long case plastik clp

Upload: nur-ilmi-rahmiati

Post on 14-Apr-2018

246 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    1/24

    0

    BAGIAN BEDAH PLASTIK LONG CASE

    FAKULTAS KEDOKTERAN 26 JULI 2013

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    CLEFT LIP AND PALATE

    OLEH :

    Sufriadi (C111 96 006)

    KONSULEN:

    dr. Fonny Josh, Sp.Bp, Re(K)

    DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    2/24

    1

    PENDAHULUAN

    Celah bibir dan palatum (cleft lip and palate/ CLP) atau suatu kelainan

    bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-

    langit keras mulut. Kelainan ini adalah suatu ketidaksempurnaan pada

    penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung.

    Gangguan ini dapat terjadi bersama celah bibir dan langit-langit. Kelainan

    ini adalah jenis cacat bawaan yang disebabkan oleh gangguan pembentukan

    organ tubuh wajah selama kehamilan.3

    Insidensi celah bibir dengan atau tanpa celah langit-langit bervariasi

    tergantung dari etnis, dimana insiden pada orang Asia lebih besar daripada pada

    orang kulit putih dan kulit hitam. Secara umum angka kejadian celah bibir dengan

    atau tanpa celah langit-langit 1:750-1000 kelahiran, insidensi pada ras Asia 1:500

    kelahiran, ras Caucasian 1:750 kelahiran, ras African American 1:2000 kelahiran.

    Variasi celah bibir lebih sering terjadi pada anak laki-laki, sementara celah langit-

    langit lebih sering pada anak perempuan.Insidensi bibir sumbing di Indonesia

    belum diketahui.3

    Celah bibir dan palatum merupakan tantangan khusus untuk komunitas

    medis. Perhatian khusus diperlukan untuk pasien dengan langit-langit mulut

    terbelah. Produksi suara, makan, pertumbuhan rahang atas, dan pertumbuhan gigi

    adalah beberapa tahap-tahap perkembangan penting yang mungkin terpengaruh.

    Kelainan ini sebaiknya secepat mungkin diperbaiki karena akan

    mengganggu pada waktu menyusui dan akan mempengaruhi pertumbuhan normal

    rahang serta perkembangan bicara. Penatalaksanaan CLP adalah operasi. Bibirsumbing dapat ditutup pada semua usia, namun waktu yang paling baik adalah

    bila bayi berumur 10 minggu, berat badan mencapai 10 pon, Hb > 10g%. Dengan

    demikian umur yang paling baik untuk operasi sekitar 3 bulan.3

    Cacat tetap bila tidak dilakukan rekontruksi akan menyebabkan masa

    depan yang suram dan rendah diri selamanya. Tujuan operasi celah bibir adalah

    untuk menutup celah pada bibir sehingga didapatkan bibir yang mendekati normal

    baik dalam fungsi maupun bentuk untuk memperbaiki penampilan.5

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    3/24

    2

    Definisi

    Suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta palatum

    mole dan palatum durum. Kelainan ini adalah suatu ketidaksempurnaan pada

    penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung.8

    Prevalensi Celah bibir dan langit-langit

    Perbedaan ras, geografis dan etnik mempengaruhi prevalensi celah bibir

    dan langitan. Diseluruh dunia, celah orofasial terjadi pada 1 tiap 700 kelahiran dan

    prevalensi celah bibir dengan atau tanpa celah langitan jauh lebih banyak daripada

    celah langitan terisolasi.8

    Prevalensi celah bibir dan langitan paling tinggi pada ras kulit putih dan

    paling sedikit pada ras kulit hitam. Secara umum angka kejadian celah bibir

    dengan atau tanpa celah langit-langit 1:750-1000 kelahiran, insidensi pada ras

    Asia 1:500 kelahiran, ras Caucasian 1: 750 kelahiran, ras African American

    1:2000 kelahiran. Variasi celah bibir lebih sering terjadi pada anak laki-laki,

    sementara celah langit-langit lebih sering pada anak perempuan.Insidensi bibir

    sumbing di Indonesia belum diketahui. Dengan demikian membutuhkan kerja

    keras dari berbagai pihak untuk dapat mengetahui secara pasti prevalensi celah

    bibir dan langitan secara akurat mengingat perbedaan ras, geografis dan etnik

    yang sangat luas sehingga pengumpulan data disuluruh dunia amat sukar

    dilakukan. 3

    Etiologi

    Etiologi celah bibir adalah multifaktorial dan etiologi celah bibir belum

    dapat diketahui secara pasti. Pembentukan bibir terjadi pada masa embrio minggu

    keenam sampai minggu kesepuluh kehamilan. Penyebab kelainan ini dipengaruhi

    berbagai faktor, disamping faktor genetik sebagai penyebab celah bibir, juga

    faktor non genetik yang justeru lebih sering muncul dalam populasi, kemungkinan

    terjadi satu individu dengan individu lain berbeda.6

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    4/24

    3

    Faktor genetik

    Faktor herediter mempunyai dasar genetik untuk terjadinya celah bibir

    telah diketahui tetapi belum dapat dipastikan sepenuhnya. Kruger (1957)

    mengatakan sejumlah kasus yang telah dilaporkan dari seluruh dunia tendensi

    keturunan sebagai penyebab kelainan ini diketahui lebih kurang 25-30%. Dasar

    genetik terjadinya celah bibir dikatakan sebagai gagalnya mesodermal

    berproliferasi melintasi garis pertemuan, di mana bagian ini seharusnya bersatu

    dan biasa juga karena atropi dari pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan

    otot pada epithelium ataupun tidak adanya perubahan otot pada daerah tersebut.

