dasar implementasi lean manufacturing
DESCRIPTION
Lean ManufacturingTRANSCRIPT
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 1/8
SAVE OUR MANUFACTURE
Home Contact Us Gallery
Saturday, February 04, 2012
Dasar Implementasi Lean Manufacturing
SEJARAH LEAN MANUFACTURING
Perusahaan-perusahaan AS selalu berusaha mencari berbagai strategi efisiensi yang dapat
menurunkan biaya, meningkatkan output, menjadi lebih kompetitif, dan meningkatkan
pangsa pasar. Orientasi proses dan produksi masal yang berjaya sebelum masa PD II telah
berubah menjadi orientasi hasil, fokus pada output, dan sistem produksi.
Perusahaan-perusahaan Jepang setelah masa PDII berusaha membangun kembali diri mereka.
Masalah-masalah yang mereka hadapi sangat berbeda, bahkan bertolak belakang dengan apa
yang ada di Barat. Pada saat Barat bergelimang dengan sumber-sumber daya, mereka
mengalami kekurangan sumber daya manusia, material, maupun finansial. Kondisi ini
memaksa mereka untuk mengembangkan praktek-praktek manufaktur baru yang rendah
biaya. Pimpinan-pimpinan perusahaan Jepang terdahulu seperti Eiji Toyoda, Taiichi Ohno, dan
Shingeo Shingo dari Toyota Motor Company, mengembangkan sebuah sistem produksi yang
disiplin dan berfokus pada proses yang sekarang dikenal sebagai “Toyota Production System”
atau “Lean Production”. Tujuan dari sistem ini adalah untuk meminimumkan penggunaan
sumber-sumber daya yang tidak memberi nilai tambah pada produk.
Konsep “Lean Manufacturing” dipopulerkan di Amerika oleh Massachusetts Institute of
IMPOSSIBLE IS NOTHING !
Jakarta,
Indonesia
View my
complete profile
Dedy Londong
Atitude (6)
Experience (17)
How to Make (12)
Knowledge (59)
My Diary (10)
Others (5)
Puisi (3)
Skill (9)
UNDANG-UNDANG (3)
Kategori Blog
Top List Artikel
Bagikan 0 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk
1 Mar 14, 02:39 A M
syam: sy dtg nkblogwalk...jom2 sharing
2 Feb 14, 11:50 PM
aldeanoe: Alan
2 Feb 14, 11:50 PM
aldeanoe: regards
2 Feb 14, 11:50 PM
aldeanoe: tolong bahas tugas& tanggung jawab productionsupport blow moulding donkpak
15 Jan 14, 10:10 PM
arin: Thank you informasinyabermanfaat.. Semangat nulis
lagi yaa
22 Dec 13, 10:32 A M
Zine: Reach your blog. I just
read it.. Honestly will visitagain
9 Nov 13, 09:17 PM
[Get a Cbox] refresh
name e-mail / url
message Go
help · smilies · cbox
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 2/8
Technology dalam studi mengenai pergerakan dari produksi masal kearah produksi seperti
yang dijabarkan dalam The Machine that Changed the World (Womack, Jones & Roos, 1990).
Disana dibahas mengenai perbedaan besar antara kinerja perusahaan otomotif Amerika dan
Jepang. Buku tersebut juga membahas elemen-elemen penting yang menyebabkan lean
production bisa mewujudkan kinerja tinggi.
Istilah lean digunakan karena metode bisnis Jepang menggunakan lebih sedikit usaha
manusia, investasi, ruang produksi, material, dan waktu dalam semua aspek operasional.
Persaingan antara perusahaan-perusahaan otomotif Jepang dan AS selama 25 tahun
belakangan menyebabkan prinsip-prinsip lean diadopsi keseluruh bisnis manufaktur AS.
APAKAH LEAN MANUFACTURING
Lean Manufacturing bisa didefinisikan sebagai:
“Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan dan mengeliminasi pemborosan/waste
melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk berdasarkan kehendak konsumen
(pulll system) dalam mengejar kesempurnaan. “ Pull System dikenal juga dengan Just In Time (
JIT ) atau Produksi Tepat waktu.
