laporan susu sapi.doc

21

Click here to load reader

Upload: umbu-windi

Post on 05-Dec-2015

34 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

manjelaskan tentang susu sapi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Susu sapi.doc

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

ACARA VIII

SUSU

Disusun oleh:

Kelompok XI

Diliarna Sitaresmi PT/06439

Lintang Anggoro PT/06501

Eka Jumiasih PT/06526

Nurus Sobah PT/06587

Asisten: Okti Widayati

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISIBAGIAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA2014

Page 2: Laporan Susu sapi.doc

ACARA VIII

SUSU

Tujuan Praktikum

Praktikum susu bertujuan untuk mengetahui kandungan lemak

pada susu yaitu kasein, mengetahui adanya ikatan peptida pada protein

susu, mengetahui adanya asam amino tripthophan, mengetahui adanya

asam amino tirosin, mengetahui adanya asam amino aromatik,

mengetahui adanya kalsium dan phospor, dan mengetahui adanya lemak

pada susu.

Tinjauan Pustaka

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar susu

atau mamae baik dari binatang maupun dari buah dada seorang ibu. Air

susu dari seorang ibu dikenal dengan ASI, sedangkan susu hewan atau

susu tiruan sebagai pengganti susu ibu atau PASI. PASI pada umumnya

adalah air susu dari berbagai binatang ternak, misalnya sapi, kerbau,

kambing dan ada pula yang mempergunakan air susu unta atau kuda

(Sadiaoetama, 2006).

Susu mempunyai sifat lebih mudah rusak dibandingkan dengan

hasil ternak lainnya sehingga penanganan susu harus tepat dan cepat.

Pengolahan susu secara sederhana merupakan salah satu penanganan

lepas panen yang perlu dikembangkan. Penganekaragaman produk

olahan susu sebagai usaha untuk menambah nilai produksi susu. Produk

susu secara olahan banyak dikembangkan diantaranya susu pasteurisasi

dan yoghurt (Saleh, 2004).

Tabel 1. Komposisi zat-zat nutrisi susu sapi segar

Komposisi Nutrisi Presentase (%)Air 87,7

Bahan kering 12,3Bahan Kering Tanpa Lemak 8,6

Lemak 3,4Protein 3,2

Page 3: Laporan Susu sapi.doc

Laktosa 4,6Mineral 0,8

Susu memiliki beberapa manfaat penting diantaranya, mencegah

osteoporosis dan menjaga tulang tetap kuat. Manfaat bagi anak-anak

sebagai pertumbuhan tulang yang membuat anak bertambah tinggi.

Menurunkan tekanan darah dan mencegah kerusakan gigi serta menjaga

kesehatan mulut. Mempercantik kulit, membuat kulit lebih bersinar dan

membantu agar lebih ce[at tidur dikarenakan kandungan susu akan

merangsang hormon melatonin yang akan membuat tubuh mengantuk

(Winarno, 2004).

Tabel 2. Standar mutu susu segar

Karakteristik Satuan SyaratBerat jenis (pada suhu 27,50C) minimum

g/ml1,0270

Kadar lemak minimum % 3,0Kadar bahan kering tanpa lemak minimum

%7,8

Kadar protein minimum % 2,8Warna, bau, rasa dan kekentalan - Tidak ada perubahanDerajat asam oSH 6,0 – 7,5pH - 6,3 – 6,8Uji alkohol (70%) v/v - NegatifCemaran mikroba maksimum :

Total Plate Count CFU/ml 1 x 106

Staphylococcus aereus CFU/ml 1 x 102

Enterobacteriaseae CFU/ml 1 x 103

Jumlah sel somatis maksimum sel/ml 4 x 105

Residu antibiotika (Golongan penisilin, Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida)

- Negatif

Uji pemalsuan - NegatifTitik beku oC -0,520 s.d -0,560Uji peroxidase - PositifCemaran logam berat, maksimum :

Timbal (Pb) µg/ml 0,02Merkuri (Hg) µg/ml 0,03Arsen (As) µg/ml 0,1

(Standar Nasional Indonesia, 2011)