    Sebagai tanda adanya hipoplasia mesodermal. Adanya gen yang dominan dan

    resesif juga merupakan penyebab terjadinya hal ini. Teori lain mengatakan bahwa

    celah bibir terjadi karena :5,6,7

    Dengan bertambahnya usia ibu hamil dapat menyebabkan ketidak kebalanembrio terhadap terjadinya celah.

    Adanya abnormalitas dari kromosom menyebabkan terjadinya malformasikongenital yang ganda.

    Adanya tripel autosom sindrom termasuk celah mulut yang diikuti dengananomali kongenital yang lain.

    Faktor Non-Genetik

    Faktor non-genetik memegang peranan penting dalam keadaan krisis dari

    penyatuan bibir pada masa kehamilan. Beberapa hal yang berperan penyebab

    terjadinya celah bibir :5.6,7

    a. Defisiensi nutrisi

    Nutrisi yang kurang pada masa kehamilan merupakan satu hal penyabab

    terjadinya celah. Melalui percobaan yang dilakukan pada binatang dengan

    memberikan vitamin A secara berlebihan atau kurang. Yang hasilnya

    menimbulkan celah pada anak-anak tikus yang baru lahir. Begitu juga dengan

    defisiensi vitamin riboflavin pada tikus yang sedang hamil dan hasilnya juga

    adanya celah dengan persentase yang tinggi, dan pemberiam kortison pada kelinci

    yang sedang hamil akan menimbulkan efek yang sama.

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    5/24

    4

    b. Zat kimia

    Pemberian aspirin, kortison dan insulin pada masa kehamilan trimester

    pertama dapat meyebabkan terjadinya celah. Obat-obat yang bersifat teratogenik

    seperti thalidomide dan phenitonin, serta alkohol, kaffein, aminoptherin dan

    injeksi steroid.

    c. Virus rubella

    Frases mengatakan bahwa virus rubella dapat menyebabkan cacat berat,

    tetapi hanya sedikit kemungkinan dapat menyebabkan celah.

    d. Trauma

    Strean dan Peer melaporkan bahwa trauma mental dan trauma fisik dapat

    menyebabkan terjadinya celah. Stress yang timbul menyebabkan fungsi korteks

    adrenal terangsang untuk mensekresi hidrokortison sehingga nantinya dapat

    mempengaruhi keadaan ibu yang sedang mengandung dan dapat menimbulkan

    celah, dengan terjadinya stress yang mengakibatkan celah yaitu : terangsangnya

    hipothalamus adrenocorticotropic hormone(ACTH). Sehingga merangsang

    kelenjar adrenal bagian glukokortikoid mengeluarkan hidrokortison, sehingga

    akan meningkat di dalam darah yang dapat menganggu pertumbuhan.

    e. Beberapa hal lain yang juga berpengaruh yaitu :

    Kurang daya perkembangan Radiasi merupakan bahan-bahan teratogenik yang potent Infeksi penyakit menular sewaktu trimester pertama kehamilan yang dapat

    menganngu foetus

    Gangguan endokrin Pemberian hormon seks, dan tyroid Merokok, alkohol, dan modifikasi pekerjaanFaktor-faktor ini mempertinggi insiden terjadinya celah mulut, tetapi

    intensitas dan waktu terjadinya lebih penting dibandingkan dengan jenis faktor

    lingkungan yang spesifik.

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    6/24

    5

    Klasifikasi

    Klasifikasi Veau

    Veau memperkenalkan metode klasifikasi celah wajah menjadi empat

    katagori yaitu : 2,3

    1. Celah hanya pada jaringan palatum lunak

    2. Celah pada jaringan palatum lunak dan keras

    3. Celah bibir dan palatum unilateral

    4. Celah bibir dan palatum bilateral

    Klasifikasi ini sangat sederhana dan tetap digunakan sampai saat ini. Namun

    demikian Veau tidak memasukkan celah bibir atau celah langitan terisolasi dalam

    klasifikasi ini. 2,3

    Klasifikasi Kernahan

    Klasifikasi Kernahan berdasarkan pada embriologi yang pakai foramen

    insisivum sebagai batas yang memisahkan celah pada palatum primer dari

    palatum sekunder. Palatum primer terdiri dari bibir atas, tulang alveolar dan

    palatum yang terletak dianterior foramen insisivum. Celah komplit pada palatum

    primer akan melibatkan semua struktur ini, palatum sekunder terdiri dari palatum

    keras dan palatum lunak dibelakang foramen insisivum.2,3

    Klasifikasi ini menggunakan metode strip Y. klasifikasi ini dikembangkan

    untuk mengatasi kekurangan klasifikasi verbal dan numeric dan memungkinkan

    identifikasi kondisi pasien preoperatif secara tepat.2,3

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    7/24

    6

    Keterangan

    a) Area 1 dan 4 menunjukkan sisi kanan dan kiri bibirb) Area 2 dan 5 menunjukkan tulang alveolarc) Area 3 dan 6 menunjukkan daerah palatum di anterior foramen insisivumd) Area 7 dan 8 menunjukkan palatum kerase) Area 9 menunjukkan palatum lunak

    Gambar 6. Klasifikasi kernahan. Area yang diarsir hijau merupakam area yang

    terdapat celah.3

    Sistem kode celah lokasi

    Cara menuliskan lokasi celah bibir dan langit-langit yang diperkenalkan

    oleh otto kriens adalah system LAHSHAL yang sangat sederhana dan dapat

    menjelaskan setiap lokasi celah pada bibir, alveolar, hard palate dan soft palate.

