pendekatan lean manufacturing pada sistem produksi kursi ...eprints.ums.ac.id/56662/21/naskah...

16
PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI WASTE (Studi Kasus : CV Tiga Berlian Jaya) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Oleh : CHAERANI NUSARIZKA HANIFANINGTYAS D 600 130 094 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: truongquynh

Post on 12-Aug-2019

254 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI

UNTUK MEMINIMASI WASTE

(Studi Kasus : CV Tiga Berlian Jaya)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh :

CHAERANI NUSARIZKA HANIFANINGTYAS

D 600 130 094

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

i

Page 3: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

ii

Page 4: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

iii

Page 5: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

1

PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI

UNTUK MEMINIMASI WASTE

(Studi Kasus : CV Tiga Berlian Jaya)

Abstrak

CV. Tiga Berlian Jaya merupakan usaha yang bergerak dibidang manufaktur pembuatan

furniture meubel. Perkembangan industri yang pesat ini juga mengharuskan perusahaan

dapat mempertahankan kepercayaan konsumen dengan menghasilkan produk yang

berkualitas dan pengiriman yang tepat waktu. Namun perusahaan ini dalam pemenuhan

produksi masih ditemukan keterlambatan dikarenakan pemborosan yang terjadi di area

kerja. Untuk itu penelitian ini berguna untuk menurukan pemborosan yang ada dilantai

produksi sehingga dapat meminimasi dengan rekomendasi perbaikan agar proses

produksi tersebut dapat selesai sesuai target yang ditetapkan.

Pendekatan Value Stream Mapping adalah salah satu pendekatan Lean yang mempunyai

susunan diagram (peta) yang dapat mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam satu

pengerjaan produk, waktu tunggu dari setiap langkah proses, serta menggambarkan

menunggu waktu proses selanjutnya merupakan pemborosan (waste).

Hasil dari pemetaan aktivitas didapatkan lead time produksi sebesar 610,15 menit.

Dengan jumlah aktivitas Value Added sebanyak 14 ,aktivitas Non Value Added sebanyak

6 serta aktivitas Non Necessary Value Added sebanyak 4. Berdasarkan rekomendasi

usulan yang dilakukan dan dipetakan kembali lead time yang sebelumnya dapat

berkurang menjadi 581,5 menit atau 2,4%. Serta waktu operasi dapat berkurang sebesar

25 menit serta waktu transportasi berkurang sebesar 24 menit

Kata Kunci: Lean Manufacturing, Value Added, Value Stream Mapping, Waste

Abstract

CV. Tiga Berlian Jaya is a business engaged in manufacturing furniture making

furniture. The rapid industrial development also requires companies to maintain

consumer confidence by producing quality products and on time delivery. However, this

company in the fulfillment of production is still found delay due to waste that occurred in

the work area. Therefore, this research is useful to decrease the existing waste on the

production floor so that it can minimize with the recommendation of improvement so that

the production process can be completed according to the target set.

Value Stream Mapping Approach is one of Lean approach which has diagram

arrangement (map) that can identify the time needed in a product workmanship, waiting

time of each process step, and describes waiting time of next process is waste.

The result of activity mapping obtained 283 minutes of production lead time. With Value

Added activity amounted to 14, Non Value Added activity as much as 6 and Non

Necessary Value Added activity as much as 4. Based on the recommendation

recommendation made and mapped back the previous lead time can be reduced to 255.5

minutes or 5.4%. As well as the operating time can be reduced by 25 minutes and

transport time is reduced by 24 minutes

Keywords: Lean Manufacturing, Value Added, Value Stream Mapping, Waste

Page 6: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

2

1. PENDAHULUAN

CV Tiga Berlian Jaya yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan furniture meubel.

Produk yang dihasilkan cukup beragam mulai dari almari, kursi santai, meja, cermin, patung,

kaca hias dan lain sebagainya. Tetapi perusahaan ini lebih sering memproduksi furniture

jenis kursi serta cermin dengan menerapkan sistem make to order. Dalam pengamatan yang

dilakukan, pemenuhan permintaan tersebut masih adanya keterlambatan dalam proses

pemesanan bahan, finishing hingga pengiriman pada distributor. Oleh karena itu perlu adanya

identifikasi tentang permasalahan yang terjadi menggunakan pendekatan Lean manufacturing.

