latihan sap 1

24
By : Ridwan D Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 1 LATIHAN1 SAP 2000 V14 Bangunan 2 lantai (2D) Disini kita akan mengambil contoh sederhana seperti bangunan d bawah : Gambar 1.1 Data-data yang diketahui: Mutu beton yang digunakan adalah Beton f’c = 2800000 Kg/m² Mutu tulangan Baja fy = 30000000 Kg/m² Direncanakan dimensi Kolom dan Balok : Kolom : 40/40, 50/50 (nantinya dipilih yang paling efisien) Balok : 30/45, 40/60 (nantinya dipilih yang paling efisien) Setelah dihitung dan dikalkulasi diperoleh Beban-beban yang bekerja sebagai berikut : Beban Mati (DL)= 4521 Kg/m’ Beban Hidup (LL) = 4400 Kg/m’ Langkah selanjutnya adalah mengerjakannya mengerjakannya dalam Program SAP 2000, buka Program SAP 2000, lalu ikuti langkah-langkah di bawah ini: Gambar 1.2

Upload: egyzha-nediva-dhyra-thaqruf

Post on 05-Aug-2015

661 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 1

LATIHAN1 SAP 2000 V14

Bangunan 2 lantai (2D)

Disini kita akan mengambil contoh sederhana seperti bangunan d bawah :

Gambar 1.1

Data-data yang diketahui:

• Mutu beton yang digunakan adalah Beton f’c = 2800000 Kg/m²

• Mutu tulangan Baja fy = 30000000 Kg/m²

Direncanakan dimensi Kolom dan Balok :

• Kolom : 40/40, 50/50 (nantinya dipilih yang paling efisien)

• Balok : 30/45, 40/60 (nantinya dipilih yang paling efisien)

Setelah dihitung dan dikalkulasi diperoleh Beban-beban yang bekerja sebagai berikut :

• Beban Mati (DL)= 4521 Kg/m’

• Beban Hidup (LL) = 4400 Kg/m’

Langkah selanjutnya adalah mengerjakannya mengerjakannya dalam Program SAP 2000, buka Program

SAP 2000, lalu ikuti langkah-langkah di bawah ini:

Gambar 1.2

Page 2: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 2

1. Menentukan Satuan dan Garis Bantu (grid line)

Tentukan terlebih dahulu “Satuan” yang akan digunakan garis bantu (grid) utuk mempermudah dalam

menggambar struktur,

Pilih File > New Model, maka akan muncul win New Model seperti gambar di bawah :

Gambar 1.3 Window New Model

Ganti satuan menjadi, Kgf-m,C, lalu pilih salah satu model struktur yg mirip dengan struktur rencana atau

bisa dimulai dengan memilih Blank dan akan muncul seperti gambar di bawah

Gambar 1.4 Window SAP 2000

Tutup salah satu Child window (karna analisa hanya 2D), lalu Maximize window yang tersisa.

Klilk kanan pada layar kosong lalu pilih Edit Grid Data… maka akan terbuka win (window)

Coordinate/Grid System, lalu tekan tombol Modify/Show System…

Page 3: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 3

Gambar 1.5 Window Coordinate/Grid System

Selanjutnya akan tampak win Define Grid System Data.

Sebelum mengisi data pada Define Grid System Data perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 1.6 Skema Struktur

X direction (garis grid X1=0.00 dan X2=8.00), Y direction (garis grid Y1=0.00), Z direction (garis grid

Z1=0.00, Z2=4.50, Z3=8.50). Isilah data-data di atas ke dalam Define Grid System Data, seperti gambar

di bawah,

Page 4: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 4

Gambar 1.7 Window Define Grid System Data

Jika sudah tekan OK lalu OK .

Pilih tombol untuk tampak pada koordinat global XZ

Gambar 1.8 Window SAP 2000

2. Langkah selanjutnya adalah menentukan : a. Jenis Material yang digunakan ( Beton F’c = 2800000 Kg/m², dan tulangan fy = 30000000

Kg/m²)

b. Dimensi Balok dan Kolom (Balok :B30/45 & B30/50, Kolom 35/35 & 40/40)

Page 5: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 5

c. Jenis Beban yang akan digunakan (Beban Mati: DL & Beban Hidup: LL)

d. Jenis Beban yang akan dianalisis (Beban Mati: DL & Beban Hidup: LL)

e. Kombinasi Pembebanan (comb1: 1.4DL & comb2: 1.2DL + 1.6 LL)

