laporan akhir program ipteks bagi...
TRANSCRIPT
i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
JUDUL
IbM Kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga di Desa Mas
Tahun ke1 dari rencana 1 tahun
Ni Made Wiratini, S.Pd., M.Sc., NIDN 0027068301
Dr. Siti Maryam, M.Kes. NIDN 0021026202
Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds. NIDN 0004057406
Universitas Pendidikan Ganesha
Nopember 2015
ii
iii
RINGKASAN
IbM Kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga di Desa Mas memiliki tujuan dan
target: mampu meningkatkan produktifitas dan kualitas kompos kelompok pemungut sampah
rumah tangga, kelompok pemungut sampah rumah tangga dapat mengintegrasikan kotoran
ternak dalam pembuatan kompos dan dapat memanfaatkan gas metana yang dihasilkan, dapat
menciptakan desain berbasis barang bekas bernilai seni, dan dapat memasarkan produk yang
dihasilkan. Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: Ni Nyoman
Tinggen dari Kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga Sumber Lestari sebagai mitra 1,
dan Ni Ketut Suasti dari Kelompok Kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga Bumi sari
sebagai mitra 2. Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dan target program IbM ini,
mitra diberi pelatihan dan pendampingan selama kegiatan ini berlangsung. Pelatihan yang
diberikan kepada mitra adalah: 1) cara meningkatkan produktifitas kompos, kualitas kompos,
dan memberi bantuan mesin pencacah sampah, 2) cara mengintegrasikan kotoran hewan
dalam pembuatan kompos, 3) cara penampungan gas metana dari pembuatan kompos dan
memberi bantuan alat pembuat gas, dan alat penampung gas metana, 4) cara menggunakan
gas metana, 5) cara membuat disain dari barang bekas, 6) cara memasarkan produk.
Luaran yang dihasilkan dari program IbM meliputi dua aspek, asapek produksi dan
aspek manajemen. Dari aspek produksi mitra diharapkan: 1) dapat meningkat produktifitas
dan kualitas minimal 25% dari produktifitas semula, 2) dapat menghasilkan disain barang
bekas minimal 2 jenis disain baru, dan 3) dapat memanfaatkan gas metana yang dihasilkan
dari proses pengomposan. Dari aspek manajemen mitra diharapkan dapat memasarkan
produk. Disamping itu, luaran IbM ini adalah publikasi nasional dalam bentuk artikel.
Hasil yang dicapai mitra telah mampu memisahkan sampah berdasarkan karakteristik
sampah, mitra telah mampu membuat kompos dengan kualitas tinggi dalam waktu lebih cepat
dari semula, dan mitra telah mampu membuat biogas dengan menggunakan kotoran babi,
sampah, dan mikrobia, mitra telah mampu membuat kerajinan dari sampah, serta mampu
memasarkan produk yang dihasilkan.
Kata-kata kunci: pemungut sampah rumah tangga, Desa Mas
iv
PRAKATA
Puji syukur kehadapan Hyang Widhi Wasa karena berkat rakhmatNya, IbM dapat
terlaksana sesuai rencana. IbM yang berjudul “IbM Kelompok Pemungut Sampah Rumah
Tangga di Desa Mas” merupakan upaya untuk memberdayakan kelompok pemungut sampah
di Desa Mas agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas yang dapat dapat dipasarka lebih
luas.
IbM terlaksana atas dukungan beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
pelaksana mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada.
a. Dirjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini
b. Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha
yang telah mengusulkan proposal ini ke Dikti sehingga program ini dapat
terlaksana
c. Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA yang telah memfasilitasi alat dan
instrumen
d. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang telah menyukseskan IbM ini
Akhirnya kami berharap semoga laporan kemajuan ini dapat bermanfaat. Saran dan kritik juga
kami sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, 8 Nopember 2015
Tim Pelaksana
v
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................... ii
RINGKASAN ...................................................... Iii
PRAKATA ...................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................... V
DAFTAR TABEL ...................................................... Vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................... Vii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................... 1
1.1 Analisis Situasi ...................................................... 1
1.2 Permasalahan Mitra ...................................................... 5
1.3 Justifikasi Persoalan Prioritas Mitra ...................................................... 5
BAB 2. TARGET LUARAN ...................................................... 8
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ...................................................... 9
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ...................................................... 12
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 13
BAB 6. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...................................................... 18
BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................... 20
LAMPIRAN ...................................................... 21
vi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Target luaran program pengabdian pada
masyarakat ...................................................... 8
Tabel 3.1 Rencana pemecahan masalah ...................................................... 9
vii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 1.1 Alat kelompok pemungut sampah rumah tangga .................................... 1
Gambar 1.2 Jenis sampah yang dijual oleh kelompok
pemungut sampah rumah tangga .................................... 1
Gambar 1.3 Mekanisme pengolahan sampah .................................... 3
Gambar 1.4 Kotoran ternak belum termanfaatkan .................................... 3
Gambar 1.5 Kompos hasil kelompok pengumpul sampah ruah
tangga .................................... 4
Gambar 5.1 Pelatihan cara pengelompokan sampah .................................... 13
Gambar 5.2 Mitra mengamati mikrobia (a), pembuatan
kompos tanpa mikrobia (b), pembuatan kompos
dengan mikrobia dan kotoran sapi (c,d),
pembukusan untuk fermentasi (e)
.................................... 14
Gambar 5.3 Mitra diberi wawasan cara membuat biogas
dengan bantuan mikrobia .................................... 14
Gambar 5.4 Proses pembuatan biogaas .................................... 15
Gambar 5.5 Mitra diberi bantuan gerinda (a) dan bor listrik
(b) serta dilatih cara penggunaannya .................................... 15
Gambar 5.6 Mitra latihan mendisain dan membuat kerajinan
dari aneka sampah .................................... 15
Gambar 5.7 Pemasaran produk mitra .................................... 16
Gambar 5.8 Pendampingan .................................... 16
Gambar 5.9 Produk mitra setelah mengikuti program IbM .................................... 17
viii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Instrumen ...................................................... 21
Lampiran 2 Personalia tenaga pelaksana beserta
kualifikasinya ...................................................... 22
Lampiran 3 HKI dan publikasi ...................................................... 36
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasai
Kelompok pengumpul sampah rumah tangga terdapat di Banjar Tegalbingin Desa Mas
Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Kelompok pengumpul sampah rumah tangga tersebut adalah
kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga Bumi Sari memiliki anggota 10 orang dan kelompok
Pemungut Sampah Rumah Tangga Sumber Lestari memiliki anggota 8 orang. Aset total kedua
kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga tersebut Rp. 4.000.000. Aset tersebut berupa gerobak
sampah, sekop cangkul, serok, sapu, dan ember (Gambar 1.1)
Gambar 1.1 Aset kelompok pemungut sampah rumah tangga (dokumen Wiratini, 2014)
Sumber pendapatan utama ke dua kelompok tersebut dari rekening sampah yang dipungut di
setiap rumah tangga, dan hasil penjualan barang bekas (kaleng, kardus dan kertas). Kelompok
Pemungut Sampah Rumah Tangga Bumi Sari memiliki pelanggan rumah tangga 75 kepala keluarga
per Desember 2013 dan kelompok pemungut sampah rumah tangga Sumber Lestari memiliki
pelanggan 50 kepala keluarga per Desember 2013. Biaya pemungutan sampah setiap kepala keluarga
Rp. 15.000 per bulan. Sampah dipungut setiap 2 hari sekali pada jam 07.00-10.00 atau pukul 16.00-
19.00. Berdasarkan hasil pemungutan sampah tersebut diperoleh pendapatan tambahan dari penjualan
barang bekas (keleng, kardus dan kertas) rata-rata Rp. 50.000-100.000 per bulan (Gambar 1.2).
Gambar 1.2. Jenis sampah yang dapat dijual oleh kelompok pemungut sampah rumah tangga
(dokumen Wiratini 2014)
2
Pendapatan tambahan juga diperoleh apabila ada warga yang mengadakan upacara sehingga sampah
yang dihasilkan melebihi volume sampah rumah tangga rata-rata. Pendapatan tersebut antara Rp.
30.000-50.000/pungut.
Mekanisme pengelolaan sampah yang dilakukan ke dua kelompok pemungut sampah tersebut
adalah pengambilan sampah di rumah tangga, ditampung sementara untuk dipilih sampah yang bisa
dijual dan sebagian diolah menjadi kompos, kemudian di bawa ketempat pembuangan akhir sampah
(Gambar 3). Pengelolaan sampah tersebut mengeluarkan biaya Rp.750.000/per bulan. Apabila
dikalkulasi pengeluaran dan penghasilan kelompok pengumpul sampah, maka diperoleh keuntunngan
bersih Rp. 375.000-400.000/bulan.
Volume sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga rata-rata 5-10 kg/hari. Jenis sampah
rumah tangga dikumpulkan oleh ke dua kelompok pengumpul sampah tersebut rata-rata 8-10 %
plastik, 88-90 % organic, 1-2 % logam. Berdasarkan jenis sampah tersebut, kelompok pengumpul
sampah mengolah sampah organik menjadi kompos, dengan harapan kompos yang dihasilkan dapat
dijual, sehingga menambah penghasilan mereka. Akan tetapi, kompos yang dihasilkan membutuhkan
waktu lama (2-3 bulan) dan kurang laku dipasaran. Dampak lama pengomposan tersebut, sampah
organik sangat banyak menumpuk dan memenuhi lahan penampungan sampah sementara. Mengatasi
hal tersebut, terpaksa sampah dibakar. Disisi lain, mereka juga ingin mengolah kaleng, kardus, dan
lainnya untuk menjadi barang jadi yang dapat dipasarkan. Akan tetapi mereka tidak memiliki
keterampilan untuk mengolahnya. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pemungut sampah
rumah tangga tersebut tidak terlepas dari pendidikan mereka, yaitu 2% SMP dan 98% SMA. Tawaran
untuk memungut sampat rumah tangga terus berdatangan di kedua kelompok, akan tetapi tetapi
terbentur dengan jumlah gerobak dan luas penampungan sementara sampah yang terbatas.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini direncanakan bermitra dengan dua orang, yaitu 1 orang (
Ni Nyoman Tinggen sebagai mitra 1) dari kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga Sumber
Lestari dan 1 orang (Ni Ketut Suasti sebagai mitra 2) dari kelompok Pemungut Sampah Rumah
Tangga Bumi Sari berlokasi di Banjar Tegalbingin Desa Mas Kecamatan Ubud. Mitra 1 memiliki aset
Rp 1750.000, sedangkan mitra 2 memiliki aset Rp 2.250.000. Selain sebagai pemungut sampah rumah
tangga, kedua mitra juga memelihara babi, sapi, dan ayam. Kotoran babi dan sapi sering menjadi
permasalahan mitra (Gambar 4), karena volume kotoran hewan-hewan tersebut berbau dan berlimpah,
sehingga mencemari lingkungan.