Waste didefiniskan sebagai segala aktivitas pemakaian sumber daya (resources) yang tidak
memberikan nilai tambah (value added) pada produk. Pada dasarnya semua waste yang
terjadi berhubungan erat dengan dimensi waktu. JIT mendefinisikan ada 8 jenis waste yang
tidak memberikan nilai dalam proses bisnis atau manufaktur, antara lain adalah sebagai
berikut (Liker, 2006):
1. Produksi berlebihan (overproduction)
memproduksi lebih banyak dari yang permintaan, atau memproduksi sebelum
diinginkan. Hal ini terlihat pada simpanan material. Ini adalah akibat dari produksi
berdasarkan permintaan spekulatif.
Produksi berlebihan juga berarti membuat lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh
proses berikutnya, membuat sebelum diinginkan oleh proses berikutnya, atau
membuat lebih cepat dari yang dibutuhkan oleh proses berikutnya.
Penyebab over produksi : Logika just-in-case (untuk jaga-jaga), Penggunaan
otomatisasi yang salah, Proses setup yang lama, Penjadwalan yang salah,
Ketidakseimbangan beban kerja, Rekayasa berlebihan, Inspeksi berlebihan, dll.
2. Menunggu (Waiting)
waktu menunggu dalam proses harus dihilangkan. Prinsipnya adalah memaksimalkan
penggunaan / efisiensi pekerja daripada memaksimalkan penggunaan mesin-mesin.
Penyebab menunggu termasuk: Ketidakseimbangan beban kerja, Pemeliharaan yang
tidak terencana, Waktu setup yang lama, Penggunaan otomatisasi yang salah, Masalah
kualitas yang tidak selesai, Penjadwalan yang salah, dll.
3. Transportasi (transportation)
tidak ada nilai tambah pada produk. Daripada memperbaiki transportasi, akan lebih
baik bila dikurangi atau dihilangkan. Beberapa penyebab transportasi tinggi: Layout
pabrik yang buruk, Pemahaman yang buruk terhadap aliran proses produksi, Ukuran
lot besar, lead time besar, dan area penyimpanan yang besar.
4. Memproses secara keliru/berlebihan (Inefficient Process)
harus dihilangkan dengan cara bertanya mengapa sebuah proses diperlukan dan
mengapa sebuah produk diproduksi. Semua langkah proses yang tidak diperlukan
harus dihilangkan.
Beberapa penyebabnya: Perubahan produk tanpa perubahan proses, Logika just-in-
case, Keinginan konsumen yang sebenarnya tidak jelas, Proses berlebihan untuk
menutupi downtime, Kurang komunikasi.
5. Work In Process (WIP)
material antar operasi yang timbul karena lot produksi yang besar atau proses-proses
dengan waktu siklus yang panjang.
Penyebab inventory berlebihan: Melindungi perusahaan dari inefisiensi dan masalah-
masalah tak terduga, Kompleksitas produk, Penjadwalan yang salah, Peramalan pasar
yang buruk, Beban kerja tidak seimbang, Supplier yang tidak bisa diandalkan,
► 2013 (12)
▼ 2012 (57)
► Dec 2012 (4)
► Nov 2012 (5)
► Oct 2012 (4)
► Sep 2012 (3)
► Aug 2012 (4)
► Jul 2012 (3)
► Jun 2012 (4)
► May 2012 (2)
► Apr 2012 (8)
► Mar 2012 (5)
▼ Feb 2012 (7)
Mengoptimalkan StrukturOrganisasiPerusahaan
Bagaimana ProsesPembuatan Kondom(Condom)
Menikmati Sunset diTanah Lot, Bali
Perbaikan SistemPendidikan untukPertumbuhan Ind...
Dimana "Kelompok 10%"Anda ?
Teknologi DasarAutomatic Gas Burner( Untuk Food ...