Mari kita membahasnya satu persatu:

a. Menetukan Jenis Material

Pilih menu Define > Materials… maka akan muncul win Define Materials,

Gambar 1.9 Window Define Materials

a.1. Menentukan Material Tulangan

Pada win Define Materials, klik Add New Material… akan tampak win Material Property

Data

Gambar 1.10 Window Material Property Data

- Pada Material Name and Display Color isikan TL-Fy300 (nama untuk tulangan baja

yang digunakan, bisa diganti sesuai selera)

- Pada Material Type ganti ke Rebar (rebar adalah type tulangan bukan stell)

Page 6: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 6

- Pada Modulus of Elasticity, E (modulus elastis/kekakuan) isikan sesuai data kekakuan

baja = 2.195E+09 Kg/m2

- Pada Minimum Yield Stress, Fy (tegangan tarik minimum baja) isi sesuai data

perencanaan yakni 30000000 (kg/m2)

- Pada Minimum Tensile Stress, Fu (tegangan tekan minimum baja) isi sesuai data kuat

tekan baja yang direncanakan. (jika tidak dikethui bisa menggunakan formula Fu=1.1 *

Fy, jadi jika Fy = 30000000, maka Fu = 1.1 * 30000000 = 33000000)

- Pada Expected Yield Stress, Fye (tegangan tarik baja yang bisa dicapai) isi sesuai data

perencanaan (biasanya nilai ini berkisar 1.2 – 1.3 dari Fy, jadi jika Fy=30000000, maka

Fye = 1.3 * 30000000 = 39000000)

- Pada Expected Tensile Stress, Fue (tegangan tekan baja yang bisa dicapai) isi sesuai data

kuat tekan baja yang direncanakan. (jika tidak dikethui bisa menggunakan formula

Fue=1.1 * Fye, jadi jika Fy = 39000000, maka Fue = 1.1 * 39000000 = 42900000)

Lalu tekan OK dan kita kembali ke win Define Materials

a.2. Menentukan Material Beton

Pada win Define Materials, klik Add New Material… akan tampak win Material Property

Data

Gambar 1.11 Window Material Property Data

- Pada Material Name and Display Color isikan F’c-280 (nama untuk material beton

digunakan, bisa diganti sesuai selera)

- Pada Material Type ganti ke Concrete (Beton)

- Pada Weight per Unit Volume (berat jenis) isikan sesuai berat jenis beton 2400 kg/m3

Page 7: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 7

- Pada Modulusof Elasticity, E (modulus elastisita/kekakuan) isikan sesuai data kekakuan

beton = 2.195E+09 Kg/m2.

- Pada Specified Concrete Compressive Strength, F’c (kuat tekan beton) isikan sesuai data

rencana F’c = 2800000 Kg/m2

Lalu tekan OK, dan kita kembali ke win Define Materials, Hapus (delete) sebagian jenis

material yang ada dalam list Materials hingga yang tersisa hanya F’c-280 dan TL-Fy300,

tampak seperti gambar di bawah :

Gambar 1.12 Window Define Materials

Lalu tekan OK.

b. Menentukan Dimensi Balok dan Kolom yang akan digunakan

Untuk mendimensi ukuran penampang balok dan kolom sebaiknya kita membuat lebih dari satu

sampel untuk nantinya diuji mana ukuran balok atau kolom yang lebih afektif.

Pilih menu Define>Section Properties>Frame Sections… maka akan muncul win Frame Properties.

Gambar 1.13 Window Frame Properties

b.1. Pilih Add New Property… akan muncul win Add Frame Section Property

Page 8: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 8

Gambar 1.14 Window Add Frame Section Property

Pada Frame Section Property Type ganti ke Concrete, lalu pilih Rectangular (persegi) maka akan

muncul win Rectangular Section

Gambar 1.15 Window Rectangular Section

Beri nama pada Section Name (missal B30/45, bermakna balok ukuran 30cm x 45 cm), lalu ganti

Material ke material beton yang kita gunakan yakni F’c-280, stelah itu isikan ukuran tinggi balok

pada Depth (t3) (dalam latihan ini 45 cm = 0.45 m) dan lebar balok width (t2) (dalam latihan ini

30 cm = 0.3 m)

b.2. Lalu pilih Concrete Reinforcing, maka akan muncul win Reinforcement Data

Page 9: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 9

Gambar 1.16 Window Reinforcement Data

Pilih jenis material tulangan untuk Longitudinal Bars (material untuk tulangan utama) ganti

menjadi TL-Fy300 dan Confinement Bars (Ties) (material untuk tulangan sengkang) ganti

menjadi TL-Fy300, lalu pada Design Type pilih Beam (M3 Design Only) (desain penulangan

untuk balok), pada Concrete Cover to Longitudinal Rebar Center (tebal selimut beton dihitung

dari sumbu tulangan utama, bukan dari sisi luar tulangan sengkang) ambil 0.05 m, lalu pilih OK.

