laporan praktikum uji susu
TRANSCRIPT
Laporan Praktikum Higiene
Uji Susu
OLEH
DZUL HAERAH
O11110272
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susu adalah sekresi kelenjar ambing dari hewan mammalia tidak
ditambah atau dikurangi suatu zat apa pun ke dalamnya dan diperoleh dari
pemerahan ternak yang sehat.
Susu merupakan bahan makanan bernilai gizi tinggi, kandungan gizinya
lengkap dengan sifat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh.
Dipandang dari segi gizinya, susu merupakan makanan yang hampir sempurna,
karena mengandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Susu sangat
mudah sekali rusak terutama karena pengaruh lingkungan. Oleh karena itu susu
dalam penanganan pemerahannya hingga pengolahannya memerlukan perhatian
yang khusus.
Beberapa orang yang terkadang tidak ingin mengkonsumsi susu murni
karena tidak terbiasa dengan aroma susu. Dengan adanya teknologi
pengolahan/pengawetan bahan makanan, maka hal tersebut diatas dapat diatasi,
sehingga air susu beraroma enak dan disukai orang. Namun karena sifat susu
yang mudah rusak maka sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut perlu
diadakan beberapa pengujian agar dapat ditentukan apakah susu tersebut layak
atau tidak untuk dikonsumsi.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui banyak sedikitnya mikroorganisme yang terdapat
dalam susu melalui uji reduktase
2. Untuk mengetahui banyak mikroorganisme yang terdapat dalam susu
melalui pertumbuhan koloni dari media agar.
3. Untuk mengetahui berat jenis susu.
4. Untuk mengetahui derajat keasaman susu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Susu
Susu yang biasa kita kenal didefinisikan sebagai air susu ambing hewan
sehat yang tidak dikurangi atau ditambahi suatu apapun. Susu diperoleh dari
hasil sekresi normal kelenjar susu pada hewan sehat secara teratur dan
sekaligus. Hewan penghasil susu biasanya jenis hewan mamalia terutama
sapi, kambing, kerbau maupun onta. Untuk konsumsi manusia pada
umumnya dipergunakan susu sapi, walaupun pada daerah tertentu juga
mengkonsumsi susu kambing dan susu kerbau (Syarief, 1991).
Susu murni adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih
yang diperoleh dengan cara benar, yang kandungan alaminya tidak
dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan
apapun.
Susu segar adalah susu murni dan tidak mendapat perlakuan apapun
kecuali proses ppendinginan tanpa mempengaruhi keumurniannya.
Susu murni yang beredar di pasaran harus memenuhi standarkualitas dari
direktorat jenderal peternakan tahun 1983, yaitu :
a. Warna, bau, rasa dan kekentalan:tidak ada perubahan
b. Berat jenis ( pada suhu 27,5 0 c) sekurang kurangnya 1, 028
c. Kadar lemak sekurang kurangnya 2,8%
d. Kadar bahan kering tanpa lemak (BKTL) sekurang kurangnya 8,0%
e. Derajat asam 4,5 sampai 70 soxlethenkle (SH)
f. Uji alkohol 70 % : negatif
g. Uji didih : negatif
h. Titik beku :-0,,520 sampai -0,560 0 c
i. Kadar protein sekurang kurangnya 2,7%
j. Angka reduktase 2 sampai 5 jam
k. Jumlah kuman yang dapat dibiakkan tiap ml setinggi tingginya 3 jut
B. Uji Reduktase
Kualitas susu salah satunya dilihat dari kualitas mikrobiologisnya. Susu
merupakan media pertumbuhan yang tepat untuk organisme perusak yang
umum. Perubahan yang tidak dikehendaki dalam susu dipengaruhi oleh
pertumbuhan mikroba dan metabolismenya. Susu rusak diakibatkan oleh
mikrorganisme yang dapat merombak senyawa di dalam susu. Misalnya bakteri
asam laktat yang merombak laktosa dalam susu menjadi asam laktat sehingga
susu menjadi basi. Salah satu pengujian mikrobiologi susu adalah dengan uji
biru metilen (methylene blue test). Uji ini dapat memberikan perkiraan jumlah
bakteri dalam susu dengan mengamati waktu yang dibutuhkan oleh bakteri
untuk melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan perubahan zat warna biru
metilen. Semakin tinggi jumlah bakteri dalam susu, semakin cepat terjadinya
perubahan warna.
