lean manufacturing dan budaya organisasi
DESCRIPTION
E-Book ringkas untuk menjelaskan Lean Manufacturing, Budaya Organisasi, BAGAIMANA mengeimplementasikannya, Hambatan Umum. Oleh Tim SSCX International.TRANSCRIPT
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 1
Lean Manufacturing dan Budaya Organisasi
Apa keuntungan mengimplementasikan Lean Manufacturing? Mengapa kita
membutuhkan Lean? Jika memang sangat bermanfaat, mengapa tidak semua
perusahaan mengimplementasikan Lean?
Apa saja hambatan dalam implementasi dan bagaimana cara mengatasinya? Apa
faktor sukses implementasi Lean di Indonesia, dan apa langkah awal
implementasinya?
Permasalahan Umum di Setiap Perusahaan
Sekarang ini banyak pemimpin perusahaan mengalami kesulitan dalam mengubah
budaya organisasinya, tepatnya budaya karyawannya. Para pemimpin perusahaan
dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas, membuat karyawan di
shopfloor lebih disiplin dalam bekerja, menurunkan biaya produksi, sampai tujuan
akhirnya adalah meningkatkan keuntungan perusahaan.
Keinginan mengubah budaya organisasi menjadi hal
yang sangat diinginkan karena manusia adalah asset
utama keberhasilan dari perusahaan untuk mencapai
produktifitas tinggi. Lebih dari 50% permasalahan
effisiensi dan produktivitas perusahaan berada di
karyawan shopfloor sebagai ujung tombak
operasional perusahaan.
Pernahkah anda mengalami masalah seperti ini dalam kegiatan operational
sehari-hari?
� Karyawan tidak peduli dengan kondisi tempat kerja,
� karyawan tidak disiplin dalam waktu,
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 2
� karyawan tidak peduli terhadap permasalahan di area kerja,
� karyawan tidak mau melakukan perbaikan di tempat kerjanya,
� karyawan tidak mengungkapkan masalah yang ada di area kerjanya,
� karyawan tidak berusaha mencari solusi sendiri terhadap permasalahan di
area kerja masing-masing,
� karyawan terlalu tergantung kepada atasan untuk mengambil inisiatif
perbaikan dan pengambilan keputusan di tempat kerja,
� karyawan tidak cepat tanggap jika terjadi masalah dalam kualitas produk,
� karyawan tidak peduli dengan mesin yang sudah mulai menunjukkan
ketidaknormalan dan kerusakan,
� karyawan selalu berusaha menimpakan kesalahan ke orang lain,
� karyawan tidak peka terhadap scrap dan biaya produksi dari perusahaan,
� tidak ada komunikasi dan koordinasi antar bagian,
� tidak ada motivasi dalam melakukan perbaikan,
� seluruh orang terlihat sangat sibuk dalam pekerjaan tapi tidak paham
terhadap target yang menjadi tanggungjawabnya, dan sebagainya.
Bayangkan kalo masalah-masalah tersebut terjadi
pada banyak orang di perusahaan dan masalah
tersebut menumpuk selama bertahun-tahun. Maka
akan sangat besar kerugian yang ditanggung oleh
perusahaan karena budaya perusahaan seperti ini.
Meskipun pemimpin perusahaan berusaha
berulang-ulang memarahi tindakan karyawan
diatas, tapi bawahan masih terus mengulangi
tindakan yang sama.
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 3
Bagaimana Mengatasi Masalah Masalah di Atas?
Lean telah berhasil di banyak perusahaan dalam mengubah budaya organisasi.
“Kehebatan” Lean ini telah dibuktikan oleh berbagai macam industri, baik untuk
industri otomotif, elektronik, kemasan, semi-konduktor, makanan minuman,
bahkan sampai di perbankan, telekomunikasi, dan perhotelan. Tidak hanya
terbatas di perusahaan Jepang, tetapi perusahaan di Amerika, Eropa, Asia telah
mengambil keuntungan yang sangat besar dengan menerapkan Lean.
Konsep Lean menggabungkan antara mengubah mindset dari people (orang) dan
mengubah lingkungan kerja.
Dari sisi people, Lean menanamkan value tentang bagaimana untuk bekerja
dengan benar dan efisien dalam rangka menghilangkan waste (aktifitas yang tidak
memberi nilai tambah), sehingga setiap orang memiliki persepsi yang sama
tentang pola pikir yang berorientasi pada effisiensi.
Mindset ini dalam Lean dikenal dengan slogan: Go to Zero, yaitu zero defect, zero
rework, zero downtime, zero stoppages, zero shortage, zero movement, zero
motion, zero transportation, zero accident. Dengan persepsi dan mindset yang
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 4
sama maka cara berpikir, cara bertindak, dan cara bersikap seseorang akan
mengikuti pola pikir tersebut.
