lp ostemielitis

13
DEPARTEMEN SURGICAL LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN Ny.Y UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPANITRAAN di RS dr. SOEPRAOEN Oleh : Kiromi Suriyandi NIM. 0910723030 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: kenggo-kiromi-iwasaki

Post on 29-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Ostemielitis

DEPARTEMEN SURGICAL

LAPORAN INDIVIDU ASUHAN KEPERAWATAN Ny.Y UNTUK MEMENUHI TUGAS

KEPANITRAAN di RS dr. SOEPRAOEN

Oleh :

Kiromi Suriyandi

NIM. 0910723030

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Lp Ostemielitis

OSTEMIELITIS

1. PENGERTIAN OSTEOMIELITIS

- Osteomyelitis adalah infeksi dari jaringan tulang yang mencakup sumsum dan atau

kortek tulang dapat berupa eksogen (infeksi masuk dari luar tubuh) atau hemotogen

(infeksi yang berasal dari  dalam tubuh). (Reeves,2001:257).

- Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran infeksi

dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah kontaminasi

fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen) (Corwin, 2001).

- Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat disebabkan

oleh bakteri, virus atau proses spesifik (Mansjoer, 2000).

- Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan daripada

infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap

inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (pembentukan

tulang baru di sekeliling jaringan tulang mati). Osteomeilitis dapat menjadi masalah

kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan

ekstremitas.

2. ETIOLOGI

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus

infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran

nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di

mana terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah kemungkinan akibat trauma

subklinis (tak jelas).

Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak (mis.

Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang

(mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis. Fraktur terbuka,

cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang.

Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang

nutrisinya buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang

menderita artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat terapi

kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang

atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan

Page 3: Lp Ostemielitis

ortopedi lama, mengalami infeksi luka mengeluarkan pus, mengalami nekrosis insisi

marginal atau dehisensi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.

Osteomyelitis juga bisa terjadi melalui 3 cara (Wikipedia, the free encyclopedia, 2000)

yaitu:

1. Aliran darah

Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus

infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi). Aliran

darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang. Pada

anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan. Sedangkan

pada orang dewasa biasanya terjadi pada tulang belakang dan panggul.

Osteomyelitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana

terdapat trauma.

2. Penyebaran langsung

Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka, cedera

traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari benda yang

tercemar yang menembus tulang.

3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya

Osteomyelitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak Infeksi

pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah beberapa hari

atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang mengalami kerusakan

karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan

oleh jeleknya pasokan darah (misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi).

3. KLASIFIKASI

Menurut kejadiannya osteomyelitis ada 2 yaitu :

1. Osteomyelitis Primer Kuman-kuman mencapai tulang secara langsung

melalui luka.

2. Osteomyelitis Sekunder Adalah kuman-kuman mencapai tulang melalui

aliran darah dari suatu focus primer ditempat lain (misalnya infeksi saluran

nafas, genitourinaria furunkel).

Sedangkan osteomyelitis menurut perlangsungannya dibedakan atas :

Page 4: Lp Ostemielitis

a. Steomyelitis akut Osteomielitis hematogen akut merupakan infeksi tulang

dan sumsum tulang akut yang disebabkan oleh bakteri piogen dimana

mikroorganisme berasal dari fokus ditempat lain dan beredar  melalui sirkulasi

darah. Kelainan ini sering ditemukan pada anak- anak dan sangat jarang pada

orang dewasa.

Nyeri daerah lesi

Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional

Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka

Pembengkakan lokal

Kemerahan

Suhu raba hangat

Gangguan fungsi

Lab = anemia, leukositosis

b. Osteomyelitis kronis Osteomielitis kronis umumnya merupakan lanjutan

dari osteomielitis akutyang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik.

Osteomielitis kronis juga dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau

setelah tindakan operasi padatulang. Bakteri penyebab osteomielitis kronis

terutama oleh stafilokokus aureus ( 75%), atau E.colli, Proteus atau

Pseudomonas.

Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri

Gejala-gejala umum tidak ada

Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur

Lab = LED meningkat

Osteomyelitis menurut penyebabnya adalah osteomyelitis biogenik yang

paling sering :

Staphylococcus (orang dewasa)

Streplococcus (anak-anak)

Pneumococcus dan Gonococcus

4. MANIFESTASI KLINIS

Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi

dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam tinggi, denyut nadi cepat

dan malaise umum). Gejala sismetik pada awalnya dapat menutupi gejala lokal secara

lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan

Page 5: Lp Ostemielitis

mengenai periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri,

bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang

semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang

terkumpul.

Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau

kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi membengkak,

hangat, nyeri dan nyeri tekan.

Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir

keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan

pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi pada jaringan parut akibat

kurangnya asupan darah.

REFRENSI LAIN

menurut Sachdeva (1996, hal 93) gejala penyakit yang paling umum ialah rasa nyeri

yang perlahan-lahan meningkat, keparahannya sehingga menderita demam dan toksik

dalam waktu 48 jam. Tanda fisik yang penting ialah nyeri tekan lokal dekat metafisis.

Menurut Elizabet J Corwin (2001, hal 301) : gejala – gejala osteomielitis hematogen

antara lain adalah demam, menggigil dan keengganan menggerakkan anggota badan

yang sakit. Pada orang dewasa, gejala mungkin samar dan berupa demam, lemah dan

malaise. Infeksi saluran nafas, saluran kemih, telinga atau kulit sering mendahului

osteomielitis hematogen.

Menurut M.A. Handerson (1997 : 213/215) gejala pada osteomilitis akut yaitu nyeri

tekan akut pada daerah tulang yang sakit, nyeri bila bagian yang sakit digerakkan.

Tanda fisiknya yaitu pembengkakan dan kemerahan, pyrexia, panas tinggi. Sedangkan

pada osteomilitis kronik gejalanya yaitu nyeri pada tulang yang kumat-kumatan selama

suatu jangka waktu yang panjang. Tanda fisiknya pada pemeriksaan sinar

memperlihatkan adanya kavitas

5. PATOFISIOLOGI

Staphylococcus aurens merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.

OrganFaktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit yaitu virulensi

organisme dan kerentanan hospes dengan status imun yang rendah. Penyakit ini lebih

terbatas pada metafisis tulang karena pembuluh darah cenderung melingkari metafisis

sehingga memungkinkan emboli terinfeksi menyangkut di daerah itu dan lapisan epifisis

Page 6: Lp Ostemielitis

dapat mencegah penyebaran infeksi ke sendi sehingga infeksi terkoalisir di metafisis.

Itulah sebabnya mengapa infeksi terjadi pada lapisan metafisis tulang yang mengalami

pertumbuhan pada anak-anak. Tetapi pada orang dewasa terjadi di diafisis.. Emboli

yang terinfeksi menyangkut di dalam pembuluh darah, menyebabkan trombosis

sehingga mengakibatkan nekrosis avaskuler pada bagian korteks tulang. Respons

peradangan terhadap infeksi mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan terjadi oedem

dan mengakibatkan terangkatnya periosteum dari tulang sehingga memutuskan lebih

banyak suplai darah. Pengangkatan periosteum ini menimbulkan nyeri hebat, apalagi

dengan adanya tegangan eksudat dibawahnya, infeksi dapat pecah ke subperiosteal

kemudian menembus subkutis dan menyebar menjadi selulitis atau menjalar melalui

rongga subperiosteal ke diafisis. Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis

melalui kanalis medularis, penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan memasuki

pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang. Tulang yang

mengalami nekrosis dikenal sebagai sekuestrum. Tulang dimana periosteum terangkat

melapisi tulang yang mati dikenal dengan involukrum. Pus mencari jalan keluar dari

lapisan tulang baru melalui serangkaian lubang yang dikenal dengan kloaka (Sachdeva,

1996, hal 92 dan Sjamsuhidayat, 1997,1221)..

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan darah

Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju endapan

darah.

2.     Pemeriksaan titer antibodi – anti staphylococcus

Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti dengan

uji sensitivitas.