3
Gambar 1. 3. Mekasnisme pengelolaan sampah: sampah rumah tangga (a), dikumpulkan dan dipilah
(b), diolah menjadi kompos (c), dibakar (d), dan dibawa ke tempat pembuangan akhir (e) (dokumen
Wiratini, 2014)
Gambar 1.4 Kotoran ternak belum termanfaatkan (dokumen Wiratini, 2014)
Rencana lingkup kegiatan yang telah disepakati oleh kedua mitra meliputi 2 aspek, yaitu: aspek
produksi dan aspek manajemen hasil produksi.
1) Aspek produksi meliputi:
a) Pemilahan dan pemilihan sampah di awal (tempat penampungan sampah di masing-masing rumah
tangga). Selama ini pemilahan dan pemilihan jenis sampah dilakukan ditempat penampungan sampah
sementara. Efeknya tempat penampungan sampah sementara cepat penuh dan kurang teratur.
Akibatnya pelayanan pemungutan sampah rumah tangga harus tertunda. Penundaan pemungutan
sampah tersebut menurunkan kualitas pelayanan terhadap konsumen.
a b
c d e
4
b) Peningkatan jumlah produksi kompos dengan memperpendek waktu pengomposan. Pengomposan
yang dilakukan oleh kelompok pengumpul sampah rumah tangga memerlukan waktu 2- 3 bulan dan
menghasilkan kompos rata-rata 5- 7 kg.
c) Peningkatan kualitas kompos. Kompos yang dihasilkan oleh ke dua mitra memiliki ciri-ciri berbau
busuk, lengket, dan terdapat bagian sampah yang masih utuh (Gambar 1.5a).
Gambar 1.5 Kompos hasil kelompok pengumpul sampah rumah tangga. Kompos masih mengandung
bahan yang belum terurai, lengket, berbau (a), kemasan kompos tidak berlabel (b) (dokumen Wiratini,
2014)
Kompos yang baik memiliki cirri-ciri fisik: tidak berbau, tidak lengket, hitam dan renyah. Sedangkan
komposisi dasar kimia kompos yang baik adalah kadar C/N sebesar10-20 (Gaur, 1980). Jika
dibandingkan kualitas kompos hasil produksi ke dua mitra dengan ciri kompos yang baik, maka
kompos yang dihasilkan ke dua mitra masih jauh dari kualitas yang diharapkan. Setelah ditelusuri cara
pembuatan kompos oleh ke dua mitra, ternyata ukuran sampah organik sebagai bahan dasar kompos
masih berukuran besar dan proses pengomposan kurang sempurna (kurang tertutup). Seharusnya,
sampah yang digunakan untuk kompos dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil dan ditutup
secara rapat sehingga mikroba pengurai dapat mengurai sampah secara sempurna. Disamping itu,
mitra juga kurang memperhatikan kondisi pada saat pengomposan, seperti pH, kelembaban,
temperature, perbandingan sampah dengan kotoran.
d) Memanfaatkan limbah kotoran babi, sapi, dan ayam dalam pembuatan kompos. Kotoran babi, sapi,
dan ayam telah menjadi sumber pencemar lingkungan di sekitar tempat tinggal mitra, karena bau
kotoran yang menyebar, dan tempat pembuangan kotoran yang terbatas.
e) Meningkatan nilai ekonomis sampah kardus, kaleng bekas, dan plastik minuman mineral. Sampah
kardus, kaleng bekas, dan plastik minuman mineral dijual dengan harga yang murah. Kaleng bekas
dijual dengan harga Rp. 100 per biji, kardus Rp 800/ kg, dan plastik minuman mineral Rp 1000/ kg.
Apabila barang bekas diolah menjadi barang jadi seperti: serok sampah, harganya mencapai Rp.
15.000/biji, parutan kelapa kaleng Rp 10.000/biji, terompet kardus bekas 15.000/biji, dan bunga hiasan
Rp 2.500/ biji. dan sebagainya.
2) Kegiatan aspek manajemen meliputi: peningkatan jumlah produksi dan kualitas kompos;
membuat desain yang menarik sampah kardus, kaleng bekas, dan plastik minuman mineral;
a b
Bagian
kompos
belum
terurai
sempurn
a
Kemasan
kompos
kurang
menarik
5
peningkatan kualitas kemasan kompos; peningkatan pemasaran kompos dan hasil olahan sampah
kardus, kaleng bekas dan plastik minumam mineral; serta peningkatan kualitas pelayanan tepat waktu
untuk konsumen dan memperluas wilayah pelayanan. Kompos dikemas dalam kantong plastik tanpa
identitas, komposisi dan manfaat kompos. Kemasan kompos tersebut kurang menarik perhatian
konsumen (Gambar 1.5b). Disamping itu upaya pengolahan sampah kardus, kaleng bekas, dan plastiki
minuman mineral menjadi barang jadi belum terlihat dari kedua kelompok pengumpul sampah rumah
tangga. Mitra menyampaikan terkadang terjadi keterlambatan pemungutan sampah di rumah tangga
akibat kerusakan gerobak yang dimiliki.
Terdapat beberapa keluhan yang terungkap hasil wawancara tim pengusul, antara lain: 1)
sampah hanya dapat diolah menjadi kompos saja, 2) produktivitas dan kualitas kompos rendah, 3)
kotoran babi, sapi, dan ayam belum dapat dimanfaatkan dan mencemari lingkungan tempat tinggal
(berbau), 4) belum mampu mendisain sampah plastik, kaleng, dan kardus menjadi barang bernilai
ekonomi lebih, 5) kemasan produk kurang menarik, 6) kualitas dan kuantitas pelayanan masih rendah,
dan 7) belum mampu memasarkan produk. Harapan kedua mitra adalah mampu meningkatkan
produktivitas dengan kualitas baik dan dapat meningkatkan pemasaran produk. Dengan demikian mitra
berharap kesejahteraan dapat meningkat.
1.2 Permasalahan Mitra
Mitra memiliki permasalahan pokok dan disepakati dengan tim pengabdian masyarakat untuk
dicarikan jalan keluar, antara lain: 1) belum mampu mengelola sampah secara efisien, 2) kurang
pengetahuan cara membuat kompos yang memenuhi standar, 3) kotoran ternak (babi, sapi, dan ayam)
belum termanfaatkan dan menjadi pencemar lingkungan, 4) kurang pengetahuan untuk mengolah
sampah plastic, kaleng dan kardus menjadi barang yang bernilai ekonomi, 5) kualitas dan kuantitas
pelayanan kurang, dan 6) kurang mampu memasarkan produk.
1.3 Justifikasi Persoalan Prioritas Mitra
Justifikasi pengusul bersama mitra dalam menentukan persoalan prioritas yang telah disepakati
untuk diselesaikan selama pelaksanaan program IbM dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemilihan dan pemilihan sampah dilakukan ditempat penampungan sampah sementara. Cara
pengelolaan tersebut membutuhkan waktu 3-7 hari dan memenuhi tempat penampungan sampah
sementara. Dampaknya, pemungutan sampah di tempat konsumen menjadi tertunda pula sampai
3-5 hari dari rencana pemungutan sampah 2 hari sekali. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
diberi pelatihan cara mengelola sampah dengan mengelompokkan sampah rumah tangga
langsung ditempat penampungan sampah pertama (rumah tangga), seperti kelompok sampah
organic, non organic, dan plastik ditempatkan pada tempatnya secara terpisah (Ayu Artiningsih,
6
2008). Sampah organic dimasukkan ke dalam mesin pencacah sampah menjadi begian-bagian
yang lebih kecil untuk diolah menjadi kompos. Sedangkan sampah plastic, logam, dan kardus
yang dapat diolah menjadi barang jadi dikelompokkan dan langsung menjadi stok bahan baku
kerajinan.
b. Kompos yang dihasilkan oleh ke dua mitra pengumpul sampah memiliki ciri-ciri berbau,
terdapat bagian sampah yang belum busuk, dan lengket. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses
pengomposan kurang baik dilihat dari pemilihan bahan baku dan jenis mikrobia yang digunakan
(Rohendi, 2005). Bahan baku kompos yang digunakan berukuran besar dan tempat pemeraman
kurang tertutup. Disamping itu, mikrobia yang digunakan pada proses pembusukan kurang
unggul, kurang memperhatikan pH, kelembaban, suhu, perbandingan bahan yang digunakan
dalam proses pengomposan sehingga pengomposan memerlukan waktu yang lama (2-3 bulan).
Kompos yang baik tidak lengket dan telah sempurna pembusukan dengan indikasi tidak ada
panas pada kompos yang dihasilkan (Isroi, 2009). Untuk mengatasi masalah tersebut, mitra
diberi bantuan mesin pencacah kompos dan cara membuat kompos dengan menggunakan
teknologi efektif mikroorganisme sehingga menghasilkan kompos yang berkualitas tinggi.
c. Kotoran ternak (babi, sapi, dan ayam) sebagai sumber pencemar udara karena bau kurang sedap
dan mengotori lingkungan sekitarnya. Apabila hal ini dibiarkan, maka menjadi sumber penyakit
bagi lingkungan disekitarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka kotoran-kotoran diolah
menjadi pupuk kandang dan dijadikan bahan kompos, sehingga memperkaya unsur hara kompos.
Dengan demikian kualitas kompos akan meningkat.
d. Gas hasil pengomposan tidak dimanfaatkan (terbuang). Padahal gas pengomposan menghasilkan
60% metana (kpgsja, 2013). Gas metana tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar. Untuk
mengatasi hal tersebut mitra dilatih untuk merancang alat membuat kompos secara anaerob dan
cara menampung gas metana serta diberi alat penampung gas metana dan cara
memanfaatkannya.
e. Sampah plastik, kaleng dan kardus dijual langsung sebelum diolah. Sampah plastik dari
minuman kaleng dijual Rp 1000/ kg, kaleng dijual Rp 100/biji, dan kardus dijual Rp 800/kg.
