laporan praktikum toksikologi

6
LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Toksikologi Lingkungan Disusun oleh : Nama : Vita Dini Anggraeni NIM : P07133112058 Semester : II Program : DIII Kesehatan Lingkungan Pembimbing : Haryono, SKM, M.Kes KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2013

Upload: vythadynia37260280

Post on 23-Oct-2015

159 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

laporan praktikum toksikologi lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Toksikologi Lingkungan

Disusun oleh :

Nama : Vita Dini Anggraeni

NIM : P07133112058

Semester : II

Program : DIII Kesehatan Lingkungan

Pembimbing : Haryono, SKM, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2013

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

PEMERIKSAAN KUALITATIF BAHAN PENGAWET ( Salisilat, Benzoat, Borak )

I. Hari/tanggal : Rabu, 29 Mei 2013

II. Lokasi praktikum : Laboratorium Kimia Jurusan Kesehatan Lingkungan

III. Materi praktikum : Pemeriksaan Kualitatif Bahan Pengawet ( Salisilat,

Benzoat, Borak )

A. Tujuan 1) Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif salisilat 2) Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif benzoat 3) Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kualitatif borak

B. Dasar Teori

Asam Salisilat

Zat ini biasanya ditemukan pada buah dan sayur yang berfungsi untuk

memperpanjang masa pengawetan. Asam salisilat tidak akan pudar sekalipun sayur

atau buah telah dicuci, karena telah meresap ke dalam jaringan-jaringan

makanantersebut. Asam salisilat sebenarnya hanya baik digunakan sebagai obat lotion (

tubuh bagian luar ). Konsumsi pada asam salisilat dapat menimbulkan gangguan lambung,

pusing, berkeringat, mual, dan muntah. Efek dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan

kekurangan zat besi, kemerahan dan gatal – gatal pada kulit. Konsumsi dalam jumlah besar

mengakibatkan pendarahan pada lambung.

Boraks

Selain sebagai pengawet makanan yang berbahaya, borak juga dapat digunakan

untukpengenyal makanan. Makanan yang biasanya ditambahkan boraks adalah : bakso,

lontong, mie, kerupuk, dll. Konsumsi boraks yang berulang kali dapat mengakibatkan

keracunan yang ditandai dengan mual, muntah, diare, menurunnya suhu tubuh, lemah,

sakit kepala, dan dapat menimbulkan shock serta kematian untuk konsumsi boraks dalam

dosis tinggi.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

Natrium Benzoat

Natrium Benzoat biasa digunakan pada industri minuman seperti minuma isotonik, jus,

dan sejenisnya. Bahaya pengawet yang satu ini akan muncul ketika pemakaian /

dikonsumsi berlebihan. Seperti apa bahayanya?

1. Bersifat karsinogenik. Jika terakumulasi dalam tubuh dengan jumlah yang besar maka

akan memicu tumbuhnya sel kanker.

2. Merupakan zat penyebab timbulnya penyakit LUPUS.

3. Diduga dapat merusak Sel DNA. Sebuah percobaan yang dilakukan pada sel ragi,

dimana ia diberikan Natrium Benzoat, hasilnya menunjukkan sel Ragi mengalami

kerusakan. Jika hal ini terjadi pada manusia, maka bisa memicu munculnya penyakit

degenerasi saraf.

C. Alat dan Bahan

Alat Bahan

Corong pemisah H2SO4 4N

Pipet ukur Eter

Cawan porselin FeCl3 1%

Tabung reaksi Aquabromata

Kompor listrik HNO3 pekat

Pipet tetes Amonium Sulfida / NH4S

Propipet Ca( OH )2 10%

Kertas lakmus

Aquades

H2SO4 pekat

Etanol

Kristal KNO3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

Metanol

Ammonia pekat

D. Cara Kerja 1) Memasukkan 25 mL sampel cair ke dalam corong pemisah 2) Menambahkan beberapa tetes H2SO4 4N hingga asam ( dicek dengan kertas lakmus ) 3) Menambahkan 20 mL eter ke dalam corong pemisah 4) Menggojok corong pemisah, hentikan menggojok corong pemisah kemudian kran

dibuka untuk membuang gasnya. Melakukan kegiatan no 4 hingga gasnya hilang 5) Corong pemisah didiamkan dalam keadaan tegak sampai terlihat dua lapisan terpisah (

lapisan atas adalah eter, lapisan bawah adalah cairan sampel )

