lapsus interna
DESCRIPTION
ggggTRANSCRIPT
LAPORAN KASUSILMU PENYAKIT DALAM
“Seorang Perempuan 33 thn dengan Infeksi Saluran Kemih”
Pembimbing :
…………………….dr. Prawoto. Sp.PD
Asisten Pembimbing :
…………………….Dr. Rendra Perwira
Disusun oleh :
Dhevana Pradika Yanda PutraH2A009005
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANGRSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU
2015
KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. L.M
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Menikah
Alamat : Salakan 1/1 Sraten Gatak, Sukoharjo
No. CM : 157563
Tanggal Masuk : 30 April 2015
2. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal tanggal 30 April 2015, pukul : 09.00 secara
autoanamnesis.
a. Keluhan utama : Nyeri Perut
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD PKU Muhammadiyah Delanggu dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah, keluhan dirasa sudah + 3 hari sebelum masuk RS. Nyeri
daerah perut bawah. Nyeri dirasa semakin sakit. Pasien juga mengeluhkan
demam + 3 hari ini. Demam tidak naik turun. Pasien mual dan muntah 3x dan
yang di makan keluar semua, tidak ada darah. Disertai juga dengan pusing
cekot-cekot + 3 hari sebelum masuk RS, pusing dirasa terus menerus di bagian
kepala belakang. Terasa mual dan muntah. Batuk (-), pilek (-), BAB cair (+)
tidak ada darah, BAK terasa nyeri (+) kuning.
c. R iwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat penyakit yang sama (ISK) : diakui
Diabetes melitus : disangkal
Hipertensi : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok lama : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat trauma : disangkal
Riwayat Gastritis : disangkal
RiwayatPenyakit jantung : disangkal
RiwayatAlergi obat, makanan : disangkal
Riwayat transfusi darah : disangkal
Riwayat hepatitis : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat strok : disangkal
Riwayat maagh : disangkal
Riwayat operasi : disangkal
Riwayat transfusi darah : disangkal
Riwayat keganasan : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi : disangkal
Penyakit Jantung : disangkal
Diabetes Mellitus : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Hepatitis : disangkal
Riwayat strok : disangkal
Riwayat keganasan : disangkal
e. Riwayat Pribadi
Kebiasaan Olahraga : disangkal
Kebiasaan merokok : disangkal
Minuman beralkohol : disangkal
Minum jamu : disangkal
Sering cemas : disangkal
Pola makan : makan banyak
Pola mandi : teratur min 2x sehari
f. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pekerjaan pasien adalah ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama suaminya dan
anaknya. Biaya pengobatan menggunakan BPJS. Pasien ramah terhadap
lingkungkungan.
3. Anamnesis Sistem
Anamnesis sistem dilakukan pada tanggal 30 April 2013
Keluhan utama : -
Kepala : Sakit kepala (-), nyeri kepala (+)
Mata : Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),
pandangan berputar (-), berkunang-kunang (-).
Hidung : Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)
Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdenging (-),
keluar cairan (-), darah (-).
Mulut : Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-),
bibir pecah-pecah (-), gusi berdarah (-), mulut kering (-).
Tenggorokan : Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).
Sistem respirasi :Sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-), batuk darah (-),
mengi (-), tidur mendengkur (-)
Sistem kardiovaskuler : Sesak nafas saat beraktivitas (-), nyeri dada
(-), berdebar-debar (-)
Sistem gastrointestinal : Mual (+), muntah (+), perut mules (-), BAB cair (+),
nyeri ulu hati (-), nafsu makan menurun (-)
Sistem muskuloskeletal: Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-), badan lemas
(-)
Sistem genitourinaria : Sering kencing (-), nyeri saat kencing (+),
keluar darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-), sulit
memulai kencing (-), warna kencing kuning jernih,
anyang-anyangan (-), berwarna seperti teh (-).