Menurut Gaspersz (2007), konsep Lean manufacturing merupakan suatu upaya strategi

perbaikan secara kontinu dalam proses produksi untuk mengidentifikasi jenis-jenis dan faktor

penyebab terjadinya waste agar aliran nilai (value stream) dapat berjalan lancar sehingga

waktu produksi lebih efisien. Value Stream Mapping adalah salah satu pendekatan Lean yang

mempunyai susunan diagram (peta) yang dapat mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan

dalam satu pengerjaan produk, waktu tunggu dari setiap langkah proses, serta

menggambarkan menunggu waktu proses selanjutnya merupakan pemborosan (waste). Tujuan

dari Value Stream Mapping yaitu mengidentifikasi waste untuk dihilangkan serta

memperbaiki proses yang ada.

Hasil dari penelitian ini berguna untuk menurunkan pemborosan yang ada dilantai

produksi, mengetahui area-area yang terjadi pemborosan, sehingga dapat diminimalisasi

dengan melakukan perbaikan agar proses produksi tersebut dapat selesai sesuai dengan target

yang ditetapkan.

2. METODE

Penelitian yang dilakukan di CV Tiga Berlian Jaya ini tahapan yang pertama dilakukan yaitu

pengamatan atau observasi secara langsung untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada.

Selain pengamatan serta melakukan studi literature yang sesuai dengan latar belakang

permasalahan.. Berikut data yang dibutuhkan serta tahapan pengolahan data :

2.1 Pengumpulan Data

a. Data Kuisoner Pembobotan Waste

b. Data waktu pembuatan produksi dan urutan stasiun kerja produksi

c. Data aliran informasi pemenuhan untuk produksi

d. Jumlah operator dalam setiap stasiun kerja

e. Urutan proses perakitan produk

Page 7: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

3

2.2 Pengolahan Data

Dalam tahap ini dilakukan beberapa langkah dalam pengolahan data, yaitu

a. Pembuatan Big Picture Mapping

Tahapan ini untuk menggambarkan keseluruhan aliran proses informasi serta aliran

material dalam satu siklus proses produksi. Gambaran ini membantu dalam

mengidentifikasi waste, cycle time yang dibutuhkan dalam setiap kriteria proses yang

ada.

b. Penyebaran Kuisoner

Kuisoner membantu pemilik serta pekerja dalam memperbaiki proses produksi untuk

mengetahui aktivitas yang terlalu banyak waste (pemborosan) dalam pembuatan

produk disetiap stasiun kerja.

c. Identifikasi Waste

Untuk melakukan langkah ini dibantu dengan metode wasteworkshop, metode ini

bersifat kuantitatif menggunakan kuisoner untuk mendapatkan bobot waste. Waste

tersebut kemudian akan dianalisis lebih lanjut.

d. Pemilihan Mapping Tools

Tahapan dalam pemilihan Mapping Tools dengan Value Stream Analysis Tools

(VALSAT) dengan cara melihat hasil identifikasi matriks seven waste dan seven tools.

Tools yang ada dalam VALSAT bervariasi serta membantu dalam menganalisa dan

memahami value stream sehingga mempermudah dalam penyusunan perbaikan.

e. Rancangan Future State Mapping

f. Analisa Penyebab Pemborosan dan Pemborosan

g. Perbaikan Solusi

h. Kesimpulan dan Saran

Page 8: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

4

Start

Menentukan Tempat dan Waktu

Penelitian

Mengidentifikasi masalah dan

Wawancara

Studi Literatur Studi Lapangan

Menentukan Tujuan

Pengumpulan Data

a. Bill of Material (BOM) dari Kursi

b. Data Kuisoner Pembobotan Waste

c. Data waktu pembuatan produksi dan urutan stasiun kerja produksi

d. Data aliran informasi pemenuhan untuk produksi

e. Jumlah operator dalam setiap stasiun kerja

f. Urutan proses perakitan produk

Pengolahan Data

1. Pembuatan Big Picture Mapping

2. Analisis Kuisoner Waste Workshop

3. Analisis VSM

3. Rancangan rekomendasi peta future mapping

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 1. Kerangka Tahapan Pengerjaan Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Costumer

