laporan studi kasus asuhan keperawatan keluarga …

23
LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN NYERI KEPALA PADA KASUS HIPERTENSI DI DESA JUMENENG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO Oleh : APSARI KIRANA NIM : 201504026 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2018

Upload: others

Post on 11-Dec-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN NYERI KEPALAPADA KASUS HIPERTENSI DI DESA JUMENENG KECAMATAN

MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh :

APSARI KIRANANIM : 201504026

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

2018

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN NYERI KEPALAPADA KASUS HIPERTENSI DI DESA JUMENENG KECAMATAN

MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep) Pada Program Studi DIII Keperawatan STIKes Bina Sehat Ppni

Kabupaten Mojokerto

Oleh :

APSARI KIRANANIM : 201504026

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNIMOJOKERTO

2018

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN NYERI KEPALAPADA KASUS HIPERTENSI DI DESA JUMENENG KECAMATAN

MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

OLEH : APSARI KIRANA

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas normal yaitumelebihi 140/90 mmHg, yang dapat menimbulkan komplikasi di otak, ginjal,jantung, dan mata. Dengan keluhan yang sering dirasakan yaitu nyeri kepaladibagian tengkuk leher serta perubahan penglihatan. Upaya paling penting dalammenanggulangi hipertensi adalah dengan perawatan awal dirumah pada anggotakeluarga yang mengalami hipertensi untuk mencegah tejadinya komplikasi.Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan keluarga yangmengalami Hipertensi. Desain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studikasus dengan metode wawancara, observasi serta dokumentasi menggunakanformat asuhan keperawatan keluarga pada 2 responden yaitu keluarga Tn. R dankeluarga Ny. L dengan klien yang mengalami nyeri kepala. Hasil studi kasus padapengkajian didapatkan kedua responden keluarga tidak mampu merawat anggotakeluarga yang sakit. Dilakukan intervensi dan implementasi dengan healtheducation tentang mengenali tanda gejala hipertensi, komplikasi hipertensi danpencegahan hipertensi, serta tentang perawatan dirumah dengan menggunakanterapi non farmakologis yaitu dengan kompes air hangat dan perebusan daunalpukat. Pada hasil evaluasi didapatkan keluarga mampu merawat anggotakeluarga yang sakit serta nyeri berkurang 20% pada responden 1 dan 2.Kesimpulan dari hasil studi kasus ini adalah keluarga Tn. R dan keluarga Ny. Lmampu merawat anggota keluarga yang sakit sesuai dengan 5 tugasperkembangan keluarga.

Kata kunci : Asuhan keperawatan keluarga, nyeri kepala, hipertensi

ABSTRACT

NURSING OF FAMILY WITH A HEADACHE IN THE CASE OFHYPERTENSION IN JUMENENG VILLAGE MOJOANYAR DISTRICT

MOJOKERTO REGENCY

BY: APSARI KIRANA

Hypertension is adjusting blood above normal that exceeds 140/90mmHg, which can cause complications in the brain, kidneys, heart, and eyes. Withcomplaints that are often felt a headache at the back of the neck as well as thechange of vision. The most crucial effort in dealing with hypertension is to carefor family members. The purpose of this study is to conduct family nursing carethat has Hypertension. Design held in this study is a case study with interviewmethod, and use the format of family nursing care on two respondents namelyMr. R families and Mrs. L families with clients who have a headache. The resultsof case studies on the assessment obtained both the family respondents are notable to care for family members who are sick. Implementation of interventionsand implementation with health education on hypertension, hypertension, andprevention of hypertension, as well as home care using non-pharmacologicaltherapy with warm air compass and boiling avocado leaf. 20% reduces the resultsobtained from people who can care for family members who are sick and pain inrespondents 1 and 2. The results of this case study are Mr. R family's, and Mrs. Lfamilies can care for sick family members according to 5 family developmenttasks.

Keywords: Family care, headache, hypertension

PENDAHULUAN

Penyebab kematian nomor 1

secara global adalah penyakit

kadiovaskuler. Pada tahun 2015

diperkirakan 17,7 juta orang

meninggal karena penyakit

kardiovaskuler, dari jumlah kematian

tersebut diperkirakan 7,4 juta

disebabkan oleh penyakit jantung

koroner dan 6,7 juta disebabkan oleh

stroke. Kedua penyakit tersebut

adalah penyakit yang disebabkan

karena Hipertensi. Hipertensi atau

dikenal sebagai tekanan darah tinggi

menjadi ancaman global. Tahun

2025, 30 persen penduduk dunia

diperkirakan menderita hipertensi.

