laporan resmi semsol suspensi

17
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI SEMI PADAT DAN CAIR SUSPENSI Kelas : DII-4 Disusun Oleh : 1. Rani Fitri Hayati (2011210197) 2. Resti Andadi Haruati* (2011210201) 3. Restia Oktaviana (2011210202) 4. Reynanzah Al Yazidiz (2011210204)

Upload: riossnto

Post on 17-Sep-2015

484 views

Category:

Documents


104 download

TRANSCRIPT

LAPORAN RESMIPRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI SEMI PADAT DAN CAIR

SUSPENSI

Kelas : DII-4

Disusun Oleh :

1. Rani Fitri Hayati (2011210197)2. Resti Andadi Haruati* (2011210201)

3. Restia Oktaviana (2011210202)

4. Reynanzah Al Yazidiz (2011210204)

5. Roma Victoria (2011210216)FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA 2013I. Tujuan Praktikum

Mengetahui cara pembuatan dan formula sediaan suspensi

II. Teori Dasar

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (Farmakope Indonesia IV Th. 1995, hlm 18). Suspensi Oral adalah sediaaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa (Farmakope Indonesia III, Th. 1979, hal 32). Suspensi oral adalah sediaan cair yang menggunakan partikel-partikel padat terdispersi dalam suatu pembawa cair denganflavouring agentyang cocok yang dimaksudkan untuk pemberian oral. (USP XXVII, 2004, hal 2587). Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam suatupembawa cair yang dimaksudkan untuk pemakaian pada kulit. Suspensi otic adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel mikro dengan maksud ditanamkan diluar telinga.Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa, atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan. Yangpertamaberupa suspensi jadi, sedangkan yangkeduaberupa serbuk untuk suspensi yang harus disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. (Fornas Edisi 2 Th. 1978 hal 333 )Suspensi terdiri atas beberapa macam, yaitu :1.Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.

2.Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalamcairan pembawa cair yang di tunjukkan untuk penggunaan kulit.

3.Suspensi tetes telinga adalahsediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.

4.Suspensi oflamik adalah sedian cair steril yang mengandung partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.

5.Suspensi untuk injeksi terkontitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi. Steril setelah penambahan bahan yang sesuai.

Sediaan suspensi harus memiiliki sifat sebagai berikut :

1.Suspensi tidak boleh diinjeksikan secara intravena dan intrarektal

2.Suspensi yang dinyatakan untuk di gunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat antimikroba.

3.Suspensi harus di kocok sebelum digunakan

4.Suspensi harus disimpan dalam wadahtertutup rapat.( FI IV hal 18)

5.Suspensi terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap

6.Jika dikocok harus segera terdispersi kembali

7.Dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas

8.Keketalan suspense tidak boleh terlalu tinngi agar mudah di kocok dan di tuang. (FI III hal 32)9.Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspenoid tetap agak konstan untuk yang lama pada penyimpanan (ansel hal 356)

Sediaan suspensi memiliki beberapa keuntungan dan kerugian, yaitu :A. Keuntungan BentukSediaan Suspensi : baik digunakan untuk orang yang sulit mengkonsumsi tablet, pil, kapsul. terutama untuk anak-anak memiliki homogenitas yang cukup tinggi

lebih mudah di absorpsi daripada tablet, karna luas permukaan kontak dengan permukaan salurancerna tinggi

dapat menutupi rasa tidak enak/pahit dari obat

dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air

B. Kerugian Bentuk Sediaan Suspensi : memiliki kestabilan yang rendah

jika terbentuk caking maka akan sulit terdispersi kembali, sehingga homogenisitasnya menjadi buruk

aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang

ketepatan dosis lebih rendah dibandingkan sediaan larutan

suspensi harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan

pada saat penyimpanan kemungkinan perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpananPertimbangan Rheologis

Rheologi adalah ilmu tentang sifat aliran dari bahan atau sistem bahan. Sedangkan Viskositas adalah suatu besaran yang tergantung dari perbandingan tegangan geser kecepatan, difarmasi dinyatakan sebagai kekentalan struktur atau tubuh.