Factory

Supplier

I

Amplas Finishing Packing Stack/ Loading

I

PPIC

Ngawi

Blora

Gunung Kidul

- Jerman

- Prancis

- Belanda

- Dubai

Rakit

Value Added : 328,49 menit

Total Lead Time : 610,15 menit

Fax, Email, Marketing

6 5 4 4 8

1 Kontainer

300-400 unit kursi

156,15'

10'

37'

25'

170,97'

8'

50'

10'

Permintaan Costumer :

- 300 unit/bulan

- 4 unit/hari

C/T = 156,15'

Shift 1

C/T = 37'

Shift 1

C/T = 170,97'

Shift 1

C/T = 50'

Shift 145'

30'

Ceper

Gambar 2. Big Picture Mapping

Gambaran Big Picture Mapping diatas digunakan untuk mengetahui aliran material serta

aliran informasi dari perusahaan tersebut. Untuk selanjutnya dilakukan tahap mengidentifikasi

waste dengan waste workshop.

Page 9: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

5

3.1 Waste Workshop

Tabel 1. Waste Workshop

No Waste Responden

Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7

1 Kelebihan Produksi 0 0 0 0 0 0 0 0

2 Waktu Tunggu 1 0 1 0 1 1 0 0,57143

3 Transportasi berlebihan 0 1 0 0 1 0 1 0,42857

4 Proses yang tidak tepat 2 1 0 2 2 1 1 1,28571

5

Persediaan yang tidak

penting 1 0 0 0 0 0 1 0,28571

6 Gerakan tidak berguna 2 1 1 2 2 1 1 1,42857

7 Cacat 1 1 2 0 1 0 0 0,71429

Total 7 4 4 4 7 3 4 4,71429

Dari hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa waste yang terjadi pada CV Tiga Berlian Jaya

yang paling dominan yaitu Gerakan tidak berguna (unnecessary motion) dengan rata-rata

sebesar 1,42857, yang kedua Proses yang tidak tepat (innappropite process) dengan rata-

rata sebesar 1,28571, dan yang ketiga yaitu Cacat (defect) dengan rata-rata 0,71429.

3.2 VALSAT (Value Stream Analysis Tools)

Tabel 2. VALSAT

No Waste

Process

Activity

Mapping

Supply

Chain

Matrix

Production

Variety

Funnel

Quality

Filter

Mapping

Demand

Amplification

Mapping

Decission

Point

Analysis

Physical Structure

1 Kelebihan Produksi 0 0 0 0 0

2 Waktu Tunggu 5,1429 5,143 0,571429 1,7142857 1,71429

3

Transportasi

berlebihan 3,8571 0,42857

4

Proses yang tidak

tepat 11,571 3,857143 1,2857 1,28571

5

Persediaan yang

tidak penting 0,8571 2,571 0,857143 2,5714286 0,85714 0,28571

6 Gerakan tidak berguna 12,857 1,429

7 Cacat 0,7143 6,4286

Total 35 9,143 5,285714 7,7143 4,2857143 3,85714 0,71429

Dari tabel diatas dapat diketahui hasil dari tiap bobot tools. Selanjutnya dari hasil tersebut

membuat ranking dari nilai hasil tools yang paling tinggi hingga paling rendah. Ranking

tersebut untuk memilih tools yang dianggap representative serta akan digunakan.

3.3 Analisis PAM (Process Activity Mapping)

Tools PAM ini dipilih dari perhitungan matrikx yang telah dilakukan diatas.

Pemilihan tools ini disesuaikan dengan waste yang terjadi dalam perusahaan. Dalam hasil

Page 10: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

6

kuisoner yang ditunjukkan bahwa waste gerakan tidak berguna (Motion) selanjutnya

proses yang tidak tepat (Innapropiate Processing). Untuk itu penggunaan tools PAM ini

sangat tepat karena dalam analisis ini diperlukan perincian tiap aktivitas agar mengetahui

tiap waktu serta jarak yang ada dilantai produksi. Perincinan aktivitas tersebut membantu

menganlisis aktivitas yang sebenarnya dibutuhkan dengan yang harusnya dihilangkan.