Hipertensi merupakan peningkatan

tekanan darah sistolik sedikitnya 140

mmHg dan tekanan diastolik

sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi

tidak hanya beresiko tinggi

menderita penyakit jantung, tetapi

juga menderita penyakit lain seperti

saraf, ginjal, dan pembuluh darah

dan makin tinggi tekanan darah

makin besar resikonya. (Price, 2015).

Data WHO tahun 2015

penderita hipertensi pada orang

dewasa berusia 18 tahun ke atas

adalah sekitar 24,1% pada pria dan

20,1% pada wanita. Jumlah orang

dewasa dengan hipertensi meningkat

dari 594 juta pada tahun 1975

menjadi 1,13 milliar pada tahun

2015, dengan peningkatan terutama

di negara berpenghasilan rendah dan

menengah. Persentase hipertensi

provinsi jawa timur sebesar 13,47%

atau sekitar 935.736 penduduk,

dengan proporsi laki-laki sebesar

13,78% atau sekitar 387.913

penduduk dan perempuan sebesar

13,25% atau sekitar 574.823

penduduk. (Depkes, 2016). Saat ini

hipertensi merupakan tantangan

besar di Indonesia karena merupakan

kondisi yang sering ditemukan pada

pelayanan kesehatan primer.

Berdasarkan survey riset dasar

kesehatan nasional (RISKESDAS)

pada tahun 2013 hipertensi memiliki

prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar

25,8%. Hubungan antara tekanan

darah dan migren telah lama

dicurigai, tetapi hubungan itu masih

dianggap kontroversial. Bertahun –

tahun yang lalu, diasumsikan bahwa

hipertensi dapat menyebabkan nyeri

kepala. (Tronvik,dkk, 2014).

Sebagian besar orang pernah

mengalami nyeri kepala pada

sepanjang hidupnya, terbukti dari

hasil penelitian population base di

Singapore dari Ho dkk didapati

prevalensi life time nyeri kepala

penduduk Singapura adalah pria

80%, wanita 85% (p= 0.0002) (Sjahir

, 2004). Hal ini juga didukung oleh

D.W. (Lewis,dkk, 2011), yang

menyatakan bahwa nyeri kepala

sering terjadi pada masa kanak-kanak

dan akan semakin meningkat pada

masa remaja. Berdasarkan hasil

penelitian multisenter berbasis rumah

sakit pada 5 rumah sakit di Indonesia

didapatkan prevalensi penderita nyeri

kepala sebagai berikut : migren tanpa

aura 10%, migren dengan aura 1,8%,

Episodik Tension Type Headache

31%, Chronic Tension Type

Headache 24%, Cluster Headache

0,5%, Mixed Headache 14%.

(Sjahir , 2004). Berdasarkan data

yang diambil dari wilayah kerja

puskesmas Gayaman Kecamatan

Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

tahun 2016, insiden terjadinya

Hipertensi sebanyak 2.742 dalam

waktu satu tahun, dan didapatkan

data terbanyak di Desa Jumeneng

Kecamatan Mojoanyar Kabupaten

Mojokerto sebanyak 327 orang

dalam waktu satu tahun.

Tekanan darah tinggi atau

hipertensi disebabkan oleh berbagai

faktor seperti usia, jenis kelamin,

merokok, konsumsi garam yang

berlebih, obesitas, alkohol, stress,

kurangnya olahraga, genetik.

Semakin tinggi tekanan darah

mengakibatkan kerusakan vaskuler

pembuluh darah sehingga terjadi

perubahan struktur seperti elastisitas

dinding aorta menurun, katub

jantung menebal dan kaku yang

menjadikan penyumbatan pembuluh

darah sehingga aliran pembuluh

darah di otak tidak lancar, sehingga

resistensi pembuluh darah di otak

dan serabut saraf otot ke leher

meningkat yang menyebabkan

terjadinya nyeri kepala. (Nurarif &

Kusuma, 2015). Nyeri juga memiliki

respons psikologis seperti prasangka

negatif yang biasanya dialami klien

seperti suasana hati yang sedih,

berduka, ketidakberdayaan. Dan juga

prasangka positif seperti cenderung

menerima nyeri yang di alaminya.

(Zakiyah, 2015). Jika hipertensi

terjadi secara terus menerus akan

menimbulkan berbagai komplikasi

seperti gagal jantung, stroke

iskhemik, stroke hemoragik.

(Muhammadun, 2010).

Pada saat hipertensi ini terjadi

kerusakan vaskuler pembuluh darah

dan terjadi perubahan struktur seperti

elastisitas dinding aorta menurun,

katub jantung menebal dan kaku

sehingga terjadi penyumbatan

pembuluh darah dan terjadi

vasokonstriksi yang menyebabkan

gangguan sirkulasi di otak sehingga

resistensi pembuluh darah di otak

dan serabut saraf otot ke leher

meningkat sehingga terjadi nyeri

kepala. (Nurarif & Kusuma, 2015).