Ada 2 jenis sifat aliran, yaitu :

1. Sifat aliran Newton(kekentalan ideal) :

Viskositas ini mempunyai suatu koefisien konstan, yang tidak tergantung dalam jumlah absolut tegangan geser yang terdapat atau dari turunnya geseran yang berkuasa.2. Sifat aliran Non Newton (kekentalan struktur) :

Viskositas ini mempunyai suatu ketergantungan yang lebih atau kurang tampak.Sedangkan menurut jenis alirannya, dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :

1. Pseudoplastis :

Jenis aliran ini bekerja pada gaya geser yang lebih tinggi, dimana aliran mula-mula terhambat lalu beralih menjadi sikapaliran ideal atau hampir ideal viskositas turun dengan menaikkan kebutuhan geser, sistem tersebut menjadi lebih cair.

2. Plastis :

Dinyatakan sebagai eksistensi suatu batas aliran yang mmpunyai sistem yang elastis.

3. Tiksotropik :Diartikan sebagai isoterm, sehingga menyebabkan penurunan viskositas bolak-balik.

4. Dilatan :

Mekanisme alirannya selama dalam keadaan diam, partikel-partikel bahan padat dikelilingi oleh suatu selubung solvat melalui kerja gesekan terjadi suatu pengurangan atau kehilangan selubung cairan yang meluncur, sehingga partikel lebih padat dan diikuti kenaikkan viskositas.III. Data Preformulasi

A. Zat Aktif1. Zinc Oxydum

Pustaka : FI III hal. 636, Martindale hal. 162

Pemerian : Serbuk amorf ,sangat halus,putih atau putih kekuningan, tidak berbau.Kelarutan : Praktis tidak larut air dan etanol, larut dalam air mineral dan larutan alkali hidroksida

Stabilitas : Tidak boleh terkena udara

OTT : Gliserol

PH : 7,37

Khasiat : Antiseptikum lokal

Konsentrasi : 15%

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik

B. Zat Tambahan

1. CMC

Pustaka : Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 78, FI IV hal. 175

Pemerian : Serbuk granul, putih sampai krem, higriskopis

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam ait membentuk larutan klorida, tidak larut dalam etanol, eter, dan pelarut organik lain

Stabilitas : Larutan tidak stabil pada pH 2-10, pengendapan terjadi pada pH dibawah 2, viskositas larutan berkurang cepat jika pH diatas 10, menunjukkan viskositas dan stabilitas maksimum pada pH 7-9. Bisa disterilisasi dalam kondisi kering pada suhu 160C selama 1 jam, tetapi terjadi pengurangan viskositas.

OTT : Inkompatibel dengan larutan asam kuat dengan larutan garam besi dan beberapa logam seperti aluminium. Merkuri dan zinc dengan xanthan, pengendapan terjadi pada pH dibawah 2 dan pada saat pencampuran dengan etanolKegunaan : Suspending agent, bahan penolong tablet, peningkat viskositas

Konsentrasi : 0,5%, 1%, 1,5%

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

2. GliserinPustaka : FI IV hal. 413, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 204

Pemerian: Cairan jernih eperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah, higroskopik netral terhadap lakmus

Kelarutan: Dapat bercampur dengan air dan etanol, larut dalam kloroform, eter,minyak lemak dan minyak menguap

Kegunaan: Wetting agent (Pembasah)

OTT: Meledak jika dicampur pengoksidasi kuat seperti kromium trioksida, potasisium permanganat. Kontaminasi besi pada gliserin yang menjadi fenolis salisilat dan taninKonsentrasi: 15%

Penyimpanan: Wadah tertutup rapat

3. Natrium Benzoat

Pustaka: FI IV hal. 1589, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal. 627

Pemerian: Granul atau serbuk hablur, tidak berbau atau praktis tidak berbau

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan mudah larut dalam etanol 90%

OTT: Inkompatibel dengan gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam logam berat termasuk perak dan merkuri