Dasar ImplementasiLean Manufacturing
► Jan 2012 (8)
► 2011 (25)
► 2010 (3)
► 2009 (16)
► 2008 (2)
List Artikel
Pageviews
7 4 9 0 2 3
Join this sitew ith Google Friend Connect
Members (42) More »
Already a member? Sign in
Down Load Box
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 3/8
Kesalahan komunikasi,
6. Gerakan yang tidak perlu (unnecessary motion)
Gerakan-gerakan tubuh yang tidak perlu, seperti mencari, meraih, memutar akan
membuat proses memakan waktu lebih lama. Daripada melakukan otomatisasi
terhadap gerakan sia-sia, operasionalnya sendiri yang seharusnya diperbaiki.
Penyebabnya antara lain: efektifitas manusia/mesin yang buruk, metode kerja yang
tidak konsisten, layout fasilitas yang buruk, pemeliharaan dan organisasi tempat kerja
yang buruk, gerakan tambahan saat menunggu
7. Produk cacat (defective product)
Memproduksi barang cacat, sehingga membutuhkan pengerjaan ulang atau bahkan
dibuang karena tidak bisa diperbaiki. Jelas ini merupakan pemborosan pemakaian
bahan, waktu, tenaga kerja, dan sumber daya yang lain. Aktivitas ini merupakan kesia-
siaan yang sempurna. Mencegah timbulnya cacat lebih baik daripada mencari dan
memperbaiki cacat. Penyebabnya antara lain: Kontrol proses yang lemah, Kualitas
buruk, Tingkat inventory tidak seimbang, Perencanaan maintenance yang buruk,
Kurangnya pendidikan / training / instruksi kerja, Desain produk, Keinginan konsumen
tidak dimengerti .
8. Kreativitas karyawan yang tidak dimanfaatkan (Underutilizing People)
Kehilangan waktu, gagasan, keterampilan, peningkatan, dan kesempatan belajar
karena tidak melibatkan atau mendengarkan karyawan.
Penyebabnya antara lain: Budaya bisnis, politik, Perekrutan yang buruk, Rendah /
tidak adanya investasi untuk training, Strategi upah rendah, turnover tinggi
Sangat Menarik bukan ? saya tidak akan membahas Lean Manufacturing sebagai “konsep” dan
“knowledge”, saya pikir dengan browsing di Internet dan tinggal masukkan key word diatas,
anda bisa temukan puluhan artikel atau Jurnal yang membahas tema ini. Saya akan
Mengulasnya dari sisi lain yang berbeda.
Konsep Lean Manufacture bukanlah konsep yang baru, mulai tahun 80-an kita sudah
mengenalnya. Saya masih ingat tahun 90 an, perusahaan – perusahaan besar diTangerang
memiliki komite GKM ( Gugus kendali Mutu ), 5S atau jauh sebelumnya sudah menerapkan
sebagian dari 7 Tools, seperti penggunaan Check List untuk mengumpulkan masalah,
Histogram untuk mengidentifikasi masalah, dan Fish Bone diagram untuk menganalisa
masalah. Apa yang kita bicarakan sekarang, koq malah terdengar tidak up to date ya ????
Meskipun “barang lama muka baru”, kenyataannya konsep ini masih menarik bukan ? Jelas
disampaikan dalam alinea awal, kata kunci dari Lean manufactring ; Mengurangi Waste,
Efisiensi, dan Continual Improvement.
Indikator real yang paling mudah ya Profit. Jika perusahaan sudah terapkan konsep ini begitu
lama, dan selalu bermasalah dengan profit di laporan Rugi laba akhir tahun. Saya sarankan
anda evaluasi lagi implementasi lean Manufacturing anda. Point ini yang akan saya bahas,
Mengapa Lean manufacturing tidak Efektif .
MENGAPA IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING TIDAK EFEKTIF ?
Ada beberapa Tools yang termasuk dalam Lingkup Lean manufacturing, diantaranya ; Just In
Time (JIT), pendapat yang menyatakan bahwa Just In Time (JIT), 5S, Kaizen & QCC, Heijunka,
Value Stream, Poka Yoke, TQM, SMED.