    Kelainan komplit, inkomplit, microform, unilateral atau bilateral. Bibir disingkat

    sebagai L (lips), gusi disingkat A (alveolus). Langit-langit di bagi menjadi dua

    bagian yaitu H ( hard palate) dan S (soft palate). Bila normal (tidak ada celah)

    maka urutannya dicoret, celah komplit (lengkap) dengan huruf besar, celah

    inkomplit (tidak lengkap) dengan huruf kecil dan huruf kecil dalam kurung untuk

    kelainan microform. (8)

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    8/24

    7

    Gambar 7: Sistem LAHSHAL dari Otto Kriens

    Contoh :

    1. CLP/L-----LCleft lip and palate. Lokasi celah berada di bibir kanan dan kiri, celah

    komplit Labiocshizis bilateral komplit

    2. CLP/---SHALCleft Lip and Palate dengan lokasi celah komplit pada soft palate, hard

    palate, alveolus dan bibir bagian kiri Labiognathopalatoschisis

    unilateral complete sinistra

    3. CLP/l------Cleft lip and palate celah bibir sebelah kanan inkomplit.

    Manifestasi klinis

    1. Asupan ASIMasalah asupan ASI merupakan masalah pertama yang terjadi pada bayi

    penderita celah bibir. Adanya celah bibir memberikan kesulitan pada bayi untuk

    melakukan hisapan payudara ibu atau dot. Tekanan lembut pada pipi bayi dengan

    labioschisis mungkin dapat meningkatkan kemampuan hisapan oral. Keadaan

    tambahan yang ditemukan adalah refleks hisap dan refleks menelan pada bayi

    dengan celah bibir tidak sebaik normal, dan bayi dapat menghisap lebih banyak

    udara pada saat menyusui. Cara memegang bayi dengan posisi tegak lurus

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    9/24

    8

    mungkin dapat membantu proses menyusui bayi dan menepuk-nepuk punggung

    bayi secara berkala dapat membantu. Bayi yang hanya menderita labioschisis atau

    dengan celah kecil pada palatum biasanya dapat menyusui, namun pada bayi

    dengan labiopalatochisis biasanya membutuhkan penggunaan dot khusus.1,3,5,6

    2. Asupan makananPada pasien celah bibir dan langitan terjadi hubungan antara rongga mulut

    dan hidung yang berakibat sukarnya penderita dalam menelan makanan atau

    minuman dimana penderita bisa tersedak bila tidak menggunakan alat bantu

    obturator / feeding plate. Akibatnya pasien biasanya memiliki berat badan kurang

    dari normal. 3

    3. PendengaranPada pasien dengan celah yang melibatkan bagian posterior palatum

    durum dan palatum molle, otot tensor palatinii dari palatum molle berhubungan

    dengan tuba eustachius. Lemahnya aktivitas otot ini menyebabkan kurangnya

    drainase telinga tengah yang kemudian berakibat pada infeksi telinga tengah dan

    kadang menyebabkan rusaknya gendang telinga.1,3,5,6

    4. Fungsi BicaraHal ini diakibatkan velopharingeal incompetence. Bagian posterior

    palatum molle tidak mampu berkontak secara adekuat dengan posterior faring

    untuk menutup oro naso fasing sehingga suara yang dikeluarkan sengau.

    Gangguan fungsi bicara diperberat oleh gangguan pendengaran yang juga dialami

    penderita celah bibir dan langitan. 2,5,6

    5. Kelainan dentalPada pasien cleah bibir dan langitan terdapat beberapa kelainan dental

    yang mengikutinya, antara lain : 3

    a. Anodontia partial. .