Dan OK sampai kembali ke win Frame Properties.

b.3. Ulangi langkah “b.1. dan b.2.”, kali ini kita membuat balok dengan ukuran 40 cm x 60 cm (beri

nama B40/60).

Gambar 1.17 Window Frame Properties

b.4. Untuk Kolom lakukan langkah yang sama dengan langkah “b.1.” saja, kali ini buat ukuran kolom

40 cm x 40 cm (beri nama K40/40)

Page 10: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 10

Gambar 1.17 Window Rectangular Section

b.5. Pada win Reinforcement Data pilih Column (P-M2-M3 Design), lalu isi data seperti gambar di

bawah

Gambar 1.18 Window Reinforcement Data

Jika sudah tekan OK, lalu buatlah lagi Kolom dengan dimensi 50 cm x 50 cm, langkahnya sama

dengan langkah di atas.

Hingga pada win Frame Properties tampak seperti gambar di bawah, lalau tekan OK.

Page 11: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 11

Gambar 1.19 Window Frame Properties

c. Menentukan Beban-beban yang akan digunakan

• Pilih menu Define > Load Petterns…, maka akan muncul win Define Load Patterns

Gambar 1.20 Window Define Load Patterns

Dalam win Define Load Patterns Dead load (beban mati) terpasang secara default, sekarang mari

kita memahami nilai yang ada pada Self Weight Mulitplier,

- Nilai “1” mengasumsikan bahwa program SAP akan

- Nilai “0” mengasumsikan bahwa program SAP

menghitung berat sendiri struktur yang

digunakan, dalam contoh latihan kita ini adalah berat balok dan berat kolom, jadi beban (beban

mati) yang akan di input adalah beban (beban mati/Dead load) seperti beban Plat lantai, dinding,

Finishing lantai dll.

tidak akan

• Dalam texbox Load Pattern Name isi LL (nama untuk beban hidup/Live Load), pada Type ganti

ke Live, dan pada Self Weight Multipler isi dengan “0” (nol)

menghitung berat sendiri struktur yang

digunakan, jadi beban (beban mati) yang akan di input adalah semua beban (beban mati/Dead

load) termasuk beban balok dan kolom.

lalu klik Add NewLoad Pattern hingga

tampak seperti gambar di bawah:

Page 12: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 12

Gambar 1.21 Window Define Load Patterns

Lalu akhiri dengan OK.

d. Menentukan Beban-beban yang akan digunakan saat Analisa struktur.

Pilih menu Define>Load Caase… maka akan muncul win Define Load Case

Gambar 1.22 Window Define Load Case

Gambar 1.22 tampak semua beban sudah ada, jika salah satu beban tidak ada misal beban LL (load

live) tampak seperti Gambar 1.23

Gambar 1.23 Wind Define Load Case

maka klik Add New Load Case maka akan muncul win Load Case Data – Linier Static. Pada Load

Case Name beri nama LL, pada Load Type ganti ke Load Pattern, pada Load Name ganti ke LL dan

pada Scale Factor isi “1”,

Page 13: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 13

Gambar 1.24 Window Load Case Data-Linier Static

lalu klikl Add , hingga tampak seperti Gambar 1.22. lalu klik OK

e. Menentukan Beban-beban yang akan digunakan saat Analisa struktur.

Pilih menu Define > Load Combinations… akan tampak win Define Load Combinations

Gambar 1.25 Window Define Load Combinations

Pilih Add New Combo…, lalu pada win Load Combination Data isi data Load Combination Name isi

sesuai selera misal untuk kombinasi pembebanan 1 COMB1 (=1.4 DL), pada Load Case Name ganti

ke DEAD, dan pada Scale Factor isi 1.4,

Gambar 1.26 Window Load Combination Data

Page 14: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 14

Akhiri dengan Add, OK. Ulangi langkah 3 di atas, isi data Load Combination Name untuk kombinasi

pembebanan 2, COMB2 (=1.2 DL+1.6LL), pada Load Case Name ganti ke DEAD, dan pada Scale

Factor isi 1.2, lalu klik Add. Lanjut pada Load Case Name ganti ke LL, dan pada Scale Factor isi 1.6,

Gambar 1.27 Window Load Combination Data

lalu klik Add, dan akhiri dengan OK. Hingga tampak seperti gambar di bawah

Gambar 1.28 Window Define Load Combinations

Akhiri dengan tombol OK.

