laporan akhir program p2m penerapan ipteks...

26
i LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PEMBINAAN BAHASA INDONESIA PADA GURU-GURU DI WILAYAH GUGUS VI KECAMATAN SUKASADA, BULELENG OLEH: NI MADE RAI WISUDARIANI, S.PD., M.PD. (KETUA) NIP 198502202008122005 PROF. DR. I NENGAH SUANDI, M.HUM. (ANGGOTA) NIP 195612311983031022 DRS. I NYOMAN SELOKA SUDIARA, M.PD. (ANGGOTA) NIP 194912191975931002 DRA. NI MADE SRI INDRIANI, M.HUM. (ANGGOTA) NIP 196104131986032001 Dibiayai dari Data Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 229/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015

Upload: doanlien

Post on 21-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

i

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PEMBINAAN BAHASA INDONESIA PADA GURU-GURU DI

WILAYAH GUGUS VI KECAMATAN SUKASADA, BULELENG

OLEH:

NI MADE RAI WISUDARIANI, S.PD., M.PD. (KETUA)

NIP 198502202008122005

PROF. DR. I NENGAH SUANDI, M.HUM. (ANGGOTA)

NIP 195612311983031022

DRS. I NYOMAN SELOKA SUDIARA, M.PD. (ANGGOTA)

NIP 194912191975931002

DRA. NI MADE SRI INDRIANI, M.HUM. (ANGGOTA)

NIP 196104131986032001

Dibiayai dari Data Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 229/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2015

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pembinaan Bahasa Indonesia pada Guru-Guru di Wilayah

Gugus VI Kecamatan Sukasada Buleleng

2. Ketua Pelaksana:

Nama : Ni Made Rai Wisudariani, S.Pd., M.Pd.

Jenis Kelamin: Perempuan

NIP/NIDN : 198502202008122005/0020028501

Disiplin Ilmu : Pendidikan Bahasa

Pangkat/Gol : Penata Muda/ IIIa

Jabatan : Asisten Ahli

Fak/Jur. : Bahasa dan Seni/Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia

Alamat Kantor: Jl. Ahmad Yani 67 Singaraja

Alamat Rumah: Pantai Indah II Singaraja

3. Jumlah Anggota Pelaksana: 3 orang

4. Lokasi Kegiatan

a. Nama Desa : Panji Anom

b. Kecamatan : Sukasada

c. Kabupaten : Buleleng

d. Provinsi : Bali

5. Jumlah Biaya Kegiatan: Rp 11.000.000 (Sebelas Juta Rupiah)

6. Lama Kegiatan : 7 (tujuh) bulan

Mengetahui: Singaraja, 10 September 2015

Dekan FBS, Ketua Peneliti,

Universitas Pendidikan Ganesha,

Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A. Ni Made Rai Wisudariani, S.Pd., M.Pd.

NIP 196206261986032002 NIP 198502202008122005

Mengetahui :

Ketua LPM, Undiksha

Prof. Dr. I Ketut Suma, MS.

NIP 195901011984031003

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

iii

KATA PENGANTAR

Usaha penulis selama ini akhirnya membuahkan hasil dengan selesainya

laporan pengabdian ini. Pertama, penulis panjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan

Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nyalah penulis berada dalam kondisi sehat,

sehingga dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Bagi penulis, doa dan

usaha bukan satu-satunya jaminan dalam terselesaikannya laporan ini. Ada banyak

pihak yang mendukung dan membantu penulis dalam merampungkan laporan ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah menjadi energi tersendiri bagi penulis. Rasa terima

kasih itu ditujukan kepada pihak-pihak berikut ini.

1) Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha yang

senantiasa memotivasi semua dosen dalam melaksanakan tri dharma perguruan

tinggi.

2) Prof. Dr. I Ketut Suma, MS. selaku Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat,

Undiksha, yang telah banyak membimbing, mengarahkan, serta memotivasi

penulis dalam melaksanakan pembinaan.

3) Made Warnaka, S.Pd.Sd., selaku ketua gugus VI Kecamatan Sukasada yang

telah memfasilitasi kegiatan pembinaan ini dengan sangat baik.

4) Bapak Ibu tenaga administrasi di LPM Undiksha yang selalu memberikan bantuan

administrasi kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan pembinaan ini.

Semoga laporan ini bukan hanya sekadar berguna bagi penulis dalam

memenuhi kewajiban atas kontak pengabdian yang diberikan, melainkan juga berguna

kehadirannya memberi warna dalam mewujudkan pengabdian kepada masyarakat

bagi konstelasi masyarakat akademis. Tiada gading yang tidak retak, tiada manusia

yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Singaraja, Juli 2015

Penulis

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN MUKA…………………………………………………. . i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………….. . ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi................................................................ 1

1.2 Identifiksai dan Perumusan Masalah .............................. 2

1.3 Tujuan Kegiatan .............................................................. 3

1.4 Manfaat Kegiatan ........................................................... 3

BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1 Metode Pelaksanaan…………………………………. 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kegiatan ……………………………………… … 8

3.2 Pembahasan………………………………………….... 12

BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan ......................................................................... 15