    b. Gigi supernumerary

    c. Gigi kaninus impaksi

    6. Masalah PsikologisPasien dengan celah bibir dan langitan memiliki rasa percaya diri rendah

    dan cenderung menutup diri dari pergaulan. Mereka menghindari berbicara

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    10/24

    9

    dengan orang lain karena merasa malu suara yang diucapkan sengau dan tidak

    jelas. Meskipun demikian tidak ada korelasi langsung antara celah bibir dan

    langitan dengan tingkat IQ dan kesuksesan dalam kehidupan.5,6

    Diagnosa

    Diagnosa prenatal

    Deteksi prenatal dapat dilakukan dengan beragam teknik. Fetoskopi telah

    digunakan untuk memberikan gambaran wajah fetus. Akan tetapi teknik ini

    bersifat invasif dan dapat menimbulkan resiko menginduksi aborsi. Namun

    demikian, teknik ini mungkin tepatdigunakan untuk konfirmasi pada beberapa

    cacat/kelainan pada kehamilanyang kemungkinan besar akandiakhiri. Teknik

    lain seperti ultrasonografiintrauterine, magnetic resonance imaging, deteksi

    kelainan enzim pada cairan amnion dan transvaginal ultrasonografi

    keseluruhannya dapat mendeteksi dengan sukses celah bibir dan celah langit-

    langit secara antenatal. Tetapi, pemeriksaan-pemeriksaan tersebut dibatasi pada

    biaya, invasifitas dan persetujuan pasien. Ultrasound transabdominal merupakan

    alat yang paling sering digunakan pada deteksi antenatal celah bibir dan celah

    langit-langit, yang memberikan keamanan dalam prosedur, ketersediaannya, dan

    digunakan secara luas pada skrining anatomi antenatal.2

    Deteksi dini memperkenankan kepada keluarga untuk menyiapkan diri

    terlebih dahulu terhadap suatu kenyataan bahwa bayi mereka akan memiliki suatu

    kelainan/cacat. Mereka dapat menemui anggota dari kelompok yang memiliki,

    celah bibir dan celah langit-langit belajar mengenai pemberian makanan khusus

    dan memahami apa yang harus diharapkan ketika bayi lahir. Deteksi dini juga

    memperkenankan kepada ahli bedah untuk bertemu dengan keluarga sebelum

    kelahiran dan mendiskusikan pilihan perbaikan. Dengan waktu konseling

    danrencana yang tepat, memungkinkan untuk melaksanakan perbaikan dari celah

    bibir unilateral pada minggu pertama kehidupan.2

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    11/24

    10

    Gambar 8. (A) Ultrasonografi pada fetus dengan cleft bilateral , incomplete pada yang kiri, (B)

    foto anak yang sama setelah lahir sebelum dioperasi2

    Terdapat beberapa hal yang menarik perhatian dalam pembedahan fetus yang

    merupakan bentuk potensial dari pengobatan celah bibir dan celah langit-langit.

    Meskipun persoalan teknik dan etika seputar konsep ini masih belum dapat

    dipecahkan. Pada pembedahan in utero manipulasi perlu dipertimbangkan, deteksi

    cacat/kelainan sedini mungkin diterapkan pada masa kehamilan.2

    Diagnosa postnatal

    Biasanya, celah (cleft) pada bibir dan palatum segera didiagnosa pada saat

    kelahiran. Celah dapat terlihat seperti sudut kecil pada bibir atau dapat

    memanjang dari bibir hingga ke gusi atas dan palatum. Namun tidak jarang, celah

    hanya terdapat pada otot palatum molle, yang terletak pada bagian belakang mulut

    dan tertutupi oleh lapisan mulut (mouth'slining) karena letaknya yang

    tersembunyi, tipe celah ini tidak dapat didiagnosa hinggabeberapa waktu.

    2

    Pencegahan Celah Bibir dan Palatum

    1. Menghindari merokok

    Ibu yang merokok merupakan faktor risiko lingkungan terbaik yang telah

    dipelajari untuk terjadinya celah orofacial. Ibu yang menggunakan tembakau

    selama kehamilan secara konsisten terkait dengan peningkatan resiko terjadinya

    celah-celah orofacial. Mengingat frekuensi kebiasaan kalangan perempuan di

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    12/24

    11

    Amerika Serikat, merokok dapat menjelaskan sebanyak 20% dari celah orofacial

    yang terjadi pada populasi negara itu. 2,5,6,7

    Lebih dari satu miliar orang merokok di seluruh dunia dan hampir tiga

    perempatnya tinggal di negara berkembang, sering kali dengan adanya dukungan

    publik dan politik tingkat yang relatif rendah untuk upaya pengendalian

    tembakau. Banyak laporan telah mendokumentasikan bahwa tingkat prevalensi

    merokok pada kalangan perempuan berusia 15-25 tahun terus meningkat secara

    global pada dekade terakhir Diperkirakan bahwa pada tahun 1995, 12-14 juta

    perempuan di seluruh dunia merokok selama kehamilan mereka dan, ketika

    merokok secara pasif juga dicatat, 50 juta perempuan hamil, dari total 130 juta

    terpapar asap tembakau selama kehamilan mereka. 2,5,6,7

    2. Menghindari alkohol

    Peminum alkohol berat selama kehamilan diketahui dapat mempengaruhi

    tumbuh kembang embrio, dan langit-langit mulut sumbing telah dijelaskan

    memiliki hubungan dengan terjadinya defek sebanyak 10% kasus pada sindrom

    alkohol fetal (fetal alcoholsyndrome). Pada tinjauan yang dipresentasikan di Utah

    Amerika Serikat pada acarapertemuan konsensus WHO (bulan Mei 2001),

    diketahui bahwa interpretasi hubungan antara alkohol dan celah orofasial

    dirumitkan oleh biasa yang terjadi di masyarakat. Dalam banyak penelitian

    tentang merokok, alkohol diketemukan juga sebagai pendamping, namun tidak

    ada hasil yang benar-benar disebabkan murni karena alkohol.2,5,6,7

    3. Nutrisi

    Nutrisi yang adekuat dari ibu hamil saat konsepsi dan trimester I

    kehamilan sangat penting bagi tumbuh kembang bibir, palatum dan struktur

    kraniofasial yang normal darifetus.

    a. Asam Folat

    Peran asupan folat pada ibu dalam kaitannya dengan celah orofasial sulit

    untuk ditentukan dalam studi kasus-kontrol manusia karena folat dari sumber

    makanan memiliki bioavaibilitas yang luas dan suplemen asam folat biasanya

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    13/24

    12

    diambil dengan vitamin, mineral dan elemen-elemen lainnya yang juga mungkin

    memiliki efek protektif terhadap terjadinya celah orofasial. Folat merupakan

    bentuk poliglutamat alami dan asam folat ialah bentuk monoglutamat sintetis.

