low tension glaucoma

31
BAB I PENDAHULUAN Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus, pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai peningkatan tekanan intraokuler. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik yang dapat berakhir dengan kebutaan. (1,2) Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor 2 di Indonesia setelah katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut. Dibeberapa negara 2% penduduk usia diatas 40 tahun menderita glaukoma, dan di Indonesia glaukoma sebagai penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. (1) Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian yaitu glaukoma primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. (1) REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 1

Upload: anon848924663

Post on 31-Jul-2015

183 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Low Tension Glaucoma

BAB I

PENDAHULUAN

Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan,

yang memberi kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Glaukoma

adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan

(cupping) diskus optikus, pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai

peningkatan tekanan intraokuler. Pada glaukoma akan terdapat melemahnya

fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi

berupa ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik yang dapat

berakhir dengan kebutaan.(1,2)

Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor 2 di Indonesia setelah

katarak, biasanya terjadi pada usia lanjut. Dibeberapa negara 2% penduduk usia

diatas 40 tahun menderita glaukoma, dan di Indonesia glaukoma sebagai

penyebab kebutaan yang tidak dapat dipulihkan. (1)

Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian yaitu glaukoma

primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder dan glaukoma absolut

sedangkan berdasarkan mekanisme peningkatan tekanan intraokular glaukoma

dibagi menjadi dua, yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.(1)

Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak disertai dengan penyakit mata

lainnya (glaukoma primer). Glaukoma primer sudut terbuka merupakan bentuk

yang tersering, bersifat kronik dan bersifat progresif, menyebabkan pengecilan

lapangan pandang bilateral progresif asimptomatik yang muncul perlahan dan

sering tidak terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapangan pandang yang ekstensif.

Diagnosa glaukoma primer sudut terbuka jika pada pemeriksaan didapatkan

adanya peningkatan tekanan intraokular, gambaran kerusakan diskus optikus dan

defek lapang pandang.  Adapun bentuk lain dari glaukoma yaitu glaukoma primer

sudut tertutup, glaukoma sekunder sudut terbuka, glaukoma sekunder sudut

tertutup, glaukoma kongenital dan glaukoma absolut.(1,2,3)

Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma adalah

gangguan aliran keluar humor aqueous akibat kelainan sistem drainase sudut bilik

mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor aqueous ke

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 1

Page 2: Low Tension Glaucoma

sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Pada semua pasien glaukoma, perlu

tidaknya diberikan terapi dan efektifitas terapi ditentukan dengan melakukan

pengukuran tekanan intraokuler (tonometri), inspeksi diskus optikus dan

pengukuran lapangan pandang secara teratur.(1,2) 

Pengobatan pada glaukoma terdiri atas pengobatan medis serta terapi

bedah dan laser. Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan intraokuler 

dan apabila mungkin memperbaiki patogenesis yang mendasarinya.(1)

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 2

Page 3: Low Tension Glaucoma

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Definisi

Low tension glaucoma atau disebut juga normal tension glaucoma adalah

suatu varian dari glaukoma sudut terbuka yang sekarang lebih sering dikenali

daripada dahulu. Diperkirakan disebabkan oleh aliran darah ke syaraf optik yang

berkurang. Kondisi ini dikarakteristikan oleh kerusakan syaraf optik yang

progresif dan kehilangan penglihatan samping/peripheral vision (visual field)

meskipun tekanan dalam mata (intraocular pressure) berada dibatas-batas normal

atau bahkan dibawah normal. Tipe glaukoma ini dapat didiagnosis dengan

pemeriksaan yang berulang-ulang oleh seorang dokter mata untuk mendeteksi

kerusakan syaraf atau kehilangan penglihatan bidang (visual field). Sekarang ini,

low tension glaucoma mendapat perhatian penelitian yang cukup banyak karena

penyebabnya dan perawatannya masih belum menentu. (2,6)

II.2. Epidemiologi

Glaukoma adalah penyebab kebutaan yang terbanyak pada penduduk

Afrika Amerika. Penyebab kebutaan terbanyak kedua pada penduduk amerika

yang berusia 18 sampai 65 tahun. Diperkirakan 130.000 penduduk Amerika

menderita kebutaan murni karena glaukoma. Diseluruh dunia 5,2 juta penduduk

menderita kebutaan karena glaukoma menurut WHO tahun 1995. Walaupun lebih

sering muncul pada usia tua, glaukoma dapat terjadi pada semua usia.(2,3)

Dalam suatu penelitian didapatkan bahwa sekitar 2,25 juta penduduk

Amerika Serikat menderita glaukoma primer sudut terbuka dengan usia di atas 45

tahun, dan sekitar 84.000-116.000 telah mengalami kebutaan atau penurunan

visus 20/200. Menurut WHO, secara global penduduk dunia yang mempunyai

tekanan intarokular lebih dari 21 mmHg yaitu sekitar 104,5 juta penduduk dan

insiden glaukoma primer sudut terbuka sekitar 2,4 juta penduduk.(3)