4.2 Saran................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Analisis Situasi

Hasil penelitian dari Purnamayani (2014) tentang analisis kesalahan bahasa

diskusi dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas XI di SMA Negeri 1

Sukasada menunjukkan bahwa dalam kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa

terdapat kesalahan diksi, kesalahan struktur bahasa, dan kesalahan lafal. Kesalahan ini

disebabkan oleh ketidakpahaman siswa terhadap kaidah bahasa Indonesia yang baik

dan benar dari sekolah dasar. Siswa yang sebagian besar berasal Kecamatan Sukasada

ini cenderung menjadikan guru sebagai contoh, bahkan hal-hal yang diucapkan oleh

guru dalam pembelajaran khususnya pada tingkat sekolah dasar menjadi hal yang

rentan diingat oleh siswa. Berdasarkan keadaan ini, tampaknya kemampuan guru dalam

menggunakan bahasa Indonesia baku dalam mengajar juga tergolong rendah.

Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara antara peneliti dan

beberapa orang guru di wilayah gugus VI Kecamatan Singaraja (19 Agustus 2014).

Ketua Gugus VI Kecamatan Sukasada, I Made Warnaka, S.Pd., Sd. yang juga guru

tematik kelas IV SD N 4 Panji Anom mengakui bahwa dalam mengajar sebagian

besar guru masih mengalami kesulitan dalam menentukan mana pemakaian bahasa

yang salah (nonbaku) dan mana yang benar (baku). Terkadang, Beliau juga

memasukkan kosakata bahasa Bali saat mengajar. Beliau juga sangat mengharapkan

adanya penyegaran maupun pembinaan bahasa bagi guru di gugus VI yang Beliau

pimpin. Penuturan Bapak Warnaka ini, dibenarkan pula oleh Ni Nyoman Purnasih,

guru kelas V di sekolah tersebut. Ibi Purnasih menyatakan bahwa ada beberapa hal

yang para guru rasakan dalam pembelajaran tematik, khusunya dari kajian

kebahasaaan. Dalam beberapa hal, mereka juga mengakui mengalami kesulitan dalam

menentukan bentuk bahasa yang salah dan bentuk bahasa yang benar. Selain itu, Ibu

Purnasih juga mengalami kesulitan dalam menjelaskan kesalahan, di mana letak

salahnya; mengapa salah; dan bagaimana perbaikannya.

Rendahnya kemampuan menggunakan ragam bahasa Indonesia baku di

kalangan guru tentu segera perlu ditangani sebab guru pada umumnya dan guru

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

2

sekolah dasar pada khususnya akan dijadikan panutan oleh siswa maupun oleh warga

masyarakat di mana pun mereka berada. Rendahnya kemampuan guru dalam

menggunakan ragam bahasa Indonesia baku pada gilirannya tentu akan

mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa/lulusan dalam berbahasa Indonesia baku

sehingga hal ini perlu segera dicarikan solusinya. Dalam upaya menentukan solusi

tersebut, pertanyaan yang perlu segera dijawab adalah Mengapa kemampuan

menggunakan bahasa Indonesia baku di kalangan guru tergolong rendah? Hal ini

antara lain disebabkan oleh rendahnya penguasaan guru terhadap kaidah bahasa

Indonesia baku dan lemahnya kemampuan guru dalam menganalisis kesalahan bahasa

dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia baku sebagai pisau pembedahnya.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan implikasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnamayani

(2014) dan hasil wawancara antara penulis dan guru di wilayah gugus VI Kecamatan

Sukasada terangkum bahwa masih ada guru-guru SD di gugus VI yang mengalami

kesulitan dalam menentukan bentuk bahasa yang salah dan bentuk bahasa yang benar,

kesulitan dalam menjelaskan kesalahan, di mana letak salahnya; mengapa salah; dan

bagaimana perbaikannya. Hal ini tampaknya disebabkan oleh (1) rendahnya

penguasaan mereka tentang kaidah bahasa Indonesia baku dan (2) rendahnya

penguasaan mereka tentang ragam kesalahan bahasa Indonesia baik dari segi kategori

linguistik, siasat permukaan, efek komunikatif, maupun kategori komparatif. Karena

dua faktor itu, akhirnya, mereka juga mengalami kesulitan dalam mengajarkan bahasa

Indonesia khususnya ketika mengajarkan materi bedah bahasa dalam pemakaian

bahasa sederhana.

Keadaan ini dapat diminimalisir dengan melakukan pembinaan bahasa

Indonesia di wilayah gugus VI Kecamatan Sukasada. Model analisis kesalahan

tampaknya dapat memudahkan guru dalam memahami bentuk bahasa yang salah dan

bentuk bahasa yang benar, menjelaskan kesalahan, di mana letak salahnya; mengapa

salah; dan bagaimana perbaikannya. Dengan contoh-contoh kesalahan yang sering

muncul dalam tuturan sebagai model, logikanya guru akan berhasil menjadikan

sesuatu yang lazim tetapi tidak benar menjadi lebih jelas, lebih terang, dan lebih

mudah untuk dipahami.