Kegunaan: Pengawet

Stabilitas: Stabil di udara

Konsentrasi: 0,02%

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat

4. Aquadest

Pustaka: FI III hal. 96

Pemerian: Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

Kegunaan: Bahan pelarut, pembawa

pH: Netral

Penyimpanan: Wadah tertutup baik

IV. Alat dan Bahan

Alat : 1. Viskometer Brookfield

2. Tabung sedimentasi

3. Timbangan analitik

4. Mortir dan stamper

5. Beaker glass

6. Baskom

7. Pengayak

8. Pipet tetes

9. Spatula

10. Gelas ukur

11. Sudip

12. Gelas pisko

Bahan : 1. Zinc oxydum

2.CMC

3.Gliserin

4.Natrium benzooat

5.Aquadest

V. Formula

BahanFormula IFormula IIFormula III

Zinc Oksida15%15%15%

CMC0,5%1%1,5%

Gliserin15%15%15%

Natrium Benzoat0,02%0,02%0,02%

AquadestAd 300 mlAd 300 mlAd 300 ml

VI. Perhitungan dan Penimbangan

Perhitungan

a. Formula I1. ZnO

: 15% x 300 ml = 45 gram

2. Gliserin

: 15% x 300 ml = 45 gram

3. Natrium benzoat : 0,02% x 300 ml = 0,06 gram

4. CMC

: 0,5% x 300 ml = 1,5 gram

Air untuk CMC : 20 x 1,5 = 30 ml

5. Aquadest

: 300 ( 45+45+0,06+1,5+30 ) = 178,44 ml

b. Formula II

1. ZnO

: 15% x 300 ml = 45 gram

2. Gliserin

: 15% x 300 ml = 45 gram

3. Natrium benzoat : 0,02% x 300 ml = 0,06 gram

4. CMC

: 1% x 300 ml = 3 gram

Air untuk CMC: 20 x 3 = 60 ml

5. Aquadest

: 300 ( 45+45+0,06+3+60 ) = 146,94 ml

c. Formula III

1. ZnO

: 15% x 300 ml = 45 gram

2. Gliserin

: 15% x 300 ml = 45 gram

3. Natrium benzoat : 0,02% x 300 ml = 0,06 gram

4. CMC

: 1,5% x 300 ml = 4,5 gramAir untuk CMC: 20 x 4,5 = 90 ml5. Aquadest

: 300 ( 45+45+0,06+4,5+90 ) = 115,44 ml

Penimbangan

BahanFormula I Formula IIFormula III

Zinc Oksida45 g45 g45 g

CMC1,5 g3 g4,5 g

Air CMC30 ml60 ml90 ml

Gliserin45 g45 g45 g

Natrium Benzoat0,06 g0,06 g0,06 g

Aquadest178,44 ml146,94 ml115,44 ml

VIII. Pembuatan1. Disiapkan alat dan bahan, timbang semua bahan

2. CMC dikembangkan denga air panas 20 kalinya

3. ZnO diayak di ayakan nomor 100

4. ZnO digerus di dalam lumpang sampai halus kemudian dibasahi dengan gliserin

5. CMC ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam lumpang yang berisi ZnO yang telah dibasahi dengan gliserin, ad homogen

6. Natrium benzoat dilarutkan ke dalam aquadest sisa kemudian dimasukkan ke dalam lumpang kemudian digerus ad homogen

7. Dimasukkan ke dalam botol yang telah di kalibrasi 60 ml, beri etiket kemudian dikemas dan diserahkan

8. Sisa dari suspensi digunakan untuk uji evaluasi. Untuk evaluasi sedimentasi, dimasukkan ke dalam tabung sedimentasi 25 ml

IX. Evaluasi

1. Volume Sedimentasi

Masukkan 25 ml masing-masing formula kesediaan dalam tabung sedimentasi. Amati selama 10 menit, 20 menit, 30 menit, 1-6 hari. Hitung derajat sedimentasi

Vu = Volume sedimentasi

Vo = Volume awal

F = Derajat sedimentasi ( jika mendekati 1, lebih baik )WaktuVo (25 ml)Formula IFormula IIFormula III

