leu koma
DESCRIPTION
leukomaTRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
OD PSEUDOPHAKIA POST EKEK + IOL ET CAUSA KATARAK SENILIS MATUR
OS LEUKOMA
Disusun oleh:
Muhammad Hafid Ernanda
01.210.6225
PEMBIMBING
dr. Djoko Heru Santoso, Sp. M
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Umur : 63 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Kontraktor
Alamat : Gribig 01/07 Gebog- Kudus
Tanggal Pemeriksaan : 30 September 2015
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal 30 September 2015 jam 10.00 di Poliklinik Mata.
Keluhan Utama :
Penglihatan mata kiri buram
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke poliklinik mata dengan keluhan penglihatan pada mata kiri
buram yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan mata buram dirasakan semakin
lama semakin memberat dan penglihatannya buram seperti terdapat bayangan putih yang
menutupinya. Pasien juga mengeluh silau jika melihat cahaya pada mata kanan dan
kirinya..
Penderita juga mengeluh mata kirinya seperti terdapat kotoran (blobok) yang
menutupi. Tapi penderita mengaku matanya tidak kotor (blobokan). Selain itu, penderita
kadang-kadang merasakan mata kirinya nyeri dan nrocos. Tidak ada keluhan gatal
maupun ngganjel.
10 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien menjalani operasi katarak
pada mata kanannya karena penglihtannya burem dan silau jika melihat cahaya yang
sudah dirasakan sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. 1 tahun yang lalu pasien pernah di
rawat di rumah sakit karena pada mata kirinya terkena las saat bekerja Kemudian mata
kiri penderita menjadi merah, ngganjel, nrocos, kemeng, pandangannya menjadi kabur
sehingga di rawat di rumah sakit
Riwayat Penyakit Dahulu:
- Riwayat hipertensi (-)
- Riwayat diabetes melitus (-)
- Riwayat trauma pada mata (+)
- Riwayat operasi mata (+)
- Riwayat alergi (-)
- Riwayat menggunaan kaca mata (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami penyakit serupa.
Riwayat so s ial ekonomi :
Biaya pengobatan ditanggung jamkesda. Kesan ekonomi cukup
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. VITAL SIGN
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 70x/ menit
Suhu : 36 derajat
Pernafasan : 18 x / menit
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Status Gizi : Cukup
B. STATUS OFTALMOLOGI
Gambar:
OD OS
Pseudhophakia arkus senilis
Keterangan:
1. Gambaran putih pada kornea yang terletak diatas area pupil, diameter ± 4mm.
CULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
6/12 Visus 1/300
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Gerak bola mata normal, enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-) Bulbus okuli
Gerak bola mata normal, enoftalmus
(-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan(-),
blefarospasme (-), lagoftalmus (-),
ektropion (-),
entropion (-)Palpebra
Edema (-), hiperemis(-),
nyeri tekan (-),
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-)
ektropion (-),
entropion (-)
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Konjungtiva
Edema (-),
injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Bulat, edema (-), Bulat, edema (-),
1
keratik presipitat(-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Kornea keratik presipitat(-),
Terlihat gambaran putih pada
kornea yang terletak sentral (diatas
area pupil) diameter ± 3mm,
Fluoresein test (-), tanda radang (-)
Jernih, kedalaman cukup
hipopion (-),
hifema (-),
Camera Oculi
Anterior
(COA)
Jernih, kedalaman cukup,
hipopion (-),
hifema (-),
Kripta(N), warna coklat,(+), edema(-),
synekia (-)
Iris Kripta(N), warna coklat,(+), edema(-),
synekia (-)
bulat, diameter : ± 3mm, letak
sentral, refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+)
Pupil sulit dinilai
Jernih, tampak pantulan seperti kaca
(pseudophakia)
Lensa Sulit dinilai
Jernih Vitreus Sulit dinilai
Papil NII bulat, batas tegas,
ablatio (-), mikroaneurisma (-),
eksudat (-), perdarahan (-),
CD ratio (N)
Retina Sulit dinilai
(+) cemerlang Fundus Refleks Sulit dinilai
Normal TIO digital Normal
Epifora (-), lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (-)
IV. RESUME
Subjektif:
Pasien datang ke poliklinik mata dengan keluhan penglihatan pada mata kiri
buram yang dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan mata buram dirasakan semakin
lama semakin memberat dan penglihatannya buram seperti terdapat bayangan putih yang
menutupinya. Pasien juga mengeluh silau jika melihat cahaya pada mata kanan dan
kirinya..