Ekstremitas: Atas : Luka (-), kesemutan (-), bengkak(-), sakit sendi (-),
panas (-), berkeringat (-), telapak tangan terdapat bintik
merah (-)
Bawah : Luka (-), gemetar (-), ujung jari dingin (-),
kesemutan di kaki (-), sakit sendi (-), bengkak (-) kedua
kaki disekitar luka, luka seperti digigit nyamuk (-)
Sistem neuropsikiatri : Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-), mengigau (-),
emosi tidak stabil (-)
Sistem Integumentum : Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-), bercakmerah
kehitaman di bagian dada, punggung, tangan dan kaki (-)
4. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaanfisikdilakukanpadatanggal 30 April 2013,Pukul 18.30 WIB
Keadaanumum:GCS :Eyes (4) Motorik (6) Verbal (5)
Keadaan umum
Tampak sakit
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15 (E4 V5 M6)
Kesan gizi : cukup
Vital sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 74 x/menit (regular, isi dan tegangan cukup)
RR : 23 x/menit
Suhu : 380 C
Status Gizi : Tidak dilakukan
Status Internus
Kulit : warna sawo matang, petekie (-), turgor kulit menurun(-/-)
Kepala : kesan mesocephal, rambut hitam, mudah rontok (-)
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3mm
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-)
Telinga : serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Mulut : bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru Dextra Sinistra
Depan1. Inspeksi
StatisNormocostaPelebaran ICSIga mendatarBentuk dadaDinamisHemitorakPengembangan dadaRetraksiPelebaran ICS
2. Palpasi StatisHemithorakDinamisPergerakan dadaStem fremitus
Nyeri tekanPelebaran ICS
3. Perkusi Batas paru hepar
4. Auskultasi Suara dasarRonki basah halusWheezingRonki basah kasar
(+)(-)(+)
L > AP
SimetrisSimetris
(-)(-)
Simetris
SimetrisDextra = sinistra
meningkat di bagian apek (-)(-)
Sonor di seluruh lapang paru
ICS V Dextra anterior
bronkovesikuler(+) di basal paru
(-)(-)
(+)(-)(+)
L > AP
SimetrisSimetris
(-)(-)
Simetris
SimetrisDextra = sinistra
meningkat dibagian apek (-)(-)
Sonor di seluruh lapang paru
ICS V Dextra Anterior
bronkovesikuler(+) di basal paru
(-)(-)
Belakang1. Inspeksi
StatisBentuk dadaPelebaran ICSDinamisHemitorakRetraksi
2. Palpasi StatisHemithorak
Dalam batas normal(-)
Simetris(-)
simetris
Dalam batas normal(-)
Simetris(-)
simetris
DinamisStem fremitus
Nyeri tekanPelebaran ICS
3. Perkusi Peranjakan paru
4. Auskultasi Suara dasarRonki basah halusWheezingRonki basah kasar
Dextra = sinistra meningkat di apek paru
(-)(-)
Sonor di seluruh lapang paru ±5 cm
bronkovesikuler(+) basal paru
(-)(-)
Dextra = sinistra meningkat di apek paru
(-)(-)
Sonor di seluruh lapang paru ±5cm
bronkovesikuler(+) basal paru
(-)(-)
Tampak anterior paru Tampak posterior paru
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak di ICS V midclavicula sinistra 1cm kearah
lateral
Palpasi : ictus cordis kuat angkat (-), thrill (-), pulsus epigastrium (+), pulsus
parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi :
kanan atas : ICS II linea parasternal dextra
kiri atas : ICS II parasternal sinsitra
pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
batas kanan bawah : ICS V linea sternalis dextra
