laporan program ipteks bagi...

41
LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM) IbM KELOMPOK TENUN CAG-CAG Oleh: Dewa Gede Sudika Mangku, SH., LL.M. NIDN 0027128401 I Wayan Sudiarta, S.Pd.,M.Si. NIDN 0023046902 Dr. I Nengah Suastika,M.Pd. NIDN 0020078003 UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA NOPEMBER 2014

Upload: vokien

Post on 05-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

1

LAPORAN

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)

IbM KELOMPOK TENUN CAG-CAG

Oleh:

Dewa Gede Sudika Mangku, SH., LL.M. NIDN 0027128401

I Wayan Sudiarta, S.Pd.,M.Si. NIDN 0023046902

Dr. I Nengah Suastika,M.Pd. NIDN 0020078003

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

NOPEMBER 2014

Page 2: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

i

Page 3: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

ii

RINGKASAN

Desa Pacung merupakan salah satu desa tradisional yang masih mempertahankan

tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah: Kecamatan: 10 Km,

Kabupaten; 45 Km, danProvinsi: 131 Km. Secara geografis letak Desa Pacung sangat

menguntungkan karena berada dalam perlintasan jalan yang menghubungkan antara

Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Karangasem. Mata pencaharian masyarakat Desa

Pancung adalah 51,3% bermata pencaharian pertani, 6% pedagang, 21 % nelayan, 1,7%

Pegawai Negeri Sipil, 9% pengerajin dan 11% lain-lain.

Program IbM di Desa Pacungdistimuli oleh permasalahan yang dialami oleh

kelompok tenun, yaitu (1) pola manajemen kelompok pengerajin tenun cag-cag. Anggota

kelompok tenun cag-cag yang sebagian besar adalah kaum perempuan dan masyarakat lanjut

usia mengharuskan mereka untuk mengurus anak-anak dan sumi terlebih dahulu, termasuk

memasak dan menyediakan pakaian, baru bisa mengurus tugas yang diberikan kelompok, (2)

pengembangan bentuk, warna/corak dan model produks (desain). Para pengerajin tenun cag-

cag di Desa Pacung mengekui, salah satu persoalan dasar yang dialami oleh kelompok

pengerajin tenun cag-cag adalah berkaitan dengan bentuk, warna/corak dan model produks

(desain) tenun yang dihasilkan., dan (3) tempat pemasaran produk. Seara geografis letak Desa

Pacung sebenarnya sangat menguntungkan, karena merupakan jalur perlintasan antara Kota

Karangasem dan Kota Singaraja. Namun sampai saat ini sebagian besar kelompok tenun cag-

cag di Desa Pacung tidak memiliki tempat pemasaran produk, yang disebabkan karena

minimnya dana yang dimiliki oleh kelompok.

Pendekatan yang dipakai dalam memecahkan persoalan yang dihadapi oleh kelompok

tenun cag-cag di Desa Pacung adalah melalui pendekatan partisipatif, dengan metode

pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan, manajemen pemasaran dan desain motif

dan corak tenun cag-cag. Keseluruhan proses transfer IPTEK yang telah dilaksanakan dengan

pola pendidikan dan pelatihan serta pendampingan yang meliputi: Diklat dan Pendampingan

pembuatan pembukuan sederhana bagi pengerajin tenun cag-cag, Diklat dan Pendampingan

motif, desain dan matif tenun ca-cag bagi pengerajin tenun cag-cag, dan Diklat dan

Pendampingan manajemen pemasaran tenun cag-cag bagi pengerajin tenun cag-cag.

Kata Kunci: kelompoktenun, tenun cag-cag

Page 4: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

iii

PRAKATA

Puji syukur dan segala hormat dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih

dankarunia-Nya sehingga laporan kemajuan program pengabdian kepada masyarakat dengan

judul “IbM Kelompok Tenun Cag-cag di DesaPacung” dapat terselesaikan dengan baik dan

tepat waktu.

Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya terhadap Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah

mempercayai program ini untuk dibiayai dan Kelompok PengerajinTenun Cag-cag yang telah

menjadi mitra yang sangat baik bagi terlaksananya program ini, dan semua pihak yang telah

membantu pelaksanaan program ini.

Adapun laporan ini sangatlah kurang sempurna secara tata penulisan yang

kemungkinan besar belum dapat mewakili apa yang telah kami lakukan dalam pelaksanaan

program pengabdian kepada masyarakat di Kelompok PengerajinTenun Cag-cag, besar

harapan kami adanya saran dan masukan membangun bagi kesempurnaan laporan ini yang

nantinya akan dikembangkan menjadi laporan akhir.

Tim Penyusun

Page 5: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

iv

DAFTAR ISI

Halaman Lembaran Pengesahan ............................................................................. i

Ringkasan ………………………………………………………………………… ii

Prakata ……………………………………………………………………………. iii

Daftar Isi ………………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi ………………………………………………………..

1.2. Identifikasi dan PerumusanMasalah ………………………………….

1.3. Tujuan Kegiatan ……………………………………………………….

1.4. Manfaat Kegiatan ……………………………………………………..

1

3

6

6

BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat ……………………………………………………

2.2. Metode Pelaksanaan ………………………………………………….

8

9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan sederhana ……..

3.2. Pelatihan dan pendampingandesain, motif danbentuk tenun cag-cag ..

3.3. Pelatihan dan pendampingan pemasaran ………………………………

15

22

26

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………………

4.2. Saran ………………………………………………………………..….

28

30

FotoKegiatan

Page 6: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Analisis Situasi

Desa Pacung terletak di ketinggian 200 meter dari permukaan air laut, memiliki

topografi wilayah berupa dataran rendah, perbukitan dan pantai. DenganLuas Wilayah Desa

Pacung: 1081 Ha. Pemanfaatan wilayah adalah: Perkebunan: 782 Ha, Kuburan: 0,75 Ha ,

Perumahan: 0,60 Ha, Tegal: 0,98 Ha, Pertokoan: 0,25 Ha, Pasar Desa: 0,20 Ha, Perkantoran:

0,15 Ha, Perladangan: 0,81 Ha, Jalan: 20 Km. Jumlah penduduk: 3646 Jiwa atau 968 KK

yang terdiri dari Laki-laki: 1866 Jiwa Perempuan: 1780 Jiwa. Dari jumlah penduduk

tersebut, 71,23% merupakan angkatan kerja produktif. Ini menunjukkan bahwa potensi

sumberdaya manusia yang ada di Desa Pacung sangat menjanjikan jika mampu diberdayakan

dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.Namun, pendapatan masyarakat masih

rendah (rata-rata pendapatan penduduk Rp. 303.000,-), padahal potensi yang dapat

dikembangkan sangat banyak, seperti: pertanian, peternakan, kerajinan/industri rumah

tangga, pariwisata, alam, wisata pantai dan agrowisata. Orbitasi desa dengan pusat adalah:

Kecamatan: 10 Km, Kabupaten; 45 Km, dan Provinsi: 131 Km. Secara geografis letak Desa

Pacung sangat menguntungkan karena berada dalam perlintasan jalan yang menghubungkan

antara Kabupaten Buleleng dengan Kabupaten Karangasem.

Mata pencaharian masyarakat Desa Pancung adalah 51,3% bermata pencaharian

pertani, 6% pedagang, 21 % nelayan, 1,7% Pegawai Negeri Sipil, 9% pengerajin dan 11%

lain-lain. Para petani selain mengandalkan sektor pertanian juga nyambi memelihara sapi,

babi dan ayam sebagai kegiatan sambilan untuk menambah penghasilan. Demikian juga

dengan para nelayan, disamping melaut dan mencari ikan, kadang-kadang juga langsung

membawa hasil tangkapannya ketempat pelelangan ikan yang ada di Daerah Sangsit.

Pekerjaan bertani, menangkap ikan, dan berdagang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki.

Sementara kaum perempuan yang ada di Desa Pacung sebagian besar bergelut dalam

kegiatan domestik rumah tangga, seperti memasak, mencuci pakaian, mengurus anak dan

mengurus kebersihan pekarangan rumah. Kondisi ini menyebabkan banyak waktu luang yang

dimiliki oleh ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Pacung. Beberapa ibu-ibu rumah tangga

memanfaatkan waktu luangnya dengan membuat home industri untuk menambah penghasilan

suami, seperti membuat kripik, membuat jajanan bali dan menenun. Kegiatan menenun

sebenarnya sudah dilakukan sejak jaman nenek moyang mereka sejak dahulu kala. Namun

Page 7: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

2

seiring dengan kemajuan idustri tekstil yang secara ekonomis lebih murah membuat kerajinan

tenun ditinggalkan oleh masyarakat Desa Pacung.

Pada awalnya kegiatan menenun hanya dilakukan oleh orang tua yang telah memiliki

keterampilan, ketelitian dan kesabaran yang memadai. Proses pengerjaan tenun yang tlaten

inilah yang menyebabkan kerajinan tenun di Desa Pacung memiliki kekhasan tersendiri

dibandingkan dengan kerajinan tenun lainnya. Mulai dari pemilihan bahan yang digunakan

untuk benang, pemintalan benang, proses pewarnaan sampai dengan proses pengerjaan tenun.

Bahan baku untuk memproduksi benang mesti bersumber dari hasil perkebunan yang telah

diketahui kualitasnya (perkebunan masyarakat setempat), demikian juga dengan proses

pewarnaan benang sepenuhnya menggunakan bahan alami dari tumbuhan (akar mengkudu,

daun indigo, jelawe, kayu nangka dan lain-lain). Proses produksi dengan menggunakan alat

tenun bukan mesin (ATBN), yang lebih banyak melibatkan proses keterampilan tangan

membuat kerajinan tenun masyarakat Desa Pacung semakin khas dan diminati oleh

wisatawan domestik dan asing. Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan

wisata ke Pulau Bali, termasuk ke-Kabupaten Buleleng, kerajinan tenun cag-cag masyarakat

Pacung menjadi salah satu potensi desa yang patut dikembangkan, mengingat bahan yang

digunakan bersifat alami serta dikerjakan dengan secara manual melalui kerajinan/sentuhan

tangan. Bahkan tenun cag-cag yang biasanya dipamerkan pada acara pameran hari

kemerdekaan, sebagai salah satu produk masyarakat Desa Pacung kini sudah banyak diminati

oleh masyarakat. Tenun cag-cag kini dikenal sebagai salah satu produk kerajinan tangan

masyarakat tradisional yang memiliki kualitas tinggi dengan menggunakan alat tenun bukan

mesin (ATBN) yang saat ini jarang sekali ditemukan.