Peran perawat terhadap masalah ini

adalah memberi asuhan keperawatan

pada keluarga, dengan cara

memberikan edukasi mengenai tugas

dari keluarga. Tugas dari keluarga itu

salah satunya adalah memberikan

perawatan kepada anggota keluarga

yang sakit, dengan ini perawat akan

lebih mudah dalam memberikan

asuhan keperawatan yaitu dengan

mengajarkan keluarga kompres

panas/dingin, distraksi, relaksasi, dan

pengobatan dengan obat keluarga.

Penatalaksanaan hipertensi non

farmakologis terdiri dari berbagai

macam cara seperti memodifikasi

gaya hidup, mempertahankan berat

badan ideal, Penurunan asupan

natrium, mempertahankan asupan

kalium dan kalsium yang cukup dan

mengurangi asupan lemak total dan

jenuh, batasi pemakaian alkohol dan

tembakau. (LeMone, Burke, &

Bauldoff, 2012).

METODE

Penulis menggunakan

Penelitian kualitatif ini bersifat

deskriptif, sumber data primer adalah

peneliti yang melakukan tindakan

dan keluarga yang menerima

tindakan. Sedangkan sekunder

berupa data hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi.

Partisipan dalam studi kasus

ini adalah dua keluarga yang salah

satu anggota keluarganya mengalami

nyeri kepala pada kasus hipertensi.

Desain yang digunakan pada

penelitian adalah studi kasus. Studi

kasus ini adalah studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah asuhan

keperawatan keluarga dengan nyeri

kepala pada kasus hipertensi di desa

Jumeneng Kecamatan Mojoanyar

Kabupaten Mojokerto.

HASIL DAN PENELITIAN

Pengkajian pada hari Rabu,

21 Maret 2018 keluhan yang muncul

dari 2 responden adalah nyeri kepala

dikepala bagian belakang (tengkuk

leher). Pada responden 1 nyeri

muncul saat kelelahan dengan

tekanan darah 170/100 mmHg,

responden 2 nyeri muncul pada saat

banyak fikiran dengan tekanan darah

160/100 mmHg.

Salah satu tanda dan gejala

hipertensi adalah nyeri kepala

dibagian tengkuk leher. Ini

disebabkan karena pada saat

hipertensi terjadi kerusakan vaskuler

pembuluh darah dan terjadi

perubahan struktur seperti elastisitas

dinding aorta menurun, katub

jantung menebal dan kaku sehingga

terjadi penyumbatan pembuluh darah

dan terjadi vasokonstriksi yang

menyebabkan gangguan sirkulasi di

otak senhingga resistensi pembuluh

darah di otak dan serabut saraf otot

ke leher meningkat. (Nurarif &

Kusuma , 2015)Berdasarkan hasil pengkajian

keluhan yang muncul dengan teori

terdapat kesesuaian salah satu tanda

gejala hipertensi yaitu nyeri kepala

terutama dibagian tengkuk leher.

Pada pengkajian fungsi

keperawatan kesehatan keluarga

responden 1 keluarga mengatakan

keluarga kurang mampu mengenal

masalah nyeri kepala pada

hipertensi terbukti bahwa pada saat

ditanya seberapa dalam

pengetahuan tentang nyeri kepala

pada hipertensi keluarga hanya

menjawab jika tensi tinggi terjadi

nyeri kepala, keluarga tidak mampu

merawat Ny.M yang sedang sakit

terbukti bahwa keluarga hanya

memeriksakan ke bidan dan Ny. M

masih sakit kepala, keluarga tidak

mampu menggunakan fasilitas

kesehatan terbukti bahwa pada saat

Ny. M sakit keluarga hanya

membawa ke bidan desa bukan ke

puskesmas dengan alasan kejauhan.

Pada responden 2 keluarga

mengatakan kurang mampu

mengenal masalah nyeri kepala

pada hipertensi terbukti bahwa saat

ditanya seberapa dalam

pengetahuan tentang nyeri kepala

pada hipertensi keluarga hanya

menjawab jika tensi tinggi terjadi

nyeri kepala, keluarga tidak mampu

merawat Ny.R yang sedang sakit

terbukti bahwa keluarga hanya

membelikan obat di apotik dan Ny.

R sekarang masih nyeri kepala,

keluarga tidak mampu

menggunakan fasilitas kesehatan

terbukti bahwa pada saat Ny.R sakit

keluarga hanya membelikan obat di

apotik bukan diperiksakan ke

puskesmas dengan alasan kejauhan

dan tidak punya bpjs.Tugas kesehatan keluarga

meliputi mengenal masalah

kesehatan keluarga, membuat

keputusan tindakan yang tepat,

memberi perawatan kepada anggota

keluarga yang sakit, memodifikasi

lingkungan dan menciptakan

suasana rumah yang sehat, dan

merujuk kepada fasilitas kesehatan

masyarakat. (Bailon & Maglaya,

dalam E.Ferry, & Makhfudli,2009).