Page 4: Laporan Susu sapi.doc

Materi dan Metode

Materi

Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain tabung

reaksi, pipet tetes, pipet ukur, pengaduk, corong, gelas ukur, kertas

saring, kertas pH meter, bunsen, mikroskop, pump, droplet, kaca objek,

gelas beker, penangas air, kertas minyak, rak tabung reaksi.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain

susu segar, susu basi, larutan asam asetat 2%, larutan NH4OH, larutan

kalium oksalat, larutan NaOH 40%, larutan CuSO4 0,1%, larutan H2SO4

pekat, larutan HgSO4 1%, larutan NaNO2, larutan HNO3 pekat, larutan

NH4OH, reagen benedict, larutan asam asetat glasial, larutan fenilhidrazin,

larutan amonium molibdat, larutan ether, larutan asam asetat encer, Na-

asetat.

Metode

Melihat Butir-butir Lemak

Air susu diteteskan diatas gelas objek. Dibawah mikroskop, butir-

butir lemak diamati lalu digambar.

Pengukuran pH

pH air susu segar diukur dengan kertas pH meter. Larutan

dibiarkan setelah itu pH ditera.

Penggumpalan Kasein

Larutan asam asetat 2% ditambahkan beberapa tetes ke dalam

susu encer hingga terjadi penggumpalan. Gumpalan dipisahkan dengan

filtratnya.

Uji Sifat-sifat Kasein

Uji buret. Gumpalan dari percobaan penggumpalan kasein (P.3)

ditambahkan 2ml NaOH 40% dan 3 sampai 4 tetes CuSO4 0,1%.

Dicampur dan diamati warnanya.

Page 5: Laporan Susu sapi.doc

Uji hopskincole. Gumpalan P.3 ditambahkan 1,5 ml larutan

formaldehid encer dan 1,5 ml H2SO4 pekat, digojog dan diamati warnanya.

Uji millon. Gumpalan P.3 ditambahkan 1 ml larutan HgSO4 1% lalu

dipanaskan selama 10 menit dan didinginkan. Ditambahkan sedikit NaNO3

kristal lalu dipanaskan 10 menit.

Uji xanthoprotein. Gumpalan P.3 ditambahkan 1 ml HNO3 pekat

lalu dipanaskan dan dinginkan. Larutan dibagi menjadi 2 dan ditambahkan

beberapa tetes NH3.

Uji Terhadap Sifat-sifat Kasein

Preparasi. Filtrat dari uji penggumpalan kasein (P.3) dipanaskan

lalu disaring dan dibagi menjadi 2.

Uji daya mereduksi (uji benedict). Filtrat hasil preparasi diambil 1

ml dan ditambahkan 1 ml reaktan benedict lalu dipanaskan. Terjadinya

endapan diamati.

Uji osazon. Filtrat hasil preparasi diambil 5 ml dan ditambahkan 10

tetes asam asetat glasial dan sedikit fenilhidrazin padat dan Na-asetat

dengan perbandingan 1:2 (1 sendok fenilhidrazin padat berarti 2 sendok

Na-asetat) lalu disaring dan dipanaskan dan disaring kembali. Larutan

hasil penyaringan dipanaskan dalam air mendidih selama 20 menit dan

diamati dengan mikroskop.

Uji kalsium dan phospor. Filtrat P.3 ditambahkan 3 sampai 4

tetes NH4OH dan dipanaskan lalu disaring. Hasil endapan ditambahkan 2

ml asam asetat encer lalu disaring dan filtratnya (F.5d) dibagi menjadi 2.

Filtrat F.5d diambil 2 ml ditambahkan 3 tetes kalium oxalat lalu

diamati endapan yang ada (endapan berwarna kuning).

Filtrat F.5d diambil 2 ml ditambahkan 1 tetes HNO3 pekat dan 3

tetes amonium molibdat lalu dipanaskan hingga terdapat endapan

berwarna putih.

Uji noda lemak. Gumpalan P.3 ditambahkan 3 sampai 4 tetes eter

lalu diteteskan dalam droplet dan diusap dengan kertas minya. Noda pada

kertas diamati.