3.     Pemeriksaan feses

Page 7: Lp Ostemielitis

Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh

bakteri Salmonella.

4.     Pemeriksaan Biopsi tulang.

5.     Pemeriksaan ultra sound

Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya efusi pada sendi.

6.     Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan kelainan radiologik,

setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat difusI.

Pada osteomielitis akut, pemeriksaan sinar – x awal hanya menunjukkan

pembengkakan jaringan lunak. Pada sekitar 2 minggu terdapat daerah dekalsifikasi

ireguler, nekrosis tulang baru. Pemindaian tulang dan MRI dapat membantu

diagnosis definitif awal. Pemeriksaan darah memperlihatkan peningkatan leukosit dan

peningkatan laju endap darah. Kultur darah dan kultur abses diperlukan untuk

menentukan jenis antibiotika yang sesuai.

Pada osteomielitis kronik, besar, kavitas iregular, peningkatan periosteum, sequestra

atau pembentukan tulang padat terlihat pada sinar – x. pemindaian tulang dapat

dilakukan untuk mengidentifikasi area infeksi. Laju sedimentasi dan jumlah sel darah

putih biasanya normal. Anemia, dikaitkan dengan infeksi kronik. Abses ini dibiakkan

untuk menentukan organisme infektif dan terapi antibiotik yang tepat.

7. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Daerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan

mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman salin hangat selama 20

menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran daerah.

2. Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi, Kultur

darah dan swab dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme dan

memilih antibiotika yang terbaik. Kadang, infeksi disebabkan oleh lebih dari satu

patogen.

Page 8: Lp Ostemielitis

3. Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapi antibiotika

intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang peka terhadap

penisilin semi sintetik atau sefalosporin. Tujuannya adalah mengentrol infeksi

sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat terjadinya trombosis.

Pemberian dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu sangat penting untuk

mencapai kadar antibiotika dalam darah yang terus menerus tinggi. Antibiotika yang

paling sensitif terhadap organisme penyebab yang diberikan bila telah diketahui

biakan dan sensitivitasnya. Bila infeksi tampak telah terkontrol, antibiotika dapat

diberikan per oral dan dilanjutkan sampai 3 bulan. Untuk meningkatkan absorpsi

antibiotika oral, jangan diminum bersama makanan.

4. Bila pasien tidak menunjukkan respons terhadap terapi antibiotika, tulang yang

terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan purulen dan nekrotik diangkat dan

daerah itu diiringi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Tetapi

antibitika dianjurkan.

5. Pada osteomielitis kronik, antibiotika merupakan ajuvan terhadap debridemen

bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan involukrum secukupnya supaya

ahli bedah dapat mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan pengangkatan

tulang untuk memajankan rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal

(saucerization). Semua tulang dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat

supaya dapat terjadi penyembuhan yang permanen.

6. Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau dipasang

tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian

hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan

mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama 7 sampai 8 hari.

Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi ini.

7. Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk

merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi

dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot diambil

dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh). Teknik bedah

mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan darah kemudian akan

memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat

dilakukan secara bertahap untuk menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah

dapat melemahkan tulang, kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong

Page 9: Lp Ostemielitis

dengan fiksasi interna atau alat penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya

patah tulang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar keperawatan Gangguan Sistem Muskulus Skeletal (Pendidikan Ahli Madya

Keperawatan Banjarbaru). Disusun oleh Agus Rahmadi.A,Kep. Banjarbaru, 1993.

Lukman,nurna ningsih.ASUHAN KEPERAWATAN dengan GANGGUAN SISTEEM

MUSKULUSKELETAL.Salemba Medika.Jakarta:2009

Diseases (Penyakit) Dr.Robert B. Copper. Editor Dr. drh Mangku Sitepu. Buku edisi pertama.

Grasindo. Gramedia Jakarta. 1996.

Page 10: Lp Ostemielitis

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Editor Arif Mansyur, dkk. Media Aesculapius. FKUI.

Jakarta. 2000.

Standar Keperawatan pasien. Edisi V. Susan Martin, Tucher. EGC. Jakarta 1992.

De jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC, 2003.