lbp
DESCRIPTION
lbpTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
Disusun oleh:Lina
Nengah DarmawanSinggih Hadi Pratama
Pembimbing:dr. H.Denyy Rahardjono,Sp.S
STATUS PASIEN
Nama : Ny. E Umur : 65 tahun Jenis kelamin :
Perempuan Status : Menikah Pendidikan : SD Pekerjaan : IRT
Alamat: Sindang herang, Ciamis Suku : SundaAgama: IslamTgl masuk: 28-08-2015No CM : 411890
Identitas Pasien
Subjektif Dilakukan secara alloanamnesis dengan keluarga os dan autoanamnesa pada pasien pada tanggal
31 Agustus 2015
Keluhan UtamaLemas tangan dan kaki
kiriKeluarga os mengatakan, awalnya os secara tiba-tiba terjatuh dan mengalami penurunan kesadaran pada saat os sedang berjalan, nyeri kepala (+), muntah (-) lalu keluarga pasien membawa pasien ke puskesmas dan di rawat selama 1 hari, dan kondisi pasien membaik namun os mengalami kelemahan di anggota gerak sebelah kiri dan os di rujuk ke RSUD ciamis . Pada saat di anamnesa di ruangan os mengeluhan nyeri kepala dan anggota gerak sebelah kiri lemas. Pasien sebelumnya tidak pernah merasakan sakit seperti ini dan tidak pernah lemah sebelah badan. Pasien memiliki riwayat hipertensi lebih dari 5 tahun tidak kontrol rutin.
- +
-
RPD
RPK Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh adanya keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien
OBJEKTIFStatus Present Kesadaran : CM GCS : 15(E4.M6.V5) Tekanan darah: 160/80
mmHg Nadi : 82 x/ menit Respirasi : 20 x/
menit Suhu : 36,7 oC
Status InternaJantungInspeksi : Ictus cordis tidak terlihatPalpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicula kiriPerkusi : Batas jantung kanan : ICS 4 parasternal kanan
Batas jantung atas : ICS 2 parasternal
Batas jantung kiri : ICS 5 midclavicula kiriAuskultasi: BJ I – II murni reguler, murmur (-) gallop (-) ParuInspeksi : Simetris hemitoraks kanan-kiri saat statis dan dinamisPalpasi : Simetris hemitorak kanan-kiri pada fremitus fokal dan taktilPerkusi : Sonor pada kedua lapang paruAuskultasi: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/AbdomenInspeksi : Permukaan datar.Auskultasi : Bising usus (+) normalPerkusi : Timpani pada keempat quadran abdomenPalpasi : NT : -. Hepar, lien, ginjal dalam batas normal.
Status Neurologis
KEPALA Bentuk :
normocephalus Nyeri tekan : tidak
ada Simetris : (+)LEHER Sikap : dalam batas
normal Pergerakan : dalam
batas normal Kaku kuduk : (-)
NERVUS KRANIALIS
N. I (olfaktorius)Subyektif : tidak dilakukanDengan bahan : tidak dilakukanN. II (optikus)Tajam penglihatan : tidak dilakukanLapang peglihatan : tidak dilakukanWarna & fundus okuli : tidak dilakukan
N. III (oculomotor)Sela mata : simetri kanan kiri samaPergerakan bulbus : DBNStrabismus : (-)Nistagmus : (-)Eksopftalmus : (-)Pupil
Besar : ± 3 mmBentuk : simetris bulat isokor
Refleks cahaya : (+/+)N.III,IV dan VI : Dalam batas normal.