Page 6: Laporan Susu sapi.doc

Hasil dan Pembahasan

Melihat Butiran Lemak

Praktikum melihat butiran lemak bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya lemak pada susu. Hasil yang diperoleh dari pengamatan

menggunakan mikroskop menunjukkan adanya kandungan lemak dalam

susu yang ditandai dengan adanya tumpukan lemak yang berwarna gelap.

Menurut Saleh (2004), besar kecilnya butir lemak ditentukan oleh kadar air

yang ada didalamnya. Makin banyak air maka makin besar globuler dan

keadaan ini dikhawatirkan akan menjadi pecah. Bila globuler pecah maka

air susu disebut pecah. Air susu yang pecah tidak dapat dipisahkan lagi

krimnya, dan tidak dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Globuler air

susu mudah menyerap bau dari sekitarnya, oleh karena itu jangan simpan

air susu pada tempat yang berbau. Berdasarkan pengamatan dengan

menggunakan mikroskop diperoleh hasil seperti gambar di bawah ini.

Pengukuran Kadar pH

Praktikum pengukuran kadar pH bertujuan untuk mengetahui pH

dari susu segar dan susu basi. Hasil yang diperoleh dari pengukuran pH

setelah susu segar dan susu basi diletakkan dalam droplet dan diuji kadar

pHnya dengan kertas indikator pH menunjukkan bahwa pH susu segar

Gambar. Noda Lemak Hasil Pengamatan

Gambar. Noda Lemak (Anonim, 2007)

Page 7: Laporan Susu sapi.doc

adalah 7 dan pH susu basi juga 7. Hal ini bisa disebabkan karena

kemungkinan susu basi tersebut masih belum benar-benar basi sehingga

kadar pH dari susu basi tersebut masih termasuk dalam kategori normal.

Menurut Saleh (2004), susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat

bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka

warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah

warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH) susu

segar terletak antara 6.5 sampai 6.7. Jika dititrasi dengan alkali dan

kataliasator penolptalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0.10

sampai 0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah

asam laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh

berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat

komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida yang larut

dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya diartikan

terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum

ataupun pemburukan bakteri.

Penggumpalan Kasein

Uji penggumpalan kasein dilakukan dengan menambahkan setetes

demi setetes asam asetat 2% pada 10ml susu sampai menggumpal yang

disebut dengan kasien yang mengalami denaturasi. Gumpalan pada

larutan tersebut disaring untuk selanjutnya digunakan pada uji biuret, uji

hopskincole, uji milon dan uji noda lemak, sedangkan filtratnya digunakan

untuk uji kalsium dan phospor dan sebagai preparasi untuk uji benedict

dan uji osazon. Menurut Anggraeni et al. (2013), susu mengandung

protein berupa kasein yang dapat mengalami penggumpalan.

Penggumpalan susu dalam proses pembuatan tahu susu dapat dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain dengan asam, enzim proteolitik, dan

alkohol serta dapat dipercepat dengan pemanasan. Faktor yang

mempengaruhi suatu mutu tahu susu adalah pemberian penggumpal.

Penggumpal yang biasa digunakan adalah penggumpal kimia antara lain

Page 8: Laporan Susu sapi.doc

kalsium / magnesium-klorida, kalsium sulfat, glukano-D-laktone, dan

penggumpal asam (asam laktat, asam asetat).

Sifat-sifat Kasein (Uji Reaksi Protein)

Uji biuret. Praktikum uji biuret bertujuan untuk mengetahui adanya

ikatan peptida pada protein susu. Gumpalan hasil percobaan

penggumpalan kasein ketika ditambahkan NaOH dan CuSO4

menunjukkan adanya cincin ungu pada larutan tersebut. Warna ungu

tersebut adalah CuN, yang merupakan reaksi antara Cu dari CuSO4

dengan N yang dilepaskan dari ikatan peptida pada protein dengan

bantuan basa kuat (NaOH). Menurut Lehninger (1995), ikatan peptida dan

asam amino ketika direaksikan akan membentuk kromofor (senyawa

berwarna). Ikatan antara asam amino dengan ikatan peptida adalah

struktur paling sederhana (struktur primer). Struktur sekunder yaitu ikatan

antara ikatan peptida dengan ikatan hidrogen sehingga membentuk α-

helix dan β-helix. Sekumpulan dari struktur sekunder membentuk struktur

tersier ikatan peptida. Struktur kuartener dibentuk dari ikatan antar

polipeptida.