Penjualan langsung jenis sampah tersebut kurang menguntungkan bagi para mitra. Untuk
mengatasi hal tersebut, mitra dilatih mendisain barang bekas menjadi kerajinan tangan yang
memiliki nilai ekonomi lebih.
f. Pelayanan pengambilan sampah rumah tangga dijadwalkan 2 hari sekali molor menjadi 4-5 hari.
Ketertundaan pengambilan sampah tersebut akibat dari keterbatasan jumlah penampung
sementara sampah dan jumlah gerobak pengangkut sampah yang terbatas (tidak ada cadangan
7
jika gerobak sampah ada yang rusak). Dampaknya adalah konsumen kurang puas dan menunda
pembayaran rekening sampah ketika ditagih mitra. Disisi lain, banyak pesanan di wilayah yang
berbeda agar sampah rumah tangga diangkut juga. Mengatasi permasalahan tersebut, mitra diberi
bantuan gerobak dan diberi pelatihan tentang cara melayani konsumen.
g. Kemasan kompos yang dihasilkan mitra tidak berlabel, tidak berisi komposisi, dan manfaat.
Kemasan produk seperti itu kurang menarik konsumen. Cara mengatasi masalah terebut adalah
dengan melatih mitra memberi identitas yang jelas pada produk yang dihasilkan dan melatih
management pemasaran.
h. Kompos tidak laku dipasaran. Mitra sangat susah memasarkan kompos yang dihasilkan. Cara
mengatasi adalahmengadakan promosi dan melatih management pemasaran
8
BAB 2
TARGET DAN LUARAN
Luaran yang ditargetkan adalah dalam bentuk metode, barang/produk dan artikel ilmiah. Secara
garis besar luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat IbM ini disajikan pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1. Target Luaran Program Pengabdian Pada Masyarakat
No Kegiatan Target luaran
Kagiatan pada aspek produksi
1 Pelatihan pengelompokan sampah
dari sumber pertama
1. Sampah terkelompokkan menjadi sampah organik, non
organik, dan plasitk ditempat masing-masing
2 Pelatihan peningkatkan jumlah
produksi kompos
1. Mesin pencacah sampah
2. Pembuatan kompos menggunakan teknologi efektif
organisme
3. Produksi meningkat minimal 25% perhari dari semula
3 Pengintegrasian kotoran ternak
dalam pembuatan kompos
1. Kotoran ternak tidak menjadi sumber pencemar
lingkungan
2. Kotoran ternak dapat dijadikan kompos
4 Pelatihan membuat kompos
berkualitas tinggi
1. Mitra dapat menghasilkan kompos: warna hitam, tidak
lengket, rasio C/N=10-20 (Gaur, 1980)
5 Pelatihan cara penampungan gas
metana pada proses pengomposan
1. Alat pengalir gas metana dan alat penampung gas
methana
2. Mitra dapat menampung gas metana
3. Mitra dapat memanfaatkan gas metana untuk memasak
6 Pelatihan mendisain kardus, kaleng
bekas, plastik minumam mineral
menjadi krajinan tangan
1. Mampu menghasilkan jenis kerajinan minimal 2 jenis
2. Produknya dapat dipasarkan
Kegitan pada aspek managemen
7 Pelatihan cara mengkemas produk
yang menarik
1. kompos yang dihasilkan memiliki kemasan dengan
identitas yang jelas, seperti nama kompos, komposisi,
manfaat dan dosis penggunaan
2. kerajinan dari kardus, kaleng bekas, dan plastik
minimal terjual Rp. 5000 per biji
8 Pelatihan tentang managemen
pemasaran
1. harga kompos per sak Rp. 25.000
2. kompos terjual 25 sak per bulan
3. kerajinan dari kardus, kaleng bekas, dan plastik
minimal terjual 50 biji/bulan
9
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Mengatasi permasalahan kelompok pengumpul sampah rumah tangga di Desa Mas Kecamatan
Ubud harus secara efisien, efektif, dan terpadu agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan
keberlanjutan usaha yang telah dirintis mitra. Metode pendekatan yang akan dilakukan berdasarkan
kesepakatan dengan mitra adalah: 1) pelatihan peningkatan jumlah produksi, 2) pelatihan mendisain
barang bekas menjadi bernilai ekonomi tinggi, 3) pelatihan cara mengkemas produk agar menarik, dan
4) pelatihan managemen pemasaran.
Berdasarkan hasil diskusi pengusul program dengan mitra dari kedua kelompok pengumpul
sampah rumah tangga telah disepakati rencana kegiatan yang akan dilakukan dan menunjukkan solusi
terhadap permasalahan mitra. Kesepakatan mitra tersebut bersedia melaksanakan program yang telah
disusun telampir dalam surat kesediaan mitra kelompok pengumpul sampah rumah tangga, seperti
terlampir dalam lampiran 4. Secara detail, beberapa metode pendekatan yang ditawarkan sebagai
solusi untuk mengatasi permasalahan yang mitra disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Rencana Pemecahan Masalah
Permasalahan Akar masalah
Metode Pendekatan yang
ditawarkan untuk pemecahan
masalah
Aspek produksi
Biaya dan waktu
pengelolaan banyak
1. Sampah belum terkelompokkan dari
sumber pertama
2. Pengolahan sampah masih manual
1. Memberi pelatihan cara
mengelola sampah agar
terpisahkan dari sumber
pertama dengan
mengelompokkan jenis
sampah
2. Memberi bantuan mesin
pencacah sampah
Jumlah produksi
kompos sangat
sedikit , waktu
sangat lama, dan
kualitas kompos
rendah
1. Mitra memotong bahan baku secara
manual/tangan
2. Mitra belum menggunakan mesin untuk
mempercepat hasil produksi.
3. Mitra tidak menggunakan teknologi
EM dalam pengomposan
4. Mitra tidak memperhatikan efek pH,
kelembaban, temperatur, komposisi
dalam proses pembuatan kompos
1. Memberikan pelatihan
kepada mitra tentang cara
meningkatkan produksi
2. Memberi bantuan mesin
pencacah sampah
3. Memberi bantuan EM
unggul dalam
pengomposan
4. Pelatihan cara membuat
kompos yang cepat dengan
menggunakan mesin dan
EM unggul
10
Kotoran ternak
(babi, sapi, ayam)
sebagai pencemar
lingkungan
1. Mitra tidak bisa mengolah kotoran
menjadi produk yang bermanfaat
1. Pelatihan
mengintegrasikan kotoran
ternak dalam pembuatan
kompos
Gas metana hasil
pengomposan
terbuang
1. Mitra tidak mengetahui jenis gas yang
dihasilkan dari pengomposan dapat
dimanfaatkan
2. Mitra tidak mengetahui cara
menampung gas methana hasil
pengomposan
3. Mitra tidak mengetahui cara
menggunakan gas methana
1. Memberi pelatihan cara
menampung gas metana
dan pemanfaatannya
2. Memberi alat pengalir dan
penampung gas metana
3. Mitra dilatih cara
memanfaatkan gas
methana
Kardus, kaleng
bekas, plastik
minuman mineral
belum diolah (harga
masih rendah)
1. Mitra tidak memiliki pengetahuan
tentang cara mengolah kardus, kaleng
bekas, plastik minuman mineral menjadi
kerajinan tangan yang artistik
1. Pelatihan cara mendisain
Kardus, kaleng bekas,
plastik minuman mineral
menjadi produk yang
artistik
Hasil kerajinan
kurang laku
dipasaran
1. Produk-produk yang dihasilkan belum
dikemas dengan identitas yang jelas
2. Mitra kurang kreatif mendisain dengan
desain baru
3. Mitra kurang pengetahuan mendesain
dengan desain baru
1. Memberi pelatihan cara
mengkemas produk
menjadi produk yang
artistik, dan komonikatif
2. Memberikan pelatihan cara
mendisain kerajinan barang
bekas
Aspek Manajemen
Kompos belum
dapat menembus
pasar
1. Kemasan kurang menarik
2. Pemasaran kurang gencar
1. Memberi pelatihan cara
mengkemas produk
menjadi produk yang
artistik, dan komonikatif
2. Pelatihan tentang
managemen pemasaran
Untuk merealisasi metode yang ditawarkan, maka prosedur kerja yang akan dilakukan
berdasarkan kesepakatan mitra dengan tim pengusul program didominasi praktek dibandingkan
ceramah dan meliputi 2 aspek, yaitu aspek produksi dan aspek manajemen pemasaran. Prosedur kerja
pada aspek produksi meliputi: 1) pemberian wawasan kepada mitra melalui ceramah dan diskusi
tentang cara meningkatkan produksi, 2) praktek cara menggunakan mesin pencacah sampah, 3)
pengintegrasian kotoran ternak dalam pembuatan kompos, 4) pemberian wawasan kepada mitra
melalui ceramah dan diskusi tentang cara membuat disain kerajinan dari barang bekas, 5) praktek cara
11
menampung gas metana dan pemanfaatannya, 6) praktek membuat disain barang bekas, 7) pemberian
wawasan kepada mitra melalui ceramah dan diskusi tentang faktor-faktor penyebab kualitas kompos
kurang baik, dan 8) praktek membuat kompos berkualitas tinggi. Sedangkan prosedur kerja pada aspek
managemen pemasaran meliputi: 1) pemberian wawasan kepada mitra melalui ceramah dan diskusi
tentang pentingnya kemasan produk agar laku di pasar dan 2) praktek cara memasarkan produk.
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program yang telah disepakati dengan tim pengusul
program adalah mitra siap mengikuti program seacara penuh, seperti terlampir dalam lampiran 4.
Sebagai wujud partisipasi mitra dalam program ini, mitra siap menyediakan bahan baku, tempat dan
alat-alat dasar. Luaran yang dihasilkan dari program IbM meliputi dua aspek, aspek produksi dan
aspek manajemen. Dari aspek produksi mitra diharapkan: 1) dapat meningkat produktifitas dan
kualitas minimal 25% dari produktifitas semula, dan 2) dapat menghasilkan disain kerajinan barang
bekas minimal 2 jenis disain baru. Sedangkan aspek manajemen mitra diharapkan: 1) dapat
memasarkan produk, dan 2) omset penjualan produk meningkat minimal 15%.