N. V (trigeminus)Membuka mulut : DBNMenguyah : DBNMengigit : DBNSensibilitas muka : DBN
N.VII (fascialis)Mengerutkan dahi : DBNMenutup mata : DBNMemperlihatkan gigi : DBN Perasaan lidah2/3 bagian depan lidah : tidak dilakukan N.VIII ( vestibulo cochlear)Tes Weber : tidak dilakukanTes Rinne : tidak dilakukanTes Swabach : tidak dilakukan
N.IX (glosofaringeus)Perasaan lidah(1/3 bagian belakang) : tidak dilakukanSensibilitas faring : tidak dilakukan
N.X (vagus)Arkus faring : tidak dilakukanUvula : tidak dilakukanBerbicara : DBNMenelan : DBN
N.XI (asesorius)Menengok : DBNMengangkat bahu : DBN
N.XII (hipoglosus)Pergerakan lidah : DBNLidah deviasi : DBNArtikulasi : DBN
Badan dan anggota gerak1. Badan
Refleks kulit perut atas : tidak dilakukan Refleks kulit perut tengah : tidak dilakukan Refleks kulit perut bawah : tidak dilakukan
2. Anggota gerak atasMotorik : hemiparese sinistraPergerakan : tidak dapat dinilaiKekuatan : 5/3
Tonus : spastic Atropi : (-)Refleks Biceps : +/+ Trisep : +/+Brakio Radialis : +/+Sensibilitas : +/+
FUNGSI LUHUR : Baik
3. Anggota gerak bawahMotorik : hemiparese sinistraKekuatan : 5/3 Atropi : (-)Sensorik DBNRefleks fisiologisPatella : +/+ Achilles : +/+
Refleks patologisBabinsky : (-/-)Chaddock : (-/-)Openhaeim : (-/-)Gordon : (-/-)Schaefer : (-/-)Mendel Bechtrew : tidak dilakukanRosolimo : tidak dilakukanTest Laseque : (-)Test brudzinsky I : (-)Test kernig : (-)Meningeal Sign : kaku kuduk (-)
Resume
Subjektif• Penurunan
kesadaran secara tiba-tiba saat sedang berjalan.
• Nyeri kepala (+)• Muntah (-)• Pasien tiba tiba
tidak bisa menggerakkan anggota gerak kiri.
• Kejadian seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien
• Riwayat tekanan darah tinggi diakui lebih dari 5 tahun tidak terkontrol.
• Riwayat DM dan kelainan jantung (-).
Objektif• Status Presens• Kesadaran :
CM• GCS :
15(E4.M6.V5)• TD : 160/80
mmHg• Nadi :
82 x/ menit• Respirasi :
20 x/ menit• Suhu :
36,7 oC• Jantung : dalam
batas normal• Paru dan abdomen
: dalam batas normal
• Status Neurologis • Rangsang Meningeal
: Kaku kuduk (-)
• Saraf Otak:DBN
• Motorik : hemiparese
sinistra• Sensorik : DBN• Fungsi Luhur :
DBN• Fungsi vegetatif : Baik• Refleks fisiologis : (+/
+ )• Refleks patologis :
Refleks patologis (-)
Rencana Awal
RENCANA DIAGNOSTIK
Lab darah rutin (Hb, leukosit, trombosit,
hematokrit.)Cek Ureum, kreatin,
natrium, kalium, SGOT , SGPT
EKGRontgen thorak
CT SCAN
RENCANA TERAPITerapi umum
A (airway),.B (breathing)
C (circulation) Menjaga keseimbangan
cairan dan elektrolitKeseimbangan nutrisi
dengan pemberian makan.
Pemasangan kateterMonitor tanda vital
T,N,R.S
Terapi khusus Pemberian infus Asering 30 tpmInjeksi citicolin 2x500 mg iv
Neurodex 2x1
DIAGNOSISSuspek Stroke e.c perdarahan intraserebral sistem carotis dextra faktor resiko hipertensi
Dd/ stroke infark carotis dextra
PrognosisQuo Ad vitam : dubia ad bonamQuo Ad fungsionam : dubia ad bonamQuo Ad sanactionam: dubia ad bonam
RAWAT INAP RUANG MAWAR RSUD CIAMIS
PERJALANAN PENYAKIT
RAWAT HARI KE 1 (28/08/2015)
T: 160/80mmHg N: 88 x/menit S: 36 CelciusSubjek: Hemiparese sinistra Pusing(-),mual(-) RPD: hipertensi(+)Objek: Kesadaran: CM GCS : 15 R.Kaku kuduk : (-) Motorik : 5/3
5/3 Sensorik : +/+
.