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Setelah dilakukan analisa

data dan di prioritaskan diagnosa

terdapat diagnosa pada responden 1

dan 2 adalah nyeri kepala

berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit. Keluarga harus mampu

melakukan tugas keluarga yang

salah satunya adalah memberikan

perawatan terhadap anggota

keluarga yang sakit. (Friedman oleh

Ali, 2010).Dari dua responden memiliki

diagnosa yang sama karena dengan

pengetahuan kedua keluarga yang

kurang maka untuk perawatan awal

dirumah keluarga belum bisa, pada

klien 1 keluarga hanya

memeriksakan ke bidan desa dan

untuk klien 2 keluarga hanya

membelikan obat di apotik. Sehingga

mumcul diagnosa dan etiologi yang

sama dari hasil pemeriksaan 5 tugas

keluarga.

PERENCANAAN

Intervensi yang dilakukan

pada kedua responden sesuai

dengan etiologi yaitu:

Responden 1 setelah

dilakukan asuhan keperawatan

selama 3 kali kunjungan rumah

diharapkan keluarga dapat

melakukan perawatan yang tepat

terhadap Ny.M yang menderita

nyeri kepala pada hipertensi dengan

standart keluarga Tn.R mampu

menerapkan teknik kompres hangat

di kepala bagian belakang untuk

mengurangi nyeri kepala pada

Ny.M, keluarga Tn.R mampu

merawat Ny.M yang sedang sakit

dengan memberikan rebusan daun

alpukat, nyeri kepala Ny.M

berkurang.Responden 2 setelah

dilakukan asuhan keperawatan

selama 3 kali kunjungan rumah

diharapkan keluarga dapat

melakukan perawatan yang tepat

terdahap Ny.R yang menderita

nyeri kepala pada hipertensi dengan

standart keluarga Ny.L mampu

menerapkan teknik kompres hangat

di kepala bagian belakang untuk

mengurangi nyeri kepala pada

Ny.R, keluarga Ny.L mampu

merawat Ny.R yang sedang sakit

dengan memberikan rebusan daun

alpukat, nyeri kepala Ny.R

berkurang.Salah satu tindakan non

farmakologis untuk menghilangkan

nyeri adalah kompres hangat.

Kompres hangat ini dapat

bermanfaat karena dapat

memberikan rasa nyaman,

mengurangi atau membebaskan

nyeri, mengurangi atau mencegah

terjadinya spasme otot, dan

memberikan rasa hangat. Karena

jika diberikan kompres hangat, rasa

hangat akan mendilatasi pembuluh

darah sehingga aliran darah dan

suplai oksigen akan lancar,

sehingga meredakan ketegangan

otot akibatnya nyeri berkurang

didaerah yang diberi kompres.

(Asmadi, 2008)Terapi non farmakologis

selanjutnya adalah pemberian

rebusan daun alpukat. Daun alpukat

mengandung zat flavonoid yang

bersifat deuretik dan salah satu cara

kerjanya yaitu dengan

mengeluarkan sejumlah cairan,

elektrolit maupun zat-zat yang

bersifat toksik. Dengan

berkurangnya jumlah air dan garam

dalam tubuh maka pembuluh darah

akan longgar sehingga tekanan

darah perlahan-lahan menurun.

(Utami dalam Faridah, 2014)

Tindakan keperawatan

terhadap keluarga menurut Muwarni

(2007) yaitu mencakup Menstimulasi

kesadaran atau penerimaan keluarga

mengenal masalah-masalah

kesehatan, Menstimulasi keluarga

untuk memutuskan cara perawatan

yang tepat, Memberikan kepercayaan

diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit, Membantu keluarga

untuk menemukan cara bagaimana

membuat lingkuan menjadi sehat,

Memotivasi keluarga untuk

memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada.Berdasarkan intervensi yang

direncanakan dan teori terdapat

kesesuaian yaitu memberikan

kepercayaan diri dalam merawat

anggota keluarga yang sakit dengan

cara mengkompres air hangat di

tengkuk leher untuk mengurangi

nyeri, intervensi in i diberikan karena

mengkompres adalah hal yang

mampu dilakukan semua orang dan

dengan mengkompes hangat akan

membuat aliran darah dan suolai

oksigen lancar sehingga ketegangan

otot akibat nyeri dapat berkurang.

