toksikologi b

31
ilmu mengenai racun termasuk mendeteksi, mengisolasi, memisahkan dan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif, cara kerja racun dalam tubuh dan bahan yang digunakan utk menetralkan. 1 TOKSIKOLOGI KERACUNAN TOKSIKOLOGI

Upload: zumira-zamiati

Post on 11-Jul-2015

119 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Toksikologi b

ilmu mengenai racun termasuk mendeteksi, mengisolasi, memisahkan dan menganalisis

secara kualitatif dan kuantitatif, cara kerja racundalam tubuh dan bahan yang digunakan utk

menetralkan.

1

TOKSIKOLOGI KERACUNAN

TOKSIKOLOGI

Page 2: Toksikologi b

2

Obat dan Racun

terpisah melalui dosis dan cara pemberian

Obat :

Adalah bahan atau campuran bahan yang

berasal dari hewan, tt-an atau zat kimia yang

dapat digunakan untuk mencegah,

menghilangkan, mengobati, mendiagnosa

ataupun menyembuhkan penyakit atau gejala

penyakit dan juga untuk mempercantik badan.

Page 3: Toksikologi b

Racun

Adalah zat atau bahan yang bila masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung ( inhalasi), suntikan dan absorbsi melalui kulit, atau digunakan terhadap organisme hidup dengan dosis relatif besar akan merusak kehidupan atau mengganggu dengan serius satu atau lebih organ atau jaringan

3

Page 4: Toksikologi b

4

1. Rumah tangga : disinfektan, insektisida

2. Pertanian : pestisida

3. Medis : narkotika, obat keras dan obat lain

4. Industri : logam berat, asam dan basa kuat

5. Alam bebas : ganja, jamur, binatang berbisa

Jenis zat yang berpotensi sebagai racun berasal dari :

• kelainan genetik (primakuin, INH)

• defisiensi enzim (pada neonatus prematur

spt. Kloramfenikol)

• interaksi obat

Dasar terjadi keracunan

Page 5: Toksikologi b

Zat racun diproduksi oleh tumbuhan, hewan atau bakteri.

PhytotoxinsZootoxinsBacteriotoxins

5

PENYEBAB KERACUNAN

Page 6: Toksikologi b

Jenis-jenis Toksikologi :

1. Toksikologi Deskriptif2. Toksikologi Mekanistik3. Toksikologi Regulatif4. Toksikologi Forensik5. Toksikologi Klinik6. Toksikologi Kerja7. Toksikologi Lingkungan8. Ekotoksikologi

6

Page 7: Toksikologi b

Toksikologi Deskriptif

Melakukan uji toksisitas untuk mendapat informasi yang digunakan untuk mengevaluasi resiko yang timbul oleh bahan kimia terhadap manusia dan lingkungan

Toksikologi Mekanistik

Menentukan bagaimana zat kimia menimbulkan efek yang merugikan pada organisme hidup

7

Page 8: Toksikologi b

Toksikologi Regulatif

Menentukan apakah suatu obat mempunyai resiko yang rendah untuk dipakai sebagai tujuan terapi

Toksikologi Forensik

Mempelajari aspek hukum kedokteran akibat penggunaan bahan kimia berbahaya dan membantu menegakkan diagnosa pada pemeriksaan postmortem

8

Page 9: Toksikologi b

Toksikologi Klinik

Mempelajari gangguan yang disebabkan substansi toksik, merawat penderita yang keracunan dan menemukan cara baru dalam penanggulangannya

Toksikologi Kerja

Mempelajari bahan kimia pada tempat kerja yang membahayakan pekerja dalam proses pembuatan, transportasi, penyimpanan maupun penggunaannya

9

Page 10: Toksikologi b

Toksikologi Lingkungan

Mempelajari dampak zat kimia yang berpotensi merugikan sebagai polutan lingkungan

Ekotoksikologi

Mempelajari efek toksik zat kimia terhadap populasi masyarakat

10

Page 11: Toksikologi b

11

Toksikologi Ekperimental :

Pemakaian obat secara kronik (anti

hipertensi, obat TBC, kontrasepsi),

harus disertai data karsinogenik dan

teratogenik dari obat tersebut

Pemakaian obat dalam waktu pendek

(obat cacing), harus memenuhi sarat

toksisitas akut

Page 12: Toksikologi b

12

Klasifikasi Keracunan

Self Poisoning Meracuni diri sendiri

Attempted Suicide Usaha bunuh diri

Accidental Poisoning Tidak disengaja

Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan

1. menurut cara terjadinya keracunan

Keracunan Akut

Keracunan Kronis

2. menurut mula terjadinya keracunan

Page 13: Toksikologi b

13

Neurotoksik

Kardiotoksik

Nefrotoksik

Hepatotoksik

3. menurut organ terkena keracunan

Gol. Alkohol

Gol. Fenol

Gol. Logam berat

4. menurut jenis bahan kimia

Page 14: Toksikologi b

14

Accidental Poisoning :

Anak-anak balita

kebiasaan memasukan benda ke dalam

mulut (termasuk obat-obat yang menarik

warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis

gula, warna-warni tablet dan sirup, serta

aromanya),minyak tanah dll.