Berikut hasil rekapitulasi dari perincian aktivitas yang telah dilakukan serta pengambilan

data waktu pengamatan dari PAM :

a. Jumlah Tipe Aktivitas

Tabel 3. Hasil PAM Kategori Jumlah Tipe Aktivitas

Operation Inspection Transportation Delay Storage

Jumlah Aktivitas 11 2 7 3 1

Persentase (%) 0,45833 0,083 0,292 0,125 0,042

Dari hasil rekap diatas menunjukan keseluruhan aktivitas yang diperlukan untuk

memproduksi kursi sebesar 24 aktivitas dengan tiap aktivitas menunjukan besar yang

berbeda. Seperti aktivitas operation terdapat 12 aktivitas dari keseluruhan dengan

menunjukan persen sebesar 0.458333%, berturut-turut untuk aktivitas Inspeksi

dengan jumlah 2 aktivitas 0.083%, aktivitas Transportasi dengan jumlah 6 aktivitas

sebesar 0.292%, aktivitas delay dengan jumlah 3 aktivitas sebesar 0,125%, serta

aktivitas storage dengan jumlah 1 aktivitas sebesar 0,042%.

b. Waktu tiap masing-masing aktivitas

Tabel 4. Hasil PAM Kategori Waktu Tiap Aktivias

Aktivitas Operation Inspection Transportation Delay Storage

Waktu (Menit) 262,68 30,31 187,91 123,15 37,45

Rekap diatas menunjukan jumlah waktu yang digunakan dalam setiap

aktivitas.. Mulai dari aktivitas operation menggunakan waktu sebesar 262,68 menit,

aktivitas inspeksi menggunakan waktu sebesar 30,31 menit, aktivitas transportasi

menggunakan waktu sebesar 187,91 menit, aktivitas delay menggunakan waktu

sebesar 123,15 menit serta aktivitas dalam storage.

Dapat diketahui dari penjelasan serta perincian aktivitas yang dilakukan dengan PAM.

Selanjutya menganalisis pemborosan yang terjadi paling tinggi yaitu Innapropiate

Processing dengan diagram sebab-akibat. Mengetahui waste yang paling dominan

didapatkan dari pengelompokkan aktivitas dalam golongan waste yang telah dilakukan

sebelumnya.

Page 11: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

7

Inappropiate Processing

Metode Manusia

Lingkungan

Berdebu

Kebisingan

Suhu Ruang Panas

Kurang Pengawasan

Usia

Ketelitian

Pengeringan Kurang Max

Akurasi Ukuran yang salah

Mengandalkan cuaca

Pemindahan material yang

masih manual

Gudang yang tidak

ditata

Kelelahan PekerjaKurang Infrastruktur Kerja

Gambar 3. Diagram Sebab Akibat

Penyebab-penyebab yang mempengaruhi Innapropiate Procesing secara khusus yaitu:

a. Manusia (Man) dapat mempengaruhi terjadinya pemborosan dikarenakan kurang

telitinya dalam pengamplasan dapat menyebabkan banyaknya scrap yang terbuang dan

mempengaruhi ukuran dari kursi. Usia pekerja juga cukup mempengaruhi, rata-rata

usia pekerja berkisar 40-55 tahun. Sehingga mudahnya para pekerja lelah dan berlama

untuk beristirahat. Posisi pekerja ketika duduk juga salah satu faktor penyebab dari

kelelahan tersebut.

b. Metode/ Cara Pengerjaan mempengaruhi pemborosan ini dikarenakan pemindahan

yang masih manual tidak menggunakan alat bantu trolly ataupun yang lainnya.

Mengakibatkan pekerja harus bolak-balik untuk menyelesaikannya. Mengandalkan

cuaca dalam pengeringan juga mengakibatkan bertambah lamanya waktu

penyelesaian. Memastikan cat harus benar kering, karna jika cat tersebut belum benar

kering ketika dimasukkan dalam box akan mengakibatkan jamur.

c. Lingkungan yang mempengaruhi seperti berdebu sehingga sangat mengganggu

pernafasan dari operator yang melakukan pemasangan sak pada tiap spot, kebisingan

dari mesin tersebut serta udara yang sangat panas sehingga operator bekerja dalam

keadaan yang tidak nyaman dan sangat terganggu. Karena udara panas yang ada

operator akan lebih cepat istirahat, ataupun tidak fokus terhadap spot pengisian yang

mengakibatkan berat semen menjadi berlebih ataupun kurang.