Bila merujuk South East Asia Glaucoma Interest Group, ada berbagai jenis

glaukoma yang paling sering menyerang manusia seperti primary open angle

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 3

Page 4: Low Tension Glaucoma

glaucoma (glaukoma sudut terbuka), acute/chronic closed angle glaucoma

(glaukoma  sudut tertutup), low tension glaucoma, congenital glaucoma,

pigmentary glaucoma dan secondary glaucoma. Antara orang Asia-Afrika dengan

orang Eropa berbeda jenis penyakit galukoma yang sering menyerangnya. (7)

II. 3. Etiopatogenesis

Korpus siliaris yang terletak dibelakang iris bertugas memproduksi cairan

yang disebut humour aqueous. Cairan ini akan mengalir menuju lubang pupil dan

akan meninggalkan bola mata melalui saluran kecil menuju pembuluh darah.

Normalnya antara produksi humour aquous dan aliran keluarnya adalah seimbang.(4)

Gambar 1. Aliran humor aqueous

Jika aliran keluarnya terhambat atau produksinya berlebihan, maka

tekanan bola mata akan meninggi. Cairan mata yang berada di belakang iris tidak

dapat mengalir melalui pupil sehingga mendorong iris ke depan, mencegah

keluarnya cairan mata melalui sudut bilik mata (mekanisme blokade pupil). (5)

Tekanan bola mata ini gunanya untuk membentuk bola mata. Kalau

tekanannya normal, berarti bola mata itu terbentuk dengan baik. Kalau tekanannya

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 4

Page 5: Low Tension Glaucoma

terlalu tinggi, berarti bola mata itu menjadi keras seperti kelereng. Akibatnya,

akan menekan saraf mata ke belakang dan menekan saraf papil N II dan serabut-

serabut saraf N II. Saraf-saraf yang tertekan itu dan yang menekan saraf papil II

ini terjadi penggaungan. (5)

Glaukoma terjadi ketika produksi dari cairan bola mata meningkat atau

cairan bola mata tidak mengalir dengan sempurna sehingga tekanan bola mata

tinggi, serabut-serabut saraf di dalam saraf mata menjadi terjepit dan mengalami

kematian. Besarnya kerusakan tergantung pada besarnya dan lamanya tekanan,

maupun buruknya aliran darah disaraf optik. (5)

Tekanan yang sangat tinggi akan menyebabkan kerusakan yang cepat,

sedangkan tekanan yang tidak tinggi akan menyebabkan kerusakan yang perlahan-

lahan dan akan menyebabkan kebutaan perlahan-lahan dan akan menyebabkan

kebutaan perlahan-lahan pula apabila tidak segera ditangani. (5)

Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor aquous,

hambatan terhadap aliran aqueous dan tekanan vena episklera.

Ketidakseimbangan antara ketiga hal tersebut diatas dapat menyebabkan

peningkatan TIO, akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan

terhadap aliran humor aqueous. Namun pada low tension glaukoma banyak faktor

yang mempengaruhi perkembangan tidak terjadinya peningkatan TIO bahkan

selalu normal. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan glaukoma jenis

ini, namun penyebab pastinya tidak diketahui. Ketidaknormalan perfusi nervus

optik akan meningkatkan terjadinya kerusakan pada nervus optik. Tipe glaukoma

ini diperkirakan ada hubungannya, meski kecil, dengan kurangnya sirkulasi darah

di syaraf/nervus opticus, yang mana mengakibatkan kematian dari sel-sel yang

bertugas membawa impuls/rangsang  tersebut dari retina menuju ke otak. Sebagai

tambahan, kerusakan yang terjadi karena hubungannya dengan tekanan dalam

bola mata juga bisa terjadi pada yang masih dalam batas normal tinggi (high

normal), jadi tekanan yang lebih rendah dari normal juga seringkali dibutuhkan

untuk mencegah hilangnya penglihatan yang lebih lanjut. Glaukoma bertekanan

normal ini paling sering terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit

pembuluh darah, orang Jepang atau pada wanita. Beberapa penelitian menebak

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 5

Page 6: Low Tension Glaucoma

peningkatan viskositas dan hiperkoagubilitas darah, dan peningkatan TIO berada

diatas normal dipengaruhi oleh variasi diurnal postural sangat berpengaruh. (2,5,6)

II. 4. Faktor resiko

Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan perawatan dini

glaukoma adalah satu-satunya jalan untuk menghindari hilangnya penglihatan.