Penderita juga mengeluh mata kirinya buram seperti terdapat kotoran (blobok) yang
menutupi. Tapi penderita mengaku matanya tidak kotor (blobokan). Selain itu, penderita
kadang-kadang merasakan mata kirinya nyeri dan nrocos. Tidak ada keluhan gatal
maupun ngganjel.
10 tahun yang lalu sebelum masuk rumah sakit pasien menjalani operasi katarak
pada mata kanannya karena penglihtannya burem dan silau jika melihat cahaya yang
sudah dirasakan sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. 1 tahun yang lalu pasien pernah di
rawat di rumah sakit karena pada mata kirinya terkena las saat bekerja Kemudian mata
kiri penderita menjadi merah, ngganjel, nrocos, kemeng, pandangannya menjadi kabur
sehingga di rawat di rumah sakit
Objektif:
CULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
6/12 Visus 1/300
Bulat, edema (-),
keratik presipitat(-),
infiltrat (-), sikatriks (-)
Kornea
Bulat, edema (-),
keratik presipitat(-),
Terlihat gambaran putih pada
kornea yang terletak sentral (diatas
area pupil) diameter ± 4mm,
Fluoresein test (-), tanda radang (-)
Jernih, kedalaman cukup
hipopion (-),
hifema (-),
Camera Oculi
Anterior
(COA)
Jernih, kedalaman cukup,
hipopion (-),
hifema (-),
Kripta(N), warna coklat,(+), edema(-),
synekia (-)
Iris Kripta(N), warna coklat,(+), edema(-),
synekia anterior (-)
bulat, diameter : ± 3mm, letak
sentral, refleks pupil langsung (+), Pupil sulit dinilai
refleks pupil tak langsung (+)
Jernih, tampak pantulan seperti kaca
(pseudophakia)
Lensa Sulit dinilai
Jernih Vitreus Sulit dinilai
Papil NII bulat, batas tegas,
ablatio (-), mikroaneurisma (-),
eksudat (-), perdarahan (-),
CD ratio (N)
Retina Sulit dinilai
(+) cemerlang Fundus Refleks Sulit dinilai
Normal TIO digital Normal
Epifora (-), lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (-)
V. DIAGNOSA BANDING
Oculi Dextra
1. Pseudophakia post EKEK + IOL et causa katarak senilis
Oculi Sinistra
1. OS Leukoma
2. OS Makula Kornea
3. OS Leukoma Adheren
VI. DIAGNOSA KERJA
1. OD Pseudophakia
Subjektif :
Silau saat liat cahaya pada mata kanan
Riwayat operasi katarak OD sekitar 10 tahun yang lalu.
Objektif :
OCULI DEXTRA (OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)
Jernih, tampak pantulan
seperti kaca (pseudophakia)
Lensa Sulit dinilai
2. OS Leukoma
Dasar diagnosis:
Penglihatan mata kiri buram seperti terdapat bayangan putih yang menutupi
Riwayat terkena percikan api las
Kecurigaan riwayat ulkus kornea
Visus OS 1/300
Terdapat kekeruhan pada kornea di zona optik
COA kedalaman cukup, sinekia anterior (-)
Tanda radang (-), Fluoresein test (-)
Sikatrik kornea dapat terlihat dari kejauhan
VII. TERAPI
a. Medikamentosa :
- Vitamin A, 1dd I
VIII. PROGNOSIS
OKULI DEKSTRA (OD) OKULI SINISTRA(OS)
Quo Ad Visam : ad bonam Dubia ad malam
Quo Ad Sanam : Dubia ad bonam Dubia ad malam
Quo Ad Kosmetikam : Ad bonam Ad malam
Quo Ad Vitam : Ad bonam Ad bonam
IX. USUL DAN SARAN
Usul :
- Keratoplasty
- Kontrol rutin dengan tujuan observasi terjadinya komplikasi
Saran:
- Konsumsi obat secara teratur
- Lindungi mata dari debu ataupun benda asing
X. PR dr. Djoko Heru S Sp.M
Penyebab penurunan visus pada pasien bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena :
Kekeruhan media refrakta
Dilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari
kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp.