Sebagian besar pendapat menyebut konsep management manufacture ini sebagai hal yang
luar biasa. Apakah pendapat ini benar ? Ini fakta lho ya, banyak konsultan yang bergerak
dibidang manufacturing improvement menggunakan konsep-konsep ini sebagai magnet atau
daya tarik ,dan terbuktinya laku bukan ? Artinya, banyak pelaku industri manufacture yang
ingin menikmati keberhasilan, kebesaran, dan keuntungan seperti TOYOTA Motor
Corporation, atau perusahaan Jepang lainnya dan berdaya upaya untuk mencapainya dengan
strategi efisiensi yang sejalan. Konsep Lean manufacturing sangat jelas, terukur, dan
siapapun bisa menerapkannya. Artinya konsep perbaikan ini tidak hanya menjadi monopoli
Toyota Motor Corp., atau perusahaan-perusahaan jepang lainnya, tapi semua industri
manufacture bisa menerapkan dengan kadar yang sama. Ini juga fakta !
Live Traffic Feed
Real-time view · Menu
A visitor from Bekasi,Indonesia viewed PROMOSI
( Promotion ) 32 secs agoA visitor from Jakarta,
Indonesia viewed Bekerja diPabrik itu Menyenangkan 3
mins agoA visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "Dasar ImplementasiLean Manufacturing" 5 mins ago
A visitor from Indonesia viewed"Tahapan Dalam Melakukan
Perluasan Pabrik (Factory)" 6mins agoA visitor from Indonesia viewed
"Kepuasan Pelanggan (CustomerSatisfaction)" 7 mins agoA visitor from Semarang, JawaTengah viewed "Memahami FungsiPPIC ( Production PlanningInventory Control )" 9 mins agoA visitor from Indonesia viewed"Kepuasan Pelanggan (CustomerSatisfaction)" 9 mins agoA visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "KOMPETENSI
(Competency)" 16 mins ago
A visitor from Medan, Sumatera
Utara viewed "Dasar PenentuanJumlah Sample Penelitian" 16 minsagoA visitor from Jakarta, Jakarta
Raya viewed "Kepuasan Kerja (Job Satisfaction )" 26 mins ago
A visitor from Jakarta, JakartaRaya viewed "Bagaimana Proses
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 4/8
Saya selalu menulis ‘konsep’…’konsep’….dan ‘konsep’… apakah benarkah Lean Manufacturing
hanya sebagai konsep, yang dengan begitu mudahnya dipelajari , diterapkan, dan secepatnya
dirasakan hasilnya ? Jawaban saya “ TIDAK “.
Saya termasuk satu dari sekian banyak orang Indonesia yang beruntung berkesempatan
mempelajari langsung manufacture Jepang di negara asalnya. Tidak hanya pelajari hal-hal
teknis, tetapi motif dan spirit mereka sebagai pekerja tidak lepas dari perhatian. Yang saya
tahu, konsep lean manufacture ternyata bukan hanya monopoli Toyota. Prinsip dasar
manufacture dalam Lean Manufactture merupakan sesuatu hal yang sangat biasa dan normal
dalam rutinitas pekerjaan sehari-hari.
Hal-hal yang membuat kita terpesona adalah sesuatu yang biasa buat mereka. Rata-rata
pekerja disana tidak bisa bahasa inggris, dan sangat jarang yang bertitel sarjana, karena bagi
kebanyakan orang Jepang menempuh pendidikan di university perlu biaya sangat tinggi.
Tetapi apa disini kita pelajari dengan biaya yang relatif tinggi ( rata-rata rate trainning sekitar
2 juta/orang ) plus dengan terkantuk-kantuk menikmati sejuknya AC, mereka jalani dengan
sangat – sangat alami, seperti aktivitas makan, minum, jalan, olah raga, dsb.
“ Sangat Alami “ …. Dua kata Ini yang bisa saya katakana untuk menggambarkan situasinya.