Nervus Cranial : DBN
Refleks fisiologis :+/+ Reflek patologis :-/- Fungsi Luhur : Baik Fungsi vegetatif: BaikAssemsment : Stroke infark carotis dextra
Terapi : IVFD Asering 30gtt Brainact 2x500mg
(inj) CPG 1x1 tab Aspilet 1x1 tab Lansoprazole 1x1
tab
HASIL LABORATORIUM
HEMATOLOGI : H GB : 11,3 g/dl HCT : 32,7 % WBC : 8,6 10.000/ul PLT : 356 10.000/ul (+6)
GDS : 107 mg/dl
KIMIA DARAH : Ureum : 48 mg/dl Kreatinin : 2,1 mg/dl
(+1,1) Kolesterol total : 162
mg?dl HDL : 39 mg/dl LDL : 110 mg/dl Trigliserid : 65 mg/dl CK-MB : 16 U/L
RAWAT HARI KE 2 (29/08/2015)
T: 160/80mmHg N: 88 x/menit S: 36 CelciusSubjek: Hemiparese sinistra Pusing(-),mual(-) RPD: hipertensi(+)Objek: Kesadaran: CM GCS : 15 R.Kaku kuduk : (-) Motorik : 5/3
5/3 Sensork : +/+
.
Nervus Cranial : N.VII :Dbn N. XII :Dbn
Refleks fisiologis :+/+ Reflek patologis :-/- Fungsi Luhur : Baik Fungsi vegetatif: BaikAssemsment : Stroke infark carotis dextra
Terapi : IVFD Asering 30gtt Brainact 2x500mg
(inj) CPG 1x1 tab Aspilet 1x1 tab Lansoprazole 1x1
tab CT Scan kepala
RAWAT HARI KE 3 (30/08/2015) T: 160/80mmHg N: 88 x/menit S: 36 CelciusSubjek: Hemiparese sinistra Pusing(-),mual(-) RPD: hipertensi(+)Objek: Kesadaran: CM GCS : 15 R.Kaku kuduk : (-) Motorik : 5/3
5/3 Sensork : +/+
.
Nervus Cranial : N.VII :Dbn N. XII :Dbn
Refleks fisiologis :+/+ Reflek patologis :-/- Fungsi Luhur : Baik Fungsi vegetatif: BaikAssemsment : Stroke infark carotis dextra
Terapi : IVFD Asering 30gtt Brainact 2x500mg
(inj) CPG 1x1 tab Aspilet 1x1 tab Lansoprazole 1x1
tab Ct-Scan???
RAWAT HARI KE 4 (31/08/2015) T: 180/90mmHg N: 88 x/menit S: 36 CelciusSubjek: Hemiparese sinistra Pusing(-),mual(-) RPD: hipertensi(+)Objek: Kesadaran: CM GCS : 15 R.Kaku kuduk : (-) Motorik : 5/3
5/3 Sensork : +/+
.
Nervus Cranial : N.VII :Dbn N. XII :Dbn
Refleks fisiologis :+/+ Reflek patologis :-/- Fungsi Luhur : Baik Fungsi vegetatif: BaikAssemsment : Stroke PIS carotis dextraCt-Sacn : PIS Talamus dexra (17,2cc)
Terapi : IVFD Kaen3B 30gtt Brainact 2x500mg
(tab) Amlodipin 1x10mg
tab HCT 1x1 tab Neurodex 1x1 tab Amonorel 3x1 tab Kalnex 2x1 amp
RAWAT HARI KE 5 (01/09/2015) T: 160/80mmHg N: 88 x/menit S: 36 CelciusSubjek: Hemiparese sinistra Pusing(-),mual(-) RPD: hipertensi(+)Objek: Kesadaran: CM GCS : 15 R.Kaku kuduk : (-) Motorik : 5/3
5/3 Sensork : +/+
.
Nervus Cranial : N.VII :Dbn N. XII :Dbn
Refleks fisiologis :+/+ Reflek patologis :-/- Fungsi Luhur : Baik Fungsi vegetatif: BaikAssemsment : Stroke PIS carotis dextra ( Vol 17,2 cc)
Terapi : IVFD Kaen3B 30gtt Brainact 2x500mg (inj) Lansoprazole 1x1 tab Kalnex 2x1 amp Amlodipin 1x10mg tab Neurodex 1x1 tab Irbesartan 1x300mg tab HCT 1x1 tab Aminorel 3x1 tab
Analisa kasus
• Insidens infark otak dan perdarahan intraserebral meningkat sesuai dengan pertambahan umur, sedang perdarahan subarakhnoidal lebih banyak terdapat di kalangan usia muda.