Beberapa faktor resiko terjadinya glaukoma sudut terbuka adalah : (3,4)

Umur lebih dari 40 tahun

Peningkatan tekanan intraokuler

Keturunan Amerika-Afrika

Riwayat trauma ocular

Penggunaan kortikosteroid topikal, sistemik ataupun endogen

Myopia

Diabetes mellitus

Penyakit vascular karotis

Penyakit distiroid

Kehilangan darah akut

Anemia

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 6

Page 7: Low Tension Glaucoma

Riwayat hipertensi sistemik

Insufisiensi vaskular

II. 5. Gejala Klinis

Pasien dengan low tension glaucoma memperlihatkan peningkatan

perubahan glaukomatosa pada diskus optik dan defek lapangan pandang tanpa

peningkatan tekanan intraokular. Kamal dan Hitchings menetapkan beberapa

kriteria yaitu:

Tekanan intraokular rata-rata adalah 21 mmHg dan tidak pernah melebihi

24 mmHg.

Pada pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata depan terbuka.

Gambaran kerusakan diskus optikus dengan cupping glaumatosa yang

disertai defek lapangan pandang.

Kerusakan glaumatosa yang progresif.

Pasien-pasien ini susah diterapi  karena penanganan terapinya tidak berfokus

pada kontrol tekanan intraokular. (4)

Dua keadaan yang memiliki kemiripian dengan low tension glaucoma

yaitu ischemic papillitis dan ischemic optic neuropathy. Ischemic papillitis

merupakaan keadaan akut yang memiliki karakteristik nervus optic yang tampak

bengkak dan pucat. Adanya defek lapang pandang sama seperti glaucoma.(6)

II. 6. Pemeriksaan Ophtalmologi

A. Pengukuran Tekanan Intraokular

Rentang tekanan intraokular normal adalah 10-21 mmHg. Pada usia

lanjut, rerata tekanan intraokularnya lebih tinggi sehingga batas atasnya

adalah 24 mmHg. Tekanan bola mata untuk satu mata tak selalu tetap, tetapi

dapat dipengaruhi seperti pada saat bernapas mengalami fluktuasi 1-2 mmHg

dan pada jam 5-7 pagi paling tinggi, siang hari menurun, malam hari naik

lagi. Hal ini dinamakan variasi diurnal dengan fluktuasi 3 mmHg.(1,3)

Menurut Langley dan kawan-kawan, pada glaukoma primer sudut

terbuka terdapat empat tipe variasi diurnal yaitu 1) Flat type, TIO sama

sepanjang hari; 2) Falling type, puncak TIO terdapat pada waktu bangun

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 7

Page 8: Low Tension Glaucoma

tidur; 3) Rising type, puncak TIO didapat pada malam hari; 4) Double

variation; puncak TIO didapatkan pada jam 9 pagi dan malam hari. Menurut

Downey, jika pada sebuah mata didapatkan variasi diurnal melebihi 5 mmHg

ataupun selalu terdapat perbedaan TIO sebesar 4 mmHg atau lebih maka

menunjukan kemungkinan suatu glaukoma primer sudut terbuka, meskipun

TIO normal.(3,4)

Pada glaukoma sudut terbuka primer, 32-50% individu yang terkena

ak an memperlihatkan tekanan intraokular yang normal saat pertama kali

diperiksa. Sebaliknya, peningkatan tekanan intraokular semata tidak selalu

diartikan bahwa pasien mengedap glaukoma sudut terbuka primer; untuk

menegakkan diagnosis diperlukan bukti-bukti lain seperti adanya diskus

optikus glaukomatosa atau kelainan lapangan pandang. Apabila tekanan

intraokular terus-menerus meninggi sementara diskus optikus dan lapangan

pandang normal (hipertensi okular), pasien dapat diobservasi secara berkala

sebagai tersangka glaukoma.(1,4)

Ada empat macam tonometer yang dikenal yaitu tonometer schiotz,

tonometer digital, tonometer aplanasi dan tonometeri Mackay-Marg.

Pengukuran tekanan intraokular yang paling luas digunakan adalah tonometer

aplanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang

diperlukan untuk meratakan daerah kornea tertentu.(1)

Tonometer aplanasi merupakan alat yang paling tepat untuk mengukur

tekanan bola mata dan tidak dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.

Tonometer schiotz merupakan alat yang paling praktis sederhana. Pengukuran

tekanan bola mata dinilai secara tidak langsung yaitu dengan melihat daya

tekan alat pada kornea, karna itu dinamakan juga tonometri indentasi schiotz.

