lo s3 b15 besok
TRANSCRIPT
8/19/2019 LO S3 B15 besok
http://slidepdf.com/reader/full/lo-s3-b15-besok 1/5
Penatalaksanaan
1. Konseling dan Psikotherapi
Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi,
obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu
mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa penggunaanobat hipnotik.
2. Sleep hygiene terdiri dari:
a. Tidur dan bangunlah seara reguler!kebiasaan
b. "indari tidur pada siang hari!sambilan
. #angan mengkonsumsi ka$ein pada malam harid. #angan menggunakan obat-obat stimulan seperti deongestan
e. %akukan latihan!olahraga yang ringan sebelum tidur
$. "indari makan pada saat mau tidur, tapi &angan tidur dengan perut kosongg. 'egera bangun dari tempat bila tidak dapat tidur (1-* menit)
h. "indari rasa emas atau $rustasi
i. +uat suasana ruang tidur yang se&uk, sepi, aman dan enak ('udoyo, 2**).. armakoterapi
a. +enodiaepine (/itraepam,Triolam, dan 0staolam)
b. /on benodiaepine (hloral-hydrate, Phenobarbital)
Tabel I. Mekanisme Kerja Obat Sedative-Hipnotik
8/19/2019 LO S3 B15 besok
http://slidepdf.com/reader/full/lo-s3-b15-besok 2/5
Tabel II. Dosis Obat Golongan Benodiaepin
Pemilihan obat, ditin&au dari si$at gangguan tidur :
1. nitial nsomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur)
3bat yang dibutuhkan adalah bersi$at 4Sleep inducing anti-insomnia5 yaitu golongan
benodiaepine (Short Acting )6isalnya pada gangguan an7ietas
2. Delayed Insomnia (proses tidur terlalu epat berakhir dan sulit masuk kembali ke
proses tidur selan&utnya)
3bat yang dibutuhkan adalah bersi$at 4Prolong latent phase 8nti-nsomnia5, yaitu
golongan heterosiklik antidepresan (Trisiklik dan Tetrasiklik)6isalnya pada gangguan depresi
. +roken nsomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpeah-peah
men&adi beberapa bagian (multiple awakening ).3bat yang dibutuhkan adalah bersi$at 4Sleep Maintining Anti-Insomnia5, yaitu
golongan phenobarbital atau golongan benodiaepine ( Long acting ).
6isalnya pada gangguan stres psikososial (Kaplan, 2*1*).
Pengaturan Dosis
8/19/2019 LO S3 B15 besok
http://slidepdf.com/reader/full/lo-s3-b15-besok 3/5
1. Pemberian tunggal dosis an&uran 1 sampai * menit sebelum pergi tidur.
2. Dosis a9al dapat dinaikkan sampai menapai dosis e$ekti$ dan dipertahankan sampai
1-2 minggu, kemudian seepatnya tapering o$$ (untuk menegah timbulnya rebound
dan toleransi obat).
. Pada usia lan&ut, dosis harus lebih keil dan peningkatan dosis lebih perlahan-lahan,untuk menghindari oversedation dan intoksikasi.
. 8da laporan yang menggunakan antidepresan sedati$ dosis keil 2- kali seminggu
(tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lan&ut ('udoyo, 2**).
%ama Pemberian
1. Pemakaian obat antiinsomnia sebaiknya sekitar 1-2 minggu sa&a, tidak lebih dari 2
minggu, agar resiko ketergantungan keil. Penggunaan lebih dari 2 minggu dapat
menimbulkan perubahan 4Sleep EEG5 yang menetap sekitar ; bulan lamanya.
2. Kesulitan pemberhetian obat seringkali oleh karena 4 Psychological Dependence5
(habiatuasi) sebagai akibat rasa nyaman setelah gangguan tidur dapat ditanggulangi
('udoyo, 2**).
0$ek 'amping
'upresi ''P (susunan sara$ pusat) pada saat tidur. 0$ek samping dapat ter&adi sehubungan
dengan $armakokinetik obat anti-insomnia (9aktu paruh) :
1. <aktu paruh singkat, seperti Triaolam (sekitar &am)
ge&ala rebound lebih berat pada pagi harinya dan dapat sampai men&adi panik.
2. <aktu paruh sedang, seperti 0staolam ge&ala rebound lebih ringan.
. <aktu paruh pan&ang, seperti /itraepam menimbulkan ge&ala 4hang over 5 pada
pagi harinya dan &uga 4intensiying daytime sleepiness5.
Penggunaan lama obat anti-insomnia golongan benodiaepine dapat ter&adi
4disinhi!iting eect 5 yang menyebabkan 4rage reation5 (Tomb, 2**;).
8/19/2019 LO S3 B15 besok
http://slidepdf.com/reader/full/lo-s3-b15-besok 4/5
nteraksi obat
1. 3bat anti-insomnia = /' Depressants (alkohol dll) menimbulkan potensiasi e$ek
supresi ''P yang dapat menyebabkan 4oversedation and respiratory ailure5.
2. 3bat golongan benodiaepine tidak menginduksi hepati mirosomal enyme atau
4 produce protein !inding displacement 5 sehingga &arang menimbulkan interaksi obat
atau dengan kondisi medik tertentu.. 3>erdosis &arang menimbulkan kematian, tetapi bila disertai alkohol atau 4"#S
Depressant 5 lain, resiko kematian akan meningkat (Tomb, 2**;).
Perhatian Khusus
1. Kontraindikasi :
a$ Sleep apneu syndrome
!$ "ongestive %eart &ailurec$ "hronic 'espiratory Disease
2. Penggunaan +enodiaepine pada 9anita hamil mempunyai risiko menimbulkan
4teratogenic eect 5 (e$g$clet-palate a!normalities) khususnya pada trimester
pertama. #uga benodiaepin dieksresikan melalui 8', bere$ek pada bayi (penekanan
$ungsi ''P) (Tomb, 2**;).
Komplikasi
Komplikasi insomnia meliputi :
1. ?angguan dalam peker&aan atau di sekolah.
2. 'aat berkendara, reaksi re$le7 akan lebih lambat. 'ehingga meningkatkan reaksi
keelakaan.
. 6asalah ke&i9aan, seperti keemasan atau depresi
. Kelebihan berat badan atau kegemukan
. Daya tahan tubuh yang rendah
;. 6eningkatkan resiko dan keparahan penyakit &angka pan&ang, ontohnya tekanan darah
yang tinggi, sakit &antung, dan diabetes.
Prognosis
Prognosis umumnya baik dengan terapi yang adekuat dan &uga terapi pada gangguan lain seperti
depresi dan lain-lain. %ebih buruk &ika gangguan ini disertai skiophrenia.
< 'udoyo. 2**. (uku A)ar Ilmu Penyakit Dalam. #akarta: Pusat Penerbitan Departemen
lmu Penyakit Dalam akultas Kedokteran @ni>ersitas ndonesia.>
8/19/2019 LO S3 B15 besok
http://slidepdf.com/reader/full/lo-s3-b15-besok 5/5
<Kaplan, "., 'adok +#. 2*1*. *aplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri$ Ed : <iguna,
6ade. Tangerang: +ina Aupa 8ksara Publisher >
< Tomb, Da>id 8. 2**;. (uku Saku Psikiatri Ed + . #akarta: 0?>