P. 65 tahun
• stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam
Penurunan kesadaran secara tiba-tiba dengan
kelemahan anggota gerak sebelah kiri >
24 jam.
Analisa kasus• Perdarahan intraserebral sering terjadi pada penderita yang sedang aktif/emosional, umumnya pada usia tua atau setengah tua dengan /tanpa hipertensi
RPD. Hipertensi
Serangan timbul saat
aktivitasHipertensi kronik menyebabkan
pembuluh arteriol mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid, serta tibulnya aneurisma tipe
Bouchard. Kenaikan tekanan darah dalam jumlah yang sangat mencolok
dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah
SSS = (2,5 x kesadaran)+(2 x muntah)+(2 x nyeri kepala)+(0,1 x tekanan diastolik)-(3 x atheroma) – 12Nilai SSS Diagnosa> 1 Perdarahan otak< -1 Infark otak-1 < SSS < 1 Diagnosa meragukan (sss=0.5)
Siriraj Stroke Score (SSS)
B. Skor Gajah Mada (SGM)Skor Gajah Mada (SGM)
Menggunakan 3 variabel pemeriksaan yaitu :Penurunan KesadaranNyeri KepalaRefleks Babinski
CT Scan kepala
DIAGNOSIS KERJA
Stroke e.c
perdarahan
intraserebral
sistem carotis dextra faktor resiko
hipertensi
AnamnesisPemeriksaan
FisikPemeriksaan Penunjang
Pustaka
Anatomi dan vaskularisasi otak
PUSTAKA
StrokeMenurut World Health Organization (WHO) stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun global, yang berlangsung dengan cepat dan lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyakit selain daripada gangguan vaskular.
Stroke Hemoragik
Pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya.
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI Stroke merupakan penyebab kematian ketiga dan
penyebab utama kecacatan Insidens kejadian stroke di Amerika Serikat yaitu 500.000
pertahunnya dimana 10-15% merupakan stroke hemoragik khususnya perdarahan intraserebral.
Mortalitas dan morbiditas pada stroke hemoragik lebih berat dari pada stroke iskemik.
Sekitar 20% pasien yang mendapatkan kembali kemandirian fungsionalnya. Sekitar 40-80% akhirnya meninggal pada 30 hari pertama setelah serangan dan sekitar 50% meninggal pada 48 jam pertama.
Penelitian menunjukkan dari 251 penderita stroke, ada 47%wanita dan 53% kali-laki dengan rata-rata umur 69 tahun (78%) berumur lebih dari 60 tahun
Klasifikasi Berdasarkan gambaran patologis intracranial Infark Otak
Nekrosis pada sebagian jaringan otak disebabkan berkurangnya perfusi vaskuler akibat dari stenosis atau oklusi pembuluh darah. Berdasarkan patofisiologinya, dibagi menjadi : - Infark Aterotrombotik- Infark Kardioemboli- Infark Lakuner
Perdarahan Intraserebral ( PIS )Perdarahan kedalam jaringan parenkimal otak akibat ruptura vaskuler
Perdarahan Subarachnoidal ( PSA )Pecahnya pembuluh darah dan masuknya darah ke dalam rongga subarachnoidal. Berdasarkan asalnya darah, maka PSA dibagi menjadi :- PSA primer :Darah langsung masuk ke dalam rongga subarachnoidal- PSA sekunder :Darah berasal dari PIS kemudian mengisi rongga subarachnoidal, biasanya melalui perdarahan intraventrikuler.
KLASIFIKASI
Berdasarkan gambaran klinis Transient Ischemic Attack (TIA)
Defisit neurologis sembuh dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
Improving StrokeDefisit neurologi sembuh dalam kurun waktu lebih dari 24 jam sampai 3 minggu.
Worsening StrokeDefisit neurologi menjadi berat secara progresif, secara kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan perjalanan kliniknya dibagi dalam smooth worsening ( bertahap), steplike worsening (seperti anak tangga, bertambah berat diselingi periode menetap), fluctuating worsening (progresifitas didahului atau diselingi perbaikan).
Stable StrokeDefisit neurologi langsung lengkap, tidak banyak berubah lagi dalam perjalanan waktu.