Dengan tonometer ini dilakukan penekanan terhadap permukaan kornea

menggunakan sebuah beban tertentu. Makin rendah tekanan bola mata, makin

mudah bola mata ditekan, yang pada skala akan terlihat angka skala yang

lebih besar. Tansformasi pembacaan skala tonometer ke dalam tabel akan

menunjukan tekanan bola mata dalam mmHg. Kelemahan alat ini adalah

mengabaikan faktor kekakuan sklera. (4)

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 8

Page 9: Low Tension Glaucoma

Tonometer digital adalah cara yang paling buruk dalam penilaian

terhadap tekanan bola mata oleh karena bersifat subjektif. Dasar

pemeriksaannya adalah dengan merasakan reaksi kelenturan bola mata

(balotement) pada saat melakukan penekanan bergantian dengan kedua jari

tangan. Tekanan bola mata dengan cara digital dinyatakan dengan nilai N+1,

N+2, N+3, dan sebaliknya N-1 sampai seterusnya.(4)

Pada penderita tersangka glaukoma, harus dilakukan pemeriksaan

serial tonometri. Variasi diurnal tekanan intraokular pada pada orang normal

berkisar 6 mmHg dan pada pasien glaukoma variasi dapat mencapai 30

mmHg.(4)

B. Pemeriksaan Sudut Bilik Mata Depan

Merupakan suatu cara untuk menilai lebar dan sempitnya sudut bilik

mata depan. Lebar sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan

pencahayaan oblik bilik mata depan, menggunakan sebuah senter atau dengan

pengamatan kedalaman bilik mata depan perifer menggunakan slitlamp, yang

umumnya digunakan yaitu teknik Van Herick. Dengan teknik ini, berkas

cahaya langsung diarahkan ke kornea perifer, menggunakan sinar biru untuk

mencegah penyinaran yang berlebihan dan terjadinya miosis. Pada teknik ini,

kedalaman sudut bilik mata depan (PAC) dibandingkan dengan ketebalan

kornea (CT) pada limbus kornea temporal dengan sinar sudut 60º.(1)

Akan tetapi, sudut mata depan sebaiknya ditentukan dengan

gonioskopi yang memungkinkan visualisasi langsung  struktur-struktur sudut.

Dengan gonioskopi juga dapat dibedakan glaukoma sudut tertutup dan

glaukoma sudut terbuka, selain itu juga dapat dilihat apakah terdapat

perlekatan iris bagian perifer ke bagian depan.(1,4)

Apabila keseluruhan anyaman trabekular, taji sklera dan processus iris

dapat terlihat, sudut dinyatakan terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau

sebagian kecil dari anyaman trabekular yang terlihat, sudut dinyatakan

sempit. Apabila garis Scwalbe tidak terlihat, sudut dinyatakan tertutup.(1)

C. Penilaian Diskus Optikus

Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian tengahnya yang

ukurannya bervariasi bergantung pada jumlah relative serat yang menyusun

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 9

Page 10: Low Tension Glaucoma

saraf optikus terhadap ukuran lubang sklera yang harus dilewati oleh serat-

serat tersebut.(1)

Pada glaukoma mula-mula terjadi pembesaran konsentrik cekungan

optik yang diikuti oleh pencekungan superior dan inferior serta disertai

pembentukan takik (notching) fokal di tepi diskus optikus. Hasil akhir proses

pencekungan pada glaukoma adalah apa yang disebut sebagai cekungan

“bean pot”, yang tidak memperlihatkan jaringan saraf di bagian tepinya.(1)

Rasio cekungan diskus adalah cara yang digunakan untuk mencatat

ukuran diskus optikus pada pasien glaukoma. Besaran tersebut adalah

perbandingan antara ukuran cekungan terhadap garis tengah diskus misalnya

cawan kecil rasionya 0,1 dan cawan besar 0,9. Apabila terdapat kehilangan

lapangan pandang atau peningkatan tekanan intraokular, rasio cawan diskus

lebih dari 0,5 atau terdapat asimetri yang bermakna antara kedua mata

diindikasikan adanya atrofi gluakomatosa. (1,4)

D. Pemeriksaan Lapangan Pandang

Lapangan pandang adalah bagian ruangan yang terlihat oleh suatu

mata dalam sikap diam memandang lurus ke depan. Lapangan pandang

normal adalah 90 derajat temporal, 50 derajat atas, 50 derajat nasal dan 65

derajat bawah.(4)

Berbagai cara untuk memeriksa lapangan pandang pada glaukoma

adalah automated perimeter (misal Humphrey, Octopus, atau Henson),

perimeter Goldmann, Friedmann field analyzer, dan layar tangent. (1,2,4)

Perimeter berupa alat berbentuk setengah bola dengan jari-jari 30 cm,

dan pada pusat parabola ini mata penderita diletakkan untuk diperiksa. Objek

digeser perlahan-lahan dari tepi ke arah titik tengah kemudian dicari batas-

batas pada seluruh lapangan pada saat benda mulai terlihat.(1)

Penurunan lapangan akibat glaukoma sendiri tidak spesifik karena

gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat dijumpai pada

semua penyakit saraf optikus. Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma

terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian tengah. Perubahan

paling dini adalah semakin nyatanya skotoma relative atau absolut yang

terletak pada 30 derajat sentral.. Pada stadium akhir penyakit, ketajaman

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 10

Page 11: Low Tension Glaucoma

penglihatan sentral mungkin normal tetapi hanya 5 derajat lapangan pandang

di tiap-tiap mata. Pada glaukoma lanjut, pasien mungkin memiliki ketajaman

penglihatan 20/20 tetapi secara legal buta.(1)

E. Tes Provokasi

Tes ini dilakukan pada suatu keadaan yang meragukan. Pada

glaukoma primer sudut terbuka dapat dilakukan beberapa tes provakasi

sebagai berikut : (3)

Tes minum air

Penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam.