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

3

Berdasarkan paparan di atas, permasalahan yang menyangkut kemampuan

berbahasa guru yang dijadikan contoh (sudah benar dan pantas ditiru, tanpa ada

koreksi) dan berdampak psikologis bagi siswa menjadi sebuah permasalahan yang

membutuhkan penanganan lebih lanjut. Oleh karena itu, pembinaan bahasa Indonesia

bagi guru-guru SD di wilayah gugus VI Kecamatan Sukasada menjadi sebuah

prioritas permasalahan dalam kajian ini.

1.3. Tujuan Kegiatan

Menyadari adanya masalah-masalah berbahasa dalam proses belajar-mengajar

dan menyadari pula bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang berstatus ”tinggi”

bagi bangsa dan negara Indonesia, pembinaan bahasa Indonesia mutlak diperlukan.

Sudah saatnya masyarakat pengguna bahasa Indonesia sadar norma dan taat asas

dalam berbahasa Indonesia sebagai wujud kebanggaan, kesetiaan, dan

kebertanggungjawaban terhadap bahasa Indonesia.

Sejalan dengan latar belakang tersebut, agaknya tujuan pembinaan bahasa

Indonesia sudah terumuskan. Terimplisitkan pula dalam pengertian di depan, tujuan

pembinaan ini adalah meningkatkan mutu, sikap, dan motivasi sumber daya manusia

pengguna bahasa Indonesia, khususnya guru SD; atau, dengan kata lain,

meningkatkan kegairahan, kebanggaan, kesetiaan, dan kebertanggungjawaban

masyarakat Indonesia dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,

disertai keyakinan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa modern yang sejajar dengan

bahasa-bahasa lain di dunia.

1.4. Manfaat Kegiatan

Sejalan dengan tujuan yang telah disampaikan, adapun manfaat dalam

kegiatan ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Meningkatnya wawasan guru-guru tentang kaidah bahasa Indonesia baku dan

ragam kesalahan dalam bahasa Indonesia. Peningkatan wawasan ini sangat

membantu guru-guru dalam mengajarkan mata pelajaran yang diampu. Guru

akan terbantu dalam hal merencanakan, menyusun, melaksanakan

pembelajaran, dan pembinaan bahasa Indonesia kepada siswa.

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

4

1.4.2. Meningkatkatnya keterampilan guru-guru dalam menganalisis kesalahan

pemakaian bahasa Indonesia dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia

sebagai pisau pembedahnya.

1.4.3 Meningkatnya sikap positif guru-guru bahasa Indonesia terhadap bahasa

Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang diperlihatkan guru

dalam mengajar akan menjadi teladan atau contoh yang baik bagi siswanya.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

5

BAB II

METODE PELAKSANAAN

Sejalan dengan cara pemecahan masalah yang ditempuh, sejumlah metode

diterapkan dalam kegiatan ini. Metode yang digunakan dalam pembinaan ini adalah

metode konsultasi, metode pelatihan, dan pembinaan lebih lanjut. Adapun tahapan-

tahapan dalam pelaksanaannya sebagai berikut.

Tahap pertama, metode konsultasi digunakan untuk menjelaskan dan memberi

pemahaman tentang teori-teori, prinsip-prinsip dan cara menganalisis kesalahan

berbahasa melalui pemberian contoh-contoh serta cara menjelaskan letak kesalahan

serta diikuti dengan tanya-jawab kalau ada hal-hal yang masih meragukan. Dalam

tahap metode pelatihan, guru-guru dilatih menganalisis kesalahan berbahasa dalam

kalimat-kalimat yang tidak efektif. Selama guru menganalisis kesalahan, panitia

pelaksana melakukan monitoring dan pembinaan. Tahap selanjutnya, tugas peserta

dikomunikasikan kepada peserta untuk diperhatikan dalam penganalisisan kesalahan

berbahasa selanjutnya. Tahap terakhir, panitia pelaksana melakukan pembinaan lebih

lanjut berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh peserta.

Secara lebih khusus, langkah-langkah pembinaan ini dipaparkan sebagai

berikut

1) Anggota pelaksana melakukan observasi awal ke sekolah dan merekam aktivitas

berbahasa para guru.

2) Anggota tim pelaksana kemudian mencermati hasil rekaman dan merumuskan

rancangan materi yang akan disajikan dalam kegiatan ini beserta model pelatihan

yang bisa dilakukan.

3) Peserta diajak berpartisipasi aktif melakukan keterlibatan langsung dalam

memperoleh pengalaman, misalnya merumuskan kesalahan yang ada dalam teks,

menemukan konsep kaidah yang tepat untuk membedah.

4) Peserta diajak berdiskusi tentang pengalaman dan kendala yang dialami dalam

mengajar dengan bahasa Indonesia yang benar, dan kendala guru dalam

membedah kesalahan berbahasa.

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

6

Dalam realisasinya, langkah-langkah pelatihan tersebut dapat dikemukakan

berikut ini.

1) Tim pelaksana berkoordinasi dengan gugus VI Kecamatan Sukasada untuk

mendiskusikan ihwal rencana kegiatan yang dirancang, mencakup materi,

model pembinaan, waktu dan tempat pelaksanaan, peserta dan sebagainya.