    Pemberian asam folat pada ibu hamil sangat penting pada setiap tahap kehamilan

    sejak konsepsi sampai persalinan. Asam folat memiliki dua peran dalam

    menentukan hasil kehamilan. Satu, ialah dalam proses maturasi janin jangka

    panjang untuk mencegah anemia pada kehamilan lanjut. Kedua, ialah dalam

    mencegah defek kongenital selama tumbuh kembang embrionik. Telah disarankan

    bahwa suplemen asam folat pada ibu hamil memiliki peran dalam mencegah celah

    orofasial yang non sindromik seperti bibir dan/atau langit-langit sumbing.2,5,6,7

    b. Vitamin B-6

    Vitamin B-6 diketahui dapat melindungi terhadap induksi terjadinya celah

    orofasial secara laboratorium pada binatang oleh sifat teratogennya demikian juga

    kortikosteroid, kelebihan vitamin A, dan siklofosfamid. Deoksipiridin, atau

    antagonis vitamin B-6, diketahui menginduksi celah orofasial dan defisiensi

    vitamin B-6 sendiri cukup untuk membuktikan terjadinya langit-langit mulut

    sumbing dan defek lahir lainnya pada binatang percoban. Namun penelitian pada

    manusia masih kurang untuk membuktikan peran vitamin B-6 dalam terjadinya

    celah. 2,5,6,7

    c. Vitamin A

    Asupan vitamn A yang kurang atau berlebih dikaitkan dengan peningkatan

    resiko terjadinya celah orofasial dan kelainan kraniofasial lainnya. Hale adalah

    peneliti pertama yang menemukan bahwa defisiensi vitamin A pada ibu

    menyebabkan defek pada mata, celah orofasial, dan defek kelahiran lainya pada

    babi. Penelitian klinis manusia menyatakan bahwa paparan fetus terhadap retinoid

    dan diet tinggi vitamin A juga dapat menghasilkan kelainan kraniofasial yang

    gawat. Pada penelitian prospektif lebih dari 22.000 kelahiran pada wanita di

    Amerika Serikat, kelainan kraniofasial dan malformasi lainnya umum terjadi pada

    wanita yang mengkonsumsi lebih dari 10.000 IU vitamin A pada masa

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    14/24

    13

    perikonsepsional. 2,5,6,7

    4. Modifikasi Pekerjaan

    Dari data-data yang ada dan penelitian skala besar menyerankan bahwa

    ada hubungan antara celah orofasial dengan pekerjaan ibu hamil (pegawai

    kesehatan, industri reparasi, pegawai agrikulutur). Teratogenesis karena

    trichloroethylene dan tetrachloroethylene pada air yang diketahui berhubungan

    dengan pekerjaan bertani mengindikasikan adanya peran dari pestisida, hal ini

    diketahui dari beberapa penelitian, namun tidak semua. Maka sebaiknya pada

    wanita hamil lebih baik mengurangi jenis pekerjaan yang terkait. Pekerjaan ayah

    dalam industri cetak, seperti pabrik cat, operator motor, pemadam kebakaran atau

    bertani telah diketahui meningkatkan resiko terjadinya celah orofasial. 2,5,6,7

    5. Suplemen Nutrisi

    Beberapa usaha telah dilakukan untuk merangsang percobaan pada

    manusia untuk mengevaluasi suplementasi vitamin pada ibu selama kehamilan

    yang dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan. Hal ini dimotivasi oleh hasil

    baik yang dilakukan pada percobaan pada binatang. Usaha pertama dilakukan

    tahun 1958 di Amerika Serikat namun penelitiannya kecil, metodenya sedikit dan

    tidak ada analisis statistik yang dilaporkan. Penelitian lainnya dalam usaha

    memberikan suplemen multivitamin dalam mencegah celah orofasial dilakukan di

    Eropa dan penelitinya mengklaim bahwa hasil pemberian suplemen nutrisi adalah

    efektif, namun penelitian tersebut memiliki data yang tidak mencukupi untuk

    mengevaluasi hasilnya.Salah satu tantangan terbesar dalam penelitian pencegahan

    terjadinya celah orofasial adalah mengikutsertakan banyak wanita dengan resiko

    tinggi pada masa produktifnya. 2,5,6,7

    Penatalaksanaan

    Penanganan kelainan celah bibir dan celah langitan memerlukan

    penanganan yang multidisiplin karena merupakan masalah yang kompleks,

    variatif dan memerlukan waktu yang lama serta membutuhkan beberapa ilmu dan

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    15/24

    14

    tenaga ahli, diantaranya dokter anak, dokter bedah plastik, dokter bedah mulut,

    pediatric dentists, orthodontist, prosthodontist, ahli THT (otolaryngologist),

    speech pathologist, geneticist dan psikiater atau psikolog untuk menangani

    masalah psikologis pasien.3

    Sebelum melakukan operasi, orangtua diharapkan melakukan konseling.