Untuk intervensi yang keuda yaitu

merebus daun alpukat, intervensi ini

diberikan karena zat dalam daun

alpukat dapat bemanfaat menurukan

tekanan darah karena daun alpukan

mengandung zat flavonoid yang

bersifat deuretik, selain itu daun

alpukat mudah ditemukan disekitar

rumah kedua klien.

IMPLEMENTASI

Implementasi yang dilakukan

pada masalah nyeri kepala pada

tanggal 26, 28 dan 29 maret 2018

adalah Responden 1 yaitu membina

hubungan saling percaya dengan

keluarga Tn.R, Menjelaskan kepada

keluarga Tn.R perawatan jka nyeri

kepala Ny.M timbul dengan cara

mengkompres air hangat dikepala

bagian belakang, mendemonstrasikan

kepada keluarga Tn.R cara

mengkompres air hangat dikepala

bagian belakang, menganjurkan

keluarga Tn.R untuk menerapkan

teknik kompes hangat jika nyeri

timbul, menjelaskan pentingnya obat

non farmakologi seperti merebus

daun alpukat, mendemonstrasikan

tindakan untuk penurunan tekanan

darah dengan merebus daun alpukat,

mereview pemahaman keluarga

tentang penyebab dan cara

pencegahan hipertensi, mereview

kemampuan keluarga dalam

mengkompres dan merebus daun

alpukat. Responden 2 yaitu membina

hubungan saling percaya dengan

keluaga Ny.L, Menjelaskan kepada

keluarga Ny.L perawatan jka nyeri

Ny.R timbul dengan cara

mengkompres air hangat dikepala

bagian belakang, mendemonstrasikan

kepada keluarga Ny.L cara

mengkompres air hangat dikepala

bagian belakang, menganjurkan

keluarga Ny.L untuk menerapkan

teknik kompes hangat jika nyeri

timbul, menjelaskan pentingnya obat

non farmakologi seperti merebus

daun alpukat, mendemonstrasikan

tindakan untuk penurunan tekanan

darah dengan merebus daun alpukat,

mereview pemahaman keluarga

tentang penyebab dan cara

pencegahan hipertensi, mereview

kemampuan keluarga dalam

mengkompres dan merebus daun

alpukat.

Salah satu tindakan non

farmakologis untuk menghilangkan

nyeri adalah kompres hangat.

Kompres hangat ini dapat bermanfaat

karena dapat memberikan rasa

nyaman, mengurangi atau

membebaskan nyeri, mengurangi

atau mencegah terjadinya spasme

otot, dan memberikan rasa hangat.

Karena jika diberikan kompres

hangat, rasa hangat akan mendilatasi

pembuluh darah sehingga aliran

darah dan suplai oksigen akan lancar,

sehingga meredakan ketegangan otot

akibatnya nyeri berkurang didaerah

yang diberi kompres. (Asmadi, 2008)

Terapi non farmakologis

selanjutnya adalah pemberian

rebusan daun alpukat. Daun alpukat

mengandung zat flavonoid yang

bersifat deuretik dan salah satu cara

kerjanya yaitu dengan mengeluarkan

sejumlah cairan, elektrolit maupun

zat-zat yang bersifat toksik. Dengan

berkuangnya jumlah air dan garam

dalam tubuh maka pembuluh darah

akan longgar sehingga tekanan darah

perlahan-lahan menurun. (Utami

dalam Faridah, 2014)Berdasarkan implementasi

dan teori ditemukan kesesuaian yaitu

mengajarkan tindakan mandiri

kompres hangat, keluarga mampu

melakukan kompres hangat dengan

baik saat diajarkan karena

mengkompres adalah hal yang

mampu dilakukan semua orang serta

keluarga mampu melakukan dengan

mudah. Keluarga mampu melakukan

perebusan daun alpukat untuk

penurunan tekanan darah karena

merebus adalah hal yang bisa

dilalukan semua orang hampir semua

orang bisa merebus dan daun alpukat

mudah ditemukan disekitar rumah

kedua klien.

EVALUASI

Responden 1 Tn.R

mengatakan mengerti cara merawat

Ny.M yang mengalami nyeri kepala

saat hipertensi dengan cara kompres

air hangat dikepala bagian belakang ,

Tn.R mengatakan mengerti cara

merawat Ny.M yang sedang sakit

dengan merebus daun alpukat, Tn.R

mengatakan selalu mengingatkan

Ny.M untuk minum rebusan daun

alpukat 3x sehari, Ny.M mengatakan

nyeri kepala berkurang.Responden 2 Ny.L

mengatakan mengerti cara merawat

Ny.R yang mengalami nyeri kepala

saat hipertensi dengan cara kompres

air hangat dikepala bagian belakang,

Ny.L mengatakan mengerti cara

merawat Ny.R yang sedang sakit

dengan merebus daun alpukat, Ny.L

mengatakan selalu mengingatkan

Ny.R untuk minum rebusan daun

alpukat 3x sehari, Ny.R mengatakan

nyeri kepala berkurang.Salah satu tindakan non

farmakologis untuk menghilangkan

nyeri adalah kompres hangat.