Dari diskusi ini diputuskan hal-hal berikut.

(a) Peserta adalah perwakilan guru-guru SD gugus VI Kecamatan Sukasada.

Dari jumlah guru-guru SD sebanyak 72 orang, akan ditetapkan 24 orang

guru sebagai peserta. Mereka tersebar pada delapan sekolah dasar yang

berasal dari gugus VI. Masing-masing sekolah mengirimkan 3 orang guru.

Guru yang diikutkan dalam penelitian ini diutamakan adalah guru-guru

yang masih mengalami kendala dalam bedah bahasa. Dengan jumlah

peserta sebanyak 24 orang ini, diharapkan pelatihan bisa berjalan secara

lebih efektif sehingga tujuan pelatihan bisa tercapai secara maksimal.

Pembinaan dan pendampingan lebih lanjut akan dilakukan setelah acara

pelatihan berakhir.

(b) Waktu penyelenggaraan direncanakan selama lima hari

(c) Tim pelaksana dari Undiksha menyediakan perlengkapan sajian berupa

perangkat laptop, sementara panitia pelaksana dari gugus VI menyediakan

LCD dan sarana sound system. Konsumsi disiapkan oleh panitia pelaksana

gugus VI dengan dana berasal dari panitia pelaksana Undiksha.

2) Tim pelaksana menyusun materi dan digandakan sejumlah peserta,

sehinggga setiap peserta pelatihan memperoleh masing-masing satu eks

untuk dibaca dan. Tim pelaksana juga membuat sajian dalam bentuk

power point.

3) Proses interaksi penyaji-peserta dilakukan dengan pola penyajian materi,

pelatihan, refleksi, pembinaan lebih lanjut.

(a) Penyaji menyajikan materi sajian, berikut contoh-contoh dan ilustrasi,

materi yang disajikan melalui slide power point oleh penyaji.

(b) Sesi berikutnya, para guru diberikan kesempatan untuk bertanya

menyampaikan hal-hal yang belum dipahami dan bertukar pengalaman

terkait kendala-kendala yang pernah dialami terkait kebahasaan.

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

7

(c) Selesai sesi tanya jawab, peserta, penyaji dan panitia pelaksana

istirahat untuk menikmati makan siang selama 30 menit.

(d) Tahap selanjutnya para guru ditugaskan untuk menganalisis kesalahan

berbahasa dalam teks yang telah disediakan. Selama guru menganalisis

kesalahan berbahasa, pembinaan dan monitoring terus dilakukan oleh

tim pelaksana.

(e) Hasil analisis yang dibuat oleh peserta kemudian dianalisis dan

dijadikan bahan refleksi. Penganalisisan ini diharapkan menjadi umpan

balik bagi peserta pembinaan.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

8

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan

Sebelum diadakan pembinaan, tim pada tanggal 15 April 2015 mengadakan

observasi dan perekaman terkait cara berbahasa guru saat mengajar. Observasi dan

perekaman ini dilakukan di SD Negeri 1, 2, dan 4 Panji Anom. Hasil dari perekaman

ini kemudian dianalisis kesalahan berbahasanya oleh tim pelaksana pembinaan.

Rekaman ini dan beberapa rekaman video kesalahan berbahasa digunakan sebagai

media dalam melakukan pembinaan berbahasa Indonesia.

Pembinaan bahasa ini diadakan pada hari Selasa-Sabtu tanggal 23-27 Juni

2015, bertempat di SD Negeri 4 Panji Anom. Peserta pelatihan bejumlah 27 orang

yang merupakan guru-guru SD di wilayah gugus VI. Ada satu orang narasumber

dalam kegiatan pembinaan ini, yakni Drs. I Nyoman Seloka Sudiara, M.Pd., yang

didampingi oleh instruktur pendamping pembinaan, Ni Made Rai Wisudariani, S.Pd.,

M.Pd., Dra. Made Sri Indriani, M.Hum, dan Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum.

Pembinaan bahasa dan pelatihan analisis kesalahan dilaksanakan selama lima hari.

Kegiatan ini juga melibatkan dua orang mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang bertugas sebagai pembawa acara dan pembaca doa.

Pada hari pertama, 23 Juni 2015 acara pelatihan dimulai pukul 07.30 s.d

16.00 WITA. Pukul 07.30-08.15 Wita peserta melakukan registrasi dan pembagian

ATK serta mteri terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan acara pembukaan pada pukul

08.20 wita berupa laporan dari ketua panitia pelaksana, sambutan dari ketua gugus VI

Kecamatan Sukasada, sambutan dari Ibu Ketua UPP yang diwakili oleh Pengawas

Satuan Pendidikan Sekolah Dasar sekaligus membuka acara pembinaan secara resmi.

Selesai acara pembukaan. Peserta digiring untuk menikmati kudapan snack kotak

selama 30 menit. Proses interaksi penyaji-peserta baru dimulai pukul 09.15 wita.

Sajian pertama adalah Bahasa Indonesia ranah pengucapan. Dalam waktu 90 menit,

narasumber menyampaikan sajiannya. Kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi.