Seiring dengan semakin meningkatnya potensi pasar, baik di dalam mapun di luar

negeri, masyarakat Desa Pacung mengembangkan kelompok-kelompok tenun untuk

mengembangkan kerajinan tenun cag-cag. Kelompok tenun cag-cag di Desa Pacung saat ini

sebanyak 9 kelompok, dengan jumlah anggota kelompok 10 sampai 15 orang. Proses

penyediaan bahan baku, proses pemintalan benang, proses pewarnaan, proses produksi dan

proses pemasaran dilakukan secara sistematis melalui pembagian tugas dan tangungjawab

diantara anggota kelompok secara profesional. Hal ini dilakukan untuk memberikan

kesempatan pada tiap anggota kelompok untuk mengembangkan diri untuk membuat tenun

cag-cag sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki, dengan tetap berstandar pada

struktur yang telah ada. Sebelum ada kelompok tetun ini pengerjaan tenun dilakukan secara

sendiri-sendiri, sehingga prosesnya sangat rumit dan memakan waktu yang sangat banyak

untuk menghasilkan produk tenun yang siap untuk dipasarkan. Menajemen model ini juga

Page 8: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

3

sampai saat ini masih mengalami hambatan, mengingat tidak banyak anggota kelompok yang

memang memiliki kemampuan untuk menenun cag-cag secara profesional. Kondisi ini

menyebabkan tidak banyak model produk yang dihasilkan dari kelompok tenun cag-cag di

Desa Pacung. Dan sering sekali tidak mampu memenuhi tuntutan pesanan dan pasar yang

sangat vareatif atau memerlukan produk dengan spesifikasi yang beragam. Produk tenun cag-

cag yang telah dihasilkan dalam kelompok tenun ini adalah selendang dan kemben. Belum

banyak produk tenun yang mampu dihasilkan melalui pembentukan kelompok tenun ini.

Menurut salah satu ketua kelompok tenun (Nyoman Sarmika) kondisi ini disebabkan karena

kelompok tenun yang ada di Desa Pacung merupakan pengrajin tenun yang terlahir dari

proses turun temurun. Tidak melalui proses pelatihan yang secara khsusus diberikan oleh

lembaga profesional. Selain itu, anggota kelompok tenun yang ada di Desa Pacung sebagain

besar memang tidak mengenyam pendidikan di atas Sekolah Dasar.

Tujuan pembuatan kelompok tenun yang ada di Desa Pacung adalah untuk

melestarikan nilai-nilai budaya nenek moyang berkaitan dengan tradisi menenun. Selain itu,

pembentukan kelompok tenun ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan produksi tenun cag-

cag dan meningkatkan kesejahteraan para anggota kelompok tenun cag-cag yang saat ini

sangat berlibah order. Tujuan ini sangat sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat Desa

Pacung yang memang sebagin besar berada di bawah garis kemiskinan (berpenghasilan di

bawah upah minimum regional propinsi). Berdasarkan Data Monografi Desa Pacung tahun

2012 terdapat 252 keluarga miskin. Berdasarkan kenyataan tersebut tampaknya program

pengabdian pada kelompok tenun cag-cag di Desa Pacung ini sangat urgen untuk dilakukan

dalam rangka meningkatkan produksi dan spesifikasi tenun produksi tenun cang-cag yang

kelompok tenun. Sehingga kebutuhan pasar dan pemesan yang datang dari berbagai negara

dapat terpenuhi dengan baik. Kondisi ini juga akan berimplikasi pada peningkatan

pendapatan kelompok tenun cag-cag serta masyarakat Desa Pacung secara keseluruhan.

1.2.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil observasi dan diskusi yang dilakukan terhadap kelompok tenun cag-

cag yang ada di Desa Pacung dapat diidentifikasi beberapa permasalahan pokok yang dialami

oleh kelompok tenun, yaitu:

1. Pola manajemen kelompok pengerajin tenun cag-cag. Anggota kelompok tenun cag-

cag yang sebagian besar adalah kaum perempuan dan masyarakat lanjut usia

Page 9: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

4

mengharuskan mereka untuk mengurus anak-anak dan sumi terlebih dahulu, termasuk

memasak dan menyediakan pakaian, baru bisa mengurus tugas yang diberikan

kelompok. Demikian juga dengan laki-laki yang lanjut usia, mesti merawat cucu atau

mengerjakan tugas yang diberikan anaknya, baru membuat tenun yang ditugaskan

oleh kelompok. Hal ini disebakan karena menenun dianggap sebagai pekerjaan

sampingan dan penghasilannya juga tidak memadai. Akibatnya dedlain dari para

pemesan sangat sulit untuk dapat dipenuhi secara tepat waktu oleh kelompok. Jika

proses produksi tenun ditempatkan pada satu lokasi, sebagian besar anggota

kelompok tidak bisa bekerja pada jam yang sama, karena menenun yang biasanya

dilakukan untuk mengisi waktu-waktu luang. Hal ini juga disebabkan karena para

penenun di Desa Pacung sudah terbiasa mengerjakan tenunnya dirumah masing-

masing. Berkenaan dengan itu, maka proses pengerjaan tenun (pemintalan benang,

pewarnaan, produksi) biasanya dilakukan dirumah masing-masing, kemudian hasil

produksinya baru dikumpulkan dan dijadikan satu tempat pemasaran. Pola pembagian

tugas pada masing-masing anggota kelompok juga sering mengalami permasalahan,

mengingat tugas dan tingkat kesukarannya beragam. Diakui juga dalam proses

pembagian laba bagi anggota kelompok masih mengalami permasalahan, mengingat

masing-masing anggota melakukan pekerjaan yang berbeda-beda dengan tingkat

kesulitan yang bergam pula. Kondisi ini seringkali menimbulkan berbagai interpretasi

diantara anggota kelompok. Selain itu komplain dan pembatalan dari calon pembeli

karena keterlabatan proses penyelesaian produk merupakan masalah paling prinsip

dalam pola manajemen kelompok tenun cag-cang di Desa Pacung ini,

2. Pengembangan bentuk, warna/corak dan model produks (desain). Para pengerajin

tenun cag-cag di Desa Pacung mengekui, salah satu persoalan dasar yang dialami oleh

kelompok pengerajin tenun cag-cag adalah berkaitan dengan bentuk, warna/corak

dan model produks (desain) tenun yang dihasilkan. Selama ini kelompok pengerajin

tenun cag-cag hanya mampu membuat warna/corak, bentuk dan model yang cocok

untuk selendang dan kemben saja. Padahal hasil tenunan dapat dijadikan sebagai

bahan dasar untuk membuat baju, tas, dan taplak meja yang sangat diminati oleh

wisatawan untuk souvenir bagi keluarga atau sahabatnya. Dengan beraneka

ragamnya warna/corak, bentuk dan model yang yang mampu dihasilkan dari

kelompok tenun cag-cag akan semakin membuka peluang produksi tenun cag-cag

diminati oleh para pembeli, termasuk perusahan-perusahaan yang memproduksi tas,

baju dan taplak meja. Menurut pengrajian beberapa perusahan memang telah

Page 10: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

5

menjajagi hasil tenun yang mereka hasilkan, namun para pengusaha mengeluhkan

warna/corak, bentuk dan model/desain tenun yang kurang vareatif. Kondisi ini

berimplikasi pada harga produks tenun yang dihasilkan. Walaupun secara kualitas

tenun cag-cag yang dihasilkan oleh kelompok tenun yang ada di Desa Pacung tidak

diragukan oleh para pembeli. Proses pembelianpun hanya bersifat eceran, karena

hanya diminati secara perorangan. Jika warna/corak, bentuk dan model/desainnya

mampu dikembangkan secara kreatif diyakini akan menarik minat pembeli khususnya

perusahaan-perusahaan yang mengembangkan souvenir yang terbuat dari tenun.

Sebenarnya para pengerajin sudah mencoba melakukan inovasi untuk

mengembangkan warna/corak, bentuk dan model/desain tenunnya, tetpi sampai belum

berhasil. Hal ini disebabkan karena sebaguan besar penenun tidak memiliki

kemampuan desain yang memadai, hanya berdasarkan pada proses coba-coba dan

belajar dari penenun cag-cag sebelumnya, dan

3. Tempat pemasaran produk. Seara geografis letak Desa Pacung sebenarnya sangat

menguntungkan, karena merupakan jalur perlintasan antara Kota Karangasem dan

Kota Singaraja. Namun sampai saat ini sebagian besar kelompok tenun cag-cag di

Desa Pacung tidak memiliki tempat pemasaran produk, yang disebabkan karena

minimnya dana yang dimiliki oleh kelompok. Untuk mengatasi masalah ini,

kelompok tenun memajang hasil produksinya di salah satu rumah anggota kelompok

tenun. Secara argonomi kondisi ini tidak produktif bagi proses promosi produk,

mengingat penataan, kondisi ruangan, lokasi kurang mendukung daya tarik pembeli.

Bahkan lokasi pemajangan produk cenderung sulit untuk dijangkau dan tidak enak

untuk dinikmati secara kasat mata. Berkenaan dengan itu tampaknya diperlukan

tempat yang memadai untuk dapat dikenal oleh masyarakat luas, termasuk

memasarkannya melalui media elektronik. Berdasakan fokus masalah dan diskusi

dengan kelompok pengerajin cag-cag di Desa Pacung, maka disepakati masalah yang

akan diatasi melalui iptek bagi masyarakat ini adalah pelatihan pengembangan desain

dan motif tenun cag-cag, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk

membuat produk tas, baju, taplak meja dan souvenir lainnya. Mengingat masalah ini

sangat pundamental bagi pelestarian dan pengembangan serta peningkatan ekonomi

anggota kelompok tenun cag-cag di Desa Pacung. Melalui pelatihan ini diharapkan

akan terjadinya peningkatan kualitas dan vareasi produk tenun cag-cag, sehingga

lebih diminati oleh pangsa pasar dan meningkatkan nilai ekonomis tenun cag-cang itu

sendiri.