Vo25 ml25 ml25 ml

30 menitVu25 ml25 ml25 ml

F111

Vo25 ml25 ml25 ml

45 menitVu25 ml25 ml25 ml

F111

Vo25 ml25 ml25 ml

1 jamVu25 ml25 ml25 ml

F111

2. Viskositas dan Sifat Alir

Alat : Viskometer Stormer

Bahan : Suspensi

Cara kerja :1. Beban diletakkan di tempatnya

2. Suspensi diletakkan ke dalam gelas logam

3. Stopwatch dinyalakan bersamaan dengan nyalanya viskometer

4. Saat mencapai 50 putaran, matikan stopwatch

Formula I

Viskometer Stormer (Gliserin)RPM QUOTE

KV = x (RPM/W)Beban (gram)Waktu (s)PutaranRPMKv

100635047,62197,623

150405075207,500

2002550120247,000

150375081,08224,321

100595050,85211,027

Kv = (197,623 + 207,500 + 247,000 + 224,321 + 211,027) / 5 = 218,044 dyne/cm2 Kv Stormer = 218.044 dyne/cm2 PutaranW(g)Waktu (s)RPM

504024,98120,0961 putaran/menit 72,6232

505022,72132,0423 putaran/menit82,5660

506015,76190,3553 putaran/menit68,7275

505017,86167,9731putaran/menit64,9044

504028,65104,7120 putaran/menit83,2928

74,4228

Alat : Viskometer Brookfield

Bahan : Suspensi

KV : 673,7 dyne/cm

Cara kerja : 1. Pasang spindel yang sesuai

2. Atur skala viskometer pada posisi nol

3. Atur RPM yang diinginkan, nyalakan viskometer

4. Setelah skala berputar dua kali, baca skala

Formula II

SpindelRPMFaktorSkala = skala x faktorF = skala x Kv

11,540114407410,7

132018,537012463,45

16103434022905,8

132019,539013137,15

11,54012,55008421,25

Formula IIISpindelRPMFaktorSkala = skala x faktorF = skala x Kv

21,54019,578013137,15

232020,541013810,85

26103030020211

232023,547015831,95

21,54016,566011116,05

QUOTE Pembahasan

1. Formula yang dibuat adalah tiga formula yang berbeda komposisi suspending agent-nya dimana suspending agent yang digunakan adalah CMC.

2. Suspensi dibuat dengan cara memasukan bahan aktif kemudian zat pembasah kemudian pengawet dan kemudian aquadest sisa.

3. Suspensi tersebut berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa dan memiliki tekstur agak kental.

4. Sifat alir yang bagus untuk suspensi adalah aliran Non newton tipe tiksotropik. Hal ini dikarenakan cairan yang bersifat tiksotropik bila dikocok akan menurunkan viskositas, sehingga suspensi akan mudah dituang dan pada saat pendiaman, viskositas akan naik, sehingga menjamin kestabilan suspensi tersebut5. Suspensi yang dibuat dapat dikatakan stabil karena tidak ada perubahan volume selama masa penyimpanan.6. Pada formula I digunakan viskometer stormer karena tidak dapat diukur dengan viskometer brookfield yang berarti viskositasnya dibawah cpsX. Kesimpulan

1. Suspensi berwarna putih, tidak berbau, dan tidak berasa

2. Viskositas sediaan

Formula I : 74,4228 cpsFormula II : 408 cps , sifat alirnya RheopeksiFormula III : 524 cps, sifat alirnya thiksotropik3. Ketiga formula cukup stabil

XI. Daftar Pustaka1. Ansel C.Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta: UI Press2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta.3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta.4. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. 2010. Petunjuk Praktikum Teknologi Formulasi Sediaan Setengah Padat dan Cair. Jakarta: Universitas Pancasila.

5. Raymond C, Marian E and Paul J. 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipient. Sixth Edition. London: The Pharmaceutical Press._1429937387.xlsChart1

1.5

3

6

3

1.5

RPM

Rheogram SuspensiHubungan antara Gaya dengan RPM

Sheet1

F (Gaya)RPM

7410.71.5

12463.453

22905.86

13137.153

8421.251.5

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1429937490.xlsChart1

1.5

3

6

3

1.5

RPM

Rheogram SuspensiHubungan antara Gaya dengan RPM

Sheet1

F (Gaya)RPM

13137.151.5

13810.853

202116

15831.953

11116.051.5

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1429937375.xlsChart1

120.0961

132.0423

190.3553

167.9731

104.712

Y-Values

W

RPM

RHEOGRAM SUSPENSI HUBUNGAN ANTARA RPM DENGAN W

Sheet1

X-ValuesY-Values

40120.0961

50132.0423

60190.3553

50167.9731

40104.712

To resize chart data range, drag lower right corner of range.