laporan praktikum iden simplisia

11
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA IDENTIFIKASI SIMPLISIA Di susun oleh : Nama : Vivo Puspitasari A. M NIM : 118114030 Kelompok : B1 Tanggal praktikum : PJ : LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Upload: vivo-puspitasari

Post on 12-Aug-2015

4.819 views

Category:

Documents


243 download

DESCRIPTION

simplisia

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Iden Simplisia

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI FITOKIMIA

IDENTIFIKASI SIMPLISIA

Di susun oleh :

Nama : Vivo Puspitasari A. M

NIM : 118114030

Kelompok : B1

Tanggal praktikum :

PJ :

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FITOKIMIA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Laporan Praktikum Iden Simplisia

UNIT I

IDENTIFIKASI SIMPLISIA

I. TUJUAN

Praktikan mampu melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik dan mikroskopik.

II. DASAR TEORI

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami

pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan.

Simplisia nabati adalah simplisia berupa tananman utuh, bagian tanaman atau eksudat

tanaman. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel

dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia

hewani yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang

dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral atau pelican

adalah simplisia yang berupa bahan mineral atau pelican yang belum diolah atau telah diolah

dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni ( Depkes RI, 1979).

Simplisia nabati harus bebas dari serangga, fragmen, atau kotoran hewan, tidak boleh

menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir dan cendawan atau

menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain, tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun

dan berbahaya. Simplisia hewani harus bebas dari fragmen hewan asing atau kotoran hewan,

tidak boleh menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung cendawan atau tanda-

tanda pengotor lainnnya, tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun dan berbahaya.

Simplisia pelican harus bebas dari pengotoran oleh tanah, batu, hewan, fragmen hewan, dan

bahan asing lainnya (Depkes RI, 1995).

Pada umumnya proses pembuatan simplisia terdiri dari sartasi atau pemilahan, pencucian,

perajangan, atau pengirisan dan pengeringan. Penyortiran dilakukan untuk memperoleh

simplisia sesuai yang dikehendaki baik kemurnian maupun kebersihannya. Tahap sortasi

memerlukan ketelitian yang tinggi. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran kotoran

yang melekat pada tanaman, yang akan digunakan. Pencucian harus dilakukan dengan cepat

untuk menghindari terlarutnya zat aktif. Perajangan pada simplisia bertujuan untuk

Page 3: Laporan Praktikum Iden Simplisia

mempermudah proses berikutnya. Proses pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia

yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama (Tilaar, 2009).

Pemeriksaan mutu simplisia dapat dilakukan dengan cara makroskopik dan mikroskopik.

Anlisis mikroskopik dapat dilakukan dengan cepat dan sederhana setelah sedikit berlatih,

untuk itu diperlukan pengetahuan tentang peralatan tersebut maupun prosedur yang harus

dilakukan. Untuk mencegah keletihan, maka diperlukan pengamatan “santai” hal ini

memerlukan antara lain penjagaan jarak antara mata dan okuler. Untuk mementukan jarak ini,

mata mendekati okuler dari suatu jarak maksimum sekitar 1 cm. Jarak optimum dipakai saat

medan tampak sebesar-besarnya dan setajam-tajamnya. Metode mikroskopi yang digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya masuknya simpleks, namun terbatas pada segi kualitatif saja.

Untuk maksud ini penganalisa harus memahami betul cirri khas dari setiap simplisia secara

mikroskopi (Depkes RI, 1979).

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1) Mikroskop 2) Gelas obyek

Bahan : 1) Amylum manihot2) Amylum solani3) Psidi folium4) Guazumae folium5) Burmanni cortex6) Curcumae domesticate Rhizoma7) Caryophylli flos8) Aquadest 9) Larutan iodium10) Larutan klorahidrat

Page 4: Laporan Praktikum Iden Simplisia

IV. CARA KERJA

1. Amilum (pati)

Dibuat sediaan dalam air dilihat dengan perbesaran lemah (10 x 12,5) dan perbesaran kuat

(40 x 12,5)

Organoleptis diamati (warna, bau, rasa)

Dilakukan reaksi warna dengan larutan iodium, campuran tersebut akan bewarna biru

sampai ungu

Jenis amilum yang diperiksa : amylum manihotis, amylum solani, amylum tritici

2. Folium ( daun)

a. Pembuatan sediaan

Daun kering direndam dalam air hangat selama 30 menit

Dibuat irisan melintang daun melalui tulang daun dengan bantuan gabus

Irisan daun diletakkan di atas gelas objek

Larutan kloralhidrat ditambahkan beberapa tetes dan dihangatkan di atas bunsen

(tidak mendidih)