Tabel perkiraan jumlah Bakteri Berdasarkan Lama Waktu Inkubasi Pada Uji
Reduktase
Lama waktu Jumlah bakteri Grade
6-8 jam 1-4 juta baik
2-6 jam 4-20 juta Cukup
< 2 jam Lebih dari 20 juta Rendah
C. Uji Massa jenis
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan berat jenis susu. Berat jenis
suatu bahan adalah perbandingan antara berat bahan tersebut dengan berat air
pada suhu dan volume yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat Jenis
tidak ada satuannya. Berat jenis susu rata-ratanya adalah 1,032.
Berat jenis susu biasanya ditentukan dengan menggunakan lactodensimeter.
Lactodensimeter adalah hydrometer dimana skalanya sudah disesuaikan
dengan berat jenis susu. Prinsip kerja alat ini mengikuti hokum Archimedes
yaitu jika suatu benda dicelupkan ke dalam cairan maka benda tersebut akan
mendapatkan tekanan ke atas sesuai dengan berat volume cairan yang
dipindahkan atau diisi. Jika lactodensimeter dicelupkan ke dalam susu yang
rendah berat jenisnya maka lactodensimeter akan tenggelam lebih dalam
dibandingkan jika lactodensimeter tersebut dicelupkan dalam susu yang berat
jenisnya tinggi. Laktodensimeter dimasukkan kedalam gelas ukur, diputar-
putar sepanjang dinding gelas ukur agar suhunya merata, dan dicatat berat jenis
dan suhu dari susu tersebut. Berat jenis susu yang dipersyaratkan dalam SNI
01-3141-1998 adalah minimal 1,0280 sehingga dapat diketahui bahwa susu
tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI 01-3141-1998. BJ air susu
umumnya 1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031.
D. Uji Derajat keasaman (pH)
Nilai pH merupakan crminan jumlah ion H+ dari asam di salam susu
yang diakibatkan oleh pertumbuhan mikroba. Tujuan dari uji pH adalah untuk
mengetahui tingkat keasaman susu sehingga dapat diperkirakan tingkat kualitas
dan keasaman susu untuk dikonsumsi. Cara praktis pH yang sering digunakan
yaitu dengan pH meter. Susu yang baik mempunya pH 6,3-6,8.
E. Uji agar Tuang (Plate count Test)
Uji agar tuang (plate Count Test)dimaksudkna untuk enunjukkan jumlah
mikroorganisme yang terdapat dalam susu dengan metode hitungan cawan.
Jika sel mikroba yang masih hidup ditumbuhi pada medium agar, maka sel
miroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu
Hari : Selasa
Tanggal : 26 Maret 2013
Waktu : Pukul 13.00 – 15.30 WITA
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unhas
B. Alat dan Bahan
B.1. Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
Beker
Labu erlenmeyer
Tabung reaksi
Tabung uji reduktase
Gelas ukur
Cawan petri
Pipet pasteur
Pipet tetes
Pipet ukur
Rak tabung reaksi
Bunsen
pH meter elektronis
Laktodensimeter
Penangas
B.2. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain :
Susu kedelai
Metilen blue
Agar
C. Metode Kerja
C.1. Methylene Blue Reduction Test (MBRT )
Adapun langkah-langkah dalam pengujian reduktase antara lain sebagai berikut:1. Tuang susu kedelai kedalam labu erlenmeyer sebanyak 100 ml
2. ambil susu kedelai dengan menggunakan pipet ukur yang telah difiksasi
sebanyak 9 ml kemudian masukkan ke dalam tabung uji reduktase.
3. Ambil metilen blue dengan menggunakan pipet tetes 1ml sebanyak 1 ml
kemudian masukkan kedalam tabung uji reduktase yang sudah berisi susu
kedelai 9 ml.
4. Tutup rapat tabung tersebut kemudian homogenkan cairan dalam tabung
dengan membolakbalikkan tabung dengan tangan.
5. Setelah homogen akan tampak cairan yang brwarna biru muda. Kemudian
tabung tersebut di masukkan ke dalam penangas 37oC.
6. Amati setiap perubahan warna yang terjadi tiap selang 10 menit.
C.2. Uji Agar Tuang (plate count test)
Adapun langkah-langkah dalam pengujian agar tuang antara lain sebagai berikut :
1. Lakukan pengenceran susu murni sebnyak 10.000 kali.
2. Masukkan susu murni dengan menggunakan pipet pasteur sebanyak 5 ml
ke dalam tabung reaksi 1.