Page 15: Toksikologi b

15

Pada anak muda

biasanya golongan opiat yang

disalahgunakan (untuk mencari

kesenangan)

Pada orang dewasa

golongan barbiturat, gol. Hipnotik &

sedatif lain dan Obat nyamuk cair

merupakan pilihan utama bagi orang yang

mengalami depresi berat untuk bunuh diri

Page 16: Toksikologi b

16

Self Poisoning

Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam

penggunaan

Misal: keracunan pestisida atau insektisida

Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya

dihasilkan oleh mikroba)

Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh

kuman stafilokokus

Toksin botulinum yang yang terdapat

dalam makanan kaleng yang sudah

rusak karena pengawetan tidak

sempurna

Page 17: Toksikologi b

17

Keracunan yang disebabkan oleh

makanan sehari-hari yang mengandung

racun

Misal : Sianida dalam singkong

Muskarin pada jamur

As.Jengkolat pada jengkol

penyumbatan tubuli ginjal hematuria

dan anuria.

Keracunan Borax dan Formalin

pengawetan makanan seperti bakso, ikan

tahu dsb.

Page 18: Toksikologi b

18

Tanda / gejala sangat tergantung kepada jenis

dan kekuatan kerja racun (potensi) serta

tempat kerja (organ sasaran) dari zat racun

tersebut.

Banyak racun yang tidak menimbulkan gejala

spesifik,

Mis. Koma : dapat ditimbulkan oleh keracunan

hipnotik, stimulansia, gol. Salisilat, antidepresi

dsb.

Tanda-tanda keracunan

Page 19: Toksikologi b

19

Namun ada beberapa bahan kimia yang

memberikan tanda/gejala khusus bila terjadi

keracunan

Mis. :

Gol. Hipnotik : menimbulkan koma dengan

tonus dan reflek otot menurun

Gol. Antikolinergik : menimbulkan gejala

midriasis, takikardia, retensi urin,halusinasi

kulit merah dan panas

LIHAT TABEL 52-1 FT U I HAL 833

Page 20: Toksikologi b

20

1. Kesadaran

2. Respirasi

3. Tekanan darah

4. Kejang

5. Pupil mata

6. Jantung

7. Bising usus

8. Dll

Yang perlu diperhatikan pada

permulaan keracunan

Page 21: Toksikologi b

21

1. Kesadaran

Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting

tentang beratnya keracunan. Makin dalam koma

,makin berat keracunan dan persentase kematian

juga akan bertambah

Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat

Tingkat I : Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara.

Tingkat II : Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal

Tingkat III : Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks

Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali

Page 22: Toksikologi b

22

2. Respirasi.

Salah satu penyebab kematian pada keracunan

adalah terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus

seperti pada keracunan organo pospat

Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada

keracunan obat-obat ssp.

3.Tekanan darah

Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada

keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu

berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok

berat umumnya berhubungan dengan kerusakan

pusat vasomotor dan prognosa yang jelek.

Page 23: Toksikologi b

23

4. Kejang.

Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp

(mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan

saraf otot (insektisida organo pospat)

5.Pupil dan refleks ekstramitas

6. Bising usus

Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat

kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya

bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif.

dapat dipakai untuk pasien yang pura-pura pingsan.

7. Lain-lain

Gejala lain seperti gangguan keseimbangan asam

basa,air, tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin

,muntah dan diare dll.

Page 24: Toksikologi b

24

A. Terapi simtomatis,.

B. Mencegah absorbsi selanjutnya dari

racun

C. Mempercepat pengeluaran racun dari

tubuh.

Terapi intoksikasi

Secara umum penanggulangan keracunan

dengan cara :

Page 25: Toksikologi b

25

Hilangkan gejala-gejala keracunan

Pertahankan fungsi vital

Bila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui

jenis racunnya

Mempercepat ekskresi obat.

Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering

menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik).

Tindakan pertama :

Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien

dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan

dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan

respirator mekanik

A. Terapi simptomatik

Page 26: Toksikologi b

26

B. Pencegahan absorbsi racun

1. Keracunan melalui kulit :

lakukan pencucian dengan sabun dan

air (jangan gunakan pelarut organik)

2. Keracunan melalui inhalasi :

segera pindahkan pasien ke tempat

yang segar dan udaranya bersih

Page 27: Toksikologi b

27

3. Keracunan peroral :

Menimbulkan muntah (korek dinding farings

belakang dengan spatel, atau memberikan

apomorfin 5-8 mg secara s.c.)

Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter

besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)

Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik

usus shg penyerapan lebih lama)

Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap

obat/racun)

Page 28: Toksikologi b

28

C. Mempercepat pengeluaran racun

Transfusi pengganti

Dialisis peritoneal

Diuresis paksa

Hemodialisis

Hemoperfusi

Page 29: Toksikologi b

29

• Racun yang bekerja lokal seperti zat korosif (asam dan basa kuat), menimbulkan nyeri hebat pada daerah yang terkena racun.

• Racun yang bekerja sistemik, menyerang organ vital seperti susunan syaraf pusat, jantung, paru-paru, ginjal dan hati yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh seperti : narkotik yang menyerang ssp, as.oksalat menyerang kerja jantung, CO dan sianida menyerang sistem pernafasan, merkuri menyerang ginjal.

Page 30: Toksikologi b

30

• Sampel untuk mengetahui peristiwa keracunan adalah sisa racun, sisa makanan jika racun bercampur bahan makanan, bekas muntahan, urine dan feses.

• Sampel dari korban adalah darah dan jaringan tubuh (terutama jika korban telah meninggal) seperti lambung dan isi lambung, hati dan organ lain yang diperlukan.

Page 31: Toksikologi b

31