Uji hopskin-cole. Praktikum hopskin-cole bertujuan untuk

mengetahui adanya asam amino triptophan pada susu. Hasil dari

gumpalan kasien yang ditambahkan larutan formaldehid encer dan H2SO4

pekat dan digojog menunjukkan adanya cincin ungu. Hasil positif pada

percobaan hopskin-cole dalam larutan terdapat cincin ungu. Terbentuknya

cincin ungu ini karena adanya ikatan gugus indol dari asam amino

triptophan dan gugus aldehid dari larutan formaldehid. Penambahan

H2SO4 pekat bertujuan untuk melepaskan ikatan indol dari kasein. Adanya

cincin ungu membuktikan bahwa di dalam protein terdapat asam amino

triptophan. Menurut Hart et al. (2003), setelah dicampur dengan pereaksi

Hopkins-Cole, asam sulfat dituangkan perlahan-lahan sehingga

membentuk lapisan di bawah larutan protein. Beberapa saat kemudian

akan terjadi cincin ungu pada batas antara kedua lapisan tersebut.

Page 9: Laporan Susu sapi.doc

Uji Milon. Uji milon bertujuan untuk mengetahui adanya asam

amino tirosin pada susu. Gumpalan kasein ketika ditambahkan 1ml larutan

HgSO4 1% dan dipanaskan selama 10 menit lalu didinginkan maka akan

terbentuk endapan putih yang dihasilkan dari reaksi antara Hg dengan

asam amino tirosin pada albumin. Ditambahkan sedikit NaNO3 kristal

kemudian dipanaskan kembali selama 10 menit, akan terbentuk endapan

merah.Endapan merah yang dihasilkan berasal dari pencampuran HgSO4

dengan NaNO3 menjadi HgNO3. Hal ini sesuai dengan pendapat Jalip

(2008), apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan

menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh

pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena

terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada larutan terdapat asam amino tirosin.

Uji xanthoprotein. Praktikum uji xanthoprotein bertujuan untuk

mengetahui adanya asam amino aromatik (tripthopan, tirosin dan

fenilalanin) pada susu. Hasil yang diperoleh dari gumpalan kasein yang

ditambahkan dengan HNO3 pekat, dipanaskan dan didinginkan

menunjukkan adanya endapan berwarna kuning dan setelah itu

penambahan NH4OH menyebabkan endapan pada larutan tersebut

semakin keruh dan kuning keoranyenan. Endapan ini mengindikasikan

bahwa di dalam susu tersebut terdapat asam amino tirosin, tripthopan dan

fenilalanin. Susu mengandung senyawa N yang jika direaksikan dengan

HNO3 pekat akan menghasilkan ikatan N yang lebih banyak yang ditandai

denagn warna kuning, kemudian setelah ditambhakan dengan NH4OH

ikatan yang dihasilkan semakin lebih banyak, sehingga warna dari

larutantersebut semakin berwarna kuning keoranyenan. Menurut Sumirdjo

(2008), warna kuning terbentuk karena asam amino dari tirosin, triptofan

dan fenilalanin memiliki inti benzena yang jika ditambahkan dengan

larutan HNO3 pekat akan membentuk warna kuning, tetapi warna kuning

ini akan berubah menjadi warna orange jika diberi penambahan larutan

basa.

