ai suatu tujuan dan stress disini berguna untuk mencegah timbulnya rasa bosan. Stress juga berguna pada keadaan yang penting dimana seseorang memerlukan kekuatan emosional dan mobilisasi fisik sebagai kekuatan pertahanan individu.b. Sifat

Sifat dari stressor juga memperngaruhi respon. Ada beberapa stressor yang bersifat positif dan yang lainnya bersifat negatif. Stressor yang bersifat positif akan menimbulkan respon yang positif, sedangkan stressor yang bersifat negatif akan menyebabkan respon yang negatif pula baik secara fisikmaupun psikis. Secara negatif stress dapat menghasilkan perubahan yang pada akhirnya akan menimbulkan kesakitan.c.  Durasi

Lamanya atau jangka waktu berlangsungnya pemaparan stressor atau kejasian dari stressor sampai menjadikan seseorang mengalami stress. Frekwensi perubahan-perubahan dari suatu kejadian yang pada akhirnya mempengaruhi seseorang hingga merasakan stress.d.  Jumlah

Mengandung pengertian stressor yang harus dihadapi dalam satu waktu. Banyaknya perubahan-perubahan dan kejadian yang dialami seseorang dalam suatu periode waktu tertentu lebih sering menyebabkan perkembangannya stress yang pada akhirnya dapat menyebabkan kesakitan.e. Pengalaman

Bagaimana seseorang memberikan respon terhadap stressor juga dipengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman ini bisa di dapat dari diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang ditemui dalam kehidupan akan memberikan pelajaran dan kekuatan untuk menghadapi stressor dan menghadapi stress.f. Tingkat Perkembangan

Di dalam setiap perkembangan akan terjadi perubahan-perubahan pada setiap individu. Tingkat perkembangan ini juga berpengaruh terhadap bagaimana seseorang maupun stressor. Karena perkembangan cukup menentukan kematangan seseorang dalam menghadapi kematangan.

3. Adaptasi terhadap stres

Page 3: Stres Dan Adaptasi

Adaptasi terhadap stress dapat berupa :1. Adaptasi fisiologisAdaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.2. Adaptasi psikologiAdaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:• LAS ( Local adaptation syndroma)

LAS adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti  ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.• GAS ( general adaptation syndroma)GAS adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh tubuh, berkeringat

4. Respon terhadap stressHans Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh

terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation Syndrome (GAS).1. Local Adaptation Syndrom (LAS)

Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.Karakteristik dari LAS :1. respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system2. respon bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.3. respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.4. respon bersifat restorative.Respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :a. Respon inflamasi

respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :• fase pertama

Adanya perubahan sel dan system sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.• Fase kedua

Pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.• Fase ketiga :

Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.

b. Respon refleks nyeri

Page 4: Stres Dan Adaptasi

Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.Gas merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.2. General Adaptation Syndrom (GAS)a. Fase Alarm ( Waspada)

Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun

Fase alarem melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.

Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.b. Fase Resistance (Melawan)

Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normaltubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.c. Fase Exhaustion (Kelelahan)

Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.

Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.

5. Managemen StressManajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya (manusia) secara efektif

untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baikStrategiGoliszek (2005) menyatakan bahwa usaha untuk memecahkan kebiasaan stres sehingga kualitas hidup menjadi lebih baik dengan:

Page 5: Stres Dan Adaptasi

1. mempelajari apa itu gila2. mengenali gejala stres yang terjadi dalam diri

3. mengubah pola perilaku

4. memanfaatkan serangkaian teknik dan relaksasi dari manajemen stres yang cepat dan sederhana

6. Proses prefesionalisme KeperawatanInteraksi  perawat dan klien ini  menghasilkan kondisi stres tahap ekshausi,  yang

menyebabkan ketahanan tubuh semakin menurun. Kondisi ini menyebabkan proses penyembuhan terhambat dan bahkan dapat menimbulkan penyakit baru.

Oleh karena itu industri jasa kesehatan menjadi semakin merasakan bahwa kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif dalam rangka mempertahankan eksistensi pelayanan tersebut.

Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya memperbaiki kondisi pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada serdadu pada perang Krimen.

Dengan terjadinya perubahan diberbagai aspek kehidupan keperawatan pada saat ini telah berkembang menjadi suatu profesi yang memiliki keilmuan unik yang menghasilkan peningkatan minat dan perhatian diantara anggotanya dalam meningkatkan pelayanannya.

Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.

Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.

Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan menggunakan metode ini, perawat dapat mendemonstrasikan tanggung gugat dan tanggung jawab pada klien, sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.

Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.

 Proses keperawatan

Page 6: Stres Dan Adaptasi

Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.

Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.

Merupakan pendekatan ilmiah

Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Alasan penggunaan proses keperawatan Meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan Profesionalisme, sesuai dengan konsep keperawatan bahwa perawatan merupakan

pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat profesional di mana dalam melaksanakan kegiatannya menggunakan pendekatan proses keperawatan

Untuk efektifitas dan efisiensi pelayanan keperawatan

Untuk meningkatkan peran serta dan keterlibatan pasien dalam pelayanan keperawatan.

 Komponen proses keperawatanDalam proses keperawatan, ada lima (5) tahap yang harus dilalui; dimana tahap-tahap

tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan. Tahap-tahap ini secara bersama-sama membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi kembali kontak dengan klien. Tahap-tahap dalam proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian2. Diagnosis keperawatan

3. Perencanaan

4. Pelaksanaan

5. Evaluasi

Kelima tahap tersebut merupakan pedoman dalam mencapai tujuan keperawatan, yaitu : meningkatkan, mempertahankan kesehatan, atau membuat klien mencapai kematian dengan tenang pada klien yang terminal, serta memungkinkan klien atau keluarga dapat mengatur kesehatannya sendiri, secara mandiri, menjadi lebih baik atau meningkat. -Pengkajian

Pengumpulan data Klasifikasi / tabulasi data

Analisis data

Penentuan masalah / diagnosis keperawatan

Penentuan prioritas masalah

Page 7: Stres Dan Adaptasi

-Perencanaan Menentukan dan merencanakan tujuan Menentukan tindakan keperawatan / intervensi

Menuliskan instruksi keperawatan

- PelaksanaanMelaksanakan tindakan / intervensi sesuai dengan rencana keperawatan yang dibuat.-Penilaian/ evaluasiMengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan — menilai pencapaian tujuan — perbaikan rencana tindakan bila diperlukan.

7. Konsep Adaptasai Ada beberapa pengertian tentang mekanisme penyesuaian diri, antara lain :

W.A. Gerungan (1996) menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan sifatnya pasif (autoplastis).Menurut Soeharto Heerdjan (1987),  penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengawasi kesulitan dan hambatan.

Adaptasi merupakan pertahanan yang didapat sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Cara mengatasi stress dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress, mengurangi, atau menetralisasi pengaruhnya.

8. Model-model AdaptasiSetiap orang secara terus menerus akan menghadapi perubahan fisik, psikis, dan sosial

baik dari dalam maupun dari lingkungan luar. Jika hal tersebut tidak dapat dihadapi dengan seimbang maka tingkat stress akan meningkat. Model adaptasi menunjukkan bahwa empat faktor menentukan apakah suatu situasi adalah menegangkan (Mechanic, 1962). Empat faktor yang mempengaruhi Kemampuan untuk menghadapi stress itu adalah :-       Biasanya tergantung pada pengalaman seseorang dengan stressor serupa, sistem dukungan, dan persepsi keseluruhan trehadap stressor.-       Berkenaan dengan prktik dan norma kelompok sebaya individu.-       Dampak dari lingkungan sosial dalam membantu seorang individu untuk beradaptasi terhadap stressor.-       Sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi stressor.a. Adaptasi Fisiologis/Biologis

Pada dasarnya disetiap tubuh manusia telah terdapat mekanisme pertahanan yang bersifat alami dan bekerja secara teratur sehingga memungkinkan tubuh untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang berasal dari faktor internal. Mekanisme ini bekerja dengan sendirinya dan akan berubah menjadi suatu aksi tanpa didasari dan biasanya berfungsi dalam kondisi yang tidak normal.