Kemudian disuruh minum satu liter air dalam lima menit. Lalu diukur tiap

15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih, dianggap

mengidap glaukoma.

Pressure Congestion Test

Pasang tensimeter pada ketinggian 50-60 mmHg selama satu

menit. Kemudian ukur tensi intraokular nya. Kenaikan 9 mmHg atau lebih

mencurigakan, sedang bila lebih 11 mmHg berarti patologis.

Tes steroid

Pada mata pasien diteteskan larutan dexamethason 3-4 dd gtt,

selama dua minggu. Kenaikan tensi intraokular 8 mmHg menunjukan

glaukoma.

II. 7. Penatalaksanaan

Pendekatan Umum

Walaupun kerusakan syaraf dan kehilangan penglihatan dari glaukoma

umumnya tidak dapat dibalikkan, glaucoma adalah suatu penyakit yang umumnya

dapat dikontrol. Yaitu, perawatan dapat membuat tekanan intraocular normal dan,

oleh karena itu, mencegah atau memperlambat kerusakan syaraf lebih lanjut dan

kehilangan penglihatan. Perawatan dapat melibatkan pemakaian obat-obat tetes

mata, pil-pil (jarang), laser, atau operasi. (8)

Di Amerika, obat-obat tetes mata umumnya digunakan pertama-pertama

dalam merawat kebanyakan tipe-tipe dari open-angle glaucoma. Berlawanan

dengannya, di Eropa, laser atau operasi kadangkala adalah pilihan pertama,

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 11

Page 12: Low Tension Glaucoma

sedikitnya lebih sering daripada di Amerika. Satu atau lebih tipe-tipe dari obat-

obat tetes mata mungkin harus dipakai sampai beberapa kali dalam sehari untuk

menurunkan tekanan intraocular. Tetes-tetes mata ini bekerjanya baik dengan

mengurangi produksi cairan aqueous (menutup kran) atau dengan meningkatkan

pengaliran cairan yang keluar dari mata. Setiap tipe terapi mempunyai

keuntungan-keuntungannya dan potensi komplikasi-komplikasinya. (8)

Obat-Obatan (Obat Tetes Mata)

Beta-adrenergic antagonists

Bekerja melawan, atau menghalangi, unsur-unsur yang menyerupai

adrenalin. Obat-obat tetes (drops) ini bekerja pada perawatan glaucoma

dengan mengurangi produksi dari aqueous humor. Bertahun-tahun, mereka

adalah standar emas (dibandingkan dengan bahan-bahan lain) untuk

merawat glaucoma. Obat-obatan ini termasuk timolol (Timoptic),

levobunolol (Betagan), carteolol (Ocupress), dan metipranolol

(Optipranolol). (1,4)

Dipakai satu atau dua kali dalam sehari, drops ini sangat efektif.

Bagaimanapun, efek-efek samping, seperti perburukan dari asma atau

emphysema, bradycardia (denyut jantung yang lambat), tekanan darah

rendah, kelelahan, dan impoten melarang pemakaiannya pada beberapa

pasien-pasien. Betaxolol (Betoptic) adalah suatu beta-adrenergic

antagonist yang lebih selektif kerjanya hanya pada mata dan, oleh karena

itu, membawa lebih sedikit risiko efek-efek samping terhadap jantung

(cardiac) atau paru-paru (pulmonary) dari pada drops lainnya dari tipe ini.(1)

Prostaglandin analogs

Adalah serupa dalam struktur kimianya dengan prostaglandin-

prostaglandin tubuh. Prostaglandin-prostaglandin adalah unsur-unsur yang

menyerupai hormon yang terlibat dalam suatu cakupan lebar dari fungsi-

fungsi di seluruh tubuh. Drops ini bekerja pada glacoma dengan

meningkatkan pengeluaran (drainage) cairan dari mata. (1,4)

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 12

Page 13: Low Tension Glaucoma

Prostaglandin analogs telah menggantikan timolol sebagai drops

untuk glaucoma yang paling umum diresepkan. Mereka dapat dipakai

hanya satu kali dalam sehari. Obat-obatan kelas ini mempunyai lebih

sedikit efek-efek samping sistemik (melibatkan sisa tubuh) dari pada

timolol, namun dapat merubah warna dari iris dan juga menebalkan dan

menggelapkan bulu-bulu mata. Drops ini rupanya juga menyebabkan

kemerahan mata dibanding dengan obat-obat tetes mata dari kelas-kelas

lainnya. Pada beberapa pasien-pasien, mereka juga dapat menyebabkan

peradangan didalam mata. Obat-obatan ini termasuk latanoprost (Xalatan),

travoprost (Travatan), dan brimatoprost (Lumigan). (1,4)

Adrenergic agonists

Adalah suatu tipe dari drops yang bekerja seperti adrenalin.

