lapsus 30072010 dub
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Perdarahan adalah hal yang dapat menyebabkan kematian pada sebagian
besar pasien di rumah sakit. Perdarahan uterus abnormal adalah suatu proses
perdarahan yang terjadi di dalam maupun diluar siklus haid, yang disebabkan
gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-
endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi. PUD paling banyak
dijumpai pada usia perimenars dan perimenopause.
Keadaan ini terjadi pada 5 – 10 % pada wanita dengan usia reproduksi
wanita yaitu pada menarche dan menopause karena pada usia ini sering terjadi
gangguan fungsi ovarium. Dilaporkan lebih dari 50% terjadi paa masa
premenopause ( usia 40 – 50 tahun ), sekitar 20 % terjadi pada masa remaja, 30 %
terjadi pada pada usia reproduktif serta cenderung terjadi pada wanita dengan
gangguan instabilitas emosional.
Pada remaja keadaan ini disebabkan fungsi hipotalamus – hipofisis –
ovarium belum matang, serta pada keadaan yang menyertai obesitas atau pada
akhir decade ke 4 dari seorang wanita. Kadang setelah 3 tahun pubertas sering
terjadi gangguan menstruasi karena gangguan respon ovarium terhadap FSH yang
akan mengakibatkan produksi estrogen berkurang sehingga endometrium tidak
cukup menerima rangsangan dan menimbulkan perdarahan.
1.2. Status Pasien
1. Tgl Masuk : 30-07-2010
2. Jam : 17.00
3. Reg/RM : 00933xxx
4. Dokter : dr. D, Sp.OG
5. Koass : Ar
6. Nama Pasien : Ny. N Umur: 16 tahun
7. Pekerjaan Pasien : Pelajar
8. Alamat : Cisarum
9. Pendidikan : SMA kelas 2
10. Tinggi Badan : 145 cm
11. Berat Badan : 45 kg
Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama : Keluar darah dari jalan lahir
Anamnesis Khusus :
Seorang anak perempuan datang dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak 1 bulan yang lalu. Darah keluar bergumpal-gumpal hingga sekarang.
Pasien mengaku telah mengganti pembalut tiap 1 jam sekali per hari. Pasien juga
mengatakan bahwa siklus mens sejak 1 tahun yang lalu menjadi tidak teratur
(tidak mens dalam 3 bulan , dan kemudian mens selama 3 minggu dan darahnya
bergumpal) . Selain gejala tersebut, pasien juga mengalami demam, mual, muntah,
pusing, badan pegal-pegal, berkeringat, dan mata berkunang-kunang sejak 4 hari
yang lalu. Pasien mengaku menggunakan pil KB sejak 6 bulan yang lalu dan
sejak itu menstruasinya teratur.
Anamnesis Tambahan :
Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mengalami hal yang sama setahun lalu
Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu pasien memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur dan bila menstruasi darah bergumpal
Riwayat Penyakit Interne : -
Riwayat Operasi : -
Riwayat Menstruasi : menarche umur 14 tahun, siklus teratur dan
menjadi tidak teratur sejak 1 tahun yang lalu
HPHT : ± 30/06/2010
Riwayat Pernikahan : belum menikah
Riwayat KB : meminum pil KB (putih cokelat)
Riwayat Obstetri : -
Pemeriksaan Fisik (Status Interne)
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV
• Tekanan darah : 100/60 mmHg
• Nadi : 100 x/menit
• Respirasi : 16 x/menit
• Suhu : 38,8 oC
Status Generalis
Kepala : konjunctiva anemis +/+, sclera ikterik -/-
Leher : tidak ada kelainan
Thoraks :
Paru : B/P simetris, VBS Kanan=Kiri, Ronchi -/-, Wheezing -/-
Cor : Bunyi Jantung Murni reguler, Murmur (-)
Abdomen : Soepel, Bising usus (+), nyeri tekan RLQ (+)
Ekstremitas : Akral dingin, Edema -/- Refleks Fisiologis : +/+
Refleks Patologis : -/-
Pemeriksaan Fisik (Status Ginekologis)
Inspeksi :
Vulva : -
Vagina : -
Fluor : -
Fluksus : -
Tumor : -
Diagnosa Kerja
Suspek DHF dan Dysfunctional Uterine Bleeding
Usul Pemeriksaan:
Lab darah (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, waktu perdarahan, waktu
pembekuan)
NS1Ag
BT
Ureum, Na, K
SGOT, SGPT
Urine Rutin
Rencana terapi
Parasetamol 3x500 mg prn
Ceftriakson 3x1
Ranitidine 1 amp (IV)
Progesterone 1x1
As. Tranexamid 3x1 amp (IV)
Donperidone 1 amp prn
Observasi:
Hasil pemeriksaan penunjang
Hb : 10, 4 g/dL SGOT : 134
Ht : 30 % SGPT : 115
Leukosit : 3500 Na : 135
Tc : 117000 K : 3,6
1.3. Identifikasi Masalah
Mengapa terjadi perdarahan pada kasus ini?