Indikator fisiologis dari stress adalah objektif, lebih mudah diidentifikasi dan secara umum dapat diamati atau diukur. Namun demikian, indicator ini tidak selalu teramati sepanjang waktu pada semua klien yang mengalami stress, dan indicator tersebut bervariasi menurut individunya. Tanda vital biasanya meningkat dan klien mungkin tampak gelisah dan tidak mampu untuk beristirahat aberkonsentrasi. Indikator ini dapat timbul sepanjang tahap stress. Durasi dan intensitas dari gejala secara langsung berkaitan dengan durasi dan intensitas stressor

Page 8: Stres Dan Adaptasi

yang diterima. Indikator fisiologis timbul dari berbagai sistem. Oleh karenanya pengkajian tentang stress mencakup pengumpulan data dari semua sistem. Hubungan antara stress psikologik dan penyakit sering disebut interaksi pikiran tubuh. Riset telah menunjukkan bahwa stress dapat mempengaruhi penyakit dan pola penyakit. Pada masa lampau,penyakit infeksi adalah penyebab kematian paling utama, tetapi sejak ditemukan antibiotic, kondisi kehidupan yang meningkat, pengetahuan tentang nutrisi yang meningkat, dan metode sanitasi yang lebih baik telah menurunkan angka kematian. Sekarang penyebab utama kematian adalah penyakit yang mencakup stressor gaya hidup. Indikator fisiologis stress :-Kenaikan tekanan darah-Peningkatan ketegangan di leher, bahu, punggung.-Peningkatan denyut nadi dan frekwensi pernapasan-Gelisah, kesulitan untuk tidur atau sering terbangun saat tidur-Temuan hasil laboratorium abnormal : Peningkatan kadar hormon adrenokortikotropik, kortisol dan katekolamin dan hiperglikemia.b.        Adaptasi Psikologis

Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang dihadapinya.

Emosi kadang dikaji secara langsung atau tidak langsung dengan mengamati perilaku klien. Stress mempengaruhi kesejahteraan emosional dalam berbagai cara. Karena kepribadian individual mencakup hubungan yang kompleks di antara banyak faktor, maka reaksi terhadap stress yang berkepanjangan ditetapkan dengan memeriksa gaya hidup dan stresor klien yang terakhir, pengalaman terdahulu dengan stressor, mekanisme koping yang berhasil di masa lalu, fungsi peran, konsep diri dan ketabahan yang merupakan kombinasi dari tiga karakteristik kepribadian yang di duga menjadi media terhadap stress. Ketiga karakteristik ini adalah rasa kontrol terhadap peristiwa kehidupan, komitmen terhadap aktivitas yang berhasil, dan antisipasi dari tantangan sebagai suatu kesempatan untuk pertumbuhan (Wiebe dan Williams, 1992 ; Tarstasky, 1993). Indikator emosional / psikologi dan perilaku stress :• Ansietas• Depresi• Kepenatan• Mudah lupa dan pikiran buntuc.         Adaptasi Perkembangan

Stress yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat mengarah pada krisis pendewasaan. Bayi atau anak kecil umumnya menghadapi stressor di rumah . Jika diasuh dalam lingkungan yang responsive dan empati, mereka mampu mengembangkan harga diri yang sehat dan pada akhirnya belajar respons koping adaptif yang sehat (Haber et al, 1992).

Anak-anak usia sekolah biasanya mengembangkan rasa kecukupan. Mereka mulai mnyedari bahwa akumulasi pengetahuan dan penguasaan keterampilan dapat membantu mereka

Page 9: Stres Dan Adaptasi

mencapai tujuan , dan harga diri berkembang melalui hubungan berteman dan saling berbagi di antara teman. Pada tahap ini, stress ditunjukkan oleh ketidakmampuann atau ketidakinginan untuk mengembangkan hubungan berteman.

Remaja biasanya mengembangkan rasa identitas yang kuat tetapi pada waktu yang bersamaan perlu diterima oleh teman sebaya. Remaja dengan sistem pendukung sosial yang kuat menunjukkan suatu peningkatan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap stressor, tetapi remaja tanpa sistem pendukung sosial sering menunjukkan peningkatan masalah psikososial (Dubos, 1992).