kiri bawah : ICS VI 1 cm ke arah lateral midclavikula
sinistra
konfigurasi jantung : kesan tidak membesar
Auskultasi : reguler
Suara jantung murni: SJI,SJII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen
Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan epigastrum (+),Nyeri tekan suprapubik (+),
Hepar : 1 jari di bawah arkus aorta
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba, ketok ginjal (-)
* nyeri
Ektremitas
Superior InferiorAkral dingin -/- -/-Oedem -/- -/-Sianosis -/- -/-Ulkus -/- +/- Motorik
Superior InferiorBentuk otot Normal Normal Tonus Volunter VolunterGerak/ kekuatan 5/5/5-5/5/5
Gerak bebas kesegala arah5/5/5-5/5/5
Gerak bebas kesegala arahRefleks fisiologis +/+ +/+Refleks Patologis -/- -/-
SensorikSuperior Inferior
Sensasi nyeri +/+ +/+Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukanSensasi taktil +/+ +/+
5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Hematokrit
Hitung Jenis
Granulosit
Lomfosit
Monosit
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
Kimia Klinik
Fungsi ginjal
Ureum
Creatinin
Fungsi Hati
SGOT
SGPT
Sero-imunologi
Hepatitis
HBsAg Rapid
Urinalisa
Warna
Kekeruhan
BJ
13.8
15.5
231.0
4.65
40.0
90.5
6.1
3
86.0
29.7
34.5
21
08.0
14
10
Non Reaktif
Kuning
Agak keruh
1.030
12.0-16.0
4.0-12.0
150.0-400.0
4.00-5.00
37.0-43.0
50.0-80.0
20.5-51.1
2-9
78.6-102.2
25.2-34.7
31.3-35.4
10-50
0.50-0.90
6-21
4-23
Non reaktif
Kuning jernih
1.005-1.030
PH
Protein
Glukosa
Keton Urin
Bilirubin
Blood
Urobilinogen
Leukosit
Sedimen Urin
Leukosit
Eritrosit
Silinder
Epitel
Bakteri
Kristal
6.00
Negatif
Negatif
+3
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1-2
0-1
Negatif
1-2
+1
Negatif
5.00-8.50
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
4-5
0-1
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
EKG
Tidak dilakukan
Rontgen
Tidak dilakukan
6. DAFTAR ABNORMALITAS
Ananmnesis
1. Nyeri perut epigastrim dan suprapubik
2. Demam
3. Mual dan muntah
4. Nyeri kepala cekot-cekot
5. BAB cair (+) tidak ada darah,
6. BAK nyeri (+) kuning.
Pemeriksaan Fisik
7. Suhu 38oC
8. Nyeri tekan epigastrium
9. Nyeri tekan suprapubik
ANALISIS DAN SINTESIS
1. Abnormalitas 1,2,3,5,7,9 ISK
2. Abnormalitas 8 Dyspepsia
3. Abnormalitas 4 Cefalgia
7. RESUME : Pasien 38 tahun mengeluh nyeri perut, keluhan dirasa sudah + 3 hari sebelum masuk RS. Nyeri daerah perut bawah. Nyeri dirasa semakin sakit. Pasien juga mengeluhkan demam + 3 hari ini. Demam tidak naik turun. Pasien mual dan muntah 3x dan yang di makan keluar semua, tidak ada darah. Disertai juga dengan pusing cekot-cekot + 3 hari sebelum masuk RS, pusing dirasa terus menerus di bagian kepala belakang. Terasa mual dan muntah. BAB cair (+) tidak ada darah, BAK nyeri (+) kuning. Suhu 38oC, nyeri tekan epigastrium dan suprapubik
8. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1. Infeksi Saluran Kemih
Ass Etiologi
Ass Komplikasi
IpDx
Diagnosis S: -
Diagnosis O:
Darah rutin
Foto Abdomen
EKG
USG abdomen
IpTx
Non medika mentosa
Banyak minum
Olahraga
Medika mentosa
Sanmol 3x1
Ceftriakson 3grm dlm nacl
Ondan setron
Ranitidine
Ketorolac
IpMx
Monitoring keadaan umum dan tanda vital
IpEx
Sarankan kepada keluarga untuk mengawasi pasien dalam minum obat
secara teratur.