BAB II
PEMBAHASAN
Perdarahan Uterus Disfungsional
1. Definisi
a. Perdarahan uterus abnormal yang terjadi di dalam maupun diluar siklus
haid, yang disebabkan gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-
hipofisis-ovarium-endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi.
b. PUD paling banyak dijumpai pada usia perimenars dan perimenopause.
2. Etiologi
Thrombocytopenia, hypothyroidism, hyperthyroidism, Cushing disease,
liver disease, hypertension, diabetes mellitus, and adrenal disorders.
Kehamilan dapat berhubungan dengan perdarahan vagina dan pasien
biasanya mengeluhkan durasi, kuantitas, dan waktu yang abnormal pada
menstruasi.
Trauma pada cervix, vulva, atau vagina
Carcinoma vagina, uterus, cervix, ovarium
Penyebab lain DUB: functional ovarian cysts, cervicitis, endometritis,
salpingitis, and leiomyomas.
Pemakaian alat kontrasepsi IUDs dan oral kontrasepsi yang disebabkan
dosis yang tidak adekuat dari estrogen dan progestin
Gangguan Psikis
3. Insidensi
Di amerika 10% wanita dengan siklus ovulatory yang normal pernah
mengalami DUB.
Mortalitas dan morbiditas
Morbiditas tergantung dari jumlah darah yang dikeluarkan sewaktu
menstruasi.
4. Kategori DUB
Estrogen Withdrawal Bleeding, perdarahan akibatnya hentinya estrogen,
bisa timbul akibat oophorectomy, radiasi, kemoterapi keganasan,
pemberhentian terapi estrogen mendadak.
Estrogen Breakthrough Bleeding, perdarahan dicetuskan estrogen,
perdarahan merupakan hasil dari estrogen yang terus menerus
menstimulasi endometrium untuk berproliferasi.
Progesterone Withdrawal Bleeding, perdarahan akibat hentinya
progesterone, regresinya corpus luteum, atau berhentinya nonestrogenic
synthetic progestin yang menyebabkan desquamasi endometrium.
Progesterone Breakthrough bleeding, perdarahan dicetuskan progesterone,
dimana ratio progesterone lebih tinggi dibandingkan estrogen. Terapi
progesterone tanpa estrogen yang adekuat menimbulkan perdarahan
dengan durasi yang berbeda. Tipe ini terjadi pada penggunaan long-acting
progestin-only contraceptive methode seperti Norplant dan Depo-Provera.
5. Patofisiologi
Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada siklus ovulatorik,
anovulatorik maupun keadaan folikel persisten. Pada siklus ovulatorik,
perdarahan terjadi karena kadar estrogen rendah. Siklus anovulatorik
dipengaruhi keadaan defisiensi progesteron dan kelebihan estrogen. Folikel
persisten sering dijumpai pada perimenopause.
6. Gejala klinik
o Amenorrhea, oligomenorrhea, menorrhagia, or metrorrhagia
o Perdarahan biasanya dapat menyebabkan: hypotension, tachycardia,
diaphoresis, and pallor
o Pasien biasanya tidak mengeluh adanya sakit pada vagina atau pelvis
sewaktu terjadi perdarahan.
7. Dasar diagnosis
o Anamnesis
Langkah pertama menyingkirkan kelainan organik
Perlu diketahui usia menache
Siklus haid setelah menache
Lama dan jumlah darah haid
Latar belakang kehidupan keluarga
Penggunaan kontrasepsi
o Pemeriksaan fisik
Dinilai apakah ada hipo/hipertiroid dan gangguan hemostasis seperti
petekie
Mengevaluasi derajat atau tingkat anemia
Pemeriksaan ginekologi dilakukan untuk menyingkirkan adanya
kelainan organik seperti luka pada genitalia, erosi/radang atau polip
serviks, maupun mioma uteri.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pengukuran suhu basal badan atau
pemeriksaan hormon FSH dan LH.
o Pemeriksaan penunjang
Biopsi endometrium (pada wanita yang sudah menikah)
Laboratorium darah dan hemostasis
USG
Radio immuno assay
8. Penatalaksanaan
Jika tidak ada kelainan organic yang menyebabkan perdarahan abnormal, terapi
medis lebih dianjurkan daripada terapi pembedahan. Dikarenakan anovulation
bleeding adalah penyebab paling umum dari DUB, terapi progestrational
biasanya dijadikan sebagai lini awal terapi.
Medical therapy for DUB
Non- acute bleeding
- Birth control pills (BCP)
- Oral or depo-medroxyprogesterone acetate.
- Nonsteroidal anti-inflammatory drugs.
- Other (such as GnRH analogue (Depot Lupron), Danazol, or Tranexamic
Acid).
Acute bleeding
- Airway, breathing, circulation.
- Intravenous conjugated estrogens 25mg (4 hourly, 4 doses, or until
bleeding subsides)
High risk of deep venous thrombosis or pulmonary embolism OR High dose BCP
in tapering doses OR Depo-medroxyprogesterone acetate (150mg +/- oral
medroxyprogesterone acetate, 10 mg once daily for 10 days).