Page 10: Laporan Susu sapi.doc

Pengujian terhadap Sifat-sifat Filtrat

Preparasi. Filtrat dari hasil uji penggumpalan kasein dipanaskan

hingga terdapat endapan putih di dasar larutan tersebut. Larutan yang

telah dipanaskan tersebut disaring dan filtrat dari larutan tersebut dibagi

menjadi dua sama banyak yang akan digunakan untuk uji benedict dan uji

osazon. Pemanasan ini bertujuan untuk menggumpalkan protein sehingga

pada filtrat sudah tidak ada lagi kandungan proteinnya. Selain itu

pemanasan juga akan menghidrolisis senyawa yang terkandung dalam

filtrat menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga pengujian

selanjutnya lebih mudah untuk dilakukan.

Uji benedict. Praktikum uji benedict ini bertujuan untuk mengetahui

adanya gugus pereduksi dalam laktosa. Sebanyak 1 ml filtrat hasil

preparasi ditambahkan dengan reagen benedict dan dipanaskan sehingga

larutan tersebut dari warna biru berubah menjadi terdapat endapan

berwarna merah bata di dasar larutan. Pemanasan dilakukan bertujuan

untuk mempercepat reaksi pelepasan gugus reduksi yang ada di dalam

glukosa susu atau laktosa. Hasil yang didapat pada percobaan ini adalah

adanya endapan merah bata. Gugus reduksi yang sudah terlepas dari

laktosa mampu mereduksi larutan Benedict (CuSO4) menjadi senyawa

Cu2O yang berwarna merah bata. Hasil percobaan sesuai dengan

pendapat Sudarmadji (2003), bahwa Gula reduksi dengan larutan

Benedict (campuran garam kuprisulfat, Natrium sitrat, Natrium karbonat)

akan terjadi reaksi reduksi-oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna

merah bata dari senyawa Cu2O.

Uji osazon. Uji osazon bertujuan untuk mengetahui adanya uji fisik

karbohidrat yang ada didalam susu atau laktosa. Sisa filtrat hasil preparasi

ditambah dengan lima tetes asam asetat glasial dan sedikit fenilhidrazin

padat serta Na Asetat dengan perbandingan 1:2 lalu dipanaskan dan

kemudian disaring. Pemanasan ini bertujuan untuk melepaskan gugus

aldehid atau keton bebas dari senyawa karbohidrat yang ada di dalam

filtrat. Penyaringan dilakukan bertujuan untuk memisahkan antara filtrat

Page 11: Laporan Susu sapi.doc

yang mengandung gugus aldehid atau keton dengan gumpalan yang

berisi senyawa yang tidak diperlukan. Tahapan berikutnya adalah adanya

pemanasan kembali selama 30 menit. Pemanasan kedua bertujuan untuk

mempercepat reaksi antara gugus aldehid atau keton yang ada di dalam

laktosa dengan fenilhidrzin sehingga terbentuk osazon. Senyawa osazon

yang terbentuk diamati melalui mikroskop. Hasil percobaan sesuai dengan

pendapat McGilvery (1996), bahwa semua karbohidrat yang mempunyai

gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk osazon bila dipanaskan

bersama fenilhidrazina berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk

kristal yang khas dan titik lebur yang berbeda bagi masing-masing

karbohidrat.

Uji kalsium dan phospor. Uji kalsium dan phospor bertujuan untuk

mengetahui adanya kalsium dan phospor di dalam susu. Filtrat pada

percobaan tiga ditambahkan dengan 3 sampai 4 tetes NH4OH kemudian

dipanaskan selanjutnya disaring. Penambahan NH4OH yang dilakukan

bertujuan untuk melepaskan kalsium dan phospor dari dalam campuran

filtrat. Hasil endapan yang berupa camuran kalsium dan phospor

ditambahkan dengan 2 mL asam asetat encer lalu disaring dan didapat

filtrat. Penambahan asam asetat bertujuan untuk melarutkan endapan

sehingga menjadi filtrat. Filtrat dibagi menjadi kedalam dua tabung. Filtrat

pada tabung pertama ditambahkan dengan tiga tetes kalium oksalat. Hasil

yang didapat adalah terbentuknya endapan kalsium oksalat yang

Gambar. Laktosazon hasil pengamatan. Gambar. Osazon (Anonim, 2007)

Page 12: Laporan Susu sapi.doc

berwarna putih keruh. Endapan terjadi dikarenakan kalsium memilki

muatan lebih besar dari kalium sehingga oksalat lebih mudah bereaksi

dengan kalsium dan melepaskan ikatannya dengan kalium. Hasil

percobaan sesuai dengan pendapat Hasim dan E. Martindah (2008),

absorbsi kalsium dihambat oleh lemak, oksalat, fosfat dan filtrat yang

membentuk kompleks dengan kalsium di ruang usus.