Banyak minum
Sarankan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien.
2. Dyspepsia
Ass Etiologi
Ass Komplikasi
IpDx
Diagnosis S: -
Diagnosis O:
Darah rutin
IpTx
Non medika mentosa
Makan teratur
Olahraga
Medika mentosa
Ranitidine 1 Ampul
IpMx
Monitoring keadaan umum dan tanda vital
IpEx
Sarankan kepada keluarga untuk mengawasi pasien dalam minum obat
secara teratur.
Makan teratur
Sarankan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien.
3. Cefalgia
Ass Etiologi
Ass Komplikasi
IpDx
Diagnosis S: -
Diagnosis O:
Darah rutin
IpTx
Non medika mentosa
Makan teratur
Olahraga
Medika mentosa
Paracetamol 500mg (bila perlu)
IpMx
Monitoring keadaan umum dan tanda vital
IpEx
Sarankan kepada keluarga untuk mengawasi pasien dalam minum obat
secara teratur.
Makan makanan yang bergizi
Istirahat cukup
Sarankan kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ISK
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih1,2 (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra).2 ISK adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah ISK. Jenis ISK yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis.1
Bakteriuria : adanya bakteri dalam urin, yang berasal dari saluran kemih, dan tidak berasal dari vagina ataupun prepusium.3 Bakteriuria bermakna : bakteriuria bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme lebih dari 105colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria dapat dijumpai tanpa piuria, dan dapat memberikan gejala ataupun tidak. Untuk mendeteksi kepastian adanya bakteri pada urin maka dilakukan screening bakteriuria. Screening bakteriuria ini merupakan diagnosa yang dapat digunakan untuk menegakkan kasus ISK, yaitu ISK dikatakan positif apabila didapatkan bakteri sejumlah > 105 bakteri/ml urin (bakteriuria bermakna).3
Bakteriuria bermakna tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik. Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Namun ada pula beberapa keadaan dimana pasien dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna (mikroorganisme <105 cfu/ml urin).
Adanya sel darah putih dalam urin (piuria) merupakan petunjuk yang kuat tetapi tidak spesifik untuk infeksi bakteri saluran kemih. Sel darah putih dapat dideteksi secara langsung melalui pemeriksaan mikroskopik terhadap sedimen urin atau tidak secara langsung melalui deteksi dipstik terhadap lekosit esterase. Piuria bermakna : bila ditemukan netrofil >10 per lapang pandang. Infeksi saluran kemih di Indonesia insiden dan prevalensinya masih cukup tinggi. Keadaan ini tidak terlepas dari tingkat dan taraf kesehatan masyarakat Indonesia yang masih jauh dari standart dan tidak
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai bagian dari saluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai sistitis (infeksi kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran kemih atas dinamai pielonefritis (infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih bawah meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air kecil atau desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik. Kuman tersering penyebab kedua tipe tersebut adalah Escherichia coli, tetapi bakteri lain, virus, maupun jamur dapat menjadi penyebab meskipun jarang.
Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki, dengan separuh perempuan mengalami setidaknya satu kali infeksi selama hidupnya. Kekambuhan juga sering terjadi. Faktor risikonya antara anatomi perempuan, hubungan seksual, dan riwayat keluarga. Pielonefritis, bila terjadi, biasanya ditemukan setelah infeksi kandung kemih namun juga dapat diakibatkan oleh infeksi yang ditularkan melalui darah. Diagnosis pada perempuan muda yang sehat dapat didasarkan pada gejalanya saja. Pada
orang dengan gejala yang samar, diagnosis mungkin sulit karena bakteri mungkin ditemukan tanpa menyebabkan infeksi. Pada kasus yang kompleks atau apabila pengobatan gagal, kultur urin mungkin dapat bermanfaat. Pada orang yang sering mengalami infeksi, antibiotik dosis rendah dapat dikonsumsi sebagai langkah pencegahan.