Mereka bekerja pada glaucoma dengan kedua-duanya yaitu mengurangi

produksi cairan oleh mata dan meningkatkan pengeluarannya (drainage).

Adrenergic agonist yang paling populer adalah brimonidine (Alphagan).

Bahan ini rupanya melindungi syaraf optik dari kerusakan diluar hanya

menurunkan tekanan intraocular. Bagaimanapun, ada risiko sampai 12%

dari reaksi-reaksi alergi lokal (mata). Anggota-anggota lain dari obat-obat

tetes kelas ini termasuk epinephrine, dipivefrin (Propine), dan

apraclonidine (Iopidine). Carbonic anhydrase inhibitors bekerja pada

glaucoma dengan mengurangi produksi cairan didalam mata. Bentuk-

bentuk tetes mata dari obat-obatan tipe ini termasuk dorzolamide (Trusopt)

dan brinzolamide (Azopt). Mereka dipakai dua atau tiga kali dalam sehari. (1)

Carbonic anhydrase inhibitors

Dipakai dengan cara lain sebagai pil-pil (secara sistimatis) untuk

menghilangkan cairan dari tubuh pada pasien-pasien dengan

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 13

Page 14: Low Tension Glaucoma

pembengkakkan (edema) yang disebabkan oleh penahanan cairan. Bentuk-

bentuk oral dari obat-obatan ini yang dipakai untuk glaucoma termasuk

acetazolomide (Diamox) dan methazolamide (Neptazane). Penggunaan

mereka dalam kondisi ini, bagaimanapun, dibatasi oleh efek-efek samping

sistemik (keseluruh tubuh) mereka, termasuk pengurangan dari potassium

tubuh, batu-batu ginjal, sensasi-sensasi kekebasan (mati rasa) atau rasa geli

pada tangan-tangan dan kaki-kaki, kelelahan, dan mual. (1,4)

Parasympathomimetic agents

Disebut miotics karena mereka menyempitkan pupil-pupil, bekerja

dengan melawan unsur-unsur yang menyerupai adrenalin. Mereka bekerja

pada glaucoma dengan meningkatkan pengeluaran aqueous dari mata.

Drops-drops ini termasuk pilocarpine, demecarium (Humorsol),

echothiophate (Phospholine Iodide), dan isoflurophate (Floropryl). (1)

Parasympathomimetics telah digunakan bertahun-tahun untuk

merawat glaucoma, namun mereka sekarang ini tidak disukai karena

mereka perlu digunakan tiga sampai empat kali dalam sehari dan

menghasilkan efek-efek samping didalam mata. Efek-efek samping ini

termasuk suatu pupil kecil, penglihatan kabur, suatu kening yang sakit,

dan suatu peningkatan risiko dari pelepasan retina (retinal detachment).

Pada saat ini, pilocarpine adalah satu-satunya dari obat-obatan ini yang

digunakan untuk glaucoma. Dipakai terutama untuk menjaga pupil tetap

kecil pada pasien-pasien dengan konfigurasi iris tertentu (plateau iris) atau

pada pasien-pasien dengan sudut sempit (narrow angle) sebelum laser

iridotomy. (1)

Osmotic agents

Adalah suatu kelas tambahan dari obat-obatan yang digunakan

untuk merawat bentuk-bentuk mendadak (akut) dari glaucoma dimana

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 14

Page 15: Low Tension Glaucoma

tekanan mata tetap sangat tinggi walaupun dengan perawatan-perawatan

lainnya. Obat-obatan ini termasuk Isosorbide (diberikan melalui mulut)

dan Mannitol (diberikan melalui vena-vena). Obat-obatan ini harus

digunakan secara hati-hati karena mereka mempunyai efek-efek samping

termasuk mual, akumulasi cairan pada jantung dan/atau pada paru-paru

(gagal jantung congestive dan/atau pulmonary edema), perdarahan di otak,

dan persoalan-persoalan ginjal. Penggunaan mereka dilarang pada pasien-

pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, persoalan-persoalan dengan

jantung, ginjal, atau hati (hepar). (1)

Beberapa kelas-kelas baru dari obat-obat tetes glaucoma pada saat

ini sedang dalam pengembangan atau menunggu persetujuan FDA.