Ternyata penerapan konsep lean Manufacture ini tidak berhubungan dengan pendidikan yang
tinggi atau kecerdasan Intelektual.
Kembali ke Sub Judul “ Mengapa Implementasi Lean Manufacturing tidak Efektif ?”. Dua kata
tadi menjadi jawabannya. Mereka lakukan ini dengan adanya komitmen organisasi disertai
Strategi Organisasi tepat. Kabar baiknya, “ All of these can be created “, semuanya itu bisa
dibentuk, jadi bukan sesuatu yang sifatnya “Given” atau takdir.
Inilah yang menjadi fondasi penerapan Lean Manufacturing, malah kalau saya bilang, apapun
konsep managemen produksi dan operasi bisa diterapkan dengan mudah dan optimal jika
perusahaan kita memiliki fondasi seperti ini.
BAGAIMANA MEMBENTUK FONDASI INI ?
Saya melihat ada 2 faktor dominan agar perusahaan memiliki fondasi yang kuat untuk
menopang penerapan strategi-strategi Produksi dan Operasi serta berbagai macam
standarisasi Proses, termasuk didalamnya Lean manufacturing.
1. Komitmen Organisasi
Adalah suatu ikatan psikologis karyawan pada organisasi yang ditandai dengan adanya :
1. Sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari organisasi.
2. Sebuah kemauan untuk menggunakan usaha yang sungguh-sungguh guna kepentingan
organisasi.
3. Sebuah keinginan untuk memelihara keanggotaan dalam organisasi.
Artikel lengkapnya baca link berikut :
http://www.dedylondong.blogspot.com/2011/10/komitmen-organisasi.html
2. Strategi Organisasi
Strategi Organisasi disini berarti Struktur organisasi komplet dengan kesesuaian kompetensi,
lingkup wewenang dan tanggung jawab personel didalamnya.
Saya memiliki Struktur ideal yang dapat menggambarkannya. Seperti gambar berikut :
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 5/8
Penjelasan :
1. Dalam Struktur Organisasi, Operation ( maintenance, production, PPIC, Ware house, QC )
tidak berdiri sendiri, tapi didampingi oleh Bagian Data Analis & Improvement dengan
wewenang yang setara. Kedua struktur besar ini berada dibawah Operation manager atau
Factory manager.
2. Data Analys & Improvement memiliki hubungan 1000% supporting bagian operation. Jadi
jangan samakan hubungan mereka dengan Produksi – PPIC yang seperti anjing dan kucing,
atau Produksi – QC, yang benci tapi rindu. Ini murni supporting dalam arti sebenarnya.
3. Struktur Operation sama persis seperti yang kita kenal sekarang, didalamnya ada
Produksi, Planning, Ware house, dan Maintenance.
4. Data Analys & Improvement berbeda dengan Research & Development ( R&D ), Dalam
prakteknya R & D di Industri manufacturing Indonesia lebih mengarah ke Product
Development dan Memastikan Proses Produksi sesuai dengan standardnya. Malah banyak
perusahaan di Indonesia hidup tanpa divisi ini, dan menggunakan QC untuk Develop produk
dan control SOP.
5. Data Analys & Improvement berisi personel – personel dengan memiliki kualifikasi ;
kecerdasan sangat tinggi, senang akan perubahan , Praktis, Statistic Oriented, Analitical skill
tinggi, systematis, cost oriented dan kemampuan dalam rekayasa teknik ( engineering ) baik
Mesin, Electric, dan Mekatronik dengan qualifikasi expert. Dengan jumlah personel tidak
terlalu banyak, sekitar 5-7 orang ( 1 admin 3 engineer or more , dan 1 supervisor ) saya piker
cukup.
Scope kerja bagian ini, menganalisa problem – problem critical di bagian operation
berdasarkan data – data yang ada, dan memberikan solusi bisa berupa perbaikan metode
kerja / procedure kerja, modifikasi mesin, hingga develop mesin, upgrade system informasi.