    Hal ini untuk membantu mengurangi kecemasan orangtua pasien dan memberikan

    informasi mengenai operasi yang akan dilakukan dan bagaimana tampilan anak

    mereka setelah dilakukan operasi. Konseling juga dilakukan bagi si anak agar saat

    bertambah besar mereka tidak terganggu secara psikologis.3

    Anak yang memiliki celah bibir dan atau celah langit-langit memiliki

    masalah dalam proses makan karena itu dibutuhkan metode agar anak tetap

    mendapat asupan gizi. Pemberian makan pada anak dengan celah langit-langit

    lebih sulit dibanding anak dengan celah bibir karena pada celah langit-langit, anak

    cenderung mengalami kesulitan menghisap atau menelan. Untuk mengatasinya,

    dapat digunakan dot khusus dengan nipple yang kecil agar aliran air susu bisa

    kontinu dan terkontrol. Berbeda dengan penderita celah bibir saja yang masih bisa

    diberi susu dengan botol atau dot biasa.3

    Beberapa praktisi merekomendasikan penggunaan obturator (plastic plate)

    untuk menutup celah selama anak sedang makan. Plate ini membutuhkan

    modifikasi agar selalu pas atau fit sejalan dengan perkembangan pertumbuhan

    langitan anak. Namun pada beberapa kasus celah langitan, bayi bisa diberi asupan

    makan tanpa menggunakan obturator yaitu bila orangtua bisa mengikuti instruksi

    pemberian makan yang benar. Posisi pemberian air susu kepada anak

    diperhatikan, posisi untuk anak yang menderita celah bibir dengan langit-langit

    atau celah langit-langit saja diusahakan lebih tegak (upright position) agar tidak

    mudah tersedak. Orangtua dapat menggendong bayinya pada 35-45 terhadap

    lantai. Dengan memberikan informasi dan pelatihan, bayi bisa diberi makan

    dengan menggunakanpreemie nipple yaitu nipple yang sifatnya lebih lembut dan

    mudah disesuaikan dengan cleft atau dengan menggunakan nipple khusus seperti

    Mead-Johnson cross cut nipple dimana aliran susu dapat disesuaikan. Dapat juga

    merekomendasikan jenis dot khusus untuk anak dengan celah yaitu dot yang

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    16/24

    15

    memiliki nipple yang panjang atau bersayap dimana susu yang keluar bisa

    langsung menuju ke faring.3

    Perbaikan secara bedah melibatkan beberapa prosedur primer dan

    sekunder. Prosedur pembedahan dan waktu pelaksanaannya bervariasi, tergantung

    dari tingkat keparahan defeknya dan keputusan dari dokter bedahnya.3

    Waktu yang tepat untuk dilakukan operasi perbaikan masih diperdebatkan.

    Namun biasanya dokter bedah memilih waktu antara 24 jam sampai 12 bulan

    setelah kelahiran, ada juga beberapa dokter bedah yang menunda sampai beberapa

    bulan untuk menunggu bayi lebih besar dan lebih kuat. Jika tidak ada

    kontraindikasi medis, bisa diikuti rule of ten, yaitu dapat dilakukan operasi bila

    pasien berusia 10 minggu, berat badan 10 pon dan hemoglobin setidaknya 10 g/dl.

    Namun jika terdapat kondisi medis yang membahayakan kesehatan bayi, operasi

    ditunda sampai resiko medis minimal.3

    Penutupan bibir awal (primary lip adhesion) dilakukan selama beberapa

    bulan pertama lalu dilanjutkan dengan perbaikan langitan. Tujuan dari penutupan

    bibir awal ini adalah untuk mendapatkan penampilan yang lebih baik, mengurangi

    insiden penyakit saluran pernafasan dan untuk mengizinkan perbaikan definitif

    tanpa halangan berupa jaringan scar yang berlebihan. Prostetik dan orthopedic

    appliances dapat digunakan untuk mencetak atau memperluas segmen maksila

    sebelum penutupan defek langitan.Selanjutnya, autogenus bone graft dapat

    ditempatkan pada daerah defek tulang alveolar.3

    Prosedur perbaikan sekunder jaringan lunak dan prosedur ortognatik dapat

    dilakukan untuk meningkatkan fungsi dan tampilan estetik. Teknik yang

    digunakan dalam penutupan celah bibir yang baik, selain berorientasi pada

    kesimetrisan dan patokan anatomi bibir juga memperhitungkan koreksi kelainan

    yang sering dijumpai bersamaan, misalnya hidung, baik pada saat yang bersamaan

    dengan labioplasty maupun pada kesempatan yang telah direncanakan kemudian

    hal ini untuk mempersiapkan jaringan dan menghindari parut atau scar yang

    berlebihan. Prosedur yang mungkin dilakukan antara lain seperti perbaikan

    konfigurasi anatomi bibir, hidung, langitan durum, langitan molle dan alveolus.

    Penggunaan alat ortodontik juga dapat dilakukan untuk mendapatkan susunan gigi

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    17/24

    16

    geligi yang baik didalam lengkung rahang dan memiliki hubungan fungsional

    yang baik pula.3

    USIA TINDAKAN

    01 minggu

    Pemberian nutrisi dengan kepala miring (posisi

    45)

    12 minggu

    Pasang obturator untuk menutup celah pada

    langitan,

    agar dapat menghisap susu atau memakai dot

    lubang

    kearah bawah untuk mencegah aspirasi (dot

    khusus)

    10 minggu Labioplasty dengan memenuhi Rules of Ten:

    a. Umur 10 minggu

    b. Berat 10 pons

    c. Hb > 10gr %

    1,52 tahun Palatoplasty karena bayi mulai bicara

    24 tahun

    Speech therapy

    46 tahun

    Velopharyngoplasty, untuk mengembalikan

    fungsi

    katup yang dibentuk m.tensor veli palatini &

    m.levator

    veli palatini, untuk bicara konsonan, latihan

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    18/24

    17

    dengan

    cara meniup.