Ditambahkan larutan kloralhidrat agar tidak kering

Dibiarkan dingin kemudian ditutup dengan gelas penutup

Diamati dengan mikroskop pada perbesaran lemah (40-100 x) dan kuat (400x)

b. Sediaaan berupa serbuk daun dikerjakan seperti pada irisan daun, dengan bahan

serbuk simplisia daun kering

Daun yang diperiksa : Psdii Folium , Guazumae Folium

Page 5: Laporan Praktikum Iden Simplisia

3. Cortex (kulit batang)

Serbuk direndam dalam air panas selama 30 menit lalu didinginkan

Amati dalam larutan kloralhidrat

4. Radix dan rhizome

Serbuk simplisia direndam akar maupun rimpang kering dalam air panas selama 30 menit

kemudian didinginkan

Amati dalam larutan kloralhidrat

5. Flos

Serbuk simplisia direndam dalam air hangat selama 30 menit dan dinginkan

Diamati dengan mikroskop dalam larutan kloralhidrat

6. Identifikasi simplisia sampel

Melakukan identifikasi mikroskopik serbuk simplisia sampel yang diseterakan

7. Pengenalan simplisia nabati

Contoh simplisia tersebut digambar

Nama simplisia yang diamati ditulis

Deskripsikan wujud secara umum

Cirri khas disebutkan

Melakukan uji organoleptis (warna, bau, rasa) bila perlu dirobek, dipatahkan atau diremuk

Page 6: Laporan Praktikum Iden Simplisia

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1977, Materia Medika Indonesia, jilid I, Depkes RI, Jakarta, pp. 40,45,49,93.

Depkes RI, 1979, Materia Medika Indonesia, jilid III, Depkes RI, Jakarta, pp. 28,79.

Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia, jilid VI, Depkes RI, Jakarta, p.55.

Tilaar, M., 2009, Healthy Lifestyle with Jamu¸ Dian Rakyat, Jakarta, p. 67.

Page 7: Laporan Praktikum Iden Simplisia

PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan identifikasi terhadap simplisia, dengan tujuan praktikan

mampu melakukan identifikasi simplisia secara makroskopik maupun mikroskopik. Secara

makroskopik maksudnya dengan percobaan organoleptis melalui bau, rasa, warna, dan juga

bentukan secara luar, yang dapat dilihat dengan indra. Sedangkan secara mikroskopik maksudnya

dilakukan dengan bantuan mikroskop sehingga praktikan dapat melihat bentukan spesifik yang

dimiliki oleh simplisia tersebut sehingga nantinya kita dapat membedakan antara yang satu

dengan yang lainnya.

Pada penyiapan preparat untuk identifikasi secara mikroskopik, simplisia yang berupa

serbuk diletakkan pada objek glass dan ditetesi dengan larutan kloralhidrat, kecuali pada amilum.

Hal ini dikarenakan jika digunakan pada amilum dapat mengakibatkan melarutkan amilum, oleh

karena itu pada amilum digunakan larutan iodium. Fungsi dari kloralhidrat itu sendiri adalah

untuk mempermudah pengamatan karena larutan ini dapat memisahkan fragmen-fragmen yang

ada kemudian melisiskan sel, sehingga kita dapat mengetahui bentuk spesifiknya. Pada praktikum

ini, hasil pengamatan yang didapat berupa :

Amilum / pati

Pada identifikasi amilum di gunakan 3 simplisia yaitu Amylum manihot , Amylum

solani , Amylum tritici. Jika dilihat secara mikroskopis maka Amylum manihot

mempunyai lamella tapi tidak jelas, bentuknya kecil-kecil di mana di tengahnya

terdapat bentuk lamda. Amylum tritici memiliki bentuk kecil-kecil dan mengelilingi

bagian bulat-bulat yang lebih besar. Sedangkan untuk amylum solani berbentuk elips,

meruncing, pada bagian ujungnya terdapat hilus yang ada serabutnya, lamelanya juga

lebih jelas disbanding Amylum manihot.

Folium (daun)

Digunakan 2 simplisia yaitu Psidii Folium dan Guazumae Folium dalam bentuk

serbuk. Secara organoleptis untuk Psidii Folium mempunyai bau khas aromatic, rasa

kelat, warna putih kehijauan ; sedangkan untuk Guazumae Folium mempunyai bau

khas, rasa agak kelat, warna hijau. Untuk identifikasi secara mikroskopisnya daun

jati belanda memiliki cirri khas yaitu rambut penutup berbentuk bintang, daun jambu

biji terdapat mesofil pada bagian bawahnya.

Page 8: Laporan Praktikum Iden Simplisia

Cortex (kulit batang)

Yang digunakan adalah Burmani Cortex dalam bentuk serbuk. Memiliki bau khas

aromatic, agak manis, bewarna coklat, memiliki sel batu, serabut skelerenkim, sel

minyak.

Radix dan rhizome

Yang diamati adalah Curcumae domestica Rhizoma, baunya khas, rasa agak pahit,

berwarna orange, mempunyai parenkim yang berisi pati, sel sekresi.

Flos (bunga)

Yang diamati adalah Caryophilli Flos, dengan cirri khasnya kristal kalsium oksalat,

kelenjar minyak skizolisigen.

Selanjutnya adalah pengamatan simplisia nabati. Simplisia nabati yang diamati ada 10 yaitu

Usneae Thalus, Cinamomum Burmani Ness, Psidii Folium, Mentha arvensis L, Merremiae

Tubera, Litsae Cortex, Retrofracti Fructus, Syzigiumaromaticum, Kaempferiae Rhizoma,

Andrographic Merba. Pengamatan dilakukan secara makroskopis dan dilihat organoleptisnya

kemudian dibandingkan dengan Materia Medika Indonesia untuk mengetahui standar yang telah

ditetapkan sebelumnya dan untuk mengecek kembali simplisia yang diamati praktikan.