Page 11: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

6

Berdasarkan pada indetifikasi masalah sebagaimana dipaparkan di atas, maka

persolan utama yang akan dipecahkan melalui kegiatan iptek bagi masyarakat ini adalah :

1. Bagaimanakah strategi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok

tenun cag-cag di Desa Pacung dalam mengembangkan desain, corak dan motif tenun

cag-cag sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasar saat ini;

2. Bagaimanakah strategi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tenun

cag-cag di Desa Pacung dalam membuat pembukuan sederhana, sehingga dapat

digunakan untuk menghitung laba/rugi kegiatan menenun yang dilakoni;

3. Bagaimanakah strategi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tenun

cag-cag di Desa Pacung dalam melakukan manajemen pencualan untuk meningkatkan

pendapatan anggota kelompok tenun cag-cag.

1.3. Tujuan Kegiatan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan sebagaimana dipaparkan di atas, maka tujuan

dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah :

1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tenun cag-cag di Desa

Pacung dalam mengembangkan desain, corak dan motif tenun cag-cag sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan pasar saat ini;

2. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tenun cag-cag di Desa

Pacung dalam membuat pembukuan sederhana, sehingga dapat digunakan untuk

menghitung laba/rugi kegiatan menenun yang dilakoni;

3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok tenun cag-cag di Desa

Pacung dalam melakukan manajemen pencualan untuk meningkatkan pendapatan

anggota kelompok tenun cag-cag.

1.4.Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat yang akan diperoleh melalui kegiatan ini akan tampak dalam target

yang telah ditetapkan bersama antara kelompok tenun cag-cag dengan pelaksana kegiatan.

Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat Kelompok

Pengerajin Tenun Cag-cag di Desa Pacung tertuang dalam Tabel 1 (halaman berikut).

Page 12: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

7

Tabel 1. Target Luaran Program Pengabdian Masyarakat Kelompok Nelayan Dencarik

No Produk Spesifikasi Target

1 Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan pengerajin tenun cag-cag

dalam membuat pembukuan sederhana

Kemampuan membuat

pembukuan kerajinan

tenun cag-cag

Pembukuan usaha

tenun cag-cag

2 Peningkatan wawasan dan keterampilan

pengerajin tenun cag-cag dalam

membuat vareasi motif, desaian dan

corak tenun cag-cag sesuai dengan

kebutuhan pasar

Adanya motif, corak dan

desain tenun cag-cag

yang bervareasi yang

dapat dijadikan contoh

Bentuk tas bermotif

bunga, taplak meja

bermotif kotak-kotak,

dan syal dengan

berbagai motif

3 Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan pengerajin tenun cag-cag

dalam melakukan manajemen

pemasaran

Proses pemasaran

dilakukan dengan

berbagai media termasuk

media sosial

Brosur yang bisa

diunggah di internet

Sedangkan luaran dari pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat Kelompok

tenun cag-cagadalah:

1. Pembukuan usaha tenun cag-cag

2. Bentuk tas bermotif bunga, taplak meja bermotif kotak-kotak, dan syal dengan berbagai motif

3. Brosur yang bisa diunggah di internet

4. Artikel ilmiah yang siap di publikasikan

Berdasarkan pada target dan luaran sebagaimana dipaparkan di atas, maka manfaat dari

kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah :

1. Bagi kelompok tenun cag-cag, kegiatan pelatihan ini dapat memberikan pengetahuan

dan kterampilan yang memadai dalam merancang desain, motif dan corak tenun cag-

cag sesuai dengan kebutuhan pasar dan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan kelompok tenun dalam membuat pembukuan sederhana serta melakukan

manajemen pemasaran;

2. Bagi Desa Pacung, kegiatan ini tentunya akan dapat meningkatkan produksi tenun

cag-cag yang berkorelasi dengan pendapatan asli desa yang diperoleh melalui

persentase penjualan tenun cag-cag.

Page 13: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

8

BAB III

METODE PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, dimulai

dari 23 Mei sampai dengan 27 Nopember 2014. Tempat pelaksanaan kegiatan di Kelompok

Pengerajin Tenun Cag-cag yang beralamat di Desa Pacung, Kecamatan Tejakuka, Kabupaten

Buleleng, Provinsi Bali. Adapun peta lokasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini

dapat digambarkan sebagai berikut:

Lokasi Mitra :

Kelompok Tenun Cag-Cag

Desa

Pacung

Page 14: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

9

2.2. Metode Pelaksanaan

1. Indentifikasi masalah menggunakan model partisipatory rural apprasial (PRA).

PRA adalah suatu teknik untuk menyusun dan mengembangkan program operasional

dalam pembangunan kelompok. Metode ini ditempuh dengan memobilisasi sumberdaya

manusia dan alam setempat, serta lembaga lokal guna mempercepat peningkatan

produktivitas, menstabilkan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mampu pula

melestarikan sumberdaya setempat. Bertolak dari konsep PRA, maka tahapan kegiatan

dalam model ini adalah melaksanakan identifikasi masalah setiap masalah yang dialami oleh

kelompok pengerajin tenun cag-cag, juga dalam perumusan program dan pendanaan

dilakukan secara terarah dengan berpihak dan melibatkan kelompok pengerajin tenun cag-

cag. Dengan demikian dalam merumuskan masalah, mengatasi masalah, penentuan proses

dan kriteria masalah harus mengikutsertakan bahkan ditentukan oleh kelompok sasaran.

Penggunaan model pendekatan di atas diharapkan akan: (1) dikenalnya masalah secara

tepat/efektif sesuai dengan pesepsi, kehendak, dan ukuran/ kemampuan serta kebutuhan

mereka, (2) tumbuhnya kekuatan (empowering) kelompok pengerajin tenun cag-cag dalam

pengalaman merancang, melaksanakan, mengelola dan mempertanggungjawabkan upaya

peningkatan/pertumbuhan diri dan ekonominya, dan (3) efektifitas dan efisiensi penggunaan

sumberdaya kelompok pengerajin tenun cag-cag. Selanjutnya melalui analisis akan

terinventarisir keterbatasan dan keterpenuhan berbagai sumberdaya, sarana dan prasarana,

maupun jenis-jenis usaha masyarakat. Di samping itu, akan ditemukan berbagai jenis

kesenjangan dan kemiskinan secara mendalam baik secara natural, struktural, ataupun

kultural. Berdasarkan identifikasi masalah akan dirancang berbagai perencanaan profil

wilayah berupa program aksi. Rencana program aksi sebelum disosialisasikan kepada

kelompok sasaran, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan ketua kelompok pengerajin tenun

cag-cag derah sasaran untuk kemudian memperoleh tanggapan/umpan balik/masukkan dari

kelompok sasaran yang akan digunakan sebagai bahan revisi dari rancangan program aksi.

Berdasarkan analisis masalah sebagaimana di gambakan di atas, permasalahan yang

dialami oleh kelompok pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung adalah berkaitan: (1) pola

manajemen kelompok pengerajin tenun cag-cag, (2) pengembangan bentuk,

warna/corak/motif dan model produks (desain), dan (3) tempat pemasaran produk, maka

masalah yang ditangani adalah sebatas pada pengembangan benuk, warna, corak/motif dan

desain tenun cag-cag, sehingga apat dijadikan bahan dasar daam membuat tas, taplak meja,

baju dan aneka souvenir lainnya. Berkenaan dengan itu, maka solusi yang ditawarkan

Page 15: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

10

melalui program iptek bagi kelompok pengerajin tenun cag-cag (IbM) di Desa Pacung

Kecamatan Tejakula ini adalah “Pengembangan Desain, Motif dan Corak Tenun Cag-

Cag”. Pelatihan ini diberikan karena dinilai dapat menyelesaikan persoalan kelompok

pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung secara komperhensif, tepat guna dan berkelanjutan.

Pelatihan pengembangan desian, motif dan corak tenun cag-cag ini dilakukan dengan cara:

(1) mengumpulkan bahan dan alat yang dapat digunakan untuk menenun, (2) penyajian

materi dasar-dasar mengembangkan desian, motif dan corak tenun, (3) pelatihan

pengembangan desain, motif dan corak tenun cag-cag, (4) praktek pembuatan tenun cag-cag

dengan berbagai bentuk desian, motif dan corak, dan (5) evaluasi dan refleksi proses

pelatihan. Pada tahap evaluasi dan refleksi ini para peserta diberikan merenungkan apa yang

telah dilakukan dalam mengembangkan bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag dan

bagaimana melalukan revisi terhadap produknya. Adapu keunggulan dari bentuk desain,

motif dan corak tenun cag-cag yang bersiafat vareatif ini adalah (1) lebih diminati oleh

pangsa pasar, mengingat bentuk desain, motif dan coraknya yang beragam, sehingga dapat

diekspresikan lagi menjadi produk lainnya, (2) memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi,

dan (3) tidak ditinggalkan oleh trens mode yang berkembang dengan cepat.

2. Pelaksanaan program dengan model enthrepreneurship capasity building (ECB)

dan model Technology Transfer (TT) serta menerapkan Teknologi Tepat Guna

(TTG).

Model ECB terkait erat dengan kemampuan berwirausaha dari kelompok pengerajin

tenun cag-cag, dengan model ini diharapkan: (1) memberikan wawasan, sikap, dan

keterampilan, (2) memberikan peluang, (3) memfasilitasi dan (4) memonitor dan

mengevaluasi bagaimana perkembangan usahanya. Model TT dilakukan agar kelompok

sasaran: (1) menguasai prinsip-prinsip penerapan teknologi terutama yang berkaitan dengan

proyek yang sedang/akan dilaksanakan, (2) kalau teknologinya dirasakan terlalu rumit untuk

menyelesaikan masalah/kebutuhan, maka ketua proyek mempunyai kewajiban untuk

menyederhanakan melalui penerapan TTG, (3) memproduk yang bersifat

mereplikasi/modifikasi dengan alat sederhana yang dapat menyelesaikan masalah/kebutuhan

kelompok pengerajin tenun cag-cag.