Ca2+ + Kalium oksalat Ca-oksalat + K1+

(Hasim dan E. Martindah, 2008).

Filtrat pada tabung kedua ditambahkan dengan 1 tetes HNO3 pekat

dan 3 tetes amonium molibdat kemudian dipanaskan hingga terbentuk

endapan. Penambahan HNO3 bertujuan untuk melepaskan phospat yang

ada di dalam filtrat. Hasil yang didapat adalah adanya endapan amonium

phospomolibdat yang berwarna kuning. Endapan berwarna kuning

dikarenakan adanya phospor di dalam filtrat. Hasil percobaan sesuai

dengan pendapat Jalip (2008), bahwa phospor akan membentuk endapan

dengan penambahan senyawa amonium phospomolibdat.

Amonium molibdat + Phospor Amonium phospomolibdat

Uji noda lemak. Uji noda lemak bertujuan untuk mengetahui

adanya kandungan lemak di dalam susu. Gumpalan kasein diletakkan

dalam droplet kemudian ditambah dengan 3 sampai 4 tetes eter lalu

diusapkan dengan kertas minyak. Penambahan eter bertujuan untuk

melarutkan lemak yang ada di dalam gumpalan. Hasil yang didapat kertas

minyak yang telah diusapkan pada droplet menjadi lebih transparan

dibandingkan dengan sebelumnya dikarenakan adanya lemak yang

terkandung di dalam gumpalan kasein. Hasil percobaan sesuai dengan

pendapat Jalip (2008), bahwa eter merupakan pelarut lemak. Sifat eter

yang melarutkan lemak menyebabkan kertas minyak menjadi lebih

transparan.

Page 13: Laporan Susu sapi.doc

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa dalam susu terdapat lemak yang berupa kasein, protein,

karbohidrat, kalsium, dan fosfor. Protein yang terdapat dalam susu adalah

asam amino aromatik, asam amino triptophan, dan asam amino tirosin.

Susu segar memiliki pH yang cenderung normal, sedangkan pada susu

yang sudah basi memiliki pH yang cenderung asam karena laktosa

difermentasi.

Page 14: Laporan Susu sapi.doc

Daftar Pustaka

Anonim. 2007. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas Muslim Indonesia. Makasar.

Anggraini, R.P., Agustinus, H.D.R., dan R. Singgih, S.S. 2013. Pengaruh Level Enzim Bromelin Dari Nanas Masak Dalam Pembuatan Susu Terhadap Rendemen dan Kekenyalan Tahu Susu. Fakultas Peternakan UNSOED. Purwokerto.

Hart, H., Craine, L.E., dan Hart, D.J. 2003. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta.

Hasim., E. Martindah. 2008. Perbandingan Susu Sapi Dengan Susu Kedelai : Tinjauan Kandungan dan Biokimia Absorbsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Jalip, I.S. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium Kimia, Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta.

Lehninger, A.H. 1995. Dasar-dasar Biokimia. Erlangga. Jakarta.

McGilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press. Surabaya.

Sakinah, N.E., Dwiyanti, G., Darsati, S. 2010. Pengaruh Penambahan Asam Dokosaheksaenoat (DHA) Terhadap Ketahanan Susu Pasteurisasi. Volume 1 no. 2. Pendidikan Kimia FPKIMIA, UPI. Bandung.

Saleh, Eniza. 2004. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. USU Digital Library. Medan.

Sediaoetama, D.A. 2006. Ilmu Gizi Jilid I. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta.

Standar Nasional Indonesia. 2011. Susu Segar - Bagian 1 : Sapi. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Sudarmadji, S. 2003. Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.

Sumirdjo, D. 2008. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.