Laser atau Operasi

Penatalaksanaan yang dapat digunakan untuk low tension glaucoma ialah

trabeculoplasty. Sebeneranya ada beberapa bentuk-bentuk terapi laser untuk

glaukoma. Laser iridotomy melibatkan pembuatan suatu lubang pada bagian

mata yang berwarna (iris) untuk mengizinkan cairan mengalir secara normal pada

mata dengan sudut sempit atau tertutup (narrow or closed angles). Laser

trabeculoplasty adalah suatu prosedur laser dilaksanakan hanya pada mata-mata

dengan sudut-sudut terbuka (open angles). Laser trabeculoplasty tidak

menyembuhkan glaucoma, namun sering dilakukan daripada meningkatkan

jumlah obat-obat tetes mata yang berbeda-beda. Pada beberapa kasus-kasus, dia

digunakan sebagai terapi permulaan atau terapi utama untuk open-angle

glaucoma. Prosedur ini adalah metode yang cepat, tidak sakit, dan relatif aman

untuk menurunkan tekanan intraocular. Dengan mata yang dibius dengan obat-

obat tetes bius, perawatan laser dilaksanakan melalui lens kontak yang berkaca

pada sudut mata (angle of the eye). Microscopic laser yang membakar sudut

mengizinkan cairan keluar lebih leluasa dari kanal-kanal pengaliran. (1)

Laser trabeculoplasty sering dilaksanakan dalam dua sesi, minggu atau bulan

terpisah. Sayangnya, pengaliran yang diperbaiki sebagai hasil dari perawatan

mungkin berlangsung hanya kira-kira dua tahun, dimana saat itu kanal-kanal

pengaliran (drainage channels) bertendensi untuk tersumbat lagi. Ada dua tipe dari

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 15

Page 16: Low Tension Glaucoma

laser trabeculoplasty: argon laser trabeculoplasty (ALT) dan selective laser

trabeculoplasty (SLT). ALT pada umumnya tidak diulang setelah sesi kedua

disebabkan oleh pembentukkan dari jaringan parut pada sudut (angle). SLT

kelihatannya tidak menghasilkan luka parut pada sudut, jadi, secara teori, dia

dapat diulang beberapa kali. Bagaimanapun, kemungkinan untuk sukses dengan

perawatan-perawatan tambahan tetap sangat kecil. Jadi, pilihan-pilhan untuk

pasien pada saat itu adalah untuk memulai lagi menggunakan obat-obat tetes mata

atau meneruskan pada operasi. (1)

Laser cilioablation (juga dikenal sebagai penghancuran badan ciliary atau

cyclophotocoagulation) adalah bentuk lain dari perawatan yang umumnya

dicadangkan untuk pasien-pasien dengan bentuk-bentuk yang parah dari glaucoma

dengan potensi penglihatan yang miskin. Prosedur ini melibatkan pelaksanaan

pembakaran laser pada bagian mata yang membuat cairan aqueous (ciliary body).

Pembakaran laser ini menghancurkan sel-sel yang membuat cairan, dengan

demikian mengurangi tekanan mata. Tipe laser ini secara khas dilaksanakan

setelah terapi-terapi lain yang lebih tradisional gagal. (1)

Operasi Glaucoma

Trabeculectomy adalah suatu prosedur operasi mikro yang sulit, digunakan untuk

merawat glaucoma. Pada operasi ini, suatu potongan kecil dari trabecular

meshwork yang tersumbat dihilangkan untuk menciptakan suatu pembukaan dan

suatu jalan kecil penyaringan yang baru dibuat untuk cairan keluar dari mata.

Untk jalan-jalan kecil baru, suatu bleb penyaringan kecil diciptakan dari jaringan

conjunctiva (conjunctival tissue). Conjunctiva adalah penutup bening diatas putih

mata. Filtering bleb adalah suatu area yang timbul seperti bisul yang ditempatkan

pada bagian atas mata dibawah kelopak atas. Sistim pengaliran baru ini

mengizinkan cairan untuk meninggalkan mata, masuk ke bleb, dan kemudian

lewat masuk kedalam sirkulasi darah kapiler (capillary blood circulation) dengan

demikian menurunkan tekanan mata. Trabeculectomy adalah operasi glaucoma

yang paling umum dilaksanakan. Jika sukses, dia merupakan alat paling efektif

menurunkan tekanan mata. (4)

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 16

Page 17: Low Tension Glaucoma

Aqueus shunt devices (Glaucoma implants or tubes) adalah alat-alat pengaliran

tiruan untuk menurunkan tekanan mata. Meraka pada dasarnya adalah tabung-

tabung mikroskopic yang dipasang pada suatu reservoir. Reservoir ini

ditempatkan dibawah jaringan conjunctiva (conjunctival tissue). Tabung yang

sesungguhnya (yang memanjang dari reservoir) ditempatkan didalam mata untuk

menciptakan suatu jalan kecil baru untuk cairan keluar dari mata. Cairan ini

berkumpul diatas reservoir dibawah conjunctiva menciptakan suatu filtering bleb.