Dalam sesi diskusi ada dua pertanyaan yang muncul, terkait perbedaan melafalkan e

dan è, serta cara mengajar membaca anak sekolah dasar tingkat rendah, apakah

mengeja dengan melafalkan huruf alphabet (be) atau dengan fonetis (eb).

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

9

Sesi selanjutnya adalah analisis kesalahan pengucapan guru yang ditampilkan

melalui LCD. Dalam rekaman yang telah ditampilkan, para peserta diminta untuk

menganalisis kesalahan pengucapan yang ada dalam video yang ditampilkan tersebut.

Ada tiga rekaman video yang ditampilkan dalam sesi ini. Peserta pelatihan Nampak

sangat antusias dalam menyimak dan menonton video yang ditampilkan. Tidak sedikit

dari peserta yang tertawa menyaksikan video yang ditampilkan. Dalam kegiatan

analisis kesalahan dan pembinaan, peserta Nampak tidak canggung menyampaikan

pendapatnya. Pada pukul 14.00 wita peserta pembinaan menikmati makan siang yang

telah disediakan. Setelah selesai menikmati makan siang, para peserta kemudian

masuk ke dalam kelas dan menyimak hasil refleksi dari narasusmber dan instruktur

pendamping. Kegiatan pembinaan ini diakhiri pada pukul 16.00 wita.

Pada hari kedua, 24 Juni 2015 pemaparan materi penulisan kata kembali

disajikan oleh Drs. I Nyoman Seloka Sudiara, M.Pd. Penyajian dari narasumber ini

dimulai dari pukul 08.30 wita. Dalam menyajikan materi, penyaji memberikan

contoh-contoh permasalahan yang sekiranya sering dialami oleh para guru. Materi ini

disajikan oleh narasumber melalui slide power point. Sesi berikutnya, peserta

pelatihan diberikan kesempatan untuk bertanya menyampaikan hal-hal yang belum

dipahami dan bertukar pengalaman terkait kendala-kendala yang pernah dialami

dalam mengajarkan penulisan kata. Ada 2 peserta yang mengajukan pertanyaan dalam

sesi kedua ini. Salah satu peserta berbagi pengalaman terkait kesulitan siswa

membedakan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Penanya kedua,

menanyakan penulisan kata yang berasal dari unsur serapan.

Penyaji langsung menanggapi setiap pertanyaan yang disampaikan peserta.

Dalam hal ini tampak partisipasi peserta yang cukup baik, dengan berbagai

pertanyaan yang muncul dari pengalaman peserta. Selesai sesi tanya jawab, peserta

dan penyaji beristirahat untuk menikmati makan siang selama 30 menit. Tahap

selanjutnya, pelatihan analisis kesalahan dan bimbingan pembinaan. dimulai pada

pukul 13.3 wita. Peserta dikelompokkan menjadi delapan kelompok sesuai dengan

asal sekolah mereka. Setelah berada dalam kelompoknya, peserta ditugaskan untuk

menganalisis kesalahan penulisan kata yang terdapat dalam kalimat-kalimat yang

telah dirancang. Dalam menganalisis kesalahan, peserta diminta untuk berdiskusi

dengan rekan timnya. Tahap ini diakhiri dengan pengumpulan hasil analisis

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

10

kesalahan yang kemudian dikomunikasikan kepada peserta pelatihan dan pembinaan

untuk diperhatikan dalam kegiatan belajar-mengajar selanjutnya. Pelatihan pada hari

kedua, berakhir pada pukul 16.10 wita.

Pada hari ketiga, Kamis, 25 Juni 2015 peserta pelatihan melakukan registrasi

mulai pukul 08.00-08.30 wita. Pada Pukul 08.30-11.30 wita narasumber, Drs. I

Nyoman Seloka Sudiara menyajikan materi tentang ketidaktepatan penggunaan kata.

Sesi penyajian pada hari ketiga ini, dipandu oleh Ni Made Rai Wisudariani, S.Pd.,

M.Pd. sebagai moderator. Butir-butir materi sajian dalam ketidaktepatan penggunaan

kata, disajikan oleh penyaji melalui slide power point. Dalam sesi diskusi, hanya ada

satu pertanyaan yang muncul terkait faktor penyebab ketidaktepatan penggunaan kata

dalam berbicara maupun dalam keterampilan menulis. Pertanyaan ini langsung

ditanggapi oleh narasumber dengan memberikan beberapa contoh fenomena

berbahasa yang terjadi. Selesai sesi diskusi, peserta dan penyaji beristirahat untuk

menikmati santap siang selama 30 menit.

Pada pukul 13.00 wita, diadakan pelatihan analisis kesalahan ketidaktepatan

penggunaan kata dan pembinaan bahasa. Peserta pelatihan diminta membentuk

kelompok sesuai dengan asal sekolah mereka. Setelah berada dalam kelompoknya,

peserta ditugaskan untuk menganalisis kesalahan bahasa yang terjadi, khususnya

terkait dengan ketidaktepatan penggunaan kata. Tim pembinaan membagi diri untuk

membimbing setiap kelompok dalam menganalisis kesalahan. Acara kemudian

dilanjutkan dengan pengumpulan hasil analisis kesalahan yang telah dibuat oleh

peserta. Semua peserta mengumpulkan hasil yang telah dibuat. Setelah semua

terkumpul, penyaji melakukan analisis terhadap hasil analisis para peserta.