Kompres hangat ini dapat

bermanfaat karena dapat

memberikan rasa nyaman,

mengurangi atau membebaskan

nyeri, mengurangi atau mencegah

terjadinya spasme otot, dan

memberikan rasa hangat. Karena

jika diberikan kompres hangat, rasa

hangat akan mendilatasi pembuluh

darah sehingga aliran darah dan

suplai oksigen akan lancar,

sehingga meredakan ketegangan

otot akibatnya nyeri berkurang

didaerah yang diberi kompres.

(Asmadi, 2008)Terapi non farmakologis

selanjutnya adalah pemberian

rebusan daun alpukat. Daun alpukat

mengandung zat flavonoid yang

bersifat deuretik dan salah satu cara

kerjanya yaitu dengan

mengeluarkan sejumlah cairan,

elektrolit maupun zat-zat yang

bersifat toksik. Dengan

berkuangnya jumlah air dan garam

dalam tubuh maka pembuluh darah

akan longgar sehingga tekanan

darah perlahan-lahan menurun.

(Utami dalam Faridah, 2014)Tugas kesehatan keluarga

meliputi mengenal masalah

kesehatan keluarga, membuat

keputusan tindakan yang tepat,

memberi perawatan kepada anggota

keluarga yang sakit, memodifikasi

lingkungan dan menciptakan

suasana rumah yang sehat, dan

merujuk kepada fasilitas kesehatan

masyarakat. (Bailon & Maglaya,

dalam E.Ferry, & Makhfudli,2009).Hasil evaluasi menunjukkan

ada kesesuaian pada responden 1

dan 2 yaitu keluarga mampu

merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mengkompres air

hangat di tengkuk leher dan dengan

merebus daun alpukat sehingga

terjadi penurunan skala nyeri 3

pada kedua responden. Setelah

diberikan implementasi yang sangat

mudah dan dengan pendidikan

anggota keluarga yang rata-rata

SMP, SMA sehingga mudah untuk

keluarga memahami dan

melaksankan implementasi yang

sudah didemonstrasikan oleh

peneliti sehingga keluarga sudah

mampu merawat anggota keluarga

yang menderita hipertensi.

KESIMPULAN

1. Pengkajian

Hasil pengkajian keluhan

yang ditemukan pada kedua

responden sama yaitu nyeri kepala

terutama dibagian tengkuk.

Berdasarkan pengkajian dan teori

pada fungsi perawatan kesehatan

pada keluarga didapatkan kedua

responden keluarga mengalami

persamaan ketidakmampuan dalam

melaksanakan salah satu tugas

keluarga dalam pemeliharaan

kesehatan.

2. Diagnosa

Klien 1 dan 2 memiliki

masalah keperawatan yang sama

dengan etiologi yang sama.