Penurunan fungsi retina
Untuk menilai fungsinya dapat dilakukan pemeriksaan :
Pemeriksaan Subjektif :
- Tajam penglihatan
- Penglihatan warna
- Lapang pandangan
Pemeriksaan objektif:
- Elektroretinografi
- Elektrookulografi
- Visual evoked respons
Penurunan fungsi makula
Untuk menilai fungsinya dapat dilakukan pemeriksaan :
- Uji defek aferen pupil
- Uji diskriminasi 2 sinar
Penurunan fungsi optik disc
Penurunan fungsi N. Opticus (N.II)
Dilakukan dengan melakukan pemeriksaan refleks pupil langsung dan tak
langsung
Gangguan Fungsi serebral : misal adanya tumor, riwayat stroke dan gangguan
otak lainnya
Terdapat kelainan refraksi seperti Miopia, Hipermetropia, dan astigmatisma
Terdapat amblopia
TINJAUAN PUSTAKA
SIKATRIK KORNEA
Kekeruhan pada kornea dapat disebabkan oleh edema, peradangan, sikatrik kornea dan
distrofi. Sikatrik kornea berasal dari jaringan parut kornea, di mana lamellae kornea normal
digantikan dengan jaringan parut fibrosa. Sikatrik kornea tersebut dapat mengganggu susunan
lamellae korneal.
Terdapat 3 jenis penyembuhan luka pada kornea baik akibat radang maupun trauma:
1. Nebular (nebula)
Memberikan gambaran kekeruhan yang tergolong tipis pada kornea sehingga detail iris dan pupil
masih dapat terlihat melalui kekeruhan tersebut.
Penyembuhan akibat keratitis superfisialis. Kerusakan kornea pada membrana
Bowman sampai 1/3 stroma
Pada pemeriksaan terlihat seperti kabut di kornea, hanya dapat dilihat di kamar gelap
dengan focal ilumination dan bantuan kaca pembesar
2. Macular (makula)
Memberikan gambaran kekeruhan yang lebih tebal pada kornea sehingga detail iris dan pupil
tidak dapat terlihat melalui kekeruhan tersebut.
Penyembuhan akibat ulkus kornea. Kerusakan kornea pada 1/3 stroma sampai 2/3
ketebalan stroma
Pada pemeriksaan terlihat putih di kornea, dapat dilihat di kamar dengan focal
ilumination / batere tanpa bantuan kaca pembesar
3. Leucomatous (leukoma)
Memberikan gambaran kekeruhan yang sangat tebal pada kornea, terlihat putih keruh total
menutupi gambaran iris dan pupil secara total.
Penyembuhan akibat ulkus kornea. Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan
stroma.
Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan.
Apabila ulkus kornea sampai tembus ke endotel, akan terjadi perforasi,
dengan tanda iris prolaps, COA dangkal, TIO menurun. Sembuh menjadi
lekoma adheren (lekoma disertai sinekhia anterior)
Jika iris inkarserasi di dalam jaringan parut yang terbentuk sebagai hasil dari proses
penyembuhan ulkus kornea, disebut dengan jaringan parut corneoiridic (jika flat/datar) dan
disebut stafiloma anterior jika terjadi ektasi.