Nah langkah awal sudah kita selesaikan yakni menentukan, material, dimensi frame (balok/kolom),

beban dan kombinasi pembebanan. Langkah selanjutnya adalah menggambar model struktur.

3. Menggambar Struktur dan input Beban-beban : 1. Menggambar Joint

Pilih tool Draw Special Joint lalu klik di setiap joint yang direncanakan, hingga tampak seperti

gambar di bawah

Page 15: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 15

Gambar 1.29 Window SAP 2000

2. Memunculkan Label Tiap Joint

Untuk menampilkan label joint klik Set Display Options… (Ctrl+E) lalu pada group Joint beri

centang pada opsi Labels seperti gambar di bawah, lalu klik OK.

Gambar 1.30 Window Display Option For Active Window

Dan akan tampak seperti gambar di bawah:

Gambar 1.31 Window SAP 2000

Page 16: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 16

Untuk menyembunyikan label joint ulangi langkah 2 di atas dan matikan centang pada Label di

group Joint yang ada di Gambar 1.30

3. Menggambar Frame (Balok dan Kolom)

Pilih tool Draw Frame/Cable Element akan muncul win menu Properties of Object

Gambar 1.30 Window Properties of Object

Pada Section ganti ke K40/40 (dimensi Kolom), lalu gambarlah frame kolom dengan cara Klik kiri

joint awal (Ji, missal joint 1) lalu klik kiri lagi joint akhir (Jj, missal joint 2), lalu untuk

menghentikannya klik kanan. Gambarkan lagi pada kolom-kolom yang lain hingga tampak seperti

gambar di bawah:

Gambar 1.31 Window SAP 2000

Klik tool Set Select Mode untuk kembali ke krusor normal, Langkah selanjutnya menggambar

frame balok. Pilih tool Draw Frame/Cable Element akan muncul win menu Properties of

Object ganti Section ke B30/40 (dimensi balok)

Gambar 1.32 Window Properties of Object

Lalu gambarlah balok sama seperti menggambar kolo. Hingga tampak seperti gambar di bawah:

Page 17: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 17

Gambar 1.33 Window SAP 2000

4. Memunculkan Label Dan Section Tiap Frame

Untuk menampilkan label pada frame klik Set Display Options… (Ctrl+E) lalu pada group

Frame/Cables/Tendons beri centang pada opsi Labels (untuk memunculkan label) atau opsi sections

(untuk memmunculkan section) seperti gambar di bawah, lalu klik OK.

Gambar 1.34 Window Display Option For Active Window

Perhatikan gambar di bawah.

Gambar 1.35 Window SAP 2000 two tiled vertically

cat** Untuk menampilkan 2 win child pilih menu Options > Windows >Two Tiled Vertically.

Page 18: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 18

Win child kiri tampak label frame, win child kanan tampak section frame. Untuk menyembuyikan label dan

section name cukup dengan mematikan centang pada win Display Options For Active Window.

5. Memasang Jenis Tumpuan/Perletakan

Pilih joint yang akan jadi tumpuan, dalam contoh ini adalah joint 1 dan 2 dalam keadaan aktif, lalu

pilih menu Assign>Joint>Restraints… maka akan muncul win Joint Restraints, pilih perletakan

jepit .

Gambar 1.36 Window Joint Restraints

Lalu klik OK hingga tampak seperti gambar di bawah:

Gambar 1.37 Window SAP 2000

6. Memasang Beban Pada Struktur

Dalam latihan ini beban yang bekerja hanya bebab mati (DEAD) dan beban hidup (LL), yang garis

kerja gayanya sepanjang balok. Untuk memasukkan beban tersebut pilih balok (balok 5 dan balok 6)

dalam keadaan aktif, setelah itu pilih menu Assign>Frame Loads>Distributed…. Maka an muncul

win Frame Distributed Loads

Page 19: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 19

Gambar 1.38 Window Frame Distributed Loads

Masukkan beban merata seragam sepanjang bentang frame Pada group Uniform Load , untuk Load

masukkan nilai DEAD load sesuai rencana yakni 4521 Kg/m’, lalu klik OK, hingga tampak seperti

gambar di bawah:

Gambar 1.39 Window SAP 2000, Frame Distributed Loads (DEAD)

Langkah berikut adalah memasukkan beban hidup, caranya sama dengan langkah di atas tetapi pada

win Frame distribution Loads, pada Load Pattern Name ganti ke LL (Live Load), masukan nilai

bebab hidup sesuai rencana pada Load di grop Uniform Load 4400 Kg/m’. lalu klik OK hingga

tampak seperti gambar di bawah:

Page 20: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 20

Gambar 1.40 Window SAP 2000, Frame Distributed Loads (LL)

Untuk menyembunyikan tampilan beban klik tombol Show Underformed Shape (F4)

4. Analisys: Langkah selanjutnya adalah menganalisa semua yang telah kita kerjakan. Pilih menu Alayze>Set Analysis

Options…, pada win Analysis Options pilih XZ Plane lalu klik OK

Gambar 1.41 Window Analysis Options

Pilih lagi menu Alayze>Run Analysis (F5) atau klik tombol Run Analysis, akan muncul win Set Load

Case tu Run, pilih Case Name yang tidak akan ikut di analisa missal case name MODAL, klik MODAL

Page 21: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 21

lalu klik tombol Run/Do Not Run Case, pastikan Action-nya dalam keadaan Do Not Run, sedang untuk

DEAD dan LL pastikan Action-nya dalam keadaan Run.

Gambar 1.42 Window Set Load Case to Run

Setelah selesai klik tombol Run Now. Tunggu beberapa saat sampai hasilnya tampak seperti gambar di

bawah:

Gambar 1.43 Window Analysis Complete

Pastikan tidak ada Error Report kemudian close (tutup) win Analysis Complete.

5. Menampilkan hasil analisa secara visual

Setelah analisa maka tombol Unlock Model akan berubah menjadi Lock Model. Dalam

keadaan Lock Model kita tidak bisa melakukan pengeditan pada struktur dan konstruksi. Yang

bisa dilakukan hanya melihat/menampilkan hasil analisa saja.

Page 22: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 22

Untuk menampilkan diagram Momen (moment 2-2 & moment 3-3), diagram Geser/lintang

(shear 2-2 & shear 3-3) dan diagram Normal (Axial Force) langkahnya klik tool Show

Forces/Stresses > Frames/Cables…, akan muncul win Member Force Diagram for Frames

Gambar 1.44 Window Member Force Diagram for Frames

Pada Case/Combo Name pilih beban atau kombinasi yang akan ditampilkan, missal COMB2

(1.2DEAD + 1.6 LL), dan pada Component pilih jenis diagram yang akan di tampilkan.

a. Axial Force untuk menampilkan diagram tegangan Normal pada frame

b. Shear 2-2 untuk menapilkan diagram tegangan geser yang sejajar bidang potong sumbu

lokal 2.

c. Shear 3-3 untuk menapilkan diagram tegangan geser yang sejajar bidang potong sumbu

lokal 3.

d. Moment 2-2 untuk menapilkan diagram moment yang kerja tegangannya tegak lurus bidang

potong sumbu local 2.

e. Moment 3-3 untuk menapilkan diagram moment yang kerja tegangannya tegak lurus bidang

potong sumbu local 3.

Pada Options, pilihan opsi Fill Diagram maka diagram akan ditampilkan seperti yang tampak

pada Gambar 1.45 (kiri), sedang opsi Show Values on Diagram digram akan ditampilkan seperti

tampak pada gambar 1.45 (kanan)

Lalu klik OK.

Page 23: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 23

Gambar 1.45 Moment diagram M 3-3

cat** mari kita memahami maksud dari prefix 2-2 dan 3-3, perhatikan gambar di bawah:

bidang potong 2-2

bidang potong 3-3

Peninjauan sumbu berdasarkan sumbu local.

Shear 2-2 adalah gaya geser yang kerjanya sejajar bidang potong 2-2 (sumbu 2)

Shear 3-3 adalah gaya geser yang kerjanya sejajar bidang potong 3-3 (sumbu 3)

Page 24: latihan sap 1

By : Ridwan D

Step by Step tutorial SAP V1.4 Chapter 1 - 24

Diagram Shear 2-2 Diagram shear 3-3

Moment 2-2 adalah momen yang kerjanya tegak lurus bidang potong 2-2 (sumbu 2)

Moment 3-3 adalah momen yang kerjanya tegak lurus bidang potong 3-3 (sumbu 3)

Diagram Moment 2-2 Diagram Moment 3-3