Prosedur ini mungkin dilaksanakan sebagai suatu alternatif dari trabeculectomy

pada pasien-pasien dengan tipe-tipe tertentu glaucoma. (4)

Viscocanalostomy adalah suatu prosedur operasi alternatif yang digunakan untuk

menurunkan tekanan mata. Dia melibatkan penghilangan suatu potongan dari

sclera (dinding mata) untuk meninggalkan hanya suatu membran yang tipis dari

jaringan melaluinya cairan aqueous dapat dengan lebih mudah mengalir. Ketika

dia lebih tidak invasiv dibanding trabeculectomy dan aqueous shunt surgery, dia

juga bertendensi lebih tidak efektif. (4)

Ahli bedah kadangkala menciptakan tipe-tipe lain dari sistim pengaliran

(drainage systems). Ketika operasi glaucoma seringkali efektif, komplikasi-

komplikasi, seperti infeksi atau perdarahan, adalah mungkin. Maka, operasi

umumnya dicadangkan untuk kasus-kasus yang dengan cara lain tidak dapat

dikontrol. (4)

II. 8. Prognosis

Apabila terdeteksi dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani

dengan baik secara medis. Apabila obat tetes antiglaukoma dapat mengontrol

tekanan intaokular pada mata yang belum mengalami kerusakan glaumatosa luas,

prognosis akan baik (walaupun penurunan lapangan pandang dapat terus

berlanjut).(1,4)

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 17

Page 18: Low Tension Glaucoma

BAB III

KESIMPULAN

Low tension glaucoma atau disebut juga normal tension glaucoma adalah

suatu varian dari glaukoma sudut terbuka yang sekarang lebih sering dikenali

daripada dahulu. Pada low tension glaucoma banyak faktor yang mempengaruhi

perkembangan tidak terjadinya peningkatan TIO bahkan selalu normal, namun

penyebab pastinya tidak diketahui. Ketidaknormalan perfusi nervus optik akan

meningkatkan terjadinya kerusakan pada nervus optik. Tipe glaukoma ini

diperkirakan ada hubungannya, meski kecil, dengan kurangnya sirkulasi darah di

syaraf/nervus opticus, yang mana mengakibatkan kematian dari sel-sel yang

bertugas membawa impuls/rangsang  tersebut dari retina menuju ke otak. Sebagai

tambahan, kerusakan yang terjadi karena hubungannya dengan tekanan dalam

bola mata juga bisa terjadi pada yang masih dalam batas normal tinggi (high

normal), jadi tekanan yang lebih rendah dari normal juga seringkali dibutuhkan

untuk mencegah hilangnya penglihatan yang lebih lanjut. Glaukoma bertekanan

normal ini paling sering terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat penyakit

pembuluh darah, orang Jepang atau pada wanita. (2,5)

Pasien dengan low tension glaucoma memperlihatkan peningkatan

perubahan glaukomatosa pada diskus optik dan defek lapangan pandang tanpa

peningkatan tekanan intraokular. Kamal dan Hitchings menetapkan beberapa

kriteria yaitu:

Tekanan intraokular rata-rata adalah 21 mmHg dan tidak pernah melebihi

24 mmHg.

Pada pemeriksaan gonioskopi didapatkan sudut bilik mata depan terbuka.

Gambaran kerusakan diskus optikus dengan cupping glaumatosa yang

disertai defek lapangan pandang.

Kerusakan glaumatosa yang progresif.

Pasien-pasien ini susah diterapi  karena penanganan terapinya tidak

berfokus pada kontrol tekanan intraokular.(7)

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 18

Page 19: Low Tension Glaucoma

DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan, Daniel G. Asbury, Taylor. Asylor. Riordan, Paul. ( 2010)

Glaukoma: Oftalmologi Umum. Penerbit Kedokteran EGC. Jakarta. 220-

238.

2. Ilyas, S. (2007) Glaukoma: Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran

Hasanudin. Jakarta. 110-115.

3. Wijana, N. (1993) Glaukoma: Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: EGC. 1993.

4. Koner, KS. (2000) Primary Open Agle Glaucoma. Clinical Pathway of

Glaucoma. Thieme. New York.780-810.

5. Dunitz, M. (2003) Anatomy, Physiology, and Patophysiology: Handbook

of Glaucoma. Second Edition. Tayor an Francis. London. 267-275.

6. Smith, Morton. (1986) Glaucoma, Lens, and Anterior Segmen Trauma:

Opthalmology Basic and Clinical Science Course. American Academy of

Ophthalmology. California. 49-54.

7. Available at: http://www.glaucomafoundation.org/about_glaucoma.htm

8. Available at: http://www.seagig.org

REFERAT LOW TENSION GLAUCOMA 19