Dewasa muda berada dalam transisi dari pengalaman masa remaja ke tanggung jawab orang dewasa. Konflik dapat berkembang antara tanggung jawab pekerjaan dan keluarga. Stresor mencakup konflik antara harapan dan realitas.Usia setengah baya biasanya terlibat dalam membangun keluarga, menciptakan karier yang stabil dan kemungkinan merawat orang tua mereka. Mereka biasanya dapat mengontrol keinginan dan pada beberapa kasus menggantikan kebutuhan pasangan, anak-anak, atau orang tua dari kebutuhan mereka. Namun demikian dapat timbul stress, jika mereka merasa terlalu banyak tanggung jawab yang membebani mereka.

Usia lansia biasanya menghadapi adaptasi terhadap perubahan dalam keluarga dan kemungkinan terhadap kematian dari pasangan atau teman hidup. Usia dewasa tua juga harus menyesuaikan terhadap perubahan penampilan fisik dan fungsi fisiologis. Perubahan besar dalam kehidupan seperti memasuki masa pension juga menegangkan.d. Adaptasi Sosial Budaya

Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-masing. Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.e.  Adaptasi Spiritual 

Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalammengatur perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi perubahan dalam perilaku manusia.

Topik 2: Konsep Kerja Tim Dalam Keperawatan

1. Definisi kerja TimKerja Tim dapat didefinisikan secara sederhana tetapi komprehensif sesuai dengan

pendapat Katzenbach dan Smith yang mendefinisikan  kerja tim sebagai sekelompok kecil orang dengan keahlian pelengkap yang memiliki komitmen terhadap tujuan dan maksud, tujuan kinerja, dan pendeketan yang sama, serta tanggung jawab secara mutual (Sofo 2003:289). Definisi kerja tim menurut pendapat Katzenbach dan Smith memiliki 6 eleman kunci pada kerja tim, yaitu :a. Ukuran

Apabila dilihat dari ukuran, maka dapat diketahui bahwa semakin sedikit orang yang berada didalam tim maka kesempatan untuk mengaplikasikan pendekatan yang sama pada setiap anggota tim makin besar.

Page 10: Stres Dan Adaptasi

b. Keahlian anggotaDidalam kerja tim keahlian anggota dimaksudkan pada penggabungan keahlian masing-

masing anggota dalam usaha untuk menampilakan kerja yang effektif.c. Tujuan yang sama

Tujuan yang sama adalah bagaimana setiap anggota tim memiliki tujuan yang sama dalam mengerjakan pekerjaannya masing-masing, yaitu untuk menyelesiakna tugas mereka masing-masing sehingga pekerjaan tim dapat terselesaikan dengan baik.d. Pendekatan umum

Pendekatan dalam sebuah tim mengandung tiga elemen, yaitu individu, kelompok dan tugas. Pendekatan yang dimaksudkan disini adalah dilakukannya review mengenai bagaimana individu mendekati kelompok, bagaimana kelompok yang ada berfungsi berfungsi sebagai sebuah tim, dan bagaiamana tim bekerja menuju pencapaian tujuan.e. Tujuan-tujan kinerja

Tujuan-tujan kinerja yang diinginkan dalam tim diantaranya adalah: menciptakan suatu  kinerja tim yang sempurna, spesifik dan terkait secara langsung dengan tujuan tim.f. Pertanggung jawaban mutual