Dalam kasus yang tidak kompleks, infeksi saluran kemih mudah diobati dengan antibiotik jangka pendek, walaupun resistensi terhadap banyak antibiotik yang digunakan untuk mengobati kondisi ini cenderung meningkat. Dalam kasus yang kompleks, antibiotik dalam jangka waktu lebih panjang atau intravena mungkin diperlukan, dan bila gejala belum membaik dalam dua atau tiga hari, diperlukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut. Pada perempuan, infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling sering ditemukan, yaitu 10% mengalami infeksi saluran kemih setiap tahun.
Gejala dan tanda
Urin mungkin mengandung nanah (kondisi yang dikenal sebagai piuria) seperti terlihat pada seseorang dengan sepsis karena infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih bawah disebut juga infeksi kandung kemih. Gejala yang paling sering ditemukan adalah rasa terbakar ketika buang air kecil dan harus sering buang air kecil (atau desakan untuk buang air kecil) tanpa duh tubuh vagina dan rasa nyeri yang berat. Gejala ini mungkin bervariasi dari ringan hingga berat dan pada perempuan sehat berlangsung selama rata-rata enam hari. Nyeri di atas tulang kemaluan atau punggung bawah juga mungkin muncul. Orang yang mengalami infeksi saluran kemih atas, atau pielonefritis, mungkin mengalami nyeri panggul, demam, atau mual dan mundah di samping gejala klasik infeksi saluran kemih bawah. Terkadang urin dapat tampak berdarah atau mengandung piuria (nanah di urin) yang dapat terlihat.
Penyebab
E. coli adalah penyebab dari 80–85% infeksi saluran kemih, dan Staphylococcus saprophyticus menjadi penyebab pada 5–10%. Meskipun jarang, infeksi virus atau jamur dapat menyebabkan penyakit ini. Bakteri penyebab lainnya meliputi:Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, Enterococcus dan Enterobacter. Hal ini tidak umum ditemukan dan biasanya berkaitan dengan abnormalitas saluran kemih atau pemasangan kateter urin. Infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus biasanya terjadi sekunder akibat infeksi yang ditularkan melalui darah.
Penderita cystitis dan pyelonephritis biasanya mengidap bakteri dari usus (anus), umumnya bakteri aerobik gram negatif, sedangkan gram positif relatif jarang.
Bakteri gram negatif tersebut adalah: Escherichia coli (yang terbanyak), Klebsiella atau Proteus mirabilis, dan kadang-kadang Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan Enterobacter and Serratia dijumpai juga pada pasien di rumah sakit.
Bakteri gram positif adalah: Staphylococcus saprophyticus pada 5 sampai 10 persen pasien. Dan yang lebih jarang adalah Enterococcus faecalis (group D streptococci) and Streptococcus agalactiae (group B streptococci). Sedangkan di rumah sakit dijumpai pasien dengan bakteri coccus, E. faecalis, and Staphylococcus aureus.
Untuk pertama kali terkena infeksi saluran kemih yang hanya ditandai dengan gejala klinis, maka tidak diperlukan kultur urine dan dianggap bakterinya adalah E. Coli, tetapi jika sudah terkena beberapa kali dan tidak sembuh juga, maka perlu dilakukan kultur urine, karena seseorang dalam hidupnya apalagi jika sampai berusia lanjut dapat terkena 5 atau lebih jenis bakteri termasuk bakteri Staphylococcus saprophyticus yang relatif jarang dan penderita tidak pernah memakai kateter urine padahal resistensi antibiotiknya berbeda-beda untuk tiap-tiap bakteri. Mencoba-coba antibiotik pada orang lanjut usia atau yang kondisinya lemah bukan tindakan yang bijaksana, karena antibiotik pada prinsipnya membunuh bakteri-bakteri termasuk bakteri baik sekalipun yang dibutuhkan tubuh. Kultur urine tidak murah, bahkan bisa saja obat antibiotiknya lebih murah, apalagi kalau itu obat generik, misalnya Chloramphenicol, ataupun obat brand generic yang sebenarnya adalah obat generik yang diberi merek, misalnya Co Amoxyclav.