C. Lokalisasi lesi1. Sistem karotis2. Sistem vertebrobasiler
STROKE
STROKE INFARK STROKE PERDARAHAN
ATHEROTHROMBOTIK
(80%)
KARDIOEMBOLI
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
PERDARAHAN SUBARAKNOIDLAKUNER
FAKTOR RESIKO
Non-modifiable: Umur Jenis Suku Bangsa Riwayat Stroke/TIA Riwayat keluarga dengan stroke
Modifiable MajorHipertensiPenyakit jantung
Diabetes Melitus
Minor Hiperlipidemia
Hematokrit > 45 %
MerokokAlcoholObesitas
Etiologi dan Patogenesis
Karena TD tinggi, terjadi penipisan dinding PD
Kantung dinding tipis, mudah rapuh --- Ruptur PD
Dinding yang robek menggumpal membentuk hematom --- sekitar hematom terjadi perifokal edema
ANEURISMA
AVM (Artery Venous Malformation)
merupakan kelainan pada jalinan pembuluh darah arteri yang berhubungan secara langsung ke pembuluh darah vena, tanpa intervensi kapiler, yang mengakibatkan derasnya aliran (high flow) dan resistensi yang rendah.Ar
teri
Arteriole
Kapiler
Venula
Vena
Tidak terjadi proses ini
Steal Phenomen ( Terjadi perebutan 02 dan c02 pada daerah tempat bertemunya arteri dan vena
Turbulensi --- batas arteri vena sangan tipis
PD ruptur – terbentuk hematom – edema perifokal
Amiloid Angiopati
Pada orang tua Tidak ada hipertensi ( normotensi )
akumulasi protein β-amyloid didalam dinding arteri
Penumpukan protein β-amyloid ini menggantikan kolagen dan elemen-elemen kontraktil
Pembuluh darah mudah rapuh – mudah rusak (pecah)
Perdarahan otak
Gejala Klinis Onset : kejadian berlangsung secara
mendadak dan sering pada waktu sedang melakukan aktivitas fisik
Nyeri kepala dan muntah : sering terjadi pada awal serangan
Penurunan kesadaran : sangat sering Rangsangan meningeal kadang ada Defisit neurologik fokal sampai global Gejala tekanan intrakranial biasanya ada
Gejala atau pemeriksaan Infark otak Perdarahan intra serebralGejala yang mendahului TIA (+) TIA (-)Beraktivitas/istirahat Istirahat, tidur atau segera
setelah bangun tidurSering pada waktu aktifitas
Nyeri kepala dan muntah Jarang Sangat sering dan hebatPenurunan kesadaran waktu onset
Jarang Sering
Hipertensi Sedang, normotensi Berat, kadang-kadang sedang
Rangsangan meningen Tidak ada Ada Defisit neurologis fokal Sering kelumpuhan dan
gangguan fungsi mentalDefisit neurologik cepat terjadi
CT-Scan kepala Terdapat area hipodensitas
Massa intrakranial dengan area hiperdensitas
Angiografi Dapat dijumpai gambaran penyumbatan, penyempitan dan vaskulitis
Dapat dijumpai aneurisma, AVM, massa intrahemisfer atau vasospasme
Perbandingan perdarahan intraserebri dan subarachnoid
Perdarahan IntraserebriPerdarahan Subarachnoid
Onset Usia pertengahan - usia tua Usia muda
Jenis Kelamin >> ♂ >> ♀
Etiologi Hipertensi Ruptur aneurisma
Lokasi Ganglia basalis, pons, thalamus, serebelum
Rongga subarachnoid
Gambaran klinik Penurunan kesadaran, nyeri kepala, muntahDefisit neurologis (+)
Penurunan kesadaran, nyeri kepala, muntahDeficit neurologist (-)/ ringanRangsang meningen (+)
Pemeriksaan Penunjang -CSS seperti air cucian daging/ xantochrome (Pungsi lumbal)-Area hiperdens pada CT Scan
-Perdarahan subhialoid (Funduskopi)-CSS gross hemorrhagic (Pungsi lumbal)-Perdarahan dalam rongga subarachnoid (CT Scan)
Diagnosis Anamnesis yang teliti Pemeriksaan fisik umum
dan neurologik Melokalisasi tempat lesi Mencari penyebab dan
faktor risiko Pemeriksaan tambahan
EKG Foto toraks CT Scan/MRI Pemeriksaan laboratorium
lengkap
PENATALAKSANAANPenatalaksanaan umum 5 B dengan penurunan kesadaran :
1. Breathing (Pernapasan)Usahakan jalan napas lancar.Lakukan suction jika sesak.Posisi kepala harus baik, jangan sampai saluran napas tertekuk.Oksigenisasi terutama pada pasien tidak sadar.