Pertanggung jawaban mutual dapat didefinisikan sebagai suatu individu didalam tim tidak memikirkan diri sendiri, melainkan menafsirkan “saya” sebagai “tim” pada saat bekerja.Dalam model organisasi tim, yang berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan perkembangan tim (Tjosvold, dalam Sofo( 2003:292)). Dari tingkatan-tingkatan perkembangan tim terdapat lima bagaian yang ada, yaitu:1. EnvisionMelibatkan usaha pembentukan dari tim dan isu terkait, seperti munculnya pemimpin dan orientasi dari tim.2. UniteMemasukan negosiasi konflik dan toleransi terhadap perbedaan individual. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembentukan norma tim dan pengembangan kohesi tim.3. EmpowerEmpower dapat dikaitkan dengan usaha mengenali konflik yang terjadi. Sehingga dalam tingkatan ini perlu dilakukan konsep peningkatan agenda personal dan dapat terjadi munculnya susunan kekuasaan.4. ExplorePendewasaan identitas tim dan pengemabangan serta pencapaian keseimbangan antara individu, tugas dan peranan pemeliharaan yang dapat menghasilkan kinerja tugas yang efektif.5. ReflectReflect dari tim termasuk pembahasan mengenai prilaku yang dinilai, penundaan dan pembubaran ritual penandaan ke dalam tim lain.

Penggunaan tim memiliki sebuah keberagaman aplikasi. Hayes (Sofo 2003:294) mengidentifikasikan secara lebih komprehensif mengenai 4 tipe utama dari tim, yaitu:1. Tim produksi atau tim jasa: biasanya menampilkan pekerjaan rutin dan memerlukan pekerja yang full time.2. Tim aksi atau negosiasi: melibatkan anggota yang ahli dan berkumpul dalam periode waktu yang spesifik untuk menampilkan tugas yang terdefinisi secara jelas.3. Tim proyek dan pengembangan: merupakan bentuk tim yang diambil oleh tim penelitian dan pengembangan (R&D).

Page 11: Stres Dan Adaptasi

4. Tim penasehat dan keterlibatan: biasanya berurusan dengan proses pembuatan keputusan dan pemunculan ide serta solusi

2. Prinsip kerja Tim

Guna mendukung hal tersebut diperlukan beberapa prinsip untuk kenyamanan tim yang efektif yaitu : memperoleh bakat terbaik dari masing-masing individu ; mendemonstrasi dan mengembangkan kepemimpinan ; merangsang komitmen tim ; memberi inspirasi keamanan dan antusiasme tim ; membangun sikap tim yang kuat ; memberdayakan individu ; supaya menonjol dilingkungan tim ; menciptakan lingkungan tim atas dasar saling percaya dan saling menghormati ; membangun suatu pondasi karakter tim dan individual ; prilaku yang tidak egois dan rela berkorban ; berpikiran terbuka.

Seperti tentara diajari cara untuk beroperasi dan bekerja sebagai sebuah tim dan cara untuk menyesuaikan diri. Perilaku yang tepat dihargai, sementara perilaku tidak tepat akan dihukum berat. Jadi dengan mengkondisikan mereka agar bergerak, bertindak, dan berperilaku sebagai sebuah tim selama pelatihan, mereka mampu bertindak seperti  juga saat sedang berperang. Pelatihan, disiplin, komunikasi, dan umpan balik yang jelas serta pembatasan, peran yang jelas adalah faktor penting dan diperlukan untuk mencapain sinergi.

Sebenarnya kerjasama tim yang efektif sering kali merupakan hasil dari disiplin yang ditentukan oleh masing-masing anggota tim. Mereka memastikan bahwa tidak hanya perilaku yang diubah, tetapi setiap anggota memiliki sikap yang tepat untuk mempertahankan kebersamaan dan kepentingan kelompok. Jelasnya perlu waktu untuk melatih sebuah tim. Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk melatih sepasukan tentara agar siap berperang. Sama hal nya juga kerjasama tim memerlukan waktu beradaptasi, terampil berkomunikasi,  bergaul, penyesuaian  karakter, membentuk kompetensi, ketegasan, visi dan misi.Membangun kerja Tim:  Ekspektasi terhadap pekerjaan dan hasilnya.

 Setiap anggota perlu memahami mengapa mereka ditempatkan di dalam satu tim dan apa tujuannya. Apakah ini adalah tim tetap atau untuk suatu proyek saja? Apa misi dari pekerjaan yang Anda emban? Sejauh mana pembagian waktu dan peran masing-masing anggota tim, itu juga perlu selalu diingat.

  Komitmen. Setiap anggota tim perlu memiliki komitmen yang sama, untuk mencapai misi pekerjaan.