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan bahasa yang diberikan, peserta

ternyata masih kesulitan membedakan penggunaan kata pelanggan-berlangganan-

langganan dan kata menuggu-menanti, mengajar-mengajarkan. Hari ketiga

pembinaan ini diakhiri pada pukul 16.00 wita.

Pembinaan hari keempat, berlangsung pada tanggal 26 Juni 2015. Pada hari

keempat ini, narasumber menyajikan materi tentang ketidakefektifan kalimat. Dalam

menyampaikan materi, nerasumber pembinaan banyak memberikan contoh-contoh

kalimat sederhana sering diucapkan oleh orang namun tidak efektif. Dalam mengikuti

kegiatan ini, peserta tampak sangat sumbringah. Mereka mengakui bahwa hal-hal

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

11

yang selama ini mereka anggap lazim ternyata tidaklah sepenuhnya benar. Dalam

sesi diskusi ada satu orang penanya yang menanyakan tentang cara membedakan

kalimat kontaminasi dan kalimat pleonastis. Penyaji kemudian memaparkan

jawabannya dengan memberikan beberapa contoh kalimat. Setelah diulas dan

dipaparkan oleh penyaji dengan gamblang, peserta akhirnya memahami perbedaan

antara kalimat pleonastis dan kalimat kontaminasi. Setelah sesi diskusi, peserta diajak

beristirahat terlebih dahulu untuk menikmati makan siang. Pada pukul 13.00 acara

dilanjutkan dengan pelatihan menganalsis ketidakefektifan kalimat. Selama satu

setengah jam, peserta bersama tim, menganalisis beberapa kalimat yang diberikan

oleh instruktur pendamping pembinaan. Setelah semua peserta mengumpulkan hasil

analisisnya tim pembinaan kemudian merefleksi hasil analisis peserta dan membina

peserta untuk memperbaiki analsisis yang mereka hasilkan. Pelatihan hari keempat ini

berakhir pada pukul 16.05 wita.

Pembinaan pada hari terakhir diadakan pada tanggal 27 Juni 2015. Registrasi

pada hari ini dilakukan mulai pukul 08.00- 08.30 wita. Pada hari terakhir ini, peserta

diminta untuk mampu menulis ujaran-ujaran yang biasa mereka gunakan saat

memberikan apersepsi pembelajaran maupun saat menanggapi pertanyaan siswa.

Hasil tulisan guru ini kemudian dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan analsiis

bagi peserta lain. Peserta lain selanjutnya diminta untuk menganalisis kesalahan-

kesalahan berbahasa yang ada di sekitar mereka yang sering dilakukan oleh para guru.

Dalam kegiatan ini, semua peserta Nampak sangat antusias menganalisis kesalahan

berbahasa yang dilakukan oleh rekan mereka. Pada pukul 12.00, tim pembinaan dan

peserta beristirahat untuk menikmati santap siang. Pada pukul 13.00, instruktur

pendamping pembinaan memberikan beberapa kalimat yang harus mereka perbaiki

dari segi penulisan maupun keefektifannya. Kalimat-kalimat ini ditampilkan melalui

slide powerpoint. Para peserta Nampak berlomba-lomba untuk mencoba menganalsiis

kalimat-kalimat yang ditampilkan. Pada sesi berikutnya, tim menampilkan rekaman

video guru saat mengajar. Peserta pelatihan merasa sangat senang menyaksikan video

yang ditampilkan. Ketika diminta menganalisis kesalahan berbahasa yang ada dalam

video tersebut, para peserta sudah tidak canggung lagi menjawab dengan

menggunakan bahasa Indonesia yang benar.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

12

Sebelum menutup acara pembinaan, peserta pelatihan diberikan kesempatan

untuk memberikan kesan selama mengikuti pelatihan ini. Secara umum, peserta

merasa senang dengan kegiatan pembinaan ini. Bagi peserta, guru SD memiliki

tanggung jawab yang besar dalam mengajarkan siswa berbahasa Indonesia yang

benar. Para peserta menyadari bahwa bahasa yang lazim mereka gunakan selama ini

saat mengajar, bukanlah sepenuhnya benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Terkait

dengan hal itu, peserta juga meminta pembinaan lebih lanjut jika ada peserta yang

merasa belum mantap berbahasa Indonesia yang benar. Peserta mengharapkan agar

kegiatan pelatihan semacam ini diadakan setiap tahun karena guru-guru jarang

mengikuti pelatihan seperti ini. Acara pembinaan ini berakhir pada pukul 14.30 Wita

dan ditutup oleh Made Warnaka, S.Pd., selaku ketua gugus VI Kecamatan Sukasada,

Buleleng.