12
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)
memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalin hubungan yang sinergi dengan lingkungan masyarakat.
Peran Undiksha menjalin mitra dengan masyarakat melalui pengabdian masyarakat baik pada bidang
pendidikan maupun non kependidikan. Pada tahun 2013 terdapat 91 judul didanai di LPM Undiksha.
Sumber-sumber dana tersebut dari DIPA dan kompetisi di DP2M dikti. Prestasi LPM Undiksha dalam
meraih dana P2M di DP2M Dikti sangat menakjubkan. Terbukti LPM Undiksha telah berhasil
memenangkan di DP2 M Dikti pada skim: IbiKK, IbK, Ibm, IbW, dan KKN-PMP.
Judul P2M yang didanai dari DIPA adalah 71 judul, terdiri dari judul bidang pendidikan dan
judul non kependidikan. Sedangkan judul yang berhasil didanai dari skim IbiKK, IbK, Ibm, IbW, dan
KKN-PMP masing-masing 2, 1, 11, 5, dan 1. Dana P2M yang berhasil dihimpun adalah Rp
532.500.000 dari DIPA, Rp 1.324.000.000 dari DP2M Dikti, Rp 565.000.000 dari dana pendamping
Pemerintah daerah, dan Rp 150.000.000 dari dana pendamping DIPA Undiksha (LPM Undiksha,
2014).
Untuk mensukseskan program IbM yang diusulkan, diperlukan tim pelaksana kegitan dari
berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah mitra. Disiplin ilmu yang diperlukan adalah
teknologi pengolahan sampah, managemen peningkatan produksi, dan managemen pemasaran produk.
Ketua pelaksana program, adalah Ni Wiratini, S.Pd., M.Sc. adalah dosen Jurusan Pendidikan Kimia
yang menggeluti ilmu kimia dan bertugas melatih mitra cara agar kompos yang dihasilkan cepat dan
berkualitas tinggi serta menganalisis kadar/komposisi kompos yang dihasilkan oleh mitra. Dr. Siti
maryam, M. Kes. Sebagai anggota 1 adalah dosen Jurusan Pendidikan Kimia yang menggeluti tentang
mikroba untuk pengembangbiakan mikroba kompos yang unggul. Anggota 1 bertugas melatih kondisi
yang diperlukan mikroba agar dapat berkerja secara maksimal. Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds
sebagai anggota 2 adalah dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa yang menggeluti desain kerajinan
tangan, bertugas memberi pelatihan tentang cara membuat desain baru kerajinan tangan yang bernilai
tinggi, dan laku dipasaran.
13
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil IbM
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan IbM ini adalah: mitra dilatih untuk mengelompokkan
sampah, mitra dilatih cara membuat kompos dari sampah organic, kotoran ternak, molase, dan
mikrobia; mitra dilatih untuk membuat biogas dari sampah organic dan kotoran ternak, mitra dilatih
memanfaatkan biogas, mitra diberi bantuan kerajinan, seperti: alat gerinda, alat bor, mitra dilatih
membuat kerajinan dari sampah, dilatih cara mendisain, dilatih cara memasarkan, dan pendampingan
terhadap permasalahan mitra.
5.1.1 Pelatihan Cara Pengelompokan Sampah
Pelatihan pengelompokkan sampah difokuskan pada cara pengelompokkan sampah organic,
plastic, dan anorganik. Pengelompokkan dilakukan sejak awal penampungan dikonsumen I agar lebih
efektif dan efisien dari sisi waktu. Suasana pelatihan sangat hangat, banyak diskusi dilakukan. Hal ini
menunjukkan keseriuasan para peserta dalam melakukan pelatihan. Kegiatan pengelompokan sampah
ditampilkan dalam Gambar 5.1
Gambar 5.1 Pelatihan cara pengelompokan sampah
5.1.2 Pelatihan Cara Membuat Kompos
Pelatihan membuat kompos menggunakan bahan organic, kotoran ternak dan mikrobia.
Kegiatan dimulai dengan pemberian bantuan mikrobia, alat pencacah sampah, dan pembuatan kompos.
Kompos dibuat denganmemotong bahan /sampah menjadi kecil, kemudian material dicampur secara
merata. Campuran tersebut kemudian dibasahi agak lembab dan ditutup secara merata. Kegiatan
pelatihan membuat kompos dapat dilihat pada Gambar 5.2.
14
a b c
d f
Gambar 5.2 Mitra mengamati mikrobia (a), pembuatan kompos tanpa mikrobia (b), dengan mikrobia
dan kotoran sapi (c,d), pembukusan untuk fermentasi (f)
5.1.3 Pelatihan Membuat Biogas
Pembuatan biogas menggunakan kotoran babi digabungkan dengan sampah dan ditambahkan
mikrobia untuk mempercepat proses pembusukan/fermentasi. Langkah yang dilakukan adalah mitra
diberi wawasan tentang cara pembuatan biogas dari kotoran babi, kemudian praktek membuat biogas.
Gambar kegiatan pembuatan biogas dapat dilihat pada Gambar 5.3 dan Gambar 5.4.
Gambar 5.3 Mitra diberi wawasan cara membuat biogas dengan bantuan mikrobia
15
Gambar 5.4 Proses pembuat biogas: kotoran babi (a) dialirkan ke bak penampungan dicampur sampah
(b) kemudian ditutup (c)
5.1.4 Mitra diberi bantuan alat kerajinan
Pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomi diperlukan beberapa alat. Karena jenis
sampah yang dipungut ada yang keras dan ada yang lunak. Jenis sampah yang keras, seperti
tempurung kelapa dan bekas tangkai es krim, serta tutup botol minuman. Untuk itu, mitra diberi
bantuan gerinda dan bor. Mitra juga dilatih untuk menggunakan ke-2 alat tersebut.
Gambar 5.5 Mitra diberi bantuan gerinda (a) dan bor listrik (b) serta dilatih cara penggunaannya
5.1.5 Pelatihan mendisain dan membuat barang kerajinan dari sampah
Pelatihan membuat barang kerajinan dari sampah terdiri dari tiga kategori, yaitu dari sampah
batok kelapa, sampah bekas tangkai es krim dan bekas tutup botol. Mitra sangat bersemangat berlatih
membuat kerajinan dari sampah.
Gambar 5.6 Mitra latihan mendisain dan membuat barang kerajinan dari aneka sampah
a b
16
5.1.6 Pemasaran produk mitra
Mitra telah mampu menghasilkan kerajinan dari sampah. Kebanyakan kerajinan yang
dihasilkan mitra adalah kerajinan dari tempurung kelapa. Ha ini terjadi karena jenis sampah tempurung
yang banyak terkumpul. Disamping itu, jenis kerajinan dari sampah tempurung kelapa banyak yang
laku dipasarkan karena disainnya banyak disukai oleh konsumen.
Gambar 5.7 Pemasaran produk mitra
5.1.7 Pendampingan
Pendampingan mitra bertujuan untuk mengetahui permasalahan mitra dalam menerapkan
teknologi yang telah diberikan. Disamping itu, pendampingan juga bertujuan untuk mengevaluasi
keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Kekhawatiran mitra adalah penjiplakan disain yang
telah dibuat. Untuk itu mitra disarankan terus berkreasi untuk membuat disain baru sehingga produk
yang dihasilkan tidak menoton dan pembeli semakin tertarik dengan produk yang dihasilkan.
Gambar 5.8 Pendampingan mitra
5.2 Pembahasan
Program IbM sangat dirasakan manfaat oleh mitra. Mitra telah merasakan penambahan
keterampilan yang dimiliki dari hanya pemungut sampah menjadi penghasil kompos, kerajinan tangan
dari sampah, dan dapat memanfaatkat kotoran menjadi biogas. Akan tetapi mitra kelihatan sangat
17
tertarik pada pembuatan kompos dan kerjinan dari sampah. Produk-produk tersebut sangat dirasakan
oleh mitra untuk menyuburkan tanaman padi mereka. Kompos yang dihasilkan mitra telah mengurangi
biaya produksi padi mitra dan telah menambah uang saku mitra dengan penjualan barang kerajinan
dari sampah, khususnya dari tempurung kelapa.
Bantuan alat kerajinan, seperti mesin gerinda, bor listrik, dan mesin dynamo untuk
pengamplasan produk telah membantu mitra untuk mempercepat produksi dan mempercantik produk-
produk mitra. Salah satu contoh produk mitra di sajikan pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9 Produk mitra setelah mengikuti program IbM
Jenis produk seperti Gambar 5.9 sangat diminati oleh konsumen. Disain yang artistic, harga yang
murah penyebab produk mitra ini diminati. Permasalahan kedepan mitra ditantang untuk memperluas
pemasaran produk yang dihasilkan menjadi lebih luas.
18
BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Program IbM yang telah dilaksanakan sangat dirasakan oleh mitra. Peningkatan pendapatan
mitra sudah semakin dirasakan. Walaupun demikian, pendampingan terus dilakukan untuk dapat lebih
mensejahterakan anggota mitra yang lain dan semakin meningkatkan pengetahuan dalam mengelola
sampah. Mitra sangat berharap terdapat keberlanjutan program ini sehingga pengelolaan sampah
menjadi suatu industri yang lebih besar. Hal ini ini tentu sangat beralasan ditengah-tengah permasalahn
sampah yang semakin marak dan hasil pengolahannya semakin dirasakan manfaatnya.
19
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Program kegiatan IbM sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra. Mitra telah mampu mengelola
sampah menjadi kompos, kerajinan yang bernilai ekonomi, dan produk yang dihasilkan mitra telah
telah diterima oleh konsumen dengan baik. Peluang pasar telah dilihat oleh mitra, sehingga mitra
semakin tertarik mengelola sampah.
7.2 Saran
Kegiatan IbM ini sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra, sehingga mitra sangat
mengharapkan kegiatan ini berkelanjutan. Untuk itu memenuhi keinginan mitra, maka diperlukan dana
operasional yang lebih tinggi dan pencairan dana lebih cepat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Artiningsih Ni Komang. 2008. Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jombang Kota Semarang. Tesis. Pascasarjana
Universitas Diponogoro.