3. Masukkan aquades dengan menggunakan pipet pasteur sebanyak 4,5 ml
kedalam tabung reaksi 2 kemudian tambahkan 0,5 ml susu murni dari
tabung reaksi 1, setelah itu homogenkan.
4. Masukkan aquades dengan menggunakan pipet pasteur sebanyak 4,5 ml
kedalam tabung reaksi 3 kemudian tambahkan 0,5 ml susu murni dari
tabung reaksi 2, setelah itu homogenkan.
5. Masukkan aquades dengan menggunakan pipet pasteur sebanyak 4,5 ml
kedalam tabung reaksi 4 kemudian tambahkan 0,5 ml susu murni dari
tabung reaksi 3, setelah itu homogenkan.
6. Masukkan aquades dengan menggunakan pipet pasteur sebanyak 4,5 ml
kedalam tabung reaksi 5 kemudian tambahkan 0,5 ml susu murni dari
tabung reaksi 4, setelah itu homogenkan.
7. Pengenceran yang terdapat pada tabung 2 sama dengan 10 kali, tabung 3
sama dengan 100 kali, tabung 4 sama dengan 1000 kali dan tabung 5 sama
dengan 10000 kali.
Pengenceran susu yang telah dibuat akan ditumbuhkan dalam medium agar tuang.
Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut.
1. ambil susu dengan pengenceran 10 kali menggunakan pipet tetes 1ml
sebanyak 1ml kemudian tuang ke dalam cawan petri, selanjutnya tuang
agar kedalam cawan tadi hingga menutupi semua permukaan cawan ± 20
ml.
2. Lakukan hal yang sama pada pengenceran 100 kali, 1000 kali dan 10000
kali.
3. Setelah kesemua pengenceran telah dibuat agar tuang, diamkan selama
beberapa menit hingga agar tersebut membeku, setelah itu masukkan
kedalam mesin pendingi dengan suhu ... oC selama 24 jam.
4. Amati jumlah pertumbuhan koloni pada cawan tersebut.
C.3. Uji Massa JenisAdapun langkah-langkah dalam pengujian massa jenis susu antara lain sebagai
berikut:
1. Tuang susu murni kedalam gelas ukur sebanyak 60ml, kemudian celupkan
laktodensimeter ke dalam susu.
2. Tunggu sampai laktodensimeter diam.
3. Baca dan catat skala beserta suhunya.
C.4. Uji Derajat Keasaman (pH)
Adapun langkah-langkah dalam pengujian derajat kesaman susu antara lain
sebagai berikut:
1. Netralkan pH pada pH meter elektronis dengan menggunakan aquades.
2. Tuang susu murni ke dalam beker sebanyak 100 ml
3. Aktifkan pH meter elektronis, kemudian masukkan ke dalam beker yang
telah di isi susu.
4. Amati dan catat nilai pH yang ditunjukkan oleh pH meter elektronis.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Uji reduktase
Sampel Uji reduktase Uji pH Uji massa
jenis
Uji agar
tuang
Susu Full
Cream
Perubahan
warna putih
< 2 jam
6,07 25 g/v Pengenceran
100 = gagal
10-1= 512 dan
560 koloni 10-2 =316
koloni
10-3=300
koloni
10-4= 260 dan
232 koloni
B. Pembahasan
B.1. Uji Reduktase
Prinsip dari uji reduktase adalah kerja enzim reduktase dalam
mereduksi zat warnabiru dari MB (Methylen Blue) menjadi larutan
berwarna putih jernih. Tujuan uji reduktase adalah untuk
identifikasiadanya mikroba didalam susu, sehingga kualitas susu dapat
ditentukan.
Susu 9 ml dicampur dengan metilen blue 1ml di dalamtabung lalu
di homogenkan, setelah dihomogenkan di simpan di suhu 37oC. Susu
berubah warna menjadi putih dalam waktu 20 menit. Ini menunjukkan
banyaknya bakteri yang ada di dalam susu. Bakteri-bakteri tersebut
menghasilakn enzim reduktase yang mereduksi warna biru. Perubahan
warna yang cepat terjadi mengindikasikan banyaknya jumlah enzim
reduktase. Karena perubahan yang begitu cepat (<2 jam) maka susu
dimasukkan dalam susu grade rendah.