3.2 Pembahasan

Hasil pelaksanaan pembinaan bahasa dengan menggunakan metode analisis

kesalahan berbahasa berbantuan media audiovisual dan kesalahan berbahasa yang

lazim ditunjukkan oleh para guru dalam menganalisis permasalahan guru dalam

berbahasa, sangat efektif digunakan dalam memperbaiki kesalahan berbahasa yang

dilakukan oleh para guru, peserta pembinaan bahasa. Corder (dalam Nurhadi,

1990:62) menyatakan bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari

kesalahan dan kesalahan itu merupakan sumber inspirasi untuk menjadi benar.

Pendapat Corder ini sekaligus memberikan penegasan bahwa salah satu hal yang

dapat dijadikan bahan dalam pembinaan bahasa adalah kesalahan berbahasa yang

dilakukan oleh para guru. Kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh para

guru dan langsung diketahui oleh guru yang bersangkutan, dapat digunakan oleh para

guru sebagai umpan balik dalam memperbaiki kesalahan dan dalam penyempurnaan

pengajaran bahasa. Namun dalam hal ini diperlukan pula teknik humor dalam

menyampaikan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh guru agar para guru yang

menjadi peserta pembinaan tidak merasa tersinggung.

Hasil kegiatan ini juga menyiratkan keterhubungan antara pengajaran bahasa

dan pembinaan melalui model kesalahan berbahasa. Tarigan (1990:67) mengatakan

bahwa hubungan keduanya ibarat air dengan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

13

hidup dan berada di dalam air, begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dalam

pembelajaran bahasa. Para praktisi bahasa Indonesia sependapat bahwa kesalahan

berbahasa yang dilakukan oleh kaum anutan (guru ataupun pejabat) mengganggu

pencapaian tujuan pengajaran bahasa. Oleh sebab itu, kesalahan berbahasa yang

sering dibuat harus dikurangi dan dihapuskan.

Kesalahan berbahasa merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis

kesalahan seseorang dalam berbahasa. Sudiara (2006) menyatakan bahwa kesalahan

berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan oleh

seseorang secara sistematis dan konsisten. Kesalahan itu biasanya ditentukan

berdasarkan kaidah atau aturan yang berlaku dalam bahasa yang sedang dipelajari.

Jika kata atau kalimat yang digunakan oleh peserta pembinaan bahasa tidak sesuai

dengan kaidah yang berlaku, maka peserta pembinaan bahasa dikatakan membuat

kesalahan. Dalam kaitannya dengan pengertian analisis kesalahan, Crystal (dalam

Pateda,1989:32) mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu model untuk

mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis

kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh peserta pembinaan bahasa dengan

menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik.

Tarigan (1990:68) juga mengatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa

adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh praktisi bahasa dengan langkah-

langkah pengumpulan data, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat di dalam data,

penjelasan kesalahan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan

penyebabnya, serta pengevaluasian taraf keseriusan kesalahan itu. Kesalahan

berbahasa itu bisa disebabkan oleh kemampuan pemahaman peserta pembinaan

bahasa. Artinya, peserta pembinaan bahasa memang belum memahami sistem bahasa

yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara sistematis. Kesalahan jenis ini

dapat berlangsung lama bila tidak diperbaiki. Perbaikannya harus dilakukan melalui

pelatihan, praktik, dan penganalisisan kesalahan. Kesalahan akan berkurang bila tahap

pemahamannya semakin baik. Di sinilah pentingnya menanamkan konsep bahasa

Indonesia yang benar dalam benak peserta pelatihan pembinaan. Kemampuan

menguasai bahasa secara baik dapat dilakukan dengan cara mempelajarinya, yaitu

berlatih berulang-ulang dengan pembetulan di sana-sini. Proses pembelajaran ini

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

14

tentunya menggunakan media audio visual yang tepat agar dapat memperoleh hasil

yang positif.

Penggunaan media audiovisual dengan menampilkan kesalahan berbahasa

yang secara sistematis sering dilakukan menunjukkan bahwa media audiovisual

mampu memadukan unsur visual dan audio, sehingga isi materi/pesan lebih mudah

diserap oleh peserta pembinaan (Sadiman, 2008). Isi materi atau pesan lebih mudah

diserap oleh peserta pembinaan karena mengaktifkan dua indera yaitu indera

pendengaran dan indera penglihatan. Kedua indra ini akan membentuk emosi dan pola

pikir peserta pembinaan terhadap permasalahan kebahasaan yang ditampilkan.

Temuan ini sesuai dengan pendapat Munadi (2008:116) yang menyatakan bahwa

media audiovisual mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa berbahasa pada masa

lalu secara realistis dalam waktu yang singkat. Permasalahan kebahasaan yang

dianggap lazim mampu direduksikan pada suatu kenyataan bahwa yang dianggap

lazim selama ini tidaklah selalu benar. Hasil penelitian ini sekaligus memudarkan

anggapan bahwa media audiovisual hanya cocok digunakan untuk anak-anak. Media

audiovisual sangat efektif digunakan dalam kegiatan pembinaan maupun pelatihan

bagi para guru.