Sejauh mana Anda memandang kontribusi Anda terhadap perusahaan dan juga demi kemajuan diri sendiri? Pertanyaan ini juga perlu selalu diajukan ke setiap anggota tim lainnya.

  Kompetensi.  Apakah kompetensi yang dimiliki tim telah merata atau cenderung didominasi oleh

orang-orang tertentu dan yang lain hanya bekerja di belakang? Sebaiknya, setiap anggota memiliki kemampuan tertentu sehingga sebagai tim akan memiliki kekuatan yang lebih besar lagi. Perlu dilihat juga, apakah setelah Anda dan teman-teman menjadi satu tim, ada perkembangan kemampuan atau tidak? Jika tidak, mungkin Anda perlu mengajukan permohonan training pada bagian SDM.

  Alur Kerja.

Page 12: Stres Dan Adaptasi

 Sejauh mana alur kerja yang dijalani sekarang sudah efektif dan memberikan hasil yang baik? Untuk memastikannya, perlu dilihat apakah Anda dan teman-teman sudah memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, sesuai dengan peran dalam tim. Jika terjadi sesuatu secara mendadak yang mengganggu alur kerja, berdiskusilah bersama untuk mengantisipasinya. Jangan tunggu sampai terjadi masalah.

  Komunikasi. Tim Anda tidak akan bisa bekerja optimal jika tidak ada komunikasi yang baik. Untuk

itu, Anda perlu memastikan bahwa hubungan Anda dengan rekan-rekan didasari oleh komunikasi yang tulus dan jujur. Begitu juga dengan atasan dan perusahaan. Pastikan hasil kerja tim selalu mendapatkan umpan balik dari atasan dan perusahaan. Karena, jika tidak ada saran atau kritik, bagaimana Anda tahu bahwa semua sudah berjalan sesuai jalurnya?

 Konsekuensi. Selalu pikirkan konsekuensi dari setiap tindakan terhadap diri sendiri, tim, dan juga

perusahaan. Apakah keputusan yang Anda alami dapat berpengaruh pada teman-teman lainnya? Bagaimana jika tim Anda tidak berhasil memenuhi target yang diberikan? Selalu pikirkan hal ini dan bicarakan dengan rekan tim Anda.

  Reaksi terhadap perubahan. Sejalan dengan waktu, Anda dan tim dapat mengalami berbagai perubahan. Itu bisa

datang dari anggota tim, interaksi dengan pihak luar, dan kebijakan perusahaan. Sejauh mana tim Anda dapat menghadapi perubahan ini?

3. Cara Kerja Tima.Fokus pada Tujuan Secara Keseluruhan

Jelaskan rencana jangka panjang perusahaan dan lakukan follow-up secara teratur. Orang-orang seringkali terlalu fokus pada masalah hari ini dan pekerjaan rutin lainnya sehingga kehilangan gambaran akan tujuan utama secara keseluruhan. Pada waktu anggota lainnya sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan masalah, orang lain dapat mendedikasikan lebih banyak waktunya untuk me-review proses untuk mengeliminasi masalah-masalah yang mungkin muncul di masa depan.b.Tetapkan Tujuan

Anggota tim perlu untuk memperhatikan tujuan individu maupun tujuan tim. Dukunglah mereka untuk menentukan tujuan jangka pendek yang dapat diraih dan dapat diukur, serta tujuan jangka panjang. Dengan tujuan yang jelas dalam suatu tim dan adanya suatu kode etik dan aturan tertentu, tim itu akan mulai bisa mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Pantauan atau pengawasan dari pihak-pihak ahli atau senior sangat dibutuhkan untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi sifat-sifat negatif seperti kemalasan, keterlambatan, serta suka menunda-nunda pekerjaan. Komunikasikanlah selalu setiap tujuan dengan jelas, dan pastikan setiap anggota tim mengerti benar-benar setiap tujuan tersebut.c. Bagikan Setiap Informasi yang Ada

Setiap informasi yang disembunyikan akan dianggap sebagai gosip atau rumor. Hal ini akan sangat menurunkan produktivitas dan moral semua anggota tim, bila mereka menemukan banyak gosip atau informasi-informasi yang tidak jelas berkeliaran di antara mereka. Terutama dalam masa-masa sulit, atau masa-masa peralihan, bagikan dan sebarkanlah semua informasi