    68 tahun Ortodonsi (pengaturan lengkung gigi)

    89 tahun Alveolar bone grafting

    917 tahun Ortodonsi ulang

    1718 tahun Cek kesimetrisan mandibula dan maksila

    Labioplasty

    Operasi labioplasty dilakukan pada usia kurang lebih 3 bulan dan

    mengikuti ketentuan rule of tens yaitu 2,3

    1. Berat bayi minimal 10 pounds

    2. Hemoglobin lebih atau sama dengan 10 gr/dl dan

    3. lekosit maksimal 10.000 /dl.

    Tujuan utama labioplasty adalah menciptakan bibir dan hidung yang seimbang

    dan simetris dengan jaringan parut minimal dan menciptakan bibir yang berfungsi

    baik dengan mengurangi pengaruh operasi terhadap pertumbuhan dan

    perkembangan lengkung maksila.2,3

    Untuk tujuan tersebut maka setiap elemen celah bibir dan hidung harus

    dibentuk seanatomis mungkin (kartilago, kulit, otot dan mukosa nasal) dengan

    memperhatikan pengambilan jaringan minimal untuk mencegah kurangnya

    volume bibir dan hidung. Penanganan tepi insisi yang baik juga harus dilakukan

    untuk mengurangi jaringan parut pasca operasi. 2,3

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    19/24

    18

    Gambar 9. triangular cleft lip repair. A) menandai daerah yang akan di triangular cleft lip repair.

    B) penampakan selama operasi triangular repair. C) perbaikan komplit.2

    Palatoplasty

    Tujuan palatoplasty adalah memisahkan rongga mulut dan rongga hidung,

    membentuk katup velofaringeal yang kedap air dan kedap udara dan memperoleh

    tumbuh kembang maksilofasial yang mendekati normal. Tantangan daripada

    palatoplasty dewasa ini bukanlah hanya bagaimana menutup defek celah langit-

    langit namun juga bagaimana didapatkan fungsi bicara yang optimal tanpa

    mengganggu pertumbuhan maksilofasial.2,3

    Waktu yang paling tepat untuk dilakukannya palatoplasty masih tetap

    menjadi kontroversi. Sebagian ahli bedah mendukung waktu palatoplasty sebelum

    usia 12 bulan karena lebih menguntungkan perkembangan bicara pasien sebab

    proses belajar bicara dimulai pada usia 12 bulan.2,3

    Penundaan palatoplasty lebih menguntungkan untuk perkembangan

    maksilofasial namun lebih merugikan untuk perkembangan bicara pasien.Waktu

    yang paling optimal untuk palatoplasty sampai sejauh ini secara ilmiah belum

    terbukti namun sebagian besar ahli bedah sepakat bahwa palatoplasty harus

    dilakukan sebelum usia 2 tahun.2,3

    Terdapat berbagai jenis teknik palatoplaty namun yang paling sering

    dipakai adalah teknik von langenbeck dan V-Y push back (Veau- Wardill-Kilner).

    Kedua teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    20/24

    19

    Von langenbeck Palatoplasty

    Teknik von langenbeck menggunakan mukoperiosteal flap bipedikel pada palatum

    durum dan palatum molle untuk menutup defek celah langit-langit. Basis anterior

    dan posterior bipedikel flap didekatkan kearah medial untuk menutup celah langit-

    langit. 2,3

    Keuntungan :Teknik mudah dikerjakan

    Waktu operasi cepat

    Kekurangan :Tidak mampu memanjangkan palatum ke posterior sehingga kemungkinan

    terjadinya velopharingeal incompetence lebih tinggi.

    Fungsi bicara tidak optimal

    Gambar 10. A) marking desain flap B) Bipedikel mucoperiosteal flap dielevasi dari lateral relaxing

    incision ke margin celah langit-langit dilanjutkan dengan penutupan lapisan mucoperiosteum

    nasal. flap mucoperiosteum rongga mulut komplit.2

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    21/24

    20

    V-Y Pushback ( Veau- Wardill Kilner) palatoplasty

    Gambar 11. A) penentuan marking insisi. B) mukoperiosteal flap oral dielevasi dengan

    mempertahankan neurovascular bundle palatinus mayus pada kedua sisi dilanjutkan retroposisi

    dan repair m. levator velli palatine setelah penutupan mukoperiosteal nasal. C) penjahitan

    mukoperiousteum oral.2

    Keuntungan : 2,31. Memperpanjang palatum ke posterior2. Meningkatkan fungsi bicara sebagai akibat palatum yang bisa diperpanjang

    lebih ke posterior

    Kekurangan : 2,31. Kemungkinan timbul fistula pada daerah antara palatum durum dan palatum

    molle karena mukoperiosteum yang tipis didaerah tersebut.

    2. Meninggalkan tulang terbuka / denuded bone yang lebar pada tepi lateralcelah langit-langit. Daerah ini kemudian membentuk jaringan parut yang

    berperan pada konstriksi lengkung maksila.