Patogenesis
Bakteri yang mengakibatkan infeksi saluran kemih biasanya masuk ke dalam kandung kemih lewat uretra. Akan tetapi, infeksi juga mungkin terjadi lewat darah atau limfe. Diyakini bahwa bakteri biasanya ditularkan ke uretra dari usus, dan perempuan memiliki risiko lebih tinggi karena anatominya. Setelah memasuki kandung kemih, E. Coli dapat menempel ke dinding kandung kemih dan membentuk biofilm yang kebal terhadap respon kekebalan tubuh.
Pencegahan
Sejumlah langkah pencegahan belum dipastikan dapat mempengaruhi frekuensi ISK antara lain: penggunaan pil kontrasepsi atau kondom, buang air kecil segera setelah berhubungan seksual, jenis pakaian dalam yang digunakan, metode kebersihan pribadi yang digunakan setelah buang air kecil atau buang air besar, atau apakah seseorang biasanya mandi dengan bak mandi atau dengan pancuran (shower). Demikian pula masih kurang bukti tentang efek dari menahan buang air kecil, penggunaan tampon, dan pembilasan dengan menyemprot langsung.
Pada orang yang sering mengalami infeksi saluran kemih dan menggunakan spermisida atau diafragma sebagai metode kontrasepsi, disarankan untuk menggunakan cara lain. Cranberry (jus atau kapsul) dapat mengurangi insiden pada orang yang sering mengalami infeksi, tapi terdapat masalah dalam toleransi jangka panjang karena gangguan saluran cerna yang terjadi pada lebih dari 30% orang. Penggunaan dua kali sehari lebih baik dibandingkan penggunaan satu kali sehari. Hingga tahun 2011, probiotik intravagina masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah memang bermanfaat.
Penggunaan kondom tanpa spermisida atau penggunaan pil kontrasepsi tidak meningkatkan risiko infeksi saluran kemih sederhana.
Pengobatan
Bagi orang dengan infeksi berulang, antibiotik harian jangka panjang cukup efektif. Pengobatan yang sering digunakan mencakup nitrofurantoin dan trimethoprim/sulfamethoxazole. Methenamine adalah obat lain yang sering digunakan untuk keperluan ini karena di kandung kemih yang tingkat keasamannya rendah, obat ini memproduksi formaldehid yang tidak menyebabkan resistensi. Dalam kasus infeksi yang terkait dengan hubungan seksual, minum antibiotik sesudahnya mungkin bermanfaat. Pada
perempuan pasca-menopause, estrogen vagina topikal dapat mengurangi kekambuhan. Tidak seperti krim topikal, manfaat penggunaan estrogen vagina dari pesarium tidak setinggi antibiotik dosis rendah. Sejumlah vaksin sedang dikembangkan sampai dengan tahun 2011.
BAB III
PEMBAHASAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih,
yang bisebabkan oleh bakteri Eschericia coli. Penderita ISK kebanyakan adalah wanita
karena uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati
jalur ke kandung kemih.
Diagnosis ISK ditegakkan berdasarkan gejala/manifestasi klinis (dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik) dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Setelah seorang dokter menentukan diagnosis infeksi pada pasien berdasarkan gejala
klinis, dokter dapat memulai terapi antibiotic sementara sebelum diperoleh hasil pemeriksaan
laboratorium mikrobiologik yang dilakukan untuk mengetahui bakteri penyebab infeksi pada
pasien tersebut serta kepekaan bakteri tersebut terhadap antibiotik. Terapi ini disebut dengan
terapi empirik/terapi dugaan berdasar dugaan terbaik (best guess/educated guess).