Dan yang terpenting, nilai lebih dari Lean dalam mengubah budaya organisasi
bukan hanya mencoba mengubah mindset people saja, karena meskipun cara
berpikir sudah benar tapi kalau lingkungan tidak mendukung, maka tindakan yang
terlihat akan menyimpang dari mindset yang ditanamkan.
Lingkungan tempat kerja yang mendukung memungkinkan orang untuk terus
berjalan mengikuti rel-rel yang sudah dibuat. Membuat orang mudah melihat
ketidak-disiplinan dalam penempatan barang, mudah dalam melihat adanya
masalah, mudah dalam melihat gap dalam pencapaian kinerja di scoreboard,
mudah dalam mengenali ketidak-normalan mesin, mudah dalam mencari segala
sesuatu, mudah mendapatkan bantuan saat menemui masalah, mudah dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan perbaikan di tempat kerja, serta mudah
dan nyaman dalam bekerja.
Dengan dua perubahan mendasar baik dari sisi mindset orang dan lingkungan
kerja, maka efek terhadap perubahan organisasi yang lebih baik dan disiplin akan
lebih terjaga dan berkelanjutan. Lean juga merangsang lahirnya budaya
improvement, dan setiap orang berkewajiban dalam menghentikan proses, jika
menemukan masalah yang berdampak pada kualitas produk. Supervisor akan
memiliki budaya untuk membantu memecahkan masalah bersama dengan
berprinsip pada analisa 5 Kenapa (mencari akar masalah) bukan pada 5 Siapa
(mencari salah siapa).
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 5
Apa Manfaat Organisasi yang Mengimplementasikan Lean?
Manfaat yang dicapai oleh implementasi Lean sangat besar. Lean bertujuan untuk
menciptakan efisiensi di segala lini.
Proses produksi yang sangat cepat, kualitas produk yang lebih baik,
produksi yang lebih fleksibel dalam merespon order,
setup mesin yang lebih cepat,
jumlah downtime mesin yang lebih sedikit,
biaya produksi yang lebih rendah,
biaya maintenance yang lebih rendah, inventori yang rendah,
working capital lebih minim,
standar kerja yang sama untuk semua operator,
operator yang memiliki kompetensi multi skill,
karyawan yang lebih bersemangat dalam bekerja,
meningkatkan kepuasan bekerja,
lingkungan kerja yang lebih bersih, tertata rapi, aman dan nyaman.
Perusahaan yang menerapkan Lean memiliki karakter siap untuk dikunjungi atau
diaudit pelanggan kapanpun karena setiap harinya perusahaan tersebut sudah
terbiasa selalu dalam keadaan bersih dan rapi, karena ini termasuk bagian dari
budaya organisasi.
QuickNote:
Lean bukanlah sekedar alat untuk perbaikan proses,
Lean adalah budaya yang melekat dalam jiwa setiap
anggota organisasi, sebuah kebiasaan, cara kerja, dan
cara berpikir ataupun bertindak.
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 6
Melihat Manfaat Lean yang Sedemikian Dahsyat, Mengapa
Belum Semua Perusahaan Menerapkan Lean? Apa Kesulitannya?
Banyaknya perusahaan yang belum menerapkan Lean timbul karena berbagai
alasan:
� tidak mengerti apa itu Lean dan manfaatnya,
� sudah mengerti tapi tidak tahu harus mulai dari mana,
� tidak paham bagaimana melakukan Lean Deployment yang benar,
� tidak tahu urutan dalam penerapannya,
� dan skeptis mengenai manfaat dari implementasi Lean karena dianggap ini
sebagai budaya perusahaan Jepang.
“… tapi kalo mengingat manfaatnya yang sedemikian besar, maka
berbagai hambatan apapun harus diatasi karena meningkatnya
biaya produksi, kompetisi pasar yang makin ketat, dan juga
tuntutan dari stakeholder …”
Mungkin ada beberapa orang di perusahaan yang mendengar Lean hanya
sepotong-potong. Ada yang mengira Lean hanya 5S saja, hanya Just-in-Time saja,
hanya Autonomous Maintenance saja, hanya Kaizen saja, dan lain sebagainya.
Persepsi ini yang perlu diubah, karena implementasi Lean adalah perubahan yang
total dan menyeluruh. Lean adalah perubahan mindset secara dramatis baik dari
top management sampai ke shopfloor. Berubah total dalam hal mindset dan
kebiasaan dalam melakukan perbaikan terus-menerus (Kaizen).
QuickNote:
Implementasi Lean memiliki pedoman taktis.