Gaur, D.C. 1980. Present Status of Composting and Agricultural Aspect. In : Hesse, P.R. (ed)
Improving Soil fertility Through Organic Recycling, Compost Technology. FAO Og United
Nation. New Delhi.
Isroi. 2009. Hasil Analisa Kompos Jerami dan Nilai Haranya. http:isroi.wordpress.com. Dikunjungi 2
Desember 2010.
Kpgsja. 2013. Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Babi menjadi Energi Biogas. Kupang: kpgs.
LPM Undiksha. 2014. Statistic LPM tahun 2014. www.lpm/undiksha.ac.id
Rohendi, E. 2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta. Prosedding: Bogor, 17
Februari 205 Borobudur Wordpress.
Toharisman, A. 1991. Potensi dan Pemanfaatan Limbah Industri Gula sebagai Sumber Organik
Tanah
Warasfarm. 2012. Manfaat Pupuk Organik bagi Pertanian. http.warasfarm.wordpress. diunduh 1
Januari 2013.
21
LAMPIRAN
1. Instrumen
Gambar Mesin pencacah sampah untuk mitra
A B
Gambar Produk kompos belum dikemas (B) dan sudah dikemas (B)
Gambar alat bor listrik dan mitra menggunakan gerinda
22
2. Personalia tenaga pelaksana beserta kualifikasinya
1. BIODATA KETUA PELAKSANA
A. IDENTITAS DIRI
1 Nama lengkap (dengan gelar ) Ni Made Wiratini, S.Pd., M.Sc
2 Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 198306272006042002
5 NIDN 0027068301
6 Tempat dan Tanggal Lahir Lelateng, 27 Juni 19834.
7 E-mail [email protected], dan
8 Nomor Telepon/HP 085237465122
9 Alamat Kantor Jl. Udayana No. 11 Singaraja Bali 81117
10 Nomor Telepon/Faks Tel. 0362-25072; Fax. 0362-25335
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 25 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
11 Mata Kuliah yang Diampu 1. Kimia Fisika I
2. Physical Chemistry I
3. Kimia Fisika II
4. Physical Chemistry II
5. Kimia Fisika III
6. Physical Chemistry III
7. Praktikum Kimia Fisika
8. Practical of Physical Chemistry
9. Basic Chemistry
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
S1 S2
Nama Perguruan Tinggi IKIP N Singaraja UGM
Bidang Ilmu Pendidikan Kimia Ilmu Kimia
Tahun Masuk –Lulus 2001-2005 2008-2010
Judul
Skripsi/Thesis/Disertasi
Penggunaan sekam padi sebagai
adsorben untuk menurunkan kadar
ion logam besi pada air
Karakterisasi dan Uji
Aktivitas Katalis
Ni/Zeolit Alam pada
Hidrorengkah Metil Ester
Minyak Sawit (MEPO)
Nama Pembimbing
/Promotor
Dr.rer.nat I Wayan Karyasa, S.Pd.,
M.Sc
Dr. Triyono, S.U
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
23
No Tahun Judul
Pendanaan
Dana Jumlah
(juta Rp)
1 2010
Penggunaan Lipase Termostabil Isolat
Banyuwedang untuk Biosensor dalam
Penentuan Gliserida pada Serum Darah
HB tahap III 35
2 2011
Penggunaan Lipase Termostabil Isolat
Banyuwedang untuk Biosensor dalam
Penentuan Gliserida pada Serum Darah
HB tahap IV 35
3 2011
Degradasi Pencemar Organik dalam Lindi
dengan Proses Oksidasi Lanjut
DIPA
UNDIKSHA
(Lanjut)
15
4 2012
Pengembangan Model Pembelajaran Bilingual
Concurrent Approach berbasis TIK untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Kimia
Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Hibah PGBI
25
5 2013
Pemanfaatan Ekstrak Pigmen Rumput Laut
Lokal Nusa Penida sebagai pewarna alami
Untuk Meningkatkan Mutu Dan Keamanan
Produk Pangan Tradisional
DIPA FMIPA
Undiksha 5
6 2013
Disain Reaktor Elektrooksidasi Berbasis
Potensi Lingkungan Untuk Mendegradasi
Limbah Organik Lindi Di Tempat
Pembuangan Sampah
HB Tahap I
(Desentralisasi) 65
7 2014
Disain Reaktor Elektrooksidasi Berbasis
Potensi Lingkungan Untuk Mendegradasi
Limbah Organik Lindi Di Tempat
Pembuangan Sampah
HB Tahap II
(Desentralisasi) 27
24
8 2014
Kinetika Reaksi Degradasi Lindi Tpa
Bengkala Dengan Teknik Elektrooksidasi
Menggunakan Elektroda Karbon Dan Air Laut
Buleleng
DIPA
Undiksha 7
9 2015
Pengembangan Sel Elektrokimia Berbasis
Potensi Lingkungan Lokal untuk Pengolahan
Limbah Tekstil
HB Tahap I
(desentralisasi) 62,5
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat Dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta Rp)
1 2010
Pembuatan Karya Pengembangan Profesi
Pendukung Portofolio Sertifikasi guru dalam
Jabatan bagi Guru-Guru Sains di Kabupaten
Klungkung
DIPA
Undiksha 5
2 2010
Pelatihan Merancang Praktikum Kimia
dengan Memanfaatkan Potensi Lingkungan
bagi Guru Sains SMP di Kecamatan
Kintamani
DIPA
Undiksha 5
3 2011
Peningkatan Pemahaman Ibu-Ibu PKK
Banjar Tegal Bingin Desa Mas Kecamatan
Ubud Terhadap Zat Aditif Makanan
DIPA
Undiksha 5
4 2012 Pelatihan Pembelajaran Inovatif bagi Guru-
guru di SMP Negeri 2 Kubu
DIPA
Undiksha 5
5 2013
Pelatihan Membuat Kompos dari Limbah
Pertanian Di Subak Telaga Desa Mas
Kecamatan Ubud
DIPA
Undiksha 7,5
6 2014 Pelatihan Membuat Kompos dari Limbah DIPA 9
25
Pertanian Di Subak Anakan Desa Mas
Kecamatan Ubud
Undiksha
7 2014 IbM Kelompok Perajin Kayu di Desa Mas DP2M
Dikti 41,5
8 2015 IbM Kelompok Pemungut Sampah Rumah
Tangga di Desa Mas
DP2M
Dikti 47,5
9 2015
Pelatihan Membuat Kompos dan Kerajinan
Tangan dari Sampah Rumah Tangga untuk
Kelompok Pemungut Sampah Di Banjar
Tegalbingin Desa Mas Kecamatan Ubud
DIPA
Undiksha 9,2
E. Penulisan Artikel Ilmiah dalam jurnal 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Volume Nama Jurnal
1
2011
Hidrorengkah metal ester minyak
sawit dengan katalis NZ,NZA, dan
Ni/NZA
Vol 9,No. 2 Jurnal IKA
UNDIKSHA
2
2011
Penggunaan Lipase Termostabil Isolat
Banyuwedang untuk Biosensor dalam
Penentuan Gliserida pada Serum
Darah
Vol. 5, No. 2 Jurnal Penelitian
dan
Pengembangan &
humaniora
3
2011
Peningkatan Pemahaman Ibu-ibu
PKK Banjar Tegalbingin Desa mas
Kecamatan Ubud terhadap Zat Aditif
Makanan
Edisi Juli Jurnal Pengabdian
kepada
Masyarakat
Widya Laksana
Pemberdaya-an
Masyarakat
menuju
peningkatan
Kualitas Sumber
Daya Manusia
26
4
2011
Pemanfaatan Potensi Lingkungan
Lokal dalam Membuat prosedur
Praktikum Kontekstual
Jilid 44, No
1-3 April
Jurnal Pendidikan
dan Pengajaran
5
2012
Membangun Penguasaan Konsep IPA
Kelas V SD melalui Laboratorium
berbasis Lingkungan
Vol.10, No.1
Maret
Jurnal IKA
Undiksha
6
2014
Degradasi Zat Warna Remazol Yellow
FG dan Limbah
Tekstil Buatan dengan Teknik
Elektrooksidasi
Volume 2
Tahun 2014
e-Journal Kimia
Visvitalis
Universitas
Pendidikan
Ganesha
Jurusan
Pendidikan Kimia
7
2014
Isoterm Adsorpsi Cu2+
oleh Biomassa
Rumput Laut Eucheuma Spinosum
Volume 2
Nomor 1
Tahun 2014
e-Journal Kimia
Visvitalis
Universitas
Pendidikan
Ganesha
Jurusan
Pendidikan Kimia
F. Pengalaman Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Nama
Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 Seminar Nasional
Kimia dan
Pendidikan Kimia
Karakterisasi dan Uji Aktivitas Katalis
Ni/Zeolit Alam pada Hidrorengkah
Metil Ester Minyak Sawit (MEPO)
13 Maret 2010,
Jurusan Pendidikan
Kimia Universitas
Sebelas Maret Solo
2 Seminar Nasional Perombakan zat warna diazo remazol
black 5 dengan teknik elektrooksidasi
menggunakan larutan NaCl
29 Oktober 2011,
Fakultas MIPA
UNDIKSHA
Singaraja
3 Seminar Nasional Preparasi dan Karakterisasi Katalis
2%N/NZA, 5%Ni/NZA, dan
30 Nopember 2012
Fakultas MIPA
27
8%Ni/NZA UNDIKSHA
Singaraja
4 Seminar
internasional
(ICCS)
Effectively Volume of Sea Water
Buleleng in Degradation Landfill
Leachate at Bengkala Waste Rubbish by
Electrooxidation Technique
22-23 Oktober 2013,
UII Yogyakarta
5 Senari I Efektivitas Voltase Pada Degradasi
Lindi Di Tempat Pembuangan Sampah
(TPS) Bengkala dengan Tehnik
Elektrooksidasi
21-22 Nopember
2013 Lemlit
Undiksha
6 Seminar Nasional Kinetika Degradasi Lindi TPA
Bengkala dengan Teknik
Elektrooksidasi
11 Oktober 2014
FMIPA Universitas
Pendidikan Ganesha
7 Seminar Nasional
Riset Inovatif
(SeNaRI) ke-2
Stabilitas Batang Karbon Batere sebagai
Elektroda dalam Mendegradasi Lindi
dengan Teknik Elektrodasi
21-22 Nopember
2014 Lemlit
Undiksha
G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1 Physical Chemistry 2012 72 Jurdik Kimia
FMIPA Undiksha
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah tahun anggaran 2016.