Klasifikasi kekeruhan kornea (corneal opacity) oleh karena sikatrik kornea berdasarkan
lokasinya :
1. Peripheral Corneal Opacity
2. Central Corneal Opacities
3. Campuran (sentral dan perifer)
1. Peripheral Corneal Opacity
a. Peripheral Nebular Corneal Opacity
- Tidak mempengaruhi visual axis, mungkin dapat menyebabkan astigmatisme.
- Tidak menyebabkan gangguan kosmetik.
b. Peripheral Macular Corneal Opacity
- Tidak mempengaruhi visual axis, mungkin dapat menyebabkan astigmatisme.
- Menyebabkan beberapa gangguan kosmetik.
c. Peripheral Leucomatous Corneal Opacity
- Tidak mempengaruhi visual axis,
- mungkin dapat menyebabkan astigmatisme.
- Menyebabkan gangguan kosmetik.
Peripheral Adherent Leucoma
2. Central Corneal Opacities
a. Nebular Corneal Opacities
Kekeruhan kornea nebular pada area pupil menyebabkan gangguan visual dengan
menyebabkan refraksi ireguler dari sinar yang masuk ke mata dibandingkan dengan
makula dan leukoma. Makula dan leukoma sentral pada sebagian pupil hanya
menurunkan kontras (penderita masih dapat melihat objek karena sinar dapat masuk
melalui area perifer).
- Gangguan visual (kerusakan lebih ditandai pada kasus dengan kekeruhan kornea
nebular)
- Kekeruha kornea superfisial akan menghilang dengan waktu, terutama pada
anak-anak.
Small central nebular corneal opacity occupying pupil partially
Dapat menyebabkan gangguan visual yang signifikan dengan
menyebabkan refraksi ireguler pada sinar yang memasuki mata.
Central nebular corneal opacity occupying entire pupillary area
b. Macular Corneal Opacities
Small central macular corneal opacity occupying pupil partially
Small Central Macular Corneal Opacity
Central macular corneal opacity occupying entire pupillary area
c. Leucomatous Corneal Opacities
Small central leucomatous corneal opacity occupying pupil partially
Small Maculo-leucomatous Corneal Opacity in pupillary area
Maculo-leucomatous Corneal Opacity in pupillary area
Central leucomatous corneal opacity occupying entire pupillary area
Leucomatous Corneal Opacity
Central Maculo-leucomatous Corneal Opacity
3. Central and Peripheral Corneal Opacity
Central and Peripheral Corneal Opacity
Central and Peripheral Leucomatous Corneal Opacity
Penatalaksanaan pada Kekeruhan Kornea
1. Central Small Corneal Opacity occupying pupillary area partially
a. Nebular
Tattooing untuk mengubah jaringan yang opaque/keruh sehingga tidak menyebabkan
ireguleritas refraksi.
b. Macular
Dapat menghilang dengan sendirinya (Tattooing hanya untuk alasan kosmetik).
c. Leucomatous
Dapat menghilang dengan sendirinya (Tattooing hanya untuk alasan kosmetik).
2. Central Corneal Opacity occupying pupillary area completely
a. Nebular
Meliputi kurang dari separuh ketebalan kornea, dilakukan Lamellar Keratoplasty.
b. Macular
Biasanya meliputi lebih dari separuh ketebalan kornea, dilakukan Penetrating
Keratoplasty.
c. Leucomatous
Biasanya meliputi lebih dari separuh ketebalan kornea, dilakukan Penetrating
Keratoplasty.
Leucomatous Corneal Opacity Optical Iridectomy (Lower Temporal)
\
Optical Iridectomy (Lower Temporal)
Central Maculo-leucomatous Corneal Opacity Optical Iridectomy (Lower Nasal)
Optical Iridectomy (Lower Nasal)
3. Corneal opacity involving pupillary area and periphery, tidak ada lingkup untuk
dilakukan optical iridectomy.
a. Untuk kekeruhan superfisial kurang dari separuh ketebalan kornea, dilakukan
lamellar keratoplasty.
b. Untuk kekeruhan lebih dari separuh ketebalan kornea, dilakukan penetrating
keratoplasty