3.4 Analisis SCRM (Supply Chain Response Matrix)

Tools SCRM digunakan karena untuk mengetahui peningkatan penurunan yang terjadi

dalam inventory. Berikut days physical stock yang didapat dari data kumulatif

sebelumnya :

Page 12: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

8

Tabel 5. Perhitungan SCRM

No Keterangan

Days

Physical

Stock

Lead

Time

Kumulatif

Days

Kumulatif

Lead

Times

1 Area Penyimpanan

Bahan Baku 1 3 1 3

2 Area Produksi 1.7 2 2.7 5

3 Area Penyimpanan

Barang Jadi 0.9 7 3.6 12

Total 15,6

Berikut grafik SCRM yang diperoleh melalui data-data kumulatif yang ada diatas:

123 5

1

2,7

3,6Area Penyimpanan Barang

Jadi

Area Produksi

Area Penyimpanan

Bahan Baku

Kumulatif Days Stock

Kumulatif Lead Time

Gambar 4. Grafik SCRM (Supply Chain Respons Matrix)

Diketahui dari grafik tersebut days physical stock terpanjang pada area produksi. Hal

tersebut dikarenakan penyerapan bahan 58% dengan rata-rata produksi 0,282 m3.

Akibatnya terjadi penumpukan barang sebelum di packing. Pada area gudang memiliki

lead time panjang yaitu 12 hari, itu terjadi dikarenakan barang yang sudah dipacking

masih menunggu untuk dikirim pada buyer atau daerah lainnya.

3.5 Rekomendasi

Berdasarkan analisis PAM, diketahui waste yang terjadi paling dominan yaitu

innapropiate processing. Waktu pemborosan yang terjadi dalam innapropiate processing

ini sebesar 95,26 menit. Karena pemborosan ini selanjutnya mengakibatkan pemborosan

transportasi. Pemborosan ini terjadi karena faktor salahnya metode/prosedur yang

dijalankan. Aktivitas pekerja yang harus mengulang pengangkutan secara manual. Waktu

transportasi yang mengakibatkan bolak-balik pekerja dalam pengangkutan selama 142,39

menit. Sedangkan proses memproduksi kursi ini membutuhkan waktu selama 610,5

menit dengan aktivitas sebanyak 24. Waktu yang disebutkan diatas didapatkan dari

perincian aktivitas serta data waktu pengamatan. Untuk meminimalkan waktu dalam

Page 13: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

9

produksi kursi ini, maka perlu adanya rekomendasi perbaikan. Rekomendasi perbaikan

tersebut seperti berikut:

Tabel 6. Rekomendasi Menggunakan 5W+1H

No

Penyebab

Dominan What Why How W

hen

Wh

ere

Wh

o

Pokok

Bahasan Yang Terjadi Sebab Cara Penerapan

1

Pemindahan

secara

manual

Pengulangan

aktivitas, waktu

menjadi lebih

lama

Tidak ada alat

bantu untuk

pengakutan

Penambahan

alat kerja bantu

seperti trolly

atau angkat

bantu angkut

lainnya

Sep

-17

Area p

rodu

ksi

Op

erator

2

Kenyamanan

posisi

pekerja

Mudahnya

pekerja

mengalami

kelelahan, dan

merasakan sakit

punggung

Tata letak

pada area

kerja yang

kurang pas

Pemberian meja

serta kursi untuk

area pekerja,

untuk

meminimalkan

kelelahan

punggung

Sep

-17

Area p

rodu

ksi

Op

erator

3

Area Kerja

yang kurang

mendukung

Hanya muat 10-

20 unit sehingga

berulang kali

pengambilan

bolak-balik

Ruang kerja

yang tidak

tertata dengan

baik

Pembuatan

layout yang

baru agar lebih

tertata rapi dan

mudah dalam

pencarian

Sep

-17

Area p

rodu

ksi

Op

erator

4 Mengandalk

an cuaca

Berjamur jika

cat tidak benar-

benar kering

ketika dalam

box

Belum adanya

alternative lain

Perlu adanya

alternative lain

untuk tidak

mengandalkan

cuaca

Sep

-17

Area p

rodu

ksi

Op

erator

Rekomendasi perbaikan yang telah dilakukan diatas dengan cara memetakan

kembali aktivitas dengan PAM serta analisis perbaikan 5W+1H. Dari pemetaan aktivitas