Singaraja, 8 Oktober 2015
Pengusul,
Ni Made Wiratini,S.Pd., M.Sc.
NIP. 198306272006042002
28
Biodata anggota 1
A. IDENTITAS DIRI
1. Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Siti Maryam, M.Kes
2. Jenis Kelamin P
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19620221 198601 2 001
5 NIDN 0021026202
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP (0362) 21167/081 936 660 280
8 Tempat dan Tanggal Lahir Klungkung, 21 Februari 1962
9 Alamat Kantor Jalan Udayana Singaraja
10 Nomor Telepon/Fax (0362) 25702/ (0362) 25735.
11 Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = 200 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
12 Mata Kuliah yang diampu 1. Biokimia I
2. Biokimia II
3. Praktikum Biokimia
4. Teknologi Pangan
5. Kimia Lingkungan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Program: S1 S2 S3
2. Nama PT FKIP UNUD UNAIR UNUD
3. Bidang Ilmu Pendidikan
Kimia
Biokimia
Kesehatan
Biomedik
4. Tahun Masuk 1980 1994 2007
5. Tahun Lulus 1985 1997 2011
6. Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi
Perbedaan
kadar protein
pada ampas
tahu yang
digiling dengan
mesin dan
Pengaruh lama
fermentasi dan
konsentrasi
inokulum
terhadap kadar
asam fitat, mutu
Suplementasi Tempe
Kedelai Meningkat kan
Kapasitas Antiok sidan
Darah dan Menurunkan
Kadar 8 OhdG serta
kerusa kan Jaringan Kulit
29
tradisional organoleptik
dan PER tempe
kedelai
Pada Tikus Yang
Teradiasi Sinar UV
7. Nama Pembimbing/
Promotor
Drs. Abdul
Latif Nusu dan
Dra. Frieda
Nurlita
Dr. Retno
Handajani dan
Prof.dr. Sri
Oetari P
Prof.Dr.dr.A.A.G.Sudewa
J, Sp.PK(K) dan Prof.dr
Agus Bagiada Sp.BIOK
serta Prof.Drh.Nyoman
Mantik Astawa, PhD
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2009 Investigasi Keterampilan Berpikir
Kritis Mahasiswa Tentang Konsep
Kesetimbangan Kimia
Fundamental 33,75
2 2009 Pengembangan Buklet Edukatif
Tematik (BET) Bermuatan Materi
Untuk Memberikan Pendidikan
Kesehatan di SD (Th ke 1)
Hibah
Bersaing
40
3 2009 Analisis Kuantitatif komponen
Bioaktif Pada Tempe yang
Difermentasi dengan Menggunakan
Inokulum campuran (Rhizopus
oligosporus dan Rhizopus oryzae) dan
inokulum tradisional
DIPA 5
4 2010 Pengembangan Buklet Edukatif
Tematik (BET) Bermuatan Materi
Untuk Memberikan Pendidikan
Kesehatan di SD (Th ke 2)
Hibah
Bersaing
40
5 2010 Suplementasi Tempe kedelai Terhadap
Kadar MDA Pada Tikus Terpapar
Sinar Ultraviolet
DIPA 10
30
6 2012 Pengaruh Tempe Kedelai Terhadap
Fungsi Dan Immunohistokimia Hati
Tikus Dalam Kondisi Stres Oksidatif
Biaya Sendiri
7 2013 Analisis Pemanfaatan Pigmen Yang
Dihasilkan Oleh Jamur Sebagai Bahan
Pewarna Tekstil Alami Ramah
Lingkungan
Pundamental 40
8 2013 Pemanfaatan Bakteri Lokal Teramobil
Pada Batu Vulkanis Untuk
Bioremidiasi Air Limbah Tekstil
Srbagai Upaya Pelestarian Lingkungan
Stranas 80
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Sumberdana Jml (Juta Rp)
1 2009
Peningkatan Profesionalisme Guru
SMP Negeri3 Kintamani Melalui
Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas
DIPA
Undiksha
5
2 2011
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah
Bagi Guru Guru Kimia di Kabupaten
Gianyar
DIPA
Undiksha
5
3 2011
Peningkatan Pemahaman Ibu Ibu
PKK Banjar Tegalbingin Desa Mas
Kecamatan Ubud Terhadap Zat Aditif
Makanan
DIPA
Undiksha 5
4 2013
Peningkatan Pengetahuan Ibi Ibu
PKK Kelurahan Kampung Bugis
Terhadap Masalah Gizi Lansia
Sebagai Upaya Hidup Sehat
DIPA
Undiksha
5
5 2013
Pelatihan Membuat Kompos dari
Limbah Pertanian Di Subak Telaga
Desa Mas Kecamatan Ubud
DIPA
Undiksha 7,5
6 2014 Pelatihan Membuat Kompos dari DIPA 9
31
Limbah Pertanian Di Subak Anakan
Desa Mas Kecamatan Ubud
Undiksha
E. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL
No. Tahun Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor
Nama Jurnal
1 2009 Analisis Kebutuhan dalam
Pengembangan BET untuk Pendidikan
Kesehatan
No 3 Jilid 42
Oktober 2009
Jurnal
Pendidikan
dan
Pengajaran
ISSN 0215 –
8250
2 2010 Investigasi Keterampilan Berpikir
Kritis Mahasisa Pada Tofik
Kesetimbangan Kimia
Nomor 1
Volume 4
April 2010
Jurnal
Penelitian dan
Pengembanga
n Pendidikan
ISSN 1979-
7095
3 2010 Efisiensi Perombakan Remazol Black
Menggunakan Enzim Lignonilitik dari
Jamur Polyporus Sp yang di produksi
dengan Metode SF dan SSF
No 1 Volume
4 April 2010
Jurnal Peneli
tian dan Pe
ngembangan
Sain dan
Humaniora
ISSN 1979-
7095
4 2010 Pendidikan Kesehatan Melalui
Pembela jaran Tematik Bertema
Kesehatan di SD
No 2 Volume
43 April 2010
Jurnal
Pendidikan
dan
Pengajaran
ISSN 0215 –
8250
32
5 2011 Tempe reduce DNA damage In Rat
Irradiated With Ultraviolet Ray
Volume 1
tahun 2011
E Jurnal
Biomedik
UNUD
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian
dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah tahun 2016.
Singaraja, 28 Oktobr 2015
Dr. Siti Maryam, M.Kes
NIP 196202211986012001
33
Biodata anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19740504 200604 2 001
5 NIDN 0004057406
6 Tempat dan Tanggal Lahir Bungaya, 4Mei 1974
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP (0362) 26642/081 558392325
9 Alamat Kantor Jl. Achmad Yani No. 67 Singaraja Bali
10 Nomor Telepon/Faks (0362) 22570
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S-1 = 5 orang; S-2 = - orang; S-3 = - orang
12 Mata Kuliah yang Diampu
1. Dasar-dasar dwimatra
2. Tipografi
3. Desain komunikasi visual
4. Seni grafis
5. Gambar tradisi nusantara
6. Ict
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama PT UniversitasUdayana
Denpasar
InstitutTeknologi
Bandung – Bandung,
Jabar
Bidang Ilmu Desain Grafis Desain
Tahun Masuk 1992 2010
Tahun Lulus 1997 2012
34
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Peranan Kartun Panji Koming
pada Harian Kompas sebagai
Media Komunikasi Visual
Tokoh Wayang Kulit
Sangut Dan Delem
SebagaiKartun Editorial
Di HarianBali post
Nama
Pembimbing/Promotor
1. Drs. I Nyoman Nirma
2. Drs. I Nengah Sudika Negara
1. Dr. PriyantoSunarto
2. Triyadi Guntur, M.Sn.
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian
Pendanaan
Sumber Jumlah(Juta
Rp.)
3. 2010
Desain Kartografi Untuk Memadukan Data
Sumber Air yang dapat Dimanfaatkan
Masyarakat Kabupaten Buleleng
-DIPA
Undiksha 10
4. 2013
Analisis Wacana Kartun Sangut Delem
Sebagai Media Penanaman Nilai-Nilai
Karakter Pada Masyarakat Bali
DIPA
Fakultas
3
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Sumberdana Jml (Juta Rp)
1 2009
Pelatihan Pemanfaatan Limbah
Kemasan Plastik di Kelurahan
Kampung Kajanan Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng
DIPA
Undiksha
5
2 2009
Pelatihan bagi Masyarakat Desa Musi
dalam Pembuatan Nata De Coco baik
sebagai bahan pangan maupun
membran dari limbah air kelapa
DIPA
Undiksha
5
3 2012
Workshop pendidikan karakter
melalui pembelajaran seni rupa SD di
FBS,
Undiksha
5
35
Kecamatan Buleleng
4 2014 IbM Kelompok Perajin Kayu di Desa
Mas
DP2M
Dikti 50
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor
1 2011
Desain Kartografi Untuk Memadukan
Data Sumber Air yang dapat
Dimanfaatkan Masyarakat Kabupaten
Buleleng
Jurnal Penelitian
dan
Pengembangan
Sains &
Humaniora
(JPPSH)
Undiksha
5/2
2 2012
Pengaruh Tokoh Panakawan Sangut
Dan Delem Terhadap Pemahaman
Pembaca Kartun Editorial Sangut
Delem di Harian Bali Post.
Jurnal Prasi ,
FBS Undiksha 8/13
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah tahun 2016.
Singaraja, 20 Oktober 2015
Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn., M.Ds.
NIP. 19740504 200604 2 001
36
3.HKI dan publikasi
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PEMUNGUT SAMPAH RUMAH TANGGA
MELAUI IBM
Ni Made Wiratini1)
, Siti Maryam2)
, Ni Nyoman Sriwitari3)
1,2)Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA
3)Jurusan Desain Grafis FBS
Universitas Pendidikan Ganesha
Email: [email protected]
Abstrak Kegiatan ini bertujuan meningkatkan keterampilan para pemungut sampah di Desa Mas melalui
program IbM. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode diskusi dan praktek. Kegiatan ini
dilakukan di dua kelompok pemungut sampah di Desa Mas. Hasil yang dicapai adalah kelompok
pemungut sampah telah mampu membuat kompos, membuat kerajinan dari sampah, telah mampu
memasarkan produk yang dihasilkan.