Page 13: Stres Dan Adaptasi

yang memang perlu untuk dikomunikasikan ke semua anggota tim, dan jangan lupa terus meng-update informasi tersebut sesering mungkin.d. Tunjukkan Antusiasme

Antusiasme mudah menular. Selalu bersikap positif, dan penuh harap. Bila mereka melihat Anda mengharapkan sesuatu dari mereka, maka ada peluang mereka akan memberikan yang terbaik dan berusaha untuk tidak mengecewakan Anda. Fokuslah juga pada hal-hal yang dikerjakan dengan benar, dan tidak selalu melihat kesalahan orang lain saja.e. Have Fun

Bangun semangat yang ada di dalam tim untuk selalu dapat memberikan energi yang tinggi dan semangat untuk terus bersatu. Sediakan waktu untuk tertawa bersama dan ciptakan suasana yang sesantai mungkin. Tidak ada tujuan yang dapat dicapai dengan mudah bila suasana kerja sama selalu berada dalam keadaan tegang.f. Delegasi

Biasakan untuk bisa menjelaskan apa yang harus dikerjakan dan mungkin bagaimana cara mengerjakannya (bila diperlukan), lalu biarkan. Lebih baik lagi bila Anda dapat menjelaskan masalah yang ada dan hasil seperti apa yang Anda inginkan, lalu biarkan tim Anda mengembangkasssssn caranya sendiri untuk menyelesaikan tugas Anda tersebut. Percayakan tugas kepada setiap individu dalam tim secara keseluruhan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan waktu yang telah Anda tetapkan. Bila sudah ada jadwal untuk me-review proyek Anda pada hari Selasa depan, maka jangan menanyakan hasilnya hari ini.

4.  Hambatan Kerjasama Tima. Kita tidak yakin pada tim yang kita bangun

Salah satu syarat dalam membangun tim adalah memiliki tujuan bersama dan keyakinan bahwa tujuan tersebut dapat terlaksana dengan adanya tim. Namun, meski memiliki tujuan bersama, tanpa keyakinan, maka keberadaan tim menjadi kurang begitu berpengaruh positif, karena keyakinan lah salah satu sumber motivasi dalam sebuah tim. Dan, inilah salah satu hambatan yang harus kita singkirkan demi tercapainya tim yang solid–Percaya.b. Kita tak tahu manfaat dari membangun tim

Mungkin, di dunia ini kita jarang melihat ada orang yang bekerja sama dan memperoleh banyak hal dalam waktu dan usaha yang lebih singkat tanpa masalah. Justru yang sering dilihat adalah saling sikut, saling tikam dari belakang, dan saling berkompetisi sehingga dalam mindset kita pun terbentuk “udah pasti begitu, karena memang begitu“. Membangun tim adalah salah satu strategi jangka panjang di mana kita dapat mendukung satu-sama-lain dan menggunakan kemampuan bersama untuk menyelesaikan masalah bersama.c. Kita mencoba untuk menghindari konflik

Sulit memang mengendalikan konflik yang muncul saat beberapa orang dalam tim bekerja sama. Sebagian besar orang akan berhenti dalam skema “sepakat untuk tidak sepakat–agree to disagree“, untuk mencari aman daripada belajar kemampuan lebih lanjut untuk bekerja dalam tim dan akhirnya membangun tim yang lebih solid. Namun ingat, sebenarnya bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan konflik dan menyelesaikan masalah justru membua tim semakin solid dan tempat kerja semakin dapat dinikmati.

Page 14: Stres Dan Adaptasi

Daftar Pustaka

Sofo, Francesco. 2003. Terjemahan Prespektif, Peranan dan Pilihan Praktis Pengembangan Sumber Daya Manusia. Surabaya: Airlangga University Press.http://bayu-inside.blogspot.com/2011/10/stres-dan-adaptasi.htmlhttp://jannyerika-mkes.blogspot.com/2011/06/adaptasi.html