Penyebarluasan informasi dan dan sosialisasi program dengan menggunakan model

Information Technology (IT).TTG yang telah diujicobakan dengan hasil yang cukup layak

dan memuaskan dapat dikemas dalam kemasan informasi media cetak/elektronik, kemudian

disebarluaskan kepada kelompok pengguna yang lain melalui IT. Dengan demikian model IT

Page 16: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

11

dalam program (IbM) digunakan untuk menyebarluaskan hasil replikasi dan modifikasi TTG

yang aplikasinya benar-benar telah teruji secara layak dan memuaskan. Untuk merealisasikan

program ini, maka metode pendekatan yang disinyair efektif dan efisien adalah metode

pelatihan terprogram dengan sistem kelompok yang bersifat terminal. Artinya untuk

melakukan pelatihan terahadap kelompok pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung, akan

dilakukan program pelatihan secara terjadwal kepada dua kelompok pengerajin tenun cag-cag

ada di Desa Pacung. Kedua kelompok pengerajin tenun cag-cag akan memperoleh paket

program pelatihan, yang diawali dengan pengenalan pengetahuan dan keterampilan tentang

pengembangan bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag, kemudian dilanjutkan dengan

pelatiha pembuatan bentuk desian, motif dan corak tenun cag-cag yang bersifat vareatif,

kemudia kepada mereka akan dikondisikan untuk bisa mambuat bentuk desain, motif dan

corak tenun cag-cag yang vareatif, pembuatan bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag

yang vareatif secara mandiri dengan tetap didampingi oleh tim pelaksana/tutor. Setelah

dianggap mahir maka tim pelaksana akan menghentikan pelatihan pada kelompok tersbut,

dan beralih kepada kelompok pengerajin tenun cag-cag lainnya dengan prosedur yang

sama.Adapun materi yang diberikan selama pelatihan meliputi : (1) bahan dan aat yang dapat

digunakan untuk mambuat bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag yang vareatif,(2)

cara pengembangan bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag yang vareatif, (3)

keunggulan tenun cag-cag denganbentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag yang vareatif,

dibandingkan dengan tenun cag-cag yang biasa dibuat sebelumnyadan (4) tehnik

penyebarluasan pengetahuan dan keterampilan pembuatan bentuk desain, motif dan corak

tenun cag-cag yang vareatif,.

Pengembangan model pelatihan membuat bentuk desain, motif dan corak tenun cag-

cag yang vareatif dimulai dari : (1) orientasi lapangan dan identifikasi masalah, yaitu suatu

pengkajian secara riil masalah yang dihadapi oleh masyarakat untuk dicarikan solusinya, (2)

studi literatur, yaitu mengkaji sumber-sumber yang dapat meberikan gambaraan akan

masalah yang dihadapi kelompok pengerajin tenun cag-cag dan cara pemecahannya, (3)

oprasionalisasi kegiatan, yaitu pelaksanaan kegiatan pelatihan membuatbentuk desain, motif

dan corak tenun cag-cag yang vareatif, (4) evaluasi kegiatan, yaitu proses penilaian

keberhasilan pelatihan mambuat bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag yang vareatif,,

dan (5) mambuat bentuk desain, motif dan corak tenun cag-cag yang vareatif, secara mandiri

dengan tetap didampingi Tim Pelaksana.Secara skematis alur kerja pemecahan masalah

dalam kegiatan ini, dapat dijabarkan sebagai berikut (halaman berikut)

Page 17: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

12

Gambar 3.1. Gambar Alur Pemecahan Masalah Kelompok Pengerajin Tenun Cag-Cag

Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan dilakukan

evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi tindak

lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja. Kriteria

dan indikator pencapaian tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat

keberhasilan kegiatan dapat diuraikan pada tabel berikut :

Tabel. 3.1. Kriteria Keberhasilan Pelatihan Kelompok Tenun Cag-Cag

No Jenis Data Sumber Data Indikator Kriteria

Keberhasilan

Instrumen

1. Pengetahuan dan

keterapilan tentang

mambuat bentuk

desain, motif dan

corak tenun cag-

cag yang vareatif,

Kelompok

pengerajin

tenun

Pengetahuan

dan

keterampilan

kelompok

pengerajin

tenun

Terjadi

perubahan yang

positif terhadap

pengetahuan

dan kelompok

pengerajin

tenun

Pedoman

wawancara

2. Keterampilan para

pengerajin tenun

mambuat bentuk

desain, motif dan

Kelompok

pengerajin

tenun

Keterampilan

kelompok

pengerajin

tenun

Terjadinya

perubahan yang

positif terhadap

keterampilan

Pedoman

wawancara

dan format

observasi

Orientasi Lapangan

Identifikasi Masalah

Studi Literatur Ceramah

Produk

Pelatihan

Konsumsi Sosialisasi Penyimpanan

Page 18: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

13

corak tenun cag-

cag yang vareatif,

kelompok

pengerajin

tenun

3. Perubahan kualitas

dan minat pasar

terhadap bentuk

desain, motif dan

corak tenun cag-

cag yang vareatif

Kelompok

pengerajin

tenun

Perubahan

kualitas dan

minat pembeli

terhadap

produk tenun

cag-cag

Kualitas bahan

dan hasil tenun

lebih kuat, cara

pengerjaan

lebih cepat dan

peningkatan

nilai ekonomis

Pedoman

observasi

dan

Wawancara

Pada kegiatan pelatihan IbM pengermbangan bentuk desain, motif dan corak tenun

cag-cag di Desa Pacung Kecamatan Tejakula, kelompok pengerajin tenun akan dilibatkan

dari awal sampai akhir kegiatan. Kelompok pengerajin tenun cag-cag akan dilibatkan dalam

merencanakan program, penjadwalan kegiatan, penyediaan bahan, khususnya bahan baku

benang, alat pemintal benang, alat mengembangkan bentuk desian, motif dan corak tenun,

ikut serta dalam pelatihan sampai pada tahap uji coba produk pelatihan. Uji validitas ini

dimaksudkan untuk mengertahui kualitas dan nilai ekonomis dari hasil pelatihan tenun cag-

cag dengan bentuk desain, model dan motif yang bervareasi. Pelibatan kelompok pengerajin

tenun secara penuh ini diharapkan dapat memberikan seperangkat pengatahun dan

keterampilan yang lengkap kepada para penenun dalam membuat dan mengembangkan

bentuk desian, motif dan corak tenun cag-cag. Sehingga hasil akhir dari pelatihan ini bagai

kelompok pengerajin tenun cag-cag adalah keterampilan membuat tenun cag-cag dengan

desain, motif dan corak yang vareatif serta cara penyebar luasannya.

Page 19: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

14

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pada rencana program sebagaimana ditermuat dalam proposal kegiatan,

maka kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilalui melalui dari kegiatan identifikasi

masalah, perumusan permasalahan, negosiasi pelaksanaan program, pelaksanaan program,

evaluasi kegiatan dan pelaporan. Pada tahap pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada

masyarakat “IbM Pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung” pada kelompok tenun dilaksanakan

dari bulan Mei sampai pada bulan Oktober 2014 yang telah dilaksanakan. Kegiatan pertama

yang dilakukan adalah pendampingan pembuatan vareasi motif, desain dan bentuk tenun cag-

cag sesuai kebutuhan pasar.Kegiatan berikutnya adalah pelatihan danpendampingan

pembuatan pembukuan sederhana.Kegiatan ketiga adalah pelatihan dan pendampingan

manajemen pemasaran hasil produksi tenun cag-cag.

Pada tahap awal pelaksanaan program dilaksanakan kegiatan berupa perencanaan

disain dan kegiatan diklat, persiapan tutor, persiapan alat dan bahan, dan sosialisasi dan

koordinasi dengan peserta serta dengan kepala desa.Kegiatan diklat dilaksanakan

bersamaantara tim pengusul dengan para pengerajin tenun cag-cag yang didasarkan pada

analisis situasi yang dibuat berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tenun

cag-cag. Rencana kegiatan ini dilaksanakan pada akhir bulan Mei sampai pada bulan

Oktober 2014 yang juga melibatkan peran serta aktif peserta program pengabdian kepada

masyarakat untuk membuat skala prioritas program yang dilaksanakan. Perencanaan ini

berjalan dengan sangat baik berkat peranan aktif tim pelaksana dan peserta yang menjadi

mitra program pengabdian masyarakat.

Pada tahap berikutnya adalah mempersiapkan tutor atau pakar yang menguasai

bidang-bidang yang akan dilatihkan kepada para peserta. Persiapan tutor dan instruktur

dilaksanakan pada awal kegiatan untuk mematangkan kembali program – program yang akan

dilaksanakan kepadamitra, sehingga terjadi sinergi yang baik dalam kegiatan ini. Persiapan

tutor dan instruktur ini meliputi: pembuatan materi pelatihan secara terstruktur, baik dalam

bentuk bahan cetak mapun media powerpoin, mencetak dan memperbanyak materi pelatihan

untuk pelatihan danpendampingan pembuatan pembukuan sederhana, pelatihan dan

pendampingan pembuatan vareasi motif, desain dan bentuk tenun cag-cag sesuai kebutuhan

pasar dan pelatihan dan pendampingan manajemen pemasaran hasil produksi tenun cag-cag.