Kata-kata kunci: Keterampilan, pemungut sampah, IbM.
Abstract
This activity aims to improve the skills of the garbage collector in the village of Mas through IbM
program. To achieve these objectives is used the method of discussion and practice. This activity is
carried out in two groups of garbage collectors in the village of Mas. The results achieved are a group
of garbage collectors have been able to make compost, making handicrafts from waste, has been able
to market the product.
Key words: Skills, garbage collectors, IbM.
1. PENDAHULUAN
Kelompok pengumpul sampah rumah tangga terdapat di Banjar Tegalbingin Desa Mas
Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar. Kelompok pengumpul sampah rumah tangga tersebut adalah
kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga Bumi Sari memiliki anggota 10 orang dan kelompok
Pemungut Sampah Rumah Tangga Sumber Lestari memiliki anggota 8 orang. Aset total kedua
kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga tersebut Rp. 4.000.000. Aset tersebut berupa gerobak
sampah, sekop cangkul, serok, sapu, dan ember.
Sumber pendapatan utama ke dua kelompok tersebut dari rekening sampah yang dipungut di
setiap rumah tangga, dan hasil penjualan barang bekas (kaleng, kardus dan kertas). Kelompok
Pemungut Sampah Rumah Tangga Bumi Sari memiliki pelanggan rumah tangga 75 kepala keluarga
per Desember 2013 dan kelompok pemungut sampah rumah tangga Sumber Lestari memiliki
pelanggan 50 kepala keluarga per Desember 2013. Biaya pemungutan sampah setiap kepala keluarga
Rp. 15.000 per bulan. Sampah dipungut setiap 2 hari sekali pada jam 07.00-10.00 atau pukul 16.00-
37
19.00. Berdasarkan hasil pemungutan sampah tersebut diperoleh pendapatan tambahan dari penjualan
barang bekas (keleng, kardus dan kertas) rata-rata Rp. 50.000-100.000 per bulan. Pendapatan
tambahan juga diperoleh apabila ada warga yang mengadakan upacara sehingga sampah yang
dihasilkan melebihi volume sampah rumah tangga rata-rata. Pendapatan tersebut antara Rp. 30.000-
50.000/pungut.
Mekanisme pengelolaan sampah yang dilakukan ke dua kelompok pemungut sampah tersebut
adalah pengambilan sampah di rumah tangga, ditampung sementara untuk dipilih sampah yang bisa
dijual dan sebagian diolah menjadi kompos, kemudian di bawa ketempat pembuangan akhir sampah
Pengelolaan sampah tersebut mengeluarkan biaya Rp.750.000/per bulan. Apabila dikalkulasi
pengeluaran dan penghasilan kelompok pengumpul sampah, maka diperoleh keuntunngan bersih Rp.
375.000-400.000/bulan.
Volume sampah yang dihasilkan setiap rumah tangga rata-rata 5-10 kg/hari. Jenis sampah
rumah tangga dikumpulkan oleh ke dua kelompok pengumpul sampah tersebut rata-rata 8-10 %
plastik, 88-90 % organic, 1-2 % logam. Berdasarkan jenis sampah tersebut, kelompok pengumpul
sampah mengolah sampah organik menjadi kompos, dengan harapan kompos yang dihasilkan dapat
dijual, sehingga menambah penghasilan mereka. Akan tetapi, kompos yang dihasilkan membutuhkan
waktu lama (2-3 bulan) dan kurang laku dipasaran. Dampak lama pengomposan tersebut, sampah
organik sangat banyak menumpuk dan memenuhi lahan penampungan sampah sementara. Mengatasi
hal tersebut, terpaksa sampah dibakar. Disisi lain, mereka juga ingin mengolah kaleng, kardus, dan
lainnya untuk menjadi barang jadi yang dapat dipasarkan. Akan tetapi mereka tidak memiliki
keterampilan untuk mengolahnya. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pemungut sampah
rumah tangga tersebut tidak terlepas dari pendidikan mereka, yaitu 2% SMP dan 98% SMA. Tawaran
untuk memungut sampat rumah tangga terus berdatangan di kedua kelompok, akan tetapi tetapi
terbentur dengan jumlah gerobak dan luas penampungan sementara sampah yang terbatas.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini direncanakan bermitra dengan dua orang, yaitu 1 orang (
Ni Nyoman Tinggen sebagai mitra 1) dari kelompok Pemungut Sampah Rumah Tangga Sumber
Lestari dan 1 orang (Ni Ketut Suasti sebagai mitra 2) dari kelompok Pemungut Sampah Rumah
Tangga Bumi Sari berlokasi di Banjar Tegalbingin Desa Mas Kecamatan Ubud. Mitra 1 memiliki aset
Rp 1750.000, sedangkan mitra 2 memiliki aset Rp 2.250.000. Selain sebagai pemungut sampah rumah
tangga, kedua mitra juga memelihara babi, sapi, dan ayam. Kotoran babi dan sapi sering menjadi
permasalahan mitra, karena volume kotoran hewan-hewan tersebut berbau dan berlimpah, sehingga
mencemari lingkungan.
38
Rencana lingkup kegiatan yang telah disepakati oleh kedua mitra meliputi 2 aspek, yaitu: aspek
produksi dan aspek manajemen hasil produksi. Aspek produksi meliputi: a) Pemilahan dan pemilihan
sampah di awal (tempat penampungan sampah di masing-masing rumah tangga). Selama ini pemilahan
dan pemilihan jenis sampah dilakukan ditempat penampungan sampah sementara. Efeknya tempat
penampungan sampah sementara cepat penuh dan kurang teratur. Akibatnya pelayanan pemungutan
sampah rumah tangga harus tertunda. Penundaan pemungutan sampah tersebut menurunkan kualitas
pelayanan terhadap konsumen. b) Peningkatan jumlah produksi kompos dengan memperpendek waktu
pengomposan. Pengomposan yang dilakukan oleh kelompok pengumpul sampah rumah tangga
memerlukan waktu 2- 3 bulan dan menghasilkan kompos rata-rata 5- 7 kg. c) Peningkatan kualitas
kompos. Kompos yang dihasilkan oleh ke dua mitra memiliki ciri-ciri berbau busuk, lengket, dan
terdapat bagian sampah yang masih utuh.
Kompos yang baik memiliki cirri-ciri fisik: tidak berbau, tidak lengket, hitam dan renyah.
Sedangkan komposisi dasar kimia kompos yang baik adalah kadar C/N sebesar10-20 (Gaur, 1980).
Jika dibandingkan kualitas kompos hasil produksi ke dua mitra dengan ciri kompos yang baik, maka
kompos yang dihasilkan ke dua mitra masih jauh dari kualitas yang diharapkan. Setelah ditelusuri cara
pembuatan kompos oleh ke dua mitra, ternyata ukuran sampah organik sebagai bahan dasar kompos
masih berukuran besar dan proses pengomposan kurang sempurna (kurang tertutup). Seharusnya,
sampah yang digunakan untuk kompos dipotong-potong menjadi bagian-bagian kecil dan ditutup
secara rapat sehingga mikroba pengurai dapat mengurai sampah secara sempurna. Disamping itu,
mitra juga kurang memperhatikan kondisi pada saat pengomposan, seperti pH, kelembaban,
temperature, perbandingan sampah dengan kotoran.
Terdapat beberapa keluhan yang terungkap hasil wawancara tim pengusul, antara lain: 1)
sampah hanya dapat diolah menjadi kompos saja, 2) produktivitas dan kualitas kompos rendah, 3)
kotoran babi, sapi, dan ayam belum dapat dimanfaatkan dan mencemari lingkungan tempat tinggal
(berbau), 4) belum mampu mendisain sampah plastik, kaleng, dan kardus menjadi barang bernilai
ekonomi lebih, 5) kemasan produk kurang menarik, 6) kualitas dan kuantitas pelayanan masih rendah,
dan 7) belum mampu memasarkan produk. Harapan kedua mitra adalah mampu meningkatkan
produktivitas dengan kualitas baik dan dapat meningkatkan pemasaran produk. Dengan demikian mitra
berharap kesejahteraan dapat meningkat.
2. METODE PELAKSANAAN
Mengatasi permasalahan kelompok pengumpul sampah rumah tangga di Desa Mas Kecamatan
Ubud harus secara efisien, efektif, dan terpadu agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan
keberlanjutan usaha yang telah dirintis mitra. Metode pendekatan yang akan dilakukan berdasarkan
39
kesepakatan dengan mitra adalah: 1) pelatihan peningkatan jumlah produksi, 2) pelatihan mendisain
barang bekas menjadi bernilai ekonomi tinggi, 3) pelatihan cara mengkemas produk agar menarik, dan
4) pelatihan managemen pemasaran.
Secara detail, beberapa metode pendekatan yang ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi
permasalahan yang mitra disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rencana Pemecahan Masalah
Permasalahan Akar masalah
Metode Pendekatan yang
ditawarkan untuk pemecahan
masalah
Aspek produksi
Biaya dan waktu
pengelolaan banyak
3. Sampah belum terkelompokkan dari
sumber pertama
4. Pengolahan sampah masih manual
3. Memberi pelatihan cara
mengelola sampah agar
terpisahkan dari sumber
pertama dengan
mengelompokkan jenis
sampah
4. Memberi bantuan mesin
pencacah sampah
Jumlah produksi
kompos sangat
sedikit , waktu
sangat lama, dan
kualitas kompos
rendah
5. Mitra memotong bahan baku secara
manual/tangan
6. Mitra belum menggunakan mesin untuk
mempercepat hasil produksi.