Responden 1 dan 2 memiliki

diagnosa yaitu Nyeri kepala

berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.3. Intervensi

Kedua responden dilakukan

intervensi yang sesuai dengan

etiologi. Pada responden 1 yaitu

bina hubungan saling percaya

dengan keluaga Tn.R, jelaskan

kepada keluarga Tn.R perawatan

jika nyeri Ny.M timbul dengan

cara mengkompres air hangat

dikepala bagian belakang tepatnya

pada tengkuk leher,

demonstrasikan kepada keluarga

Tn.R cara mengkompres air

hangat dikepala bagian belakang

tepatnya pada tengkuk leher,

menganjurkan keluarga Tn.R

untuk menerapkan teknik kompes

hangat jika nyeri timbul,

menjelaskan pentingnya obat non

farmakologi seperti merebus daun

alpukat, demonstrasikan

perawatan untuk penurunan

tekanan darah dengan merebus

daun alpukat. Pada responden 2

yaitu bina hubungan saling

percaya dengan keluarga Ny.L,

jelaskan kepada keluarga Ny.L

perawatan jika nyeri Ny.R timbul

dengan cara mengkompres air

hangat dikepala bagian belakang

tepatnya pada tengkuk leher,

demonstrasikan kepada keluarga

Ny.L cara mengkompres air

hangat dikepala bagian belakang

tepatnya pada tengkuk leher,

menganjurkan keluarga Ny.L

untuk menerapkan teknik kompes

hangat jika nyeri timbul,

menjelaskan pentingnya obat non

farmakologi seperti merebus daun

alpukat, demonstrasikan

perawatan untuk penurunan

tekanan darah engan merebus

daun alpukat.4. Implementasi

Tindakan keperawatan yang

dilakukan pada keluarga Tn.R dan

Ny. L yaitu selama 3 hari sesuai

dengan intervensi yang sudah

dibuat dan sesuai dengan etiologi

responden.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi menunjukkan

bahwa kedua keluarga telah

memahami segala sesuatu yang

telah diajarkan. Kedua keluarga

mampu merawat anggota keluarga

yang sakit. Keluarga mampu

mengkompres air hangat di tengkuk

leher dan mampu merebus daun

alpukat karena implementasi

tersebut sudah didemonstrasikan

peneliti selama 3 hari dan dengan

rata- rata pendidikan anggota

keluarga SMP,SMA sehingga

mudah untuk anggota keluarga

melakukan implementasi sesuai

yang didemonstrasikan oleh

peneliti.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

ini, maka di sarankan :

1. Bagi keluarga

Di harapkan kepada keluarga

mampu mempertahankan dan

tetap menerapkan asuhan

keperawatan keluarga yaitu

dengan memotivasi keluarga

dalam memberikan kompres

hangat di tengkuk leher dan

pemberian rebusan daun alpukat

pada pasien yang mengalami

hipertensi dengan masalah nyeri

kepala.

2. Bagi tenaga kesehatan

Perawat sebagai anggota tim

kesehatan yang paling banyak

berhubungan dengan pasien di

tuntut meningkatkan secara terus-

menerus dalam hal pemberian

informasi dan pendidikan

kesehatan tentang perawatan,

pencegahan dan pentingnya

menggunakan pelayanan

kesehatan sesuai dengan masalah

yang dialami oleh anggota

keluarga yang mengalami

hipertensi dengan masalah nyeri

kepala dengan cara

mendemonstrasikan perawatan

non farmakologi, memberikan

simulasi, dan pendidikan melalui

audio visual.

3. Bagi peneliti lain

Hendaknya selalu berusaha

memberikan asuhan keperawatan

yang terbaik bagi klien dalam

upaya meningkatkan asuhan

keperawatan yang terbaik menuju

perawat profesional serta lebih

giat dalam belajar sehingga bisa

menerapkan dalam praktek.

Sebagi studi literature yang

terbaru dapat menambah

wawasan, sehingga mampu

memberikan intervensi yang tepat

guna membantu mempercepat

penyembuhan klien.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Z. (2010). PengantarKeperawatan Keluarga.Jakarta: EGC.

Andriyanto, A., & Santoso, W.(2013, Maret). HubunganAntara Derajat HipertensiDengan Mekanisme KopingPenderita Hipertensi. DipetikSeptember 13, 2017, darihttp://ejournal.stikes-ppni.ac.id/index.php/JKS/article/view/194/194.

Arita, M. (2007). Asuhan

Keperawatan Keluarga

Konsep dan Aplikasi Kasus.

Jogjakarta: Mitra Cendikia

Press.

Asmadi. (2008). Konsep dasar

Keperawatan. Jakarta: EGC.

Bailon, S. G., & Maglaya, A. (1978).Skoring DiagnosisKeperawatan. DalamSuprajitno, AsuhanKeperawatan KeluargaAplikasi dan Praktik (hal. 46-46). Jakarta: EGC.

Bailon, & Maglaya. (2009). DalamE. Ferry, KeperawatanKesehatan Komunitas: Teoridan Praktek DalamKeperawatan.Jilid 1. Jakarta:Salemba Medika.

Batticaca, F. B., & Nursalam. (2011).Asuhan Keperawatan PadaPasien dengan gangguansistem perkemihan . Jakarta:Salemba Medika.

Brunner, & Suddarth. (2005).Patofisiologi. Dalam A. S.Wijaya, & Y. M. Putri, KMB1 Keperawatan MedikalBedah Keperawatan DewasaTeori dan Contoh Askep (hal.54). Jogyakarta: NuhaMedika.

Caffery, M., Kozier, Erb, & IASP.(2015). Definisi Nyeri.Dalam A. Zakiyah, Nyeri:Konsep dan Penatalaksanaandalam Praktik KeperawatanBerbasis Bukti (hal. 5).Jakarta: Salemba Medika.

Departemen Kesehatan RI, Bailon, &Maglaya. (2010). DefinisiKeluarga. Dalam H. Z. Ali,Pengantar KeperawatanKeluarga (hal. 4-5). Jakarta:EGC.