Bagaimana mencapai perubahan budaya (intangible)
lewat tindakan nyata (tangible)
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 7
Apa Faktor Sukses Implementasi Lean Di Indonesia?
Ada dua faktor kunci untuk melakukan perubahan yang sukses dalam
mengimplementasikan Lean di organisasi manapun.
Yang pertama dan yang paling penting tentu saja adalah komitmen top
management. Komitmen dalam menyediakan sumber daya, komitmen dalam
memonitor implementasi Lean di tiap fasenya, komitmen dalam memandang
Lean sebagai prioritas utama perusahaan, komitmen dalam memonitor
penerapan di lapangan, dan menegakkan disiplin lean di lapangan.
Yang kedua dan yang tak kalah penting adalah metode. Terkadang beberapa
perusahaan menerapkan tools Lean dengan sepotong-sepotong (bukan
pendekatan holistik) sehingga hasilnya tidak sustainable.
Ada yang sekedar menerapkan 5S saja, ada yang SMED saja, ada yang problem
solving tools saja, dan lain sebagainya... karena sifatnya dangkal maka biasanya
tidak sustainable. Adalah lebih baik untuk menerapkan di area yang lebih terbatas
tapi penerapannya sangat dalam. Karena tujuan utama Lean bukan hanya ke hasil
tapi juga perubahan budaya organisasi.
QuickNote:
SMED adalah Single Minute Exchange of Dies. Tool ini
berisi strategi praktis untuk mempersingkat waktu
setup. Waktu setup adalah waktu mulai dari last good
piece hingga first good piece artikel berikutnya.
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 8
Bagaimana Budaya Perusahaan yang sudah Implementasi Lean?
Berikut adalah ciri-ciri budaya perusahaan yang sudah mengimplementasikan
Lean:
Pertama adalah budaya bersih.
Perusahaan yang menerapkan Lean akan terlihat selalu bersih, rapi, area kerja
yang nyaman, karyawan membersihkan area kerja sebelum pulang dan
meninggalkannya dalam keadaan bersih dan rapi, kondisi mesin juga dalam
keadaan terawat, dan hal ini tidak terbatas di area produksi tetapi juga non
produksi, seperti maintenance workshop, area gudang, dan juga area kantor.
Yang kedua adalah budaya kaizen atau perbaikan terus-menerus.
Orang yang berada di area kerja akan secara aktif mengidentifikasi masalah di
area kerja dan melakukan perbaikan. Hal yang unik adalah terkadang karyawan
sudah mengetahui masalah di tempat kerjanya dan problem ini dihadapi sehari-
hari, bahkan mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut dan solusi terhadap masalah tersebut terkadang sederhana.
Tapi anehnya, hal tersebut tidak segera dilakukan. Banyak hal yang menjadi
penyebab, ada yang karena kurangnya perhatian dari atasan ke bawahan, ada
yang karena tidak peduli, ada yang karena tidak memberi nilai apa-apa buat
orang tersebut, dan ada juga karena organisasi tersebut cenderung saling
melemparkan tanggung-jawab.
� Di organisasi yang menerapkan lean, semangat perbaikan terus digalakkan dan
dikampanyekan.
� Sekecil apapun improvement yang dilakukan oleh shopfloor, hal ini akan diberikan
penghargaan baik berupa recognition atau reward walaupun nilainya tidak selalu
harus besar. Tapi reward dan recognition inilah sebagai pembeda antara karyawan
yang ‘bekerja benar’ dan yang tidak (performance based). Jadi akan selalu ada
pembeda dan ini akan merangsang setiap orang melakukan perbaikan.
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 9
� Lantas bagaimana kalau persoalan tersebut kompleks dan membutuhkan banyak
kepala untuk memecahkannya? Lean memfasilitasi hal ini dengan istilah Small Group
Activity.
� SGA ini dibentuk oleh orang-orang di shopfloor yang mengalokasikan waktunya satu
jam dalam satu minggu khusus untuk duduk bareng berdiskusi melakukan
brainstorming pemecahan masalah. Dipimpin oleh grup leader untuk memfasilitasi
dan jika dibutuhkan menggunakan bantuan yang sifatnya lintas departemen jika
masalahnya cross functional.
� Hasil dari SGA ini bisa dipertanggungjawabkan karena menggunakan ukuran key
performance indikator yang jelas, sehingga bisa menilai apakah hasil perbaikannya
efektif dalam mengatasi masalah dan segala macam perbaikannya bisa dihitung
benefitnya buat perusahaan.
Yang ketiga adalah budaya autoquality.