7. Mitra tidak menggunakan teknologi
EM dalam pengomposan
8. Mitra tidak memperhatikan efek pH,
kelembaban, temperatur, komposisi
dalam proses pembuatan kompos
1. Memberikan pelatihan
kepada mitra tentang cara
meningkatkan produksi
2. Memberi bantuan mesin
pencacah sampah
3. Memberi bantuan EM
unggul dalam
pengomposan
4. Pelatihan cara membuat
kompos yang cepat dengan
menggunakan mesin dan
EM unggul
Kotoran ternak
(babi, sapi, ayam)
sebagai pencemar
lingkungan
2. Mitra tidak bisa mengolah kotoran
menjadi produk yang bermanfaat
2. Pelatihan
mengintegrasikan kotoran
ternak dalam pembuatan
kompos
Gas metana hasil
pengomposan
terbuang
4. Mitra tidak mengetahui jenis gas yang
dihasilkan dari pengomposan dapat
dimanfaatkan
5. Mitra tidak mengetahui cara
menampung gas methana hasil
pengomposan
6. Mitra tidak mengetahui cara
menggunakan gas methana
4. Memberi pelatihan cara
menampung gas metana
dan pemanfaatannya
5. Memberi alat pengalir dan
penampung gas metana
6. Mitra dilatih cara
memanfaatkan gas
methana
40
Kardus, kaleng
bekas, plastik
minuman mineral
belum diolah (harga
masih rendah)
2. Mitra tidak memiliki pengetahuan
tentang cara mengolah kardus, kaleng
bekas, plastik minuman mineral menjadi
kerajinan tangan yang artistik
2. Pelatihan cara mendisain
Kardus, kaleng bekas,
plastik minuman mineral
menjadi produk yang
artistik
Hasil kerajinan
kurang laku
dipasaran
4. Produk-produk yang dihasilkan belum
dikemas dengan identitas yang jelas
5. Mitra kurang kreatif mendisain dengan
desain baru
6. Mitra kurang pengetahuan mendesain
dengan desain baru
3. Memberi pelatihan cara
mengkemas produk
menjadi produk yang
artistik, dan komonikatif
4. Memberikan pelatihan cara
mendisain kerajinan barang
bekas
Aspek Manajemen
Kompos belum
dapat menembus
pasar
3. Kemasan kurang menarik
4. Pemasaran kurang gencar
3. Memberi pelatihan cara
mengkemas produk
menjadi produk yang
artistik, dan komonikatif
4. Pelatihan tentang
managemen pemasaran
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil IbM
Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan IbM ini adalah: mitra dilatih untuk mengelompokkan
sampah, mitra dilatih cara membuat kompos dari sampah organic, kotoran ternak, molase, dan
mikrobia; mitra dilatih untuk membuat biogas dari sampah organic dan kotoran ternak, mitra dilatih
memanfaatkan biogas, mitra diberi bantuan kerajinan, seperti: alat gerinda, alat bor, mitra dilatih
membuat kerajinan dari sampah, dilatih cara mendisain, dilatih cara memasarkan, dan pendampingan
terhadap permasalahan mitra.
3.1.1 Pelatihan Cara Pengelompokan Sampah
Pelatihan pengelompokkan sampah difokuskan pada cara pengelompokkan sampah organic,
plastic, dan anorganik. Pengelompokkan dilakukan sejak awal penampungan dikonsumen I agar lebih
efektif dan efisien dari sisi waktu. Suasana pelatihan sangat hangat, banyak diskusi dilakukan. Hal ini
menunjukkan keseriuasan para peserta dalam melakukan pelatihan. Kegiatan pengelompokan sampah
ditampilkan dalam Gambar 3.1
41
Gambar 3.1 Pelatihan cara pengelompokan sampah
3.1.2 Pelatihan Cara Membuat Kompos
Pelatihan membuat kompos menggunakan bahan organic, kotoran ternak dan mikrobia.
Kegiatan dimulai dengan pemberian bantuan mikrobia, alat pencacah sampah, dan pembuatan kompos.
Kompos dibuat denganmemotong bahan /sampah menjadi kecil, kemudian material dicampur secara
merata. Campuran tersebut kemudian dibasahi agak lembab dan ditutup secara merata. Kegiatan
pelatihan membuat kompos dapat dilihat pada Gambar 3.2.
a b c
d f
Gambar 3.2 Mitra mengamati mikrobia (a), pembuatan kompos tanpa mikrobia (b), dengan mikrobia
dan kotoran sapi (c,d), pembukusan untuk fermentasi (f)
42
3.1.3 Pelatihan Membuat Biogas
Pembuatan biogas menggunakan kotoran babi digabungkan dengan sampah dan ditambahkan
mikrobia untuk mempercepat proses pembusukan/fermentasi. Langkah yang dilakukan adalah mitra
diberi wawasan tentang cara pembuatan biogas dari kotoran babi, kemudian praktek membuat biogas.
Gambar kegiatan pembuatan biogas dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.
Gambar 3.3 Mitra diberi wawasan cara membuat biogas dengan bantuan mikrobia
Gambar 3.4 Proses pembuat biogas: kotoran babi (a) dialirkan ke bak penampungan dicampur sampah
(b) kemudian ditutup (c)
3.1.4 Mitra diberi bantuan alat kerajinan
Pemanfaatan sampah menjadi barang bernilai ekonomi diperlukan beberapa alat. Karena jenis
sampah yang dipungut ada yang keras dan ada yang lunak. Jenis sampah yang keras, seperti
tempurung kelapa dan bekas tangkai es krim, serta tutup botol minuman. Untuk itu, mitra diberi
bantuan gerinda dan bor. Mitra juga dilatih untuk menggunakan ke-2 alat tersebut.
Gambar 3.5 Mitra diberi bantuan gerinda (a) dan bor listrik (b) serta dilatih cara penggunaannya
a b
43
3.1.5 Pelatihan mendisain dan membuat barang kerajinan dari sampah
Pelatihan membuat barang kerajinan dari sampah terdiri dari tiga kategori, yaitu dari sampah
batok kelapa, sampah bekas tangkai es krim dan bekas tutup botol. Mitra sangat bersemangat berlatih
membuat kerajinan dari sampah.
Gambar 3.6 Mitra latihan medisain dan membuat barang kerajinan dari aneka sampah
3.1.6 Pemasaran produk mitra
Mitra telah mampu menghasilkan kerajinan dari sampah. Kebanyakan kerajinan yang
dihasilkan mitra adalah kerajinan dari tempurung kelapa. Ha ini terjadi karena jenis sampah tempurung
yang banyak terkumpul. Disamping itu, jenis kerajinan dari sampah tempurung kelapa banyak yang
laku dipasarkan karena disainnya banyak disukai oleh konsumen.
Gambar 3.7 Pemasaran produk mitra
3.1.7 Pendampingan
Pendampingan mitra bertujuan untuk mengetahui permasalahan mitra dalam menerapkan
teknologi yang telah diberikan. Disamping itu, pendampingan juga bertujuan untuk mengevaluasi
keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Kekhawatiran mitra adalah penjiplakan disain yang
telah dibuat. Untuk itu mitra disarankan terus berkreasi untuk membuat disain baru sehingga produk
yang dihasilkan tidak menoton dan pembeli semakin tertarik dengan produk yang dihasilkan.
44
Gambar 5.8 Pendampingan mitra
3.2 Pembahasan
Program IbM sangat dirasakan manfaat oleh mitra. Mitra telah merasakan penambahan
keterampilan yang dimiliki dari hanya pemungut sampah menjadi penghasil kompos, kerajinan tangan
dari sampah, dan dapat memanfaatkat kotoran menjadi biogas. Akan tetapi mitra kelihatan sangat
tertarik pada pembuatan kompos dan kerjinan dari sampah. Produk-produk tersebut sangat dirasakan
oleh mitra untuk menyuburkan tanaman padi mereka. Kompos yang dihasilkan mitra telah mengurangi
biaya produksi padi mitra dan telah menambah uang saku mitra dengan penjualan barang kerajinan
dari sampah, khususnya dari tempurung kelapa.
Bantuan alat kerajinan, seperti mesin gerinda, bor listrik, dan mesin dynamo untuk
pengamplasan produk telah membantu mitra untuk mempercepat produksi dan mempercantik produk-
produk mitra. Salah satu contoh produk mitra di sajikan pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Produk mitra yang dihasilkan setelah mengikuti program IbM
Jenis produk seperti Gambar 3.9 sangat diminati oleh konsumen. Disain yang artistic, harga yang
murah penyebab produk mitra ini diminati. Permasalahan kedepan mitra ditantang untuk memperluas
pemasaran produk yang dihasilkan menjadi lebih luas.
4. Simpulan
Program kegiatan IbM sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra. Mitra telah mampu mengelola
sampah menjadi kompos, kerajinan yang bernilai ekonomi, dan produk yang dihasilkan mitra telah
45
telah diterima oleh konsumen dengan baik. Peluang pasar telah dilihat oleh mitra, sehingga mitra
semakin tertarik mengelola sampah.
7. Saran
Kegiatan IbM ini sangat dirasakan manfaatnya oleh mitra, sehingga mitra sangat
mengharapkan kegiatan ini berkelanjutan. Untuk itu memenuhi keinginan mitra, maka diperlukan dana
operasional yang lebih tinggi dan pencairan dana lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Artiningsih Ni Komang. 2008. Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jombang Kota Semarang. Tesis. Pascasarjana
Universitas Diponogoro.
Gaur, D.C. 1980. Present Status of Composting and Agricultural Aspect. In : Hesse, P.R. (ed)
Improving Soil fertility Through Organic Recycling, Compost Technology. FAO Og United
Nation. New Delhi.
Isroi. 2009. Hasil Analisa Kompos Jerami dan Nilai Haranya. http:isroi.wordpress.com. Dikunjungi 2
Desember 2010.
Kpgsja. 2013. Pemanfaatan Limbah Kotoran Ternak Babi menjadi Energi Biogas. Kupang: kpgs.
LPM Undiksha. 2014. Statistic LPM tahun 2014. www.lpm/undiksha.ac.id
Rohendi, E. 2005. Lokakarya Sehari Pengelolaan Sampah Pasar DKI Jakarta. Prosedding: Bogor, 17
Februari 205 Borobudur Wordpress.
Toharisman, A. 1991. Potensi dan Pemanfaatan Limbah Industri Gula sebagai Sumber Organik
Tanah
Warasfarm. 2012. Manfaat Pupuk Organik bagi Pertanian. http.warasfarm.wordpress. diunduh 1
Januari 2013.