Page 20: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

15

Setelah semua tim pakar siap, tahap berikutnya adalah melakukan negosiasi dan

musyawarah untuk menentukan waktu dan tempat kegiatan yang dalam hal ini melibatkan

para pengerajin tenun cag-cag di desa Pacung. Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan

kesepakatan waktu dalam pelaksanaan program.Pada tahap ini proses musyawarah

menyepakati kegiatan dilaksanakan dalam satu lokasi yang telah disepakati bersama dan

kegiatan dilaksanakan pada waktu yang tidak mengganggu kegiatan adat anggota kelompok

tenun cag-cag di Desa Pacung. Koordinasi juga dilakukan kepada Kepala Desa Pacung untuk

mendapatkan ijin kegiatan dan mendapatkan legitimasi dari pemerintahan desa, sehingga

kegiatan dan pendampingan dapat berlangsung dengan baik.

3.1. Pelatihan dan Pendampingan pembuatan pembukuan sederhana

Secara prinsip pendidikan dan pelatihan serta pendampingan pembuatan pembukuan

sederhana yang diberikan kepada kelompok pengerajin tenun Cag-cag di Desa

Pacungmerupakan sharing tentang bagaimana cara membuat pembukuan sederhana yang

mesti dilakukan oleh setiap usaha, termasuk usaha rumah tangga.Selama ini sebenarnya para

pengerajin sudah memiliki ide untuk membuatkan pembukuan untuk setiap usaha yang

mereka kembangkan, termasuk memisahkan keuangan rumah tangga dengan keuangan usaha,

namun belum dapat direalisasikan karena berbagai faktor, termasuk masalah kemampuan

membuat pembukuan yang selama ini tidak dipahami dengan baik.Berdasarkan pada kondisi

tersebut, maka tim pakar memberikan pelatihan secara detail kepada semua pengerajin tenun

cang-cag, sehingga mampu membuat pembukuan sederhana dengan baik. Pelatihan

danpendampingan pembuatan pembukuan sederhanadilaksanakan pada tanggal 23 Mei

sampai 22 Juni 2014, bertempat di kelompok pengerajin tenun cang-cang Indigo di Desa

Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.

Pada pelatihan membuat pembukuan sederhana untuk menentukan modal dan harga

jual barang hasil tenun pada para pengerajin terlebih dahulu diberikan pemahaman mengenai

pentingnya penggunaan pembukuan dalam melaksanakan usaha. Banyak orang malas

membuat pembukuan untuk usahanya. Memang topik pembukuan ini merupakan fakta yang

sering dihindari oleh para pengusaha, khususnya mereka para pengusaha baru. Sebenarnya

apa itu pembukuan? Pembukuan merupakan proses pencatatan yang dilakukan secara teratur

untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan suatu perusahaan atau organisasi.

Pencatatan itu meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga

perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan

Page 21: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

16

keuangan berupa neraca , dan laporan laba rugi untuk periode tahun

fiskal tersebut.Pembukuan sangat diperlukan untuk mengetahui apakah usaha dalam kondisi

untung/rugi. Selain itu dengan membandingkan kondisi keuangan tahun sebelumnya dengan

tahun saat ini, maka kita dapat mengetahui apakah perusahaan memiliki kenaikan laba, atau

justru sebaliknya malah merugi. Beberapa hal yang menjadi parameter sukses tidaknya

sebuah perusahaan/usaha ada banyak. Di antaranya adalah kinerja SDM, kinerja keuangan,

kinerja operasi dll. Walau demikian semuanya akan berujung pada satu keputusan yaitu

perusahaan itu untung atau tidak. Sehingga membuat parameter kinerja keuangan menjadi

sangat berperan bagi perusahaan. Laporan keuangan yang bersumber dari pembukuan dapat

menunjukkan itu semua. Pembukuan dapat digunakan sebagai alat kontrol keuangan usaha.

Kita dapat mengetahui biaya-biaya mana yang tidak perlu, biaya mana yang merupakan

pemborosan. Sehingga biaya tersebut dipotong dan akan mengefisienkan usaha dengan lebih

baik. Tanpa adanya pembukuan, hal tersebut tidak akan mungkin bisa dilakukan, karena

secara nyata angka itu tidak pernah tercatat. Pembukuan dapat dijadikan alat pengambilan

keputusan. Mengapa demikian? Karena dengan melihat perkembangan keuangan dari tahun

ke tahun, kita dapat melihat, haruskah perusahaan berinvestasi kembali ke alat-alat produksi

misalnya (jika memiliki banyak uang kas), atau fokus pada pemasaran (jika angka penjualan

turun) atau keputusan-keputusan lainnya, yang didasarkan pada kondisi keuangan saat ini.

Dengan melakukan pembukuan berarti kita sudah berperan sebagai warga negara yang baik,

yaitu dengan melaporkan pajak hasil usaha yang dilakukan. Perhitungan pajak didasarkan

pada laporan keuangan usaha yaitu dari neraca dan laporan laga rugi. Pembukuan usaha, yang

nantinya berakhir ke dalam bentuk laporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar, layak

tidaknya usaha tersebut jika menerima tambahan modal dari pihak lain seperti investor, pihak

perbankan, dan perusahaan ventura. Dasar laporan keuangan ini merupakan ketentuan wajib

bagi lembaga keuangan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena laporan keuangan

ini menunjukkan baik tidaknya kondisi perusahaan, dilihat dari untung-rugi, efisien-boros,

dan pengelolaan aset usaha.

Salah satu tangtangan pengusaha kecil termasuk pengerajin tenun cag-cag dalam

mengembangkan usaha adalah masalah membuat dan mengembangkan pembukuan untuk

usaha yang mereka jalankan. Masalah management bisniskerap menjadi kendala besar

terutama bagi para pelaku usaha kecil atau orang yang baru terjun ke dunia bisnis, termasuk

pengerajin anyaman bambu. Bukan hanya menyangkut cara mengelola produk atau

produksinya, namun yang kerap kedodoran adalah pada pengelolaan keuangannya. Belum

Page 22: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

17

lagi semua bidang tak jarang diurus seorang diri sehingga menyebabkan perkembangan

usahanya juga ikut-ikutan kedodoran. Sebenarnya hampir semua bagian dalam sebuah

pengelolaan usaha merupakankendala sekaligus tantangan yang dihadapi para pelaku usaha

kecil. Sejumlah riset menemukan bahwa masalah manajemen keuangan merupakan problem

utama yang sering muncul. Kendala ini terutama tumpang tindihnya antara pengelolaan

keuangan bisnis dengan keuangan keluarga. Akibatnya, selain perkembangan bisnisnya seret,

dampaknya juga pada keutuhan rumah tangga yang tak jarang ikut terganggu. Forum Daerah

Usaha Kecil dan Menengah (Dorda UKM) Yogyakarta juga pernah melakukan riset kecil-

kecilan tetang kendala utama yang dialami para pelaku bisnis UKM. Ternyata, masalah

pemasaran justru lebih mendominasi problem tersebut. Tak sedikit pelaku UKM yang mampu

membuat produk yang berkualitas dengan standar tinggi, namun kesulitan dalam

memasarkannya. Dengan kata lain, manajemen pemasaran menjadi hambatan untuk

pengembangan usaha mereka. Seperti yang ditulis para pengusaha kecil, Tips Memulai

Usaha Kecil, jika anda baru pertama kali terjun ke dunia bisnis anda tak perlu teori apapun

untuk menjalankan dan mengembangkan usaha anda. Langsung jalankan saja, dan apapun

tantangan dan hambatan yang anda alami merupakan pengalaman yang sangat berharga yang

dapat menjadikan anda menjadi besar. Rasanya kita semua tentu paham dan sepakat bahwa

untuk menjadi besar haruslah berangkat dari yang kecil terlebih dahulu. Tak ada pengusaha

besar dan sukses saat ini yang tidak dimulai dari hal kecil. Kalau pun ada, mungkin mereka

adalah anak-anak pengusaha yang masuk untuk meneruskan bisnis orang tuanya yang

memang sudah besar. Dan jumlahnya, mungkin bisa dihitung dengan jari, dan itu bukan

merupakan contoh yang baik dalam membangun sebuah bisnis.

Menurut para peserta pelatihan, selama ini mereka tidak menggunakan pembukuan

untuk menjalankan usahanya disebabkan karena beberapa faktor, yaitu; (1) sebagian besar

pengrajin tenun cag-cag hanya menamatkan pendidikan hanya pada bangku sekolah dasar,

sehingga secara rasional tidak mengetahui bagaimana cara membuat pembukuan, (2) hampir

semua pengerajin tenun cag-cag menjadikan keuangan keluarga dengan keuangan usaha

menjadi satu, dan tak jarang harus saling melengkapi satu dengan lainnya, sehingga tidak

mungkin bias mengetahui mana keuntungan usaha (3) modal awal usaha tidak ditentukan

terlebih dahulu sebelum usaha tenun cag-cag dikembangkan, akan tetapi sambil jalan,

sehingga sangat sulit untuk menentukan modal usaha, (4) menurut persepsi masyarakat usaha

kecil termasuk usaha tenun cag-cag tidak perlu membuatkan pembukuan, karena akan

menyebabkan sebakin banyak waktu tersita untuk membuatkan pembukuan, dan (5)

Page 23: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

18

pembukuan menurut masyarakat masih terlalu sulit untuk dibuat dan membutuhkan waktu

yang sangat banyak untuk membuatnya. Kondisi ini menyebabkan masyarakat menjadi malas

untuk membuatkan pembukuan bagi usahanya.Implikasinya adalah sering sekali para

pengerajin tenun cag-cag mengalami kerugian karena kesalahan modal dasar yang

mengakibatkan penurunan pada penjualan.

Padahal laporan keuangan menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh

perusahaan selama satu periode.Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan kinerja

keuangan perusahaan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Suatu laporan keuangan akan

menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut

dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa mendatang. Semakin baik kualitas laporan

keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat

kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas

laporan keuangan.

Menurut Hery (2012:3), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses

akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau

aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Juminang (2008:2)

menyatakan, Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkempentingan dengan

kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Pihak – pihak yang berkempentingan tersebut

diantaranya manajemen, pemilik, kreditor, investor, penyalur, karyawan, lembaga

pemerintah, dan masyarakat umum. Sedangkan Haryono Jusup (2005:11) menyatakan,

Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Dalam definisi ini disebutkan bahwa

akuntansi merupakan suatu proses yang meliputi (1) pencatatan, (2) penggolongan, (3)

peringkasan, (4) pelaporan, dan (5) penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi.

Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan

berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan

penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu. Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi kesehatan

keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.

Page 24: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

19

Sebenarnya laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi yang berguna

bagi para pemakai laporan, terutama sebagai dasar pertimbangan dalam proses pengambilan

keputusan. Laporan akuntansi ini dinamakan laporan keuangan. Laporan keuangan

merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi

bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk mengorganisir seluruh data akuntansi

hingga menghasilkan laporan keuangan dan bahkan harus dapat menginterpretasikan serta

menganalisis laporan keuangan yang dibuatnya. Tujuan khusus laporan keuangan adalah

menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengenai

posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam posisi keuangan. Sedangkan Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) (2004:25) menyatakan, “ Tujuan laporan keuangan untuk tujuan

umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas

perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam

rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban

(stewerdship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan pada

mereka” . Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama laporan keuangan adalah untuk

menyediakan informasi keuangan kepada pemakai informasi keuangan untuk mengetahui

posisi, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan serta digunakan dalam

pengambilan keputusan.

Secara prinsip pembukuan atau laporan keuangan terdiri dari beberapa komponen

yang sangat urgen untuk sebuah perusahaan untuk mengetahui sehat tidaknya sebuah usaha.

Menurut Standar Akuntansi Keungan (2004), menyatakan bahwa laporan keuangan terdiri

dari: (1) Neraca, (2) laporan Laba-rugi, (3) Laporan Perubahan Modal, (4) Laporan Arus Kas

dan (5) Catatan atas laporan keuangan.

a) Neraca

Neraca atau sering disebut juga laporan posisi keuangan. Menurut AL Haryono Jusuf

(2001:21) neraca adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan),

kewajiban dan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Neraca dibuat dengan maksud untuk

menggambarkan posisi keuangan suatu organisasi pada saat tertentu.Komponen neraca antara

lain:

Aktiva (asset) yang terdiri atas akitva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain.

Kewajiban (liability) yang terdiri atas kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka

panjang.

Page 25: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

20

Modal yang terdiri dari Modal setor dan Laba yang ditahan.

b) Laporan Laba rugi

Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menunjukan pendapatan-pendapatan dan

biaya-biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan

dengan biaya merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.

Laporan laba rugi yang kadang-kadang disebut laporan penghasilan atau laporan pendapatan

dan biaya merupakan laporan yang menunjukkan kemajuan keuangan perusahaan dan juga

merupakan tali perhubungan dua neraca yang berurutan.

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi

perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, laporan laba-rugi

menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai

tujuannya. Hasil operasi perusahaan diukur dengan membandingkan antara pendapatan

perusahaan tersebut (Al Haryono Jusuf, 2001:24). Apabila pendapatan lebih besar daripada

biaya, maka perusahaan dikatakan memperoleh laba. Sedangkan apabila terjadi sebaliknya

dimana biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh, maka

perusahaan dikatakan rugi.

c) Laporan Perubahan Modal

Menurut Partiwi Dwi Astuti (2012: 155), laporan perubahan modal menyediakan

informasi peningkatan atau penurunan modal pemilik dalam periode akuntansi tertentu.

Tambahan modal pemilik dan laba bersih merupakan hal yang dapat meningkatkan modal

pemilik, sedangkan rugi, prive atau pembagian deviden merupakan pengurang modal

pemilik.

Informasi yang disajikan dalam laporan perubahan modal berkaitan dengan laporan laba

rugi yang telah tersusun sebelumnya. Oleh karenanya, sangat tidak mungkin untuk menyusun

laporan perubahan modal tanpa sebelumnya menyusun laporan laba rugi terlebih dahulu.

d) Laporan Arus Kas

Menurut Kasmir (2008:29), laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan semua

aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau

tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas terdiri dari arus kas masuk (cash in) dan arus

kas keluar (cash out) selama periode tertentu.

Page 26: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

21

Laporan arus kas terdiri atas:

Kas dari atau untuk kegiatan operasional

Kas dari atau untuk kegiatan investasi

Kas dari atau untuk kegiatan pendanaan

e) Catatan atas Laporan Keuangan

Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang

dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Bilamana penjelasan tiap akun

neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran. Penjelasan tiap-

tiap akun merinci akun-akun dalam neraca dan laba rugi. Dengan membaca perincian ini akan

dapat dilihat bagaimana perilaku akun secara lebih detail. Dalam penjelasan per akun akan

diinformasikan berbagai hal, misalnya tingkat suku bunga hutang bank dan sebagainya.Kalau

semua komponen tersebut sudah dibuat dalam perusahaan maka dapat dipastikan semuam

aktivitas usaha yang dilakukan akan terekam dengan baik.

Setelah diberikan pelatihan pengerajin tenun cag-cag yang ada di Desa Pacungi mengakui

mereka memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai dalam membuat pembukuan

yang digunakan untuk menghitung aliran masuk dan kelurnya dana. Adapun hasil dari

kegiatan pelatihan pembukuan sederhana yang telah dirasakan oleh para pengerajin tenun

cag-cag di Desa Pacung, yaitu: (1) sebagian besar pengerajin tenun cag-cag belum bisa

membuat pembukuan sederhana yang digunakan sebagai dasar dalam menentukan modal dan

harga jual barang hasil tenun yang dibuat, (2) pengerajin tenun cag-cag sering keliru dalam

menentukan harga jual barang hasil kerajinan yang dibuat, sekarang setalah iberikan

pelatihan mengaku tidak lagi mngalami kasus kekeliruan dalam menentukan harga jual, dan

(3) antara pengeluaran kebutuhan rumah tangga yang menjadi urusan perempuan (ibu rumah

tangga) dengan pengeluaran untuk kegiatan usaha sekarang tidak lagi dijadikan satu, astinya

antara keuangan rumah tangga dengan usaha sudah dipisahkan.Produk yang dihasilkan dalam

pelatihan ini adalah berupa pembukuan sederhana yang didalamnya memuat tentang uang

masuk, pengeluaran dan saldo.Berdasarkan pada pelatihan dan pendampingan pembuatan

pembukuan sederhana tersebut hampir semua pengerajin mampu memahaminya dengan baik.

Dengan demikian Pelatihan dan Pendampingan pembuatan pembukuan sederhana pada

kelompok pengerajin tenun cag-cang di Desa Pacung ini tidak mengalami kendala apapun,

bahan para pengerajin tenun cag-cag dan masyarakat sangat kooperatif dalam pelaksanaan

pelatihan dari awal sampai akhir.

Page 27: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

22

3.2. Pelatihandan Pendampingan Desain, Motif dan Bentuk Tenun Cag-Cag

Kegiatan ini dilaksanakan dari tanggal 20 Mei sampai pada tanggal 9 Juli 2014,

dengan peserta anggota kelompok pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung yang diberikan

oleh yang diberikan oleh Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si. Kegiatan berjalan dengan baik dan

lancar karena respon yang bagus dari peserta terhadap materi yang diberikan. Hal positif

adalah antusias peserta yang ikut dalam diklat ini, sehingga diharapkan dengan materi yang

didapatkan ini mampu meningkatkan kreativitas para pengerajin tenun cag-cag dalam

mengembangkan desain, motif dan bentuk tenun cag-cag sesuai dengan kebutuhan pasar yang

selama ini belum mampu disediakan secara baik oleh pengerajin tenun cag-cag di Desa

Pacung Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng- Bali.

Pelatihan desain, motif dan bentuk tenun cag-cag ini dimulai dari pemberikan materi

tentang hakekat motif tenun, jenis-jenis motif, dan pengembangan motif sesuai dengan

kebutuhan pasar.Tenun itu adalah hasil dari menenun sebuah kain. Menenun artinya adalah

proses persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang satu itu secara

melintang pada benang-benang yang lain. Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni

pemasangan benang-benang itu secara sejajar satu sama lainnya sesuai lebar kain yang

diinginkan.Motif dalam konteks ini dapat diartikan sebagai elemen pokok dalam seni

menenun.Ia merupakan bentuk dasar dalam penciptaan/perwujudan suatu karya teksil. Motif

dalam pakaian meliputi: (1) motif geometris.produsen atau dengan daerah/Negara

asalnya.Motif Pada kain tenun cag-cag ini tidak terlepas dengan ragam hias di dalamnya ini

tentu saja berhubungan dengan motif.Motif adalah merupakanbagian dari satu kesatuan

ragam hias atau ornamen.Berkenaan dengan seni kerajinan tenun, maka yang dimaksud

dengan ornamen pada sebuah kain tenun adalah susunan motif hias kain tenun yang berfungsi

untuk menambah keindahan bentuk atau wujud dari kain tenun itu sendiri.Motif ini lebih

banyak memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis-garis lengkung dan lurus,

lingkaran, segitiga, segiempat, bentuk meander, swastika, dan bentuk pilin, patra mesir “L/T”

dan lain-lain. Ragam hias ini pada mulanya dibuat dengan guratan-guratan mengikuti bentuk

benda yang dihias, dalam perkembangannya motif ini bisa diterapkan pada berbagai tempat

dan berbagai teknik, (digambar, dipahat, dicetak), (2) motif tumbuh-tumbuhan.Penggambaran

motif tumbuh-tumbuhan dalam seni tekstik dilakukan dengan berbagai cara baik natural

maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan senimannya, demikian juga dengan jenis

tumbuhan yang dijadikan obyek/inspirasi juga berbeda tergantung dari lingkungan (alam,

sosial, dan kepercayaan pada waktu tertentu) tempat motif tersebut diciptakan. Motif

Page 28: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

23

tumbuhan yang merupakan hasil gubahan sedemikian rupa jarang dapat dikenali dari jenis

dan bentuk tumbuhan apa sebenarnya yang digubah/distilisasi, karena telah diubah dan jauh

dari bentuk aslinya, (3) motif binatang.Penggambaran binatang dalam seni tekstil sebagian

besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi hasil

gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah, dalam

visualisasinya bentuk binatang terkadang hanya diambil pada bagian tertentu (tidak

sepenuhnya) dan dikombinasikan dengan motif lain. Jenis binatang yang dijadikan obyek

gubahan antara lain, burung, singa, ular, kera, gajah dll, (4) motif manusia.Manusia sebagai

salah satu obyek dalam penciptaan motif ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara

terpisah seperti kedok atau topeng, dan secara utuh seperti bentuk-bentuk dalam pewayangan,

(5) motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain. Motif benda-benda alami seperti batu,

air, awan dll, dalm penciptaannya biasanya digubah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu

motif dengan karakter tertentu sesuai dengan sifat benda yang diekspresikan dengan

pertimbangan unsur dan asas estetika.misalnya motif bebatuan biasanya ditempatkan pada

bagian bawah suatu benda atau bidang yang akan dihias dengan motif tersebut, (6) motif

kreasi/ khayalan yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti

motif makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.Bentuk ragam hias khayali adalah

merupakan hasil daya dan imajinasi manusia atas persepsinya, motif mengambil sumber ide

diluar dunia nyata. Contoh motif ini adalah : motif kala, motif ikan duyung, raksasa, dan

motif makhluk-makhluk gaib lainnya.Sedangkan yang dimaksud pola adalah suatu hasil

susunan atau pengorganisasian dari motif tertentu dalam bentuk dan komposisi tertentu pula.