Disini semboyan “kualitas adalah tanggung-jawab semua karyawan” benar-benar
dipegang teguh. Setiap orang operator yang berhadapan langsung dengan proses
berkewajiban menghentikan proses produksi jika menemukan ada masalah
dalam hal kualitas. Hal ini karena atasannya (foreman atau supervisor) akan
datang langsung ke lapangan jika masalah tersebut terjadi. Atasan memegang
prinsip untuk bersedia membantu, berusaha memecahkan masalah di level ini,
tapi kalau ternyata tidak bisa maka akan dilakukan eskalasi masalah ke manager.
Dengan mekanisme seperti ini maka masalah quality sekecil apapun akan terlihat
dan diusahakan untuk perbaikannya.
Yang keempat adalah budaya kekeluargaan.
Lean mengajarkan setiap pemimpin untuk sering turun ke lapangan, berdiskusi
dengan bawahan, melihat kenyataan di lapangan. Hal ini membangun kedekatan
dan memecah sekat antar level. Sangat memungkinkan untuk seorang direktur
langsung turun ke lapangan dan melihat langsung keadaan dilapangan. Melihat
hasil scoreboard yang dipasang di produksi dan melakukan signoff. Hal ini
mungkin tampak sederhana, tetapi betapa besar dampaknya buat operator,
karena secara psikologis hal ini menunjukkan perhatian yang luar biasa dari
atasan tertinggi.
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 10
Yang kelima adalah kuatnya komunikasi dan distribusi informasi.
Komunikasi dalam kelompok juga terus dibina dengan diskusi rutin setiap harinya
(komunikasi antar shift). Kedekatan dan keterbukaan seperti ini adalah hal yang
sangat penting untuk menjalin komunikasi yang baik dan kelancaran proses.
Semangat kekeluargaan benar-benar dijalankan seperti orangtua dan anak.
Sebagai atasan memberikan arahan untuk bawahan dan membantu bawahan
untuk mengatasi masalah dan membekalinya dengan pengetahuan dan skill yang
dibutuhkan. Situasi seperti ini akan sangat kondusif sehingga kegiatan
operational sehari-hari akan terasa sangat nyaman dan bersemangat.
Disamping perubahan budaya diatas, masih banyak sekali tools dalam lean yang
sangat berperan untuk meningkatkan effisiensi dan produktifitas organisasi.
Karena lean juga menyentuh effisiensi di semua lini, optimasi jumlah manpower,
operator yang multiskill, operator yang berkompetensi merawat mesin, inventory
yang lebih optimum, material yang mengalir, perataan beban kerja, penggunaan
anti salah dalam proses produksi, dan segala macam perbaikan di berbagai aspek
lainnya. Hal ini tidak dibahas di e-book ini, tools akan dibahas secara terpisah.
Bagaimana memulai Lean?
Lean adalah perjalanan panjang yang tidak dicapai dalam waktu semalam.
Dibutuhkan perencanaan yang matang untuk mengimplementasikan. Untuk
memulai perjalanan tersebut dibutuhkan seorang yang sudah berpengalaman
(istilahnya Change Agent), tahu apa yang harus dilakukan, memiliki strategy
perencanaan untuk implementasi yang jelas, mampu merencanakan
implementasi lean berdasarkan visi misi perusahaan dan kebutuhan bisnis
perusahaan, perencanaan untuk alokasi resources, paham semua metoda dan
tools dalam lean seperti 5S, visual management, non value add analysis,
autonomous maintenance, small group activity, standard work, autonomous
maintenance, SMED, pokayoke, value stream mapping, jidoka, heijunka, just in
time, mizu shumazi, kanban system, multiskill matrix, dll.
www.SSCXinternational.com
Lean Manufacturing: Mengembangkan Budaya Kerja untuk Perbaikan Kinerja 11
Selain memahami tools-nya, tim juga harus mampu melakukan workshop yang
melibatkan karyawan di shopfloor sehingga penanaman pola pikir diikuti langsung
dengan tindakan perubahan di lapangan. Pengalaman dibutuhkan sehingga apa
yang diterapkan adalah hal yang benar dan menuju ke arah yang benar.
Apakah organisasi anda siap mengimplementasikan Lean?
ABOUT SSCX • SSCX enable people and organizations to achieve bolder results. We ensure that
during our deployment, we effectively transfer knowledge, providing the self-
sustaining know-how to achieve continuous breakthrough business results.
• We have worked with hundreds of organizations in South East Asia, from companies
listed in Fortune 500 to small manufacturers, from largest banks in the region to 5-
star hotel chain.
• For years, we have consistently deliver breakthrough business results result, at SSCX
we call it Bolder Result, to organizations by enabling them to measure the financial
and non-financial results of their initiatives.
At SSCX, we measure our success by yours.
SSCX International
Menara Rajawali 11th Floor, Mega Kuningan
+62 21 576 3020