2. Blood (Tekanan Darah)Usahakan otak mendapat cukup darah.
Jangan terlalu cepat menurunkan tekanan darah pada masa akut.
3. Brain (Fungsi otak)Atasi kejang yang timbul.Kurangi edema otak dan tekanan intra cranial yang tinggi.
4. Bladder (Kandung Kemih)Pasang kateter bila terjadi retensi urine
5. Bowel (Pencernaan)Defekasi supaya lancar.Bila tidak bisa makan per-oral pasang NGT/Sonde.
Tatalaksana Stroke PIS Hilangkan faktor-faktor yang berisiko
meningkatkan tekanan darah retensi urine, nyeri, febris, peningkatan TIK, stres emosional, dsb
Bila tekanan sistolik > 220mmHg atau diastolik > 140mmHg berikan obat antiHT
Bila tekanan sistolik 180 - 220mmHg atau diastolik 105 - 140mmHg : Labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit. Ulangi atau gandakan setiap 10
menit sampai maksimum 300 mg atau berikan dosis awal bolus diikuti oleh labetalol drip 2-8mg/menit atau :
Nikardipin, Diltiazem Pada fase akut tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih dari 20-25%
dari MAP dalam 1 jam pertama Bila tekanan sistolik < 180mmHg dan tekanan diastolik < 105 mmHg
tangguhkan pemberian obat antihipertensi
Tatalaksana PIS
3. Medikamentosa, tujuan :a. Cegah TTIK kontrol edema.b. Cegah perdarahan ulangc. Cegah vasospasmed. Cegah kejange. Cegah peptic ulcer
A. Cegah TTIK Head up 20-30° Hiperventilasi PaCO2 25-30 mmHg. Cairan Hiperosmolal manitol bolus
1,5g/kgBB kemudian 0,5 g/kgBB dan pertahankan osmolalitas serum 295-310 mOsm/L.
Diuretik loop (furosemid) ↓LCS, ↓edema vasogenik, dan memperkuat efek manitol
Kortikosteroid edema vasogenik Balance cairan dibatasi 67-75%
kebutuhan normal. Pembedahan ventriculostomi dan
drainage LCS pertahankan TIK < 20 mmHg
B. Cegah perdarahan ulang tranexamic acid, phytomenadione, tranfusi TC.
C. Cegah vasospasme Nimodipine. KI : perdarahan masif (volume darah > 60 cm3)
D. Cegah kejang phenytoin 1gr iv (50 mg/menit) kemudian 300-400 mg iv atau oral monitoring kadar obat (10-20 mikrogram/mL).kejang TTIK, edema cerebri, dan gangguan kardiovaskular.
E. Cegah Peptic Ulcer (stress ulcer) antasida dan ARH2 (cimetidine).
OPERATIF
Topis lesi
Indikasi tindakan operatif
usia
Tingkat kesadaran
Topis lesi
Penampang volume hematom
PROGNOSIS Indikator prognosis adalah tipe dan luasnya serangan, age
of onset, dan tingkat kesadaran jika hematoma berukuran > 3 cm umumnya mortalitasnya
besar dan hematoma yang massive biasanya bersifat lethal Skor dari Skala Koma Glasgow yang rendah berhubungan
dengan prognosis yang lebih buruk dan mortalitas yang lebih tinggi
Adanya darah dalam ventrikel bisa meningkatkan resiko kematian dua kali lipat.
Menggunakan antikoagulasi oral yang berhubungan dengan perdarahan intraserebral juga memiliki outcome fungsional yang buruk dan tingkat mortilitas yang tinggi.
Usia : pada usia 70 tahun atau lebih angka kematian meningkat tajam
Terima kasih