B.2. Uji Derajat keasaman (pH)
Dari praktikum yang dilakukan pada susu sampel didapatkan pH
6,07. Dari hasil yang didapatkan maka diketahui bahwa susu tersebut
memiliki keasaman yang tinggi karena pH dan keasaman memiliki
korelasi negatif. Hal ini sangat jauh dari pH normal susu yang baik
yang pH berkisar 6,3-6,8.
B.3. Uji Berat jenis
Berat jenis susu yang dipersyaratkan dalam SNI 01-3141-1998
adalah minimal 1,0280. Untuk mengukur berat jenis menggunakan
laktodensimeter, digunakan rumus yaitu :
BJ=1+Skala/1000+(27,5–T)X0,0002
ket: T= suhu susu.
Pada praktikum ini, terjadi kesalahan dimana instruksi mengenai
pengukuran suhu tidak diberitahukan, sehingga untuk mengetahui berat
jenis dari susu, tidak dapat dihitung.
B.4. Uji Agar Tuang
Pada pengujian agar tuang sebelumnya dilakukan dulu pengenceran
sebanyak 4 kali. Setiap pengenceran dimasukkan ke 2 dalam cawan
petri yang berbeda masing-masing 1 ml dan ditambahkan dengan agar
kurang lebih 20ml dan didimakan selama 24 jam pada suhu 40oC. Hasil
yang didapatkan, pada pengenceran 10-1 didapat 560 koloni dan 512
koloni , 10-2 didapatkan pada cawan petri 1 ada 316 koloni dan pada
cawan petri 2 tidak dapat dilakukan perhitungan karena medium agar
rusak, 10-3 didapatkan 300 koloni, 10-4 didapat pada cawan 1 ada 260
koloni dan pada cawan 2 didapatkan 232 koloni. Sedangkan pada 100
tidak didapatkan hasil perkembangan koloni bakteri karena rusaknya
medium agar sebagai tempat pertumbuhan bakteri. Dan dari hasil yang
didapat diketahui bahwa adanya perbedaan jumlah koloni pada setiap
pengenceran, ini dikarenakan pada setiap pengenceran jumlah bakteri
yang ada dalam susu semakin berkurang. Semakin tinggi pengenceran
maka bakteri akan semakin berkurang.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukanpnelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Untuk mengetahui banyak tidaknya bateri dalam susu dapat dilakukan uji
reduktase dengan metilen blue. Dengan prinsip perubahan warna dari biru
menjadi putih oleh enzim reduktase
2. Uji derajat keasaman (pH) dilakukan untukmengetahu tingkat keasaman
susu. Semakin rendah pH nya maka sus akan semakin asam.
3. Uji berat jenisdilakukan untuk mengetahui beat jenis susu dengan
menggunakan laktodensimeter
4. Jumlah bakteri dalam susu dapat diperkirakan jumlahnya dengan
melakukan Uji Agar Tuang. Dengan prinsip menumbuhan bakteri pada
medium agar yang akan mensuplai nutrisi pertumbuhan bakteri.
5.2. Saran
1. Sebaiknya sebelum dilakukan praktikum dilakukan pengenalan alat-alat
praktikum beserta cara pengunaannya.
2. Para praktikan sebaiknya memperhatikan baik-baik cara kerja yang mereka
lakukan di dalam Lab.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwiyoto,S. 1983. Teknik Uji Mutu Susu beserta olahannya, Liberty:
yogyakarta
Legowo, A.M., Kusrahayu., dan Mulyani.2009. Ilmu dan Teknologi Susu. BP
UNDIP:Semarang.
SNI. 1998. Metoda Pengujian Susu Segar,
http://pphp.deptan.go.id/xplore/view.php?file=MUTUSTANDARISASI/STA
NDAR MUTU/Standar_nasional/SNI_Ternak/Metode%20Uji/3.pdf. Diakses
pada Selasa, 09 April 2012
Suardana, i.w,swacita. 2009. Hygiene makanan (kajian teori dan prinsip
dasar) .udayana university press. Denpasar
Sudarwanto, mirnawati.2012. Pemeriksaan Susu dan Produk Olahan.IPB Press.
Bogor
Lampiran
Sampel susu yang diuji
Uji Reduktase menggunakan metilen blue
Uji Berat Jenis Susu
Uji Derajat Keasaman (pH)
Uji Agar Tuang