Contohnya pola hias batik, pola hias majapahit, jepara, bali, mataram dan lain-lain.singkatnya

pola adalah penyebaran atau penyusunan dari motif-motif.Pola biasanya terdiri dari : (a).

motif pokok, (b).motif pendukung/pigura, dan (c). isian /pelengkap.

Sedangkan desain industri juga meliputi pola untuk untuk barang kerajinan, termasuk

kerajinan tangan yang dalam hal ini adalah karya tenun selain barang industri. Jadi pada

dasarnya desain industri merupakan “pattern” yang dipakai dalam proses produksi barang

secara komersil dan dipakai secara berulang-ulang. Unsur dipakainya dalam proses produksi

yang berulang-ulang inilah yang merupakan ciri dan bahkan pembeda dari ciptaan yang

diatur dalam hak cipta.Sedangan pengertian desain dapat diartikan sebagai bidang

ketrampilan, pengetahuan, dan pengalaman manusia yang mencerminkan keterikatannya

dengan apresiasi dan adaptasi lingkungannya ditinjau dari kebutuhan-kebutuhan kerohanian,

komposisi, arti, nilai dan tujuan dari fenomena buatan manusia. Dari pengertian desain

Page 29: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

24

tersebut dapat terlihat ruang lingkup desain, yaitu mencakup pembuatan peralatan sehari-hari

dari yang paling kecil seperti sendok garpu hingga pada corak dan model tekstil serta

pakaian, perumahan hingga tata kota beserta alat-alat transportasi beserta jaringannya. Oleh

karena itu secara luas bidang desain mencakup bidang desain produk, tekstil, interior, grafis,

arsitektur, desain rekayasa serta desain kota yang semuanya itu dibuat dalam rangka

pemenuhan kebutuhan spiritual dan material manusia.

Bicara mengenai desain, ada 4 (empat) disiplin utama desain, yaitu desain industri,

desain interior, desain komunikasi visual (grafis), dan desain tekstil. Untuk desain-desain

motif tenun masuk dalam desain tekstil. Desain tekstil sangat kental hubungannya dengan

citra, gaya hidup dan kecantikan, namun dalam dunia tradisional juga tidak terlepas dari nilai

keagamaan dan adat. Ruang lingkup desain tekstil menyangkut kegiatan manusia dalam

menjawab kebutuhan dan memenuhi kebutuhan akan sandang dalam arti yang luas. Dalam

proses, menyangkut soal bentuk, desain tekstil terbagi atas desain struktur dan permukaan.

Desain tekstil yang menyangkut bentuk desain struktur kebanyakan terdapat pada kain ikat

tradisional (kain tenun), sedangkan desain tekstil yang menyangkut bentuk desain permukaan

kebanyakan terdapat pada batik. Desain tekstil, baik untuk bentuk desain struktur pada kain

ikat (kain tenun) maupun untuk bentuk desain permukaan pada batik, umumnya mempunyai

pola tertentu yang telah baku dan telah dijadikan patokan untuk desain-desain selanjutnya,

Pada dasarnya, desain struktur dan permukaan pada tekstil berkisar pada hiasan geometris,

hiasan manusia, hiasan tumbuh-tumbuhan, hiasan binatang, dan hiasan bentuk-bentuk gejala

alam.

Selain aspek bidang desain industri, khususnya desain tekstil, dalam industri tenun

juga menyangkut aspek bidang merek dagang. Hal ini karena produk tenun yang diproduksi,

baik dalam bentuk kain, selendang maupun baju, akan dipasarkan atau diperdagangkan ke

masyarakat dengan menggunakan merek dagang yang menjadi simbol dari masing-masing

perusahaan yang bersangkutan.Oleh karena itu dalam dunia industri, termasuk dalam hal ini

industri tenun, merek mempunyai peran yang sangat penting, karena merek dapat berfungsi

sebagai tanda pengenal untuk membedakan produk perusahaan yang satu dengan produk

perusahaan yang lain yang sejenis serta menghubungkan produk dengan

produsen/pedagangnya sebagai jaminan reputasi hasil usahanya ketika diperdagangkan.

Merek juga berfungsi sebagai sarana promosi dagang, dimana merek merupakan simbol

pengusaha untuk memperluas pasar produk dagangnya serta untuk menarik minat konsumen

untuk membeli, sebagai jaminan atas mutu produk karena melalui merek konsumen dapat

Page 30: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

25

mengetahui akan mutu produk yang dibelinya, dan juga sebagai asal produk dimana merek

merupakan tanda pengenal asal produk yang menghubungkan produk dengan

3.3. Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Pemasaran

Proses pelatihan dan pendampingan manajemen pemasaran produks tenun cag-cag ini

diawali dengan proses pemberian materi tentang hakekat manajemen pemasaran dan strategi

pemasaran. Hakekat manajemen pemasaran dapat dipahami dari konsep pasar dan pemasaran.

Pasar secara umum yaitu tempat pembeli dan penjual bertemu, berfungsi tertentu, barang dan

jasa tersedia untuk dijual, serta terjadi perpindahan hak ilik. Pendapat lain mengemukakan,

jumlah seluruh permintaan barang dan jasa oleh pembeli-pembeli potensia. Sedangkan

menurut Philip kotler, pasar terdiri atas semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan

dan keinginan tertentu, mau dan mampu dalam pertukaran barang dan jasa”.Sedangkan

pemasaran adalah sistem keseluruhan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, mendidtribusikan barang dan jasa yang dapat

memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial”. Menurut Philip Kotler

pemasaran adalah proses sosial dan manajerial saat individu dan kelompok mendapatkan

kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan produk yang bernilai satu sama

lain.

Berdasarkan pada pengertian di atas, maka manajemen pemasaran

menurut Philip Kotler ;” adalah proses perencanaan produk, penentuan harga, promosi, dan

distribusi dari barang dan jasa untuk menciptakan barang pertukaran dengan kelompok

sasaran dengan memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”. Sedangkan menurut W.J

Stanton, yaitu sistem keseuruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan

produk, menentukan harga, mempromosikan, mendidtribusikan barang dan jasa yang dapat

memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Adapun tujuan

organisasi pemasaran (1) memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, (2)menciptakan

barang dan jasa berkualitas, (3) memperoleh kepercayaan dari konsumen, (4) memuaskan

konsumen, (5) meningkatkan volume penjualan, (6) mendapatkan laba maksimal, (7)

menyejahterakan pihak manajerial dan operasional perusahaan, (8) menyelaraskan

kelangsungan hidup perusahaan dan konsumen, dan (9) memelihara lingkungan fisik dan

Psikis perusahaan dan sekitarnya.

Page 31: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

26

Berdasarkan pada pengertian manajemen pemasaran sebagaimana diuraikan di atas,

maka sistem pemasaran dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1) Sistem pemasaran dengan

saluran vertikal.Pada sistem ini produsen, glosir, dan pengecer bertindak dalam satu

keterpaduan. Tujuan dari sistem pemasaran dengan saluran vertikal :(a) mengendalikan

prilaku saluran; dan (b) mencegah perselisihan antara anggota saluran, (2) Sistem

pemasaran dengan saluran horizontal.Sistem ini memiliki kerjasama antara dua atau lebih

perusahaan yang bergabug untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul, dan (3)

Sistem pemasaran dengan saluran ganda.Sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan

pengaturan fungsi distribusi dan manajemen di gabungkan, kemudian dari belakang

dipimping secara sentral.