Faridah, V. N. (2014, Maret).Rebusan Daun ALpukat(Persea Americana Mill)Dapat Menurunkan TekananDarah Sistole Dan DiastolePada Penderita Hipertensi.Dipetik Mei 1, 2018, darihttp://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/jurnalsurya/noXVII/67-74-Jurnal-Virgianti.pdf

Friedman. (1998). Definisi Keluarga.Dalam Suprajitno, AsuhanKeperawatan Keluarga

Aplikasi dalam Praktik (hal.1). Jakarta: EGC.

Friedman. (1998). Fungsi Keluarga.Dalam Suprajitno, AsuhanKeperawatan KeluargaAplikasi dalam Praktik (hal.13). Jakarta: EGC.

Friedman. (2010). Tipe Keluarga.Dalam H. Z. Ali, PengantarKeperawatan Keluarga (hal.6-7). Jakarta: EGC.

Friedman. (2010). Tugas-tugasKeluarga. Dalam H. Z. Ali,Pengantar KeperawatanKeluarga (hal. 12). Jakarta:EGC.

Kemenkes RI. (2016). ProfilKesehatan Provinsi JawaTimur Tahun 2016. DipetikJanuari 12, 2018, darihttp://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/15_Jatim_2016.pdf

LeMone, P., Burke, K. M., &Bauldoff, G. (2012). BukuAjar Keperawatan MedikalBedah Gangguan Eliminasi& Gangguan Kardiovaskular.Vol 3 Edisi 5. Jakarta: EGC.

Maglaya, A. (2009). PengertianPengkajian KeperawatanKeluarga. Dalam N. M.Riasmini, H. Permatasari, R.Chairani, N. P. Asusti, R. T.Ria, & T. W. Handayati,Panduan AsuhanKeperawatan Individu,Keluarga, Kelompok, danKomunitas denganModifikasi NANDA, ICNP,NOC dan NIC di Puskesmasdan Masyarakat (hal. 72).Jakarta: UniversitasIndonesia.

Muhammadun. (2010). HidupBersama Hipertensi.Jogjakarta: In-books.

National Clinical Guideline Centre(UK). Hypertension: The ClinicalManagement of PrimaryHypertension in Adults: Update ofClinical Guidelines 18 and 34[Internet]. London: Royal College ofPhysicians (UK); 2011 Aug. (NICEClinical Guidelines, No. 127.) 12,Pharmacological interventions, darihttps://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK83274/?term=management%20of%20hypertensiveNurarif, A. H., & Kusuma, H.

(2015). AplikasiKeperawatan BerdasarkanDiagnosis Medis & NandaJilid 2. Jogjakarta:Mediaction.

Parad, & Caplan. (1965). StrukturKeluarga. Dalam Suprajitno ,Asuhan KeperawatanKeluarga Aplikasi dalamPraktik (hal. 7). Jakarta :EGC.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2010).Fundamental of Nursing:consep, Proses and Pratice.Edisi 7. Vol.3. Jakarta: EGc.

Price, S. A. (2015). Dalam A. H.Nurarif, & H. Kusuma,Aplikasi AsuhanKeperawatan BedasarkanDiagnosa Medis & Nanda(hal. Jilid 2). Jogjakarta:Mediaction.

Sherwood, & Timby. (2015 ).Persepsi Ambang Nyeri.Dalam A. Zakiyah, Nyeri:Konsep dan Penatalaksaaandalam Praktik KeperawatanBerbasis Bukti (hal. 6).Jakarta: Salemba Medika.

Sitepu, A. A. (2014, Agustus).Hubungan Tekanan Darah,Kadar Hemoglobin DanKadar Trombosit DenganNyeri Kepala Primer. DipetikNovember 20, 2017, darihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/43565/Chapter%20I.pdf?sequence=5.

Suprajitno. (2004). AsuhanKeperawatan Keluarga.Jakarta: EGC.

Suprajitno. (2004). AsuhanKeperawatan Keluarga.Jakarta: EGC.

Sussman et al. (2010). Bentuk-bentuk Keluarga. Dalam H.Z. Ali, PengantarKeperawatan Keluarga (hal.8-10). Jakarta: EGC.

Syandra, F. (2016, Februari). ProfilTekanan Darah Pada LansiaDi Panti Sosial TresnaWerdha Sabai Nan AluihSicincin. Dipetik Oktober 10,2017, darihttp://scholar.unand.ac.id/3724/2/BAB%201%20upload.pdf.

Yahya. (2005). KomplikasiHipertensi. Dalam A. S.Wijaya, & Y. M. Putri , KMB1 Keperawatan MedikalBedah Keperawatan DewasaTeori dan Contoh Askep (hal.58). Jogyakarta: NuhaMedika.

Zakiyah, A. (2015 ). Nyeri: Konsepdan Penatalaksanaan dalamPraktik KeperawatanBerbasis Bukti . Jakarta:Salemba Medika.