Metode analisis kesalahan berbahasa dengan menggunakan media audiovisual

dan permasalahan bahasa sangat efektif digunakan dalam pembinaan bahasa. Dengan

metode ini peserta pelatihan mengetahui kesalahan dan kekeliruannya saat berbicara

dan dapat mengetahui cara memperbaikinya sekaligus dapat dengan jelas mengetahui

bentuk kesalahan berbahasa yang dilakukan. Metode analisis kesalahan berbahasa

dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menganalisis kesalahan berbahasa

karena dengan metode ini peserta pembinaan mengetahui kekeliruan dan

kesalahannya dalam menggunakan bahasa Indonesia secara benar, serta mengetahui

cara memperbaikinya, sehingga kekeliruan dan kesalahan tersebut tidak terulang.

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

15

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil pembinaan yang telah disajikan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

4.1.1. Pembinaan bahasa Indonesia bagi guru-guru SD di wilayah gugus VI

Kecamatan Sukasada diadakan selama lima hari bertempat di SD Negeri 4

Panji Anom. Peserta pelatihan berjumlah 27 orang yang merupakan guru-guru

SD di wilayah gugus VI Kecamatan Sukasada. Narasumber dalam pelatihan

ini, adalah Drs. I Nyoman Seloka Sudiara, M.Pd. Narasumber dalam

pembinaan ini adalah tim dari kegiatan pembinaan ini. Pembinaan

dilaksanakan selama lima hari dengan rincian materi untuk hari pertama

disajikan materi tentang pembinaan dan analisis kesalahan pengucapan guru.

Hari kedua dilanjutkan dengan paparan tentang penulisan kata sesuai kaidah

kebahasaan. Sedangkan hari ketiga disajikan materi ketidaktepatan

penggunaan kata. Hari keempat dilanjutkan dengan pembinaan tentang

ketidakefektifan kalimat dalam bahasa Indonesia. Pada hari terakhir, peserta

dibina secara menyeluruh kembali tentang materi-materi yang telah disajikan.

Dalam memaparkan materi dan dalam kegiatan pembinaan cara menganalisis

kesalahan berbahasa, peserta ditampilkan video rekaman cara berbahasa guru

yang lazim tetapi cenderung tidak benar sesuai kaidah. Dalam setiap

pelaksanaan pembinaan, peserta diberikan pula bimbingan dan analisis hasil.

4.1.2 Pembinaan ini telah mampu meningkatkan wawasan guru-guru tentang kaidah

bahasa Indonesia baku dan ragam kesalahan dalam bahasa Indonesia.

Peningkatan wawasan ini membantu guru-guru dalam menggunakan bahasa

Indonesia yang benar dalam proses belajar mengajar. Selain itu, pembinaan ini

juga meningkatkatkan keterampilan guru-guru dalam menganalisis kesalahan

pemakaian bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dari hasil analisis para guru

terhadap beberapa kalimat yang tidak efektif dalam kegiatan pelatihan. Di

samping hal tersebut, pembinaan ini juga telah meningkatkan sikap positif

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

16

guru-guru terhadap bahasa Indonesia. Sikap positif terhadap bahasa Indonesia

yang diperlihatkan guru dalam cara bertutur dan bertanya saat pembinaan

berlangsung.

4.2 Saran

Hasil pembinaan ini menunjukkan bahwa pembinaan bahasa yang telah

dilaksanakan memberikan dampak positif terhadap peserta dalam memahami dan

menggunakan bahasa Indonesia secara benar sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang dapat disampaikan kepada pihak-

pihak di bawah ini.

4.2.1 Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga baik di tingkat kabupaten

maupun kecamatan hendaknya mengupaya pengadaan kegiatan-kegiatan yang

mengarah pada pembinaan bahasa Indonesia agar guru memiliki wawasan

yang jelas tentang kaidah kebahasaan dan mampu melazimkan yang benar

dalam bertutur.

4.2.2 Kepada para guru disarankan untuk proaktif membaca kaidah-kaidah

kebahasaan dan berani tampil berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang

benar.

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

17

DAFTAR PUSTAKA

Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. “River side estate atau perumahan pinggir kali”

dalam Bahasa! kumpulan tulisan di Majalah Tempo. Jakarta: Pusat Data dan

Analisis Tempo

Moeliono, Anton M. (pen.). 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:

Gaung Persada Press.

Nurhadi, Roekhan. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua. Bandung:

Sinar Baru.

Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Kesalahan. Flores: Nusa Indah.

Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009. 2110. Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan: EyD Terbaru. Yogyakarta: Pustaka Timur.

Purnamayani, Ni Made Desy. 2014. Analisis Kesalahan Bahasa Diskusi dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Sukasada.

Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Undiksha.

Sadiman, A.S., dkk. 2009. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya Edisi Ke-12. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Suandi, I Nengah. 1996. Analisis Kesalahan Berbahasa. Singaraja: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Udayana

Sudiara, I Nyoman Seloka. 2006. Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia.

Modul (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Tarigan, Djago. 1990. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

18

LAMPIRAN FOTO-FOTO KEGIATAN

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

19

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

20

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

21

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir_1985022020081220… · yang sempurna, demi penyempurnaan laporan ini, kritik dan saran

22

PETA LOKASI KEGIATAN