Problem-problem Critical berasal dari operation yang menginginkan efisiensi proses,
upgrade capacity, safety serta jaminan quality dan feed back dari marketing berupa eksternal (
Eksternal Non Conformance Report ) atau Development produk.
Bagian ini menempatkan “ aspek pengendalian document ” kedalam prioritas tertinggi.
Karena seluruh output bagian ini harus base on data, no assumption and feeling. Secara
alami, bagian inilah yang akan memberikan control pada semua dokumen data di operation,
dan sebaliknya operation akan semaksimal mungkin memberikan data yang valid, karena pada
akhirnya, data-data ini secara tidak langsung akan meningkatkan performance bagian
operation itu sendiri.
Dengan kata lain, saya sebut bagian ini sebagai Extra ordinary Division yang bertugas
menyelesaikan extra ordinary problem.
6. Bagian Operation memiliki spesifikasi yang lebih rendah, bedanya akan tidak tepat
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 6/8
menempatkan orang yang “senang akan perubahan” di bagian ini. Operation lebih
diutamakan personel-personel yang Teguh dalam menjalankan procedure. Scope kerja
bagian operation lebih cenderung ke penyusunan SOP yang efektif, taat menjalankan SOP,
dan Menganalisa problem operation kategori “normal “.
Jika perusahaan ini menempatkan orang di tempat yang salah, pastinya orang-orang ini tidak
akan berkontribusi maksimal.
Jika dilihat dari spesifikasi personel di bagian Data Analys & improvement, tampak orang-
orang yang memiliki kualifikasi mirip dengan bagian Engineering / maintenance. Itu benar,
tapi sengan spesifikasi lebih tinggi hingga taraf machine Design.
Beberapa Japan manufacture menggabungkan Produksi dan Maintenance dalam satu bagian
besar, Maintenance lebih mengarah pada Preventive Management. Dan perlu diingat,
sebagian besar indsutri manufacture di Indonesia mengadopsi strategi Low cost.
Dalam Industri manufacture di Indonesia ada pemikiran yang menurut saya tidak tepat.
Yaitu mengenai “ menempatkan orang yang tepat ditempat yang tepat”. Seseorang yang
sangat pintar dan terlalu kreatif tidak cocok ditempatkan dibagian yang tidak memerlukan
“kreativitas tinggi”.
Bagian Produksi, PPIC, QC , Maintenance akan fatal menempatkan orang-orang yang pintar
dan “senang akan perubahan” . Perubahan-perubahan yang tidak terarah dan terkendali
dalam jangka menengah akan berakibat fatal, diantaranya System menjadi tidak terkendali,
dan Teknologi yang tidak standard.
7. Yang terakhir yaitu Manager.Seorang manager memberikan Direction ( Arah ) dan
Melakukan Guidance (panduan ) untuk mencapainya. Saya menyebutnya dengan
memberikan visi dan menentukan arah tujuan.
Dari Aspek Cost, Sang manager harus memastikan keseimbangan antara Operation Function
dan Improvement. Dengan Lingkup kerja yang saya sampaikan diatas, Perusahaan harus
mengeluarkan mengeluarkan cost diatas rata-rata, dan semuanya masuk dalam biaya tidak
langsung.
Manager berperan untuk membuat keseimbangan operation cost. Dengan adanya satu divisi
khusus yang bertugas menyelesaikan masalah-masalah critical / khusus / extra ordinary
problem. Sang Manger harus mampu mereduksi operation cost dengan men-develop
procedure kerja yang paling efektif, Menentukan alur proses yang paling tepat, Merancang
Sistem Informasi , Melakukan rekayasa engineering untuk memperpendek waktu operasi
dan meningkatkan kapasitas produksi dan banyak lagi potensi perbaikan, yang bermuara pada
“Reduce Cost” saat kondisi produksi dalam beban normal, dan “ Increase Sales plus reduce
cost” dengan upgrade capacity saat beban produksi tinggi.
Secara Continous / berkesinambung, model organisasi ini mampu mendukung kekuatan dan
flexibilitas perusahaan dalam menarik pasar.