Agen progestational
Medroxyprogesterone acetate, dengan dosis 10 mg per hari selama 10 hari
setiap bulan.
Terapi ini berguna untuk menghambat pertumbuhan endometrium, dengan
cara menghambat reseptor estrogen pada sel target dan merangsang
aktivasi 17-b-hydroxysteroid dehidronase dan aktifasi
sulfotransferase,yang mengubah estradiol jadi estron sulfat
Estrogen
Apabila terjadi perpanjangan perdarahan dan tidak ada cukup jaringan
agar progestin dapat bekerja maka terapi estrogen diindikasikan ,untuk
menstimulasi pertumbuhan dari endometrium dan untuk menstimulasi
pembekuan darah dari kapiler
Pasien dgn perdarahan berat akut : 25 mg estrogen terkonjugasi secara iv/4
jam sampai perdarahan dapat dikendalikan selama 12 jam.atau estrogen
oral 1,25 mg/2 mg estradiol setiap 4 jam selama 24 jam.
Pada perdarahan ringan : depot progestin (depo provera) 1,25 mg /hr
selama 7-10 hari
Kontrasepsi oral
Dapat bekereja dengan mengontrol perdarahan baik yang akut maupun
kronis
Dosis: 2 pil sehari selama 5-7 hari.
Bila pasien tidak menghendaki kontrasepsi maka pengobatan
dihentikan ,setelah 3 bulan dilanjutkan dengan pemberian medroxi
progesterone asetat seperti diatas.
Anti-prostaglandin (NSAID)
NSAID menghambat siklooksigenase sehingga menghambat sintesis
keluarga prostaglandin.
Mekanisme menghentikan perdarahan masih belum jelas tapi secara
empiris terbukti perdarahan menurun sampai 50%.Terapi ini efektif
mengurangi perdaraha pada wanita yang masih ovulasi dan efektif
mengurangi dysmenorhea akibat perdarahan berat.
Anti-fibrinolitik agent
Obat: epsilon amino caproid acid,tanexamide acid,para amino metil
benzoid acid.
Walaupun efektif tapi obat ini bersifat toksik dengan banyak efek samping
termasuk stroke.Pengobatan ini merupakan usaha terakhir pada pasien
dengean masalah pembekuan darah.
Androgenic steroid
Obat : danazol 400-800 mg/hari
Mekanismenya belum jelas tetapi diduga dengan penghambatan FSH dan
mencegah terjadinya LH surge dan menginhibisi enzim yang berhubungan
dengan steroidogenesis.
Analog GnRH
Menekan pelepasan gonadotropin dari pituitary anterior dan menurunkan
kadar serum estradiol.efek terakhir dari GnRH analog adalah penghentian
dari menstruasi.walaupun efektif untuk menghentikan perdarahan tapi
hanya dapat digunakan dalam periode 6 bulan karena pengurangan masa
tulang dan harga obat yang relative mahal.
Desmopresin
Diberikan pada pasien dengan kelainan koagulasi mengakibatkan peningkatan
factor koagulasi 8 yang bertahan selama 6 jam.Pemberian obat ini bekerja pada
kasus akut.
Progestin IUD
Progesteron atau levonorgestrel dapat diberikan lagsung ke endometrium dengan
IUD.
Terapi operatif
dilatasi dan curetage prosedur ini dilakukan pada wanita pre menopause
apabila terapi dengan obat tidak berhasil.
hysterectomy merupakan terapi terbaik untuk DUB tetapi karena
mortality dan morbiditas serta biaya yang tinggi maka prosedur ini tidak
disarankan kecuali pada kasus yang ekstim,seperti pengobatan yang gagal
dan hyperplasia atipikal endometrium.
ablasi endometrium pada kasus dimana tidak ditemukan kelainan yang
patologi dan terapi medikamentosa tidak berhasil , pasien tidak dapat
melakukan operasi maka dilakukan ablasi endometrium.Tujuan terpai ini
untuk merusak lamina basalis endometrium sehingga endometrium tidak
dapat regenerasi.Terapi ini mngakibatkan amenorrhea total pada 50%
pasien dan sukses menghentikan perdarahan pada 90%.
Pada usia premenars, pengobatan hormonal perlu bila:
Tidak dijumpai kelainan organik maupun kelainan darah
Gangguan terjadi selama 6 bulan atau 2 tahun setelah menars belum
dijumpai siklus haid yang berovulasi.
Perdarahan yang terjadi sampai membuat keadaan umum memburuk.
Diberikan progesteron secara siklik dari hari ke -16 sampai 25 siklus haid
selama 3 bulan. Setelah itu dilihat apakah perdarahan berulang lagi dan
apakah telah terjadi ovulasi. Bila setelah 6 bulan pengobatan tetap tidak
terjadi ovulasi, maka dipikirkan pemberian obat-obat pemicu ovulasi
seperti klomifen sitrat, epimestrol, atau hormon gonadotropin.
PADA KASUS
Pada pasien ini, diduga mengalami Disfungsional Uterine Bleeding karena adanya
darah yang keluar terus-menerus dari jalan lahir dan juga usia pasien yang masih
muda.