6) Membuang cairan sampel dan lapisan eter tetap berada di dalam corong pemisah

7) Membagi lapisan eter dalam 2 cawan porselin

8) Lapisan eter diuapkan pada suhu kamar hingga kering

a. Salisilat

Menambahkan 5 mL aquades ke dalam cawan porselin, kemudian diaduk dan dibagi

dalam 3 tabung reaksi

1) Menambahkan 1 – 2 tetes FeCl3 1% dalam tabung reaksi 1, kemudian akan timbul warna

ungu jika salisilat positif

2) Menambahkan aquabromata pada tabung reaksi 2, kemudian akan timbul endapan putih

dan kekeruhan jika uji salisilat positif

3) Pada tabung reaksi 3

- Menambahkan 1 – 2 tetes H2SO4 pekat dan 2 mL – 4 mL ethanol pada tabung reaksi 3

- Memanaskan larutan dengan api kecil dengan bunsen sampai mendidih dan sambil

digoyaang – goyang tabung reaksinya

- Setelah mendidih uap langsung di bau

- Ada bau harum ( etil salisilat ) maka uji salisilat positif

b. Benzoat

1) Menambahkan beberapa tetes H2SO4 pekat ke dalam cawan porselin, kemudian diaduk

hingga larut. Setelah itu menuangnya ke dalam tabung reaksi

2) Menambahkan sepucuk kristal KNO3 dan 0,2 mL HNO3 pekat

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

3) Memanaskan larutan yang ada di dalam tabung reaksi dengan bunsen ( dengan api kecil )

sambil digoyang – goyang hingga uap cokelat keluar ( dinding tabung reaksi berwarna

cokelat ) kemudian uap cokelat hilang dan dinding tabung reaksi warnanya normal.

4) Menambahkan 5 mL aquades ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung reaksi digojok

5) Menuang larutan dari tabung reaksi ke dalam labu erlenmeyer kecil

6) Menambahkan ammonia pekat hingga larutan menjadi basa ( dicek dengan kertas lakmus

)

7) Memanaskan labu erlenmeyer dengan kompor listrik hingga mendidih

8) Setelah mendidih, dinginkan labu erlenmeyer

9) Tuang larutan yang ada di dalam labu erlenmeyer ke dalam tabung reaksi, kemudian

menuang NH4S ke dalam tabung reaksi melalui dindingnya

10) Jika terbentuk cincin merah cokelat pada larutan yang ada di dalam tabung reaksi maka

uji benzoat positif

Uji Borak

1) Mengambil sampel cair 2 mL – 5 mL dan memasukkannya ke dalam cawan porselin

2) Membasakan sampel cair dengan menambahkan air kapur 10%/ Ca(OH)2 10% dicek

dengan kertas lakmus

3) Memanaskan di atas kompor listrik hingga kering

4) Setelah kering, menambahkan 0,5 mL H2SO4 pekat dan 5 mL metanol kemudian

membakarnya dengan api.

5) Jika terdapat nyala hijau pupus maka uji borak positif

E. Hasil Pengamatan

Pada uji salisilat :

1. Tabung reaksi 1 setelah ditambah FeCl3 1% menjadi berwarna ungu

2. Tabung reaksi 2 setelah ditambah aquabromata terdapat endapan putih dan kekeruhan

3. Tabung reaksi 3 setelah ditambah 1 – 2 tetes H2SO4 pekat dan 2 mL – 4 mL etanoat

kemudian dipanaskan dengan bunsen dan setelah mendidih di bau ada bau harum

Pada uji borak : terdapat warna hijau pupus

Pada uji benzoat : terdapat cincin merah cokelat pada larutan yang ada di dalam tabung

reaksi

F. Pembahasan

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

Pada uji salisilat dari tabung reaksi 1 sampai tabung reaksi 3 menunjukkan hasil kalau uji

salisilat tersebut positif. Sampel pada cawan dibasakan dengan air kapur kemudian dipanaskan

sampai kering. Residu pada cawan ditambah 0.5 ml H2SO4 pekat dan 5 ml methanol, lalu dibakar, api

terlihat hijau. Hal ini menunjukkanbahwa sampel mengandung (positif) borak. Pada uji benzoat, di

dalam tabung reaksi dituangkan NH4S terbentuk cincin merah coklat pada larutan. Dalam hal ini hasilnya

positif uji benzoat.

.

G. Kesimpulan

Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel cair/minuman tersebut positif

mengandung salisilat, benzoat, dan borak.

H. Daftar Pustaka

http://ragampendidikan.blogspot.com/2013/02/bahaya-bahan-pengawet-dan-

sejenisnya.html. diakses pada tanggal 14 Juni 2013

http://www.propolisdiamondku.com/2012/04/bahaya-pengawet-natrium-benzoat.html.

diakses pada tanggal 14 Juni 2013

Yogyakarta, 31 Mei 2013 Yogyakarta, 31 Mei 2013

TTD Praktikan Pembimbing

Vita Dini Anggraeni Haryono, SKM, M.Kes