    3. Waktu operasi lebih lama

    Penilaian fungsi bicara dan pendengaran

    Pendengaran dan fungsi bicara dievaluasi sejak lahir. Peran orang tua

    dalam memperhatikan perkembangan anak sangat penting sebagai masukan untuk

    penilaian obyektif kondisi anak oleh dokter anak atau dokter spesialis THT. Mulai

    usia 18 bulan yaitu tepat setelah operasi palatoplasty, fungsi pendengaran dan

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    22/24

    21

    bicara anak dievaluasi secara berkala oleh dokter THT. Dalam perkembangannya

    ahli terapi wicara /speech therapy akan berperan dalam mendiagnosa dan

    memberikan perawatan jangka panjang agar anak dapat berbicara secara normal.

    Penilaian dari ahli terapi wicara ini juga menentukan apakah terjadi

    velopharygeal incompetence pada seorang anak dan apakah anak tersebut

    membutuhkan operasi lanjutan atau tidak.

    Perawatan Orthodonsia

    Pasien dengan celah bibir dan langitan dapat dipastikan mengalami

    malposisi dan malrelasi gigi geligi. Beberapa pasien memiliki supernumerary

    teeth, anodonsia parsial dan lengkung maksila yang sempit. Perawatan

    orthodonsia mutlak diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Perawatan

    orthodonsia diperlukan untuk dua hal yaitu yang pertama untuk mempersiapkan

    ruangan untuk alveolar bone grafting agar gigi caninus memiliki tempat yang

    cukup untuk erupsi dan tujuan kedua adalah untuk melakukan perawatan jangka

    panjang agar mendapatkan oklusi yang baik. Evaluasi lanjutan dari orthodontis

    dapat menjadi masukan apakah pasien memerlukan operasi lanjutan seperti

    distraksi osteogenesis, atau bedah orthognatik untuk mencapai hasil optimal atau

    tidak. 2,3

    Alveolar Bone grafting

    Tujuan alveolar bone grafting adalah mempersiapkan ruangan untuk

    erupsi gigi caninus, untuk mendukung basis ala nasi dan juga bisa untuk menutup

    fistula di palatal. Biasanya dilakukan pada usia 9 atau 10 tahun yaitu pada saat

    akar gigi caninus maksila telah terbentuk 2/3 panjang normal. Bone graft diambil

    dari iliac crest dengan metode windowing. Sebelum dilakukan alveolar bone

    grafting, gigi susu atau gigi lain yang memiliki prognosis buruk diekstraksi

    mengingat itu dapat menjadi lokus minores resistensiae yang dapat menggagalkan

    keberhasilan alveolar bonegrafting.2,3

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    23/24

    22

    Komplikasi

    a. Obstruksi jalan nafas

    Pascabedah obstruksi jalan napas adalah komplikasi yang paling penting

    dalam periode pasca-operasi langsung. Situasi ini biasanya hasil dari prolaps dari

    lidah ke orofaring sementara pasien tetap dibius dari anestasi. Intraoperative

    penempatan lidah tarikan jahitan membantu dalam pengelolaann situasi ini.

    Obstruksi jalan napas juga dapat menjadi masalah berkepanjangan karena

    perubahan pada saluran napas dinamika, terutama pada anak-anak dengan rahang

    kecil.2,3

    b. Pendarahan

    Selama pembedahan perdarahan adalah komplikasi yang sering terjadi

    pada langit-langit karena terdapat banyak pembuluh darahnya. Ini dapat

    berbahaya pada bayi karena kekurangan volume darah. Sebelum pembedahan

    penilaian tingkat haemoglobin dan platelet adalah penting.2,3

    c. Peradangan

    Komplikasi yang lain dapat terjadi antara lain adalah peradangan, injuri

    terhadap saraf, pembengkakan dan fistula. Odem setelah operasi adalah normal

    dan fisilogis. Kemungkinan perangan dapat diminimalisasi dengan terapi

    antibiotik, teknik pembedahan yang baik, dan memperhatikan syarat-syarat

    asepsis.2,3

    Prognosis

    Kelainan celah bibir dan palatum merupakan kelainan bawaan yang dapat

    dimodifikasi/disembuhkan. Kebanyakan anak yang lahir dengan kondisi ini

    melakukan operasi saat usia masih dini, dan hal ini sangat memperbaiki

    penampilan wajah secara signifikan. Dengan adanya teknik pembedahan yang

    makin berkembang, 80% anak dengan celah bibir dan palatum yang telah

    ditatalaksana mempunyai perkembangan kemampuan bicara yang baik. Terapi

    bicara yang berkesinambungan menunjukkan hasil peningkatan yang baik pada

    masalah-masalah berbicara pada anak celah bibir dan palatum.

  • 7/30/2019 Long Case Plastik Clp

    24/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. K. J. Lee.Essential otolaryngonolgy. Head and Neck Surgery, 9th edition, McGraw Hill 2008: 293-303.

    2. Anil K. Lalwani. Current diagnosis & treatment in otolaryngology. Head &Neck Surgery. New York: A Lange Medical book 2010: 323-38.

    3. Balaji SM. Textbook of oral & maxillofacial surgery. New Delhi: Elsevier2007: 493-514.

    4. Langman J. Medical embryology. 8th ed. Baltimore: The Williams & WilkinsCompany

    5. Marie M. Pediatric Cleft Lip and Palate Treatment and Management.Medscape reference 2009

    6. Marie M.Pediatric Cleft Lip and Palate. Medscape reference 2009

    7. Shahrokh C. Bagheri, Chris Jo. Cleft lip and palate. Clinical Review of Oraland maxillofacial Surgery. Amerika: Mosby Elsevier 2008: 336-431

    8. Scwartzs.Manual of surgery. 8th ed. McGraw Hill.