Saya ambil contoh, peningkatan jumlah variasi item produk dan order dalam quantity kecil
benar-benar memberikan tekanan pada proses, seperti ; Penurunan capasitas produksi,
semakin panjangnya lead time produksi, ketidakstabilan konsumsi personel produksi ,
peningkatan inventory dan WIP, Penurunan quality, tingkat stress karyawan tinggi dan
masalah-masalah yang bersifat domino lainnya.
Totally ini akan memberikan pengaruh yang significant terhadap peningkatan Biaya pokok
produksi dan penurunan sales ( tingkat penjualan ). Inilah yang saya maksud dengan kekuatan
dan flexibilitas process dalam manufacture. Dengan kata lain Perusahaan akan memiliki
fondasi yang kuat.Simple bukan.
Mengapa terkadang kenyataannya tidak Simple ? Berikut alasannya :
1. Perusahaan Merekrut atau menempatkan Manager yang tidak tepat
2. Manager merekrut atau menempatkan Supervisor yang tidak tepat.
3. Tidak adanya komitmen karyawan, dikarenakan adanya potensi atau konflik perburuhan.
Untuk case ini, lebih lengkapnya dapat dilihat di link berikut :
http://www.dedylondong.blogspot.com/2012/01/solusi-konflik-buruh-dan-pengusaha.html
Sistem Penilaian berbasis Kinerja, sangat membantu dalam meningkatkan Komitmen
karyawan.
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 7/8
Posting by Dedy Londong di 5:35 PM
Label: Experience, Know ledge
PENUTUP
Hal – hal yang saya sampaikan diatas bukan berarti, mengecilkan peran serta satu bagian
tertentu dalam melakukan continous improvement. Tapi lebih pada meningkatkan focus
dengan memberikan batasan-batasan kerja dengan terkendali. Sangat ironis jika kita
menemui case berikut, seorang Manager engineering yang “sangat pintar” berhasil
menyelesaikan problem mesin sampai ke tingkat rekayasa engineering. Tapi tidak peduli
dengan data – data dan pelaksanaan preventive maintenance. Atau seorang Supervisor
Produksi yang begitu luar biasa dalam menganalisa masalah-masalah produksi dan
memecahkannya, tapi tidak memiliki keberanian dalam menegur karyawan yang melakukan
procedure kerja yang keliru. Dan banyak contoh – contoh lainnya yang mengingatkan kalau
kita itu manusia yang banyak memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penentuan Qualifikasi personel yang disesuaikan dengan strategi management akan lebih
efektif dalam menekan biaya dan kontribusi bagi perusahaan.
Semoga artikel ini bermanfaat
7 comments:
Banjar Edi S November 23, 2012 at 7:23 AM
tengqyu informasinya
saya rasa sangat bermanfaat bagi perkembangan industri di Tanah air
Reply
Anonymous January 17, 2013 at 12:23 PM
Teruskan menulis pak berkaitan dengan pengurusan yang cekap
Reply
Pay Riyadi February 19, 2013 at 11:06 PM
artikelnya sangat memotvasi saya. pak.
Reply
daradiasih February 24, 2013 at 6:01 PM
Mantraap pak..
Reply
ezha dexa September 8, 2013 at 1:13 AM
artikelnya bagus banget pak ^_^
Reply
Hartono Taslan January 26, 2014 at 11:31 AM
ternyata pak dedy anak poltek ^_^
angkatan berapa pak?
Reply
Angga Yuda February 3, 2014 at 3:07 PM
Sangat bagus artikelnya pak.
Terimakasih pak
Reply
3/9/14 Dasar Implementasi Lean Manufacturing
dedylondong.blogspot.com/2012/02/sejarah-perusahaan-perusahaan-as.html 8/8
Newer Post Older PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Enter your comment...
Comment as: Google Account
PublishPublish
PreviewPreview
This Blog Free of Advertisement
Search
Follow by Email
Email address... Submit
Simple template. Powered by Blogger.