PAM bahwa jumlah aktivitas rekomendasi dengan jumlah aktivitas aktual tidak

berkurang tetap sama. Hanya saja waktu dalam aktivitas diatas seperti operasi,

transportasi dapat berkurang. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya perbaikan

fasilitias yang lebih menunjang pekerjaan, jarak antar stasiun kerja serta tata ruang kerja

yang lebih baik. Untuk aktivitas dalam storage dan inspeksi tidak dimungkinkan untuk

dirubah atau direduksi lagi. Dibawah ini tabel yang menunjukkan perubahan waktu :

Page 14: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

10

Tabel 7. Perbandingan Waktu Sebelum-Sesudah Perbaikan

No Aktivitas Sebelum (Menit) Sesudah (Menit)

1 Operation 262,68 237,69

2 Inspeksi 30,31 46,82

3 Transportasi 187,91 159,37

4 Delay 123,15 114,65

5 Storage 37,45 22,95

Gambar 5. Grafik Perbandingan Kategori Jumlah Waktu

Berikut juga Tabel perbandingan jumlah aktivitas :

Tabel 8. Perbandingan Aktivitas Sebelum-Sesudah Perbaikan

No Aktivitas Sebelum (Menit) Sesudah (Menit)

1 Operation 0.458333 0.458333

2 Inspeksi 0.083 0.125

3 Transportasi 0.292 0.2083333

4 Delay 0.125 0.125

5 Storage 0.042 0.04167

Page 15: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

11

Gambar 6. Grafik Perbandingan Kategori Aktivitas

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan:

a. Pemborosan yang paling dominan terjadi di CV Tiga Berlian Jaya yaitu Innapropiate

Processing, berturut-turut dengan waste waiting, transportation, motion, serta

unnecessary inventory.

b. Hasil dari pemetaan aktivitas didapatkan lead time produksi sebesar 343 menit.

Dengan rekomendasi usulan yang dilakukan dan memetakan kembali aktivitas

produksi berkurang menjadi 315,5 menit atau 4,17%. Serta waktu operasi dapat

berkurang sebesar 25 menit serta waktu transportasi berkurang sebesar 24 menit.

c. Sedangkan jumlah aktivitas Value Added sebelumnya sebanyak 14 menjadi 12

,aktivitas Non Value Added sebelumnya sebanyak 6 menjadi 3 serta aktivitas Non

Necessary Value Added sebelumnya sebanyak 4 menjadi 8.

4.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan di CV Tiga Berlian Jaya agar dapat mengembangkan

perusahaan menjadi lebih efektif serta efisien, sebaiknya:

a. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan fasilitas alat bantu, serta tempat kerja

yang lebih nyaman bagi pekerja.

b. Untuk penelitian selanjutnya disarankan lebih dikembangkan dengan menghubungkan

aktivitas dengan memperhitungan biaya-biaya yang mungkin terkait.

Page 16: PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI ...eprints.ums.ac.id/56662/21/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 1 PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING PADA SISTEM PRODUKSI KURSI UNTUK MEMINIMASI

12

DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent, (2007). “Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries”. edisi

1. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Hines P and N, Rich. 1997. “The Seven Value Stream Mapping Tools”. International Journal of

Operation and Production Management. 17,1

Hines, P and Taylor, D. 2000. “Going Lean: Lean Thinking”. Lean Interprise Research Center.

Cardiff: UK

Rother, M. dan Shook, J. (1999). “Learning to See: Value stream mapping to add value and

eliminate muda”. Cambride, MA: Lean Enterprise Institute.