Adapun tahapan-tahapan manajemen pemasaran perusahaan termasuk usaha kecil

dalam meningkatkan penjualn adalah : (1) riset pemasaran adalah nama yang dipergunakan

untuk menggambarkan segala jenis riset, kecuali studi teknis dan keinsinyuran, yang

dilakukan agar perusahaan dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk oprasi

pemasarannya. Komponen lain dari riset pemasaran adalah riset atau evaluasi produk. Riset

tersebut berusaha menemukan macam produk mana dibutuhkan oleh konsumen tertentu pada

daerah pemasaran, geografis atau cabang industri tertentu. Riset tersebut menyelidiki produk

mana di beli konsumen, mengapa mereka membelinya, siapa pembeli produk-produk

tertentu, serta bagaimana cara mereka mempergunakannya.Riset distribusi merupakan salah

satu komponen lain yang menyelidiki cara distribusi barang atau jasa yang paling baik dan

efisien. Tujuan akhir dari riset adalah memberikan pelayanan kepada konsumen sebaik

mungkin, dengan biaya serendah mungkin, (2) Penjualan dan Distribusi.Operasi penjualan

termasuk ramalan penjualan serta perencanaan penjualan merupakan bagian yang terpenting

dari operasi pemasaran perusahaan serta keseluruhan, tidak ada perusahaan.banyak

perusahaan yang memproduksikan barang-barang demi kepuasan mereka, untuk mencapai

standar yang mereka tetapkan, tanpa mengindahkan kebutuhan konsumen.Didalam operasi

pemasaran staf bagian penjualan mempunyai peranan penting didalam menyumbangkan

pemikiran untuk menyusun ramalan penjualan dan rencana oprasional.Bila penjualan

digambarkan sebagai fungsi penentu perusahaan, maka distribusi fisik hasil produksi dapat

digambarkan sebagai tempat berpijak perusahaan, (3) Kegiatan Promosi.Yang termasuk

kedalam kegiatan promosi yaitu periklanan, promosi penjualan dan kegiatan hubungan

masyarakat (humas).Periklanan merupakan kegiatan yang paling dikenal diantara ketiga

kegiatan promosional. Periklanan diartikan sebagai bentuk kegiatan promosional yang

dibayar atau dijadikan sponsor yang dapat terkenal. Tujuan pokok periklanan adalah memberi

Page 32: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

27

tahu konsumen potensial, perihal adanya barang di pasar, meyakinkan mereka untuk membeli

dan mengingatkan mereka selalu akan adanya barang tadi di pasar.Promosi penjualan

bertujuan mencapai peningkatan penjualan secara cepat, dengan konsekuensi bahwa tanpa

usaha memelihara kegiatan yang mahal biayanya itu, peningkatan penjualan tdak dapat

bertahan lama.Hubungan masyarakat merupakan semua kegiatan promosional lainnya yang

membantu perusahaan mempertahankan dan meningkatkan citra perusahaan atau produknya

dihadapan masyarakat atau konsumen, (4)Kegiatan Pemasaran yang Lain.Kegiatan

pemasaran yang lain adalah kanvasing, perencanaan produk, penetapan harga dan

perencanaan laba. Tugan pertama kanvasing yaitu meragsang kebutuhan dan pembelian

konsumen atas produk perusahaan. Kanvasing juga mempunyai rencana sendiri seperti:

pengemasan, perencanaan produk, penetapan harga dan perencanaan laba.

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga

tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan

kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba.Sasaran dari pemasaran adalah

menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik,

mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta

mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan

pelanggan.

Page 33: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

28

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan pada program pengabdian masyarakat yang telah dilakukan pada

kelompok tenun cag-cag di Desa Pacung dapat disimpulkan hasil kegiatan sebagai berikut:

1. Secara prinsip pendidikan dan pelatihan serta pendampingan pembuatan pembukuan

sederhana yang diberikan kepada kelompok pengerajin tenun Cag-cag Indigo

merupakan sharing tentang bagaimana cara membuat pembukuan sederhana yang

mesti dilakukan oleh setiap usaha, termasuk usaha rumah tangga. Pelatihan dan

Pendampingan pembuatan pembukuan sederhana dilaksanakan pada tanggal 23 Mei

sampai 22 Juni 2014, bertempat di kelompok pengerajin tenun cang-cang Indigo di

Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng. Pada pelatihan membuat

pembukuan sederhana untuk menentukan modal dan harga jual barang hasil tenun

pada para pengerajin terlebih dahulu diberikan pemahaman mengenai pentingnya

penggunaan pembukuan dalam melaksanakan usaha. Pembukuan merupakan proses

pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi

keuangan suatu perusahaan atau organisasi. Pencatatan itu meliputi harta, kewajiban,

modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang

atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca , dan

laporan laba rugi untuk periode tahun fiskal tersebut.Pembukuan sangat diperlukan

untuk mengetahui apakah usaha dalam kondisi untung/rugi. Selain itu dengan

membandingkan kondisi keuangan tahun sebelumnya dengan tahun saat ini, maka kita

dapat mengetahui apakah perusahaan memiliki kenaikan laba, atau justru sebaliknya

malah merugi.Produk yang dihasilkan dalam pelatihan ini adalah berupa pembukuan

sederhana yang didalamnya memuat tentang uang masuk, pengeluaran dan saldo.

Berdasarkan pada pelatihan dan pendampingan pembuatan pembukuan sederhana

tersebut hamper semua pengerajin mampu memahaminya dengan baik. Dengan

demikian Pelatihan dan Pendampingan pembuatan pembukuan sederhana pada

kelompok pengerajin tenun cag-cang di Desa Pacung ini tidak mengalami kendala

apapun, bahan para pengerajin tenun cag-cag dan masyarakat sangat kooperatif dalam

pelaksanaan pelatihan dari awal sampai akhir.

Page 34: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

29

2. Pelatihan dan pendampingan berikutnya adalah pembuatan desain, motif dan bentuk

tenun cag-cag yang dilakukan dari tanggal 20 Mei sampai pada tanggal 9 Juli 2014,

dengan peserta anggota kelompok pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung yang

diberikan oleh yang diberikan oleh Wayan Sudiarta, S.Pd,M.Si. Pelatihan desain,

motif dan bentuk tenun cag-cag ini dimulai dari pemberikan materi tentang hakekat

motif tenun, jenis-jenis motif, dan pengembangan motif sesuai dengan kebutuhan

pasar. Tenun itu adalah hasil dari menenun sebuah kain. Menenun artinya adalah

proses persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang satu itu

secara melintang pada benang-benang yang lain. Motif dalam pakaian meliputi: (1)

motif geometris, produsen atau dengan daerah/Negara asalnya, (2) motif tumbuh-

tumbuhan. Penggambaran motif tumbuh-tumbuhan dalam seni tekstik dilakukan

dengan berbagai cara baik natural maupun stilirisasi sesuai dengan keinginan

senimannya, (3) motif binatang. Penggambaran binatang dalam seni tekstil sebagian

besar merupakan hasil gubahan/stilirisasi, jarang berupa binatang secara natural, tapi

hasil gubahan tersebut masih mudah dikenali bentuk dan jenis binatang yang digubah,

(4) motif manusia. Manusia sebagai salah satu obyek dalam penciptaan motif

ornamen mempunyai beberapa unsur, baik secara terpisah seperti kedok atau topeng,

(5) motif gunung, air, awan, batu-batuan dan lain-lain, dan (6) motif kreasi/ khayalan

yaitu bentuk-bentuk ciptaan yang tidak terdapat pada alam nyata seperti motif

makhluk ajaib, raksasa, dewa dan lain-lain.

3. Manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan produk, penentuan harga,

promosi, dan distribusi dari barang dan jasa untuk menciptakan barang pertukaran

dengan kelompok sasaran dengan memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi.

Berdasarkan pada pengertian manajemen pemasaran sebagaimana diuraikan di atas,

maka sistem pemasaran dapat dikelompokkan sebagai berikut: (1) Sistem pemasaran

dengan saluran vertikal. Pada sistem ini produsen, glosir, dan pengecer bertindak

dalam satu keterpaduan. Tujuan dari sistem pemasaran dengan saluran vertikal : (a)

mengendalikan prilaku saluran; dan (b) mencegah perselisihan antara anggota

saluran, (2) Sistem pemasaran dengan saluran horizontal. Sistem ini memiliki

kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabug untuk memanfaatkan

peluang pemasaran yang muncul, dan (3) Sistem pemasaran dengan saluran ganda.

Sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan

manajemen di gabungkan, kemudian dari belakang dipimping secara sentral.

Page 35: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

30

4.2. Saran

Berdasarkan pada hasil kegiatan pengabdian masyarakat sebagaimana dipaparkan di

atas, maka beberapa rekomendasi yang layak dikedepankan, yaitu:

1. Kepada para pengerajin tenun cag-cag, hendaknya menjadikan menenun sebagai

pekerjaan utama, sehingga mampu bekerja secara professional dan mampu

meningkatkan pendapatan. Terlebih tenun cag-cag yang dihasilkan oleh para

pengerajin sudah mulai diminati oleh masyarakat luas.

2. Kepada Pemerintah Kabupaten Buleleng, hendaknya memberikan pembinaan secara

berkala kepada para pengerajin, sehingga produks-produk yang dihasilkan lebih

berkualitas, dikenal masyarakat luas dan menjadi icon hasil tekstik Kabupaten

Buleleng yang memberikan nilai social-budaya dan ekonomis pada masyarakat,

khususnya masyaraka Desa Pacung.

3. Berdasarkan padapelatihan dan pendampingan yang dilakukan terhadap kelompok

pengerajin tenun cag-cag di Desa Pacung yang sedemikian antosias dalam mengikuti

pelatihan, tampaknya dibutuhkan pelatihan dan pendampingan yang bersifat kontinyu

untuk mendukung industry rumah tangga yang telah dirintis oleh para pengerajin

tenun cag-cag. Di samping itu, diperlukan adanya pelatihan yang memadai dalam

membuat rencana usaha dan tempat pemajangan produks yang telah dihasilkan oleh

para pengerajin tenun cag-cag.

Page 36: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

31

Gambar Pelatihan Tenun Cag-Cag

Gambar 1. Alat Tenun Tradisional

Gambar 2. Palatihan Motiv, Desain dan Bentuk Tenun Cag-Cag

Page 37: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

32

Gambar 3. Proses Pewarnaan tenun Cag-Cag

Gambar 4. Para Peserta Pelatihan

Page 38: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

33

Gabar 05. Pelatihan Desain, Motif dan Bentuk Tenun Cag-Cag

Gabar 05.Motif Tenun Tradisional

Page 39: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

34

Gabar 06.Kerja Kelompok Tenun Cag-Cag

Gabar 07.Pelatihan Pembuatan Pembukuan Sederhana

Page 40: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

35

Gabar 08.Pelatihan Pembuatan Pembukuan Sederhana

Gabar 09.Pelatihan Desaian, Motif dan Bentuk Tenun Cag-Cag Lanjutan

Page 41: LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT(IbM)lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_198412272009121007_2… · tradisi dan nilai-nilai budaya Bali.Orbitasi desa dengan pusat adalah:

36

Gabar 10.Hasil Pelatihan Desaian, Motif dan Bentuk Tenun Cag-Cag

Gabar 11.Hasil Pelatihan Desaian, Motif dan Bentuk Tenun Cag-Cag